KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena atas karunia dan
hidayah-nya Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum dengan judul“
KERAJAAN KALIANGGA dan SRIWIJAYA”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih mengandung berbagai kelemahan
dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi dan berguna bagi semua
pihak.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih yang mendalam
kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan Makalah ini. Semoga Allah SWT meridhoi dan merahmati segala usaha kita. Amin….
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Kerajaan Kalingga …………………………………………………………………
2.1.1. Kehidupan Politik ………………………………………………………..
2.1.2. Kehidupan Ekonomi ……………………………………………………….
2.1.3. Kehidupan Agama ……………………..................................................
2.1.4. Kehidupan Sosial dan Budaya ……………………………………..
2.1.5. Peninggalan Sejarah ……………………………………………….…….
2.1.6. Penyebab runtuhnya kerajaan Kalingga ……………………….…….
1.3. Tujuan
1. Untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
2. Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan Kalingga dan Kerajaan
Sriwijaya
3. Dapat mengetahui kehidupan pada masa Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.7. Budaya
Kerajaan Sriwijaya banyak dipengaruhi kebudayaan India, pertama ialah kebudayaan
agam Hindu, kemudian diikuti kebudayaan agama Buddha. berdasarkan berbagai sumber
sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam
pikiran Budha Wajrayana digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti
Siddhayatra abad ke-7 seperti Prasasti Talang Tuwo menggambarkan ritual Budha untuk
memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja
Sriwijaya untuk rakyatnya. Menurut berita dari Tibet, seorang pendeta bernama Atica datang
dan tinggal di Sriwijaya (1011-1023 M) dalam rangka belajar agama Budha dari seorang guru
besar yang bernama Dharmapala. Menurutnya, Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di
luar India. Tetapi walaupun Kerajaan Sriwijaya dikenal sebagai pusat agama Budha, tidak
banyak peninggalan purbakala seperti candi-candi atau arca-arca sebaga tanda kebesaran
Kerajaan Sriwijaya dalam bidang kebudayaan.
2.2.8. Agama
Kerajaan Sriwijaya merupakan pusat pertemuan antara para jemaah agama Budha dari
Cina ke India dan dari India ke Cina. Melalui pertemuan itu, di Kerajaan Sriwijaya
berkembang ajaran Budha Mahayana. Bahkan perkembangan ajaran agama Budha di
Kerajaan Sriwijaya tidak terlepas dari pujangga yang berasal dari Kerajaan Sriwijaya
diantaranya Dharmapala dan Sakyakirti. Dharmapala adalah seorang guru besar agama
Budha dari Kerajaan Sriwijaya. Ia pernah mengajar agama Budha di Perguruan Tinggi
Nalanda (Benggala).
3.1. Kesimpulan
Perkembangan kerajaan ho – ling selanjutnya tidak diketahui dengan jelas.
Kemungkinan dipindahkan ke Jawa Timur. Ada satu berita dari China yang mengatakan
bahwa ibukota kerajaan ho-ling dipindahkan ke Jawa Timur oleh Ki-Yen mungkin seorang
rakryan, tapi sebab-sebab kepindahan tidak diketahui. Di Malang, Jawa Timur di desa
Dinoyo ditemukan sebuah prasasti berupa angka tahun 760 M yang isinya mengenai
pembuatan sebuah arca Agastya.
Sedangkan Sriwijaya hanya menyisakan sedikit peninggalan arkeologi dan terlupakan
dari ingatan masyarakat pendukungnya, penemuan kembali kemaharajaan bahari ini oleh
Coedès pada tahun 1920-an telah membangkitkan kesadaran bahwa suatu bentuk persatuan
politik raya, berupa kemaharajaan yang terdiri atas persekutuan kerajaan-kerajaan bahari,
pernah bangkit, tumbuh, dan berjaya di masa lalu.
Di Indonesia, nama Sriwijaya telah digunakan dan diabadikan sebagai nama jalan di
berbagai kota, dan nama ini juga digunakan oleh Universitas Sriwijaya yang didirikan tahun
1960 di Palembang. Demikian pula Kodam II Sriwijaya (unit komando militer), PT Pupuk
Sriwijaya (Perusahaan Pupuk di Sumatera Selatan), Sriwijaya Post (Surat kabar harian di
Palembang), Sriwijaya TV, Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Stadion Gelora Sriwijaya,
dan Sriwijaya Football Club (Klub sepak bola Palembang), semua dinamakan demikian untuk
menghormati, memuliakan, dan merayakan kegemilangan kemaharajaan Sriwijaya.
1. Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu terbesar di Indonesia, bahkan
dijuluki sebagai pusat agama Hindu di luar India.
2. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang sangat kuat dan kaya raya. Terbukti dari
sebutan negara maritimnya.
3. Sejarah Kerajaan Sriwijaya dapat diakses dari prasasti-prasasti peninggalan kerajaan
baik di dalam maupun di lur negeri serta dari berita-berita asing.
4. Faktor penyebab keruntuhan :
a. Berulang kali diserang kerajaan Colomandala
b. Kerajaan taklukan Sriwijaya banyak yang melepaskan diri
c. Terdesak perkembangan kerajaan di Thailand
d. Terdesak pengaruh kerajaan Singosari
e. Mundurnya perekonomian dan perdagangan Sriwijaya
f. Tidak adanya raja yang cakap dan berwibawa
g. Serangan Majapahit dalam upaya penyatuan nusantara
3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik dari
isi maupun cara penulisan. Untuk itu kami, mohon maaf apabila pembaca tidak merasa puas
dengan hasil yang kami sajikan. Kritik dan saran kami harapkan untuk memperbaiki makalah
ini agar lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay
Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet
Muljana, Slamet (2006). F.W. Stapel. ed. Sriwijaya. PT. LKiS Pelangi Aksara.
Taylor, Jean Gelman (2003).Indonesia: Peoples and Histories. New Haven and London: Yale
University Press.
Krom, N.J. (1938). "Het Hindoe-tijdperk". di dalam F.W. Stapel.Geschiedenis van
Nederlandsch Indië. Amsterdam: N.V. U.M. Joost van den Vondel. hlm. vol. I p. 149.
Ahmad Rapanie, Cahyo Sulistianingsih, Ribuan Nata, "Kerajaan Sriwijaya, Beberapa Situs
dan Temuannya", Museum Negeri Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatera Selatan.
Soekmono, R. (2002). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2. Kanisius.
Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, (1992), Sejarah nasional Indonesia:
Jaman kuna, PT Balai Pustaka
Forgotten Kingdoms in Sumatra, Brill Archive
Rasul, Jainal D. (2003). Agonies and Dreams: The Filipino Muslims and Other Minorities".
Quezon City: CARE Minorities. hlm. pages 77.
Sastri K. A. N., (1935). The Cholas. University of Madras.
Kulke, H. (2009). Nagapattinam to Suvarnadwipa: reflections on Chola naval expeditions to
Southeast Asia. Institute of Southeast Asian.