PERANG PATTIMURA
Disusun oleh :
Rudly Abit ikhsani,
Riffo Ade iyans ,
M.aiman khoirul I.,
M. Akyasa syafiqi Ets.
Madrasah Aliyah negeri Pekalongan
Kata pengantar
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atasberkat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa menyelesaikan
makalah dengan tepatwaktu.Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada bapak Fuad Hasan S.Pd selaku guru Mata pelajaran sejarah
Indonesia yang telah membantu penulis dalam mengerjakan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritikdan saran dari semua pihak yang membangun selalu kami harapkan
demikesempurnaan makalah ini.
Dengan ini, kami pengajuan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih
dansemoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat
memberikan manfaat untuksemua pihak. Amin.
_____________________
Bab 1
Pembahasan
A. Latar belakang
Kepulauan Maluku yang terkenal sebagai kepulauan rempah-rempah
mengundang banyak sekali bangsa besar yang ingin datang untuk
menguasainya, terkhusus oleh bangsa Eropa, mulai dari kedatangan bangsa
Spanyol, Portugis, Inggris dan kemudian bangsa Belanda yang memonopoli
perdagangan dengan cara yang salah. Hal inilah yang menjadi alasan bangsa
Maluku melakukan pemberontakan.
3. Kekurangan uang yang diderita oleh pemerintah Belanda pada masa itu.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan pembahasan
Bab 2
Pembahasan
A. Biografi PATTIMURA
Thomas Matulessy alias Kapitan Pattimura lahir di desa Haria pulau Saparua
pada tanggal 8 juni 1783. Thomas adalah keturunan dari keluarga besar
Matulessia (Matullessy) di desa Haria pulau Saparua.Pattimura beragama
Kristen Protestan. Ia adalah mantan sersan mayor dinas militer Inggris. Ia
bisa membaca dan menulis juga memperoleh didikan militer, dan karena
pendidikannya itu, dia
diangkat menjadi pemimpin pemberontakan
B. Perang PATTIMURA
Selama periode akhir abad 18 sampai permulaan abad 19, Inggris telah
mengambil alih kekuasaan atas wilayah Maluku dari tangan Belanda
sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1798 – 1803 sewaktu Napoleon
menguasai Balanda di mana Belanda dimasukan kedalam kekuasaan
kerajaan Perancis dan pada tahun 1810 -1817. Kekuasaan Inggris pada
period ke 2 di peroleh melalui peperangan dengan direbutnya Benteng
Victoria pada 10 Agustus 1810. Pada saat yang sama di Benteng Duurstede
(Saparua) suara dentuman meriam terdengar disusul oleh naiknya bendera
Inggris. Peristiwa ini disaksikan juga oleh Thomas Matulessy, Johannis Kakak
Thomas, Philips Latumahina dan Anthone Rhebok.
Corps limaratus hanya bertahan 6 tahun lebih, karena pada bulan Mei 1817
corps ini harus dibubarkan karena Belanda.Kembalinya Belanda disambut
dengan berbagai kekecawaan, ini kelihatan dari sikap rakyat yang
membangkang tehadap kerja rodi dan monopoli. Dalam waktu singkat van
den Berg berhasil membuat dirinya orang yang paling dibenci di negeri ini.
Melihat kenyataan ini Thomas dan kawan-kawan bekas anggota korps 500,
mulai bergerak. Pada tanggal 3 Mei 1817 mereka mengadakan pertemuan
di rumah Thomas untuk membicarakan keadaan tersebut. Rapat berikutnya
dilakukan tanggal 9 Mei 1817, di hutan Haria. Pada saat itu hadir juga
Philips Latumahina dan Anthone Rhebok.
Setibanya di rumah Patih Haria, kepada van den Berg Kapitan Pattimura
mengantarkan pulang ke benteng dan Thomas Matulessy menjamin akan
pulang dengan selamat.Kemudian van den Berg diantar oleh Kapitan
Pattimura dengan kawan-kawan sampai di kaki Benteng Duurstede.
Sebelum van den Berg menaiki tangga benteng untuk memasuki benteng
Kapitan Pattimura menyalami residen sambil mengucapkan selamat.
Sejak saat itu (15 Mei 1817) Benteng Duurstede di kepung oleh rakyat
Lease. Pasukan Belanda di dalam Benteng menjadi panik dan ketakutan.
Pada keesokan harinya tanggal 16 Mei 1817. menjelang subuh Kapitan
Pattimura berada di depan pasukannya. Ia memberi isyarat untuk maju dan
gelombang manusia itu maju kedepan menuju Benteng Duurstede.
pintu benteng terbuka dan kelihatan Residen van der Berg keluar sambil
mengipas-ngipas bendera putih. Tetapi ia terjatuh karena kena tembakan.
Rakyatpun menyerbu masuk benteng melalui pintu maupun memanjat
dinding tembok. Benteng Duurstede dan pasukan Belanda yang ada di
dalamnya dapat ditaklukan. Semua tentara Belanda dibunuh termasuk istri
van den Berg dan salah seorang anaknya. Sedangkan seorang anak yang lain
ketika akan dibunuh, dilarang oleh Kapitan Pattimura.da menyerahkan anak
itu kepada Simon Pattiwael untuk dirawat dan dipelihara.
Setelah selesai berdoa, yang pertama kali naik ke tiang gantungan adalah:
Philip Latumahina, kemudian Anthoni Ribok dan yang ketiga Said Perintah
disusul Thomas Matulesy. Keempat orang ini telah menjalankan
hukumannya dengan raut muka yang gagah berani. Setelah itu dengan
tegap Thomas berjalan kearah tiang gantungan dan sebelum di gantung ia
mengucapkan: “Selamat Tinggal” dan tali gantungan itu dipasang olehnya
sendiri ke lehernya.Kapitan Pattimura dan kawan-kawan telah pergi sebagai
pahlawan besar Maluku dan Bangsa Indonesia. Tindakan mreka pasti
dikagumi Belanda tapi tidak dinyatakan.
Bab 3
Penutup
A. Kesimpulan