Disusun Oleh :
Bunga Maharani
KELAS XI MIPA 3
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik dan
tepat waktu.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini ialah demi memenuhi tugas
kelompok mata pelajaran Sejarah dengan berjudul “Perlawanan Thomas
Matulessy”. Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat banyak bantuan
dari pihak-pihak tertentu. Maka dari itu,kami mengucapkan banyak terimakasih
atas bantuan dan dukungannya dalam penyelesaian makalah ini.
Meskipun kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan
makalah ini, namun ternyata masih banyak kesalahan yang terdapat di
dalamnya karena tidak ada yang sempurna di dunia ini. Oleh karena nya, kami
meminta maaf dan memohon agar pembaca memberi kritik dan saran agar di
masa mendatang makalah selanjutnya akan lebih baik lagi. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembacanya terlebih terhadap saya sendiri.
Penyusun
PEMBAHASAN
Kini Belanda di atas angin, dan Pattimura makin terdesak dan terpaksa
harus melawan secara gerilya. Usaha pembersihan kemudian dilakukan Belanda
untuk meredam terulangnya kembali pemberontakan dan yang paling utama
adalah menangkap Pattimura.
Usaha Belanda menangkap Pattimura terus menerus mengalami
kegagalan dan akhirnya Pattimura ditangkap di sebuah rumah di daerah
SiriSori.Pattimura dapat ditangkap karena pengkhianatan salah satu anak
buahnya. Karena Pattimura bukanlah raja maka dia diperlakukan seperti
tawanan perang rendahan. Tertangkapnya Pattimura ini tidak membuat surut
perlawanan Maluku. Raja Manusama Paulus Tiahahu dari Abobu, Nusa Laut
terus melakukan pemberontakan dengan cara membajak kapal-kapal Belanda.
Untuk menumpas pemberontakan Belanda bertindak sangat kejam
dalam menghukum daerah yang dicurigai sebagai sarang pemberontak. Rumah-
rumah dibakar. Orang-orang Ternate dan Tidore yang membantu Belanda
diijinkan untuk merampok dan merampas desa-desa di Saparua.
Raja Abobu Manusama Paulus Tiahahu akhirnya berhasil ditangkap
beserta putrinya Christina Martha Tiahahu yang masih kecil (kurang lebih 17
tahun). Komodor VarHuell diperintahkan memimpin kapal perang Evertzen ke
Nusa Laut. Sesampainya di Nusa Laut Evertzen mendapat penumpang istimewa
yaitu Paulus Tiahahu dan anaknya Christina Martha Di pantai telah berkumpul
rakyat Nusa Laut. Kemudian raja digiring ke geladak kapal dan ditembak di
depan anaknya dan disaksikan oleh rakyatnya dari pantai. Akhirnya karena
masih kecil, Christina Martha dibebaskan. Tetapi Christina malah meneruskan
perlawanan bapaknya. Sampai akhirnya ia kembali tertangkap bersama 39
orang sisa pengikutnya. Akhirnya 40 orang tahanan itu dibawa ke Batavia
dengan kapal Evertzen-kapal tempat ayah Christina dihukum mati-. Di tengah
perjalanan Christina tidak mau makan, sampai akhirnya ia mati kelaparan. Pada
tanggal 1 Januari 1818 jenasah Christina dibuang ke laut.
Pada tanggal 16 Desember 1817, para pemimpin perlawanan Maluku
dihukum gantung di Benteng Nieuw Victoria di tepi pantai Ambon. Mereka
adalah Pattimura, Anthoni Ribok, Philip Latumahina, dan Said Parintah. Anak
Residen Van den Berg yang telah dikembalikan kepada Belanda diharuskan
menyaksikan hukuman ini. Upacara eksekusi ini cukup megah karena
dimeriahkan dengan formasi kapal perang Belanda dan kora-kora Ternate dan
Tidore, salvo meriam dan marching band. Kemudian paduan suara gereja
menyanyikan lagu-lagu rohani. Kemudian seorang tentara berpangkat kapten
membacakan keslaahan-kesalahan Pattimura dan kawan-kawan untuk kemudian
membacakan keputusan vonis mati dengan digantung. Sebelum digantung
Pattimura mengucapkan sebuah kata-kata yang terkenal. ”Pattimura-Pattimura
tua boleh mati tetapi Pattimura-Pattimura muda akan bangkit kembali dan
melawan.” Akhirnya matilah Pattimura dan kawan-kawan. Jenasah-jenasah
para pemberontak ini dibiarkan bergantung di muka umum sampai membusuk.
Jean Lubbert-anak Van den Berg-, memohon kepada Pemerintah
Belanda agar ia diizinkan melengkapi namanya menjadi Van den Berg Van
Saparua untuk mengenang Pattimura. Perlawanan rakyat Maluku berhenti
setelah banyak pemimpin yang tertangkap atau terbunuh.
PENUTUP
Kesimpulan