Anda di halaman 1dari 4

Nama : Jessika Meidina

NIM : 20101119220002

Prodi : Pendidikan Biologi Kelas B

Resume Kelompok 11

Masjid Sebagai Pusat Kebudayaan dan Peradaban Islam

A. Pengertian Masjid
Secara etimologi, kata masjid berasal dari bahasa Arab, kata pokoknya “sujudan”, fi’il
madhinya “sajada” (ia sudah sujud) lalu menjadi isim “masjidu” yang berarti tempat sujud.
Sedangkan secara terminologi, untuk mendapatkan makna “masjid” yang integral, maka
harus ditinjau dari berbagai segi, dari historis dan filosofis.
Masjid adalah suatu bangunan yang mempunyai nilai kudus bagi umat Islam sebagai
tempat ibadah, terutama dalam jamaah. Namun, pada sisi lain masjid juga sebagai tempat
untuk menaburkan benih pengembangan dan pembinaan umat Islam, baik menyangkut segi
peribadatan, pendidikan maupun segi sosial dan kebudayaan.
B. Fungsi Masjid
1. Masjid Sebagai Tempat Beribadah
Masjid merupakan tempat sujud sehingga fungsi utamanya adalah sebagai tempat
shalat. Seperti yang kita ketahui bersama, makna ibadah dalam Islam memiliki arti
luas dalam segala aktivitas kehidupan yang ditujukan untuk mendapatkan ridha Allah
SWT
2. Masjid Sebagai Tempat Menuntut Ilmu
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu agama
yang merupakan fardu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik
ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di
masjid.
3. Masjid Sebagai Pusat Pembinaan Jamaah
Masjid berperan dalam mengkoordinir umat Islam disekitarnya guna menyatukan
potensi dan kepemimpinan umat.
4. Masjid Sebagai Pusat Da’wah dan Kebudayaan Islam
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut untuk
menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya Islami. Di masjid pula direncanakan,
diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan kebudayaan Islam
yang menyahuti kebutuhan masyarakat.
5. Masjid Sebagai Pusat Kaderisasi Umat
Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, masjid memerlukan
aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan berkesinambungan
sehingga pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di masjid sejak mereka
masih kecil sampai dewasa.
6. Masjid Sebagai Basis Kebangkitan Umat Islam
Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum, ekonomi,
politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba untuk diaplikasikan
dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan
nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif
bijaksana digulirkan.
7. Masjid Sebagai Tempat Dakwah
Keseluruhan aktifitas transosial umat islam di masjid pada dasarnya merupakan
aktifitas dakwah. Hal ini terutama merujuk kepada makna dakwah sebagai
keseluruhan aktifitas menuju upaya perbaikan kualitas hidup manusia dengan
dilandasi nilai-nilai tauhid. Fungsi masjid dalam dakwah merupakan fungsi yang
sangat penting.
C. Masjid Pada Zaman Nabi Muhammad SAW
Ketika Rasulullah SAW, sampai di kota Madinah dalam perjalanan hijrah yang panjang.
Beliau bukannya mendirikan istana, sebagai tempat kediamannya atau mendirikan benteng
untuk pertahanan dari serangan kafir Quraisy atau membangun pasar guna menghidupkan
perekonomian umat. Namun yang pertama didirikan Rasulullah SAW adalah masjid yaitu
Masjid Nabawi yang berfungsi sebagai pusat kegiatan umat. Hal ini memberi sinyal betapa
besarnya keberadaan dan keutamaan masjid bagi Rasulullah SAW, dalam membina umat dan
memajukan dakwah Islam.
Sistem pengajaran di masjid biasanya menggunakan sistem halaqah, di mana guru hanya
membaca dan menerangkan pelajaran sedangkan siswa mempelajari atau mendengarkan saja,
hampir serupa dengan sistem klasik yang digunakan saat ini.
Metode bandongan adalah metode dimana guru membaca dan menjelaskan isi kitab,
dikerumuni oleh sejumlah murid yang masing-masing memegang kitab yang serupa,
mendengarkan dan mencatat informasi yang diberikan guru tentang pembahasan dalam kitab
tersebut pada lembaran kitab atau di atas kertas catatan. Sedangkan metode sorogan adalah
metode dimana siswa menunjukkan sebuah kitab di depan guru, kemudian guru memberikan
petunjuk bagaimana membaca, menghafal, dan menerjemahkan serta mentafsirkannya.
D. Tujuan Masjid untuk Pengembangan Pendidikan Islam
Masjid sebagai lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh umat Islam juga berfungsi
memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat terutama berkaitan dengan kegiatan
pendidikan keagamaan. Oleh karena itu, model penyelenggaraan pendidikan di masjid
termasuk dalam kategori pendidikan keagamaan, yang dalam UU Sisdiknas 2003 disebutkan
bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan atau menjadi
ahli ilmu agama (UU Sisdiknas, Pasal 26 dan 30, 2003).
Masjid dalam perspektif pendidikan nasional di Indonesia adalah merupakan wadah atau
lembaga pendidikan Islam yang akomodatif terhadap aspirasi umat Islam dan berorientasi
kepada pelaksanaan misi Islam melalui tiga dimensi pengembangan kehidupan manusia, yaitu
1. Dimensi kehidupan ukhrawi yang mendorong manusia untuk mengembangkan dirinya
dalam pola hubungan yang serasi dan seimbang dengan Tuhannya.
2. Dimensi duniawi yang mendorong manusia sebagai hamba Allah untuk mengembangkan
dirinya dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai Islam.
3. Dimensi kausalitas hubungan dunia dan akhirat yang mendorong manusia untuk berusaha
menjadikan dirinya sebagai hamba yang utuh dan lengkap dalam ilmu dan amal, serta
sekaligus menjadi pendukung dan pelaksana nilai-nilai Islam (Arifin, 1999).

Menjadikan masjid sebagai lembaga alternatif pengembangan pendidikan Islam, karena


masjid secara tegas dapat berimplikasi sebagai tempat pendidikan sebagaimana kata
Abdurahman an-Nahlawi (1983) yaitu:

a. Mendidik anak untuk tetap beribadah kepada Allah SWT.


b. Menanamkan rasa cinta kepada ilmu pengetahuan, dan menanamkan solidaritas sosial,
serta menyadarkan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai insan pribadi, sosial,
dan warga negara.
c. Memberikan rasa ketentraman, kekuatan dan kemakmuran potensi-potensi rohani
manusia melalui pendidikan kesabaran, keberanian, kesadaran, perenungan, optimis,
dan mengadakan penelitian.
H. M Yunan Nasution (1988) menulis bahwa, masjid sebagai lembaga pendidikan Islam
(dakwah) paling tidak ada tiga sasaran implikasi yang perlu dijadikan prioritas dalam
mengembangkan kualitas manusia, yaitu:
1. Meningkatkan dasar-dasar pengetahuan peserta didik tentang pokok-pokok ajaran
Islam, sehingga mereka menyadari dan menghayati kelengkapan Islam sebagai way of
life.
2. Melatih atau mentradisikan peserta didik untuk melakukan kegiatan ritual murni
berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW sehingga mereka selalu
komunikatif dengan Allah SWT, yang akhirnya terbentuk suatu kemandirian, optimis,
berdedikasi dan sebagainya.
3. Mendidik peserta didik untuk peka dan merasa terpanggil terhadap persoalan kehidupan
sosial, melaksanakan amal ma’ruf dan nahi munkar, serta menyatu dengan kehidupan
umat manusia.
E. Mengoptimalkan Masjid Sebagai Pemberdayaan Umat Islam
Salah satu komponen penting dalam pengembangan masjid adalah peran remaja. Remaja
menjadi penting untuk menghidupkan masjid karena sifat dasar dari remaja atau pemuuda itu
sendiri yaitu penuh ide kreativitas dan inovasi.Sehingga kegiatan masjid akan lebih bervariatif
dan tidak monoton serta mampu menarik perhatian para jamaah dari kalangan anak muda.
Diharapkan para generasi kalangan anak muda akan menjadi penerus sebagai pengurus masjid
juga menghasilkan pemimpin-pemimpinyang cinta pada masjid seperti sahabat-sahabat
Rasulullah SAW.
Pengelolaan masjid juga harus mampu mengembalikan peranan masjid dalam mengatasi
keterbelakangan umat, khususnya dalam mengatasi kebodohan dan kemiskinan. Sebagai
langkah awal, masjid harus mampu menggali potensi zakat yang dipergunakan untuk
pemrograman pemberdayaan umat. Masjid seharusnya bisa berperan dalam mengumpulkan,
mengelola, dan membayar zakat, tidak hanya zakat fitrah tetapi juga zakat penghasilan,
pertanian, perniagaan, perusahaan, dll.
F. Masjid Masjid Yang Ada di Kalimantan Selatan
1. Masjid Sultan Suriansyah
2. Masjid Al-A'la di Desa Jatuh, Barabai
3. Masjid Jami' Sungai Jingah
4. Masjid Keramat Al-Mukarramah di
5. Banua Halat, Tapin
6. Masjid Su'ada di Desa Wasah Hulu Sungai Selatan

Anda mungkin juga menyukai

  • RPP Virus
    RPP Virus
    Dokumen8 halaman
    RPP Virus
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • LKPD Virus
    LKPD Virus
    Dokumen5 halaman
    LKPD Virus
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • Materi Virus
    Materi Virus
    Dokumen7 halaman
    Materi Virus
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • RPP Virus
    RPP Virus
    Dokumen6 halaman
    RPP Virus
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen10 halaman
    Kelompok 3
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • LKPD Jamur
    LKPD Jamur
    Dokumen1 halaman
    LKPD Jamur
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Dokumen8 halaman
    Kelompok 2
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • EMBRIOLOGI
    EMBRIOLOGI
    Dokumen6 halaman
    EMBRIOLOGI
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen21 halaman
    Kelompok 1
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • #2 Embriologi - Blastula
    #2 Embriologi - Blastula
    Dokumen16 halaman
    #2 Embriologi - Blastula
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN ZOOIN Laboratorium
    LAPORAN ZOOIN Laboratorium
    Dokumen65 halaman
    LAPORAN ZOOIN Laboratorium
    jessika meidina
    Belum ada peringkat
  • PP 2
    PP 2
    Dokumen8 halaman
    PP 2
    jessika meidina
    Belum ada peringkat