Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA KOMUNITAS SEL

DALAM PERSEKUTUAN KRISTIANI


PADA GEREJA PANTEKOSTA KUDUS INDONESIA (GEPKIN)
PASAR REBO JAKARTA

Iin Nur Indrayani Sihombing


STT Paulus Jakarta

ABSTRACT
Komunitas Sel atau disebut juga dengan Komsel adalah suatu komunitas kecil
yang sengaja dibentuk oleh sekelompok pekerja gereja, terdiri dari beberapa
orang yang ingin berkumpul untuk mendukung dan memperkuat diri mereka
sehingga terus bertumbuh dalam iman Kristus. Persekutuan kristiani yang
terbentuk dalam Komsel ini secara persuasif akan membawa kebangunan rohani
bagi jemaat dan masyarakat pada umumnya sehingga pertumbuhan gereja dan
penginjilan pun dapat terus berkembang. Komsel umumnya terdiri dari
sekelompok orang mulai dari 4-12 orang, bahkan bisa dilakukan oleh hanya 3
orang saja yang berinteraksi secara pribadi. Dapat juga dikatakan bahwa Komsel
adalah sebuah keluarga kecil jemaat gereja yang secara spiritual bersekutu
dengan Kristus sebagai pemimpinnya. Mengapa Komsel sangat diperlukan?
Disadari bahwa peradaban dan budaya kehidupan manusia semakin
berkembang sejalan dengan kemajuan zaman. Manusia tidak luput
diperhadapkan dengan berbagai masalah kehidupan. Berangkat dari masalah
inilah diaken gereja GEPKIN Pasar Rebo membentuk Komsel dalam upaya
membina dan mempererat persekutuan kristiani agar mereka tetap teguh dalam
iman dan dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dengan baik.
Saluran mukjizat akan terjadi dalam Komsel yang dibentuk sehingga kualitas
maupun kuantitas jemaat gereja akan semakin bertambah dan bertumbuh.
Kata kunci: Komsel, Persekutuan Kristiani, Penyelesaian permasalahan.

ABSTRACT
Home cell group or also known as Komsel is a small community deliberately
formed by a group of church workers, consisting of several people who want to
come together to support and strengthen themselves so that they continue to
grow in the faith of Christ. The Christian fellowship that forms in the Komsel will
persuasively bring spiritual revival to the congregation and society in general so
that church growth and evangelism be able to develop. Komsel generally consists
of a group of 4-12 people, it can even be done by only 2 people who interact
personally. It can also be said that Komsel is a small family of church members
who are spiritually allied with Christ as their leader. Why is Komsel so necessary?
It is realized that civilization and culture of human life are growing in line with the
progress of the times. Humans do not escape faced with various problems of life.
Departing from this problem, the deacons of GEPKIN Pasar Rebo church formed
the Komsel in an effort to foster and strengthen Christian fellowship so that they
remain steadfast in their faith and can resolve any existing problems properly.

19
Pentingnya Komunitas Sel Dalam Persekutuan Kristiani
(Iin Nur Indrayani Sihombing)

The Miracle will occur in Komsel which is formed so that the quality and quantity
of church congregations will increase and grow.
Keywords: Komsel, Christian fellowship, Problem solving.

PENDAHULUAN

Persekutuan dan persahabatan sangat diperlukan oleh makhluk sosial khususnya di


era post modernisasi seperti saat ini. Hubungan interaksi seseorang dengan orang lain
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sifat seseorang. Baik kehidupan rohani maupun
kehidupan intelektual, dan sosial seseorang akan dipengaruhi oleh persahabatan dan
pergaulan yang dipilihnya. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi setiap orang Kristen
untuk memilih sahabat-sahabat rohani untuk dapat saling menguatkan dalam persekutuan
kristiani yang sejati.

Kualitas orang percaya ditentukan oleh bagaimana kita menjalani hidup sesuai
dengan panggilan kita sebagai pribadi, persekutuan, maupun di dalam gereja. Salah satu
panggilan itu adalah menjalankan tanggungjawab sosial. Oleh karena itu, patutlah kita
bertanya, seberapa jauh kita telah menjalankan tanggungjawab sosial, baik secara individual
maupun komunal?

Komunitas Sel yang disebut juga dengan Komsel merupakan suatu komunitas kecil
yang sengaja dibentuk, terdiri dari beberapa orang untuk saling mendukung dan
menguatkan yang terus bertumbuh dalam iman Kristus. Dapat juga dikatakan bahwa Komsel
merupakan sebuah keluarga kecil jemaat gereja dengan Kristus sebagai kepala
pemimpinnya.

Keluaran 18 diceritakan bahwa Musa mengalami kesulitan ketika mengatur dan


melayani orang Israel di padang gurun belantara. Dia melayani dari pagi hingga malam,
mendengarkan segala tuntutan bangsa Israel dan memberikan keputusan sebagai solusi
jalan keluar dalam menyelesaikan perkara-perkara mereka. Tergeraklah hati Yetro, mertua
Musa, memberi nasehat agar Musa mendelegasikan wewenangnya supaya ia tidak
menanggung sepenuhnya keperluan umat Israel tersebut. Dikatakan, “Di samping itu
kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-
orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka
di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin
lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili
di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu,
tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka
meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut
menanggungnya.” (Keluaran 18: 21-22).

Jelas di sini menggambarkan bahwa pendelegasian wewenang itu adalah suatu


bagian yang penting dari kehendak Allah. Dengan demikian, sangatlah perlu bagi gereja
membentuk Komsel lewat para majelis agar mereka melakukan kebaktian dan persekutuan
dari rumah ke rumah, sehingga mereka dapat mengajar jemaat yang berhimpun dan
bersekutu di situ, berdoa bersama dan saling mendoakan, menyemangati dan mendorong
untuk saling tolong menolong satu sama lain sehingga kuat dalam persatuan persaudaraan
kristiani. Dapat dipastikan disini gereja akan bertumbuh subur dengan cara persekutuan
20
WIDYA WASTARA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol. 2, No. 2, Mei 2022

jemaat yang saling mengundang relasinya sesama jemaat, juga para tetangga sekitarnya
untuk bisa saling menguatkan satu sama lain. Kemudian di hari Minggu, masing-masing
mereka bisa membawa jiwa-jiwa baru ke gereja untuk melakukan kebaktian Minggu
bersama.

Komsel dibentuk oleh gereja untuk melayani beberapa kelompok jemaat. Komsel
dapat dilakukan minimal seminggu sekali di luar hari Minggu dan dilakukan dari rumah ke
rumah. Kebaktian Komsel dapat diawali dengan memanjatkan doa dan puji-pujian,
kemudian diteruskan dengan doa syafaat, khotbah singkat memberitakan firman Tuhan, ini
bertujuan untuk menguatkan jemaat, setelah itu barulah mengambil persembahan.
Sebaiknya setiap kebaktian haruslah diakhiri dengan kesaksian, berdoa untuk kesembuhan,
doa penutup dan berkat. Kebaktian Komsel harus diketahui oleh gembala sidang sebagai
penanggung jawab penuh.

Dalam membangun Komsel yang dilakukan secara terus menerus dan


berkesinambungan maka diperlukan disiplin dan komitmen yang tinggi agar Komsel dapat
terus bertahan dalam persekutuan kristiani. Komsel dalam kuantitas kecil masih bisa diatur
dengan baik, namun jika diperhadapkan pada jemaat dalam jumlah besar, maka perlu
berhikmat dalam mengaturnya, seperti pada kasus Musa dalam menangani perkara bangsa
Israel di atas.

Demikian juga gereja Gepkin Pasar Rebo Jakarta saat ini masih dalam jumlah kecil
sehingga masih mudah dalam penanganannya, namun secara administratif sudah
mempersiapkan diri untuk menyongsong jemaat gereja yang semakin bertumbuh.

PERMASALAHAN

Mengapa kita harus melayani Tuhan dan sesama? Karena Tuhan Yesus sendiri
semasa hidupnya Ia melayani Allah dan Ia datang bukan untuk dilayani melainkan untuk
melayani. Komsel pun dibentuk untuk melayani Allah dan sesama. Melayani bukan hanya
sekedar sibuk di sana sini, melainkan suatu upaya mengosongkan diri untuk menempatkan
kepentingan pribadi di bawah kepentingan Tuhan dan orang lain.

Misi sosial gereja adalah upaya gereja yang secara sadar mencegah dan mengatasi
permasalahan yang muncul di tengah masyarakat dan jemaat, seperti ketidakadilan,
kemiskinan, sakit penyakit, krisis finansial, dan lain sebagainya. Berangkat dari berbagai
persoalan inilah kadang manusia tidak tahu harus pergi kemana mencari jalan keluarnya.
Inilah yang menjadi tugas Komsel yaitu menjaga jemaatnya agar tidak lari ke lain hati dalam
menyelesaikan permasalahannya melainkan tetap bersekutu dalam Komunitas selnya karena
pertolongan daripada Tuhan itu lebih baik daripada menyelesaikan dengan cara yang salah,
sehingga keluarga Komsel tetap teguh dalam iman, Tuhan pasti memulihkan namun butuh
waktu kesabaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gereja merupakan rumah tangga rohani orang Kristen. Di sanalah kita mendapat
pemeliharaan rohani, dihiburkan, dan dipersiapkan untuk masyarakat sorgawi, dimana pada
akhirnya segenap keluarga Allah akan berkumpul dan bersekutu, karena kerinduan TUHAN
tak lain adalah gereja yang bertumbuh. Pertumbuhan gereja datangnya dari Allah. Sebagai
umat Kristiani dan jemaat Allah, kita mempunyai tugas dan tanggungjawab bagaimana
menjadikan gereja dapat bertumbuh dan sehat.
21
Pentingnya Komunitas Sel Dalam Persekutuan Kristiani
(Iin Nur Indrayani Sihombing)

Gereja yang sehat yaitu memiliki ibadah raya, adanya pemimpin Komsel dan
terbentuknya Komsel itu sendiri. Dengan adanya Komsel maka kesatuan persaudaraan
jemaat gereja akan terbentuk dengan baik. Gereja yang sehat adalah gereja yang memiliki
gaya hidup Yesus yaitu fokus akan jiwa-jiwa bukan hanya kepada program semata.

Prinsip Komsel 3-M adalah:

1. UP yaitu Mengalami Kristus. Perjumpaan kasih, kuasa dan kebenaran Kristus, semua
ini melalui penyembahan, sharing dan doa. Beribadah ke gereja dan komitmen
membaca Alkitab setiap hari.

2. IN yaitu Membangun hubungan yang terdiri dari gaya hidup Komsel dengan adanya
pertemuan antar jemaat, terjalinnya komunikasi dan keterbukaan, dapat memenuhi
kebutuhan anggota Komsel, saling mengaku dosa dan saling mendoakan, mengenali
potensi dan memaksimalkan antar anggota Komsel agar dapat berfungsi baik dalam
pelayanan.

3. OUT yaitu Menjangkau jiwa dengan melakukan doa-doa syafaat khusus.

Pemimpin Komsel mempunyai tanggungjawab dan tugas utama yaitu menjangkau


jiwa baru, mengasihi dan membina anggota Komsel untuk dapat bertumbuh, serta memiliki
hati melayani dan mau diajar. Setiap Komsel memiliki 1 pemimpin Komsel dengan 2-3 Team
inti dan setiap Komsel terdiri dari minimum 4 – 12 orang.

Tugas dan wewenang dari pengawas area adalah selain menjadi pemimpin
Komselnya sendiri, dia juga mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai mentor bagi
Komsel-komsel lain dibawahnya dan menghasilkan pemimpin-pemimpin Komsel baru.
Pengawas area wajib mengunjungi kegiatan setiap Komsel dan melakukan hubungan
informal dengan pemimpin Komsel lainnya. Idealnya pertemuan rapat internal dilakukan
setiap 2 bulan untuk mengevaluasi jalannya kegiatan Komsel.

Tujuan Komsel adalah mempraktekkan gaya hidup Allah sehingga setiap anggotanya
bertumbuh ke arah kesempurnaan Kristus dengan meluaskan kerja Kristus dalam
menyatakan kuasa, kasih dan kebenaran firman Tuhan di tengah-tengah jemaat serta
melipat gandakan gaya hidup tersebut kepada orang lain. Gaya hidup Kristus yang dimaksud
terdapat dalam Lukas 4: 18-19, firman Tuhan berkata, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab
Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, dan
Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk
memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Dengan demikian yang menjadi gaya

22
WIDYA WASTARA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol. 2, No. 2, Mei 2022

hidup Yesus adalah kesaksian/penginjilan, pemulihan batin, kesembuhan/mukjizat,


pelepasan dan pemuridan atau pembinaan.

Sasaran Komsel adalah:

Menjadi murid Kristus.

o Setiap orang percaya membangun dan dibangun ke arah kepenuhan Kristus dengan
nilai-nilai kehambaan dan kasih persaudaraan.

Menjadi Komsel yang sehat dan bermultiplikasi.

o Mempraktekan gaya hidup Allah, memenangkan jiwa, menindak-lanjuti dan membina


jiwa baru serta melatih semua anggota sel menjadi pemimpin yang melayani.

Menjadi Komsel yang memberkati.

o Komunitas sel dibentuk Allah untuk ikut menjadi berkat bagi gereja lokal, generasi,
kota, suku-suku bangsa serta bangsa-bangsa lain.

Acara dalam pertemuan Komsel:

1. Pembukaan

2. Pujian dan penyembahan

3. Firman Tuhan

4. Sharing kesaksian

5. Saling mendoakan (sakit penyakit, luka batin, kebutuhan doa, dll..)

6. Fellowship (bangun hubungan, makan dan minum bersama bila ada)

Selain tugas dan tanggungjawab di atas, Pemimpin Komsel juga berfungsi sebagai
fasilitator, yaitu menjembatani supaya jemaat yang hadir dapat memahami materi yang
dibahas dengan lebih mudah melalui acara interaktif yaitu dengan menggunakan
serangkaian metode dan kemampuannya. Terdapat 6 cara atau metode facilitating yaitu:

1. Letting, yaitu membiarkan para peserta yang sudah aktif untuk saling berinteraksi.

2. Speaking, yaitu fasilitator yang menyampaikan pengalamannya kepada para peserta.

3. Framing, yaitu fasilitator membuat batasan pembicaraan agar peserta fokus pada satu
materi yang didiskusikan.

4. Indirectly, yaitu membantu agar terjadi interaksi dengan mengajukan pertanyaan


yang harus dijawab oleh para peserta.

5. Directly, yaitu fasilitator yang langsung mengarahkan peserta.

6. Debrief, yaitu fasilitator yang meminta para peserta untuk menghubungkan hasil
interaksi dengan peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.

Komsel sejati memiliki rasa persaudaraan yang tinggi sehingga mampu menciptakan
rasa aman bagi pesertanya. Visi utama dari Komsel adalah termotivasi agar semakin serupa
dengan Kristus. Dan setiap anggota Komsel harus berhikmat dengan dapat membedakan,
membenci dan mematikan perbuatan-perbuatan daging seperti saling membangun agar
selalu dapat berjalan di dalam Roh Allah. Setiap anggota Komsel pun menyadari bahwa

23
Pentingnya Komunitas Sel Dalam Persekutuan Kristiani
(Iin Nur Indrayani Sihombing)

setiap tindakan yang dilakukan haruslah mengandalkan kuasa Allah. Bekerja melayani dalam
Komsel merupakan alat Roh Kudus yang dipersiapkan Tuhan untuk mengasihi sesama.

Keberhasilan Komsel dapat diukur dengan melihat bahwa setiap Komsel minimum
harus multiplikasi yaitu 1x merintis 1 Komsel Baru dalam 1 tahun. Minimum 60% anggota
Komsel berfungsi dalam pelayanan gereja. Minimum 90% anggota Komsel setia mengikuti
Ibadah Raya di gereja. Nah, untuk dapat mencapai target Komsel yang sudah ditetapkan itu
maka diperlukan kehidupan pribadi yang mengalami Kristus dan membangun hubungan
intim dengan-Nya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipraktekkan adalah Power encounter
(Kuasa), Love encounter (Kasih), dan Truth encounter (Kebenaran).

• Power Encounter (Kuasa), tanpa membangun hubungan yang baik dengan orang lain,
niscaya Roh Kudus tidak dapat bermanifestasi secara penuh sehingga kita tidak
mengalami yang namanya kuasa Allah. Begitu juga sebaliknya, tanpa mengalami
kuasa, maka kita akan sulit membangun hubungan dengan Ilahi. (1Kor 12: 7; Mat 18:
14-20)

• Love Encounter (Kasih), tanpa mengalami kasih Allah melalui salib, kita pun akan sulit
mengasihi sesama kita. Demikian juga sebaliknya, tanpa saling mengasihi, maka kasih
Allah belum sempurna di dalam kita. (1Yoh 4: 10-12)

• Truth Encounter , karena tanpa mengalami kebenaran, maka kita akan sulit
membangun hubungan sejati baik dengan sesama maupun dengan Tuhan (Kolose 3:
16).

Bagaimana mempraktekkan Kuasa, Kasih dan Kebenaran itu secara maksimal?


Pertama, harus ada keterkaitan antara acara pertemuan Komsel dengan gaya hidup anggota
Komsel sehari-hari. Mengapa? Karena dengan gaya hidup sehari-hari akan memperkuat
acara pertemuan Komsel. Dan acara pertemuan Komsel tersebut akan memberdayakan gaya
hidup anggota Komsel sehari-hari. Power, Love, dan Truth harus dipraktekkan dalam acara
pertemuan Komsel maupun dalam gaya hidup sehari-hari.

Agenda pertemuan Komsel menghadirkan 3-S yaitu Suasana dan Arah, Sembah dan
Saling membangun. Baik kelompok kecil dan kelompok besar Komsel bersama-sama harus
mempraktekkan 3 encounter yaitu Power, Love dan Truth. Ide-ide kreatif dapat dituangkan
dalam menyusul agenda Komsel seperti:

Suasana dan Arah

o Suasana, yaitu dengan menceritakan pengalaman pribadi hingga pengalaman


bersama Allah, melontarkan pertanyaan ringan seperti pertanyaan pengenalan diri
(mis: Dimanakah anda tinggal di usia remaja?)

o Bersahabat dengan mengajak anggota Komsel dalam permainan singkat (games


ringan) agar suasana lebih kondusif dan bersahabat.

Arah:

o Pemimpin Komsel menjelaskan tujuan dan sasaran Komsel, sehingga terjalin tanya
jawab seputar tujuan dan apa yang menjadi sasaran Komsel.
24
WIDYA WASTARA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol. 2, No. 2, Mei 2022

o Berkomitmen membangun komunitas Komsel sejati.

Sembah:

o Mengekspresikan pujian dan syukur melalui bercerita tentang kebaikan Tuhan, melalui
nyanyian pujian, dengan bertepuk tangan bahkan dengan tarian.

o Mengekspresikan keintiman dengan Tuhan melalui sikap tubuh yang merendahkan diri
di hadirat Tuhan dengan sikap tubuh yang menyembah.

Saling Membangun (Power Encounter)

o Saling mendoakan dengan doa profetik yang disertai dengan karunia-karunia


manifestasi roh. (Rom 8: 26). Karunia-karunia pengetahuan yaitu dengan perkataan
hikmat, pengetahuan dan membedakan segala roh. (1Kor 12 dan 14).

o Mempraktekkan doa kesembuhan Ilahi maupun kesembuhan batin (Luk 4: 18-19),


mempraktekkan karunia-karunia kuasa seperti Iman, mukjizat dan kesembuhan (1Kor
12; Mar 16: 17-18), juga dapat mempraktekkan karunia-karunia perkataan seperti
berbahasa roh, menafsirkan Bahasa roh, dan bernubuat (Efe 6: 10-20)

KESIMPULAN

Kelompok Sel atau yang disebut dengan Komsel dapat dikatakan berhasil dalam
suatu gereja apabila system Komsel tersebut dipergunakan sebagai alat penginjilan.
Keterlibatan seorang gembala sidang yang arif dalam pengawasan terhadap kebangunan
rohani jemaat serta bertanggungjawab penuh pada pertumbuhan gereja akan menjadi kunci
kesuksesan Komsel.

Pemimpin Komsel harus mengawasi dan mengevaluasi kerja Komselnya dan


mempertanggungjawabkan kepada gembala sidang. Gembala sidang hendaknya memilih
pemimpin Komsel yang penuh dengan Roh Kudus, bersemangat, memiliki kesaksian nyata
bersama Allah, penuh dedikasi dan pengabdian.

Menangkan banyak jiwa dengan Komsel melalui pendekatan persuasif dan


membantu dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan. Menguatkan dalam
perseteruan permasalahan sehingga jemaat dikuatkan dalam persekutuan, tidak merasa
sendiri dalam hidupnya dan tidak mencari cara lain sebagai jalan keluar permasalahannya.

Menjadi penghibur dengan mengeksploitasikan kerja Roh Kudus sehingga menjadi


pendamai dan terang hidup bagi sesama. Bukan hanya kepada saudara seiman saja tetapi
memperlakukan kasih kepada semua umat di dunia ini. Demikianlah mujizat dan perkenanan
Tuhan akan terjadi. Jadilah garam dan terang dunia. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Alkitab. Jakarta: LAI. 2014


Abineno, J.L.Ch. Penatua: Jabatan dan Pekerjaannya. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1992

Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2017

Clark, J. David, Howard A. Hatton. A Handbook on The Book of Nahum, Habakuk and

Zephaniah. New York: UBS. 1989


Hunt June, Pastoral Konseling Alkitabiah. Yogyakarta: Andi. 2015
25
Pentingnya Komunitas Sel Dalam Persekutuan Kristiani
(Iin Nur Indrayani Sihombing)

Keller, Timothy. Apakah Pekerjaan Anda Bagian Dari Pekerjaan Allah? Surabaya: Literatur
Perkantas, 2014

Kristo, Imanuel. 44 Refleksi Penggugah Jiwa. Jakarta: Andi. 2010

Larosa, Arliyanus. Misi Sosial Gereja. Jakarta: Yayasan Kalam Hidup. 2001

Sendjaya, Sen. Jadilah Pemimpin Demi Kristus! Surabaya: Literatur Perkantas. 2016

Telnoni, J.A. Tafsiran Alkitab Kontekstual – Oikumenis: Habakuk. Jakarta: BPK Gunung

Mulia. 2016

Weiss G. Christian. Bagaimana Menjadi Seorang Kristen Yang Sejati. Mimery Press.

Yonggi, David Cho & Harold Hostetler. Kelompok Sel yang Berhasil. Gandum Mas. 2004

26

Anda mungkin juga menyukai