Anda di halaman 1dari 45

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMAN 15 BANDAR LAMPUNG
JalanTuri Raya TanjungSenang Bandar Lampung Kode POS 35141
Telp. 0721-789569 Email : sman15balam@yahoo.co.id website : www.sman15-bdl.sch.id

PROGRAM KERJA MGMP


Mata Pelajaran Agama KRISTEn

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan Program Kerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran Agama Kristen tahun
2019/2020 dapat diselesaikan. Adapun penyusunan ini bertujuan untuk meningkatan mutu
guru Agama Kristen SMA NEGERI 15 Bandar Lampung.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Agama Kristen SMA NEGERI 15


Bandar Lampung merupakan sebuah wadah silaturahmi sekaligus wadah transfer informasi,
ilmu, energi, dan kreatifitas sesama guru Agama Kristen di Kotamadya Bandar Lampung
pada khususnya. Maka dari itu, mengefektifkan sarana MGMP sebagai portal
kegiatan peningkatan mutu pendidik dan pendidikan itu sendiri. Itu semua tidak dapat
terwujud tanpa kerja sama semua pihak, termasuk di dalamnya Dinas Pendidikan Provinsi
Lampung.

Kami berharap program kerja kegiatan MGMP ini dapat terealisasi,


sehingga berdampak positif bagi peningkatan mutu pendidik Agama Kristen SMA di SMA
NEGERI 15 Bandar Lampung. Program-program tersebut di antaranya mengatasi kendala-
kendala pembelajaran, meningkatkan mutu akademik, serta meningkatkan mutu guru Agama
Kristen dalam pemahaman mereka terhadap Kurikulum Nasional. Kegiatan ini pun
diharapkan menjadi stimulus untuk direspon dalam kegiatan lanjutan sebagai upaya
pembiasaan positif dan motifasi terhadap guru-guru Agama Kristen yang belum mendapat
kesempatan mengikuti kegiatan.

Kami menyadari dalam penyusunan naskah ini masih belum sempurna, maka saran
dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan naskah ini kami menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.

iii
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 15 BANDAR LAMPUNG
JalanTuri Raya TanjungSenang Bandar Lampung Kode POS 35141
Telp. 0721-789569 Email : sman15balam@yahoo.co.id website : www.sman15-bdl.sch.id

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan hasil kerja MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung
bersama Guru MGMP Agama Kristen, Kepala Sekolah,Wakil Kurikulum, dan Pengawas
Sekolah serta memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini Program Kerja
MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung ini disahkan untuk diberlakukan
mulai tahun pelajaran 2019/2020

Disusun Oleh:
MGMP Mata Pelajaran Agama Kristen
SMA Negeri 15 Bandar lampung

Ketua,

Yoseph Adi Nugroho, S.Ag

Ditetapkan di : Bandar Lampung, Juli 2019


Kepala Sekolah SMA Negeri 15 B. Lampung

Maria Habiba,S.Pd, M.Pd


Pembina TK.I
NIP. 19700514 199512 2 002

iv
DAFTAR ISI

COVER LUAR....................................................................................................................i
COVER DALAM................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................................v
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................8

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Dasar Hukum............................................................................................................2
1.3 Visi dan Misi............................................................................................................3
1.4 Tujuan dan Sasaran...................................................................................................4

BAB II PROGRAM KERJA


2.1 Program Kerja Jangka Pendek................................................................................5
2.2 Program Kerja Jangka Menengah...........................................................................5
2.3 Program Kerja Jangka Panjang...............................................................................5

BAB III RINCIAN PROGRAM KERJA


3.1 Rincian Program Kerja...........................................................................................6
3.2 Jadwal Kegiatan.....................................................................................................9
3.3 Monitoring dan Supervisi......................................................................................10

BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN........................................................................11

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
5.2 Saran......................................................................................................................13

iv
DAFTAR TABEL

Tabel
1. Rincian Program Kerja............................................................................................6
2. Rincian Jadwal Kegiatan.........................................................................................9
3. Monitoring dan Supervisi.......................................................................................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap
satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang
benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman Umum
Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan
dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam
Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada
peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang
diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului
dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Pendidikan agama memiliki tujuan untuk meningkatkan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Peningkatan spiritual tersebut
pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki
manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat , dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan. Sebagai pendidik yang menjalankan profesinya dalam bidang
Pendidikan Agama Kristen menyadari urgensinya sebagai pelayan umat,
bersama dalam membina, meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme
guru Pendidikan Agama Kristen, untuk terbangunnya masyarakat madani di
zaman modern ini yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945. Guru Pendidikan Agama Kristen menyadari peran dan fungsinya
sebagai pendidik harus mampu meningkatkan kompetensinya,sehingga
mampu membimbing dan membina peserta didik dalam menanamkan
karakter, membimbing dalam menjalankan ibadah, mengembangkan
kerohanian demi terwujudnya masyarakat yang berke-Tuhan-an Yang Maha
Esa, peserta didik yang berkualitas.
Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya
pengembangan profesional guru PAK, merupakan usaha mempersiapkan guru
agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
memberikan rasa percaya diri untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagai guru profesional.Pengembangan atau peningkatan kemampuan
profesional harus bertolak pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang
dihadapi oleh guru, agar bermakna. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 ayat (b)
mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan

2
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Undang-undang ini
diharapkan memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk
meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan melalui pelatihan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya.Kegiatan
tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP).
Berkaitan dengan peran strategis MGMP untuk peningkatan
kompetensi guru dan kinerja guru, maka pemberdayaan MGMP merupakan
hal yang seharusnya dilakukan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja
guru, antara lain melalui berbagai pelatihan instruktur, peningkatan sarana dan
prasarana, dan peningkatan mutu manajemen MGMP.
Dengan penataan yang baik dan terorganisir serta berupaya
merevitalisasi peran seluruh anggota MGMP, kegiatan guru yang dilakukan
MGMP diharapkan dapat menumbuhkembangkan kompetensi sehingga
aktivitas yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan dapat dijadikan wahana
bagi pengembangan profesionalisme guru yang bermutu, mandiri, dan
berkelanjutan.
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil
belajar dengan pendekatan autentik.Penilaian memungkinkan pendidik mampu
menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar
lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori
pembelajar cepat.
Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8
November 2013 menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh
SMA sejumlah 12.633 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan
kelas XI. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran saintifik, serta melakukan penilaiain autentik,
Pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran, serta menyediakan
silabus, buku guru, dan buku teks untuk peserta didik.

3
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan PemerintahNomor13Tahun2015Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. PP No. 15 tahun 2019 tentang Guru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik danKompetensiGuru.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
8. Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan.
9. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelanggaraan Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
11. Permendikbud 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikukulum2013.
13. Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi
Pekerti
14. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi
lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah.

4
16. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
17. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah.
18. Permendikbud no 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah
19. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 SMA/MA
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
21. Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
22. Panduan Kerja Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dan
Menengah 2018.
23. Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 4
Tahun 2018 Panduan Penilaian Hasil belajar oleh Pemerintah dan
satuan Pendidikan
24. Permen No. 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah
25. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 tahun 2018
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 tahun 2018,
tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas.
28. Peraturan Guburnur Lampung Nomor 39 tahun 2014 tentang : Mata
Pelajaran Bahasa dan aksara Lampung sebagai Muatan Lokal Wajib
pada Jenjang Satuan Pendidkan Dasar dan Menengah.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak- Kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas

5
dan Sekolah Menengah Kejuruan, (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1591;
30. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun
2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar dalam Penentuan Kelulusan
Peserta Didik dan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun
Pelajaran 2020/2021;
31. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun
2020 tentang Pencegahan Coranavirus Disease (Covid19) pada Satuan
Pendidikan;
32. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan dalam Masa Darurat
Penyelenggaraan Coranavirus Disease (Covid19);
33. Surat Gubernur Lampung Nomor : 420/ 1010/V.01/2020 tanggal 15
April 2020 perihak Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar bagi
peserta didik pada Satuan Pendidikan di Provinsi Lampung;
34. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas dan
Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Lampung;
35. Surat Edaran Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Lampung Nomor
: 800/ 1451 /V.01/2020 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Penerimaan
Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Atas Negeri Dan Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri Di Provinsi Lampung Tahun Pelajaran
2020/2021
36. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Lampung Nomor : 800/590.a/V.01/DP.1C/2020 Tanggal 02 Maret 2020
Tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif pada TK
/TKLB, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan SMK di Provinsi
Lampung Tahun Pelajaran 2020/ 2021.
37. Panduan Penyusunan KTSP yang dikeluarkan oleh BNSP.
38. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan No. 253/KEP.D/KR/2017 Tentang
Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun 2017.

6
39. Program kerja atau Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Negeri
15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2020/2021

C. Visi dan Misi


Visi

Visi MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung adalah


“Mewujudkan guru Mata Pelajaran Agama Kristen yang beriman dan
bertaqwa, profesional, bermartabat, berkarakter, dan berwawasan global”

Misi
Misi MGMP Mata Pelajaran Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar lampung
adalah :

1. Meningkatkan profesionalitas, sikap dan pengetahuan berbasis iman,


taqwa, ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Mempublikasikan ide-ide guru dan karya guru.
3. Menjadikan guru sebagai agen perubahan dan kemajuan pendidikan
4. Membangun jaringan komunikasi antar guru , lembaga, organisasi
keilmuan, dan organisasi profesi yang efektif, efisien dan berkualitas.
5. Menyelenggarakan pelatihan, seminar dan forum ilmiah lainnya untuk
meningkatkan kompetensi guru.
6. Memfasilitasi kegiatan guru dalam pengembangan profesi.

D. Tujuan dan Sasaran


1. Tujuan

Dalam rangka memfasilitasi peningkatan mutu pendidikan melalui tenaga


kependidikan untuk mengantarkan peserta didik menjadi manusia
seutuhnya sebagaimana tujuan pendidikan nasional, maka MGMP
memiliki peran yang strategis. Guru sebagai ujung tombak dalam
mewujudkan tujuan di atas, perlu dibekali dengan kemampuan-
kemampuan teknis agar menjadi pendidik dan pengelola pendidikan yang

7
profesional sehingga perlu terus menerus difasilitasi peningkatan
kompetensi dan profesionalismenya.

Secara spesifik tujuan kegiatan MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15


Bandar Lampung dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Mengembangkan pembagian SK MGMP
2. Membuat program kerja MGMP
3. Mensosialisasi undang-undang PP dan Permendikbud
4. Mengembangkan perangkat pembelajaran
5. Mengembangan perangkat penilaian autentik
6. Memberikan wawasan tentang penelitian ilmiah bentuk PTK.

2. Sasaran
Adapun sasaran penyelenggaraan kegiatan MGMP adalah guru-guru mata
pelajaran Agama Kristen yang ada di SMA Negeri 15 Bandar lampung

8
BAB II. PROGRAM KERJA

A. PROGRAM KERJA JANGKA PENDEK


1. Pembagian SK MGMP
2. Membuat Program kerja MGMP
3. Mensosialisasi undang-undang PP dan Permendikbud
4. Mengembangkan perangkat pembelajaran
4.1 Mengembangkan analisis keterkaitan SKL, KI dan KD
4.2 Mengembangkan Program Tahunan (Prota)
4.3 Mengembangkan Program Semester (Prosem)
4.4 Mengembangkan Silabus
4.5 Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Perencanaan.
4.6 Pengembangan tujuan pembelajaran
4.7 Pengembangan indicator taksonomi blom
4.8 Model-model strategi pemebelajaran
4.9 Pembelajaran Abad 21
4.10 Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran
4.11 5M (Mengamati, Menanya,Mengumpulkan
informasi,Mengasosiasi, Mengkomunasikan)
4.12 4C ( Critical Thinking,Creativity,Collaburation,Communication)
4.13 Literasi
4.14 Pembelajaran HOTS dan LOTS
4.15 Pendidikan keluarga
4.16 Pendidikan Karakter
4.17 Smart School
4.18 Pengembangan materi pokok (Fakta, Konsep, Prinsip)
4.19 Model-model pembelajaran
5. Mengembangkan perangkat penilaian autentik
5.1 Mengembangkan instrumen penilaian Afektif

9
5.2 Mengembangkan instrumen penilaian Kognitif
5.3 Mengembangkan instrumen penilaian Psikomotorik
6. Mensosialisasi undang-undang PP dan Permendikbud
B. PROGRAM KERJA JANGKA MENENGAH
1. Field trip/studi lapangan
2. Pelatihan pembuatan media pembelajaran
3. Fasilitasi olimpiade Agama Kristen
4. Fasilitasi penulisan karya ilmiah

C. PROGRAM KERJA JANGKA PANJANG


1. Menjalin kerjasama dengan pihak lain
2. Melakukan diseminasi penelitian Agama Kristen
3. Penyelenggaraan best practice Agama Kristen
4. Program pemberdayaan komunitas lokal
5. pelatihan pembuatan blog/website

10
BAB III
RINCIAN PROGRAM KERJA

3.1 RINCIAN PROGRAM KERJA

Sebagai perwujudan dari beberapa program kerja yang terdiri dari program kerja
dalam rangka mencapai setiap tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya
harus dituangkan ke dalam rincian program kerja. Dengan demikian kegiatan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian
tujuan dan sasaran strategis yang merupakan konstribusi bagi pencapaian visi dan
misi MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Kegiatan
merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk
memenuhi sasaran, tujuan, visi dan misi MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15

Bandar Lampung.
Rincian Program kerja MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar lampung ini
terdiri dari tiga jenis kegiatan, yaitu kegiatan jangka pendek, kegiatan jangka
menengah dan kegiatan jangka panjang. Masing-masing dari jenis kegiatan tersebut
terbagi menjadi rincian kegiatan jangka pendek 6 kegiatan, rincian kegiatan jangka
menengah 4 kegiatan dan rincian kegiatan jangka panjang 5 kegiatan.

Sementara itu yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan
suatu program dan kegiatan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang secara khusus
dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau
tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluasi, baik
kinerja input, process, outputs, outcomes maupun impacts sesuai dengan sasaran
rencana program dan kegiatan.

Rincian Program Kerja MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung
Tahun 2019-2020 dapat dilihat pada Tabel berikut.
BAB III
RINCIAN PROGRAM KERJA

Tabel 1 Rincian Program kerja

No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN PEMBIAYAAN KET


JANGKA 1. Pembagian SK MGMP
1
PENDEK
1.1 Menerbitkan SK MGMP 1.1 adanya penerbitan 1.1 Terbitnya SK Rp. 10.000,-
1.1 Untuk kelancaran SK MGMP MGMP
pelaksanaan tugas dan
fungsi yang bersifat
koordinatif dalam rangka
mendukung pengembangan
MGMP hingga mencapai
sasaran yang efektif

1.2 Membagikan SK MGMP kepada 1.2 Untuk pegangan guru 1.2 Adanya 1.2 Guru menerima Rp. 0
pembagian
guru bidang studi sosiologi SK kepada guru SK MGMP
sebagai pedoman bidang studi Agama
pelaksanaan tugas Kristen
2. Membuat Program Kerja MGMP

2.1 Menentukan sruktur 2.1 Untuk menjalankan 2.1 Adanya 2.1 Terbentuknya Rp. 0
kepengurusan
MGMP MGMP Agama Kristen pembentukan struktur struktur MGMP
sekolah sesuai dengan tugas kepengurusan MGMP
danfungsi masing-masing
jabatan
2.2 Menentukan kegiatan MGMP 2.2 Untuk mencapai 2.2 Adanya penentuan 2.2 Tersusunnya Rp.0
efektifitas dan efisiensi kegiatan MGMP kegiatan MGMP
kerja, meminimalisir
tumpang tindih dalam
implementasi kegiatan
2.3 Menentukan jadwal kegiatan 2.3 Untuk membantu 2.3 Adanya penentuan 2.3 tersusunnya Rp.0
MGMP pengaturan waktu sehingga jadwal kegiatan jadwal kegiatan
kegiatan yang dilakukan MGMP
lebih teratur
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN PEMBIAYAAN KET
3. Mensosialisasikan Undang-undang
PP dan Permendikbud
3.1 Mensosialisasikan UU 3.1 Adanya sosialisasi 3.1 tersosialisasinya Rp.0
3.1 Agar guru memahami
Undang-undang PP Undang-undang
Undang-undang PP
3.2 Mensosialisasikan Permendikbud 3.2 Adanya sosialisasi 3.2 tersosalisasinya Rp.0
3.2 Agar guru memahami
Permendikbud permendikbud
Permendikbud
4.Mengembangkan perangkat
pembelajaran
4.1 Mengembangkan analisis 4.1 adanya 4.1 tersusunnya SKL, Rp.0
keterkaitan SKL, KI dan KD 4.1 Untuk pedoman bagi pengembangan KI dan KD
pengembangan program analisis SKL, KI dan
semester, mingguan,harian KD
dan silabus dan sistem
penilaian

4.2 Mengembagkan Program tahunan 4.2 Adanya 4.2 Tersusunnya Rp. 0


4.2 Untuk pedoman bagi pengembangan program tahunan
pengembangan program program tahunan
semester, mingguan,harian
dan silabus dan sistem
penilaian

4.3 Mengembangkan Program 4.3 adanya 4.3 tersusunnya Rp. 0


semester 4.3 Untuk mendorong pengembangan program semester
proses pembelajaran program semester
menjadi lebih efektif
berdasarkan tik yang telah
ditetapkan
4.4 Mengembangkan silabus 4.4 untuk membantu guru 4.4 Adanya 4.4 tersusunnya Rp. 0
dalam menjabarkan pengembangan silabus silabus
kompetensi dasar menjadi
RPP
4.5 Mengembangkan Rencana 4.5 Adanya 4.5 terusunnya RPP Rp. 0
4.5 Untuk memudahkan
Pelaksanaan Pembelajaran pengembangan RPP
guru dan peserta didik
didalam proses
pembelajaran
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN PEMBIAYAAN KET
4.6 Mengembangkan tujuan 4.6 Untuk membantu guru 4.6 Adanya 4.6 tersusunnya Rp. 0
pembelajaran mendesain pembelajaran pengembangan tujuan tujuan pembelajaran
yang tepat. Sehingga pembelajaran
pembelajaran berlangsung
efektif
4.7 Pengembangan indikator dan 4.7 Adanya 4.7 tersusunnya Rp. 0
4.7 untuk pedoman dalam
taksonomi bloom pengembangan indikator dan
mengembangkan materi
indikator dan taksonomi bloom
pembelajaran toksonomi bloom
4.8 Mengembangkan model-model 4.8 Untuk meningkatkan 4.8 Adanya 4.8 tersusunnya Rp. 0
pembelajaran kualitas pembelajaran pengembangan model- model-model
melalui sejumlah strategi model pembelajaran pembelajaran
pengajaran
4.9 Mengembangkan pembelajaran 4.9 adanya 4.9 tersusunnya Rp. 0
4.9 untuk mencapai
abad 21 pengembangan pembelajaran abad 21
kecakapan berfikir dalam pembelajaran abad 21
proses pembelajaran abad
21
4.10 Mengembangkan pendekatan 4.10 untuk meningkatkan 4.10 adanya 4.10 tersusunnya Rp. 0
ilmiah kemampuan intelek dan pengembangan pendekatan ilmiah
kemampuan berfikir tingkat pendekatan ilmiah
tinggi siswa
4.11 Mengembangkan konsep dasar 4.11 adanya 4.11 tersusunnya Rp. 0
kegiatan pembelajaran 5 M 4.11 untuk meningkatkan pengembangan konsep konsep 5M
konsep pembelajaran 5M pembelajaran 5M

4.12 Mengembangkan keterampilan 4.12 adanya 4.12 tersusunnya Rp. 0


4.12 untuk meningkatkan
4C pengembangan keterampilan 4C
keterampilan 4C
keterampilan 4c
4.13 Mengembangkan literasi 4.13 adanya 4.13 adanya minat Rp. 0
4.13 untuk menumbuhkan pengembangan literasi baca dalam kegiatan
minat dan keterampilan literasi
baca peserta didik agar
pengetahuan dapat dikuasai
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN PEMBIAYAAN KET
4.14 Mengembangkan pembelajaran 4.14 untuk meningkatkan 4.14 adanya 4.14 tersusunnya Rp. 0
HOTS dan LOTS kemampuan intelek dan pengembangan embelajaran HOTS
kemampuan berfikir tingkat pembelajaran HOTS dan LOTS
tinggi siswa dan LOTS
4.15Mengembangkan pendidikan 4.15 adanya 4.15 adanya Rp. 0
4.15 untuk meningkatkan
keluarga pengembangan pendidikan keluarga
pendidikan keluarga dalam pendidikan keluarga dalam proses
proses pembelajaran pembelajaran
4.16 Mengembangkan pendidikan 4.16 untuk meningkatkan 4.16 adanya 4.16 adanya Rp. 0
karakter pembentukkan karakter pengembangkan pendidikan karakter
peserta didik menjadi pendidikan karakter
pribadi yang bermoral,
berahlak mulia,bertoleran,
tangguh, berprilaku baik
4.17Mengembangkan Smart School 4.17 untuk meningkatkan 4.17 adanya 4.17 adanya Rp. 0
pemanfaatan aplikasi pengembangkan Smart penggunaan smart
pembelajaran smart school School school
di sekolah
4.18 Mengembangkan materi pokok 4.18 untuk 4.18 adanya 4.18 tersusunnya Rp. 0
(Fakta, konsep, prinsip) mempermudah dalam pengembangkan materi pokok yang
penyusunan materi materi pokok (Fakta, memuat fakta, konsep
pokok yang memuat konsep, prinsip) dan prinsip
fakta, konsep dan prinsip
5. Mengembangkan perangkat
penilaian autentik.
5.1 Mengembangkan instruksi 5.1 Adanya 5.1 Tersusunnya Rp. 0
penilaian afektif 5.1 untuk menilai pengembangan instrumen penilaian
kemampuan individual instrumen penilaian Afektif
melalui tugas tertentu, Afetif
melacak kemampuan belajar
dan memberikan rambu-
rambu penilaian siswa
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN PEMBIAYAAN KET
5.2 Mengembangkan instruksi 5.2 Adanya 5.2 Tersusunnya Rp. 0
penilaian kognitif 5.2 untuk meningkatkan instrumen penilaian
Pengembangan
kemampuan berfikir yang Kognitif
instrumen penilaian
mecakup kemampuan
intelektual, memecahkan Kognitif
masalah, menggabungkan
beberapa ide, gagasan,
metode atau prosedur untuk
memcecahkan masalah
5.3 mengembangkan instruksi 5.3 Adanya 5.3 Tersusunnya Rp. 0
penilaian psikomotorik 5.3 untuk menekankan pada Pengembangan instrumen penilaian
reaksi fisik dan instrumen penilaian Psikomotorik
keterampilan tangan Psikomotorik
sebagai keahlian peserta
didik
5.4 Menentukan nilai Kriteria 5.4 Adanya penentuan 5.4 Ditentukannya Rp. 0
5.4 untuk menentukan nilai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) nilai Kriteria
Kriteria Ketuntasan Ketuntasan Minimal Ketuntasan Minimal
Minimal (KKM)
(KKM) (KKM)
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN PEMBIAYAAN KET
2.1 Field Trip/Studi Lapangan 2.1 adanya 2.1 terlaksananya Rp. 500.000
JANGKA 2.1 Untuk menambah serta
2 fieldtrip/studi fieldtrip/studi
MENENGAH pengalaman guru
lapangan lapangan
2.2 Pelatihan pembuatan media 2.2 untuk mempermudah 2.2 adanya pelatihan 2.2 terlaksananya Rp.0
pembelajaran guru menjadikan pembuatan media pelatihan pembuatan
pembelajaran di kelas lebih pembelajaran media pembelajaran
menarik
2.3 Fasilitasi lomba Agama Kristen 2.3 Untuk 2.3 adanya fasilitas 2.3 terfasilitasinya Rp.500.000
memberikan pelatihan lomba Agama Kristen lomba Agama Kristen
guru pembina lomba
Agama Kristen
2.4 Fasilitasi penulisan karya ilmiah 2.4 Untuk mempermudah 2.4 adanya fasilitas 2.4 terfasilitasinya Rp. 500.000
guru dalam pengembangan penulisan karya ilmiah penulisan karya
karir ilmiah
3.1 Menjalin kerjasama dengan pihak 3.1 adanya kerjasama 3.1 terjalinnya Rp. 0
3.1 Untuk mempermudah
JANGKA lain dengan pihak lain kerjasama dengan
guru dalam memberikan
PANJANG pihak lain
wadah praktek peserta didik
3.2 Melakukan diseminasi penelitian 3.2 Untuk menunjukkan 3.2 adanya desiminasi 3.2 Rp. 0
Agama Kristen bukti hasil penelitian yang penelitian Tersusunnyadesimina
telah dilakukan di si penelitian
masyarakat
3.3 Penyelenggaraan best practice 3.3 untuk membantu guru 3.3 adanya 3.3 terselenggaranya Rp. 0
Agama Kristen menyelesaikan sebuah penyelenggaraan best best practice
permasalahan agar dapat practice Agama Kristen
memperbaiki mutu layanan
pendidikan dan
pembelajaran
3.4 Program pemberdayaan 3.4 untuk 3.4 adanya program 3.4 tersusunnya Rp. 0
komunitas lokal menumbuhkembangkan pemberdayaan pprogram
kemadirian berfikir, komunitas lokal pemberdayaan
memutuskan apa yang komunitas lokal
hendak dilakukan guru
3.4 Pelatihan Blog/Website 3.5 Untuk membangun 3.5 adanya pelatihan 3.5 terdapat Rp. 500.000
branding guru Agama blog/website Blog/website
Kristen
3.2 JADWAL KEGIATAN

Berdasarkan rincian program kerja yang telah disusun, maka agar pembagian waktu pelaksanaan kegiatan akan disusun dalam jadwal kegiatan dengan waktu
pelaksanaan terperinci selama satu tahun, termasuk persentase pencapaian dari kegiatan tersebut

Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan


JADWAL PELAKSANAAN MARE prosentase
N JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB APRIL MEI JUNI
KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN T pencapaian
o
1234 1234 1234 1234 1234 1234 123 4 123 4 123 123 4 123 4 123 4 (%)
Jangka
1. Pembagian SK MGMP
1 Pendek v 100
1.1 Menerbitkan SK MGMP
v
1.2 Membagikan SK MGMP
kepada guru v
2. Membuat Program Kerja
MGMP v 100
2.1 Menentukan sruktur
kepengurusan MGMP v
2.2 Menentukan kegiatan
MGMP v
2.3 Menentukan jadwal
kegiatan MGMP v

3. Mensosialisasikan Undang-
undang PP dan Permendikbud
v 100
3.1 Mensosialisasikan UU v
3.2 Mensosialisasikan
Permendikbud v
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
JADWAL PELAKSANAAN prosentase
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI pencapaian
12 34 1234 1234 1234 12 34 1234 123 4 123 4 12 3 123 4 123 4 123 4 (%)
4.Mengembangkan perangkat
pembelajaran v 100
4.1 Mengembangkan analisis
keterkaitan SKL, KI dan KD v
4.2 Mengembagkan Program tahunan v
4.3 Mengembangkan Program
semester v
4.4 Mengembangkan silabus v
4.5 Mengembangkan Rencana
pelaksanaan v
4.6 Mengembangkan tujuan
pembelajaran v
4.7 Pengembangan indikator dan
taksonomi bloom v
4.8 Mengembangkan model-model
pembelajaran v
4.9 Mengembangkan pembelajaran
abad 21 v
4.10 Mengembangkan pendekatan
ilmiah v
4.11 Mengembangkan konsep dasar
kegiatan pembelajaran 5 M v
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
JADWAL PELAKSANAAN prosentase
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI pencapaian
12 34 1234 1234 1234 12 34 1234 123 4 123 4 12 3 123 4 123 4 123 4 (%)
4.12 Mengembangkan keterampilan
4c v
4.13 Mengembangkan literasi v
4.14 Mengembangkan pembelajaran
HOTS dan LOTS v
4.15 Mengembangkan pendidikan
keluarga v
4.16 Mengembangkan pendidikan
karakter v
4.17 Mengembangkan Smart School v
4.18 Mengembangkan materi pokok
(Fakta, konsep, prinsip) v
5. Mengembangkan perangkat
penilaian autentik. v 100
5.1 Mengembangkan instruksi
penilaian afektif v
5.2 Mengembangkan instruksi
penilaian kognitif v
5.3 mengembangkan instruksi
penilaian psikomotorik v
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
JADWAL PELAKSANAAN prosentase
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI pencapaian
12 34 1234 1234 1234 12 34 1234 123 4 123 4 12 3 123 4 123 4 123 4 (%)
2 Jangka Menengah 2.1 Field Trip/Studi Lapangan v 0
2.2 Pelatihan pembuatan media
pembelajaran v 100
2.3 Fasilitasi olimpiade sosiolgi v 100
2.4 Fasilitasi penulisan karya ilmiah v 0
3.1 Menjalin kerjasama dengan pihak
3 Jangka Panjang lain v 0
3.2Melakukan diseminasi penelitian
Agama Kristen v 0
3.3 Penyelenggaraan best practice
Agama Kristen v 0
3.4 Program pemberdayaan
komunitas v 0
lokal
3.4 Pelatihan Blog/Website v 0
3.3 MONITORING DAN SUPERVISI

Berkaitan dengan rincian program kerja dan jadwal kegiatan, maka MGMP Sosiologi mendapatkan monitoring dan supervisi
untuk memperbaiki mutu kerja MGMP Sosiologi dan juga membina pertumbuhan profesi guru khususnya mata pelajaran
sosiologi. Monitoring dilakukan untuk memantau rencana program kerja MGMP Sosologi dan pelaksananaanya, serta
mengetahu hambatan-hambatan yang ditemukan serta cara mengatasinya. Hasil monitoring dan supervisi MGMP Sosiologi
SMA Negeri 15 Bandar Lampung tercantum pada tabel berikut:

Tabel 3 Monitoring dan Supervisi


KETERCAPAIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TIDAK KETERANGAN
TERLAKSANA
TERLAKSANA
1 Jangka Pendek 1. Pembagian SK MGMP V
1.1 Menerbitkan SK MGMP V
1.2 Membagikan SK MGMP kepada
guru V

2. Membuat Program Kerja MGMP


V
2.1 Menentukan sruktur kepengurusan
MGMP V
2.2 Menentukan kegiatan MGMP V
2.3 Menentukan jadwal kegiatan
MGMP V
3. Mensosialisasikan Undang-undang
PP dan Permendikbud V
KETERCAPAIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TIDAK KETERANGAN
TERLAKSANA
TERLAKSANA
3.1 Mensosialisasikan UU V

3.2 Mensosialisasikan Permendikbud


V
4.Mengembangkan perangkat
pembelajaraan V
4.1 Mengembangkan analisis
keterkaitan SKL, KI dan KD V

4.2 Mengembagkan Program tahunan


V
4.3 Mengembangkan Program
Semester V
4.4 Mengembangkan silabus V
4.5Mengembangkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran V
4.6 Mengembangkan tujuan
pembelajaran V
4.7 Pengembangan indikator dan
taksonomi bloom V
4.8 Mengembangkan model-model
pembelajaran V
4.9 Mengembangkan pembelajaran
abad 21 V
4.10 Mengembangkan pendekatan
ilmiah V
KETERCAPAIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TIDAK KETERANGAN
TERLAKSANA
TERLAKSANA
4.11 Mengembangkan konsep dasar
kegiatan pembelajaran 5M V

4.12 Mengembangkan keterampilan 4c


V
4.13 Mengembangkan literasi V
4.14 Mengembangkan pembelajaran
HOTS dan LOTS V
4.15Mengembangkan pendidikan
keluarga V
4.16 Mengembangkan pendidikan
karakter V

4.17Mengembangkan Smart School


V
4.18 Mengembangkan materi pokok
(Fakta, konsep, prinsip) V
5. Mengembangkan perangkat
penilaian autentik. V
5.1 Mengembangkan instruksi
penilaian afektif V
5.2 Mengembangkan
instruksipenilaian kognitif V
5.3 mengembangkan instruksi
penilaian psikomotorik V
KETERCAPAIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TIDAK KETERANGAN
TERLAKSANA
TERLAKSANA
Jangka
2.1 Field Trip/Studi Lapangan
2 Menengah V
2.2 Pelatihan pembuatan media
pembelajaran V
2.3 Fasilitasi lomba Agama Kristen V
2.4 Fasilitasi penulisan karya ilmiah V
3.1 Menjalin kerjasama dengan pihak
3 Jangka Panjang lain V
3.2Melakukan diseminasi penelitian
Agama Kristen V
3.3 Penyelenggaraan best practice
Agama Kristen V
3.4 Program pemberdayaan Komunitas
Lokal V
3.4 Pelatihan Blog/Website V
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan MGMP sekolah mata pelajaran Agama Kristen dilakukan di SMA Negeri
15 Bandar Lampung. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari awal bulan 2020.

Pelaksana kegiatan MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15Bandar Lampung ini
adalah guru bidang studi Agama Kristen yang sudah diberikan SK Tugas masing-masing
pada bulan Juli 2020. Dan telah dibentuk struktur kepengurusan yang terdiri dari
1. Koordinator MGMP Agama Kristen sekolah yaitu Yoseph Adi Nugroho, S.Ag.
2. Sekretaris yaitu
3. Bendahara yaitu
4. Anggota yaitu

Setelah pembagian SK Tugas MGMP Agama Kristen melanjutkan kegiatan


mensosialisasikan Undang-undang dan PP Permendikbud dalam mengelola pembelajaran,
Sebagai langkah pemerintah dalam upaya pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di
Indonesia, maka dengan ini pemerintah mengeluarkan peraturan melalui Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan yang tertuang dalam PERMENDIKBUD Nomor 20, 21, 22, 23, dan 24
Tahun 2016 untuk jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, adapun isi dari
permendikbud itu adalah ;

1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan


Dasar dan Menengah yang digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi,
standar proses, standar penilaian pendidikan,standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan
diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
2. Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
yang memuat tentang Tingkat Kompetensi danKompetensi Inti sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah yang merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, makaPeraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
4. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang merupakan
kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan
diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Permendikbud di atas tidak dapat dilepaskan dari adanya upaya evaluasi dan revisi
Kurikulum 2013 yang saat ini sedang diterapkan di beberapa sekolah sasaran. Keempat
Permendikbud di atas pada dasarnya merupakan landasan yuridis bagi penerapan kurikulum
2013 yang telah direvisi.

Kegiatan selanjutnya adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yaitu :

1. mengembangkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari :

a. Mengembangkan analisis keterkaitan SKL, KI dan KD sesuai dengan permendikbud


no. 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan (terlampir)
b. Mengembangkan Program Tahunan sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun
2016 tentang Standar Proses (terlampir)
c. Mengembangkan Program Semester sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun
2016 tentang standar proses (terlampir)
d. Mengembangkan Silabus sesuai dengan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang
standar proses (terlampir)
e. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Perencanaan sesuai dengan Permendikbud
nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses (terlampir)
f. Pengembangan tujuan pembelajaran sesuai dengan Permendikbud tahun 22 tentang
standar proses terlampir)
g. Pengembangan indicator taksonomi blom
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam 3 domain, yaitu:
1. Kognitif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti
pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Afektif, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,
seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psikomotor, berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan
motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

Berikut ini adalah contoh kata kerja operasional dari masing-masing ranah.
Tabel kata operasional ini hasil dari In House Training Revisi Kurikulum.

Kata Kerja Operasional (Baru), Taksonomi Bloom untuk ranah Kognitif


(Pengetahuan)
Kata
Kerja Operasional, Taksonomi Bloom untuk ranah Psikomotorik (Keterampilan)

Kata Kerja Operasional, Taksonomi Bloom untuk ranah Afektif (Sikap)


h. Model-model strategi pembelajaran
Implementasi Kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
tentang Standar Proses menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang diharapkan
dapat membentuk perilaku saintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan.
Ketiga model tersebut adalah: (1) model Pembelajaran Melalui Penyingkapan /
Penemuan (Discovery/Inquiry Learning), (2) model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem-based Learning/PBL), (3) model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-
based Learning/PJBL).
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning)
adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya
sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama
dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan,
dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri
adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind.
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai
konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995). Finkle dan Torp (1995)
menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran
yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar
pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran
aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
Dua definisi di atas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan setiap suasana
pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.
Model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah
model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran.
Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis
informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan
sikap).
Agama Kristen mendesain dan memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan tema dan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik. Model
pembelajaran disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber
belajar, serta daya dukung yang dimiliki oleh guru atau sekolah.
i. Pembelajaran abad 21
Pembelajaran abad 21 merupakan pembelajaran yang mempersiapkan generasi
abad 21 dimana kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
berkembang begitu cepat memiliki pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan
termasuk pada proses belajar mengajar. Salah satu contoh kemajuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi memiliki pengaruh terhadap proses pembelajaran ialah
peserta didik diberi kesempatan dan dituntut untuk mampu mengembangkan
kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi – khususnya
komputer, sehingga peserta didik memiliki kemampuan dalam menggunakan
teknologi pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan
berpikir dan belajar peserta didik.
Selain itu, sistem pembelajaran abad 21 merupakan suatu peralihan
pembelajaran dimana kurikulum yang dikembangkan saat ini menuntut sekolah untuk
merubah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada pendidik (teacher-centered
learning)menjadi pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-
centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan dimana peserta
didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar. Kecakapan-kecakapan tersebut
diantaranya adalah kecakapan memecahkan masalah (problem solving), berpikir
kritis, kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki
oleh peserta didik apabila pendidik mampu mengembangkan rencana pembelajaran
yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong peserta didik untuk bekerja
sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran yang
dibuatnya.

j. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau
data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014). Tujuan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik, membentuk kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara
sistematik, menciptakan kondisi pembelajaran supaya peserta didik merasa bahwa
belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih peserta didik dalam mengemukakan ide-
ide, meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan karakter peserta
didik.
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik diarahkan
agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan
hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran
diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan
bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan haya
mendengarkan dan menghafal semata (Majid, 2014). Pembelajaran dalam mata
pelajaran Agama Kristen menggunakan pendekatan saintifik dan tertuang dalam
perangkat pembelajaran.

k. Pembelajaran 5M ( Mengamati,menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,


mengkomunkasikan)
Penerapan 5M dalam proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu
proses ilmiah, sehingga Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik
dalam pembelajaran.Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.Di dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih
mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) yang memandang fenomena
atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan.
Contoh penerapan 5M dalam kurikulum 2013 :
1. Mengamati
Peserta didik menggunakan panca inderanya yang sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari. Misalnya untuk pembelajaran IPA peserta didik mengamati
pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris peserta didik mendengarkan
percakapan, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia peserta didik membaca teks,
dan untuk mata pelajaran IPS peserta didik mengamati banjir.
Peserta didik dapat mengamati fenomena secara langsung maupun melalui media
audio visual. Guru dapat membantu peserta didik menginventarisasi segala
sesuatu yang belum diketahui tersebut.
2. Menanya
Peserta didik merumuskan pertanyaan tentang apa saja yang tidak diketahui
atau belum dapat lakukan terkait dengan fenomena yang diamati. Pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dapat mencakup pertanyaan-pertanyaan yang
menghendaki jawaban berupa pengetahuan faktual, konseptual, maupun
prosedural, sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Hasil kegiatan ini adalah
serangkaian pertanyaan peserta didik. yang relevan dengan indikator-indikator
KD. Pada langkah ini guru membantu peserta didik merumuskan pertanyaan
berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat
melakukan/menciptakan sesuatu.
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai teknik, misalnya
melakukan eksperimen, mengamati, objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan
narasumber, membaca buku pelajaran, dan sumber lain di antaranya buku
referensi, kamus, ensiklopedia, media massa, atau serangkaian data statistik.
Guru menyediakan sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media,
alat peraga/peralatan eksperimen, dan sebagainya. Guru juga membimbing dan
mengarahkan peserta didik untuk mengisi lembar kerja, menggali informasi
tambahan yang dapat dilakukan secara berulang- ulang sampai peserta didik
memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan.
Hasil kegiatan ini adalah serangkaian data atau informasi yang relevan dengan
pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan oleh peserta didik.
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi
Peserta didik menggunakan data atau informasi yang sudah dikumpulkan
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka rumuskan. Pada langkah ini,
guru mengarahkan agar peserta didik dapat menghubung-hubungkan
data/informasi yang diperoleh untuk menarik kesimpulan. Hasil akhir dari tahap
ini adalah simpulan-simpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang
dirumuskan pada langkah menanya.
5. Mengkomunikasikan
Peserta didik menyampaikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
ada secara lisan dan/atau tertulis atau melalui media lain.Pada tahapan
pembelajaran ini peserta didik dapat juga memajang/memamerkan hasilnya di
ruang kelas, atau mengunggah (upload) pada blog yang dimiliki.Guru
memberikan umpan balik, meluruskan, memberikan penguatan, serta memberikan
penjelasan/informasi lebih luas.Guru membantu peserta didik untuk menentukan
butir-butir penting dan simpulan yang akan dipresentasikan, baik dengan atau
tanpa memanfaatkan teknologi informasi.
l. Pembelajaran 4C (Communication, Collaburation,Critical Thinking and Problem
Solving,Creativity and Innovation).
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik berbeda dengan pembelajaran yang
berpusat pada pendidik, berikut karakter pembelajaran abad 21 yang sering disebut
sebagai 4 C, yaitu:
a. Communication (Komunikasi)
Pada karakter ini, peserta didik dituntut untuk memahami, mengelola, dan
menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan,
tulisan, dan multimedia. Peserta didik diberikan kesempatan menggunakan
kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi
dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah yang diberikan
oleh pendidik.
b. Collaboration (Kerjasama)
Pada karakter ini, peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam
kerjasama berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan
tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati
pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Peserta didik juga menjalankan
tanggungjawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan
hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi
untuk diri sendiri dan orang lain.
c. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah)
Pada karakter ini, peserta didik berusaha untuk memberikan penalaran
yang masuk akal dalam memahami dan membuat pilihan yang rumit; memahami
interkoneksi antara sistem. Peserta didik juga menggunakan kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya
dengan mandiri, peserta didik juga memiliki kemampuan untuk menyusun,
mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.
d. Creativity and Innovation (Daya cipta dan Inovasi)
Pada karakter ini, peserta didik memiliki kemampuan untuk
mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru
kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan
berbeda.
Selain peralihan sistem pembelajaran, pada abad ini pun terjadi pergeseran
tujuan pendidikan dimana pada abad ke 19 yang dikenal sebagai era industri,
penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk mempersiapkan orang dalam dunia
sederhana, statis/linier, dan predictable (dapat diramalkan). Peserta didik diharapkan
dapat melakukan kegiatan-kegiatan dengan perilaku yang rutin. Dampak dari pola
pendidikan ini adalah kemampuan output yang standar sehingga kecakapan yang
dimiliki merupakan kecakapan standar.
Sehingga pada abad 21 saat ini yang bisa disebut sebagai era pengetahuan,
maka tujuan pendidikannya pun adalah:
1) mempersiapkan orang dalam dunia pasang surut,
dinamis, unpredictable (tidak bisa diramalkan),
2) perilaku yang kreatif,
3) membebaskan kecerdasan individu yang unik, serta
4) menghasilkan inovator.
Dengan demikian, model sekolah pada abad ini mengharapkan pendidikan dapat
menjadikan individu-individu yang mandiri, sebagai pelajar yang mandiri.

m. Literasi
Strategi mengintegrasikan literasi dalam pembelajaran – Abad ke- 21 yang
lebih akrab disebut sebagai era milenium, kiranya menuntut seseorang untuk banyak
membaca dan menulis (literasi). Kegiatan membaca dan menulis diyakini akan
meningkatkan keterampilan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Oleh sebab itu
himbauan untuk mengembangkan budaya literasi di sekolah, keluarga dan lingkungan
masyarakat patut mendapat perhatian semua orang. Di lembaga sekolah hal itu
ditindaklanjuti dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). budaya literasi diintegrasikan
melalui strategi dan metode mengajar, pengelolaan kelas dan kegiatan evaluasi.
Dalam Kurikulum 2013, budaya literasi, sebagaimana halnya pendidikan karakter,
tidak menambah atau menyisip materi pelajaran yang sudah ada. Strategi integrasi
budaya literasi dalam pembelajaran dimulai dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP mengakomodasi seluruh waktu pembelajaran,
baik tahap pendahuluan dan kegiatan inti maupun kegiatan penutup. Agar
pembelajaran bernuansa literatif maka dalam pembelajaran diperlukan berbagai
sumber dan media belajar.sumber belajar tidak hanya guru, lingkungan sekitar juga
menjadi bahan/sumber belajar. Apa yang terdapat dalam ruang kelas dapat
dimanfaatkan bahan dan sumber belajar. Begitu pula buku panduan, buku wajib dan
buku penunjang. Jika tidak memadai di ruang kelas, guru dapat membawa siswa ke
ruang perpustakaan atau buku itu sendiri yang di bawa ke ruang kelas.Bentuk
integrasi literasi dalam proses pembelajaran antara lain;

1) mengamati objek media gambar/charta


2) mengamati lingkungan sekitar sekolah berkaitan dengan materi pelajaran
3) membaca sumber belajar seperti buku pelajaran, lks, buku catatan, dll.
4) mengumpulkan informasi melalui lembaran observasi
5) menganalisis informasi
6) mendiskusikan secar kelompok
7) mempresentasikan hasil diskusi
8) bertanya dan menjawab pertanyaan
9) menyimpulkan
10) menyajikan laporan diskusi secara tertulis
11) memajang laporan diskusi di peprustakaan sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa literasi dalam pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan
kegiatan membaca dan menulis. Dalam literaksi terdapat kegiatan pemahaman,
analisis, mengkomunikaikan dan sejumlah kemampuan lainnya

n. Pembelajaran HOTS dan LOTS


HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) Alice Thomas dan Glenda
Thorne mendefinisikan istilah HOTS dalam yang bukunya berjudul How to Increase
Higher Order Thinking (2009) sebagai cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi
daripada menghafal, atau menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain.
Keterampilan mental ini awalnya ditentukan berdasarkan Taksonomi Bloom yang
mengkategorikan berbagai tingkat pemikiran, mulai dari yang terendah hingga yang
tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Konsep Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku Taxonomy of Educational
Objectives (1956) itu, sejatinya merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang terbagi
dalam tiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah Kognitif, merupakan keterampilan
mental (seputar pengetahuan); Afektif, sisi emosi (seputar sikap dan perasaan); dan
Psikomotorik, yang berhubungan dengan kemampuan fisik (keterampilan). Akan
tetapi Ranah kognitif ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, David Krathwohl,
dkk. pada 2001. Urutannya diubah menjadi (1) mengingat (remember);
(2) memahami (understand); (3) mengaplikasikan (apply); (4) menganalisis (analyze);
(5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create).

Selain itu dimensi kognitif menurut Anderson dan Krathwohl dibagi tiga,
yaitu (Lower Order Thinking Skills LOTS), (Midle Order Thinking Skills) MOTS
dan ((Higher Order Thinking Skills HOTS). Hasil belajar HOTS menurut Anderson
dan Krathwohl mampu menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan berkreasi atau
mencipta (C6). Menganalisis merupakan kemampuan menspesifikasi bagian-bagian
konteks tertentu. Mengevaluasi kemampuan berpikir mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang diberikan dan mengkreasikan merupakan kemampuan
berpikir membangun ide atau gagasan yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian
HOTS (Higher Order of Thinking Skill) menunjukkan pemahaman terhadap
informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi.
Guru tidak hanya menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk menyediakan
informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan siswa
menunjukkan pemahaman terhadap gagasan, informasi dan memanipulasi atau
menggunakan informasi tersebut. Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat
mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif. https://sumeks.co/pentingnya-
implementasi-pembelajaran-dan-penilaian-berbasis-hots/

o. Pendidikan keluarga
Membentuk manusia Indonesia yang paripurna bukan hanya tugas pemerintah,
namun perlu kerja sama antar elemen yang terdiri dari keterlibatan keluarga, satuan
pendidikan, serta masyarakat. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara (1961),
menuangkan konsep pendidikan “Tri Sentra Pendidikan”, yaitu sentra keluarga,
sentra perguruan, dan sentra masyarakat. Dalam konteks sentra keluarga, Ki Hajar
Dewantara sangat peduli bahkan meminta para orang tua untuk mendidik anak-anak
sejak usia dini. Pendidikan dari orang tua ini kemudian disebut alam keluarga.
Menurut Ki Hajar Dewantara, alam keluarga merupakan sebaik-baik tempat untuk
melaksanakan pendidikan kesusilaan dan kesosialan, sehingga keluarga menjadi
tempat pendidikan yang lebih sempurna sifat serta wujudnya dibandingkan tempat-
tempat lain. Pendidikan dalam wadah keluarga itulah tempat untuk melangsungkan
pendidikan ke arah kecerdasan budi pekerti (pembentukan watak individual) dan
sebagai persediaan hidup kemasyarakatan.
https://arrasyidisholekha.wordpress.com/2018/05/28/pentingnya-pendidikan-keluarga-
dalam-pendidikan-era-kekinian/
p. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi
keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat. Pendidikan karakter adalah pemberian
pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan,
kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan.
Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi
yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang
berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia
yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita.
Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka,
dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok
dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya
menunjukkan produktivitas.
Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap
terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan
dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat
bertanggung jawab atas tindakannya. Pendidikan karakter dapat digunakan sebagai
strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah untuk membentuk identitas
yang solid setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan dari pendidikan
karakter adalah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita ke arah kemajuan
tanpa konflik dengan norma yang berlaku.
https://www.gurupendidikan.co.id/pendidikan-karakter/
q. Pengembangan Smart School
Penggunaan teknologi dalam konsep sekolah pintar dapat terlihat dari
beberapa hal. Dari sisi guru, pengelolaan administrasi lebih mudah dilakukan.
Misalnya, penulisan, penyusunan maupun perencanaan rencana pembelajaran dapat
dibandingkan dengan rencana pembelajaran guru-guru lain yang tergabung dalam
komunitas pendidikan. Memasukan nilai siswa juga bisa dilakukan secara online dan
data tiap guru dapat disimpan di server sekolah dengan menggunakan jaringan LAN.
Teknologi berbasis internet juga dapat digunakan dalam membangun media
komunikasi sekolah. Informasi dan sosialisasi program sekolah ke pihak orang tua
dapat dilakukan lewat website. Begitu juga dengan agenda online siswa yang dapat
diakses melalui multi platform. Komunikasi antar guru dan siswa juga semakin
mudah dengan adanya sosial media, seperti Facebook, Line dan WhatsApp yang
menghubungkan guru dengan siswa tanpa mengenal waktu dan tempat. Selain itu
manfaat penggunaan teknologi ini juga bertujuan untuk menghemat pemakaian kertas
(paperless), penyampaian informasi lebih cepat dan lebih mudah didapat, ketrampilan
menggunakan teknologi terasah dan kinerja sekolah dan individu lebih baik.
( Wikipedia )
http://103.40.55.195/kksi/4
r. Pengembangan materi pokok (Fakta, Konsep, Prinsip)
Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan
guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya
merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan
proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai
sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk
kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran

Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.


1. Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-
nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian
atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran
Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan
Pemerintahan Indonesia.
2. Konsep yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul
sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi
dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di
Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman
hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.
3. Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting,
meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan
antarkonsep yang menggambarkan implikasi
http://muhsyamsularifin.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1979/20

s. Mengembangkan perangkat penilaian autentik


Instrumen penilaian autentik yang dikembangkan terdiri dari: instrumen
penilaian kognitif (soal tes), penilaian sikap (spiritual dan sosial) berupa instrumen
penilaian diri dan teman sejawat, penilaian keterampilan (penilaian kinerja, proyek),
pedoman observasi diskusi kelas dan kunjungan lapangan. Validitas instrumen diukur
melalui validasi ahli Kelayakan instrumen dianalisis menggunakan formula V Aiken,
serta menggunakan koefisien reliabilitas alpha untuk menguji reliabilitas instrument,
efektifitas produk pengembangan dilakukan ujicoba kepada guru dan siswa kelas X
SMAN 15 Bandar Lampung semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 yang terdiri dari
35 siswa. Hasil penelitian mengungkapkan temuan berikut: (1) Instrumen Penilaian
Autentik yang dikembangkasn telah sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan
instrumen pembelajaran, (2) Instrumen penilaian autentik berbasis authentic inquiry
learning valid dan dapat diandalkan untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan
keterampilan siswa, (3) Hasil penilaian autentik terhadap proses dan hasil belajar
siswa membuktikan bahwa pembelajaran Agama Kristen menggunakan pendekatan
authentic inquiry learning dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis,
kolaborasi, komunikasi, berpikir kreatif dan inovatif, serta berpikir tingkat tinggi
siswa. Dengan demikian, instrumen ini dapat didorong untuk diimplementasikan
dalam pembelajaran Agama Kristen di tingkat sekolah menengah atas untuk
mengetahui perkembangan aspek afektif, kognitif, keterampilan siswa, serta
memberikan feedback untuk peningkatan mutu pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai