Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan Program Kerja Musyawarah Guru Mata Pelajaran Agama Kristen tahun
2019/2020 dapat diselesaikan. Adapun penyusunan ini bertujuan untuk meningkatan mutu
guru Agama Kristen SMA NEGERI 15 Bandar Lampung.
Kami menyadari dalam penyusunan naskah ini masih belum sempurna, maka saran
dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya. Kepada semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan naskah ini kami menyampaikan penghargaan dan
terima kasih.
iii
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMAN 15 BANDAR LAMPUNG
JalanTuri Raya TanjungSenang Bandar Lampung Kode POS 35141
Telp. 0721-789569 Email : sman15balam@yahoo.co.id website : www.sman15-bdl.sch.id
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah memperhatikan hasil kerja MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung
bersama Guru MGMP Agama Kristen, Kepala Sekolah,Wakil Kurikulum, dan Pengawas
Sekolah serta memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah, dengan ini Program Kerja
MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung ini disahkan untuk diberlakukan
mulai tahun pelajaran 2019/2020
Disusun Oleh:
MGMP Mata Pelajaran Agama Kristen
SMA Negeri 15 Bandar lampung
Ketua,
iv
DAFTAR ISI
COVER LUAR....................................................................................................................i
COVER DALAM................................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...............................................................................................................v
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................................8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Dasar Hukum............................................................................................................2
1.3 Visi dan Misi............................................................................................................3
1.4 Tujuan dan Sasaran...................................................................................................4
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................12
5.2 Saran......................................................................................................................13
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
1. Rincian Program Kerja............................................................................................6
2. Rincian Jadwal Kegiatan.........................................................................................9
3. Monitoring dan Supervisi.......................................................................................10
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai
tujuan tersebut disusun standar nasional pendidikan, terdiri atas: standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun
2013 tentang Standar Proses menyebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Oleh karena itu setiap
satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang
benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum Lampiran IV Pedoman Umum
Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan
dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam
Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada
peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang
diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului
dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
Pendidikan agama memiliki tujuan untuk meningkatkan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Peningkatan spiritual tersebut
pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki
manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat , dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan. Sebagai pendidik yang menjalankan profesinya dalam bidang
Pendidikan Agama Kristen menyadari urgensinya sebagai pelayan umat,
bersama dalam membina, meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme
guru Pendidikan Agama Kristen, untuk terbangunnya masyarakat madani di
zaman modern ini yang dilandasi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar
1945. Guru Pendidikan Agama Kristen menyadari peran dan fungsinya
sebagai pendidik harus mampu meningkatkan kompetensinya,sehingga
mampu membimbing dan membina peserta didik dalam menanamkan
karakter, membimbing dalam menjalankan ibadah, mengembangkan
kerohanian demi terwujudnya masyarakat yang berke-Tuhan-an Yang Maha
Esa, peserta didik yang berkualitas.
Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya
pengembangan profesional guru PAK, merupakan usaha mempersiapkan guru
agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan
memberikan rasa percaya diri untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagai guru profesional.Pengembangan atau peningkatan kemampuan
profesional harus bertolak pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang
dihadapi oleh guru, agar bermakna. Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 ayat (b)
mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas
keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan
kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan
2
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Undang-undang ini
diharapkan memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk
meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan melalui pelatihan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya.Kegiatan
tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP).
Berkaitan dengan peran strategis MGMP untuk peningkatan
kompetensi guru dan kinerja guru, maka pemberdayaan MGMP merupakan
hal yang seharusnya dilakukan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja
guru, antara lain melalui berbagai pelatihan instruktur, peningkatan sarana dan
prasarana, dan peningkatan mutu manajemen MGMP.
Dengan penataan yang baik dan terorganisir serta berupaya
merevitalisasi peran seluruh anggota MGMP, kegiatan guru yang dilakukan
MGMP diharapkan dapat menumbuhkembangkan kompetensi sehingga
aktivitas yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan dapat dijadikan wahana
bagi pengembangan profesionalisme guru yang bermutu, mandiri, dan
berkelanjutan.
Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam
mengembangkan teknik, bentuk, dan instrumen serta pedoman penilaian hasil
belajar dengan pendekatan autentik.Penilaian memungkinkan pendidik mampu
menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar
lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori
pembelajar cepat.
Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8
November 2013 menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh
SMA sejumlah 12.633 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan
kelas XI. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran saintifik, serta melakukan penilaiain autentik,
Pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran, serta menyediakan
silabus, buku guru, dan buku teks untuk peserta didik.
3
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan PemerintahNomor13Tahun2015Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. PP No. 15 tahun 2019 tentang Guru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik danKompetensiGuru.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Konselor.
8. Permendikbud Nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan.
9. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelanggaraan Pendidikan.
10. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya.
11. Permendikbud 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikukulum2013.
13. Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi
Pekerti
14. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi
lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.
15. Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan
Dasar dan Menengah.
4
16. Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah.
17. Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Dasar dan Menengah.
18. Permendikbud no 75 tahun 2016 tentang Komite Sekolah
19. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 SMA/MA
20. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
21. Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum
2013 Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
22. Panduan Kerja Kepala Sekolah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Dan
Menengah 2018.
23. Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 4
Tahun 2018 Panduan Penilaian Hasil belajar oleh Pemerintah dan
satuan Pendidikan
24. Permen No. 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah
25. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 tahun 2018
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 tahun 2018,
tentang Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas.
28. Peraturan Guburnur Lampung Nomor 39 tahun 2014 tentang : Mata
Pelajaran Bahasa dan aksara Lampung sebagai Muatan Lokal Wajib
pada Jenjang Satuan Pendidkan Dasar dan Menengah.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019
tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak- Kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas
5
dan Sekolah Menengah Kejuruan, (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 1591;
30. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun
2020 tentang Kebijakan Merdeka Belajar dalam Penentuan Kelulusan
Peserta Didik dan Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun
Pelajaran 2020/2021;
31. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun
2020 tentang Pencegahan Coranavirus Disease (Covid19) pada Satuan
Pendidikan;
32. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan dalam Masa Darurat
Penyelenggaraan Coranavirus Disease (Covid19);
33. Surat Gubernur Lampung Nomor : 420/ 1010/V.01/2020 tanggal 15
April 2020 perihak Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar bagi
peserta didik pada Satuan Pendidikan di Provinsi Lampung;
34. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas dan
Sekolah Menengah Kejuruan di Provinsi Lampung;
35. Surat Edaran Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Lampung Nomor
: 800/ 1451 /V.01/2020 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Penerimaan
Peserta Didik Baru Sekolah Menengah Atas Negeri Dan Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri Di Provinsi Lampung Tahun Pelajaran
2020/2021
36. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Lampung Nomor : 800/590.a/V.01/DP.1C/2020 Tanggal 02 Maret 2020
Tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif pada TK
/TKLB, SD/SDLB, SMP/SMPLB, SMA/SMALB dan SMK di Provinsi
Lampung Tahun Pelajaran 2020/ 2021.
37. Panduan Penyusunan KTSP yang dikeluarkan oleh BNSP.
38. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan No. 253/KEP.D/KR/2017 Tentang
Penetapan Satuan Pendidikan Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun 2017.
6
39. Program kerja atau Rencana Kegiatan Sekolah (RKS) SMA Negeri
15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2020/2021
Misi
Misi MGMP Mata Pelajaran Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar lampung
adalah :
7
profesional sehingga perlu terus menerus difasilitasi peningkatan
kompetensi dan profesionalismenya.
2. Sasaran
Adapun sasaran penyelenggaraan kegiatan MGMP adalah guru-guru mata
pelajaran Agama Kristen yang ada di SMA Negeri 15 Bandar lampung
8
BAB II. PROGRAM KERJA
9
5.2 Mengembangkan instrumen penilaian Kognitif
5.3 Mengembangkan instrumen penilaian Psikomotorik
6. Mensosialisasi undang-undang PP dan Permendikbud
B. PROGRAM KERJA JANGKA MENENGAH
1. Field trip/studi lapangan
2. Pelatihan pembuatan media pembelajaran
3. Fasilitasi olimpiade Agama Kristen
4. Fasilitasi penulisan karya ilmiah
10
BAB III
RINCIAN PROGRAM KERJA
Sebagai perwujudan dari beberapa program kerja yang terdiri dari program kerja
dalam rangka mencapai setiap tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya
harus dituangkan ke dalam rincian program kerja. Dengan demikian kegiatan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian
tujuan dan sasaran strategis yang merupakan konstribusi bagi pencapaian visi dan
misi MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Kegiatan
merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk
memenuhi sasaran, tujuan, visi dan misi MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15
Bandar Lampung.
Rincian Program kerja MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar lampung ini
terdiri dari tiga jenis kegiatan, yaitu kegiatan jangka pendek, kegiatan jangka
menengah dan kegiatan jangka panjang. Masing-masing dari jenis kegiatan tersebut
terbagi menjadi rincian kegiatan jangka pendek 6 kegiatan, rincian kegiatan jangka
menengah 4 kegiatan dan rincian kegiatan jangka panjang 5 kegiatan.
Sementara itu yang dimaksud dengan indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan
suatu program dan kegiatan, baik kuantitatif maupun kualitatif yang secara khusus
dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau
tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluasi, baik
kinerja input, process, outputs, outcomes maupun impacts sesuai dengan sasaran
rencana program dan kegiatan.
Rincian Program Kerja MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15 Bandar Lampung
Tahun 2019-2020 dapat dilihat pada Tabel berikut.
BAB III
RINCIAN PROGRAM KERJA
1.2 Membagikan SK MGMP kepada 1.2 Untuk pegangan guru 1.2 Adanya 1.2 Guru menerima Rp. 0
pembagian
guru bidang studi sosiologi SK kepada guru SK MGMP
sebagai pedoman bidang studi Agama
pelaksanaan tugas Kristen
2. Membuat Program Kerja MGMP
2.1 Menentukan sruktur 2.1 Untuk menjalankan 2.1 Adanya 2.1 Terbentuknya Rp. 0
kepengurusan
MGMP MGMP Agama Kristen pembentukan struktur struktur MGMP
sekolah sesuai dengan tugas kepengurusan MGMP
danfungsi masing-masing
jabatan
2.2 Menentukan kegiatan MGMP 2.2 Untuk mencapai 2.2 Adanya penentuan 2.2 Tersusunnya Rp.0
efektifitas dan efisiensi kegiatan MGMP kegiatan MGMP
kerja, meminimalisir
tumpang tindih dalam
implementasi kegiatan
2.3 Menentukan jadwal kegiatan 2.3 Untuk membantu 2.3 Adanya penentuan 2.3 tersusunnya Rp.0
MGMP pengaturan waktu sehingga jadwal kegiatan jadwal kegiatan
kegiatan yang dilakukan MGMP
lebih teratur
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN TUJUAN INDIKATOR SASARAN PEMBIAYAAN KET
3. Mensosialisasikan Undang-undang
PP dan Permendikbud
3.1 Mensosialisasikan UU 3.1 Adanya sosialisasi 3.1 tersosialisasinya Rp.0
3.1 Agar guru memahami
Undang-undang PP Undang-undang
Undang-undang PP
3.2 Mensosialisasikan Permendikbud 3.2 Adanya sosialisasi 3.2 tersosalisasinya Rp.0
3.2 Agar guru memahami
Permendikbud permendikbud
Permendikbud
4.Mengembangkan perangkat
pembelajaran
4.1 Mengembangkan analisis 4.1 adanya 4.1 tersusunnya SKL, Rp.0
keterkaitan SKL, KI dan KD 4.1 Untuk pedoman bagi pengembangan KI dan KD
pengembangan program analisis SKL, KI dan
semester, mingguan,harian KD
dan silabus dan sistem
penilaian
Berdasarkan rincian program kerja yang telah disusun, maka agar pembagian waktu pelaksanaan kegiatan akan disusun dalam jadwal kegiatan dengan waktu
pelaksanaan terperinci selama satu tahun, termasuk persentase pencapaian dari kegiatan tersebut
3. Mensosialisasikan Undang-
undang PP dan Permendikbud
v 100
3.1 Mensosialisasikan UU v
3.2 Mensosialisasikan
Permendikbud v
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
JADWAL PELAKSANAAN prosentase
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI pencapaian
12 34 1234 1234 1234 12 34 1234 123 4 123 4 12 3 123 4 123 4 123 4 (%)
4.Mengembangkan perangkat
pembelajaran v 100
4.1 Mengembangkan analisis
keterkaitan SKL, KI dan KD v
4.2 Mengembagkan Program tahunan v
4.3 Mengembangkan Program
semester v
4.4 Mengembangkan silabus v
4.5 Mengembangkan Rencana
pelaksanaan v
4.6 Mengembangkan tujuan
pembelajaran v
4.7 Pengembangan indikator dan
taksonomi bloom v
4.8 Mengembangkan model-model
pembelajaran v
4.9 Mengembangkan pembelajaran
abad 21 v
4.10 Mengembangkan pendekatan
ilmiah v
4.11 Mengembangkan konsep dasar
kegiatan pembelajaran 5 M v
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
JADWAL PELAKSANAAN prosentase
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI pencapaian
12 34 1234 1234 1234 12 34 1234 123 4 123 4 12 3 123 4 123 4 123 4 (%)
4.12 Mengembangkan keterampilan
4c v
4.13 Mengembangkan literasi v
4.14 Mengembangkan pembelajaran
HOTS dan LOTS v
4.15 Mengembangkan pendidikan
keluarga v
4.16 Mengembangkan pendidikan
karakter v
4.17 Mengembangkan Smart School v
4.18 Mengembangkan materi pokok
(Fakta, konsep, prinsip) v
5. Mengembangkan perangkat
penilaian autentik. v 100
5.1 Mengembangkan instruksi
penilaian afektif v
5.2 Mengembangkan instruksi
penilaian kognitif v
5.3 mengembangkan instruksi
penilaian psikomotorik v
Tabel 3.2 Jadwal Kegiatan
JADWAL PELAKSANAAN prosentase
No KEGIATAN RINCIAN KEGIATAN JULI AGST SEPT OKT NOV DES JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI pencapaian
12 34 1234 1234 1234 12 34 1234 123 4 123 4 12 3 123 4 123 4 123 4 (%)
2 Jangka Menengah 2.1 Field Trip/Studi Lapangan v 0
2.2 Pelatihan pembuatan media
pembelajaran v 100
2.3 Fasilitasi olimpiade sosiolgi v 100
2.4 Fasilitasi penulisan karya ilmiah v 0
3.1 Menjalin kerjasama dengan pihak
3 Jangka Panjang lain v 0
3.2Melakukan diseminasi penelitian
Agama Kristen v 0
3.3 Penyelenggaraan best practice
Agama Kristen v 0
3.4 Program pemberdayaan
komunitas v 0
lokal
3.4 Pelatihan Blog/Website v 0
3.3 MONITORING DAN SUPERVISI
Berkaitan dengan rincian program kerja dan jadwal kegiatan, maka MGMP Sosiologi mendapatkan monitoring dan supervisi
untuk memperbaiki mutu kerja MGMP Sosiologi dan juga membina pertumbuhan profesi guru khususnya mata pelajaran
sosiologi. Monitoring dilakukan untuk memantau rencana program kerja MGMP Sosologi dan pelaksananaanya, serta
mengetahu hambatan-hambatan yang ditemukan serta cara mengatasinya. Hasil monitoring dan supervisi MGMP Sosiologi
SMA Negeri 15 Bandar Lampung tercantum pada tabel berikut:
Kegiatan MGMP sekolah mata pelajaran Agama Kristen dilakukan di SMA Negeri
15 Bandar Lampung. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari awal bulan 2020.
Pelaksana kegiatan MGMP Agama Kristen SMA Negeri 15Bandar Lampung ini
adalah guru bidang studi Agama Kristen yang sudah diberikan SK Tugas masing-masing
pada bulan Juli 2020. Dan telah dibentuk struktur kepengurusan yang terdiri dari
1. Koordinator MGMP Agama Kristen sekolah yaitu Yoseph Adi Nugroho, S.Ag.
2. Sekretaris yaitu
3. Bendahara yaitu
4. Anggota yaitu
Permendikbud di atas tidak dapat dilepaskan dari adanya upaya evaluasi dan revisi
Kurikulum 2013 yang saat ini sedang diterapkan di beberapa sekolah sasaran. Keempat
Permendikbud di atas pada dasarnya merupakan landasan yuridis bagi penerapan kurikulum
2013 yang telah direvisi.
Berikut ini adalah contoh kata kerja operasional dari masing-masing ranah.
Tabel kata operasional ini hasil dari In House Training Revisi Kurikulum.
j. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan saintifik (scientific approach) adalah model pembelajaran yang
menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas
pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau
data, kemudian mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014). Tujuan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk meningkatkan kemampuan berpikir
peserta didik, membentuk kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara
sistematik, menciptakan kondisi pembelajaran supaya peserta didik merasa bahwa
belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih peserta didik dalam mengemukakan ide-
ide, meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan mengembangkan karakter peserta
didik.
Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik diarahkan
agar peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak menanya), bukan
hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran
diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan
bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan haya
mendengarkan dan menghafal semata (Majid, 2014). Pembelajaran dalam mata
pelajaran Agama Kristen menggunakan pendekatan saintifik dan tertuang dalam
perangkat pembelajaran.
m. Literasi
Strategi mengintegrasikan literasi dalam pembelajaran – Abad ke- 21 yang
lebih akrab disebut sebagai era milenium, kiranya menuntut seseorang untuk banyak
membaca dan menulis (literasi). Kegiatan membaca dan menulis diyakini akan
meningkatkan keterampilan seseorang dalam berpikir dan bertindak. Oleh sebab itu
himbauan untuk mengembangkan budaya literasi di sekolah, keluarga dan lingkungan
masyarakat patut mendapat perhatian semua orang. Di lembaga sekolah hal itu
ditindaklanjuti dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). budaya literasi diintegrasikan
melalui strategi dan metode mengajar, pengelolaan kelas dan kegiatan evaluasi.
Dalam Kurikulum 2013, budaya literasi, sebagaimana halnya pendidikan karakter,
tidak menambah atau menyisip materi pelajaran yang sudah ada. Strategi integrasi
budaya literasi dalam pembelajaran dimulai dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Penyusunan RPP mengakomodasi seluruh waktu pembelajaran,
baik tahap pendahuluan dan kegiatan inti maupun kegiatan penutup. Agar
pembelajaran bernuansa literatif maka dalam pembelajaran diperlukan berbagai
sumber dan media belajar.sumber belajar tidak hanya guru, lingkungan sekitar juga
menjadi bahan/sumber belajar. Apa yang terdapat dalam ruang kelas dapat
dimanfaatkan bahan dan sumber belajar. Begitu pula buku panduan, buku wajib dan
buku penunjang. Jika tidak memadai di ruang kelas, guru dapat membawa siswa ke
ruang perpustakaan atau buku itu sendiri yang di bawa ke ruang kelas.Bentuk
integrasi literasi dalam proses pembelajaran antara lain;
Dapat disimpulkan bahwa literasi dalam pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan
kegiatan membaca dan menulis. Dalam literaksi terdapat kegiatan pemahaman,
analisis, mengkomunikaikan dan sejumlah kemampuan lainnya
Selain itu dimensi kognitif menurut Anderson dan Krathwohl dibagi tiga,
yaitu (Lower Order Thinking Skills LOTS), (Midle Order Thinking Skills) MOTS
dan ((Higher Order Thinking Skills HOTS). Hasil belajar HOTS menurut Anderson
dan Krathwohl mampu menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan berkreasi atau
mencipta (C6). Menganalisis merupakan kemampuan menspesifikasi bagian-bagian
konteks tertentu. Mengevaluasi kemampuan berpikir mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang diberikan dan mengkreasikan merupakan kemampuan
berpikir membangun ide atau gagasan yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian
HOTS (Higher Order of Thinking Skill) menunjukkan pemahaman terhadap
informasi dan bernalar (reasoning) bukan hanya sekedar mengingat informasi.
Guru tidak hanya menguji ingatan, sehingga kadang-kadang perlu untuk menyediakan
informasi yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dan siswa
menunjukkan pemahaman terhadap gagasan, informasi dan memanipulasi atau
menggunakan informasi tersebut. Teknik kegiatan-kegiatan lain yang dapat
mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan inovatif. https://sumeks.co/pentingnya-
implementasi-pembelajaran-dan-penilaian-berbasis-hots/
o. Pendidikan keluarga
Membentuk manusia Indonesia yang paripurna bukan hanya tugas pemerintah,
namun perlu kerja sama antar elemen yang terdiri dari keterlibatan keluarga, satuan
pendidikan, serta masyarakat. Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara (1961),
menuangkan konsep pendidikan “Tri Sentra Pendidikan”, yaitu sentra keluarga,
sentra perguruan, dan sentra masyarakat. Dalam konteks sentra keluarga, Ki Hajar
Dewantara sangat peduli bahkan meminta para orang tua untuk mendidik anak-anak
sejak usia dini. Pendidikan dari orang tua ini kemudian disebut alam keluarga.
Menurut Ki Hajar Dewantara, alam keluarga merupakan sebaik-baik tempat untuk
melaksanakan pendidikan kesusilaan dan kesosialan, sehingga keluarga menjadi
tempat pendidikan yang lebih sempurna sifat serta wujudnya dibandingkan tempat-
tempat lain. Pendidikan dalam wadah keluarga itulah tempat untuk melangsungkan
pendidikan ke arah kecerdasan budi pekerti (pembentukan watak individual) dan
sebagai persediaan hidup kemasyarakatan.
https://arrasyidisholekha.wordpress.com/2018/05/28/pentingnya-pendidikan-keluarga-
dalam-pendidikan-era-kekinian/
p. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter berkenaan dengan psikis individu, di antaranya segi
keinginan/nafsu, motif, dan dorongan berbuat. Pendidikan karakter adalah pemberian
pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan,
kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan.
Dengan demikian, pendidikan berbasis karakter dapat mengintegrasikan informasi
yang diperolehnya selama dalam pendidikan untuk dijadikan pandangan hidup yang
berguna bagi upaya penanggulangan persoalan hidupnya.
Pendidikan berbasis karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia
yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita.
Kesadaran itu dijadikan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka,
dan kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah memperjualbelikan. Sosok
dirinya tampak memiliki integritas, kejujuran, kreativitas, dan perbuatannya
menunjukkan produktivitas.
Selain itu, tidak hanya menyadari apa tugasnya dan bagaimana mengambil sikap
terhadap berbagai jenis situasi permasalahan, tetapi juga akan menghadapi kehidupan
dengan penuh kesadaran, peka terhadap nilai keramahan sosial, dan dapat
bertanggung jawab atas tindakannya. Pendidikan karakter dapat digunakan sebagai
strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah untuk membentuk identitas
yang solid setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan dari pendidikan
karakter adalah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita ke arah kemajuan
tanpa konflik dengan norma yang berlaku.
https://www.gurupendidikan.co.id/pendidikan-karakter/
q. Pengembangan Smart School
Penggunaan teknologi dalam konsep sekolah pintar dapat terlihat dari
beberapa hal. Dari sisi guru, pengelolaan administrasi lebih mudah dilakukan.
Misalnya, penulisan, penyusunan maupun perencanaan rencana pembelajaran dapat
dibandingkan dengan rencana pembelajaran guru-guru lain yang tergabung dalam
komunitas pendidikan. Memasukan nilai siswa juga bisa dilakukan secara online dan
data tiap guru dapat disimpan di server sekolah dengan menggunakan jaringan LAN.
Teknologi berbasis internet juga dapat digunakan dalam membangun media
komunikasi sekolah. Informasi dan sosialisasi program sekolah ke pihak orang tua
dapat dilakukan lewat website. Begitu juga dengan agenda online siswa yang dapat
diakses melalui multi platform. Komunikasi antar guru dan siswa juga semakin
mudah dengan adanya sosial media, seperti Facebook, Line dan WhatsApp yang
menghubungkan guru dengan siswa tanpa mengenal waktu dan tempat. Selain itu
manfaat penggunaan teknologi ini juga bertujuan untuk menghemat pemakaian kertas
(paperless), penyampaian informasi lebih cepat dan lebih mudah didapat, ketrampilan
menggunakan teknologi terasah dan kinerja sekolah dan individu lebih baik.
( Wikipedia )
http://103.40.55.195/kksi/4
r. Pengembangan materi pokok (Fakta, Konsep, Prinsip)
Keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan sangat tergantung pada keberhasilan
guru merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya
merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan
proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran (instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta
didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai
sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk
kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .
Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan
berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan
perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran