ORANG PERCAYA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ix
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.....................................................................1
B. IDENTIFIKASI MASALAH................................................................................6
C. BATASAN MASALAH........................................................................................6
D. RUMUSAN MASALAH......................................................................................7
E. TUJUAN PENULIS..............................................................................................7
F. HIPOTESIS...........................................................................................................7
G. MANFAAT PENELITIAN...................................................................................7
H. METODOLOGI PENELITIAN............................................................................8
I. SISTEMATIKA PENULISAN.............................................................................9
BAB II.............................................................................................................................11
KAJIAN TEORITIS DAN TEOLOGIS TENTANG ROH KUDUS..............................11
A. KAJIAN TEORITIS...........................................................................................11
1. Pengertian Roh Kudus..................................................................................11
2. Pendapat Para ahli........................................................................................12
B. KAJIAN TEOLOGIS..........................................................................................12
1. Perjanjian Lama............................................................................................12
2. Perjanjian Baru.............................................................................................14
3. Pengertian Gereja.........................................................................................16
4. Pertumbuhan Iman........................................................................................21
BAB III............................................................................................................................25
PERAN ROH KUDUS DALAM IMAN ORANG PERCAYA......................................25
A. PERAN ROH KUDUS........................................................................................25
1. Menyadarkan akan Dosa..............................................................................27
2. Mengerjakan pembaharuan di dalam hidup Orang Percaya.........................28
3. Menjadi penolong Orang Percaya................................................................30
4. Memimpin Orang Percaya kepada segala kebenaran...................................32
5. Memberikan Hikmat dan wahyu kepada Orang Percaya.............................33
6. Menolong Orang Percaya mematikan perbuatan-perbuatan kedagingan.....35
B. HUBUNGAN ROH KUDUS TERHADAP ORANG PERCAYA.....................35
1. Tinggal dan menetap dalam diri orang percaya............................................37
2. Sebagai kompas untuk mengubah haluan hidup...........................................40
3. Memberikan karunia-karunia rohani............................................................41
4. Mengubah status orang percaya...................................................................43
C. DAMPAK KEHADIRAN ROH KUDUS TERHADAP ORANG PERCAYA..43
1. Orang percaya dapat menjadi saksi..............................................................44
2. Memiliki kehidupan yang berbeda dengan dunia.........................................45
3. Kehidupan kerohanian meningkat................................................................46
BAB IV............................................................................................................................49
APLIKASI BAGI ORANG PERCAYA.........................................................................49
A. MENGHORMATI PERAN ROH KUDUS YANG BERDIAM DI DALAM
DIRI ORANG PERCAYA..........................................................................................49
B. MENGAKUI KARYA ROH KUDUS MEMELIHARA GEREJA-NYA..........50
C. MEYAKINI AKAN KARYA ROH KUDUS ATAS PERTUMBUHAN IMAN
JEMAAT......................................................................................................................52
D. MENERIMA DIDIKAN ROH KUDUS YANG MEMBAWA KEPADA
KEHIDUPAN LEBIH BAIK.......................................................................................54
BAB V.............................................................................................................................56
PENUTUP.......................................................................................................................56
A. KESIMPULAN...................................................................................................56
B. SARAN................................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................59
BAB I
PENDAHULUAN
Roh Kudus adalah Allah, yang kekal. Tidak seorang pun kecuali Dia yang dapat
menyertai kehidupan setiap orang percaya untuk selama-lamanya. Tidak hanya
menyertai saya, atau saudara, atau generasi yang akan datang, namun Dia dapat selalu
bersama setiap individu, terlepas dari apakah individu itu hidup atau mati. Jadi Roh
Kudus adalah pribadi yang keluar dari diri Bapa, yang diutus oleh Bapa dan Anak.
Inilah oknum ketiga dari Allah Tritunggal. Allah memiliki kehendak yang kekal dan
Roh Kudus memimpin kita masuk kedalam kehendak Allah. jika demikian apakah
kehendak Roh Kudus sama dengan kehendak Allah? Roh Kudus mengetahui kehendak
Allah, kemudian Ia menolong orang-orang yang berdosa, mereka dapat berdoa sesuai
dengan kehendak Allah. Roh Kudus sebagai penolong yang besar, sebagai penghibur.
Ia menolong orang agar hidup dan doa mereka seuai dengan kehendak Allah. Allah
mempunyai kehendak yang ditetapkan dalam kekekalan, tetapi Roh Kudus memimpin
didalam proses kehidupan orang percaya. Tidak ada pimpinan Roh Kudus dan
pekerjaaan Allah yang menjadikan orang tersesat, terpaksa, putus asa, kabur otak,
atau pikirannya. Itu bukan pekerjaan Roh Kudus. Jika Roh Kudus memimpin
seseorang tidak mungkin orang itu menjadi kerasukan, tidak sadar berbiuat hal-hal
yang tidak waras, dan sebagainya itu pasti bukan pekerjaan Roh Kudus, Roh Kudus
1
justru mencalikkan mata orang dan menyegarkan pikiran orang. Roh Kudus
memberikan bijak sana pada pikiran orang dan membawa orang kepada kebenaran.
Roh Kudus menggugah bukan memadamkan membangunkan bukan menidurkan,
memberi kesadaran bukan kealpaan.2
Sikap gereja dewasa ini tidak mau tahu dan tidak mau peduli dengan Roh
Kudus. Banyak anggota gereja dewasa ini, seperti murid-murid diefesus ; ketika
mereka ditanya, sudahkah kamu menerima Roh Kudus? Mereka terpaksa menjawab,
belum bahkan kami belum pernah mendengar bahwa ada Roh Kudus. (Kis 19:2).
Sementara itu yang lainnya, yang telah diberi keterangan sedikit, tahu bahwa Roh itu
ada, tetapi hanya menganggap-Nya sebagai suatu pengaruh atau suatu kuasa belaka
dan tidak menganggap-Nya sebagai pribadi . Bagi mereka Roh itu adalah benda dan
bukan pribadi. Orang lain lagi yang meneliti pengajaran agama dan tahu seluk beluk
Roh itu, mereka tidak mengenal Dia sebagaimana diartikan Yoh 14:17 sebab
perkataan itu bukan hanya mengandung pengetahuan intelektual, melainkan juga
pengetahuan sebagai buah dari pengalaman. Mengenal Roh Kudus secara mendalam
sebagai buah pengalaman jauh lebih baik daripada sekedar tahu tentang Dia. Jika kita
beripikir tentang Roh Kudus maka kita mencampurkan perihal pribadi atau Roh
dengan jasmaniah. Dan karena Dia tidak mempunyai tubuh, maka kita menganggap
Dia sebagai kuasa atau pengaruh yang tak berpribadi, yang keluara dari Allah. Tetapi
kita harus ingat bahwa pribadi ini sama sekali tidak dibatasi oleh tubuh. Apabila tubuh
yang fana ini menjadi debu, pribadi atau Roh kita tetap hidup. Orang percaya yang
telah mati tubuhnya tinggal dalam kubur sampai hari kebangkitan sedangkan pribadi
atau Rohnya sama sekali tidak diapa-apakan oleh kematian. Ia masih tetap merasa,
berfikir, dan berkehendak. Memang kita tidak dapat melihat Roh Kudus atau pun
mendengar suara-Nya, tetapi kita dapat mengenal dan merasakan kehadiran-Nya
secara pribadi diantara kita.3
Sedapat mungkin kami akan menggunakan pendekatan yang terbuka. Seperti yang
akan kita lihat, Alkitab tidak memberi pembatasan yang ketat tentang Karunia-karunia
Roh itu, karena pendekatan yang terbuka ini nampaknya merupakan cara yang dapat
dibenarkan. Maksud saya ialah menggunakan cara ini sebegitu rupa senhingga gereja
mana saja yang ingin memakai karunia-karunia Roh untuk membantu pertumbuhan
2
3
akan dapat berbuat demikian. Saya merasa hal ini dapat dilakukan, sebab saya
sungguh-sungguh percaya akan sifat universal karunia-karunia Roh. Setiap orang
karisten memiliki karunia Roh dan setiap gereja memilikinya. Banyak yang masih
terkubur didalam diri seperti talenta yang terdapat dalam Matius 25, namun karunia-
karunia itu dapat digali dan dipakai untuk kemuliaan Allah dan pertumbuhan gereja.
Karunia- karunia Roh Kudus disediakan bagi orang Kristen. Dan orang yang tidak
percaya tidak mempunyai Roh samasekali, sedangkan tiap-tiap orang percaya yang
sejati dalam Yesus Kristus mempunyai karunia. Menemukan dan mengembangkan
karuni-karunia Roh Kudus dapat menjadi tujuan yang baik. Dalam beberapa kasus, hal
ini saja yang akan membantu sebuah gereja untuk bertumbuh. Akan tetapi,
pertumbuhan gereja itu rumit karunia-karunia Roh hanya merupakan salah satu dari
antara banyak prinsip pertumbuhan gereja. Oleh karena itu, dalam banyak hal
program yang menggunakan karunia-karuni Roh saja tidak akan memadai untuk
mempergunakan sebaik-baiknya potensi pertumbuhan sebuah gereja.bila karuni-
karunia ditemukan maka harus ada berbagai saluran agar karunia-karunia itu dapat
digunakan dengan ektif. Suatu hal yang sangat mengecewakan ialah bila kita
menemukan suatu karunia Roh, namun tidak dapat menggunakannya dalam gereja
sebenarnya para gembala gereja harus menyadari bahwa gereja bisa saja kehilangan
anggota-anggota bila hal ini terjadi. Karunia-karunia Roh berasal dari Allah dan sangat
penting sifatnya telah dikani secara umum sepanjang sejarah jemaat Kristen.
Pemahaman Alkitab oelah umat Kristen telah menjamin keadaan yang demikian.
Apayang tidak selamanya tidak diakui ialah teologi jemaat sebagai tubuh Kristus yang
ada dibelakang karunia-karunia Roh, dan bahwa penggunaan semua karunia itu tetap
penting dan relevan sampai sekarang. Orang-orang Karunia : nubuat adalah
kemampuan istimewa yang diberikan oleh Allah kepada beberapa anggota dalam
Tubuh Kristus untuk menerima dan menyampaikan suatu ucapan yang dikemukakan
oleh Allah. Karunia pelayanan adalah kemampuan istimewa yang diberikan oleh Allah
kepada beberapa anggota dalam Tubuh Kristus untuk mengenali kebutuhan-kebutuhan
yang belum dipenuhi yang termasuk suatu tugas yang behubungan dengan pekerjaan
Tuhan serta menggunakan sumber daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan itu dan membantu mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Masih banyak
Orang-orang di korintus yang tidak mengetahui tentang karunia-karunia Roh Kudus.
Maka daripada itu paulus menuliskan surat kepada mereka supaya mereka mengetahui
tentang karunia-karunia Roh Kudus. (1 Korintus 12:1)4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan diatas maka penulis
merumuskan pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana kajian Teoritis dan Teologis tentang Roh Kudus?
2. Bagaimana peran Roh Kudus dalam Iman orang percaya?
3. Bagaimana Aplikasinya bagi orang percaya?
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN TEOLOGIS TENTANG ROH KUDUS
A. KAJIAN TEORITIS
Untuk dapat memahami tentang apa yang dimaksudkan oleh Roh Kudus, dalam
pembahasan ini maka diambil beberapa pendekatan. Pendekatan utamanya adalah
mengertian Roh Kudus, dan etimologi kata (asal usul kata), pendapat parah ahli
tentang Roh Kudus.
B. KAJIAN TEOLOGIS
1. Perjanjian Lama
Sering kali sulit untuk mengenali Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, karena
masa itu mencerminkan tahap-tahap paling awal dari peryataan progresif. Sebenarnya,
istilah Roh Kudus kadang-kadang digunakan dalam Perjanjian Lama. Ketika waktu itu
istilah yang lebih luas adalah Roh Allah. Harus diperhatikan bahwa bahasa Ibrani
adalah bahasa substansial yang secara relatif kekurangan kata sifat. Dalam bahasa
Inggris dapat menggunakan kata benda atau kata sifat, tetapi bahasa Ibrani cenderung
memakai dua kata benda, dimana yang salah satunya berfungsi sebagai negitif.
Kebanyakan rujukan Perjanjian Lama kepada oknum ketiga dari Tritunggal terdiri atas
6
Ramses Simanjuntak, “Peran Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya” (n.d.):
117–143.
7
John Stott, Gereja, Injil, Dan Pelayanan Yang Alkitabiah (Jakarta: Kalam Hidup, 1997), 57.
8
Anthony Hoekema, Diselamatkan Oleh Anugrah (Jakarta: Momentum, 2013), 35–36.
dua kata benda Roh dan Allah. Tidaklah jelas dari susunan ini bahwa yang dimksud
adalah pihak yang berbeda. Ungkapan Roh Allah mungkin saja dipahami sebagai
sekedar merujuk kepada kehendak, pikiran atau kegiatan Allah. Bagaimanapun
terdapat beberapa kasus dimana Perjanjian Baru menjelaskan bahwa suatu rujukan
Perjanjian Lama kepada Roh Allah adalah rujukan kepada Roh Kudus. Salah satu ayat
Perjanjian Baru yang paling terkenal adalah Kisah Para Rasul 2:16-21, dimana Petrus
menjelaskan bahwa Nabi Yoel telah menubuatkan apa yang terjadi pada hari
Pentakosta, “aku akan mencurahkan Roh-Ku keatas semua manusia” (2:17). 9 Roh
Kudus menyelesaikan proses penciptaan sejak awal dari semua yang telah dibuat (Kej
1:1; Ibr 11:3). Secara keseluruhan, perlu diungkapkan bahwa Roh Kudus adalah
pembuatnya, dengan asumsi demikian, siapa yang dapat membuat? Benarkah dia
adalah Tuhan? Roh Kudus melakukan banyak karya dalam Perjanjian Lama.
Ia hanya memberkati orang-orang tertentu, misalnya Yusuf (Kej 41:38), Yusuf
adalah orang yang sarat dengan Roh Allah. (Kel 38:1-6), Bezaliel dipenuhi dengan
Roh Kebijaksanaan. Musa dan 70 penjaga Israel (Bil 11:16-17), kemudian, pada saat
itu Aku akan turun dan berbicara dengan Engkau di sana, dan saya akan mengambil
sebagian dari Roh yang telah turun ke atasmu dan menaruhnya di atas mereka , dan
mereka akan bersamamu. menanggung tanggung jawab atas bangsa, jadi engkau saat
ini tidak perlu memikulnya serang diri sajaYosua (Bil 27:18-23), ambillah Yosua,
seorang pria yang penuh dengan Roh, letakkan tanganmu di atasnya. Gideon (Hak
6:33-34), Roh Allah melampaui Gideon. Simson (Hak 13:24-25), dan wanita itu
melahirkan seorang anak muda dan menamainya Simson, anak itu berkembang dan
Tuhan memujanya. Hatinya mulai digerakkan oleh Tuhan di mahane-Dan yang
terletak di Zorah dan Eshtaol. Pemimpin Saul (1 Sam 10:1;6-10 mengungkap bahwa
pada saat itu kamu akan dibatasi oleh Roh Tuhan dan kamu akan mengikuti tangisan
mereka, kemudian, pada saat itu kamu akan mendapatkan sifat lain sehingga kamu
menjadi "manusia lain". Penguasa Daud (1 Sam 16:13), Samuel mengambil terompet
yang diisi dengan minyak dan disukai Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya.
Sejak hari itu, Roh Allah mengambil alih tanggung jawab atas Daud. Kemudian, pada
saat itu, sekitar saat itu Samuel berangkat ke Roma. Para Nabi (Mi 3:8; Za 4:6), namun
9
Millard J. Erickson, Teologi Kristen (Malang: Gandum Mas, 2004), 40.
aku penuh dengan kekuatan dan Roh Allah. bukan dengan keperkasaan dan bukan
dengan kekuatan melainkan oleh Roh Tuhan.10
da 3 pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama, untuk lebih jelasnya:
mengendalikan individu (2 Tawarikh 24:20), meluncur pada individu (Bil 11:25),
mengisi individu (Kel 31:3). Seperti yang ditunjukkan oleh kata-kata Dennis dan Ritta
Bennett dalam buku "The Holy Spirit and You", pencurahan Roh Kudus di zaman
Perjanjian Lama sering kali diimplikasikan sebagai sebuah karunia.
2. Perjanjian Baru
Pada masa Perjanjian Baru, Roh Kudus dicurahkan kepada semua murid, hal
ini jelas telah dipastikan dan diantisipasi oleh setiap penyembah hari ini (Zaman Kasih
Karunia atau Zaman Roh Kudus). Kepenuhan Roh Kudus yang paling signifikan dan
signifikan adalah pada saat kedatangan Pentakosta. (Kisah 2:1-4), ketika hari
Pentakosta tiba, setiap pendukung berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turun dari surga
suara seperti angin sepoi-sepoi, dan itu memenuhi seluruh rumah, tempat mereka
duduk, dan di sana tampak bagi mereka lidah-lidah seperti nyala api, yang menyebar
banyak di setiap lidah merekaJadi mereka dipenuhi dengan Roh Kudus, dan mereka
mulai berkomunikasi dalam berbagai dialek, ketika Roh Kudus menawarkan mereka
untuk berbicara. (Kisah Para Rasul 1:8), namun kamu akan memiliki kuasa ketika Roh
Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi penyembah-Ku di Yerusalem, dan
di seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai penutupan dunia. Ilustrasi lain tentang
pencurahan Roh Kudus di gereja mula-mula adalah: orang-orang yang tidak percaya di
Samaria (Kisah Para Rasul 8:17), kemudian, pada saat itu, sekitar saat itu mereka
berdua meletakkan tangan mereka di atas mereka, kemudian, pada saat itu, sekitar
kemudian mereka mendapat Roh Kudus. Kornelius dan setiap orang lainnya (Kisah
Para Rasul 10:44), sementara Petrus mengatakan ini, Roh Kudus turun ke atas setiap
individu yang mendengar pesan itu. Para pengikutnya ada di Efesus (Kisah Para Rasul
19:6-7), dan ketika Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka, Roh Kudus turun ke
atas mereka dan menambahkan kata-kata mereka dalam bahasa roh dan meramalkan.
Manusia terdiri dari 3 segmen, yaitu: Tubuh, Jiwa, dan Roh. Karena individu memiliki
10
Ramses Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen,” Peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan Iman
orang percaya dan penerapannya dalam kelas pendidikan Agama Kristen (n.d.): 143.
segmen Roh, individu dapat memperoleh Roh Kudus dengan membuka hatinya. Jiwa
manusia dapat mempengaruhi setiap individu manusia. Jika Roh digerakkan oleh Roh
Kudus, kecenderungan orang tersebut akan dipengaruhi oleh Roh Kudus untuk
menjadi seperti Kristus. Jika roh dibatasi oleh Setan, individu unik tersebut akan setara
dengan Setan.11
BAB III
PERAN ROH KUDUS DALAM IMAN ORANG PERCAYA
11
Ramses Simonjuntak, peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan Iman orang percaya (n.d.):
120-122
Allah yang menyelamatkan manusia. Selain itu, di dalam sistem pemahaman filsafat
agama Trinitas, bahasa dogmatis pada umumnya tidak cukup untuk menuntun individu
menghadapi esensi dan tanggung jawab Tuhan atas kepercayaan.12
Roh Kudus tidak hanya menyertai gereja mula-mula. Dalam Kekristenan yang
telah menyebar ke berbagai belahan dunia, Roh Kudus masih hadir sampai saat ini
bersama gereja-Nya. Hal ini penting untuk kehendak Tuhan bagi umat manusia. Tidak
diragukan lagi, perbaikan kategori gereja yang berbeda telah membuat filosofi dan
konvensi Roh Kudus lebih bergeser. Namun, terlepas dari kenyataan bahwa ada
variasi yang berbeda dalam konvensi Roh Kudus, pekerjaan Roh Kudus dalam
kehidupan orang percaya berlangsung sampai hari ini.13
Karya keselamatan Allah Tritunggal bagi manusia hadir bukan hanya untuk
ditempatkan dalam justifikasi iman, namun juga mengalami, merasakan,
mendengarkan, dan mengkontenplasikan kasih Allah yang benar, yang tidak terukur
oleh manusia. Kasih adalah kebenaran kehadiran sejati Tuhan dalam keberadaan
manusia, dan Allah sebagai pengasih dapat dirasakan dalam kehadirah Roh Kudus.14
Roh Kudus mendorong setiap orang percaya untuk bergabung dalam keselamatan
yang diciptakan oleh Bapa melalui Yesus Kristus dan Roh Kudus. Roh juga bertindak
dan mengembangkan informasi tentang Allah. Dialah yang memberikan kepekaan
iman untuk mengenal dan merasakan kehadiran Allah yang nyata dalam pengalaman
hidup manusia. Roh yang mempersatukan dan mengarahkan dalam kepekaan iman
mengenai kehidupan Kristiani. Dalam bahasa Rahner disebut sebagai “Ketekismus
Hati” yang membuat manusia mampu merenungkan dan merasakan citarasa, nuansa,
karakteristik kebenaran iman Kristiani. Roh Kudus memampukan umat untuk
menyapa Allah yang hadir dalam pengalaman hidup, serta yang memungkinkan umat
berseru Yesus adalah Tuhan (1 Kor 12:3). Roh Kudus mengajar umat berdoa dan
manyapa Allah sebagai Bapa dalam nama Yesus (Yoh 16:26). Dalam pekerjaan
pekerjaan, Roh Kudus bertindak secara fundamental dari dalam diri manusia untuk
berpartisipasi dalam kesurgaan Tuhan dan bersatu dengan Tuhan yang suci.Di dalam
gereja, Roh Kudus mengambil bagian dalam menyatukan dan membentuk Gereja
12
Edy Syahputra Sihombing, “Peran Roh Kudus Sebagai Allah Yang Personal Di Dalam Gereja,”
Melintas 35, no. 1 (2020): 45.
13
Asih Rachmani Endang Sumiwi, “Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa
Kini,” JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO 1, no. 1 (December 2018): 24.
14
Sihombing, “Peran Roh Kudus Sebagai Allah Yang Personal Di Dalam Gereja.”
ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta (Kisah Para Rasul 2:1-40). Roh
Kudus mempersatukan semua orang beriman, bukan dalam solidaritas karena
persamaan, melainkan solidaritas dalam keragaman. Selain itu, dengan cara-Nya
sendiri yang khusus, Roh Kudus juga berkarya di non-Katolik untuk menaruh minat
pada solidaritas dan kebahagiaan bersama Allah Tritunggal. Pada akhirnya Roh Kudus
ada di dalam setiap individu yang unik dan mendorong mereka keluar untuk mencari
realitas dan kehendak Allah. Roh Kudus hadir sebagai penuntun dalam pekerjaan-Nya,
namun tidak di tempat yang khusus. Akibatnya Roh Kudus mengunjungi dan hadir
dalam diri manusia untuk membantu dan membimbing manusia kepada realitas
kehendak Tuhan, sehingga manusia terlibat dalam kekudusan Allah. Dalam arti ini,
Roh Kudus hadira dalam kehidupan manusia dan menolong manusia menemukan
kebenaran Wahyu keselamatan yang ditawarkan Yesus. Dengan begitu, cinta kasih
Bapa yang mau meyelamatkan orang beriman dilaksanakan oleh Yesus dan Roh
Kudus, dengan peran yang unik Pribadi- Pribadi Allah.15
15
Ibid.
tidak dapat maju atau bertumbuh secara rohani sampai Roh Kudus menyentuh
kehidupannya, ketidak percayaan itu adalah dosa. Ketika manusia mulai menyadari
kesedihan Tuhan dari kehidupan ini, serta mempersilahkan Yesus mengambil tindakan
terhadap dosa ini seperti yang dilakukanNya terhadap dosa-dosa yang lain. Sebagian
besar orang sudah sekian lama memikirkan tentang rasa tidak percaya secara kabur
saja. Jadi kini manusia dapat merasa sangat lega setelah mengetahui obat yang mujaraf
dari dosa-dosanya. Langkah-langkah yang harus diambil kini sudah jelas; manusia
harus mengakui ketidakpercayaannya kepada Yesus Kristus, kemudian mengijinkan
Roh Kudus membawanya kepada pertobatan atas hal ini, sekalipun secara emosional;
dan percaya akan janji Tuhan untuk mengampuni dan menguduskan kita dari dosa. (1
Yoh 1:9).16
16
J. Oswald Sanders, The Holy Spirit Of Promise, 2nd ed. (Jakarta: Yasyasan Komunikasi Bina
Kasih, 2012).
gambar dan rupa Allah. Mereka diberi kebenaran, kesucian, dan informasi asli, yang
semuanya hilang pada saat kejatuhan. Manusia tidak diselamatkan hanya untuk berada
dalam keadaan yang manis dan indah. Bagaimanapun, manusia dipulihkan sebagai
ciptaan lain dan kembali ke awal kehidupan manusia sebagai gambar Tuhan melalui
kelahiran lain. Ini adalah jaminan pernyataan Tuhan bagi individu yang menerima dan
mengakui dalam jiwanya bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat. Selanjutnya,
bagi setiap individu yang telah mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat, hendaknya mengenakan pribadi baru yang diciptakan oleh kehendak Tuhan
dalam kemuliaan dan keagungan yang nyata dan meninggalkan dosa atau gaya hidup
sebelumnya yang tidak memuliakan Tuhan, sehingga ia dapat dikenal sebagai
pendukung sejati Kristus dan dapat mengungkap keberadaan Kristus kepada dunia
melalui tindakan kehidupan.”17
Orang yang di dalam Kristus adalah manusia baru yang terus mengalami
pembaharuan didalam seluruh aspek hidupnya dan manusia lamanya disalibkan serta
tidak menjadi hamba dosa. Sekali lagi ia menganggap dirinya mati terhadap dosa dan
hidup bagi Allah di dalam Kristus (Roma 6:11) dan tidak menyerahkan dirinya sendiri
senjata untuk berbuat salah atau memalukan, namun menyerahkan individunya kepada
Allah untuk menjadi senjata kebenaran (Roma 6:13 ). Hal tersebut merupakan suatu
gambaran praktikal kehidupan Kristen yang benar-benar hidup bagi Allah dan hidup
dalam persekutuan dengan Allah. Penegasan ini sesuai dengan penegasan Paulus
dalam (Efesus 4:21-24) “Kalian sudah mendengar tentang Dia! Dan sebagai
pengikut-Nya, Anda juga telah dididik tentang sifat-sifat Allah yang ada di dalam-
Nya! Sejalan dengan itu, lepaskan manuusia lama dengan contoh kehiduan lama yang
sebelumnya yang telah dirusak oleh keiingnannya yang menyesatkan. Biarkan hati
dan jiwa Anda terisi penuh. Kamu harus hidup sebagai manusia baru yang diciptakan
18
oleh teladan Tuhan, yaitu dengan teladan, orang yang benar dan suci." Orang-
orang yang telah mengalami kelahiran kembali akan mengubah diri mereka sendiri
dalam semua sudut pandang.
17
Hengki Wijaya, “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus : Natur , Proses , Dan Fakta
Serta,” Jurnal Jaffray 14, no. 1 (2016): 110.
18
Darius and Robi Panggara, “Konsep Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Paulus Dalam
Efesus 4:17-32 Dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya,” Stt Jaffray 0 (2013): 58.
3. Menjadi penolong Orang Percaya
Orang percaya diberikan jaminan perlindungan, pemeliharaan, pertolongan,
penghiburan dan pemulihan dari Roh Kudus. Walaupuun, sebagian besar orang percya
beranggapan bahwa Roh Kudus berupa suatu daya pengaruh, yaitu sesuatu yang
sangat halus, yang menghasilkan perasaan yang hangat dan enak dalam diri kita.
Namun Sang Penolong sebenarnya bukanlah suatu daya pengaruh, Ia adalah suatu
oknum salah satu dari tritunggal ketuhanan. Oleh karena Ia adalah Oknum, Ia
memiliki semua sifat-sifat pribadi. Ia memiliki akal, pengetahuan, dan kemauan. 19
Yesus mengatakan bahwa Dia tidak akan selamanya bersama-sama dengan murid-
muridNya, sebab Dia pergi kepada Bapa untuk meyediakan tempat bagi yang percaya
kepadaNya. Namun, sebelum Yesus pergi, Tuhan Yesus telah berikrar untuk
mengirimkan sekutu, khususnya Roh Kudus yang dapat pergi bersama para
penyembah-Nya dalam menyelesaikan misi dan penginjilan ke Samaria, Yudea dan
bahkan ke seluruh dunia. Pada saat Roh Kudus datang, Dia akan menghukum alam
semesta atas dosa ketidakpercayaan kepada Kristus. Jadi, orang yang bertobat dan mau
menerima Kristus adalah pekerjaan Roh Kudus.20
Para pengikut Kristus dipakai sebagai alat untuk mengajarkan Injil Tuhan,
sedangkan yang mengerjakan keselamatan adalah Roh Kudus. Juga, ketika murid-
murid bersaksi Roh Kudus menjaga kebenaran tentang Kristus di dalam hati setiap
pengikut-Nya, karena Yesus akan pergi dan para pengikut-Nya tidak akan melihat Dia.
Realitas Injil akan tetap terjaga, mengingat Roh Kuduslah yang menjadi penolong
untuk menjaga kebenaran di hati murid-murid-Nya, selain itu bagi dunia ini, Roh
Kudus akan meyakinkan bahwa Injil adalah terlepas dari kenyataan yang sah, Roh
Kudus juga akan menginsafkan alam semesta ini akan penghakiman Kristus. Sehingga
individu-individu yang mendengar Injil yang disampaikan oleh para pengikutnya, akan
menyebabkan dunia ini menebus dan mengakui Kristus sebagai Juru Selamat. Terbukti
ketika para pengikut-Nya menerima baptisan Roh Kudus pada saat datangnya
Pentakosta. Saat itu Roh Kudus memberi kuasa kepada para murid untuk
melaksanakan tugas pemberitaan Injil mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan
19
Catherine Marshall, Roh Kudus Penolong Kita (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986), 21.
20
Waharman Waharman, “Studi Eksegetis Peranan Roh Kudus Dalam Penginjilan Berdasrkan
Injil Yohanes 16:4B-15,” Manna Rafflesia 6, no. 1 (1970): 43.
bahkan sampai ke ujungg bumi (Kis 1:8), sampai ahirnya banyak jiwa yang menjadi
percaya dan memberi diri dibabtis.21
Terlepas dari kenyataan bahwa Tuhan Yesus telah meninggalkan para pengikut di
dunia ini, Roh Kudus akan menjadi penolong mereka dalam mengajarkan Injil, karena
Roh Kuduslah yang melibatkan para murid-murid-Nya dan juga akan mengubah dunia
ini akan dosa ketidakpercayaan kepada Kristus. .
Jadi jika dunia ini mau menerima Kristus, itu adalah pekerjaan Roh Kudus,
para murid hanya dipakai oleh Tuhan Yesus dalam menjalankan misi keselamatan
dunia. Mereka akan bersaksi bersama-sama dengan Roh Kudus. Roh Kudus akan
menyertai murid-murid sebagai penolong dan sekaligus sebagai penghibur dan
membimbing mereka ketika mereka berada dalam situasi yang sulit. 22 Di saat-saat
terakhir, Yesus berjanji kepada murid-murid-Nya untuk menghadirkan seorang
penolong yang akan senantiasa mendampingi mereka. Kata-kata membuat murid-
murid Yesus yang ketakutan menjadi tenang, ketika mereka mendengarnya untuk
pertama kali.23
24
Sumiwi, “Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.”
25
Helmut Haubeil, Langkah-Langkah Kebangunan Rohani Pribadi (Wien: Austrian Publishing
House, 2016), 27.
26
Leon Morris, Reflection on The Gospel of Jhon (Michigan: Baker Book House, 1986), 1–2.
Amsal 17:16 berkata, “apakah gunanya uang ditangan orang bebal untuk membeli
hikmat?” tentunya, hikmat tidak dapat dibeli dengan uang. Tuhan memberikan hikmat
kepada mereka yang berkenan kepada-Nya. Kemudian didalam Amsal 1:10-19 kita
diperingati untuk menghindari pergaulan yang buruk. Untuk menemukan hikmat, kita
harus mencari dan mencintainya dengan segenap hati kita. Karena itu, didalam Amsal
1:20 dan 2:22 kita dinasehati untuk mencari hikmat. Sebuah kunci yang penting untuk
memperoleh hikmat adalah kebaikan. Amsal 3:27-35 menguraikan subyek tentang
berbuat baik. Tuhan ingin kita agar kita baik kepada orang-orang lain (Mat 7:12).27
Otorisasi pelajaran motivasi harus dianggap sebagai jenis pekerjaan untuk
melindungi Alkitab sebagai Wahyu Tuhan. Hendry H. Knight terus mengatakan
bahwa motivasi adalah upaya untuk menjamin bahwa ungkapan-ungkapan Alkitab
benar-benar berasal dari Tuhan. Sedangkan istilah pengungkapan mengandung arti
pengungkapan. Memberitahukan rahasia tentang Tuhan. Dengan pengungkapan
sesuatu dapat dipikirkan tentang Tuhan. Wahyu bukannya Allah itu sendiri, namun
Wahyu harus memiliki otoritas Allah. Wahyu benar-benar buatan tangan Allah sendiri.
Atau di sisi lain adalah aktivitas yang berfungsi secara luar biasa. Abraham mendapat
pernyataan yang luar biasa dari Allah, seperti yang dilakukan Musa, Yakub dan
berbagai Nabi, Rasul-rasul lainnya. Allah menyingkapkan diri-Nya secara eksplisit
kepada kita saat ini, dan memberikan wahyunya melalui Alkitab.28
27
Sumiwi, “Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.”
28
Rizal Calvary, “Inspirasi Menjamin Alkitab Sebagai Wahyu Allah,” Semi Jurnal Reformata 1
(2002): 46.
kita akan tetap ada sampai saaYesus datang untuk kedua kalinya. Tidak ada seorang
rasul yang pernah membuat peryataan bahwa dia tidak berdosa. Tetapi “Kristus
didalam kita” membuat perubahan besar dalam hubuhngan kita dengan dosa.29
31
Suparman, “KARYA ROH KUDUS DALAM MEMERDEKAKAN ORANG PERCAYA MENURUT
ROMA 8:2 DAN IMPLIKASINYA BAGI KEHIDUPAN ROHANI ORANG PERCAYA,” Osf Preprint, 19.
32
Sumiwi, “Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya Masa Kini.”
jawab atas mereka. Bersamaan dengan itu, manusia akan menjadi satu dengan Kristus.
Pada saat kita menerima Roh Kudus, pada detik itu juga kita dipersatukan dengan
Kristus, karena pada saat itu pula kita dipersatukan dengan motivasi Allah dari
Kristus, melalui dan oleh Roh Kudus. Kami adalah penutup Kristus, namun juga
sarana yang dengannya objek itu dipenuhi.33
Roh Kudus memberi hidup, tinggal dan dinamis dalam pengikutnya (Roma
8:2, 9-11), sehingga mereka mengalami esensi Tuhan sendiri (Ibrani 13:5c) untuk
menyelesaikan amanat yang luar biasa dalam kehidupan sehari-hari mereka.Dasar dari
prinsip bahwa kepercayaan orang Kristen menerima bahwa Tuhan yang menciptakan
alam semesta adalah Trinitas, di mana Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah satu
pribadi dan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pada akhirnya, Roh
Kudus yang sepenuhnyabersifat pribadi, menilai kehormatan dan perlakuan yang
setara dan mematuhi otoritas yang sama seperti Allah Bapa dan Allah Anak. Roh
Kudus tidak boleh dilihat sebagai suatu esensi yang lebih rendah dari Bapa dan Anak
meskipun fakta bahwa pekerjaan-Nya sekarang dan kemudian lebih rendah dari
keduanya.34
Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal yang datang untuk
menggantikan Allah Anak dengan sepenuhnya, melanjutkan pekerjaan Kristus serta
menggenapi penlayanan-Nya dibumi. Roh Kudus hanyalah Roh Allah itu sendiri, Roh
yang berasal dari Tuhan, Roh yang memiliki tempat dengan Tuhan, memiliki sifat
ilahi dan Dia membuat dunia ini bersama dua umat Allah yang berbeda, khususnya
Allah Bapa dan Allah Anak. Roh Kudus memiliki kualitas surgawi yang serupa
dengan Allah sebelum dan kemudian setelah penciptaan, dari tak henti-hentinya
hingga abadi dan tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Roh Kudus adalah Pribaadi
yang memimpin para pengikut Kristus dengan kekuatan-Nya, sehingga kita memiliki
pengalaman pribadi dengan Allah. Tanpa bantuan Roh Kudus, tidak seorang pun dapat
benar-benar mengenal Allah. Secara pribadi, Roh Kudus mengamati dan menunjukkan
kepastian Tuhan sesuai dengan apa yang tertulis dalam Alkitab (II Timotius 3:16,
Yohanes 14:26). Roh Kudus sebagai Pribadi juga memberikan arahan atau perintah
33
Simanjuntak, “Peran. Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidik. Agama Kristen.”
34
Ibid.
untuk mengajarkan Injil, seperti yang Dia lakukan dengan Barnabas dan Saulus (Kisah
Para Rasul 13:4). Sebagai bukti bahwa Roh Kudus benar-benar seorang pribadi seperti
yang tertulis dalam Alkitab, yaitu Dia dapat didukakan atau dilukai, dicaci maki,
ditipu pada saat Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:3), dihina, dicobai, dihalangi,
dipadamkan (1 Tesalonika 5:19).35 Kesadaran akan Roh Kudus yang tinggal dalam diri
setiap orang percaya. Model kesadaran akan Roh Kudus yang tinggal dalam hidupp
orang peercaya penting untuk ditekankan, sebab Roh Kudus yang tinggal dalam hidup
orang percaya adalah salah satu tindakan unik Roh Kudus. Kita mengenal Roh Kudus
sebab “Ia tinggal bersamamu dan akan tinggal bersama-sama denganmu” (Yoh 14:17).
Didalam bagian ini, imam mengajak umat untuk menyadari Roh Kudus yang tinggal
tinggal dan diam dalam diri. Tindakan yang unik yang hanya merujuk pada Roh
Kudus adalah “menyertai” dan “diam bersama sama” dalam pribadi manusia (Yoh
14:16,23). Dasar dari pemahan ini adalah pengutusan Roh Kudus. Oleh karena itu,
kesadaran ini penting.36
35
Sarah Andriati, “Pemahaman Tentang Karunia Roh Kudus Dalampemberdayaan Kualitas
Guru Pendidikan Agama Kristen,” Jurnal Antusias 4, no. 7 (1948): 34–61.
36
Sihombing, “Peran Roh Kudus Sebagai Allah Yang Personal Di Dalam Gereja.”
37
Erastus Sabdono, Transformasi Pikiran, Rehobot Li. (Jakarta, 2019), 81–82.
membuat orang percaya memiliki kesukaan terhadap hal-hal spiritual. Roh Kudus
membuat orang percaya, memiliki kesukaan terhadap perintah Allah. Dengan ini Roh
Kudus membantu orang-orang percaya senantiasa mengikuti perintah Tuhan,
khususnya didalam firman Tuhan. dengan cara yang sama, Roh Kudus menjadikan
iluminasi juga dasar dari iman orang percaya. Roh Kudus membimbing dan
menguatkan orang percaya dan untuk mati bagi dosadosa dan hidup dalam hubungan
yang nyaman dengan Allah melalui Kristus Yesus. Hanya dengan kuasa Roh Kudus
juga yang memampukan orang percaya mengakui bahwa Allah adalah kasih. Inilah
yang membuat orang percaya mau membersihkan dirinya untuk bergantung dan
mengasihi Yesus. Orang percaya mau datang kepada Allah denagan kasih untuk
berdoadan memuji-Nya, seperti seorang anak datang kepada ayahnya sendiri. Iman
yang bertumbuh seperti ini juga akan menghasilkan pengharapan, kasih dan tindakan
baik.38
38
Simanjuntak, “Peran. Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidik. Agama Kristen.”
1:17, “setiap pemberian yang baik dan hadia yag sempurna datangnya dari surge,
diturunkan oleh Allah,Pencipta segala terang di langit. Ialah yang tidak berubah, dan
tidak pula menyebabkan kegelapan apapun”. Yakobus memberitahukan bahwa setia
karunia yang baik dan sempurna yang berasal dari atas, yaitu dari Allah Bapa sendiri.
Gereja pada saat ini memerlukan karunia-karunia rohani yang sama seperti gereja
mula-mula, untuk memajukan pekerjaan Tuhan. Tubuh gereja tidak hhanya terbagi
dalam satu anggota saja, tetapi banyak anggota ynag berkumpul bersama-sama dalam
satu kesatuan (1 Kor 12:14,17,19). Untuk merajut mereka bersama, melalui apapun
yang dipersembahkan oleh tiap-tiap orang karena kasih, untuk pertumbuhan gereja,
gereja juga mengatur bagian-bagian tubuh seperti yang di kehendaki-Nya. Karunia-
karunia rohani tidak diberikan agar jemaat dapat memuliakan diri mereka sendiri. Roh
Kudus membagikannya untuk kepentingan bersama (1 Kor 12:7) dan untuk
memperlengkapi orang-orang kudus untuk pekerjaan Tuhan (Ef 4:12). Seperti yang
dikemukakan Paulus, tidak ada hadiah yang lebih berharga atau lebih penting daripada
hadiah lainnya. Paulus juga tidak pernah menganggap Roh sebagai pemberi karunia
yang terbatas. Schatzmann berkata, "Karunia penting yang diberikan oleh Roh Kudus
ini tidak ada habisnya dan tidak ada yang lebih baik dari yang berikutnya." Ketika Roh
memberikan karunia maka, pada saat itu kapasitas karunia memiliki fungsi untuk
kepentingan bersama.39
41
Imanuel Wulanata, “Peran Dan Karya Roh Kudus Serta Implikasinya Terhadap
Pengembangan Pribadi Dan Kualitas Pengajaran Guru Kristen,” Jurnal Polyglot 14 (2018): 21.
tunduk pada kehendak-Nya, kita akan menerima penuh damai sejahtera dan sukacita
yang Tuhan janjikan. Kita akan menjdai dewasa bertumbuh sesuai dengan epenuhan
Kristus (Efesus 4:13b). kita hanya mempunyai satu Allah, satu Tuhan dan satu
Juruslamat. Kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Yesus mengajarkan kepada
kita bahwa kita harus “cintailah Tuhan allahmu dengan sepenuh hatimu, dengan
segenap jiwamu, dan seluruh akalmu dan dengan segala kekuatanmu (Mar 12:30).42
42
Haubeil, Langkah-Langkah Kebangunan Rohani Pribadi.
kehidupan orang percaya untuk terus berpegang teguh kepada kebenaran dan terus
bertumbuh didalam segala hal kea rah Dia, Kristus, yang adalah kepala (Ef 4:15).
Karena ukuran pertumbuhan rohani dapat dilihat dari hubungan orang percaya dengan
Yesus Kristus dimana kepercayaan dirinya terus dipersiapkan. Karena kepercayaan
diri yang tulus akan bertahan didalam penderitaan dan kesensaraan, ditengah-tengah
berbagai percobaan dan tawaran kenikmatan dunia yang menggoda. Kedewasaan
rohani juga dapat dikerjakan dengan membuang sifat kekanak-kanakan. Sejatinya
manusia yang tidak rohani hanya bisa membutuhkan makanan ringan dan susu namun
belum bisa menerima makanan-makanan keras. Karena kedewasaan rohani dalam
pertumbuhannya sangat diharapkan sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus
dengan segala kedewasaannya. Paulus juga mengingatkan kepada jeaam di Korintus
supaya meninggalkan sifat kekanak-kanakan dan pola pikirnya. Rasul Paulus
mengatakan, pada waktu saya masih anak kecil, saya berbicara seperti anak kecil, saya
berperasaan seperti anak kecil dan saya berpikir seperti anak kecil. Sekarang saya
sudah dewasa, melakukan kelakuan saya yang kekanak-kanakan sudah saya buang (1
Kor 13:11).43
43
Yonatan Alex Arifianto, “Kajian Biblikal Tentang Manusia Rohani Dan Manusia Duniawi,”
Jurnal Teruna Bhakti 3, no. 1 (2020): 54.
bahwa dari hasil buahnya seseorang dapat dikenali Kualitas (Mat 7:16,20).
Kematangan atau kedewasaan seorang pribadi yang mengatakan bahwa kerohanian
adalah buah dari kehidupan. Kehidupan yang rohani bukan hanya masalah hubungan
Tuhan dengan diri sendiri, tetapi juga dengan orang lain. Artinya, kehidupan rohani
adalah tentang hubungan individu dengan Tuhan yang diindikasikan oleh periaku
terhadap sesama atau lingkungan sosialnya. Maksud dari kehidupan rohani yang telah
diselesaikan sejauh ini hanyalah untuk menunjukkan nilai dari kepercayaan Kristen
yang diterapkan. Meskipun demikian, dengan eksplorasi informatif tentang Daniel,
diyakini bahwa ada tujuan yang dicapai oleh institusi, atau para pembicara, kehidupan
rohani hanya berkualitas dari mahasiswa akan berdampak pada kualitas akademik.
Teks ini memberitahukan bahwa Daniel memiliki kebiasaan dalam kehidupan
kerohaniannya, dimana tiga kali dalam sehari iya berdoa kepada Tuhan. ini sebuah
bentuk disiplin rohani Daniel. Ia membangun kehidupan doa menjadi sebuah
kebiasaan sehari-hari. Sekalipun poin ini muncul di ayat 6, namun prasa seperti ynag
biasa dilakukannya menunjukkan adanya pola ynag sudah dilakukan sejak lama dan
telah menjadi habit Daniel. Kebiasaan yang dilakukan tiga kali dalam sehari
menunjukkan ketekunan dan kedisplinan hidup dalam sebuah suasana yang tidak
mendukung, ditanah asing dan tidak mendukung kegiatan beribadah, Daniel tetap taat
melakukan doa. Disiplin rohani yang dilakukan Daniel inilah yang membentuk
kerohanian yang di atas rata-rata, roh yang luar biasa.44
BAB IV
APLIKASI BAGI ORANG PERCAYA
Gereja sebagai karya Roh Kudus dibentuk dalam dan oleh daya kekuatan Roh
Kudus menuji saman eskalotogi, zaman ahkhir. Jurgenmoldman memberikan
45
Ramses Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen,” Sanctum Domine: Jurnal Teologi 2, no. 1
(2019): 117–143.
46
Edy Syahputra Sihombing, “Peran Roh Kudus Sebagai Allah Yang Personal Di Dalam Gereja,” Melintas
35, no. 1 (2020): 40–56.
pernyataan teologis yang amat penting dalam hal ini, ketika mengatakan sebagai
komunitas Kristus secara historis, gereja secara eskatologis merupakan buah karya
Roh Kudus persis pada aspek inilah, Roh Kudus bekerja membangun dan membentuk
gereja sebagai buah karyanya. Gereja merupakan bentuk dari pengalaman sejarah
peyelamatan Yesus Kristus. Pengalaman dan kekuatan Roh Kudus menjadi tanda
kehadiran sejarah penyelamatan Yesus Kristus dalam pengalaman menuju zaman
eskatologis sebagai cintaan baru seabagai komunitas eskatologis yang dibenuk oleh
kekuatan Roh Kudus, gereja memang merasuki dan berada dalam zaman dan waktu
tertentu, namun bergerak menuju kepenuhan janji Allah. Gereja bukan merupakan
institusi yang statis, melainkan organisasi yang dinamis, hidup dan berkembang
menuju penggenapan pengharapan. Gereja sebagai komunitas eskatologi, dalam karya
kekuatan Roh Kudus mengalami karya keselamatan pada saat ini menuju kepenuhan
masa depan. Itulah sebabnya dengan mengatakan bahwa gereja adalah komunitas
eskatologi yang mengharapkan penggenapan keselamatan masa depan. Tidak berarti
bahwa gereja saat ini gereja yang belum mengalami keselamatan. Keselamatan sudah
ada dalam gereja berkat kekuatan Roh Kudus, namun keselamatan itu akan mendapat
penggenapan. Penggenapan eskatologi itu telah dibuka dan di awali oleh Roh Kudus
yang dicurahkan sebagai kepenuhan dan penggenapan janji Allah Bapa dalam Yesus
Kristus.
Daya kekuatan Roh Kudus dalam membentuk dan memelihara gereja-Nya, Yesus
Kristus sebagai tubuh mistik Yesus Kristus. Yesus memanggil mereka bersama dan
menjadikan mereka anggota tubuh mistik-Nya. Dengan demikian, gagasan mengenai
gereja sebagai tubuh mistik Kristus bukan sebagai khayalan, melainkan cara untuk
mengungkapkan kenyataan bahwa anggota-anggota gereja menghayati kehidupan ilahi
oleh daya kekuatan Roh Kudus pula lah yang membuat gereja menjadi tubuh mistik
Yesus Kristus. Dalam perspektif inilah, peranan Roh Kudus sebagai jiwa gereja
sungguh-sungguh tampak dan Nampak dirasakan.
Allah menghendaki setiap umat-Nya mencapai pertumbuhan Iman yang sehat dan
sempurna. Dalam ayat-ayat itu Allah menyatakan bukti-bukti pertumbuhan Iman yang
sempurna. Kata-kata yang membeuktikan pertumbuhan iman yang sempurna dalam
nas ini ialah “sampai” “mencapai” “sehingga”. Ketiga kata ini memiliki pengertian
yang sama, yaitu dari satu titik tertentu menuju ketitik berikutnya. Artinya kita harus
berkembang dan bertumbuh hingga mencapai tingkat pertumbuhan tertentu. Kata-ata
itu meyatakan dinamika, proses yang terusmenerus, jelas dan terarah menuju kepada
sesuatu yang lebih baik, lebih tinggi, lebih mulia dan yang sempurna. Setiap orang
Kristen harus mencapai tingkat pertumbuhan iman seperti yang tertera dalam nas itu.
Kita tidak boleh hanya sekerdar bertumbuh, melainkan wajib bertumbuh secara
sempurna. Ukuran pertumbuhan iman yang sempurna bukanlah berdasarkan perasaan
seseorang atau endapatnya sendiri bahwa dirinya bertumbuh, melainkan sebuah
pertumbuhan yang sesuai dengan maksud dan ukuran firman Allah. Firman Allahlah
ukuran yang valid dan benar soal pertumbuhan iman yang sempurna. Karena itu kita
47
Esther Winda, “BAGAIMANA GAYA KEPEMIMPINAN PENDETA TERHADAP PERTUMBUHAN
IMAN JEMAAT DI GEREJA TORAJA JEMAAT BUKIT SION SALURABANI,” Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952. (1967).
48
Limbong Paillin, “Pemuridan Kontekstual Terhadap Iman Warga Jemaat Efrata Minanga,”
Institut Agama Kristen Negeri Toraja (2019).
harus bertumbuh dalam iman seturut firman-Nya. Pertumbuhan iman yang sempurna
dalam nas itu meliputi pengertian dan perbuatan.
Pertumbuhan iman yyang sehat dan sempurna itu berwujud nketika seorang
Kristen hidup untuk melayani Allah, mencapai kesatuan Iman, mencapai kedewasaan
penuh, dan teguh berpegang kepada kebenaran didalam kasih bertumbuh didalam
segala hal ke arah Dia. Kristus, yang adalah kepala. Pertumbuhan Iman sperti itulah
yang harus kita capai. Sehingga iman kita bertumbuh dengan benar dan sesui dengan
kehendak Tuhan. sebaiknya, jika pertumbuhan iman kita tdak mengarah dan mencapai
kesempurnaan sesui nas itu maka pertumbuhan itu salah, sesat, dan tidak berkenan
kepada Allah.49
49
Yusuf Eko Basuki, Pertumbuhan Iman Yang Sempurna (Jakarta: Gramedia Digital, 2014).
Tuhan". Banyak penyembah secara keliru memanfaatkan pencelupan Roh Kudus
dengan memamerkan diri mereka kepada orang lain dengan mengatakan bahwa
mereka memuaskan ekspresi Tuhan. Terlepas dari kenyataan bahwa sifat dan karakter
Roh Kudus adalah Roh Kudus bukan hanya dampak atau kekuatan yang sederhana.
Dia adalah Tuhan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah Roh, saya tidak
dapat dibatasi oleh penjelasan manusia. Manusia mengenal Tuhan dan memiliki
kemitraan dengan Tuhan melalui Roh dan roh manusia, dan bukan dengan manusia
yang mendeteksi. Roh Kudus tidak memiliki tubuh untuk dirinya sendiri, kecuali
orang-orang yang telah direklamasi oleh Kristus dan mempersembahkan tubuh mereka
kepada-Nya untuk menjadi rumah Roh, Roh Kudus tentu bukanlah kekuatan yang
acuh tak acuh, dan 'kemajuan serta Roh Kudus hanya milik Allah.50
50
Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen.”
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data-data dan hasil penelitian yang telah disajikan di skripsi ini, maka
penulis mengambil kesimpulan :
1. Roh Kudus adalah bukan sekedar suatu kuasa atau pengaruh yang sewaktu-waktu
digunakan, tetapi Roh Kudus adalah pribadi ilahi yang memiliki karakter
setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak.;l
2. Roh Kudus adalah Allah yang nyata melalui pekerjaan-Nya. Hal ini
ditunjukkan ketika Peter Ananias, mengapa hati Anda dibatasi oleh Setan
sehingga Anda menyesatkan Roh Kudus dan mempertahankan bagian dari
pengembalian dari tawaran tanah. Anda tidak menyesatkan manusia, tetapi
menipu Tuhan (Kisah Para Rasul 5:3-4).
3. Karunia Roh Kudus adalah suatu pribadi yang diberikan oleh Allah, Anak
dan Roh Kudus yang menjadi pemberi karunia-karunia ini dengan tujuan
pelayanan , sehingga karunia itu harus melayani Tubuh Kristus.
4. Ada 9 karunia Roh Kudus, yang terdiri dari karunia yang secara khusus
diberikan Tuhan kepada orang pecaya yang meliputi: kecerdasan, kebajikan
dan wawasan, semua hal dipertimbangkan, Pemberkatan kekuatan Roh
Kudus, terdiri dari tiga bagian, khususnya: keyakinan, perbaikan dan
keajaiban dan anugerah Firman Tuhan meliputi: Nubuat, Roh Bahasa, dan
pengurai bahasa lidah.
5. Pemberkahan keyakinan adalah tempat di mana seorang individu
sepenuhnya percaya kepada Tuhan melalui apa yang dia katakan, dan
melakukannya tanpa ketidakpastian sekecil apa pun sehingga dia dapat
menunjukkan hal-hal yang indah (Matius 17:20).
6. Perbendaan Iman dengan anugerah Iman. Keyakinan sangat tahan lama dan
bahkan berkembang, keyakinan ini muncul dengan mendengarkan Firman
Tuhan, anugerah keyakinan adalah sarana yang dengannya keinginan Roh
Kudus menyingkapkan diri-Nya.
7. Anugerah berobat adalah anugerah Tuhan yang dapat menyembuhkan
berbagai penyakit tanpa melalui cara biasa atau sumber apapun atau tanpa
melalui obat-obatan.
8. Karunia mujizat adalah kapasitas unik yang diberikan oleh Allah kepada
orang-orang tertentu dari Tubuh Kristus untuk menjadi perantara bagi orang-
orang. Melalui mereka Tuhan puas melakukan perbuatan-perbuatan luar
biasa yang ditunjukkan oleh persepsi individu yang melihatnya telah
mengubah sistem standar di alam. Mujizat terdiri dari dua bagian; mujizat
atas alam dan mujizat atas manusia.
9. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Lama bekerja hanya kepada orang-orang
tertentu saja. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Baru bekerja bagi setiap
orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
10. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Lama bekerja hanya kepada orang-orang
tertentu saja seperti kepada nabi-nabi-Nya. Ketika pembentukan alam
semesta dan melalui nabi-nabi-Nya seperti: yehezkiel, Bazaleel, Otniel dan
lain sebagainya.
11. Kuasa Roh Kudus dalam Perjanjian Baru lebih nyata seperti: dalam
kehidupan Yesus, dalam Kisah Para Rasul, dalam kehidupan orang percaya,
dalam gereja Tuhan dan dalam dunia.
12. Melihat banyaknya masalah dalam kehidupan manusia saat ini maka karunia
Roh Kudus seperti karunia iman, karunia kesembuhan dan karunia mujizat
sangat di butuhkan oleh jemaat.
DAFTAR PUSTAKA
intan limbong, “Pengenalan Identitas Roh Kudus Bagi Perkembangan Pendidikan Anak
Sekolah Minggu” (2020): 2.
Ramses Simanjuntak, “Peran Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya”
(n.d.): 117–143.
John Stott, Gereja, Injil, Dan Pelayanan Yang Alkitabiah (Jakarta: Kalam Hidup, 1997),
57.
Anthony Hoekema, Diselamatkan Oleh Anugrah (Jakarta: Momentum, 2013), 35–36.
Millard J. Erickson, Teologi Kristen (Malang: Gandum Mas, 2004), 40.
Ramses Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya
Dan Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen,” Sanctum Domine: Jurnal
Teologi 2, no. 1 (2019): 120.
Ramses Simonjuntak, peranan Roh Kudus dalam pertumbuhan Iman orang percaya
(n.d.): 120-122
Erickson, Teologi Kristen, 40.
Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen,” 132–133.
Timotius Haryono, Budi Purnomo Indargo, and Soleman Kawangmani, “MODEL
PNEUMATOLOGI DALAM PERTUMBUHAN GEREJA MENURUT KITAB
KISAH PARA RASUL PASAL 1-12 DAN APLIKASINYA DALAM KONTEKS,”
Jurnal Penelitian STT GAMALIEL 5 (2017): 52.
Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen,” 133.
John Powell, Visi Kristiani-Kebenaran Yang Memerdekakan Kita (Yogyakarta:
Kanisius, 1997), 192.
Powell, Visi Kristiani-Kebenaran Yang Memerdekakan Kita, 192
Aeron Frior Sihombing, “GEREJA DALAM PERSPEKTIF HANS KUNG Aeron Frior
Sihombing,” Amanat Agung (2014): 32–33.
Gismawa Putri Silalahi, “Tinjauan Terhadap Membangun Gereja Berdasarkan
Perspektif Pelayanan Perintisan Paulus” 1, no. 1 (n.d.): 4–5.
Anthony A. Hoekema, Diselamatkan oleh Anugerah (176-178)
Harun Hadiwijono, iman Kristen, (jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992 )
Slamet Rinto Aji, Deskripsi Kualitatif Perkembangan Iman, 17-20
Andriati, Sarah. “Pemahaman Tentang Karunia Roh Kudus Dalampemberdayaan
Kualitas Guru Pendidikan Agama Kristen.” Jurnal Antusias 4, no. 7 (1948): 34–61.
http://www.sttintheos.ac.id/e-journal/index.php/antusias/article/view/3/2.
April, Nomor, and Agustin Soewitomo Putri. “DUNAMIS ( Jurnal Teologi Dan
Pendidikan Kristiani ) Menstimulasi Kualitas Kehidupan Rohani Dalam
Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa : Studi Refleksi Daniel 6 : 1-4” 1,
no. 2 (2017): 1–4.
Arifianto, Yonatan Alex. “Kajian Biblikal Tentang Manusia Rohani Dan Manusia
Duniawi.” Jurnal Teruna Bhakti 3, no. 1 (2020): 12.
Benyamin, Yoel. “Roh Kudus Meterai Keselamatan Kekal Orang Percaya Menurut
Efesus 1:13-14.” HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen 2, no. 1
(2020): 87–95.
Calvary, Rizal. “Inspirasi Menjamin Alkitab Sebagai Wahyu Allah.” Semi Jurnal
Reformata 1 (2002): 38–52.
Darius, and Robi Panggara. “Konsep Manusia Baru Berdasarkan Perspektif Paulus
Dalam Efesus 4:17-32 Dan Implementasinya Dalam Kehidupan Orang Percaya.”
Stt Jaffray 0 (2013).
Haubeil, Helmut. Langkah-Langkah Kebangunan Rohani Pribadi. Wien: Austrian
Publishing House, 2016.
Marshall, Catherine. Roh Kudus Penolong Kita. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1986.
Milne, Bruce. Yohanes : Lihatlah Rajamu. Jakarta: Yasyasan Komunikasi Bina Kasih,
1997.
Morris, Leon. Reflection on The Gospel of Jhon. Michigan: Baker Book House, 1986.
Sabdono, Erastus. Transformasi Pikiran. Rehobot Li. Jakarta, 2019.
Sanders, J. Oswald. The Holy Spirit Of Promise. 2nd ed. Jakarta: Yasyasan Komunikasi
Bina Kasih, 2012.
Sihombing, Edy Syahputra. “Peran Roh Kudus Sebagai Allah Yang Personal Di Dalam
Gereja.” Melintas 35, no. 1 (2020): 40–56.
Simanjuntak, Ramses. “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya
Dan Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen.” Sanctum Domine:
Jurnal Teologi 2, no. 1 (2019): 117–143.
Sumiwi, Asih Rachmani Endang. “Peran Roh Kudus Dalam Kehidupan Orang Percaya
Masa Kini.” JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO 1, no. 1 (December 14, 2018).
http://www.e-journal.sttbaptisjkt.ac.id/index.php/graciadeo/article/view/19.
Suparman. “KARYA ROH KUDUS DALAM MEMERDEKAKAN ORANG
PERCAYA MENURUT ROMA 8:2 DAN IMPLIKASINYA BAGI KEHIDUPAN
ROHANI ORANG PERCAYA.” Osf Preprint. Last modified 2020.
https://doi.org/10.31219/osf.io/vc2p7.
Waharman, Waharman. “Studi Eksegetis Peranan Roh Kudus Dalam Penginjilan
Berdasrkan Injil Yohanes 16:4B-15.” Manna Rafflesia 6, no. 1 (1970): 36–52.
Wijaya, Hengki. “Pengenaan Manusia Baru Di Dalam Kristus : Natur , Proses , Dan
Fakta Serta.” Jurnal Jaffray 14, no. 1 (2016): 23–24.
https://ojs.sttjaffray.ac.id/JJV71/article/view/194.
Wulanata, Imanuel. “Peran Dan Karya Roh Kudus Serta Implikasinya Terhadap
Pengembangan Pribadi Dan Kualitas Pengajaran Guru Kristen.” Jurnal Polyglot 14
(2018): 19–30.
Ramses Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya
Dan Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen,” Sanctum Domine: Jurnal
Teologi 2, no. 1 (2019): 117–143.
Edy Syahputra Sihombing, “Peran Roh Kudus Sebagai Allah Yang Personal Di Dalam
Gereja,” Melintas 35, no. 1 (2020): 40–56.
Simanjuntak, “Peranan Roh Kudus Dalam Pertumbuhan Iman Orang Percaya Dan
Penerapannya Dalam Kelas Pendidikan Agama Kristen.”
Karakter materi