Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan anugerah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait mata
kuliah yang sedang dipelajari.
Dengan tersusunnya makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan. Maka dari itu saya mohon maaf apabila terdapat beberapa kesalahan.Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Baik bagi diri penlis maupun bagi
pembaca makalah ini. Terima Kasih.
Medan, 2023
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
A. Latar Belakang........................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................6
BAB 2..............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
A. Definisi Agama.......................................................................................................................7
B. Jenis Agama............................................................................................................................8
1) Kategori.............................................................................................................................8
2) Kerja sama antaragama.....................................................................................................8
C. Cara Beragama........................................................................................................................9
D. Unsur-Unsur Agama...............................................................................................................9
E. Fungsi Agama..........................................................................................................................9
F. Agama di Indonesia...............................................................................................................10
G. Kelompok Agama.................................................................................................................10
1) Abrahamik.......................................................................................................................10
2) Iran..................................................................................................................................12
3) India................................................................................................................................12
5) Tradisional......................................................................................................................13
6) Baru.................................................................................................................................13
H. Isu dalam Agama...................................................................................................................14
1) Ekonomi..........................................................................................................................14
2) Kesehatan........................................................................................................................14
3) Kekerasan........................................................................................................................15
4) Sains................................................................................................................................15
3
BAB 3............................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................................16
B. Saran......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah pengatur (sistem) yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian kepada Sang Pencipta Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata "agama" berasal dari Bahasa Sanskerta, āgama (आगम) yang berarti "Cara
Hidup". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya
dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh
negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonghuchu. Sedangkan semua
sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara resmi disebut “religi”.
Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya,
dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan
sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang
dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan
ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-
petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi
bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang
bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota
masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran
agamanya.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan definisi luas tentang Agama,
mencakup cara beragama, unsur-unsur dan fungsi Agama, jumlah Agama di Indonesia,
kelompok-kelompok agama serta isu-isu di dalamnya.
6
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Agama
Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan menyeluruh. Definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada agama-
agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan
suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu, terhadap apa
yang dikenal sebagai agama-agama, perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan
yakin berasal dari Tuhan; dan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum, dan lain-lain yang
diyakini berasal dari Tuhan.
Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup, yakni bahwa seluruh
aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan,
bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata
cara agama.
7
B. Jenis Agama
1) Kategori
Pada abad ke-19 dan ke-20, praktik akademik perbandingan agama membagi keyakinan
agama ke dalam kategori yang didefinisikan secara filosofis disebut "agama-agama dunia".
Namun, beberapa sarjana baru-baru ini telah menyatakan bahwa tidak semua jenis agama
yang harus dipisahkan oleh filosofi yang saling eksklusif, dan selanjutnya bahwa kegunaan
menganggap praktik ke filsafat tertentu, atau bahkan menyebut praktik keagamaan tertentu,
ketimbang budaya, politik, atau sosial di alam, yang terbatas. Keadaan saat studi psikologis
tentang sifat religiusitas menunjukkan bahwa lebih baik untuk merujuk kepada agama
sebagai sebagian besar fenomena invarian yang harus dibedakan dari norma-norma budaya
(yaitu "agama").
Beberapa akademisi mempelajari subjek telah membagi agama menjadi tiga kategori:
1. agama-agama dunia, sebuah istilah yang mengacu pada yang transkultural, agama
internasional;
2. agama pribumi, yang mengacu pada yang lebih kecil, budaya-tertentu atau kelompok
agama-negara tertentu, dan
3. gerakan-gerakan keagamaan baru, yang mengacu pada agama baru ini
dikembangkan.
Karena agama tetap diakui dalam pemikiran Barat sebagai dorongan universal, banyak
praktisi agama bertujuan untuk bersatu dalam dialog antaragama, kerja sama, dan
perdamaian agama. Dialog utama yang pertama adalah Parlemen Agama-agama Dunia pada
1893 Chicago World Fair, yang tetap penting bahkan saat ini baik dalam menegaskan "nilai-
nilai universal" dan pengakuan keanekaragaman praktik antar budaya yang berbeda. Abad
ke-20 terutama telah bermanfaat dalam penggunaan dialog antar agama sebagai cara untuk
memecahkan konflik etnis, politik, atau bahkan agama, dengan rekonsiliasi Kristen-Yahudi
mewakili reverse lengkap dalam sikap banyak komunitas Yesus terhadap orang Yahudi.
8
C. Cara Beragama
1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama
nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara
agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal
keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama.
2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau
masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang
berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama.
3. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) di bawah wahyu.
D. Unsur-Unsur Agama
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan
horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh
penganut-penganut secara pribadi.
Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama
E. Fungsi Agama
9
F. Agama di Indonesia
Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di
Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri Dalam
Negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan
kelima agama tersebut. SK tersebut kemudian dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid
karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan
beragama dan Hak Asasi Manusia.
G. Kelompok Agama
1) Abrahamik
Agama-agama abrahamik adalah agama monoteisme yang percaya bahwa ajaran mereka
turunan dari Abraham.
Yudaisme adalah yang tertua dalam agama Abrahamik, yang berasal dari orang-orang Israel
kuno dan Yudea. Yudaisme didasarkan terutama pada Taurat, teks yang beberapa orang
10
Yahudi percaya diturunkan kepada orang-orang Israel melalui Nabi Musa. Ini bersama
dengan jeda dari Alkitab Ibrani dan Talmud yang adalah teks utama Yudaisme. Orang-orang
Yahudi yang tersebar setelah penghancuran Bait Suci di Yerusalem pada tahun 70 Masehi.
Saat ini ada sekitar 13 juta orang Yahudi, sekitar 40 persen tinggal di Israel dan 40 persen
di Amerika Serikat.
Kekristenan didasarkan pada kehidupan dan ajaran Yesus dari Nazaret (abad ke-1) yang
disajikan dalam Perjanjian Baru. Iman Kristen pada dasarnya adalah iman kepada Yesus
sebagai Kristus, Anak Allah, dan sebagai Juruselamat dan Tuhan. Hampir semua orang
Kristen percaya pada Tritunggal, yang mengajarkan kesatuan Bapa, Anak (Yesus Kristus),
dan Roh Kudus sebagai tiga pribadi dalam satu Ketuhanan. Kebanyakan orang Kristen dapat
menjelaskan iman mereka dengan Kredo Nicea. Sebagai agama Kekaisaran Bizantium di
milenium pertama dan Eropa Barat pada masa penjajahan, Kristen telah disebarkan di
seluruh dunia.
Kelompok-kelompok kecil lainnya, seperti Saksi-Saksi Yehuwa dan Gerakan Orang Suci
Zaman Akhir, yang dimasukkan ke dalam agama Kristen yang kadang-kadang
diperdebatkan.
Islam didasarkan pada Al-Quran, salah satu kitab suci yang dianggap oleh umat
Islam sebagai wahyu dari Tuhan, dan ajaran-ajaran nabi Muhammad, tokoh politik dan tokoh
agama dari abad ke-7 Masehi. Islam adalah agama yang paling banyak dipraktikkan di Asia
Tenggara, Afrika Utara, Asia Barat, dan Asia Tengah, sementara negara-negara mayoritas
Muslim juga ada di beberapa bagian Asia Selatan, Sub-Sahara Afrika, dan Eropa Tenggara.
Ada juga beberapa republik Islam, termasuk Iran, Pakistan, Mauritania, dan Afghanistan.
Baha'i adalah sebuah agama Abrahamik yang didirikan pada abad ke-19 di Iran dan sejak itu
telah menyebar ke seluruh dunia. Ini mengajarkan kesatuan semua filsafat agama dan
menerima semua nabi-nabi Yahudi, Kristen, dan Islam serta nabi tambahan termasuk
pendiri Bahá'u'lláh sendiri.
Kelompok yang lebih kecil dari regional Abrahamik, termasuk Samaria (terutama
di Israel dan Tepi Barat), Rastafari (terutama di Jamaika), dan Druze (terutama
di Suriah dan Lebanon).
11
2) Iran
Agama Iran mencakup agama-agama kuno yang akarnya
mendahului Islamisasi di Iran Besar. Saat ini agama ini dilakukan dan dianut hanya
oleh minoritas.
3) India
Agama-agama India dipraktikkan atau didirikan di anak benua India. Mereka kadang-
kadang diklasifikasikan sebagai agama Dharmik, karena mereka semua memiliki dharma,
hukum spesifik realitas dan tugas yang diharapkan sesuai dengan agama.
12
4) Tradisional Afrika
Agama tradisional di Afrika meliputi keyakinan agama tradisional orang di Afrika . Ada
juga agama-agama diaspora Afrika terkenal dipraktikkan di Amerika .
5) Tradisional
Agama tradisional merujuk pada kategori yang luas dari agama-agama tradisional yang
mencakup perdukunan dan unsur-unsur animisme dan ibadah leluhur, di mana cara
tradisional "pribumi, bahwa yang asli atau dasar, diturunkan dari generasi ke generasi ...". Ini
adalah agama yang berkaitan erat dengan sekelompok orang tertentu, etnis atau suku, mereka
sering tidak memiliki kepercayaan formal maupun teks-teks suci. Beberapa agama yang
sinkretik, menggabungkan keyakinan agama yang beragam dan termasuk praktik.
6) Baru
Gerakan-gerakan keagamaan baru termasuk:
13
H. Isu dalam Agama
1) Ekonomi
2) Kesehatan
Mayo Clinic peneliti meneliti hubungan antara keterlibatan agama dan spiritualitas, dan
kesehatan fisik, kesehatan mental, kualitas hidup terkait kesehatan, dan hasil kesehatan
lainnya. Para penulis melaporkan bahwa: "Sebagian besar penelitian telah menunjukkan
bahwa keterlibatan agama dan spiritualitas yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih
baik, termasuk umur panjang lebih besar, keterampilan coping, dan kualitas kesehatan yang
berhubungan dengan kehidupan (bahkan selama penyakit terminal) dan kurangnya
kecemasan, depresi, dan bunuh diri”.
14
3) Kekerasan
Setiap agama mengajarkan dan menuntun manusia kepada kebenaran, dan jalan yang
lurus. Menentang kekerasan dan bersikap toleransi untuk saling menghormati. Namun, ilmuan
Barat mempunyai pemikiran-pemikiran tersendri bagi kelompok-kelompok yang menganut
agama itu sendiri, diantaranya:
Hector Avalos berpendapat bahwa, karena agama mengklaim kemurahan ilahi untuk diri
mereka sendiri, dan melawan kelompok lain, hal kebenaran ini mengarah pada kekerasan
karena konflik klaim untuk sebuah keunggulan, berdasarkan alasan banding yang diverifikasi
kepada Tuhan, yang kemudian tidak dapat diadili secara obyektif.
4) Sains
Ilmu agama, menurut praktisi agama, bisa diperoleh dari para pemimpin agama, teks-teks
suci, kitab suci. Menurut praktisi agama, dalam kitab suci agama yang diyakininya, dapat
ditemui beberapa penjelasan fakta ilmiah mengenai proses penciptaan alam semesta dan
makhluk hidup, semua diterangkan secara jelas, dan menakjubkannya dapat dibuktikan
dengan fakta ilmiah yang telah diuji oleh ilmuan-ilmuan dan peneliti pada zaman modern ini.
15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya keberagaman agama di dunia, seharusnya manusia lebih memiliki sikap
toleransi antar umat beragama, dan saling menghargai serta memiliki sifat tenggang rasa. Dengan
memiliki sikap-sikap tersebut, masyarakat akan terhindar dari konflik antar golongan, sehingga
hidup jadi lebih damai dan tentram.
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
https://galamedia.pikiran-rakyat.com/citizen-journalism/pr-352094472/agama-dan-adat-
istiadat-pertentangan-pengetahuan-dan-kebiasaan?page=3#:~:text=Hubungan%20Agama
%20dan%20Adat%2DIstiadat&text=Agama%20dan%20adat%20istiadat%20sangat,untuk
%20menyampaikan%20ajaran%2Dajaran%20agama
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama
17