Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME, atas berkat dan anugerah-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulisan makalah ini merupakan tugas dari dosen mata kuliah Pendidikan Agama. Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan terkait mata
kuliah yang sedang dipelajari.
Dengan tersusunnya makalah ini, saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dan kelemahan. Maka dari itu saya mohon maaf apabila terdapat beberapa kesalahan.Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Baik bagi diri penlis maupun bagi
pembaca makalah ini. Terima Kasih.

Medan, 2023

Charina Anatacya Br Siregar

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...........................................................................................................................5
A. Latar Belakang........................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................6
BAB 2..............................................................................................................................................7
PEMBAHASAN..............................................................................................................................7
A. Definisi Agama.......................................................................................................................7
B. Jenis Agama............................................................................................................................8
1) Kategori.............................................................................................................................8
2) Kerja sama antaragama.....................................................................................................8
C. Cara Beragama........................................................................................................................9
D. Unsur-Unsur Agama...............................................................................................................9
E. Fungsi Agama..........................................................................................................................9
F. Agama di Indonesia...............................................................................................................10
G. Kelompok Agama.................................................................................................................10
1) Abrahamik.......................................................................................................................10
2) Iran..................................................................................................................................12
3) India................................................................................................................................12
5) Tradisional......................................................................................................................13
6) Baru.................................................................................................................................13
H. Isu dalam Agama...................................................................................................................14
1) Ekonomi..........................................................................................................................14
2) Kesehatan........................................................................................................................14
3) Kekerasan........................................................................................................................15
4) Sains................................................................................................................................15

3
BAB 3............................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
A. Kesimpulan...........................................................................................................................16
B. Saran......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah pengatur (sistem) yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian kepada Sang Pencipta Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata "agama" berasal dari Bahasa Sanskerta, āgama (आगम) yang berarti "Cara
Hidup". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya
dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Di Indonesia, istilah agama digunakan untuk menyebut enam agama yang diakui resmi oleh
negara, seperti Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budhisme, dan Khonghuchu. Sedangkan semua
sistem keyakinan yang tidak atau belum diakui secara resmi disebut “religi”.
Agama sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya,
dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya. Secara khusus, agama didefinisikan
sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu
kelompok atau masyarakat dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang
dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci. Bagi para penganutnya, agama berisikan
ajaran-ajaran mengenai kebenaran tertinggi dan mutlak tentang eksistensi manusia dan petunjuk-
petunjuk untuk hidup selamat di dunia dan di akhirat. Karena itu pula agama dapat menjadi
bagian dan inti dari sistem-sistem nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang
bersangkutan, dan menjadi pendorong serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota
masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran
agamanya.

5
B. Rumusan Masalah

1) Apa definisi Agama, jenis Agama, dan bagaimana cara beragama?


2) Apa saja unsur-unsur dan fungsi Agama?
3) Apa saja Agama yang diakui di Indonesia?
4) Ada berapa kelompok Agama dan isu dalam Agama?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun bertujuan untuk menjelaskan dan memaparkan definisi luas tentang Agama,
mencakup cara beragama, unsur-unsur dan fungsi Agama, jumlah Agama di Indonesia,
kelompok-kelompok agama serta isu-isu di dalamnya.

6
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Agama

Definisi tentang agama di sini sedapat mungkin sederhana dan menyeluruh. Definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit maupun terlalu longgar, tetapi dapat dikenakan kepada agama-
agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan
suatu lembaga atau institusi yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu, terhadap apa
yang dikenal sebagai agama-agama, perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannya


menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa di luar dirinya. Sesuatu yang luar biasa
itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada
bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-
ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa,
Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara
menghambakan diri, yaitu menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan
yakin berasal dari Tuhan; dan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum, dan lain-lain yang
diyakini berasal dari Tuhan.

Dengan demikian, Agama adalah penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian


agama terdapat tiga unsur, yaitu manusia, penghambaan, dan Tuhan. Maka suatu paham atau
ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.

Lebih luasnya lagi, agama juga bisa diartikan sebagai jalan hidup, yakni bahwa seluruh
aktivitas lahir dan batin pemeluknya diatur oleh agama yang dianutnya. Bagaimana kita makan,
bagaimana kita bergaul, bagaimana kita beribadah, dan sebagainya ditentukan oleh aturan/tata
cara agama.

7
B. Jenis Agama

1) Kategori

Pada abad ke-19 dan ke-20, praktik akademik perbandingan agama membagi keyakinan
agama ke dalam kategori yang didefinisikan secara filosofis disebut "agama-agama dunia".
Namun, beberapa sarjana baru-baru ini telah menyatakan bahwa tidak semua jenis agama
yang harus dipisahkan oleh filosofi yang saling eksklusif, dan selanjutnya bahwa kegunaan
menganggap praktik ke filsafat tertentu, atau bahkan menyebut praktik keagamaan tertentu,
ketimbang budaya, politik, atau sosial di alam, yang terbatas. Keadaan saat studi psikologis
tentang sifat religiusitas menunjukkan bahwa lebih baik untuk merujuk kepada agama
sebagai sebagian besar fenomena invarian yang harus dibedakan dari norma-norma budaya
(yaitu "agama").

Beberapa akademisi mempelajari subjek telah membagi agama menjadi tiga kategori:

1. agama-agama dunia, sebuah istilah yang mengacu pada yang transkultural, agama
internasional;
2. agama pribumi, yang mengacu pada yang lebih kecil, budaya-tertentu atau kelompok
agama-negara tertentu, dan
3. gerakan-gerakan keagamaan baru, yang mengacu pada agama baru ini
dikembangkan.

2) Kerja sama antaragama

Karena agama tetap diakui dalam pemikiran Barat sebagai dorongan universal, banyak
praktisi agama bertujuan untuk bersatu dalam dialog antaragama, kerja sama, dan
perdamaian agama. Dialog utama yang pertama adalah Parlemen Agama-agama Dunia pada
1893 Chicago World Fair, yang tetap penting bahkan saat ini baik dalam menegaskan "nilai-
nilai universal" dan pengakuan keanekaragaman praktik antar budaya yang berbeda. Abad
ke-20 terutama telah bermanfaat dalam penggunaan dialog antar agama sebagai cara untuk
memecahkan konflik etnis, politik, atau bahkan agama, dengan rekonsiliasi Kristen-Yahudi
mewakili reverse lengkap dalam sikap banyak komunitas Yesus terhadap orang Yahudi.

8
C. Cara Beragama

Berdasarkan cara beragamanya :

1. Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragama
nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pemeluk cara
agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal
keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar agama.
2. Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau
masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang
berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama.
3. Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati
(perasaan) di bawah wahyu.

D. Unsur-Unsur Agama

Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:

 Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
 Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
 Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dan Tuhan-Nya, dan hubungan
horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
 Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh
penganut-penganut secara pribadi.
 Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

E. Fungsi Agama

 Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok


 Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan, makhlukh hidup, dan serta hubungan
manusia dengan manusia.
 Merupakan tuntunan tentang prinsip benar atau salah
 Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
 Pedoman dalam membentuk nilai-nilai kehidupan
 Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

9
F. Agama di Indonesia

Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu:


agama Islam, Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha , dan Khonghucu. Sebelumnya,
pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan agamanya secara
terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden Abdurrahman Wahid mencabut
larangan tersebut. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme dan lain-lainnya,
meskipun jumlahnya termasuk sedikit.

Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969


tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal
dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah:
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti
agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan
pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.

Tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi dan tidak resmi di
Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK (Surat Keputusan) Menteri Dalam
Negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom agama pada KTP yang hanya menyatakan
kelima agama tersebut. SK tersebut kemudian dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid
karena dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang Kebebasan
beragama dan Hak Asasi Manusia.

Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap Tuhan


Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan keberadaan Tuhan,
tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.

G. Kelompok Agama

1) Abrahamik
Agama-agama abrahamik adalah agama monoteisme yang percaya bahwa ajaran mereka
turunan dari Abraham.

 Yudaisme adalah yang tertua dalam agama Abrahamik, yang berasal dari orang-orang Israel
kuno dan Yudea. Yudaisme didasarkan terutama pada Taurat, teks yang beberapa orang

10
Yahudi percaya diturunkan kepada orang-orang Israel melalui Nabi Musa. Ini bersama
dengan jeda dari Alkitab Ibrani dan Talmud yang adalah teks utama Yudaisme. Orang-orang
Yahudi yang tersebar setelah penghancuran Bait Suci di Yerusalem pada tahun 70 Masehi.
Saat ini ada sekitar 13 juta orang Yahudi, sekitar 40 persen tinggal di Israel dan 40 persen
di Amerika Serikat.
 Kekristenan didasarkan pada kehidupan dan ajaran Yesus dari Nazaret (abad ke-1) yang
disajikan dalam Perjanjian Baru. Iman Kristen pada dasarnya adalah iman kepada Yesus
sebagai Kristus, Anak Allah, dan sebagai Juruselamat dan Tuhan. Hampir semua orang
Kristen percaya pada Tritunggal, yang mengajarkan kesatuan Bapa, Anak (Yesus Kristus),
dan Roh Kudus sebagai tiga pribadi dalam satu Ketuhanan. Kebanyakan orang Kristen dapat
menjelaskan iman mereka dengan Kredo Nicea. Sebagai agama Kekaisaran Bizantium di
milenium pertama dan Eropa Barat pada masa penjajahan, Kristen telah disebarkan di
seluruh dunia.
 Kelompok-kelompok kecil lainnya, seperti Saksi-Saksi Yehuwa dan Gerakan Orang Suci
Zaman Akhir, yang dimasukkan ke dalam agama Kristen yang kadang-kadang
diperdebatkan.
 Islam didasarkan pada Al-Quran, salah satu kitab suci yang dianggap oleh umat
Islam sebagai wahyu dari Tuhan, dan ajaran-ajaran nabi Muhammad, tokoh politik dan tokoh
agama dari abad ke-7 Masehi. Islam adalah agama yang paling banyak dipraktikkan di Asia
Tenggara, Afrika Utara, Asia Barat, dan Asia Tengah, sementara negara-negara mayoritas
Muslim juga ada di beberapa bagian Asia Selatan, Sub-Sahara Afrika, dan Eropa Tenggara.
Ada juga beberapa republik Islam, termasuk Iran, Pakistan, Mauritania, dan Afghanistan.
 Baha'i adalah sebuah agama Abrahamik yang didirikan pada abad ke-19 di Iran dan sejak itu
telah menyebar ke seluruh dunia. Ini mengajarkan kesatuan semua filsafat agama dan
menerima semua nabi-nabi Yahudi, Kristen, dan Islam serta nabi tambahan termasuk
pendiri Bahá'u'lláh sendiri.
 Kelompok yang lebih kecil dari regional Abrahamik, termasuk Samaria (terutama
di Israel dan Tepi Barat), Rastafari (terutama di Jamaika), dan Druze (terutama
di Suriah dan Lebanon).

11
2) Iran
Agama Iran mencakup agama-agama kuno yang akarnya
mendahului Islamisasi di Iran Besar. Saat ini agama ini dilakukan dan dianut hanya
oleh minoritas.

 Zoroastrianisme adalah agama dan filsafat berdasarkan ajaran nabi Zarathustra pada abad ke-


6 SM. Zoroastrian menyembah Sang Pencipta Ahura Mazda. Dalam Zoroastrianisme baik
dan yang jahat memiliki sumber-sumber yang berbeda, dengan kejahatan yang berusaha
menghancurkan penciptaan Mazda, dan yang baik mencoba untuk mempertahankannya.
 Mandean adalah agama monoteistik dengan pandangan dunia sangat dualistik. Mandean
yang kadang-kadang diberi label sebagai "Gnostik terakhir".
 Agama Kurdi termasuk kepercayaan tradisional Yazidi, Alevi, dan Ahl-e Haqq. Kadang-
kadang diberi label Yazdânisme.

3) India
Agama-agama India dipraktikkan atau didirikan di anak benua India. Mereka kadang-
kadang diklasifikasikan sebagai agama Dharmik, karena mereka semua memiliki dharma,
hukum spesifik realitas dan tugas yang diharapkan sesuai dengan agama.

 Hindu/Hinduisme adalah synecdoche menjelaskan filosofi serupa Vaishnavisme, Shaivisme,


dan kelompok-kelompok terkait dipraktikkan atau didirikan di anak benua India. Konsep
kebanyakan dari mereka berbagi dalam praktik umum
termasuk karma, kasta, reinkarnasi, mantra, yantras, dan Darsana. Hindu adalah agama yang
paling kuno yang masih aktif, dengan asal usul mungkin sejauh waktu prasejarah Hindu
bukanlah agama monolitik tetapi kategori agama yang berisi puluhan filosofi terpisah
digabung sebagai Sanatana Dharma, yang merupakan nama dari Hindu yang telah dikenal
sepanjang sejarah oleh para pengikutnya.
 Jain/Jainisme, diajarkan terutama oleh Parsva (abad ke-9 SM) dan Mahavira (abad ke-6 SM),
adalah sebuah agama India kuno yang mengatur jalur non-kekerasan untuk semua bentuk
makhluk hidup di dunia ini. Jain kebanyakan ditemukan di India.

12
4) Tradisional Afrika

Agama tradisional di Afrika meliputi keyakinan agama tradisional orang di Afrika . Ada
juga agama-agama diaspora Afrika terkenal dipraktikkan di Amerika .

 Agama Berber tradisional (Mauritania, Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya)


 Agama Mesir kuno (Mesir, Sudan)
 Waaq (Horn of Africa)
 Agama Akan (Ghana)
 Dahomey (Fon) mitologi (Benin)

5) Tradisional
Agama tradisional merujuk pada kategori yang luas dari agama-agama tradisional yang
mencakup perdukunan dan unsur-unsur animisme dan ibadah leluhur, di mana cara
tradisional "pribumi, bahwa yang asli atau dasar, diturunkan dari generasi ke generasi ...". Ini
adalah agama yang berkaitan erat dengan sekelompok orang tertentu, etnis atau suku, mereka
sering tidak memiliki kepercayaan formal maupun teks-teks suci.  Beberapa agama yang
sinkretik, menggabungkan keyakinan agama yang beragam dan termasuk praktik.

6) Baru
Gerakan-gerakan keagamaan baru termasuk:

 Shinshūkyō adalah kategori umum untuk berbagai gerakan-gerakan keagamaan yang


didirikan di Jepang sejak abad ke-19. Gerakan-gerakan ini dalam pembagiannya hampir
tidak ada kesamaan kecuali tempat pendirian mereka. Gerakan keagamaan terbesar yang
berpusat di Jepang termasuk Soka Gakkai, Tenrikyo, dan Seicho - No- Ie antara ratusan
kelompok-kelompok kecil .
 Cao Đài adalah sinkretistis, agama monoteistik, yang didirikan di Vietnam pada tahun
1926.
 Raelianisme adalah gerakan keagamaan baru didirikan pada tahun 1974 mengajarkan
bahwa manusia diciptakan oleh alien. Ini adalah numerik dunia agama UFO terbesar.

13
H. Isu dalam Agama

1) Ekonomi

Pendapatan nasional negara berkorelasi negatif dengan religiusitas mereka.

Meskipun telah ada banyak perdebatan tentang bagaimana agama memengaruhi


perekonomian negara-negara, secara umum ada korelasi negatif antara religiusitas dan
kekayaan bangsa. Dengan kata lain, semakin kaya suatu bangsa, semakin kurang religius
cenderung.[72] Namun, sosiolog dan ekonom politik Max Weber berpendapat bahwa negara-
negara Protestan yang kaya karena etika kerja Protestan mereka.

2) Kesehatan
Mayo Clinic peneliti meneliti hubungan antara keterlibatan agama dan spiritualitas, dan
kesehatan fisik, kesehatan mental, kualitas hidup terkait kesehatan, dan hasil kesehatan
lainnya. Para penulis melaporkan bahwa: "Sebagian besar penelitian telah menunjukkan
bahwa keterlibatan agama dan spiritualitas yang dikaitkan dengan hasil kesehatan yang lebih
baik, termasuk umur panjang lebih besar, keterampilan coping, dan kualitas kesehatan yang
berhubungan dengan kehidupan (bahkan selama penyakit terminal) dan kurangnya
kecemasan, depresi, dan bunuh diri”.

Para penulis penelitian selanjutnya menyimpulkan bahwa pengaruh agama terhadap


kesehatan adalah "sebagian besar menguntungkan", didasarkan pada tinjauan literatur terkait.
Menurut akademik James W. Jones, beberapa studi telah menemukan "korelasi positif antara
keyakinan agama dan berlatih dan kesehatan mental dan fisik dan umur panjang. "

14
3) Kekerasan

Perang Salib adalah serangkaian dari kampanye militer berjuang terutama antara Kristen Eropa dan Muslim.


Ditampilkan di sini adalah adegan pertempuran dari Perang Salib Pertama.

Setiap agama mengajarkan dan menuntun manusia kepada kebenaran, dan jalan yang
lurus. Menentang kekerasan dan bersikap toleransi untuk saling menghormati. Namun, ilmuan
Barat mempunyai pemikiran-pemikiran tersendri bagi kelompok-kelompok yang menganut
agama itu sendiri, diantaranya:

Charles Selengut mengkarakterisasikan frasa "agama dan kekerasan" sebagai "gemuruh",


menyatakan bahwa "agama dianggap menentang kekerasan dan kekuatan untuk perdamaian
dan rekonsiliasi. Ia mengakui, bagaimanapun, bahwa "sejarah dan kitab suci agama-agama di
dunia memberitahu cerita kekerasan dan perang karena mereka berbicara tentang perdamaian
dan cinta."

Hector Avalos berpendapat bahwa, karena agama mengklaim kemurahan ilahi untuk diri
mereka sendiri, dan melawan kelompok lain, hal kebenaran ini mengarah pada kekerasan
karena konflik klaim untuk sebuah keunggulan, berdasarkan alasan banding yang diverifikasi
kepada Tuhan, yang kemudian tidak dapat diadili secara obyektif.

4) Sains
Ilmu agama, menurut praktisi agama, bisa diperoleh dari para pemimpin agama, teks-teks
suci, kitab suci. Menurut praktisi agama, dalam kitab suci agama yang diyakininya, dapat
ditemui beberapa penjelasan fakta ilmiah mengenai proses penciptaan alam semesta dan
makhluk hidup, semua diterangkan secara jelas, dan menakjubkannya dapat dibuktikan
dengan fakta ilmiah yang telah diuji oleh ilmuan-ilmuan dan peneliti pada zaman modern ini.

15
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya keberagaman agama di dunia, seharusnya manusia lebih memiliki sikap
toleransi antar umat beragama, dan saling menghargai serta memiliki sifat tenggang rasa. Dengan
memiliki sikap-sikap tersebut, masyarakat akan terhindar dari konflik antar golongan, sehingga
hidup jadi lebih damai dan tentram.

B. Saran

Sebagai umat beragama, sudah seharusnya kita melaksanakan kewajiban-kewajiban agama


yang kita anut. Seperti yang kita ketahui agama berperan sangat penting dalam mengatur sendi-
sendi kehidupan manusia dan mengarahkannya kepada kebaikan bersama.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://galamedia.pikiran-rakyat.com/citizen-journalism/pr-352094472/agama-dan-adat-
istiadat-pertentangan-pengetahuan-dan-kebiasaan?page=3#:~:text=Hubungan%20Agama
%20dan%20Adat%2DIstiadat&text=Agama%20dan%20adat%20istiadat%20sangat,untuk
%20menyampaikan%20ajaran%2Dajaran%20agama

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Agama

17

Anda mungkin juga menyukai