Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TUGAS MATA KULIAH AGAMA

PERAN KAUM AWAM DALAM GEREJA KATOLIK

Disusun untuk memenuhi UTS mata kuliah Agama Katolik dari


Rm.Dionnysius Yumaryogustyn Manopo, M.Hum.

Oleh : Herlina Lumban Gaol - 2206820226

Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR

Saya panjatkan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan
karunia yang telah diberikan kepada kita semua. Puji syukur yang sebesar-besarnya
saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan pertolongan dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Makalah Agama Katolik dengan judul “Peran
Kaum Awam dalam Gereja Katolik”, sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Agama
Katolik yang diajar oleh Rm.Dionnysius Yumaryogustyn Manopo, M.Hum.

Makalah ini telah saya susun secara maksimal dengan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Saya
menyampaikan ucapan terima kasih juga kepada Rm.Dionnysius Yumaryogustyn
Manopo, M.Hum. selaku dosen mata kuliah Agama Katolik. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan saya mengenai topik yang diberikan. Untuk
itu, saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
saya mohon maaf atas segala kekurangan dalam makalah ini. Saya sangat
mengharapkan serta menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata, saya harap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.
Depok , 20 Oktober 2022

Penyusun

DAFTAR ISI

Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Kaum Awam dalam Gereja Katolik..........................................................................3


2.2.Hierarki dalam Gereja Katolik..................................................................................4

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

ii

Universitas Indonesia
BAB I

PENDAHULUAN

A .LATAR BELAKANG

Kita akan mempelajari dua komponen penting dalam Gereja sebagai persekutuan umat ,yaitu
hierarki dan awam.Kita akan mendalami hubungan antara hierarki dan awam,khususnya
menyangkut pemahaman tentang Gereja yang institusional hierarkis dan Gereja yang
mengumat.
Berkaitan dengan peranan hirarki dan awam, Konsili Vatikan II menegaskan antara lain;
“Dari harta-kekayaan rohani Gereja kaum awam, seperti semua orang beriman kristiani,
berhak menerima secara melimpah melalui pelayanan para Gembala hirarkis, terutama
bantuan sabda Allah dan sakramen-sakramen. Hendaklah para awam mengemukakan
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka kepada para Imam, dengan kebebasan
dan kepercayaan, seperti layaknya bagi anak-anak Allah dan saudara-saudara dalam Kristus.
Sekadar ilmu-pengetahuan, kompetensi dan kecakapan mereka para awam mempunyai
kesempatan, bahkan kadang-kadang juga kewajiban, untuk menyatakan pandangan mereka
tentang hal-hal yang me
nyangkut kesejahteraan Gereja. Bila itu terjadi, hendaklah itu dijalankan melalui lembaga-
lembaga yang didirikan Gereja untuk itu, dan selalu dengan jujur, tegas dan bijaksana,
dengan hormat dan cinta kasih terhadap mereka, yang karena tugas suci bertindak atas nama
Kristus” (LG 37).

Pada bab ini kita akan mempelajari dua pokok bahasan yang saling berkaitan
yaitu Hierarki dalam Gereja Katolik dan Kaum Awam dalam Gereja Katolik.

Universitas Indonesia
Makna Awam dan Kerasulan Awam dalam Ajaran Gereja Katolik

“Yang dimaksud dengan istilah awam disini ialah semua orang beriman kristiani kecuali
mereka yang termasuk golongan Imam atau status religius yang diakui dalam Gereja. Jadi
kaum beriman kristiani, yang telah dibabtis menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun
menjadi Umat Allah, dengan cara itu mereka sendiri ikut mengemban tugas Imamat,
kenabian dan rajawi Kristus, dan dengan demikian sesuai dengan kemampuan mereka
melaksanakan perutusan segenap Umat kristiani dalam Gereja dan di dunia. Ciri khas dan
istimewa kaum awam yakni sifat keduniaannya. Sebab mereka yang termasuk golongan
Imam, meskipun kadang-kadang memang dapat berkecimpung dalam urusan-urusan
keduniaan, juga dengan mengamalkan profesi keduniaan, berdasarkan panggilan khusus dan
tugas mereka terutama diperuntukkan bagi pelayanan suci. Sedangkan para religius dengan
status hidup mereka memberi kesaksian yang cemerlang dan luhur, bahwa dunia tidak dapat
diubah dan dipersembahkan kepada Allah, tanpa semangat sabda bahagia. Berdasarkan
panggilan mereka yang khas, kaum awam wajib mencari kerajaan Allah, dengan mengurusi
hal-hal yang fana dan mengaturnya seturut kehendak Allah. Mereka hidup dalam dunia,
artinya: menjalankan segala macam tugas dan pekerjaan duniawi, dan berada ditengah
kenyataan biasa hidup berkeluarga dan sosial. Hidup mereka kurang lebih terjalin dengan itu
semua. Di situlah mereka dipanggil oleh Allah, untuk menunaikan tugas mereka sendiri
dengan dijiwai semangat Injil, dan dengan demikian ibarat ragi membawa sumbangan mereka
demi pengudusan dunia bagaikan dari dalam. Begitulah mereka memancarkan iman, harapan
dan cinta kasih terutama dengan kesaksian hidup mereka, serta menampakkan Kristus kepada
sesama. Jadi tugas mereka yang istimewa, yakni; menyinari dan mengatur semua hal-hal
fana, yang erat-erat melibatkan mereka, sedemikian rupa, sehingga itu semua selalu
terlaksana dan berkembang menurut kehendak Kristus, demi kemiliaan Sang Pencipta dan
Penebus”. (Lumen Gentium, Art. 31)

Makna awam dan kerasulan awam menurut ajaran Gereja Katolik

Kerasulan awam merupakan bagian dari Kerasulan Umum.Dalam Kerasulan Umum


dibedakan menjadi Kerasulan Hierarki dan Kerasulan Awam.
Kerasulan awam adalah keikutsertaan Awam dalam tugas perutusan keselamatan Gereja
dengan menghadirkan dan mengaktifkan Gereja di daerah-daerah dan keadaan-
keadaan,tempat Gereja tidak dapat menggarami dunia selain berkat jasa mereka.(Lumen
Gentium, Art. 33).
Kerasulan bukan mandate atau perintah Imam,bukan karna keterbatasan Imam dan bukan
Tindakan fakultatif yang bisa atau tidak bisa dijalankan. Tetapi Kerasulan Awam juga
merupakan tugas perutusan Allah yang dinyatakan secara sacramental sejak orang itu
dibaptis. Dalam dokumen Apostolicam Actuositatem,Art.3. yakni ‘Kerasulan Awam
memelihara tugas serta haknya untuk merasul berdasarkan persatuan mereka dengan Kristus,
Kepala. Sebab melalui pembaptisan mereka disaturagakan dengan tubuh mistik Kristus

Universitas Indonesia
melalui penguatan diteguhkan oleh Roh Kudus dan dengan demikian oleh Tuhan sendiri
ditetapkan untuk merasul’

3. Lingkup Dan Bentuk Kerasulan Awam

Lingkup Kerasulan Awam dibagi dalam tiga bidang, yaitu Kerasulan Awam : gerejani,
madya dan murni.

3.1. Kerasulan Awam Gerejani.


Adalah kerasulan murni gerejani, menyangkut kegiatan dan kerasulan intern gereja.
Misal para Pelayan Liturgi : Komentator, Koor, Lektor, Pemazmur, Prodiakon,
Pemimpin Ibadat Sabda dan Kerasulan parokial lainnya. Kerasulan ini untuk
memenuhi kebutuhan intern dan hanya berlaku internal.

3.2. Kerasulan Madya.


Adalah kerasulan kristiani semi gerejani dan semi duniawi. Misal terlibat dalam :
Seksi PSE, Pendidikan, HAK, Komsos, Liturgi dsb. Disebut semi gerejani karena
memiliki dua kepentingan yaitu Gereja dan Masyarakat. Dalam kerasulan ini kedua
kepentingan tersebut harus mendapat perhatian seimbang.

3.3. Kerasulan Murni Awam.


Adalah Kerasulan yang memang murni untuk Kaum Awam yang hidup di tengah-
tengah kehidupan duniawi. Disanalah Kaum Awam dipanggil untuk merasul. Bidang
kerasulan ini menyangkut seluruh bidang kehidupan yg tercakup didalam masyarakat.
Misalnya : Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Keamanan. Di bidang-bidang itu
Kaum Awam dipanggil untuk meresapi dan menyempurnakan dengan semangat injili,
sekaligus menjadi garam dan terang dunia.

Ketiga lingkup kerasulan itu dapat dilaksanakan secara pribadi atau kelompok.
Kerasulan gerejani dan madya umumnya dilaksanakan dalam kelompok, sedangkan
kerasulan murni dilaksanakan secara individual.

4. Tugas Kerasulan Awam

Tugas Kerasulan Awam sesuai dengan tugas perutusan yang diterima dari Kristus
berkat pembaptisannya.

Konstitusi Dogmatis tentang Gereja dan Dekrit Kerasulan Awam menegaskan : `Kaum
Awam kristiani, yang berkat baptis telah menjadi anggota Tubuh Kristus, terhimpun
menjadi umat Allah, dengan cara mereka sendiri ikut nengemban tugas imamat,

Universitas Indonesia
kenabian dan rajawi Kristus dan dengan demikuan sesuai dengan kemampuan mereka
melaksanakan perutusan segenap umat kristiani dalam Gereja dan di dunia` (LG 31).

3. Hubungan Kaum Awam dan Hirarki

Kerasulan Hierarki merupakan Kerasulan yang dijalankan oleh Hierarki ,karena mendapat
mandat ataupun tugas dari Kristus sendiri melalui para rasul dan penggantinya.
“Dari harta-kekayaan rohani Gereja kaum awam, seperti semua orang beriman kristiani,
berhak menerima secara melimpah melalui pelayanan para Gembala hirarkis, terutama
bantuan sabda Allah dan sakramen-sakramen. Hendaklah para awam mengemukakan
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan mereka kepada para Imam, dengan kebebasan
dan kepercayaan, seperti layaknya bagi anak-anak Allah dan saudara-saudara dalam Kristus.
Sekadar ilmu pengetahuan, kompetensi dan kecakapan mereka para awam mempunyai
kesempatan, bahkan kadang-kadang juga kewajiban, untuk menyatakan pandangan mereka
tentang hal-hal yang menyangkut kesejahteraan Gereja. Bila itu terjadi, hendaklah itu
dijalankan melalui lembaga-lembaga yang didirikan Gereja untuk itu, dan selalu dengan
jujur, tegas dan bijaksana, dengan hormat dan cinta kasih terhadap mereka, yang karena tugas
suci bertindak atas nama Kristus.
Hendaklah para awam, seperti semua orang beriman kristiani, mengikuti teladan Kristus,
yang dengan ketaatan-Nya sampai mati, membuka jalan yang membahagiakan bagi semua
orang, jalan kebebasan anak-anak Allah. Hendaklah mereka dengan ketaatan kristiani
bersedia menerima apa yang ditetapkan oleh para gembala hierarkis sejauh menghadirkan
Kristus, sebagai guru dan pemimpin dalam Gereja. Dan janganlah mereka lupa mendoakan di
hadirat Allah para Pemimpin mereka, sebab para Pemimpin itu berjaga karena akan memberi
pertanggungjawaban atas jiwa-jiwa kita, supaya itu mereka jalankan dengan gembira tanpa
keluh-kesah (lih. Ibr 13:1).
Sebaliknya hendaklah para Gembala hirarkis mengakui dan memajukan martabat serta
tanggung jawab kaum awam dalam Gereja. Dan hendaklah mereka diberi kebebasan dan
keleluasaan untuk bertindak; bahkan mereka pantas diberi hati, supaya secara spontan
memulai kegiatan-kegiatan juga. Hendaklah para gembala dengan kasih kebapaan, penuh
perhatian dalam Kristus, mempertimbangkan prakarsa-prakarsa, usul-usul serta keinginan-
keinginan yang diajukan oleh kaum awam. Hendaklah para Gembala dengan saksama
mengakui kebebasan sewajarnya, yang ada pada semua warga masyarakat duniawi.
Dari pergaulan persaudaraan antara kaum awam dan para gembala itu boleh diharapkan
banyak manfaat bagi Gereja. Sebab dengan demikian dalam para awam diteguhkan kesadaran
bertanggungjawab dan ditingkatkan semangat. Lagi pula tenaga kaum awam lebih mudah
digabungkan dengan karya para gembala. Sebaliknya, dibantu oleh pengalaman para awam,
para gembala dapat mengadakan penegasan yang lebih jelas dan tepat dalam perkara-perkara
rohani maupun jasmani. Dengan demikian seluruh Gereja, dikukuhkan oleh semua
anggotanya akan menunaikan secara lebih tepat guna perutusannya demi kehidupan dunia”.
(Lumen Gentium artikel 37)

Universitas Indonesia
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai