Anda di halaman 1dari 6

BAHAN SERMON GKPI RESSORT TANJUNG JABUNG INDAH EPISTEL

MINGGU XIII SET. TRINITATIS, 03 SEPTEMPBER 2023 2 TAWARIKH 9: 1-8


“MELAYANI DENGAN KASIH”

Penghantar
Era Salomo terjadi sekitar abad keenam sebelum Masehi. Belum ada suatu jaringan alat
komunikasi dalam bentuk apa pun. Setiap berita tentang Salomo hanya terdengar dari mulut ke
mulut saja. Kemungkinan besar ratu negeri Syeba mendengar perihal Salomo hanya dari kata
orang mengingat jarak kerajaannya (Arab Selatan) dan Yerusalem diperkirakan sejauh 1.200 mil
atau 60 hari waktu perjalanannya.
Berita tentang Raja Salomo yang begitu bijaksana dan tentang Allah yang disembah oleh
Salomo itu menarik perhatian ratu Syeba. Sebab itulah perjalanan nan panjang tidak lagi menjadi
penghalang baginya karena hatinya ingin membuktikan hikmat Allah melalui Salomo. Ratu
Syeba ingin membuktikan, melihat, dan mengalami sendiri betapa hebatnya hikmat Allah itu.

Penjelasan Nas
Semua kebijaksanaan Salomo adalah untuk melayani Tuhan, dan itu berposors pada
“takut akan nama-Nya.” Ketika ratu ini menghampirinya dengan banyak pertanyaan dan
permasalahan sulit, yang diambil langsung dari kehidupan nyata, Salomo pasti menjawabnya
sedemikian rupa sehingga takut akan Tuhan adalah jawabannya dan memberikan solusi atas
semua permasalahan mendasar dalam hidup.
Kita juga dapat menyimpulkan dari nas ini bahwa percakapannya dengan raja pada
dasarnya bukan mengenai masalah sekuler atau politik, namun mengenai kebenaran rohani, hal-
hal yang berhubungan dengan Tuhan dan rasa takut akan nama besar-Nya. Dan bukankah Tuhan
selalu memberkati orang-orang yang takut akan Dia. Ratu juga harus melihat ini. Dia datang
untuk mendengar hikmat Salomo, namun sehubungan dengan hal itu, dia juga melihat kekayaan
dan kemuliaannya. Ketika dia melihat itu semua, tidak ada semangat yang tersisa dalam dirinya.
Dia tidak bisa mempercayainya. Ia merasa bahwa hal itu tidak mungkin baginya, itu tidak nyata.
Tapi kemudian, semuanya terjadi, tepat di depan matanya. Reaksinya adalah rasa takjub dan luar
biasa. Setengahnya belum diberitahukan padanya. Biasanya dalam kehidupan, yang terjadi justru
sebaliknya, rumor terlalu dibesar-besarkan dibandingkan dengan kenyataan. Namun tidak
demikian halnya dengan berkat Tuhan.
Kemuliaan kerajaan Salomo tentu merupakan gambaran kemuliaan Kristus dalam
kerajaan-Nya. Bukankah semua hikmat terdapat pada Allah seperti yang dinyatakan dalam Anak-
Nya? Dan apakah benar ada hikmat di luar Dia? Hanya Dialah yang mempunyai jawaban atas
segala teka-teki dan permasalahan hidup. Dia sendiri yang dapat menjelaskan kehidupan dan
memberikan makna sebenarnya. Kekayaan Salomo hanyalah bayangan dari kekayaan dan
kemuliaan Kristus dalam keagungan-Nya. Dan apakah bayangan dibandingkan dengan
kenyataan? Kemuliaan surga tentu tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata manusia.
Kedatangan ratu ini adalah awal dari orang-orang berdosa yang diselamatkan datang dari ujung
bumi untuk menyembah hikmah keselamatan Allah di dalam Kristus Yesus Juruselamat kita.

Kesimpulan
Dan jika ratu Syeba melakukan perjalanan ratusan mil untuk melihat bayangan tersebut,
betapa antusiasnya sesungguhnya kita untuk menjadi saksi tentang Dia kepada orang-orang di
sekitar kita. Dan juga untuk membawa pemberian kita kepada-Nya, bukan sekedar materi tetapi
juga kehidupan Kristiani yang penuh pengabdian. Pengabdian Salomo membuatnya merasakan
kejayaan dan kemuliaan, Allah tampil melalui Salomo. Kisah ini menunjukkan bagaimana
bernilainya hikmat dan rasa hormat akan Allah.
Marilah kita minta hikmat yang daripada Allah, agar kita pun termuliakan, bukan sebagai
tujuan pribadi kita namun hendaklah demi Dia yang memberi. Segala yang Allah beri merupakan
bentuk kasihNya kepada, dan hendaklah kita meeujudnyatakan kasihNya itu kepada orang-orang
sekitar kita. Gambaran Ratu Syeba akan sukacita daripada Salomo dan bahkan para hamba-
hambanya yang hidup di dalam naungan Allah, membuatnya merasa iri dan tertinggal. Kasih
begitu besar kepada siapa saja yang hidup di dalamNya. Amin
BAHAN SERMON GKPI RESSORT TANJUNG JABUNG INDAH EPISTEL
MINGGU XIV SET. TRINITATIS, 10 SEPTEMBER 2023 MATIUS 18: 15-20
“ALLAH BERKENAN KEPADA PERTOBATAN ORANG FASIK”

Penghantar
Yesus dalam Injil Matius prihatin terhadap “yang paling kecil”, yang rentan, dan yang
berada di bagian bawah piramida kekuasaan. Inti dari Matius 18 bukanlah bahwa gereja atau
para pemimpinnya mempunyai wewenang atau wawasan khusus ketika menangani perselisihan,
namun kapanpun gereja menjalankan wewenangnya, mereka harus memberikan perhatian terus-
menerus kepada anggota masyarakat yang paling tidak berkuasa. Kapanpun dan apapun yang
kita ikat atau lepas, komunitas Kristiani dipanggil untuk membela kepentingan kelompok terkecil
di tengah-tengah mereka, serta menciptakan ruang dan kondisi agar pengampunan dan
pemulihan dapat berkembang.

Penjelasan Nas
Gereja tidak terdiri dari orang-orang yang sudah sempurna, melainkan orang-orang yang
dibenarkan dan sedang terus menerus dikuduskan oleh Tuhan Yesus. Karena itu, kesalahan dan
kejatuhan dalam dosa bisa juga terjadi pada orang Kristen. Bila itu terjadi, adalah tugas sesama
orang Kristen untuk membimbingnya bertobat.
Bagaimana tugas menegur, menasihati dan membimbing itu harus kita lakukan? Tuhan
Yesus memberikan petunjuk bahwa teguran dan nasihat itu harus dilakukan secara bertahap.
Pertama, hendaklah dilakukan dalam pembicaraan pribadi antara Anda dan dia (ayat 15). Jika
tahap teguran dan nasihat itu tidak ditanggapi, perlu menghadirkan saksi bukan untuk
menghakimi melainkan sebagai upaya guna menyadarkan orang tersebut (ayat 16). Jika teguran
dengan saksi itu pun tetap tak ditanggapi, barulah pembuat kesalahan itu ditegur dalam
pertemuan jemaat Tuhan (ayat 17a). Jika sampai sudah menerima teguran demikian pun ia tetap
tak berespons, maka jemaat harus memandang dia sebagai seorang yang tidak mengenal Tuhan
(ayat 17b). Pemungut cukai adalah profesi pengumpul pajak untuk pemerintah Roma, dengan
imbalan yang tinggi. Biasanya, pemungut cukai adalah orang Yahudi. Namun, mereka tak segan
memeras dan menyengsarakan bangsanya sendiri dengan dilindungi oleh pemerintah Roma.
Pemungut cukai tidak merasa bersalah. Perbuatan egois inilah yang menjadikan para pemungut
cukai dikucilkan dan dihina oleh orang Yahudi.
Yesus menawarkan kepada murid-muridnya kebebasan rohani dan kuasa untuk
memulihkan hubungan yang rusak atau terluka. Jangan memikirkan suatu pelanggaran –
bicaralah secara langsung dan secara pribadi. Jika kita benar-benar ingin menyelesaikan
perbedaan dengan seseorang, kita perlu melakukannya secara tatap muka. Jika hal ini gagal
dalam tujuannya, maka langkah kedua adalah mendatangkan orang lain, seseorang yang
bijaksana dan murah hati daripada seseorang yang cepat marah atau suka menghakimi.
Tujuannya bukan untuk mengadili pelaku, namun untuk membujuk pelaku agar melihat
kesalahannya dan mau berdamai. Dan jika gagal, maka kita tetap tidak boleh menyerah, namun
mencari bantuan dari komunitas Kristen. Berdoalah bagi pelakunya – untuk kesembuhan dan
rekonsiliasi.
Pengampunan adalah membebaskan seseorang dari hukuman yang pantas atas dosa-
dosanya. Namun, hubungan dibangun berdasarkan kepercayaan dan tindakan. Suatu hubungan
tidak akan pernah pulih tanpa pengampunan, namun untuk mendapatkan pemulihan yang sejati,
sering kali diperlukan Tindakan lebih.

Kesimpulan
Dengan demikian, diperlukan sifat belas kasihan dan kerelaan untuk mengampuni. Jika,
kita bisa belajar menjalankan ini dengan seimbang, maka tempat kita kini (dunia) akan belajar
tentang keseimbangan kasih, kebenaran, dan keadilan Allah yang dinyatakan melalui gerejaNya.
Gema pengampunan antar sesama, bukan berdasarkan kebaikan, kemurahhatian, kesabaran, dan
belas kasih kita kepada orang lain, namun semata-mata karena anugerah pengampunan-Nya telah
dinyatakan terlebih dahulu bagi kita. Sesungguhnya tak ada alasan bagi kita untuk tidak
memaafkan orang lain karena kesalahannya pada kita tidak dapat dibandingkan dengan dosa kita.
Jika Ia telah menganugerahkan pengampunan bagi kita, adakah kita berhak menahan
pengampunan bagi orang lain yang bersalah pada kita? Amin
BAHAN SERMON GKPI RESSORT TANJUNG JABUNG INDAH EPISTEL
MINGGU XV SET. TRINITATIS, 17 SEPTEMBER 2023 KEJADIAN 50: 15-21
“JANGAN MENGHAKIMI”

Penghantar
Ketika kelaparan melanda, Yakub (ayah Yusuf) mengirim saudara-saudara Yusuf ke Mesir
untuk membeli gandum. Ketika mereka tiba di Mesir, mereka berhadapan langsung dengan
Yusuf, namun tidak mengenalinya. Hal ini menimbulkan serangkaian kesalapahaman meliahat
sikap Yusuf, yang mana menempatkan saudara-saudaranya di beberapa tempat yang tidak
nyaman. Namun pada akhirnya Yusuf menampakkan diri kepada saudara-saudaranya, dan
mengajak saudara-saudaranya untuk membawa Yakub dan seluruh keluarganya ke Mesir. Yakub
membawa keluarganya, dan Yusuf menempatkan mereka di Gosyen, tanah subur di sekitar
sungai Nil. Kelaparan memang terbukti sangatlah parah, tetapi pengelolaan Yusuf yang sangat
baik dan bijak memungkinkan Mesir bertahan dan Firaun menjadi makmur (47:13-26).

Penjelasan Nas
Kematian Yakub ialah konteks daripada nas ini sebab, bukan karena kedua bersaudara
tersebut tiba-tiba menyadari bahwa ayah mereka telah meninggal, namun dampak dari
kematiannya yang tiba-tiba menimpa mereka. Mungkin ayah mereka adalah satu-satunya
penghalang bagi mereka akan murka daripada Yusuf. Mungkin Yusuf selama ini menoleransi
kehadiran mereka karena mempertimbangkan ayahnya. Sekarang setelah ayahnya meninggal,
apakah Yusuf akan melawan mereka? Ini adalah masa dimana prinsip “mata ganti mata”, jadi
Yusuf sesungguhnya memiliki hak untuk membalas perbuatan saudara-saudaranya. Bahkan,
sebagai orang terkuat kedua di Mesir, Yusuf bebas berurusan dengan saudara-saudaranya dengan
cara apa pun yang ia pilih.
Begitu Yakub dan keluarganya tiba di Mesir, Yusuf memberi mereka sebuah rumah di
salah satu tanah terbaik di Mesir. Saudara-saudaranya adalah orang asing di tanah Mesir, dan
karena itu sangat bergantung pada bantuan Yusuf. Mereka tahu bahwa mereka tidak pantas
menerima kemurahan hati Yusuf.
Namun yang sebenarnya terjadi adalah bahwa hati nurani dari saudara-saudara Yusuf
terganggu karena tindakan mereka menjual Yusuf sebagai budak kala itu. Seperti yang sering
terjadi ketika seseorang melakukan kesalahan, rasa bersalah terus menghantuinya. Mereka hidup
setiap hari dengan kekhawatiran bahwa mereka akan tiba-tiba dimintai pertanggungjawaban.
Dalam hal ini, itu akan menjadi bencana bagi saudara-saudara Yusuf tersebut.
Saudara-saudara Yusuf juga ingat betapa kejamnya mereka memperlakukan Yusuf ketika
dia menyinggung perasaan mereka. Inilah mengapa sesungguhnya orang yang berperilaku kejam
sulit menerima kemurahan hati begitu saja. Bagi mereka, kemurahan hati tampak begitu sulit
dipercaya sehingga menimbulkan kecurigaan, bukan rasa syukur.
Namun dari semua hal itu jelas bahwa ada kepastian Yusuf kepada saudara-saudaranya
yang merupakan teladan pengampunan. Mengikuti instruksi ayahnya, Yusuf memaafkan saudara-
saudaranya dan dengan demikian secara lisan membebaskan mereka dari kesalahan. Namun
pengampunan-Nya seperti pengampunan sejati lainnya, tidak hanya bersifat verbal. Yusuf
menggunakan sumber daya Mesir yang berlimpah, yang telah Tuhan berikan di bawah
kendalinya, untuk mendukung mereka secara materi sehingga mereka bisa sejahtera. Dia
mengakui bahwa penilaian bukanlah perannya. “Apakah saya menggantikan Tuhan?” (Kejadian
50:19). Dia tidak mengambil alih peran Tuhan sebagai hakim, namun membantu saudara-
saudaranya untuk terhubung dengan Tuhan yang telah menyelamatkan mereka.

Kesimpulan
Hendaklah kita juga demikian, tidak lagi mengingat setiap kesalah orang kepada kita,
tentu hal demikian sulit. Namun biarlah kuasa Allah yang bernaung di dalam hidup kita. Biarlah
Dia bekerja dengan segala rencana-rencanaNya. Tidak ada hak bagi kita untuk mengjengkali
kuasa Allah di dunia ini. Mari kita melihat Yusuf, karena ia tahu bahwa segala kejayaan yang
dimilikinya merupakan bersumber daripada Allah. Sehingga tidak ada hak bagi dia untuk
membatasi berkat Allah kepada mereka yang membutuhkan. Jadi, kita kenallah terlebih dahulu
apa saja kasih Allah yang telah tercurah di dalam hidup kita, sehingga kita tidak hidup di cela.
Amin
BAHAN SERMON GKPI RESSORT TANJUNG JABUNG INDAH EPISTEL
MINGGU XVI SET. TRINITATIS, 24 SEPTEMBER 2023 FILIPI 1: 21-30
“TUHAN MEMULIHKAN KEHIDUPAN UMAT-NYA”

Penghantar
Kitab Filipi adalah salah satu dari empat surat yang ditulis Paulus ketika dia berada di
penjara (Kolose, Efesus, Filemon, dan Filipi). Paulus dan rekan-rekannya memulai gereja di
Filipi pada perjalanan misinya yang kedua (Kis 16:11-40). Ini adalah gereja pertama yang
didirikan di benua Eropa. Paulus dan jemaat Filipi memiliki hubungan yang erat. Bahkan jemaat
Filipi sampai mengirimkan Epafroditus (salah satu jemaat Filipi) untuk menemani Paulus (4:18),
yang saat itu berada di penjara Romawi. Paulus menulis surat ini untuk mengucapkan terima
kasih atas anugerah yang mereka berikan dan untuk menguatkan iman mereka.

Penjelasan Nas
Pada tema surat ini tidak diragukan lagi, bahwa Paulus sedang memikirkan kemungkinan
kematiannya ketika dia menunggu di penjara dengan hasil yang tidak diketahui. Dia tidak yakin
dengan rencana Tuhan baginya, apakah dia akan mampu terus membuat Tuhan dikenal melalui
hidupnya atau melalui kematiannya. Dan bagi Paulus, kematian merupakan suatu keuntungan
karena ia pada akhirnya akan bertatap muka dengan Juruselamatnya untuk beribadah dan
melayani dengan sempurna. Kita melihat kedewasaan dan hubungan intim Paulus dengan Kristus
ketika ia mengungkapkan keinginannya.
Namun, dalam ayat 24 Paulus memberi tahu kita alasannya ingin terus hidup di bumi,
bahwa “lebih penting untuk tetap hidup dalam daging demi kamu”. Satu-satunya alasan Paulus
dengan senang hati bersedia menanggung penganiayaan, hidup dalam belenggu, kemiskinan, dan
tunawisma adalah agar ia dapat terus mengasihi dan melayani orang lain. Yesus mengatakan,
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabatnya.” Paulus mengetahui secara langsung bahwa kekayaan, kekuasaan, pengaruh,
kepemilikan, dan bahkan kesehatan yang baik semuanya bersifat sementara.
Paulus mempunyai kasih dan penghargaan khusus terhadap gereja di Filipi. Dalam ayat
27-30 Paulus kembali fokus pada kebutuhan jemaat. Pertama, Paulus mengingatkan mereka
untuk berperilaku dengan cara yang tidak mendiskreditkan Injil. Namun hiduplah dengan
integritas agar hubungan dengan Yesus dapat terlihat. Paulus menekankan perlunya orang-orang
percaya di Filipi untuk bergumul dalam perselisihan dengan tujuan bersama yaitu persatuan, dan
untuk memberitakan Injil secara akurat dan konsisten.
Jadi melalui nas ini sesungguhnya kita telah melihat Paulus, bahwa bahkan ketika dia
terjebak di antara keinginan kuat untuk tetap tinggal di bumi, terlibat sepenuhnya dalam
mengasihi sesama dan berbagi iman, dan juga menantikan untuk sepenuhnya bersama Tuhan.
Saat dia memproses pikirannya, dia menyadari bahwa tetap tinggal di bumi diperlukan untuk
orang-orang terkasih yang dia cintai. Beralih dari seorang teman ke mentor, dia juga menantang
jemaat Filipi untuk melakukan hal yang benar, dan memaafkan serta berjuang dan mengatasi
hubungan yang sulit. Paulus mengingatkan teman-temannya bahwa penderitaan demi Kristus
bukanlah suatu beban, melainkan suatu kehormatan yang tinggi.

Kesimpulan
Kita menyadari bahwa keadaan daripada Jemaat Filipi sangatlah penuh dengan sukacita,
namun di balik semua itu ada kerentanan yang mebuat Paulus takut. Bahwa jemaat Filipi bisa
berbalik dan jatuh ke dalam kesesatan. Demikian dengan kita, ada tentunya titik dimana kita
menjalani kehidupan ini merasakan akan susahnya pergumulan yang kita hadapi (titik terlemah
kita). Membuat kita menjadi bimbang dan dengan begitu membuat kita jatuh ke dalam
keberdosaan. Paulus mengajak kita agar tetap berjuang melawan segala keinginan dunia ini,
segala pergumulan kita. Derita yang kita rasakan kini haruslah bukan menjadi penghambat bagi
kita untuk terutamanya memuji dan memuliakan nama Allah.
Kiranya diteguhkan, layaknya Paulus baik hidup dan mati ialah untuk Kristus, demikian
kita baik suka terlebih derita ialah untuk Dia. Kemuliaan nama Allah. Tentu tidak ada yang ingin
merasakan sakit derita, namun dari segala itu (pergumulan kita) ada rencana Allah dalam
memulihkan umatNya. Amin

Anda mungkin juga menyukai