Anda di halaman 1dari 7

Tugas Perintis

1. Membantu orang orang yang membutuhkan bantuan atau yang


kekurangan

2. Kristus menunjukkan bahwa agama yang benar itu bukannya bergantung


pada peraturan, kepercayaan atau upacara agama, melainkan dalam
melakukan perbuatan kasih, membawa keuntungan terbesar kepada orang
lain, dan kebaikan sejati.

Imam-imam dan rabi-rabi telah berencana menjebak Kristus dengan


menyuruh seorang ahli Taurat menanyakan pertanyaan ini. Tetapi
Juruselamat tidak mau berdebat. Ia menuntut jawab dari orang yang
bertanya itu sendiri, Orang Yahudi masih menuduh Yesus perihal
menganggap remeh hukum yang diberikan di Sinai.

Ahli Taurat itu berkata, “Kasihanilah Tuhan, Aliahmu, dengan segenap


hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekua- tanmu
dan dengan segenap akalbudimu, dan kasihanilah sesamamu ma-nusia
seperti dirimu sendiri.

Ahli Taurat itu tidak puas dengan kedudukan dan pekerjaan orang Farisi. Ia
telah mempelajari Kitab Suci dengan kerinduan untuk memanami makna
yang sebenarnya. Ia mempunyai minat yang besar dalam hal itu. dan ia
bertanya dengan sungguh-sungguh Diakuinya bahwa hal-hal ini tidak ada
artinya, tetapi menunjukkan dua prinsip besar yang bergantung segala
hukum dan kitab nabi-nabi.
Yesus menunjukkan hukum sebagai keutuhan Ilahi dan dalam pelajaran ini
meng-ajarkan bahwa mustahil memeliharakan satu ajaran, dan melanggar
yang lain; karena prinsip yang sama meliputi semuanya. .Nasib manusia di-
tentukan oleh penurutannya akan segenap hukum.
Ahli Taurat itu mendapati dirinya dalam keadaan melanggar hukum. Ia
diyakinkan oleh perkataan Kristus yang tajam itu. Kebenaran hukum, yang
dipahaminya menurut anggapannya, Ia tidak menunjukkan kasih terhadap
sesamanya manusia. Pertobatan dituntut, tetapi gantinya bertobat, ia
mencoba membenarkan dirinya. ia berharap untuk menghindarkan
keyakinan serta mempertahankan dirinya di hadapan orang banyak.

Di kalangan orang Yahudi pertanyaan ini menyebabkan perdebatan yang


tidak habis-habisnya. Mereka tidak lagi meragukan orang kafir dan orang
Samaria, mereka inilah orang asing dan musuh. Mereka menghabiskan
hidup mereka dengan mengadakan upacara-upacara untuk menjadikan diri
mereka suci. Mereka berpendapat bahwa hubungan dengan orang banyak
yang tidak berpengetahuan dan kurang berhati-hati akan.

Yesus menolak terjadinya pertentangan, la tidak menentang kefanatikan di


pihak orang-orang yang sedang mengamat-amati dan hendak
mempersalahkan Dia.

Cara yang terbaik untuk memperlakukan dosa ialah mengemukakan


kebenaran. Pernyataan kasih Allah itulah yang menunjukkan kerusakan dan
dosa dari hati yang dipusatkan pada diri sendiri. Jawab Yesus: “Adalah
seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan
penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi
yang juga memukulnya dan sesudah itu pergi meninggalkannya setengah
mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu;

ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian


juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia
melewatinya dari seberang jalan.” Luk. 10:10-32. Ini bukanlah merupakan
suatu peristiwa yang diumpamakan saja, melainkan suatu kejadian yang
sebenarnya, yang benar-benar diketahui sebagaimana yang digambarkan
imam dan orang Lewi yang berjalan terus di antara orang-orang yang
mendengarkan perkataan Kristus.
Sementara ia berbaring dalam keadaan demikian, imam melewati tempat
itu; tetapi ia hanya melihat pada orang yang sudah dilukai itu. Kemudian
muncullah orang Lewi. Dalam keadaan ingin tahu apa yang telah terjadi, ia
berhenti dan melihat si penderita. Ia diyakinkan tentang apa yang harus
diperbuat-nya, tetapi hal itu bukannya merupakan suatu kewajiban yang
menye-nangkan.

Kedua orang ini menduduki jabatan yang suci, dan terkenal ahli dalam
menguraikan Kitab Suci. Mereka berasal dari golongan yang dipilih khusus
untuk menjadi wakil Allah kepada manusia. Mereka “dapat mengerti orang
yang jahil dan orang yang sesat” (Ibr. 5:2), agar mereka dapat menuntun
manusia untuk mengerti kasih Allah yang besar kepada manusia.

Malaikat-malaikat di surga memandang kesengsaraan keluarga Allah di


bumi, dan mereka bersedia hendak bekerja dengan manusia dalam
meringankan penindasan dan penderitaan. Allah dalam kebijaksanaanNya
telah membawa imam dan orang Lewi itu dijalan tempat si penderita yang
sudah dilukai itu tergeletak, supaya mereka dapat melihat keperluannya
akan kemurahan dan pertolongan.

Juruselamat ialah Oknum yang telah memberi petunjuk kepada orang


Ibrani di padang belantara. Syarat-syarat hukum yang penuh kemurahan itu
diulurkan sampai kepada binatang yang lebih rendah sekalipun, yang tidak
dapat mengungkapkan keperluan dan penderitaan mereka dalam
perkataan. Pekabaran sudah diberikan kepada mereka dengan perantaraan
Musa bahwa Tuhan Allah mereka adalah “Tuhan, Allah yang besar, kuat dan
dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap.

Imam dan orang Lewi tahu benar akan segala pelajaran ini, tetapi mereka
tidak membawanya ke dalam kehidupan yang praktis. Karena dilatih di
sekolah kefanatikan nasional, mereka sudah bersifat mementingkan diri,
picik, dan menyendiri.
Ahli Taurat itu tidak melihat sesuatu yang bertentangan dengan yang telah
diajarkan mengenai tuntutan hukum Tetapi sekarang pemandangan yang
lain ditunjukkan.

Seorang Samaria, dalam perjalanannya, datang ke tempat si penderita


berada, dan ketika ia melihatnya, ia menaruh belas kasihan kepadanya. Ia
tidak menanyakan apakah orang asing itu seorang Yahudi atau seorang
kafir. Jika seorang Yahudi, orang Samaria itu mengetahui benar bahwa,
seandainya keadaan mereka dipulihkan, orang itu akan meludahi mukanya,
dan melewatinya dengan hinaan. Tetapi ia tidak ragu-ragu karena hal ini. Ia
tidak memikirkan bahwa ia sendiri mungkin berada dalam bahaya
kekerasan bila ia berlambat-lambat di tempat itu.

Cukuplah bahwa di hadapannya terdapat seorang manusia yang dalam


kekurangan dan penderitaan. Ia menanggalkan jubahnya sendiri dan
dengan itu ditutupinya orang itu. Minyak dan anggur yang disediakan untuk
perjalanannya sendiri digunakannya untuk menyembuhkan dan
menyegarkan orang yang dilukai itu. Ia mengangkatnya ke atas binatang
penanggung bebannya, dan berjalan perlahan-lahan dengan langkah yang
teratur, agar orang asing itu tidak tergoncang-goncang, dan tidak lebih
menderita.

Ia menyerahkannya kepada penjaga rumah tumpangan itu, membayar


ongkosnya, dan meninggalkan suatu simpanan untuk kepentingannya: dan
karena belum puas dengan persetujuan ini, ia mengadakan persediaan
untuk suatu keperluan selanjutnya, sambil mengatakan kepada pemilik
penginapan, “Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan
menggantinya, waktu aku kembali.”

Yesus menatap mata ahli Taurat itu, dalam pandangan yang tampaknya
membaca jiwanya, dan berkata, “Siapakah di antara ketiga orang ini
menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke
tangan penyamun itu?” Luk. 10:36.
Ahli Taurat itu tidak mau menyebutkan kata orang Samaria, dan ia
menjawab, “Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.”
Kata Yesus kepadanya: “Pergilah, dan perbuatlah demikian!”

Kristus telah menunjukkan bahwa sesama manusia bukan saja berarti


seorang yang segereja atau seiman dengan kita. Sesama manusia ialah
setiap orang yang memerlukan pertolongan kita. Sesama manusia ialah
setiap jiwa yang dilukai dan ditindih oleh musuh. Sesama manusia ialah
setiap orang yang menjadi milik Allah.

Dalam cerita tentang orang Samaria yang murah hatinya, Yesus mem-
berikan suatu gambaran tentang diri-Nya Sendiri dan tugas-Nya. Manusia
telah tertipu, tertindih, dirampoki, dan dibinasakan oleh Setan, dan
ditinggalkan untuk binasa; tetapi Juruselamat mempunyai belas kasihan
atas keadaan kita yang tidak berdaya. Ia meninggalkan kemuliaan-Nya, agar
datang menyelamatkan kita.

Pertanyaan ahli Taurat kepada Yesus ialah, “Apakah yang harus


kuperbuat?” Dan Yesus, yang mengakui kasih kepada Allah dan manusia
sebagai inti kebenaran, telah mengatakan, “Perbuatlah demikian, maka
engkau akan hidup.” Orang Samaria telah mentaati perintah dari hati yang
ramah-tamah dan penuh kasih sayang, dan dalam hal ini telah
membuktikan dirinya seorang penurut hukum.

Banyak orang yang mengakui nama-Nya telah melupakan kenyataan bahwa


orangorang Kristen harus menunjukkan Kristus. Kecuali ada sifat
mengorban- kan diri yang praktis untuk kebaikan orang lain, dalam
lingkungan keluarga, di tempat sekitar, di gereja, dan di mana saja kita
mungkin berada, maka kita bukannya orang Kristen, tidak menjadi soal apa
pun kedudukan kita.

Dosa adalah yang terbesar dari segala kejahatan, dan kitalah yang harus
mengasihani dan menolong orang berdosa. Banyak orang yang berbuat
salah, dan yang merasa malu dan bodoh. Mereka lapar akan perkataan
yang memberi keberanian. Jika kita orang Kristen, kita tidak akan
melewatinya saja, seraya berusaha sedapat-dapatnya untuk menjauhi
orang-orang yang paling memerlukan pertolongan kita. Bila kita melihat
orang-orang yang dirundung malang, baik oleh malapetaka maupun oleh
dosa, maka kita tidak pernah akan mengatakan. Ini bukan urusan saya.

Dengan iman dan doa lawanlah kuasa musuh. Ucapkanlah perkataan iman
dan keberanian yang akan menjadi obat penawar bagi orang yang hancur
dan luka. Jangan sekali-kali kita melewati jiwa yang sedang menderita tanpa
berusaha memberikan penghiburan kepadanya, yang dengan itu kita
dihiburkan oleh Allah.

prinsip yang dilukiskan dalam cerita orang Samaria yang baik hati, dan
dijelaskan dalam kehidupan Yesus. Tabiat-Nya menyatakan makna hukum
yang sebenarnya, serta menunjukkan apa yang dimaksudkan oleh
mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dan bila anak-anak Allah
menyatakan kemurahan, keramahtamahan, dan kasih terhadap segala
manusia, mereka juga sedang menyaksikan tabiat dan undang-undang
surga. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya
sempurna di dalam kita.

3. ACS = Pelayanan Masyarakat Advent adalah pelayanan penjangkauan


Masyarakat resmi dari gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di seluruh dunia.

ADRA = Adalah organisasi non-pemerintah (LSM) milik gereja yang bekerja


di tingkat global yang disponsori oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh
untuk memberikan bantuan dan pembangunan internasional

4. - Handuk Tangan
- Hang mandi kecil
- Sabun batang
- Sampo (&kondisienor)
- Deodoran – aroma netral
- Sikat gigi
- Pasta gigi

5.

Saya dan teman - teman sekolah menjenguk, mendoakan dan memberikan


sebuah bingkisan buah kepada teman saya bernama Sean yang terkena
tumor otak. Dia sangat senang teman - teman nya datang sebab kita belum
bertemu selama 3 bulan setelah lulusan

Anda mungkin juga menyukai