Anda di halaman 1dari 32

cerita tentang 10 orang kusta ini hanya diceritakan dalam Injil Lukas.

Penyakit kusta merupakan penyakit yang oleh orang Yahudi dipandang sebagai
hukuman atas dosa tertentu, dan diartikan sebagai tanda ketidaksenangan Allah.
Karena itu Tuhan Yesus nampaknya sangat peduli untuk menyembuhkan orang
kusta yang Ia temui dalam perjalanan-Nya, sebagaimana ia datang untuk
menyelamatkan orang berdosa.
Dalam bacaan ini, saat perjalanan menuju Yerusalem, di perbatasan antara
Samaria dan Galilea, Tuhan Yesus menemukan orang-orang kusta yang mungkin
berasal dari desa yang dilaluinya.
Beberapa hal menarik yang bisa direnungkan berkaitan dengan tema tentang
bersyukur:

Kesepuluh penderita kusta itu sadar akan diri mereka yang tidak bersih,
sehingga mereka tidak berani mendekat kepada Tuhan Yesus. Hal ini sesuai
aturan hukum Taurat yang mengharuskan penderita kusta menjaga jarak
dari orang lain (bnd. Im. 13:46)
Mereka bersama berseru, memohon dengan sangat, kepada Tuhan Yesus
untuk mengasihani mereka, tidak secara spesifik meminta kesembuhan.
Tuhan Yesus menyuruh mereka pergi kepada imam dan tanpa membantah,
dengan percaya mereka pergi walaupun saat itu mereka belum sembuh.
Kepercayaan mereka terjawab ketika kesembuhan itu terjadi dalam
perjalanan menuju imam.

Bagian yang sangat menarik dari cerita ini adalah ketika hanya 1 orang, yang
adalah orang Samaria, yang kembali untuk berterima kasih kepada Tuhan Yesus,
setelah tahu dirinya sembuh.
Tuhan Yesus kemudian mempertanyakan kesembilan orang lain yang sudah
disembuhkan itu. Tentu Tuhan Yesus tidak butuh balasan atas apa yang telah
diberikanNya. Namun pertanyaan Tuhan Yesus itu menggambarkan betapa sangat
sedikit orang yang benar-benar bisa megingat Tuhan disaat senang/bahagia.
Mengingat Tuhan disaat susah atau menghadapi masalah kemudian melupakanNya
disaat senang atau terlepas dari masalah itu nampaknya sesuatu yang biasa terjadi
dalam kehidupan kita. Karena itu ada beberapa pokok yang penting yang harusnya
menjadi pelajaran bagi para pengajar dan anak-anak tentang bagaimana kita bisa
mengucap syukur dengan sungguh kepada Tuhan.

Seperti kesepuluh penderita kusta yang tahu dirinya tidak bersih, seharusnya
kita juga sadar bahwa diri kita tidak layak mendapat pertolongan dari
Tuhan. Hal ini harus menjadi kesadaran diri dan bukan topeng untuk
mendapat belas kasihan Tuhan.
Memohon belas kasih dari Tuhan haruslah dengan penyerahan sepenuhnya
kepada kehendak-Nya, tanpa menuntut Tuhan melakukan seperti yang kita
inginkan sebagaimana yang dilakukan oleh kesepuluh orang kusta itu,
mereka hanya meminta belas kasih dari Tuhan.
Percaya sepenuhnya pada Tuhan dan melakukan perintahnya sebagai wujud
percaya itu tanpa mempertanyakan maksud Tuhan, sebagaimana kesepuluh
orang kusta itu pergi tanpa bertanya ketika Tuhan Yesus menyuruh mereka
menghadap imam.
Pengagum atau Pengikut Kristus?
Blog ini berisi Renungan Warta KPI TL dan Renungan Sarapan Pagi

type your sea

19.25 - d.A Lukas

[Luk 17:11-19] Belajar dari sepuluh orang kusta


Sikap yang berterima kasih adalah syarat untuk
memperoleh pertolongan dari Tuhan. Sikap ini membantu
kita untuk menjadi rendah hati sehingga kita mampu
mengucap syukur dan menerima orang lain sebagai
sebagai saudara yang perlu dikasihi.
Tetapi ada banyak orang yang selalu meminta dan meminta
tetapi tidak pernah berterima kasih. Sikap yang demikian
memperlihatkan egoisme.

Marilah kita belajar dari sepuluh orang


kusta (Luk 17:11-19)
Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur
perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu
desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia.
Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus,
Guru, kasihanilah kami!" Lalu Ia memandang mereka dan
berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-
imam."
Bagi orang Yahudi, orang sakit kusta (kata Ibraninya "sara
at" yang berarti "yang dihukum Allah") adalah orang-orang
yang paling malang di dunia.
Mereka adalah kelompok manusia yang paling menderita,
paling disingkirkan/dikucilkan oleh masyarakat, karena
mereka dianggap najis dan berdosa.
Jadi, mereka hidup dalam suasana serba susah: hidup dalam
proses mati dan mati tetapi masih hidup. Mereka berteriak
karena yakin gurunya mampu membuat mujizat. Yesus
memandang kesepuluh orang kusta itu, sebab mereka tidak
berani mendekat.
Bagi Yesus penyakit kusta adalah sama dengan penyakit-
penyakit lain yang menghambat manusia untuk
berkomunikasi dengan Tuhan dan berbuat baik terhadap
sesama.
Jika seseorang sudah sembuh dari penyakit kusta, ia harus
menjalani upacara khusus pentahiran yang dipimpin oleh
seorang imam. Kemudian orang itu diberi suatu pernyataan
resmi sehingga mereka dapat mengikuti upacara keagamaan
kembali (Im 13-14). Bagaimana kita bisa yakin bahwa Tuhan
akan membuat mujizat bagi kita? Kita harus belajar Lectio Devina

Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir.


Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh
kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu
tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur
kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi


semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan
orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk
memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"

Lectio Devina Kesepuluh orang kusta itu sembuh dan tahir di tengah
jalan. Mengapa Yesus menanyakan sembilan orang yang telah
sembuh dari penyakit kusta kepada orang Samaria itu?
Kesembilan orang yang telah sembuh itu beragama
Yahudi.

Jadi, mereka meneruskan perjalanan mereka sesuai dengan


perintah Yesus untuk memperlihatkan diri pada para
imam, dan mereka juga membawa persembahan sesuai
dengan peraturan yang berlaku ( taat hukum Taurat - Im
14).

Mengapa orang Samaria itu setelah sembuh langsung kembali


dan tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur
kepada-Nya? Orang Samaria adalah orang asing sehingga
peraturan-peraturan orang Yahudi tidak berlaku baginya
dan tidak perlu ditaatinya.

Dia memuliakan Allah dan mengimani bahwa


"kesembuhan itu berasal dari Tuhan" (Yesus), Yesus adalah
segala-galanya bagi dia.

Bagi Yesus, melakukan hukum cinta kasih lebih mulia dari


pada hanya menjalankan perintah dan taat pada peraturan
agama saja.
Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah,
imanmu telah menyelamatkan engkau."

Orang Samaria itu kembali kepada Yesus dan percaya bahwa


Yesus telah menghapus segala perbedaan antara orang najis
dan orang bersih, sehingga peraturan-peraturan yang menekan
itu tidak berlaku lagi. Dia benar-benar telah diselamatkan
secara jasmani rohani (keadaan badannya yang berubah;
seluruh lingkungan hidupnya menjadi baru, semua orang
menjadi saudara).

Sembilan orang kusta yang sedang dalam perjalanan menuju


kepada para iman itu memang sudah sembuh secara jasmani
tetapi mereka belum sepenuhnya diselamatkan (tetap tertekan
oleh peraturan-peraturan yang serba tidak adil).
Dalam pengharapan akan dimerdekakan dari perbudakan
kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaaan kemuliaan
anak-anak Allah (Rm 8:21).
(Sumber: Warta KPI TL No.107/III/2013 Renungan KPI TL
tgl 13 September 2012, Dra Yovita Baskoro, MM).
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

"Contact with us at Facebook!


Email Us!
RSS

Ikuti via Email

Popular Posts
Gunung Mokattam berpindah sejauh 3 Km mujizat terbesar terjadi di Mesir
[Mat 4:12-17, 23-25] Pertobatan
[Kej 1:1 - 2:4a] Penciptaan dunia dan manusia
[Mzm 128:1-6] Berkat atas rumah tangga
Pohon Keluarga

Pages
Tentang Penulis

Categories
'.Daftar Isi Blog'
'.Pengagum atau pengikut Kristus?'
'Mengenal KPI TL
'Warta KPI TL Edisi Terbaru'
".Ayat Kitab Suci"
".Sarapan Pagi Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya"
"Ensiklopedi"
Abortus
Ajaran Sesat
Allah Bapa
Allah mengasihi manusia
Allah Putra
Allah Roh Kudus
Allah Tritunggal
Api Penyucian
Berkat
Buah Roh
Bunda Maria
Cabul
Damai sejahtera
Doa dan Puasa
Dosa
Dunia Roh
Gelojoh
Gereja
Hal terakhir
Harapan
Hati dan Pikiran
Hidup rohani
Hukum
Iman
Iri Hati
Janji Tuhan
jiwa
Karakter
Karunia
Kasih
Kata
Keadilan
Kebaikan
Kebajikan
Kebangkitan
Keberanian
Kebijaksanaan
Kehendak Allah
Kelemahlembutan
Keluarga
Kemurahan
Kemurnian
Kerajaan Allah
Kerendahan Hati
Kesabaran
Kesederhanaan
Kesehatan
Kesetiaan
Kesombongan
Kikir
Kitab Suci
Liturgi
Luka Batin
Malaikat
Malas
Marah
Mengikuti Jejak Kristus
Neraka
Orang Kudus
Padang gurun
Panggilan Allah
Pengikut Kristus
Penguasaan diri
Peperangan rohani
Perbuatan daging
Pertobatan
Roh Jahat/Setan/Iblis
Sakramen Baptis
Sakramen dan Sakramentali
Sakramen Ekaristi
Sakramen Krisma
Sakramen Perkawinan
Sakramen Tahbisan
Sakramen Tobat dan Perdamaian
Sakramen Urapan Orang Sakit
Sakramentali
Salib
Sorga
Spiritualitas
Sukacita
Teologi
Tipologi

Followers
Blog Archive
2017 (500)
o Juni (18)
o April (31)
o Maret (187)
o Februari (52)
o Januari (212)
Spiritualitas pertobatan pintu masuk Kerajaan Alla...
[Luk 7:36-50] Pertobatan
[Mat 27:1-66] Orang-orang diseputar salib
Rahasia Rosario
St. Louis de Montford
Sebuah kisah tentang Rosario
[Luk 17:11-19] Belajar dari sepuluh orang kusta
[KGK 293-294, 2809, 705, 410, 55, 397, 1707, 1609]...
Doa syafaat
[Luk 6:27-28] Doa
Lectio Devina
Spiritualitas pembebasan
Masalah
[Kej 1:27; 2:7, 16-25; 3:1-11] Misteri penciptaan
Pornografi dan pornoaksi
Tobit
[Ef 5:22-33, 21; Tob 8:4-8] Teologi tubuh
Who am I?
Santo Thomas More
Etika berbusana di Gereja
Allah dan nilai-nilai Kerajaan Allah: nilai tertin...
Iman mengartikan lembar kehidupan
[Luk 22:14-34] Semua yang dapat digoncangkan akan ...
[Rm 12:1-2] Pelayanan
Kasih tak bersyarat
Curahkan isi hati anda
[Mat 18:15-20] Dua tiga orang berkumpul dalam nama...
Bertumbuh dalam Tuhan
Orang lain berdosa karena saya
Santa Lidwina, pengaku iman
[1 Ptr 3:9] Memberkati dan diberkati
Kepahitan
Marah
[Mat 7:21-23] Kecewa
[Ibr 3:13] Jebakan iblis
Titus
[Tit 2:1-10] Hidupmu jadi berkat atau batu sandung...
Santo Fransiskus Xaverius
Karunia Roh Kudus dalam hidup St. Theresia Lisieux...
Jalan-jalan kecil St. Theresia Lisieux
Belajar dari kodok
Dengan siapa kita mengidentifikasikan diri kita
Kehilangan atau pertukaran
Bejana yang penuh sesak
Harta itu tidak dapat tinggal dalam bejana emas
Harta tak ternilai dalam bejana tanah liat
Membangun hidup
Refleksi kehidupan
Imago dei
Belajar dari pohon bambu
[KGK 1-3; 27-35] Kehidupan manusia mengenal dan me...
Mencapai kedewasaan iman
Rut
[Rut 1-4] Setia kepada Allah
[1] Untuk tujuan apakah kita berada di bumi ini?
Janji Tuhan
Buah pengalaman paskah
Bersepeda Bersama Yesus
[Mat 14:1-11] Kekuatan perempuan
Harapan
[308] Apakah harapan itu?
Hiu kecil dan ikan Salmon
Dulu - sekarang
[Ibr 13:1-5] Janji Tuhan
[Rm 12:2] Apa kata dunia
[KGK 2280-2283] Bunuh diri
Santo Filipus Neri
Santa Margareta Maria Alacoque
[KGK 1324-1332] Aneka ragam nama Sakramen Ekaristi...
[KGK 1356-1381] Kurban Sakramental
Mencari Tuhan dalam wajah kaum miskin
Ekaristi sumber hidup rohani
[Mat 5:22] Pembunuhan karakter
10 Jalan kebijaksanaan
Harta untuk dibagikan
Doa
Kerajaan Allah
Peringatan para martir dan para kudus
[T. Dan 14] Berhala
Sekilas info soft drink
Ramalan nasib
Nubuat
Kekristenan = relasi yang memberikan kasih
Menjadi "Yesus masa kini"
[Kej 22:1-18] Hineni
Pertobatan
[Luk 15:11-32] Pertobatan
[Luk 15:11-32] Anak yang hilang
[2 Raj 2:1-15] Meng -ingin-i jubah kesulungan
1-2 Tawarikh
[1 Taw 5:1-2; Ibr 12:16-17] Hak kesulungan
Menuju pertobatan total
Menarik dengan dua dayung
Beato Yohanes Henri Newman
[Mrk 1:40-45] Iman yang konkret
[Mat 14: 22-36] Badai pasti berlalu
[Yoh 1:35-42] Panggilan menjadi murid Yesus
Musuh iman
Santa Bernadetha Soubirous

2016 (621)
2015 (325)

2014 (1)

Diberdayakan oleh Blogger.


WP Design by Site5.
Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates.
Copyright 2011 Pengagum atau Pengikut Kristus? by PBT. All Rights Reserved.

It is currently Thu Jul 13, 2017 5:03 am

FAQ
Search
The team
Register
Login

SarapanPagi Biblika
Bible Study / Christian Library

Board index
BELAJAR ALKITAB
Belajar Membaca Alkitab Bahasa Asli
Study Kata

KUSTA
Post a reply
Search this topic

1 post Page 1 of 1

BP
Merdeka dlm Kristus
Posts: 14113
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

KUSTA

by BP Fri Nov 21, 2014 8:11 pm

KUSTA
Note: Ketentuan Hukum Taurat TENTANG ORANG KUSTA DAN PENYAKIT KUSTA,
Mitsvot 577 - 580:

MITSVOT No. 577: Tidak boleh mencukur tempat yang ada kudisnya (Imamat
13:33)

MITSVOT No. 578: Prosedur pentahiran seorang kusta, baik orang maupun rumah,
dilakukan dengan kayu arasy, kain kirmizi, hisop, dua ekor burung dan air mengalir
(Imamat 14:1-7)

MITSVOT No. 579: Orang kusta harus mencukur seluruh rambutnya (Imamat 14:9)

MITSVOT No. 580: Berhati-hati terhadap penyakit kusta (Ulangan 24:8)

1. Penyakit Kusta
Kusta adalah sebutan untuk berbagai penyakit kulit. Penyakit ini juga kita kenal
sekarang sebagai lepra dengan pemborokannya dan kelumpuhannya, tidaklah sama
dengan penyakit kusta dalam Alkitab. Orang-orang kusta dalam Alkitab disiksa oleh
bintil-bintil kehijau-hijauan atau kemerah-merahan (Imamat 13:49). Penyakit ini
dinyatakan menular, maka orang yang berpenyakit kusta ini dikucilkan dari
masyarakat. Apabila ia sembuh, harus diadakan upacara pentahiran oleh seorang
imam (Imamat 14:2-20; Lukas 1:44). Kusta di dalam PL juga dipakai untuk cacat
maupun cendawan/jamur pada dinding rumah (Imamat 14:33-53). Orang yang
menderita kusta itu dalam sakit maupun penyembuhannya harus ditentukan oleh
imam (Imamat 13:1-59, 14:1-32). Orang yang sudah ditentukan menderita kusta lalu
dinyatakan najis dan harus dibuang dari tengah masyarakat orang-orang sehat
(Imamat 13:45-46). Mereka yang dinyatakan kusta dalam PL adalah Musa (Keluaran
4:6), Miriam (Bilangan 12:9-10), Naaman (2 Raja 5:1-27), Azarya (2 Raja 15:5 dsj)
dan mungkin juga Ayub (2Raj 2:7-8).

Penyakit Kusta juga masih dikenal di dalam PB. Di sini juga kelihatan adanya
penetapan kesembuhannya oleh imam. Bila kesembuhan itu benar seketika itu imam
memberitakan ketetapan kebersihan kulitnya. Yesus menyembuhkan banyak orang
kusta dengan menumpangkan tanganNya (Markus 1:40-42 dsj) atau dari kejauhan
(Lukas 17:11-19).
Kusta adalah penyakit yang dalam Alkitab dinyatakan dengan kata Ibrani -
TSARA'AT dan kata Yunani - LEPRA:

* Imamat 13:2-3, 8
13:2 LAI TB, "Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-
bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia
harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-
anaknya, imam-imam itu.
KJV, When a man shall have in the skin of his flesh a rising, a scab, or bright
spot, and it be in the skin of his flesh like the plague of leprosy; then he shall
be brought unto Aaron the priest, or unto one of his sons the priests:
Hebrew,



Translit, 'ADAM KI-YIHYEH VE'OR-BESARO SE'ET 'O-SAPAKHAT 'O
VAHERET VEHAYAH VE'OR-BESARO LENEGA TSARA'AT VEHUVA
'EL-'AHARON HAKOHEN 'O 'EL-'AKHAD MIBANAV HAKOHANIM

13:3 LAI TB, Imam haruslah memeriksa penyakit pada kulit itu, dan kalau
bulu di tempat penyakit itu sudah berubah menjadi putih, dan penyakit itu
kelihatan lebih dalam dari kulit, maka itu penyakit kusta; kalau imam melihat
hal itu, haruslah ia menyatakan orang itu najis.
KJV, And the priest shall look on the plague in the skin of the flesh: and when
the hair in the plague is turned white, and the plague in sight be deeper than
the skin of his flesh, it is a plague of leprosy: and the priest shall look on him,
and pronounce him unclean.
Hebrew,



Translit, VERA'A HAKOHEN 'ET-HANEGA BE'OR-HABASAR VESE'AR
BANEGA HAFAKH LAVAN UMAREH HANEGA 'AMOQ ME'OR
BESARO NEGA TSARA'AT HU VERA'AHU HAKOHEN VETIME 'OTO

13:8 LAI TB, Kalau menurut pemeriksaan imam bintil-bintil itu meluas pada
kulit, imam harus menyatakan dia najis; itu penyakit kusta.
KJV, And if the priest see that, behold, the scab spreadeth in the skin, then the
priest shall pronounce him unclean: it is a leprosy.
Hebrew,



Translit, VERA'AH HAKOHEN VEHINEH PASTAH HAMISPAKHAT
BA'OR VETIMO HAKOHEN TSARA'AT HIV
LXX,

Translit, KAI OPSETAI AUTON HO HIEREUS KAI IDOU METEPESEN
HE SEMASIA EN TO DERMATI KAI MIANEI AUTON HO HIEREUS
LEPRA ESTIN

"Kusta" dalam Alkitab mungkin tidak hanya mencakup penyakit yang sekarang
dikenal dengan nama itu, karena selain menyerang manusia, "kusta" ini juga
menyerang pakaian dan rumah (Imamat 14:55). Kusta modern juga dikenal sebagai
penyakit Hansen, karena dr. Gerhard A. Hansen menemukan kuman yang secara
umum diyakini sebagai penyebab penyakit ini. Namun, meskipun penyakit
"TSARA'AT" tidak hanya mencakup kusta modern, tidak ada keraguan bahwa kusta
manusia yang sekarang disebut penyakit Hansen juga ada di Timur Tengah pada
zaman Alkitab.

2. Tipe serta Dampaknya.


Kusta modern, atau penyakit Hansen, yang jarang menular, terdiri dari tiga tipe dasar:
- Pertama, tipe nodular, mengakibatkan penebalan kulit dan terbentuknya
benjolan, mula-mula pada kulit wajah kemudian pada bagian tubuh yang lain.
Tipe ini juga lambat laun merusak selaput mukosa pada hidung dan
tenggorokan korbannya. Nama lainnya kusta hitam.
- Tipe kedua adalah kusta anestetis, adakalanya disebut kusta putih. Kusta ini
tidak separah kusta hitam dan pada dasarnya mempengaruhi saraf perifer.
Gejalanya adalah kulit terasa nyeri jika disentuh, tetapi dapat juga
mengakibatkan mati rasa.
- Tipe ketiga, tipe campuran, memiliki gabungan gejala kedua jenis kusta yang
baru diuraikan.

Seraya kusta mencapai stadium lanjut, benjolan-benjolan yang mula-mula terbentuk


mengeluarkan nanah, rambut kepala dan alis dapat rontok, kuku menjadi goyah,
membusuk, lalu lepas. Kemudian jari, anggota tubuh, hidung, atau mata korban
perlahan-lahan digerogoti penyakit ini. Akhirnya, dalam kasus yang paling serius,
korban pun mati. Bukti bahwa "kusta" dalam Alkitab mencakup penyakit seserius itu
adalah kata-kata Harun yang menyebutnya sebagai penyakit yang mengakibatkan
separuh daging seseorang "termakan habis" (Bilangan 12:12).

Uraian ini membantu kita lebih memahami catatan Alkitab mengenai penyakit yang
mengerikan ini dan konsekuensi yang menakutkan atas tindakan Uzia yang dengan
lancang dan tidak patut berupaya mempersembahkan dupa di bait Allah (2 Raja 15:5;
2 Tawarikh 26:16-23).

3. Diagnosis
Melalui Hukum Musa, Allah memberikan keterangan kepada Israel sehingga imam
dapat mendiagnosis kusta dan membedakannya dari penyakit kulit lain yang tidak
terlalu serius. Dari catatan di Imamat 13:1-46, kita melihat bahwa pada awalnya kusta
dapat berupa benjolan, kerak, bercak, bisul, atau parut karena api pada tubuh
seseorang. Kadang-kadang, gejalanya sangat jelas. Bulu di tempat itu berubah
menjadi putih, dan penyakit itu tampak lebih dalam daripada kulit. Misalnya, benjolan
putih pada kulit dapat mengubah bulunya menjadi putih, dan daging yang lecet
mungkin tampak pada benjolan itu. Hal ini berarti orang itu mengidap kusta dan harus
dinyatakan najis. Namun, dalam kasus lain, penyakit itu tidak lebih dalam daripada
kulit dan suatu masa karantina diberlakukan, lalu imam memeriksa dan membuat
penentuan akhir dalam kasus tersebut.

Memang benar, kusta dapat mencapai stadium tidak menular. Jika kusta telah
menyebar ke sekujur tubuh, sehingga seluruhnya menjadi putih, dan tidak tampak
daging hidup pada tubuh, ini tanda bahwa aksi penyakit tersebut telah berakhir dan
yang tertinggal hanyalah bekas-bekas serangannya. Imam kemudian menyatakan sang
korban tahir, berarti penyakit itu tidak lagi membahayakan siapa pun (Imamat 13:12-
17).

Jika penyakit kusta itu telah meninggalkan penderitanya dan ia sembuh, ada
pengaturan untuk mentahirkan dirinya sendiri, dan ini mencakup persembahan korban
baginya oleh imam (Imamat 14:1-32). Tetapi jika penderita kusta yang belum sembuh
dinyatakan najis oleh imam, pakaiannya harus dirobek, rambut kepalanya harus
dibiarkan tidak terurus, ia harus menutupi kumis atau bagian atas bibir, dan harus
berseru, "Najis, najis!" Ia harus tinggal terasing di luar perkemahan (Imamat 13:43-
46); tindakan ini diambil agar penderita kusta tidak mencemari orang-orang yang di
tengah-tengahnya Allah berkemah (Bilangan 5:1-4). Tampaknya, pada zaman Alkitab
para penderita kusta bergaul bersama atau tinggal berkelompok, sehingga dapat saling
membantu (2 Raja 7:3-5; Lukas 17:12).

4. Kusta pada pakaian dan rumah


Kusta dapat juga menyerang pakaian wol atau linen, atau barang-barang kulit.
Penyakit menular tersebut dapat hilang setelah dicuci, dan ada pengaturan untuk
mengarantinakan barang tersebut. Tetapi jika penyakit berwarna hijau kekuning-
kuningan atau kemerah-merahan tersebut tetap ada, kusta itu ganas dan barang
tersebut harus dibakar (Imamat 13:47-59). Jika lekuk-lekuk hijau kekuning-kuningan
atau kemerah-merahan muncul pada tembok sebuah rumah, imam memberlakukan
karantina. Batu-batu yang terjangkit mungkin harus dicungkil dan bagian dalam
rumah itu dikikis, lalu batu-batu dan kikisan adukan semennya dibuang ke suatu
tempat yang najis di luar kota. Jika penyakit menular itu kambuh, rumah tersebut
dinyatakan najis dan dirobohkan, lalu bahan-bahannya dibuang ke suatu tempat yang
najis. Tetapi agar rumah itu dinyatakan tahir, ada pengaturan untuk pentahiran
(Imamat 14:33-57). Ada yang berpendapat bahwa kusta yang menyerang pakaian atau
rumah itu adalah sejenis hama jamur atau lumut; tetapi, hal ini tidak dapat dipastikan.

5. Kusta, sebagai Tanda


Sewaktu Allah memberi Musa kuasa untuk melakukan tanda-tanda sebagai bukti
kepada orang Israel bahwa Allah telah mengutusnya, salah satu tandanya ialah kusta.
Sebagaimana diinstruksikan, Musa memasukkan tangannya ke dalam lipatan pakaian
bagian atas, dan sewaktu ia menariknya ke luar, "tangannya terkena kusta dan tampak
seperti salju!" Tangannya pulih seperti bagian-bagian lain dari tubuhnyasetelah ia
memasukkan kembali tangannya ke dalam lipatan pakaian bagian atas dan
menariknya ke luar sekali lagi (Keluaran 4:6, 7). Allah memukul Miriam dengan
"kusta, putih seperti salju" karena ia berbicara menentang Musa. Musa memohon agar
Allah menyembuhkannya, dan dikabulkan, tetapi Miriam dikarantina di luar
perkemahan selama tujuh hari (Bilangan 12:1, 2, 9-15).

6. Pada Zaman Elisa


Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan
sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada
orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta (2 Raja 5:1).

Karena sombong, ia nyaris kehilangan kesempatan untuk sembuh, tetapi akhirnya ia


mengikuti instruksi Elisa, membenamkan diri dalam Sungai Yordan tujuh kali, dan
"tubuhnya pulih seperti tubuh seorang anak kecil dan ia menjadi tahir" (2 Raja 5:14).
Setelah itu ia menjadi penyembah Allah, tindakannya membaptiskan diri-Nya ke
dalam air ini kemudian menjadi ritus yang baku dalam agama Yahudi untuk menandai
seorang asing yang mengikuti ibadah Israel (Proselit). Namun, pelayan Elisa, Gehazi,
dengan tamak meminta hadiah dari Naaman atas nama sang nabi, sehingga menyalah-
gambarkan majikannya dan dengan demikian memanfaatkan kebaikan hati Allah yang
tidak selayaknya diperoleh sebagai sarana untuk memperoleh keuntungan materi.
Karena perbuatan salah tersebut, Allah memukul Gehazi dengan kusta dan ia
"menderita kusta, putih seperti salju" (2 Raja 5:20-27).

Keberadaan sejumlah penderita kusta di Israel pada zaman Elisa terlihat dari adanya
empat orang Israel penderita kusta di luar gerbang Samaria sewaktu Elisa ada di
dalam kota itu (2 Raja 7:3). Tetapi pada umumnya orang Israel tidak beriman kepada
abdi dari Allah yang benar ini, seperti halnya orang Yahudi di daerah asal Yesus juga
tidak mau menerima-Nya. Oleh karena itu, Kristus mengatakan, "Dan pada zaman
nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang
ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu" (Lukas 4:27).

7. Kesembuhan Kusta oleh Tuhan Yesus dan Murid-


muridnya.
Sewaktu melayani di Galilea, Tuhan Yesus menyembuhkan seorang penderita kusta
yang dilukiskan oleh Lukas sebagai "seorang pria yang penuh kusta". Tuhan Yesus
memerintahkan dia agar tidak memberi tahu siapa pun dan mengatakan, "Pergilah,
perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu
persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka" (Lukas
5:12-16; Matius 8:2-4; Markus 1:40-45).

Sewaktu Kristus mengutus ke-12 rasul, ia antara lain memberi tahu mereka,
[color]"Sembuhkanlah orang sakit... tahirkanlah orang kusta"[/color] (Matius 10:8).
Belakangan, sewaktu melintasi Samaria dan Galilea, Tuhan Yesus menyembuhkan
sepuluh penderita kusta di sebuah desa. Hanya satu di antaranya, seorang Samaria,
yang kembali sambil memuliakan Allah dengan suara keras dan sujud di kaki Tuhan
Yesus, sambil bersyukur kepadanya atas apa yang telah ia lakukan demi dia (Lukas
17:11-19). Patut dicatat juga bahwa Tuhan Yesus di rumah Simon, si penderita kusta
(yang mungkin telah disembuhkan oleh Tuhan Yesus), sewaktu seorang perempuan
mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak wangi yang mahal (Matius 26:6-13; Markus
14:3-9, Lukas 7:36-50 ). Penyakit kulit yang dapat membawa maut. Para penderita
penyakit kusta diasingkan dari masyarakat. Pentahiran penyakit kusta oleh Tuhan
Yesus adalah tanda bahwa Kerajaan Sorga sudah dekat (Matius 10:7-8).

8. Kusta (lambang)
Kusta adalah lambang/ type dosa. Sebagaimana penyakit kusta merusak tubuh
manusia, demikian pula dosa merusak jiwa. Dosa menodai, memisahkan kita dari
Allah, menghambat kehadiran Allah dan akhirnya membawa kita kepada maut
(Keluaran 4:6; Imamat 13:2,46; Bilangan 12:10; Ulangan 24:8; 2 Samuel 3:29; 2 Raja
5:1; 2 Tawarikh 26:20; Matius 8:2; Markus 1:40; Lukas 5:12, 13, dll).

Sumber:
The New Bible Dictionary, Inter-Varsity Press, 2003, hal. 120-122.
Post a reply
1 post Page 1 of 1

Return to Study Kata

Jump to:

Who is online

Users browsing this forum: No registered users and 0 guests

Board index
Delete all board cookies
All times are UTC + 7 hours

Powered by phpBB & phpBB SEO


Sarapan Pagi (c)2006 by BP & Saxman
Style we_universal created by Inventia.

PELANGI KASIH MINISTRY


"PELANGI KASIH MINISTRY" adalah sebuah lembaga pelayanan yang berpusat di
Kupang-NTT yang didirikan dan dipimpin oleh Esra Alfred Soru. Melayani dalam bidang
pelayanan pemuda, pelayanan anak, pelayanan radio, internet, literatur-literatur Kristen,
Pekabaran Injil dan pendidikan teologia bagi kaum awam.

30 April 2012
YESUS DAN ORANG KUSTA (Part 1)

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh. MPdK.

Mat 8:1-3 (1) Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti
Dia. (2) Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia
dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (3) Lalu Yesus
mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir."
Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.

Kisah yang baru kita baca ini adalah kisah yang sama yang dicatat dalam Injil Markus 1:40-45
dan Luk 5:12-16. Di dalam pasal 5-7 Injilnya, Matius mencatat tentang pengajaran Yesus di
bukit dan setelah itu dalam pasal 8-9, ia menulis tentang mujizat-mujizat yang dilakukan Yesus
sebanyak 10 mujizat di awali dengan kisah penyembuhan orang kusta ini. Nah, kisah
penyembuhan orang kusta ini terletak dalam pasal 8:1-4 menunjukkan bahwa peristiwa ini
terjadi persis setelah Yesus mengajar di bukit. Ini terlihat dari konteksnya :

Mat 8:1-2 (1) Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia. (2) Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya,.

Kita akan mempelajari kisah ini dalam beberapa bagian :

I. PENYAKIT KUSTA.

Penyakit kusta ini nama lainnya adalah lepra atau hansen sesuai dengan nama penemu
virusnya sekaligus obatnya yakni seorang ilmuwan Norwegia bernama Gerhard Henrik
Armauer Hansen pada tahun 1837. Pada zaman Yesus, di Palestina ada cukup banyak orang
yang terkena sakit kusta ini. Dan boleh dikatakan bahwa penyakit kusta pada masa itu tidak
dilihat sebagai sebuah persoalan medis melainkan sebuah persoalan teologis di mana kusta
dianggap sebagai sebuah penyakit kutukan atau tanda bahwa seseorang tidak berkenan /
dihukum di hadapan Allah. Mengapa sampai ada anggapan demikian? Karena dalam Perjanjian
Lama dalam beberapa kasus, kusta terjadi sebagai akibat langsung dari hukuman Tuhan kepada
orang-orang tertentu.

a. Miryam.
Miryam dihukum Tuhan dengan penyakit kusta karena mengata-ngatai dan iri hati terhadap
Musa.

Bil 12:1-2;9-10 (1) Miryam serta Harun mengatai Musa berkenaan dengan perempuan Kush
yang diambilnya, sebab memang ia telah mengambil seorang perempuan Kush. (2) Kata
mereka: "Sungguhkah TUHAN berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan
perantaraan kita juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada TUHAN (9) Sebab
itu bangkitlah murka TUHAN terhadap mereka, lalu pergilah Ia. (10) Dan ketika awan telah
naik dari atas kemah, maka tampaklah Miryam kena kusta, putih seperti salju; ketika Harun
berpaling kepada Miryam, maka dilihatnya, bahwa dia kena kusta!

b. Gehazi.

Gehazi (bujangnya Elisa) dihukum dengan kusta karena meminta pemberian dari Naaman yang
sebelumnya sudah ditolak Elisa.

2 Raj 5 (21) Lalu Gehazi mengejar Naaman dari belakang. Ketika Naaman melihat ada orang
berlari-lari mengejarnya, turunlah ia dengan segera dari atas kereta untuk mendapatkan dia dan
berkata: "Selamat!" (22) Jawabnya: "Selamat! Tuanku Elisa menyuruh aku mengatakan: Baru
saja datang kepadaku dua orang muda dari pegunungan Efraim dari antara rombongan nabi.
Baiklah berikan kepada mereka setalenta perak dan dua potong pakaian." (23) Naaman berkata:
"Silakan, ambillah dua talenta." Naaman mendesak dia, dan membungkus dua talenta perak
dalam dua pundi-pundi dan dua potong pakaian,.. (25) Baru saja Gehazi masuk dan tampil ke
depan tuannya, berkatalah Elisa kepadanya: "Dari mana, Gehazi?" Jawabnya: "Hambamu ini
tidak pergi ke mana-mana!" (26) Tetapi kata Elisa kepadanya: "Bukankah hatiku ikut pergi,
ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? Maka sekarang, engkau telah
menerima perak dan dengan itu dapat memperoleh kebun-kebun, kebun zaitun, kebun anggur,
kambing domba, lembu sapi, budak laki-laki dan budak perempuan, (27) tetapi penyakit kusta
Naaman akan melekat kepadamu dan kepada anak cucumu untuk selama-lamanya."
Maka keluarlah Gehazi dari depannya dengan kena kusta, putih seperti salju.

c. Raja Uzia.

2 Taw 26 (16) Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang
merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk
membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan. (17) Tetapi imam Azarya
mengikutinya dari belakang dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak
membakar ukupan kepada TUHAN, (19) Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya
untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah
penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah
pembakaran ukupan. (20) Imam kepala Azarya dan semua imam lainnya memandang
kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakit kusta pada dahinya. Cepat-cepat mereka
mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa-gesa keluar, karena TUHAN telah menimpakan
tulah kepadanya. (21) Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya,
Karena itulah maka orang Yahudi lalu beranggapan bahwa penyakit kusta adalah penyakit dari
Tuhan. Pada zaman sekarang kusta / lepra ini sudah ditemukan obatnya dan penderita kusta
bisa sembuh tapi pada masa itu belum ada obatnya. Bahkan para tabib terkenal pada saat itu
pun tidak pernah berupaya untuk menemukan obat bagi sakit kusta karena mereka percaya
bagaimana pun sakit ini tidak bisa disembuhkan karena ini adalah penyakit yang diberikan
langsung oleh Allah. Hanya Allahlah yang bisa menyembuhkan sakit kusta ini. Bandingkan ini
dengan kata-kata raja Israel ketika Aram mengirimkan surat kepadanya agar dapat
menyembuhkan sakit kustanya Naaman :

2 Raj 5:7 - Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta
berkata: "Allahkah aku ini.sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya
kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya?

Penyakit kusta ini pada masa itu adalah penyakit yang sangat mengerikan dan membuat
pengidapnya sangat menderita.

E.W.C. Masterman - Tidak ada penyakit lain yang bisa mematikan manusia melalui
penderitaan yang bertahun-tahun dan mengerikan seperti penyakit kusta." (Dictionary of
Christ and the Gospels, hal. 205).

Lalu bagaimana sesungguhnya penderitaan orang yang sakit kusta?

a. Penderitaan fisik.

Penyakit kusta ini disebabkan oleh satu virus yang namanya mycobacterium leprae.
Penyakit kusta ini dimulai dengan munculnya bintil-bintil kecil pada bagian-bagian tubuh
tertentu. Bintil-bintil kecil ini makin lama makin banyak dan besar dan berisi nanah. Lalu
bintil-bintil yang berisi nanah ini pecah sehingga area yang kulit yang diserang semakin
membesar. Lama kelamaan seluruh tubuh penderita kusta akan dipenuhi dengan bintil-bintil
semacam ini dan nanah yang sukar mengering. Bahkan ada kalanya bintil-bintil dengan nanah
yang memenuhi seluruh tubuh penderita itu menjadi pecah sehingga nampak sangat
mengerikan dan menakutkan. Di bagian tangan dan kaki, kusta ini bisa menyerang dengan
hebat sampai membuat luka-luka yang menganga dan dalam. Bagian wajah pun tidak
ketinggalan. Penyakit ini sampai merontokkan seluruh alis mata dan bulu mata korban di
samping luka-luka yang memenuhi wajah penderita. Sampai taraf tertentu dia menyerang bola
mata sehingga mata bisa membelalak bahkan bisa sampai tertutup seluruhnya. Dalam keadaan
wajah yang mengerikan semacam ini seringkali penderita kusta sangat menakutkan sehingga
ada yang lalu membungkus seluruh tubuh dan wajahnya dengan kain / perban.

Penyakit kusta ini juga menyerang sistem saraf ditandai dengan hilangnya daya rasa pada
bagian-bagian tubuh tertentu disusul dengan otot-otot yang melemah, namun ada juga, urat otot
yang mengencang sehingga jari-jari tangan mencengkeram terus menerus. Dalam tahap
selanjutnya jari-jari tangan dan kaki menjadi putus / tanggal bahkan bisa sampai putus seluruh
kaki dan tangan penderita. Seiring dengan kehancuran tubuh, tali suara di kerongkongan pun
menjadi bengkak, suara si penderita menjadi parau, serta nafas terengah-engah. Penyakit kusta
yang demikian itu bisa berlangsung selama 9 tahun, dan akan mengakibatkan kemunduran
mental, bahkan pingsan tak sadarkan diri (atau koma), dan akhirnya penderita bisa meninggal
dunia.
b. Penderitaan psikis.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa penderita kusta mengalami penderitaan fisik yang luar
biasa. Tapi sesungguhnya penderitaan fisik yang dialami penderita kusta pada masa itu tidak
sebanding dengan penderitaan psikis yang dialaminya. Penyakit kusta saat itu dianggap sebagai
sebuah kenajisan sehingga si penderita juga dianggap najis. Kepada penderita kusta dikenakan
pakaian yang tercabik-cabik dan rambutnya harus dibiarkan terurai, ia harus menutupi
mukanya dan harus berteriak : Najis! Najis! Ia harus diasingkan dari masyarakat.

Im 13:44-46 - (44) maka orang itu sakit kusta, dan ia najis, dan imam harus menyatakan dia
najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. (45) Orang yang sakit kusta harus berpakaian
yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil
berseru-seru: Najis! Najis! (46) Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis;
ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.

Teriakan najis! Najis! ini sebenarnya adalah peringatan bagi orang lain supaya tidak mendekati
dirinya / menjaug darinya jika tidak maka orang itu akan menjadi najis pula

J.J.de Heer - Orang sakit kusta pada waktu itu menderita secara hebat. Bukan saja karena
penyakit itu sering lambat-laun merusak tubuh mereka, melainkan juga karena mereka dibuang
dari masyarakat. Mereka tidak boleh mendekati orang yang sehat. (Tafsiran Alkitab Injil
Matius, hal. 134).

Bandingkan :

Luk 17:12-13 (12) Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui
Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh (13) dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

Bahwa penderita kusta benar-benar dikucilkan dari masyarakat terlihat dari komentar Barclay
berikut ini :

William Barclay Pada zaman Yesus di Yerusalem semua penderita penyakit kusta dilarang
memasuki kota Yerusalem kota-kota lain yang bertembok keliling. Di dalam synagoge ada
ruangan khusus yang terpencil yang dikhususkan bagi mereka. Ruangan itu biasanya dalam
ukuran sempit sekali, dan disebut Mekhitsah. Di dalam hukum agama Yahudi ada 61 macam
sentuhan yang bisa menajiskan. Yang pertama adalah menyentuh mayat, dan yang kedua
menyentuh penderita kusta. Jadi penderita penyakit kusta memang dianggap hampir sama
dengan orang yang sudah mati. Kalau terjadi bahwa ada penderita kusta yang menyandarkan
kepalanya ke sebuah rumah, maka seluruh rumah itu pun menjadi najis.
Menyapa atau memberi salam kepada penderita kusta di tempat umum pun dianggap
melanggar hukum. Tak boleh ada orang yang mendekati penderita penyakit kusta kurang dari
meter. Kalau ada angin yang bertiup dari arah penderita kusta, maka semua orang harus
menyingkir paling sedikit sejauh 50 meter. Para rabi Yahudi tidak akan mau membeli
makanan apa pun yang dijual di jalan yang dilewati penderita penyakit kusta. Bahkan ada
seorang rabi yang bangga karena ia selalu mengusir penderita kusta dengan jalan melemparinya
dengan batu. Sedang rabi yang lain lebih suka bersembunyi atau menyingkir jauh-jauh kalau
melihat ada orang yang sakit kusta. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 482-
483).

Lebih parah itu adalah mereka kadang dianggap sebagai orang yang sudah mati.

William Barclay Abad pertengahan, yang memberlakukan Hukum Musa. Imam, yang
memakai stolanya dan membawa salib, menuntun orang kusta ke gereja dan melaksanakan
pelayanan penguburan untuknya. Orang kusta adalah seseorang yang dianggap sudah mati
meskipun masih hidup. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Markus, hal. 69).

William Barclay Ia harus mengenakan pakaian hitam agar semua orang tahu. Ia juga harus
tinggal di rumah orang kusta. Ia tidak boleh masuk ke dalam gereja, tetapi sementara kebaktian
di gereja berlangsung, ia boleh mengintip melalui lubang dinding gereja yang memang khusus
dibuat bagi orang kusta. (Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Injil Markus, hal. 69).

Jadi penyakit kusta adalah penyakit yang benar-benar telah memisahkan manusia dari
sesamanya. Penderita penyakit kusta benar-benar tersingkir dari sesamanya! Inilah penderitaan
psikis / batin dari penderita kusta. Demikianlah gambaran tentang penderitaan orang yang sakit
kusta.

II. TINDAKAN SI KUSTA & RESPON YESUS.

Dengan latar belakang tentang penyakit kusta yang sudah kita bahas, sekarang mari kita lihat
apa yang terjadi dengan orang kusta yang bertemu dengan Yesus ini dan bagaimana respon
Yesus terhadapnya.

Mat 8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah
Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

Perhatikan bahwa ayat tersebut mengatakan bahwa orang kusta ini datang kepada Yesus. Dari
ayat 2 ini kita bisa melihat bahwa ada hal-hal indah yang terkandung dalam tindakan dan kata-
kata si kusta ini :

a. Dia datang dengan keyakinan bahwa Yesus mau menerima dia.

Dari ayat 1 terlihat bahwa Yesus baru saja selesai mengajar di bukit dan banyak orang masih
bersama-sama dengan Yesus ketika si kusta ini datang menemuinya.

Mat 8:1-2 (1) Setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong mengikuti
Dia. (2) Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya,.

Dari sini terlihat bahwa si kusta ini terlalu berani mengingat aturannya adalah bahwa ia tidak
boleh mendekati orang-orang yang sehat. Menurut aturan sebenarnya bahkan ia harus berteriak
Najis! Najis! untuk mencegah rombongan Yesus itu mendekati dia tetapi ia justru
melakukan yang sebaliknya. Ia datang kepada Yesus! Lalu mengapa dia berani melakukan
tindakan yang bertentangan dengan aturan yang ada? Kelihatanya karena dia percaya / yakin
bahwa Yesus mau menerima dia dan berbelas kasihan kepadanya.
William Barclay - Tak akan ada orang sakit kusta yang berani mendekati seorang ahli Taurat
atau rabi Yahudi. Penderita penyakit kusta tahu, bahwa ia pasti akan dilempari dengan batu
dan diusir. Tetapi penderita yang satu ini tokh datang mendekati Yesus. Ia tidak akan
melakukan hal itu kalau ia tidak mempunyai keyakinan yang penuh bahwa Yesus mau
menerima dirinya. Ia tidak merasa sangat najis untuk datang kepada Yesus. (Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 484).

Tetapi dari mana keyakinan ini bisa tumbuh di dalam hatinya?

B.J. Boland - Agaknya si sakit itu telah mendengar tentang Yesus, dan percaya bahwa Yesus
adalah sang Mesias (= sang Kristus). Menurut anggapan orang Yahudi, dalam zaman
keselamatan (yang akan tiba di waktu datangnya sang Mesias), juga penyakit kulit yang mereka
sebutkan zara 'at, akan ditiadakan (bnd. Luk. 7:22 yang mengingatkan kita kepada Yes. 35:5,8;
29:18-19; 61:1). (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 123)

Karena itulah dia datang dengan keyakinan bahwa Kristus pasti menerima dia. Senajis apa pun
dia, sehina apa pun dia, sekotor apa pun dia, semengerikan apa pun dia, dia percaya Kristus
pasti mau menerima dia. Lalu bagaimana respon Kristus terhadap keberanian si kusta ini?

Mat 8:3 - Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu

Ini menunjukkan bahwa Yesus menerima si kusta itu. Yesus tidak bertindak seperti para ahli
Taurat dan para rabi Yahudi yang menghindari orang kusta, atau mengusirnya bahkan
melemparinya dengan batu. Ia menerima orang kusta itu bahkan mengulurkan tangan-Nya dan
menjamahnya. Ini menjadi satu pelajaran penting bagi kita bahwa Kristus mau menerima setiap
orang yang datang kepada-Nya. Karena itu sebagaimana si kusta yakin bahwa Kristus akan
menerima dirinya, keyakinan yang sama seharusnya dimiliki oleh kita semua. Tidak boleh
seorang pun dari antara kita yang merasa terlalu najis, terlalu berdosa, terlalu kotor/hina, terlalu
kecil dan remeh untuk diterima oleh Kristus. Kristus pernah berkata :

Yoh 6:37 - Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa
datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.

BIS Semua orang yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku. Aku tidak akan
menolak siapa pun yang datang kepada-Ku.

Seringkali ketika kita jatuh dalam dosa yang berat / besar apalagi secara berulang-ulang, ada
satu perasaan tidak berani / tidak layak untuk datang kepada Kristus. Mungkin perasaan kita
sama seperti perasaan si bungsu dalam cerita anak yang hilang.

Luk 15:19 - aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang
upahan bapa

Tapi dari jaminan yang Kristus berikan ini, dan dari respon sang ayah kepada pertobatan si
bungsu dalam kisah anak yang hilang (di mana ia menyambut dengan gembira si anak bungsu),
asalkan kita bersungguh-sungguh, kita boleh percaya bahwa Ia tidak akan pernah menolak kita.
Dia tidak pernah menolak para pemungut cukai yang datang kepada-Nya, Dia tidak menolak
para pelacur yang datang kepada-Nya, Dia tidak pernah menolak orang-orang berdosa yang
datang kepada-Nya, Dia menyambut mereka semua. Dan ini satu jaminan bagi kita bahwa kita
pun tidak akan ditolak oleh-Nya jika kita datang kepada Dia.
Fakta ini juga mengajarkan kita bahwa apabila kita mempunyai masalah yang berat seperti
yang dialami oleh si kusta, penderitaan, sakit penyakit, masalah/persoalan (dalam studi,
pekerjaan, Rumah Tangga, pelayanan, dsb), kita boleh datang kepada Kristus dan
mengharapkan pertolongan-Nya.

b. Dia datang dengan penghormatan yang tinggi kepada Tuhan.

Selain datang dengan kayakinan akan diterima oleh Kristus, si kusta ini juga datang dengan
penghormatan yang tinggi kepada Kristus.

Mat 8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia
dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

Kata sujud menyembah di sini menggunakan kata Yunani PROSKUNEO dan kata ini
tidak pernah dipakai untuk arti yang lain selain menyembah para dewa / yang ilahi. Dengan
demikian sangat mungkin bahwa si kusta ini memang mempercayai Yesus sebagai Sang
Mesias dan karena itu juga kata KURIOS yang digunakan di dalam ayat ini seharusnya
diartikan Tuhan (seperti TL) dan bukan tuan (seperti TB).

Mat 8:2 (TL) - Maka datanglah seorang yang kena bala zaraat sujud menyembah Dia sambil
katanya, "Ya Tuhan, jikalau kiranya Tuhan kehendaki, niscaya Tuhan dapat mentahirkan
hamba.

Dengan demikian dari penggunaan sikap sujud menyembah dikaitkan dengan penyebutan
Kurios bagi Yesus, harus diartikan bahwa si kusta ini memang benar-benar menghormati
Yesus.

Dua hal ini juga harus ada pada diri kita yakni kepercayaan kepada Yesus sebagai Tuhan dan
diikuti dengan penghormatan yang tinggi kepada-Nya. Ada banyak orang menghormati Yesus
tetapi tidak percaya bahwa Dia adalah Tuhan seperti Islam yang menghormati Yesus sebagai
nabi tetapi tidak percaya Dia adalah Tuhan. Seperti Saksi Saksi Yehuwa dan Unitarianisme
yang menghormati Yesus sebagai penghulu malaikat tetapi tidak percaya Dia sebagai Tuhan
dalam pengertian yang sesungguhnya. Seperti kaum Liberalisme maupun golongan New Age
Movement yang menghormati Yesus sebagai seorang guru moral tetapi tidak percaya Dia
sebagai Tuhan, dll. Penghormatan seperti ini tidak ada gunanya. Karena Yesus menuntut
penghormatan kepada-Nya sama seperti penghormatan kepada Allah.

Yoh 5:23 - supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati
Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus
Dia.

Jikalau penghormatan kepada-Nya kurang dari penghormatan kepada Allah, sesungguhnya kita
tidak pernah menghormati Dia.

Sebaliknya ada banyak orang percaya bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi tidak menghormati-
Nya.
Di sini si kusta menghormati Yesus melalui sikap tubuhnya yakni sujud menyembah tetapi
penghormatan itu sendiri sangat luas pengertiannya sehingga kita harus berupaya menghormati
Tuhan dalam segala aspek hidup kita. Salah satu contoh misalnya di dalam ibadah. Kita bisa
menghormati Tuhan di dalam ibadah melalui sikap tubuh kita maupun cara berpakaian kita dan
juga ketertiban di dalam beribadah. Ada orang yang sementara beribadah dan ada telepon
masuk lebih memilih menerima telpon dan mengganggu ibadah daripada mematikannya. Ini
sikap tidak hormat kepada Tuhan. Suatu kali ketika Billy Graham sementara berdoa,
pembantunya mengetuk pintu dan menyampaikan bahwa ada telepon dari Presiden Amerika
Serikat. Billy Graham menjadi marah kepada pembantunya dan menyuruh dia mengatakan
kepada Presiden : Bilang pada Pak Presiden, saya sementara berbicara dengan Raja di atas
segala raja. Ini adalah sikap hormat yang sangat tinggi kepada Tuhan. Ingat, Doa Bapa Kami
memang mengajarkan kepada kita bahwa Allah itu adalah Bapa kita, tetapi Dia adalah Bapa
yang di Sorga. Sorga di sini harus ditafsirkan sebagai suatu penghormatan tentang keilahian,
otoritas, kuasa, kekudusan, kemuliaan dan kebesaran Allah. Karena itu walaupun Dia adalah
Bapa yang bisa didekati dengan penuh keakraban, tetapi juga harus didekati dengan penuh
penghormatan dan ketakutan karena Dia Allah, kudus, mulia dan besar.

c. Dia datang dengan sikap merendahkan diri dan kepasrahan yang mutla kepada Tuhan.

Hal berikut yang bisa dicatat dari si kusta ini adalah dia datang dengan penuh kerendahan dan
kepasrahan kepada Yesus. Kerendahan diri dan kepasrahan yang saya maksudkan adalah
bahwa dia datang kepada Tuhan dengan kata-kata yang sangat indah : jika Tuhan mau.

Mat 8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia
dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

Perhatikan bahwa si kusta sama sekali tidak menuntut agar ia ditahirkan/disembuhkan. Ini
menunjukkan kerendahan dirinya. Ia seolah-olah mengatakan : "Aku tahu, bahwa aku tiada
berharga; aku tahu bahwa semua orang pasti akan menyingkirkan aku dan tidak mau
mengambil peduli terhadap diriku; aku tahu bahwa aku tak berhak meminta apa-apa darimu;
tetapi barangkali dengan kemurahan ilahimu engkau menyatakan kuasamu meskipun kepada
orang yang seperti aku ini."

Di samping itu ini juga adalah bentuk kepasrahan kepada kehendak Tuhan. Dia mengharapkan
sesuatu dari Tuhan tapi dia tidak ingin memaksakan kehendaknya kepada Tuhan. Ini
seharusnya menjadi teladan penting bagi kita. Doa sebenarnya adalah suatu bentuk perendahan
diri dan kepasrahan kepada Tuhan dan bukannya pemaksaan kehendak kepada Tuhan.

J.J.de Heer - orang kusta itu memperlihatkan contoh doa yang benar: orang kusta itu tidak
mau "memaksa" Yesus; ia hanya mengakui bahwa Yesus berkuasa, tetapi ia menyerahkan
kepada Yesus apakah Dia mau memakai kuasa itu untuk memberi penyembuhan. (Tafsiran
Alkitab Injil Matius, hal. 134-135).

B.J. Boland - si sakit menyerahkan keputusannya kepada Yesus ("jika Tuan mau . . .").
Dengan demikian ia menjadi teladan bagi semua orang yang mengharapkan kesembuhan
dengan jalan berdoa! Tidak boleh sekali-kali dikatakan: asal engkau betul-bctul percaya, maka
tidak dapat tidak engkau disembuhkan; kalau engkau tidak disembuhkan, itu adalah bukti
bahwa engkau kurang percaya! Tidak! Justru orang percaya menyerahkan hidupnya ke tangan
Allah; ia tidak menuntut, tetapi memohon. (Tafsiran Alkitab Injil Lukas, hal. 122-123)

Matthew Henry - Kita harus memohon belas kasihan-Nya; kita tidak boleh menuntut belas
kasihan Allah ini seperti kita menagih utang, tetapi kita harus dengan rendah hati memintanya
seperti kita minta pertolongan, "Tuhan, jika Tuhan mau. Aku bersimpuh di kaki-Mu, dan jika
aku binasa, aku akan binasa di situ." (Injil Matius 1-14, hal. 337)

Jangan sekali-kali memaksakan kehendak kita di dalam doa kepada Tuhan melainkan
berpasrahlah kepada kehendak-Nya. Saya pernah mendengar seorang pengkhotbah (mantan
Islam) yang berdoa untuk kesembuhan orang-orang sakit. Dalam doanya ia berkata : Tuhan,
saya minta malam ini Engklau menyembuhkan orang-orang sakit ini, jika tidak maka saya
akan kembali masuk Islam. Saya kaget sekali dengan doa semacam ini. Ini contoh doa yang
mau memaksa Tuhan mengikuti kehendak kita. Saya juga membaca di internet satu contoh
doa. Berikut ini doanya :

Ya Tuhan, kalau memang dia jodohku, dekatkanlah.


Tapi kalau bukan jodohku, jodohkanlah..
Jika dia tidak berjodoh denganku, maka jadikanlah kami berjodoh
Kalau dia bukan jodohku, jangan sampai dia dapat jodoh yang lain selain aku.
Kalau dia tidak bisa dijodohkan denganku, jangan sampai dia dapat jodoh yang lain, biarkan
dia tidak berjodoh sama seperti diriku
Dan saat dia tidak memiliki jodoh, jodohkanlah kami kembali.
Kalau dia jodoh orang lain, putuskanlah! Jodohkanlah dengan aku.
Jika dia tetap menjadi jodoh orang lain, biar orang itu ketemu jodoh dengan yang lain dan
kemudian jodohkan kembali dia denganku.
Amin!

Lagi-lagi ini adalah contoh doa yang memaksa Tuhan menuruti kehendak si pendoa.

Alangkah indahnya ketika si kusta berkata Tuhan, jika Tuhan mau dan Yesus pun
memberi jawab kepadanya :

Mat 8:3 - Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau,
jadilah engkau tahir.".

d. Dia datang dengan keyakinan yang teguh kepada kuasa Tuhan.

Si kusta ini juga datang dengan suatu keyakinan akan kuasa Tuhan.

Mat 8:2 Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya, lalu sujud menyembah Dia
dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku."

BBE - And a leper came and gave him worship, saying, Lord, if it is your pleasure, you have
power to make me clean (Engkau mempunyai kuasa untuk mentahirkanku).
Alkitab Bahasa Sabu - Pa dhara awe naanne ta dakka ke heddau do paddha nadato. Ta la
lakku rutu ke no pa hedhapa Yesus, jhe lii no, "Ama, kinga ddhei Ama, do nara ma ta peie ya
ri Ama (karena Bapak dapat menyembuhkan saya)

Sama sekali tidak kelihatan adanya sedikit keraguan di dalam kata-katanya. Ia percaya penuh
pada kuasa Yesus yang sanggup menyembuhkannya. Menurut para rabi Yahudi, penyakit kusta
adalah satu-satunya penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Tetapi orang ini yakin, bahwa
Yesus dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain. Ia tidak merasa
bahwa penyakitnya tidak bisa disembuhkan ketika ia datang kepada Yesus. Dan keyakinannya
terbukti dengan apa yang terjadi selanjutnya dari apa yang dikatakan dan dilakukan Yesus
kepadanya :

Mat 8:3 - Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau,
jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.
Kiranya keyakinan yang sama seperti yang ada di dalam diri si kusta itu juga ada di dalam diri
setiap anak Tuhan.

William Barclay - Dan setiap orang memang tidak boleh merasa, bahwa penyakit atau
dosanya tidak dapat dihapuskan, selama Yesus Kristus ada. Selama Yesus Kristus hidup maka
tidak ada penyakit jasmani maupun dosa yang tidak bisa dihapuskan-Nya. (Pemahaman
Alkitab Setiap Hari : Matius 1-10, hal. 484)

Ya! Kita harus yakin akan kuasa Allah. Yakin akan kuasa Allah bahwa Ia sanggup melakukan
segala perkara, Ia sanggup menyembuhkan kita (jika Ia mau), Ia sanggup mengampuni kita, Ia
sanggup melepaskan kita, Ia sanggup menolong kita, Ia sanggup memberkati kita.

- AMIN -

Diposting oleh PELANGI KASIH MINISTRY Pada 15.47


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Yesus dan Orang Kusta
Pendapat anda :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi
tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)
Ada kesalahan di dalam gadget ini

ESRA ALFRED SORU

Anda pengunjung ke :

Sejak Juni 2009

Total Tayangan Halaman

674,766

Modifikasi Terakhir
18 Januari 2017

Entri Populer
BEBAS DARI LUKA BATIN

Pdt. Jack Messakh, STh Hampir setiap orang, dalam hidup ini pernah mengalami
yang namanya sakit hati. Mungkin pernah di sakiti, dilukai, ...

TANTANGAN DEBAT TERBUKA KEPADA UST. MUHAMMAD YAHYA


WALONI

By. Pdt. Esra Alfred Soru Seorang Mualaf (Mantan Kristen) bernama Yahya Waloni
begitu banyak menyerang kekristenan dalam dakwah-dakwahnya. S...

BAPTISAN ANAK, : TANGGUNG JAWAB ORANG TUA DAN GEREJA

By. Esra Alfred Soru Khotbah ini disampaikan dalam kebaktian "REVIVAL
MINISTRY" (Minggu, 11 September 2009) Dalam kebaktian p...

HIDUP DALAM KEMURAHAN TUHAN (Part 1)

Khotbah Kunci Tahun : 31 Desember 2013 By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh,
MPdK. Tema kita dalam ibad...

BERBAGAI PERANG YANG DIHADAPI BANGSA ISRAEL

By. Esra Alfred Soru Dalam bagian sebelumnya kita sudah membahas tentang
penderitaan/penganiayaan terhadap orang Yahudi di berbagai neg...

APA KATA ALKITAB TENTANG MANUSIA? (Part 1)

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK Pdt. Stephen Tong pernah berkata : Nilai
terbesar di dalam kebudayaan manusia adalah manusia ...

BOLEHKAH ORANG KRISTEN MENGUCAPKAN KATA-KATA KERAS DAN


KASAR?

Menyoal Kata-Kata Keras, Kasar dan Kotor Dari Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) By. Esra Alfred Soru. ...

SMIRNA : JEMAAT YANG MENDERITA (1)

By. Pdt. Esra Alfred Soru, STh, MPdK Wah 2:8-11 (8)...

KEMERDEKAAN KRISTEN

By. Esra Alfred soru Tulisan ini diturunkan di koran Timex, 13-14 Agustus 2010.
Yoh 8:36 : Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kam...
GEREJA ORTODOX SYIRIA VERSI BAMBANG NOORSENA

Pdt. Budi Asali, M. Div Banyak kalangan mengagumi Bambang Noorsena dan
"Gereja Ortodox Syiria"-nya. Ia pun diundang ke banyak g...

Daftar Link
ANCHOR OF LIFE FELLOWSHIP (Adm. Martin Simamora)
ANUGERAH ALLAH (Adm. Albert Rumampuk)
CHRISTIAN APOLOGETICS & RESEARCH MINISTRY
GKIN "REVIVAL" (Adm. Ade Gah)
GKRI "GOLGOTHA" (Pdt. Budi Asali, M.Div)
PD. AIR HIDUP (Adm. Bayu Budiarso)
REKAMAN SIARAN RADIO "KUTAHU YANG KUPERCAYA" (Pdt. Esra Soru)
TEMPAT TERJEMAHAN-TERJEMAHAN
THIS IS REFORMED (Adm. Sony Prayitno)
YAYASAN BINA AWAM (Ir. Herlianto, MTh)

Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan

Pengikut
Post
Allah Kehabisan Energi (1)
Amin (1)
Apa Kata Alkitab Tentang Manusia? (3)
Apakah yang Allah lakukan bagi kita (1)
Apologetika (1)
Apologetika Terhadap Bidat Saksi Yehuwa (5)
Artikel Natal (14)
Asal Usul Abraham (1)
Bahasa Roh (3)
BAPTISAN ANAK (2)
Benar atau Sesat Buku Katekisasi GKI "TUHAN AJARLAH AKU"? (1)
Biblika (1)
Buku "SOLA SCRIPTURA" (6)
Buku Harian Nayla (3)
Buku-Buku Karangan Pdt. Esra Soru (2)
Calvinisme (7)
Commentary (1)
Cuplikan Khotbah (4)
Dari Mimbar GKIN REVIVAL (9)
Debat (18)
Debat Esra Soru Vs Dance Suat (1)
Dekodenisasi "The Da Vinci Code" (3)
Doa dan Jawaban Doa (2)
Doktrin Reformed (1)
Doktrin Tritunggal (11)
Dunia Orang Mati (Pembahasan Ajaran Andreas Samudra) (1)
Eksklusivisme (4)
Esra Soru Menjawab (23)
Fanny Crosby (1)
Foto Kemenangan Tim Trinitarian (1)
Gereja Ortodox Syiria (Bambang Noorsena) (1)
Gereja Yang Sejati (7)
Getsemani (1)
Ia Disalibkan Dengan Telanjang (1)
Ibadah yang diterima Allah (1)
Inklusivisme (4)
Iri Hati (1)
Israel (3)
Istilah EASTER = Kafir? (1)
Kegiatan Rohani (13)
Kematian (1)
Kesaksian (2)
Keunikan Yesus Kristus (3)
Khotbah (37)
Koleksi Tulisan Norman Geisler (4)
Kontroversi Baptisan Anak (2)
Kontroversi Cara Baptisan (6)
Kristologi (1)
Kristus di bumi dan di surga (1)
Kristus Telah Mati (1)
Kutahu Yang Kupercaya (2)
Lain-lain (18)
LGBT (1)
Mengapa Allah Menciptakan Manusia? (3)
Mengapa Allah Menjadi Manusia? (1)
Mengapa Anda Menjadi Kristen (1)
Menjawab Pertanyaan Seputar Penderitaan dan Kematian Kristus (4)
Minyak Urapan (1)
Nabi-Nabi Palsu (4)
Orang Percaya dan Pencobaan (5)
Pelajaran Dari Sang Tabib (1)
Pembahasan 7 Jemaat di Asia (20)
Pembahasan Ajaran Benny Hinn (1)
Pembahasan Ajaran Yesaya Pariadji (4)
Pembahasan Aliran Kharismatik (1)
Pembahasan Buku Pdt. Sutjipto Subeno (1)
Pembahasan Debat Calvinisme Vs Arminianisme di GRAPHE Jakarta (2)
Pembahasan Seminar Dr. Suhento Liauw (8)
Pembahasan Tentang Roma Katolik (1)
Penangkapan Yesus (1)
Pengakuan Iman (1)
Peringatan hari ke-40 bagi orang mati (1)
Perjamuan Kudus (1)
Pluralisme (4)
Raksasa di dalam Alkitab (1)
Renungan-Ilustrasi (13)
Roh Kudus (7)
Salam Natal Esra Alfred Soru (1)
Selamat Ulang Tahun (1)
Seputar Paskah (7)
Siaran Radio "Kutahu Yang Kupercaya" (8)
SMS Center (4)
Tanggapan Atas Ajaran Paulus Tribrata (2)
Tanggapan Atas Bualan Yahya Waloni (1)
Tanggapan Untuk Jusuf Roni (3)
tanya (1)
Tanya Jawab (16)
Tomas dan Yesus (1)
Trikotomi atau Dikotomi? (1)
Trinitarian Vs Unitarian (44)
Tuhan Adalah Gembalaku (1)
Video (16)
Yesus dan Hukum Taurat (1)
Yesus dan Orang Kusta (2)
Yesus di Hadapan MA (1)
Zaman Imperium Yunani (1)

KUTAHU YANG KUPERCAYA


Jangan lewatkan program yang satu ini : "KUTAHU YANG KUPERCAYA". Sebuah
pelayanan tanya-jawab di sekitar iman /doktrin-doktrin Kristen bersama Pdt. Esra Alfred
Soru, M.PdK di Radio Suara Kupang setiap senin malam pukul : 20.00 / 8 malam (WIB),
21.00 / 9 malam (WITA), 22.00 / 10 malam (WIT).

Siaran ini dapat didengar dari mana saja melalui :

Pesawat radio dengan gelombang 96,0 FM (khusus kota Kupang dan sekitarnya).

Internet : www.suarakupangradio.com

Black Berry : www.bb.suarakupangradio.com

Andapun dapat ikut mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar iman Kristen sementara


siaran berlangsung melalui SMS ke nomor : 081339022096. GBU
GEREJA KRISTEN INJILI NUSANTARA "REVIVAL"
Hadirilah Kebaktian Umum GKIN "REVIVAL" dan nikmati pelayanan Firman oleh Pdt.
Esra Alfred Soru, M.PdK setiap Hari Minggu Jam 09.00 - Selesai di Hotel Sylvia Lt.4 Jl.
Soeharto No. 49 Kupang - NTT.

Kelas Pelajaran Alkitab


Ikuti kelas Pelajaran Alkitab (PA) bersama Pdt. Esra Alfred Soru, M.PdK setiap hari Rabu,
jam 17.30 di Hotel Dewata Kupang (Depan RRI Kupang).

Tema Jendela Gambar. Gambar tema oleh loops7. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai