B E B E K
Ada seorang bocah laki-laki sedang berkunjung ke kakek dan
neneknya dipertanian mereka. Dia mendapat sebuah katapel untuk
bermain-main di hutan. Dia berlatih dan berlatih tetapi tidak pernah
berhasil mengenai sasaran.
Dengan kesal dia kembali pulang untuk makan malam.
Dilihatnya bebek peliharaan neneknya. Masih dalam keadaan kesal,
dibidiknya bebek itu dikepala, matilah si bebek. Dia terperanjat dan
2
sedih. Dengan panik, disembunyikannya bangkai bebek di dalam
timbunan kayu, dilihatnya ada kakak perempuannya mengawasi. Sally
melihat semuanya, tetapi tidak berkata apapun.
Setelah makan, nenek berkata, "Sally, cuci piring."
Tetapi Sally berkata, "Nenek, Johnny berkata bahwa dia ingin
membantu di dapur, bukankah demikian Johnny?" Dan Sally berbisik,
"Ingat bebek?" Jadi Johnny yang mencuci piring.
Kemudian kakek menawarkan bila anak-anak mau pergi
memancing, dan nenek berkata, "Maafkan, tetapi aku perlu Sally untuk
membantu menyiapkan makanan."
Tetapi Sally tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, karena
Johnny memberitahu kalau ingin membantu." Kembali dia berbisik,
"Ingat bebek?" Jadi Sally pergi memancing dan Johnny di rumah.
Setelah beberapa hari, akhirnya Johnny tidak tahan lagi.
Ditemuinya nenek dan mengaku salah telah membunuh bebek
neneknya. Nenek berlutut dan merangkulnya, katanya, "Sayangku, aku
tahu. Tidakkah kau lihat, aku berdiri di jendela dan melihat semuanya.
Karena aku mencintaimu, aku memaafkan. Hanya aku heran berapa
lama engkau akan membiarkan Sally memanfaatkanmu."
Aku tidak tahu masa lalumu. Aku tidak tahu dosa apakah yang
dilemparkan musuh ke mukamu. Apapun itu, aku ingin kau tahu Yesus
Kristus juga selalu berdiri di jendela. Dia melihat segalanya. Karena
Dia mencintaimu, Dia akan mengampunimu bila engkau memintanya.
Hanya Dia heran melihat berapa lama engkau membiarkan musuh
memperbudakmu. Yang luar biasa adalah Dia tidak hanya
mengampuni, tetapi Dia juga melupakan."
3
If we send no ships out, no ships will come in
And unless there's a contest, nobody can win
For games can't be won unless they are played
And prayers can't be answered unless they are prayed.
4
menyebabkan hipovolemi. Mulai dari sinilah, proses kematian Tuhan
Yesus sebenarnya sudah dimulai.
Dari Taman Getsemani, Tuhan Yesus ditangkap. Dalam
kesendirian-Nya (murid-murid-Nya lari kocar kacir), Ia menghadap
Hanas, setelah itu Kayafas. Emosinya terasa makin berat karena Ia
merasa sendiri, ditinggalkan oleh orang-orang yang amat dikasihi-Nya.
Ditambah lagi, ia mulai mendapat siksaan fisik. Di pengadilan agama,
muka-Nya ditampar (Yohanes 18:23) dan dipukuli (Lukas 22:63) mulai
pukul 01.00 sampai dini hari. Sebelum Ia dihukum mati, Ia dibawa ke
pengadilan Romawi. Keadaan fisik Yesus saat itu sudah makin lemah
karena ia tidak tidur semalaman, tidak makan atau minum, juga dipaksa
berjalan dari satu tempat ke tempat lain-padahal jaraknya cukup jauh -
ditambah pukulan-pukulan serta ejekan, plus kesendirian-Nya.
Di depan pengadilan Romawi, Tuhan Yesus mulai mendapat
aniaya yang luar biasa lewat hukuman cambuk. Pada waktu itu dikenal
dua macam cambuk dera. Yang satu berupa sebatang tongkat atau
ranting-ranting yang digunakan untuk warga negara Romawi. Yang
kedua berupa cambuk bergagang kayu dengan satu sampai tiga helai
kulit atau tali. Ujungnya ada yang diberi bulatan keras atau paku kecil.
Jenis ini dipakai untuk mereka yang bukan warga negara Romawi. Jenis
kedua inilah yang dipakai untuk mendera Tuhan Yesus. Menurut
undang-undang kerajaan Romawi, yang memberi perintah Penyesahan
adalah Pontius Pilatus. Itu artinya Tuhan Yesus tidak dicambuk 39 kali
seperti yang diperkirakan orang selama ini. Menurut buku Manusia Kain
Kafan, penyesahan ini dilakukan sebanyak 21 kali dari kanan dan 21
kali dari kiri. Dengan demikian, jumlah luka yang terdapat pada tubuh
Tuhan Yesus sampai di kaki-Nya adalah 726 buah dengan kulit, daging
dan otot yang pasti ikut tercabik.
Namun demikian, para 'algojo' yang mendera itu amat mahir
sehingga mereka tidak memukul daerah-daerah tubuh yang mematikan,
seperti wilayah jantung, misalnya. Luka-luka ini akan menimbulkan rasa
nyeri dan pendarahan yang banyak. Kondisi ini dapat membawa Tuhan
Yesus pada keadaan pre shock. Dari sini, Tuhan Yesus harus membawa
bagian horisontal dari salib (patibulum) yang beratnya kurang lebih 50
kg. Dalam perjalanan, Yesus memikul patibulum pada pundaknya
dengan kedua lengan terantang serta diikat pada ujung kanan-kiri
patibulum. Bila jumlah terhukum lebih dari satu, mereka akan
dihubungkan satu sama lain dengan mengikatkan seutas tali. Ujung kiri
dari patibulum masih diikat lagi dengan pergelangan kaki kirinya. Ini
5
untuk mencegah agar terhukum tidak lari atau memukul tentara dengan
patibulum mereka.
Dalam buku Manusia Kain Kafan disebut Yesus adalah
terhukum yang diletakkan paling belakang. Padahal kondisi tubuhnya
lemah dibanding dua orang terhukum lainnya. Dengan kondisi yang
paling lemah,tentu Ia berjalan lambat. Akibatnya kedua penjahat yang
berjalan di depannya sering menghentakkan patibulum untuk memaksa
Tuhan Yesus mempercepat jalan-Nya. Hentakan ini menyebabkan
patibulum Yesus yang sebelah kanan Tersentak ke depan sedang yang
kiri akan terlempar ke belakang dan ini membuat kaki kirinya tertahan,
bahkan tertarik ke belakang pula. Keadaan ini membuat Tuhan Yesus
jatuh terduduk pada lututnya atau terjerembab dengan muka terbentur
batu. Hal ini terjadi berkali-kali. Daripada Yesus mati, para pengawal
itu segera memanggil Simon dari Kirene.
Sampai di Golgota, Yesus disalib. Paku yang digunakan ukuran
kepalanya 1 X 1 cm dan panjangnya 13-18 cm. Paku ini ditempatkan
pada bagian tangan yang diperkirakan dapat menahan tubuh si terhukum
supaya tidak sampai melorot ke bawah, tepatnya di pergelangan tangan.
Setelah kedua lengan direntangkan dan dipaku, patibulum bersama
terhukum diangkat oleh para pengawal untuk memasukkan lubang
patibulum ke bagian vertikal. Berikut,yang dipaku adalah kakinya,
dimana sudah disediakan tempat berpijak. Tempat ini ada agar si
terhukum lebih lama menderita sebelum mati. Perdarahan di
pergelangan lengan ini memang tidak banyak, tapi pasti menimbulkan
rasa nyeri yang sangat hebat. Mengapa? Ada beberapa syaraf yang
terkena. Demikian pula halnya dengan kaki-Nya. Rasa nyeri akan terus
menerus dirasakan bila Ia bergerak selama tergantung di salib. Selain
itu, gesekan punggung yang penuh luka-luka dengan kayu salib yang
kasar akan menambah nyeri dari luka bekas penderaan. Otomatis, darah
yang tadinya sudah mengering akan kembali mengalir.
Akibat rasa nyeri ini, Yesus mengalami kesulitan saat
mengambil nafas. Akibat perdarahan ini, Yesus masuk dalam kondisi
gagal jantung. Keadaan inilah yang menyebabkan kematian-Nya di kayu
salib. Keadaan lain yang mempercepat kematian-Nya adalah kondisi
tubuh-Nya yang sudah sangat lemah saat Ia digantung di kayu salib. Hal
ini ditambah lagi dengan penikaman di bagian sela tulang iga. Tikaman
ini menembus paru-paru kanan menuju bilik kanan dan serambi kanan
jantung. (Sumber: dr. Harry Ratulangi dan dr. Andik Wijaya)
7
ciri doa marial. Doa marial bermaksud mengkontemplasikan Maria
dalam relasinya dengan Allah dengan orang-orang lain.
9
"Paul, lihat, di sini jejakku hilang lagi." Paul menatap Margaret
dengan tajam, "Margie jalan hidup kita dipelihara Tuhan. Pada saat
yang susah, ketika kita sendiri tidak bisa berjalan, nanti Tuhan akan
mengangkat kita. Seperti begini..." Lalu Paul mengangkat tubuh
Margaret yang kecil dan ringan itu dan memutar-mutarnya.
Malam itu setibanya mereka di tempat retret, Margaret yang
adalah pengarang kawakan menggoreskan pena dan menuangkan ilham
pengalamannya tadi di pantai. Kalimat demi kalimat mengalir.
Dicoretnya sebuah kalimat, diubahnya kalimat yang lain. Ia berpikir,
menulis, termenung, mencoret, menulis lagi, termenung lagi, mencoret
lagi....... Seolah-olah bermimpi, dalam imajinasinya ia merasa berjalan
bersama dengan Tuhan Yesus di tepi pantai. Ketika berjalan kembali ia
melihat dua pasang jejak kaki, satu pasang jejaknya sendiri dan satu
pasang jejak Tuhan. Tetapi... dan seterusnya. Margaret melihat lonceng.
Pukul 3 pagi ! Cepat-cepat diselesaikannya tulisannya, lalu ia tidur.
Keesokan harinya, begitu bangun, ia langsung membaca ulang
tulisannya. Ah, belum ada judulnya. Margaret berpikir sejenak lalu
membubuhkan judul "Aku Bermimpi".
Ia mengubah beberapa kata dan kalimat. Dan lahirlah sajak
yang sekarang kita kenal dengan judul "Jejak". Pada hari itu juga dalam
kebaktian, sajak itu dibacakan Paul. Paul berkata, "... ada saat di mana
kita merasa seolah-olah Tuhan meninggalkan kita. Musibah menimpa
kita dan jalan hidup kita begitu sulit. Kita bertanya mengapa Tuhan
tidak menolong kita. Sebenarnya Tuhan sedang mengangkat kita."
Lalu Paul membacakan sajak karya Margaret :
One night I dreamed a dream. I was walking along the beach with my
Lord.
Across the dark sky flashed scenes from my life. For each scene, I
noticed
two sets of footprints in the sand, One belong to me and one to my
Lord.
When the last scene of my life shot before me, I looked back at the
footprints in the sand.
There was only one set of footprints.
I realized that this was the lowest and the saddest times of my life.
This always bothered me and I questioned the Lord about my
dilemma.
"Lord, You told me when I decided to follow, You would walk and
talk with me all the way.
10
But I'm aware that during the most troublesome times of my life,
There is only one set of footprints.
I just don't understand why, when I need You most, You leave me."
He whispered, "My precious child, I love you and will never leave you
never, ever, during your trials and testings. When you saw only one
set of footprints, It was then that I carried you."
Bila Anda berdosa dan terus menerus jatuh, berdoalah, Tuhan tetap
mencintai Anda
Berdoalah bila Anda cemas, doa membuat segala sesuatu bisa
dipikirkan dan dipertimbangkan secara sehat
Bila karena sesuatu hal Anda tidak bisa berdoa, bersantailah, keinginan
untuk berdoa itu sudah merupakan doa
Bila doa mengajak Anda untuk mengambil resiko, beranilah, Tuhan
akan mendukung Anda
Bila Anda merasa sedih atau menyesal, menangislah, airmata adalah
doa dari hati
Jika Anda tidak menyukai seseorang, berdoalah untuknya, doa
mengungkapkan Tuhan yang tersembunyi
Bila Anda menerima kabar buruk, tegarlah, doa memberi cahaya
Bila penyakit, usia, kepedihan, atau kecemasan merusak konsentrasi
Anda, bersantailah, Tuhan adalah sahabat yang penuh pengertian
Jika doa membuat Anda jadi pasif dan acuh tak acuh, itu bukanlah doa.
Doa sejati akan membuahkan kepedulian dan pelayanan
Gunakanlah saat-saat tenang untuk berdoa, ketenangan menarik Anda
kepada Sang Maha Besar
12
Gunakanlah saat-saat ribut untuk berdoa, kegaduhan adalah hiruk-pikuk
ciptaan yang mencari Tuhan
Berdoalah bila Anda merasa kesepian, doa membuat Anda ditemani
oleh para malaikat
Bila hidup ini terasa kejam dan tak adil, berdoalah terus, Tuhan adalah
karenanya, bukan penyebabnya
Bila hati Anda penuh dengan rasa syukur, biarkanlah demikian, Roh
Allah sedang berdoa di dalam diri Anda
Bila Anda terpesona di hadapan misteri, biarkanlah demikian, Roh Allah
sedang berdoa di dalam diri Anda
Cakuplah dunia dalam doa Anda, perdamaian tergantung padanya
Berdoalah dalam tidurmu, tidur adalah doa dari manusia yang merasa
aman dari cinta Tuhan
Berdoa adalah bernafas, dan lakukanlah dalam-dalam, Anda akan
dipenuhi dengan kehidupan
Bila Anda mulai merasa maju dalam kehidupan doa, pikirkan sekali
lagi, kehidupan Tuhan itu lebih dalam daripada perasaan dan
pengalaman Anda.
15
"Peganglah Connie, semoga ini menolongmu!" Meskipun Connie bukan
orang Katolik,tangannya mengatup dengan penuh kemauan di sekeliling
butir-butir manik plastik. "Terima kasih ", ia berbisik, "Aku berharap
dapat mengembalikannya".
Setahun lebih berlalu sebelum Jim berjumpa dengan Connie
lagi. Kali ini mukanya bercahaya, ia cepat-cepat mendekati dan
mengembalikan rosario itu. "Aku membawanya selama satu tahun",
katanya, "aku sudah dioperasi dan sudah di-chemotherapi. Bulan yang
lalu para dokter melakukan operasi untuk melihat hasilnya dan
tumornya sudah hilang sama sekali!". Matanya bertemu dengan mata
Jim. "Aku tahu inilah waktunya aku mengembalikan rosario ini".
Pada musim gugur 1987 saudara perempuan Ruth, Liz, jatuh
dalam depresi berat setelah perceraiannya. Ia meminta pada Jim apa ia
boleh meminjam rosario itu, dan ketika ia mengirimkannya, ia
menggantungkannya di kepala tempat tidurnya dalam sebuah beludru
kecil. "Pada waktu malam aku berpegangan padanya secara lahiriah
bergantung. Aku begitu sepi dan takut", ia berkata. "Tapi kalau
memegang rosario itu, aku merasa memegang tangan yang mencintai".
Perlahan-lahan Liz mulai menata hidupnya kembali, dan ia
mengembalikan rosario itu lewat pos. ia menuliskan, "Seseorang
mungkin membutuhkannya ". Di suatu malam tahun 1988, seorang
asing menelpon Ruth. Ia telah mendengar tentang rosario itu dari
tetangganya dan memohon apa ia boleh meminjamnya untuk dibawa ke
rumah sakit dimana ibunya sedang koma. Para keluarga mengharapkan
supaya rosario itu membantu ibu mereka untuk meninggal dengan
tenang. Beberapa hari kemudian ia mengembalikan rosario itu sambil
bercerita para juru rawat mengatakan padanya bahwa seseorang dalam
koma masih dapat mendengar, dan saat itu di rumah sakit di samping si
ibu yang koma ia berkata,"aku mempunyai rosario dari Mother Theresa
dan kalau aku memakaikannya padamu, kamu boleh pergi". Lalu ia
meletakkan rosario itu di tangan si ibu. Seketika mereka melihat
wajahnya berubah tenang! Garis garis kerutan perlahan menjadi licin,
sehingga ia terlihat begitu damai dan begitu muda. Lalu wanita itu
berkata lagi:"Beberapa menit kemudian ibu saya telah tiada ". Dengan
tulus ia menggenggam tangan Ruth dan berkata:" Terima kasih".
Apakah ada kekuatan khusus pada butir manik-manik yang
sederhana itu???? Atau kekuatan dari jiwa manusia secara sederhana
dibaharui dalam setiap orang yang meminjam rosario itu? Jim hanya
tahu bahwa permintaan-permintaan terus berdatangan untuk
16
meminjam,sering tak terduga. Ia selalu menjawab, meskipun ketika itu
ia sedang meminjamkan rosario itu ia berkata:"Kalau kamu sudah
selesai dan tidak membutuhkannya kembalikanlah. Seseorang mungkin
akan membutuhkannya". Kehidupan Jim sendiri juga berubah,sejak
pertemuannya yang tak terduga di pesawat. Ketika ia menyadari bahwa
Mother Theresa membawa semua miliknya hanya dalam sebuah tas
kecil yang sederhana, ia mengusahakan untuk menyederhanakan
hidupnya sendiri. "Aku mencoba untuk mengingat apa yang sebenarnya
penting bukan uang atau gelar atau milik,tetapi cara kita mencintai
sesama tanpa memandang asal atau kepercayaannya ", komentarnya.
17
Jangan mengatakan JANGANLAH MASUKKAN KAMI KE DALAM
PENCOBAAN
kalau masih bermaksud berbuat dosa
Jangan mengatakan BEBASKANLAH KAMI DARI YANG JAHAT
kalau tidak berani mengambil posisi melawan kejahatan
Jangan mengatakan AMIN
kalau tidak menganggap serius tiap kata di doa BAPA KAMI.
I ASKED GOD
I asked God to take away my pain.
God said, No. It is not for me to take away, but for you to give it up.
I asked God to make my handicapped child whole.
God said, No. Her spirit was whole, her body was only temporary.
I asked God to grant me patience.
God said, No. Patience is a by-product of tribulations; it isn't
granted, it is earned.
I asked God to give me happiness.
God said, No. I give you blessings. Happiness is up to you.
I asked God to spare me pain.
God said, No. Suffering draws you apart from worldly cares and
brings you closer to me.
I asked God to make my spirit grow.
God said, No. You must grow on your own, but I will prune you to
make you a little fruitful.
I asked for all things that I might enjoy life.
God said, No. I will give you life so that you may enjoy all things.
I ask God to help me LOVE others, as much as he loves me.
God said... Ahhhh, finally you have the idea!!
18
Note: This is a true article that was printed in a US newspaper.
There was an atheist couple who had a child. The couple never
told their daughter anything about the Lord. One night when the little
girl was 5 years old, the parents fought with each other and the Dad shot
the Mom, right in front of the child. Then, the dad shot himself. The
little girl watched it all.
She then was sent to a foster home. The foster mother was a
Christian and took the child to church. On the first day of Sunday
School, the foster mother told the teacher that the girl had never heard of
Jesus, and to have patience with her. The teacher held up a picture of
Jesus and said, "Does anyone know who this is?"
The little girl said, "I know that man, that's the man who was
holding me the night my parents died."
If you believe this little girl is telling the truth that even though
she had never heard of Jesus, He still held her the night her parents
died, then you will forward this to as many people as you can. Or you
can delete it as if it never touched your heart.
20
manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang
pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang
penting, yang mau mendengarkan permintaannya.
Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya?
Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu
biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah
dicoba itu ke laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan
tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang imam yang dari tadi
memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian ia bertanya
kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-
nya. "Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun
indah ini ?"
"Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik
"Tetapi, anda kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin
sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?"
"Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi
untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah
untuk melayani dan berbuat baik."
Imam itu tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini
ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan
berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain. Ia akhirnya
memutuskan untuk membawakan khotbah pada Hari Minggu berikutnya
dengan tema "Injil Menurut Toko Serba Ada". Khotbah ini menyentuh
banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat
kabar di kota itu. Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka
juga ingin dilayani. Di toko yang eksklusif ini. pengemis wanita itu
tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa
toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga
pada bulan itu keuntungan naik 48% !
"Peliharalah kasih persaudaraan ! Jangan kamu lupa memberi
kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa
orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat."
Ibrani 1:31
Dari Fanny, <fsutanto@siddharta.co.id>
21
Its a time of joy, a time of peace
A time when hearts are then set free
A time to heal the wounds of division
Its a time of grace, a time of hope
A time of sharing the gifts we have
A time to build the world that is one
Its a time to give thanks
To the Father, Son and Spirit
And with Mary, our mother, we sing this song
Open your hearts to the Lord and begin to see the mystery
That we are all together as one family
No more walls, no more chains
No more selfishness and closed doors
For we are in the fullness of Gods time
Its the time of the Great Jubilee
22
"Belum"
"Papa tahu jalan ke sana?"
"Mungkin, kita dapat lihat peta."
[Diam sejenak] "Papa tahu cara membaca peta?"
"Ya, kita akan sampai dengan aman."
[Diam lagi] "Dimana kita makan kalau kita lapar nanti?"
"Kita bisa berhenti di restoran di pinggir jalan"
"Papa tahu ada restoran di pinggir jalan?"
"Ya, ada."
Dialog yang sama berlangsung beberapa kali dalam malam
pertama, dan juga pada malam kedua. Tapi pada malam ketiga, anak
perempuannya ini diam. Pembicara berpikir mungkin dia telah tidur,
tapi ketika ia melihat ke cermin, ia melihat anak itu masih bangun dan
hanya melihat-lihat ke sekeliling dengan tenang. Dia bertanya-tanya
dalam hati, kenapa anak perempuan kecil ini tidak menanyakan
pertanyaan-pertanyaan lagi. "Sayang, kamu tahu kemana kita pergi?"
"Jerman, rumah paman."
"Kamu tahu bagaimana kita akan sampai ke sana?"
"Tidak"
"Terus kenapa kamu tidak bertanya lagi?"
"Karena papa sedang mengemudi."
Karena papa sedang mengemudi. Jawaban dari anak
perempuan kecil berumur 3 tahun ini kemudian menjadi kekuatan dan
pertolongan bagi pria itu selama bertahun-tahun, ketika dia mempunyai
pertanyaan-pertanyaan dan ketakutan-ketakutan dalam hidupnya.
Ya, Bapa kita sedang mengemudi. Kita mungkin tahu tujuan
kita (kadang-kadang kita tahu seperti anak kecil -- "Jerman" -- tanpa
mengerti di mana atau apa itu sebenarnya). Tapi gadis kecil ini tahu
hal terpenting -- Papa sedang mengemudi -- dan dia merasa aman.
Kenalkah engkau Papa mu, Gembala Agung? Apa sikap dan
responmu sebagai seorang penumpang, anakNya yang dikasihiNya?
Kita mungkin telah menanyakan banyak pertanyaan sebelumnya, tapi
kita dapat menjadi anak kecil itu, belajar menyadari fokus terpenting
adalah "Papa sedang mengemudi". Tuhan adalah gembala kita.
* Petrus telah disalib dengan kepala di bawah. Kayu salib untuk Petrus
dipasangnya berbeda, ialah secara huruf X, karena itulah permohonan
yang ia ajukan sebelum ia disalib, di mana ia merasa tidak layak untuk
mati dan disalib seperti Tuhan Yesus.
* Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di
Yerusalem, dilempar ke bawah dari puncak bubungan Bait Allah, di
Tempat yang sama dimana si setan dahulu membawa Tuhan Yesus
untuk digoda. Ia meninggal dunia setelah dilempar dari tempat tinggi
tersebut.
* Yakobus anak Zebedeus adalah seorang nelayan dan ia adalah murid
pertama yang dipanggil untuk ikut Tuhan Yesus, ia dipenggal kepalanya
24
di Yerusalem. Pada saat-saat ia disiksapun, ia tidak pernah menyangkal
Tuhan Yesus, bahkan ia berusaha untuk berkhotbah terus, bukan hanya
kepada para tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yang
menghukum dan menyiksa dia dengan kejamnya. Sehingga akhirnya
orang Romawi yang menjadi penjaga dan penyiksa dia, bisa turut
bertobat. Penjaga Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat ia
dihukum penggal, bukannya sekedar hanya untuk turut
menyaksikannya saja, melainkan juga untuk turut dihukum dan
dipenggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau menjalani
hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil berdoa,
itu adalah doanya yang terakhir, sebelum ia mati dipenggal bersama
Yakobus sebagai orang Kristen.
25
pernjara. Disamping kisah para rasul yang ditulis oleh ahli sejarah
Eusebius, ia juga menceritakan tentang seorang penginjil yang matanya
dibakar sampai buta dengan catatan bahwa kalau ia buta, maka ia tidak
akan bisa membaca Alkitab lagi dengan mana ia tidak akan bisa
mengabarkan Injil lagi. Tetapi kenyataannya ia tetap mengambarkan
Injil berdasarkan ayat-ayat yang telah dipelajari dan diingat sebelumnya.
Lectio Divina
(Integrasi Doa dan Kehidupan)
Lectio Divina adalah cara membaca, merenungkan dan mengamalkan
Alkitab yang sudah dijalankan sejak jaman gereja perdana di abad-abad
pertama. Metode ini terdiri dari 5 langkah utama yaitu Lectio,
Meditatio, Oratio, Contemplatio dan Actio. Selain dalam pertemuan,
rekoleksi ataupun retret, langkah-langkah Lectio Divina juga cocok
dipraktekkan sehari-hari.
Berikut ini disajikan langkah-langkahnya:
1. Lectio : Membaca dengan teliti beberapa kali dan berusaha
memahami apa yang dimaksud oleh penulis kitab yang
bersangkutan.
2. Meditatio : Teks menjadi firman yang hidup bagi saya. Saya
melibatkan diri dalam peristiwa itu seolah saya hadir dalam perikop
itu. Tuhan menyapa saya lewat teks ini.
3. Oratio : Berdoa dengan firman. Saya memilih kata-kata yang
berkesan dari perikop itu dan menjadikannya kalimat doa yang
pendek namun berkesan.
4. Contemplatio : Doa hening tanpa kata, sebagai hasil dari
pengulangan kalimat doa. Hening di hadapan Tuhan, hadir
padaNya. Doa tertinggi adalah doa tanpa kata. Saya seolah pasif tapi
di situ terjadi aktivitas, terjadi transformasi. Kekuatan Tuhan
mengubah diri saya. Kalau mulai melantur, kembalilah ke kalimat
doa tadi atau ambil kalimat doa yang lain. Ulangi langi.
5. Actio : Mengamalkan dan mewartakan firman. Hidup, berkata dan
bersikap sesuai dengan firman yang direnungkan. Sepanjang hari
kalimat doa tadi bisa diulang dalam hati, mewarnai hidup saya,
relasi dan pekerjaan. Selamat mencoba!! May God bless you!!
26
(Angela Merici Biblical Center)
JARI JEMPOL
Jari ini adalah yang paling dekat dengan Anda ketika Anda sedang
melipat tangan dan berdoa. Jadi, mulailah berdoa bagi orang-orang
yang dekat dengan Anda. Sebutkan nama mereka yang Anda kenal.
JARI TELUNJUK
Jari berikutnya adalah si telunjuk. Doakan mereka yang mengajar dan
memberi jasa. Ini termasuk hamba-hamba Tuhan, guru, dokter, dan para
pendidik lainnya. Mereka butuh dukungan dan hikmat, agar dapat
menunjukkan arah yang tepat bagi mereka yang membutuhkan jasa
mereka. Doakan mereka selalu.
JARI TENGAH
Ini jari yang paling tinggi, berarti kita harus ingat pada para pemimpin.
Doakan dari presiden hingga para pejabat di bawahnya. Doakan para
pemimpin organisasi sosial maupun bisnis. Mereka sering
mempengaruhi dan membimbing opini publik. Mereka butuh bantuan
dariNya.
JARI MANIS
Jari keempat adalah jari yang paling lemah. Nah, guru piano pun
biasanya cukup kebingungan ketika berhadapan dengan si jari yang
lemah ini. Oleh sebab itu, mari kita doakan saudara-saudara kita yang
lemah, kena musibah, dan lain-lain. Kita doakan mereka yang dianggap
sebagai sampah masyarakat. Mereka sangat membutuhkan doa-doa
Anda, baik siang maupun malam. Di samping itu jari ini biasanya
merupakan tempat melingkarnya cincin perkawinan. Oleh sebab itu
doakan pula keluarga-keluarga yang bermasalah dan di ambang
perceraian, agar mereka dikuatkan dan tetap bisa bersatu walau
bagaimanapun beratnya badai yang menerpa.
JARI KELINGKING
27
Jari terakhir ini adalah yang paling kecil di antara jari-jari manusia.
Inilah jari yang menggambarkan sikap kita yang seharusnya rendah hati
saat berhubungan dengan Tuhan dan sesama. Jadi, jangan lupakan
berdoa bagi diri sendiri, agar memiliki buah roh dan meneladani
kehidupan Kristus Yesus, Tuhan kita.
Saat Anda berdoa bagi keempat kelompok diatas, Anda harus menaruh
kebutuhan pribadi Anda dalam perspektif yang tepat, agar bisa
mendoakan diri Anda sendiri dengan lebih efektif lagi.
Lucu ya, kita mudah sekali percaya apa yang ditulis koran, tapi kita
selalu meragukan apa yang tertulis dalam Alkitab
Lucu ya, novel dan komik beratus halaman begitu enak dibaca, tapi kok
susah sekali baca Alkitab satu perikop saja
Lucu ya, betapa banyak orang menyimpan daftar nomor telepon teman
dan keluarga, tapi jarang orang punya daftar ayat Kitab Suci untuk
bacaan liturgi harian
Lucu ya, betapa terasa cepatnya 2 jam menonton film, tapi terasa begitu
lambat dan membosankan satu jam misa di gereja
Lucu ya, betapa mudahnya mengobrol dengan teman dan tetangga, tapi
betapa susahnya merangkai kata untuk berdoa sebentar saja
Lucu ya, betapa cepatnya gosip disebarkan, tapi betapa susahnya orang
diajak menyebarkan Injil
28
Lucu ya, banyak orang berebut duduk di depan saat nonton konser, tapi
berebut duduk di bangku belakang gereja supaya bisa cepat keluar
setelah misa selesai
Lucu ya, semua orang ingin masuk surga, tapi mereka tidak
mempercayai, tidak memikirkan, mewartakan ataupun melaksanakan
apa yang dikatakan oleh Alkitab.
Lucu ya, kita sibuk memikirkan apa nanti reaksi orang atas tindakan
kita, tapi kita lupa memikirkan apa yang Tuhan pikirkan tentang
tindakan itu.
29
Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan
sangat bagus dan memimpikan suatu hari yang indah bersama dengan
pasangan yang kita idamkan, tetapi lukisan itu kelihatannya dirusak
oleh Allah, karena Allah melihat bahaya yang ada pada kita kalau kita
melangkah. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap Allah,
tapi perlu kita ketahui Allah selalu menyediakan yang terbaik.
31
tentang aku. Aku akan sangat berterima kasih kalau kalian mau
menerimaku bekerja di sini.
Ah, Mikhail, usaha sepatuku ini cuma usaha kecil. Aku takkan
sanggup menggajimu, demikian Simon menjawab.
Tak apa, Simon. Kalau kau belum sanggup menggajiku, aku
tak keberatan kerja tanpa gaji asalkan aku mendapat makan dan tempat
untuk tidur.
Baiklah kalau kau memang mau begitu. Besok kau mulai
bekerja.
Malamnya pasangan suami-istri itu tak dapat tidur. Mereka
bertanya-tanya. Simon tidakkah kita keliru menerima orang itu ? Kita
ini miskin. Bagaimana jika Mikhail itu ternyata buronan ? Kita bisa
terlibat kesulitan, Matrena bertanya dengan gelisah pada Simon.
Simon menjawab, Sudahlah Matrena. Percayalah pada
penyelenggaraan Tuhan. Biarlah ia tinggal di sini. Tingkah lakunya
cukup baik. Kalau ternyata ia berperilaku tidak baik, segera kuusir
dia.
Esoknya Mikhail mulai bekerja membantu Simon membuat dan
memperbaiki sepatu. Di bengkelnya, Simon mengajari Mikhail
memintal benang dan membuat pola serta menjahit kulit untuk sepatu.
Aneh, baru tiga hari belajar, Mikhail sudah bisa membuat sepatu lebih
baik daripada Simon. Lama kelamaan bengkel sepatu Simon mulai
terkenal karena mutu sepatu yang bagus. Banyak pesanan mengalir dan
usaha Simon menjadi maju. Ia tidak lagi miskin. Keluarga itu sangat
bersyukur karena tanpa bantuan tangan terampil Mikhail, usaha mereka
takkan semaju ini. Namun mereka juga terus bertanya-tanya dalam hati,
siapa sebenarnya Mikhail ini. Anehnya, selama Mikhail tinggal bersama
mereka, baru sekali saja ia tersenyum, yaitu dulu saat Matrena memberi
Mikhail makan. Namun meski tanpa senyum, muka Mikhail selalu
berseri sehingga orang tak takut melihat wajahnya.
Suatu hari datanglah seorang kaya bersama pelayannya. Orang
itu tinggi besar, galak dan terlihat kejam. Hai Simon, kudengar kau
dan pembantumu pandai membuat sepatu. Aku minta dibuatkan sepatu
yang harus tahan setahun mengahadapi cuaca dingin. Kalau sepatu itu
rusak sebelum setahun, kuseret kau ke muka hakim untuk
dipenjarakan!! Ini, kubawakan kulit terbaik untuk bahan sepatu. Awas,
hati-hati; ini kulit yang sangat mahal!
Di pojok ruangan, Mikhail yang sedari tadi duduk diam, tiba-
tiba tersenyum. Mukanya bercahaya, persis seperti dulu ketika ia
32
pertama kalinya tersenyum. Orang kaya yang melihatnya membentak,
Hei, tukang sepatu, awas jangan mengejekku, ya !! Bukan hanya
majikanmu yang kumasukkan penjara kalau sepatuku jebol sebelum
setahun. Kau juga takkan lolos dariku !!
Sebenarnya Simon enggan berurusan dengan orang ini. Ia baru
saja hendak menolak pesanan itu ketika Mikhail memberi isyarat agar ia
menerima pesanan itu. Setelah harga disepakati, orang itu pun pergi
pulang. Simon berkata, Mikhail, kau sajalah yang mengerjakan sepatu
itu. Aku sudah mulai tua. Mataku agak kurang awas untuk mengerjakan
sepatu semahal ini. Biar aku mengerjakan pesanan lain saja. Kau
berkonsentrasi menyelesaikan pesanan ini. Hati-hati, ya. Aku tak mau
salah satu atau malah kita berdua masuk penjara.
Ketika Mikhail selesai mengerjakan sepatu itu, bukan main
terkejutnya Simon. Astaga, Mikhail, kenapa kaubuat sepatu anak-
anak? Bukankah yang memesan itu orangnya tinggi besar ? Aduh,
bagaimana ini ? Celaka, kita bisa masuk penjara karena.., belum
selesai Simon berkata, datang si pelayan orang kaya.
Majikanku sudah meninggal. Pesanan dibatalkan. Jika masih
ada sisa kulit, istri majikanku minta dibuatkan sepatu anak-anak saja,
katanya
Ini, sepatu anak-anak sudah kubuatkan. Silakan bayar
ongkosnya pada Simon, Mikhail menyerahkan sepatu buatannya pada
pelayan itu. Pelayan itu terkejut, tapi ia diam saja meskipun heran dari
mana Mikhail tahu tentang pesanan sepatu anak-anak itu.
Tahun demi tahun berlalu, Mikhail tetap tidak pernah tersenyum
kecuali pada dua kali peristiwa tadi. Simon dan Matrena tak pernah
berani bertanya soal asal-usul Mikhail.
Suatu hari datanglah seorang ibu dengan dua orang anak
kembar yang salah satu kakinya pincang. Ia minta dibuatkan sepatu
untuk kedua anak itu. Simon heran sebab Mikhail tampak sangat
gelisah. Mukanya muram, padahal biasanya tidak pernah begitu.
Saat mereka hendak pulang, Matrena bertanya pada ibu itu,
Mengapa salah satu dari si kembar ini kakinya pincang ?
Ibu itu menjelaskan, Sebenarnya mereka bukan anak
kandungku. Mereka kupungut ketika ibunya meninggal sewaktu
melahirkan mereka. Padahal belum lama ayah mereka juga meninggal.
Kasihan, semalaman ibu mereka yang sudah meninggal itu tergeletak
dan menindih salah satu kaki anak ini. Itu sebabnya ia pincang. Aku
sendiri tak punya anak, jadi kurawat mereka seperti anakku sendiri.
33
Matrena berkata, Tuhan Maha Baik, manusia dapat hidup
tanpa ayah ibunya, tapi tentu saja manusia takkan dapat hidup tanpa
Tuhannya.
Mendengar itu, Mikhail berseri-seri dan tersenyum untuk ketiga
kalinya. Kali ini bukan wajahnya saja yang bercahaya, tapi seluruh
tubuhnya. Sesudah tamu-tamu tersebut pulang, ia membungkuk di
depan Simon dan Matrena sambil berkata, Maafkan semua kesalahan
yang pernah kuperbuat, apalagi telah membuat gelisah dengan tidak
mau menceritakan asalku. Aku dihukum Tuhan, tapi hari ini Tuhan
telah mengampuni aku. Sekarang aku mohon pamit.
Simon dan Matrena tentu saja heran dan terkejut, Nanti dulu
Mikhail, tolong jelaskan pada kami siapakah sebenarnya kau ini ?
Mengapa selama di sini kau hanya tersenyum tiga kali, dan mengapa
tubuhmu sekarang bercahaya ?
Mikhail menjawab sambil terus tersenyum, Sebenarnya aku
adalah salah satu malaikat Tuhan. Bertahun-tahun yang lalu Tuhan
menugaskan aku menjemput nyawa ibu kedua anak tadi. Aku sempat
menolak perintah Tuhan itu meskipun toh akhirnya kuambil juga nyawa
ibu mereka. Aku menganggapNya kejam. Belum lama mereka ditinggal
ayahnya, sekarang ibunya harus meninggalkan mereka juga. Dalam
perjalanan ke surga, Tuhan mengirim badai yang menghempaskanku ke
bumi. Jiwa ibu bayi menghadap Tuhan sendiri. Tuhan berkata padaku,
MIKHAIL, TURUNLAH KE BUMI DAN PELAJARI KETIGA
KEBENARAN INI HINGGA KAU MENGERTI: PERTAMA, APAKAH
YANG SEHARUSNYA HIDUP DALAM HATI MANUSIA. KEDUA, APA
YANG TAK DIIJINKAN PADA MANUSIA. KETIGA, APA YANG
PALING DIPERLUKAN MANUSIA.
Aku jatuh di halaman gereja, kedinginan dan kelaparan.
Simon menemukan dan membawaku pulang. Waktu Matrena marah-
marah dan hendak mengusir aku, kulihat maut di belakangnya.
Seandainya ia jadi mengusirku, ia pasti mati malam itu. Tapi Simon
berkata, Tidakkah di hatimu ada sedikit cinta kasih Tuhan??
Matrena jatuh iba dan memberi aku makan. Sang maut pun pergi. Saat
itulah aku tahu kebenaran pertama: YANG SEHARUSNYA HIDUP
DALAM HATI MANUSIA ADALAH CINTA KASIH TUHAN
Kemudian ada orang kaya yang memesan sepatu yang tahan
satu tahun sambil marah-marah. Aku melihat maut di belakangnya. Ia
tidak tahu ajalnya sudah dekat. Aku tersenyum untuk kedua kalinya.
Saat itulah aku tahu kebenaran kedua: MANUSIA TIDAK DIIJINKAN
34
MENGETAHUI MASA DEPANNYA. MASA DEPAN MANUSIA ADA
DI TANGAN TUHAN
Hari ini datang ibu angkat bersama kedua anak kembar tadi.
Ibu kandung si kembar itulah yang diperintahkan Tuhan untuk kucabut
nyawanya. Aku menyangsikan apakah si kembar dapat hidup tanpa
ayah ibunya padahal mereka masih bayi. Tapi ternyata ada seorang ibu
lain yang mau merawat dan mengasihi mereka seperti anak kandung
sendiri. Tadi Matrena berkata, Tuhan Maha Baik, manusia dapat
hidup tanpa ayah ibunya, tapi tentu saja manusia takkan dapat hidup
tanpa Tuhannya.
Aku tersenyum untuk ketiga kalinya dan kali ini tubuhku
bercahaya. Aku tahu kebenaran yang ketiga: MANUSIA DAPAT
HIDUP TANPA AYAH DAN IBUNYA TAPI MANUSIA TIDAK AKAN
DAPAT HIDUP TANPA TUHANNYA. Simon, Matrena, terima kasih
atas kebaikan kalian berdua. Aku telah mengetahui ketiga kebenaran
itu, Tuhan telah mengampuniku. Kini aku harus kembali. Semoga kasih
dan berkat Tuhan senantiasa menyertai kalian sepanjang hidup.
Seiring dengan itu, tubuh Mikhail terangkat dan tubuhnya
makin bercahaya. Mikhail kembali ke surga.
Dari Anto, <anto93@email.com>
35
answer was very simple. I would have tried to draw a little attention to
myself. I would have said: "I am hungry, I am dying, I am cold, I am in
pain," or something. But she gave me much more - she gave me her
grateful love. And she died with a smile on her face.
Then there was the man we picked up from the drain, half eaten
by worms and, after we had brought him to the home, he only said, "I
have lived like an animal in the street, but I am going to die as an angel,
loved and cared for." Then, after we had removed all the worms from
his body, all he said, with a big smile, was: "Sister, I am going home to
God" - and he died.
It was so wonderful to see the greatness of that man who could
speak like that without blaming anybody, without comparing anything.
Like an angel - this is the greatness of people who are spiritually rich
even when they are materially poor....
37
transubstantiasi. Ia tidak begitu percaya bahwa kata-kata konsekrasi itu
berasal dari Tuhan sendiri dan hosti menjadi Tubuh Kristus setelah
konsekrasi. Ketika hatinya diliputi keragu-raguan, ia mengucapkan
begitu saja kata-kata konsekrasi itu. Tiba-tiba terjadi suatu keajaiban,
hosti yang ada di hadapannya benar-benar berubah menjadi daging pada
bagian tepinya dan anggur berubah menjadi darah. Setelah terkejut
melihat mujizat yang terjadi di hadapannya, pastor tersebut segara sadar
dan menangis penuh keharuan. Ia lalu berkata di depan para biarawan
kongregasinya, "Betapa beruntungnya kalian, Tuhan berkenan
meneguhkan imanku dan menyatakan Diri-Nya di hadapan kita semua.
Kemarilah, saudara-saudaraku, dan takjublah pada Tuhan yang begitu
dekat pada kita. Lihatlah Tubuh dan Darah Kristus yang terkasih".
Para biarawan lalu datang berkerumun di sekitar altar, bersujud
penuh hormat, lalu ke luar dan memberitakan kejadian itu ke
masyarakat sekitar yang kemudian datang ke gereja tersebut untuk
melihat sendiri keajaiban Ekaristis tersebut. Daging tersebut tetap dalam
bentuknya semula, tetapi darah dalam piala berubah menjadi 5 buah
gumpalan yang berbeda bentuk dan ukuran. Para biarawan kemudian
memutuskan untuk menimbang berat gumpalan-gumpalan itu
menggunakan timbangan yang didapat dari Uskup Agung setempat.
Ternyata berat sebuah gumpalan yang ditimbang terpisah sama persis
dengan berat kelima gumpalan yang ditimbang secara bersama-sama.
Demikian juga berat dua gumpalan ternyata sama dengan berat tiga
gumpalan, dan berat gumpalan terkecil sama persis dengan berat
gumpalan terbesar. Hosti yang telah berubah menjadi daging dan
gumpalan-gumpalan darah itu kemudian disimpan di sebuah tempat
yang khusus.
Biara St. Longinus itu sendiri pada abad ke-12 tidak lagi
dikelola Ordo Basilian tetapi berpindah tangan ke Ordo Benediktin, dan
kemudian ke Ordo Fransiskan. Gereja yang rusak akibat gempa
kemudian diperbaiki dan diberi nama St. Fransiskus Asisi. Sejarah
mencatat bahwa setelah mujizat diakui, sebuah dokumen yang mencatat
kejadian tersebut secara detail ditulis dalam bahasa Latin dan Yunani.
Tetapi pada abad ke-16 ketika biara berada dalam pengelolaan Ordo
Fransiskan, dokumen tersebut diperlihatkan kepada dua orang biarawan
Basilian yang datang ke sana. Kedua biarawan itu kemudian membawa
pergi dokumen tersebut dan hingga kini tidak diketahui lagi jejaknya.
Pada tahun 1713, kedua relikwi suci tersebut dipindahkan ke sebuah
monstrans (tempat penyimpanan hosti) khusus yang terbuat dari perak
38
dan kristal. Pada tahun 1887, Uskup Agung Petrarca dari Lanciano
memperoleh pernyataan indulgensi sempurna dari Paus Leo XIII bagi
peziarah yang mengunjungi Gereja Mujizat selama delapan hari
berturut-turut sebelum pesta perayaan mujizat tersebut yang terjadi pada
hari Minggu terakhir setiap bulan Oktober. Pada bulan Februari 1572,
uskup Rodriguez memberi kesaksian bahwa berat masing-masing
gumpalan darah sama dengan berat keseluruhan gumpalan itu jika
digabung. Kesaksian itu diabadikan dalam lempengan marmer pada
tahun 1636.
Selama berabad-abad keajaiban Hosti di Lanciano ini terus
menjadi bahan pemeriksaan ilmiah untuk membuktikan keotentikannya.
Pemeriksaan yang terakhir terjadi pada tahun 1970 dan merupakan
pemeriksaan ilmiah yang paling lengkap. Pemeriksaan ini dilakukan
oleh Prof. Dr. Odoardo Linoli, seorang guru besar bidang anatomi dan
ilmu jaringan sekaligus seorang dokter kepala di beberapa rumah sakit
di Arezzo. Profesor Linoli juga dibantu oleh Dr. Bertelli seorang guru
besar anatomi manusia di Universitas Siena Pada pemeriksaan itu
diketahui bahwa bagian roti yang ada di bagian tengah daging selama
berabad-abad ternyata sudah lenyap sama sekali, sedangkan dagingnya
masih tetap ada. Daging tersebut digambarkan berwarna kuning-
kecoklatan, berbentuk bulat tak beraturan, tebal di bagian tepi tetapi
menipis di bagian tengahnya. Sebagai sampel untuk pemeriksaan di
laboratorium rumah sakit diambil sedikit potongan daging dari bagian
tepi yang tebal. Sedangkan gumpalan darah ketika diperiksa tidak lagi
menunjukkan fenomena berat yang aneh sebagaimana yang dicatat pada
tahun 1574. Sebagian kecil dari gumpalan darah itu di ambil untuk
diperiksa di laboratorium. Setelah pemeriksaan tuntas, kedua potongan
relikwi tersebut dikembalikan ke gereja.
Hasil pemeriksaan tuntas dilaporkan pada tanggal 4 Maret 1971
oleh Prof. Linoli. Dokumen ini kemudian dibagikan ke berbagai instansi
termasuk ke hirarki Gereja Katolik termasuk Paus Paulus VI dalam
sebuah audiensi. Dari pemeriksaan itu diketahui bahwa daging tersebut
berasal dari jaringan otot myocardium (jantung) manusia dan tidak
mengandung bahan pengawet apapun. Demikian juga gumpalan darah
ketika diperiksa ternyata merupakan darah manusia dengan golongan
AB sama seperti darah yang terdapat pada daging. Kandungan
unsur0unsur bio-kimiawi yang ada di dalam darah juga memeiliki
komposisi yang sama dengan darah manusia pada umumnya. Lebih jauh
Prof. Linoli mengatakan bahwa dalam keadaan normal darah yang
39
tersimpan dalam waktu begitu lama tanpa suatu usaha pengawetan yang
khusus akan rusak, pernyataan ini sekaligus menyanggah kemungkinan
adanya pemalsuan berabad-abad lalu. Ia juga mengatakan bahwa hanya
ahli bedah yang sangat berpengalaman saja yang mampu memotong
daging jantung dengan bentuk seperti pada hosti ajaib tersebut, yang
tentu saja tidak mungkin dapat dilakukan pada berabad-abad yang lalu.
Prof. Linoli mengakhiri laporannya dengan mengatakan bahwa
meskipun daging dan darah tersebut telah disimpan berabad-abad dalam
tempat yang tidak kedap udara, mereka tidak rusak sama sekali.
Ostensorium yang berisi relikwi suci tersebut semula berada di
sisi altar Gereja St. Fransiscus, tetapi sekarang telah dipindahkan ke
sebuah tabernakel khusus yang berada di atas tabernakel utama.
Peziarah dapat melihat dari dekat relikwi yang selama berabad-abad
telah membantu meneguhkan iman begitu banyak umat Katolik akan
kehadiran nyata Tuhan Yesus dalam hosti dan anggur yang telah
dikonsekrasikan oleh seorang imam.
40
Berita tentang mujizat Hosti ini segera menyebar dan membuat
begitu banyak orang datang untuk melihat dan bersujud di hadapan
Hosti tersebut. Ini membuat keuskupan setempat memutuskan untuk
mengadakan suatu penyelidikan. Dengan suatu perarak-arakan, Hosti
tersebut dipindahkan ke gereja St. Stefanus. Kemudian Hosti yang
mengeluarkan darah tersebut dilapisi dengan lilin dan disimpan dalam
tabernakel. beberapa waktu kemudian terjadi mujizat lagi, ketika suatu
saat tabernakel dibuka tampak lilin yang melapisi Hosti tersebut pecah
berkeping-keping dan Hosti secara ajaib terbungkus dalam sebuah
wadah kristal. Wadah kristal bersama-sama dengan hosti kemudian
ditempatkan dalam sebuah monstrans yang terbuat dari perak dan emas
dengan 33 pancaran sinar (seperti tampak dalam foto) sampai sekarang.
Setelah berbagai penyelidikan pihak Gereja memutuskan bahwa mujizat
ini otentik, Gereja itu kemudian diubah namanya menjadi "Gereja
Mujizat Kudus". Di sinilah Hosti tersebut masih tersimpan sampai
sekarang. Menurut Dr. Arthur Hoagland, seorang ahli kedokteran dari
New Jersey yang telah lama mengamati Hosti ajaib tersebut, darah yang
terkumpul di bagian bawah wadah kristal kadang menampilkan bentuk
darah segar dan kadang tampak sebagai darah kering.
41
Janji tersebut ditepati, sebuah kapel didirikan di atas tumpukan
batu tersebut. Kapel itu segera menjadi ramai oleh kunjungan para
peziarah yang datang dari berbagai lokasi. Pada abad ke-15 kaum Husit
menyerbu negeri dan mengakibatkan kehancuran berbagai tempat suci,
tidak terkecuali kapel tempat Hosti ajaib tersebut, meskipun begitu
tumpukan batu itu tidak terganggu sedikitpun. Setelah kaum Husit
mundur, sebuah kapel baru didirikan kembali di tempat tersebut pada
tahun 1476. Kapel ini diresmikan oleh Uskup Olmutz dan diberi nama
"Gereja Tubuh Kudus Kristus". Karena terlalu kecil untuk menampung
umat yang datang, kapel ini lalu diperbesar dan selesai pada tahun 1491.
Paus sendiri kemudian memberikan indulgensi sempurna kepada semua
umat yang dengan sungguh-sungguh dan dalam keadaan rahmat
menerima Hosti di gereja tersebut. Tepat di atas lokasi tumpukan batu di
mana Hosti ditemukan, didirikan Altar dan di atasnya diletakkan Hosti
ajaib yang ditempatkan pada sebuah ukiran yang menggambarkan api
dan diapit oleh patung dua malaikat. Hari ditemukannya Hosti suci
tersebut sampai sekarang diperingati oleh penduduk setempat dan
dikenal sebagai Bauern Feuerfest, atau Pesta Api Rakyat.
42
perbuatan yang dilakukannya, ia mengambil taplak meja dan
membungkus Hosti beserta genteng yang dipenuhi darah lalu
membawanya ke sebuah kandang dan menguburkannya di sana.
Pada pagi harinya, suaminya Giacomo pergi ke kandang
membawa kudanya, tetapi ternyata kudanya menolak untuk masuk tidak
seperti biasanya meskipun Giacomo sudah memukulnya. Akhirnya kuda
tersebut mau juga masuk meskipun dengan jalan merapatkan tubuhnya
ke tepi pintu kandang sambil terus menerus memandang ke arah
timbunan sampah di mana Ricciarella menguburkan Hosti. Setelah
masuk ke kandang, kuda tersebut lalu berlutut di hadapan timbunan
sampah. Giacomo menjadi curiga istrinya telah menaruh mantra ataupun
sejenisnya ke dalam kandang sehingga kudanya takut untuk masuk, ia
menjadi marah. Karena takut, Ricciarella menyangkal semua tuduhan
suaminya. Selama tujuh tahun Hosti tersebut tetap tersembunyi di
tumpukan sampah, dan selama tujuh tahun itu pula kuda-kuda yang
masuk ke kandang selalu merapatkan tubuh ke tepi dan memandang ke
arah timbunan sampah serta berlutut setelah masuk ke kandang. Selama
waktu itu bukannya mendapatkan kedamaian, Ricciarella malahan
tersiksa setiap malam oleh perasaan bersalah akibat perbuatan
sakrileginya itu. Akhirnya ia memutuskan mengaku dosa kepada
Giacomo Diotallevi, seorang pastor dari biara di Lanciano. Dalam bilik
pengakuan Ricciarella tidak mampu mengucapkan sepatah katapun
meskipun berkali-kali pastor tersebut mengatakannya untuk tidak takut.
Pastor tersebut akhirnya menyebutkan satu per satu berbagai jenis dosa
yang mungkin dilakukan oleh Ricciarella. Karena Ricciarella tidak
mengakui satupun dosa-dosa tersebut, pastor tersebut berkata, "Saya
sudah menyebutkan semua jenis dosa yang bisa dilakukan. Saya tidak
tahu apa kesalahanmu kecuali mungkin kamu telah membunuh Tuhan!".
Ricciarella menjawab, "Itulah dosa saya, saya telah membunuh
Tuhan". Ricciarella lalu menceritakan seluruh kejadian sakrilegi yang
dilakukannya. Pastor tersebut tentu saja sangat terkejut, setelah
memberikan pengampunan ia menyuruh Ricciarella segera
memindahkan Hosti dari timbunan sampah bersama-sama dengannya.
Ketika membongkar sampah, mereka terkejut karena ternyata Hosti
serta genteng dan taplak yang membungkusnya tetap utuh tanpa
kerusakan, seolah-olah baru saja diletakkan di sana. Pastor Giacomo
lalu membawa Hosti dan lainnya ke biara. Atas izin atasannya, Pastor
Giacomo membawanya Offida, tanah kelahirannya, dan memperlihatkan
Hosti itu pada Pastor Michele Mallicano. Akhirnya diputuskan untuk
43
membuat suatu tempat khusus bagi relikwi tersebut. Untuk itu dibuatkan
tiga tempat yang terpisah, satu untuk genteng, satu untuk taplak, dan
satu lagi untuk Hosti. Tempat untuk Hosti dibuat berbentuk salib dan di
dalamnya disertakan juga relikwi kayu salib Kristus. Ketiganya kini
disimpan di biara St. Agustinus di Offida.
44
tampak berwarna merah. Partikel-partikel darah di lembaran kertas
tersebut masih terlihat jelas dan tetap dalam keadaan baik. Fenomena
yang lain muncul, ternyata jika diamati dengan menggunakan lensa,
muncul suatu gambar manusia yang tampak sedih. Karena agak sulit
bagi masyarakat unum untuk mengamati gambar tersebut maka
diberikan panduan berupa sketsa dan diletakkan di bawah relikwi suci
itu (dalam foto tampak diapit oleh malaikat). Sekarang relikwi suci ini
masih tersimpan di Basilika St. Rita di Cascia.
45
belum dikonsekrasi dan disimpan dalam kondisi yang sama. Hosti suci
tersebut tetap dalam kondisi sempurna dan memunculkan bau yang
harum.
Lima puluh tahun setelah penemuan Hosti, penyelidikan
diadakan untuk memeriksa keotentikan mujizat tersebut. Pimpinan Ordo
Fransiskan, Romo Carlo Vipera, memeriksa Hosti-hosti tersebut dan
memakan salah satu diantaranya pada tanggal 14 April 1780. Ternyata
Hosti tersebut tetap dalam keadaan baik dan tidak rusak. Setelah
sejumlah Hosti dibagi-bagikan beberapa tahun sebelumnya, sisa yang
tertinggal berjumlah 230 buah disimpan dalam sebuah sibori khusus dan
tidak boleh dibagi-bagikan lagi. Beberapa tahun kemudian diadakan
penyelidikan lagi oleh Uskup Agung Tiberio Borghese bersama
beberapa orang teolog. Hasilnya juga menunjukkan hosti tersebut
berada dalam keadaan sempurna. Bapa Uskup lalu memerintahkan
untuk meletakkan beberapa hosti yang belum dikonsekrasi bersama-
sama dengan Hosti suci tersebut. Sepuluh tahun kemudian ternyata
bahwa hosti-hosti yang belum dikonsekrasi mengalami perubahan
bentuk dan warna. Pada tahun 1850, hosti-hosti yang belum
dikonsekrasi ternyata telah hancur dan tinggal berupa partikel-partikel
saja, berbeda dengan Hosti yang sudah dikonsekrasi yang tetap dalam
kondisi sempurna. Pada tahun 1950, Hosti tersebut dipindahkan dari
sibori yang lama ke sibori baru yang lebih bagus. Sibori ini sempat
dicuri meskipun kali ini Hosti suci tidak ikut dicuri dan tetap diletakkan
di tabernakel. Akhirnya Hosti diletakkan dalam sibori pengganti sibori
yang telah dicuri. Hosti suci tersebut sampai saat ini tetap tersimpan
dengan baik di Basilika St. Fransiskus di kota Siena .
46
menutup bangku tersebut dengan kain sementara umat berlutut dan
meletakkan tangan di bawah kain sambil menunggu pastor
menerimakan Hosti. Diantara yang menerima Hosti tersebut adalah
seorang wanita bernama Jaquette. Ketika pastor selesai memberikan
Hosti dan kembali ke altar, ternyata Hosti di mulut Jaquette jatuh ke
kain yang menutup tangannya. Salah seorang petugas memberitahukan
hal tersebut kepada pastor yang lalu kembali menghampiri Jaquette.
Ternyata yang didapati oleh pastor tersebut bukan lagi Hosti melainkan
bercak darah sebesar Hosti di kain penutup bangku. Setelah misa
selesai, pastor Hugues de la Baume membawa kain tersebut dan
meletakkannya ke baskom berisi air dengan maksud untuk mencucinya.
Ternyata noda darah bukannya menghilang tetapi malahan semakin
membesar dan berwarna lebih gelap dari sebelumnya. Bukan hanya itu,
ketika kain tersebut diangkat, baskom yang berisi air sudah berubah
menjadi genangan darah. Pastor tersebut dan para pembantunya sangat
terkejut, "Ini Darah Tuhan kita Yesus Kristus!". Lalu pastor mengambil
pisau dan memotong kain tersebut pada bagian yang terkena noda darah.
Potongan kain ini lalu diletakkan di tabernakel. Limabelas hari
kemudian, petugas dari Keuskupan datang menyelidiki mujizat tersebut.
Hasil penyelidikan menunjukkan mujizat tersebut otentik sehingga
akhirnya Paus Yohanes XXII memberikan indulgensi bagi mereka yang
merayakan misa di Gereja Blanot.
Hosti-hosti lain yang digunakan pada misa pada hari Minggu
Paskah tersebut tidak digunakan lagi dan tetap diletakkan di tabernakel.
Hosti tersebut tetap berada dalam keadaan baik selama beratus-ratus
tahun. Pada tahun 1793, ketika terjadi revolusi Perancis, beberapa orang
masuk ke dalam gereja dan mengambil berbagai barang berharga di
gereja tersebut. Sebenarnya relikwi yang saat itu disimpan dalam sebuah
tabung kristal sempat diambil oleh para penjarah, tetapi mungkin karena
dianggap tidak begitu berharga relikwui tersebut dikembalikan lagi.
Beberapa tahun setelah revolusi selesai, tabung kristal yang sempat
rusak selama masa revolusi itu diganti dengan tabung yang baru.
Tabung tersebut ditempatkan pada ostensorium khusus sebagaimana
terlihat pada foto. Sampai sekarang mujizat Ekaristi di Blanot tetap
diperingati secara meriah setiap tahun di gereja tersebut setiap hari
Minggu Paskah.
Dari Sherley, <sherley_irawati@yahoo.com>
47
Pasangan Hidup
Suatu ketika, ada seorang pedagang kaya yang mempunyai 4
orang istri. Dia mencintai istri yang keempat, dan menganugerahinya
harta dan kesenangan yang banyak. Sebab, dialah yang tercantik
diantara semua istrinya. Pria ini selalu memberikan yang terbaik buat
istri keempatnya ini.
Pedagang itu juga mencintai istrinya yang ketiga. Dia sangat
bangga dengan istrinya ini, dan selalu berusaha untuk memperkenalkan
wanita ini kepada semua temannya. Namun, ia juga selalu khawatir
kalau istrinya ini akan lari dengan pria yang lain.
Begitu juga dengan istri yang kedua. Ia pun sangat
menyukainya. Ia adalah istri yang sabar dan pengertian. Kapanpun
pedagang ini mendapat masalah, dia selalu meminta pertimbangan
istrinya ini. Dialah tempat bergantung. Dia selalu menolong dan
mendampingi suaminya, melewati masa-masa yang sulit.
Sama halnya dengan istri yang pertama. Dia adalah pasangan
yang sangat setia. Dia selalu membawa perbaikan bagi kehidupan
keluarga ini. Dia lah yang merawat dan mengatur semua kekayaan dan
usaha sang suami. Akan tetapi,sang pedagang, tak begitu mencintainya.
Walaupun sang istri pertama ini begitu sayang padanya, namun,
pedagang ini tak begitu mempedulikannya.
Suatu ketika, si pedagang sakit dan menyadari, bahwa ia akan
segera meninggal. "Saat ini, aku punya 4 orang istri. Namun, saat aku
meninggal, aku akan sendiri. Betapa menyedihkan jika aku harus hidup
sendiri." Lalu, ia meminta semua istrinya datang, dan kemudian
bertanya pada istri keempatnya. "Kaulah yang paling kucintai,
kuberikan kau gaun dan perhiasan yang indah. Sekarang aku akan mati,
maukah kau mendampingiku dan menemaniku?
"Tentu saja tidak, "jawab istri keempat, dan pergi begitu saja
tanpa berkata-kata lagi.
Jawaban itu sangat menyakitkan hati. Seakan-akan, ada pisau
yang terhunus dan mengiris-iris hatinya. Pedagang yang sedih itu lalu
bertanya pada istri ketiga.
"Akupun mencintaimu sepenuh hati, dan saat ini, hidupku akan
berakhir. Maukah kau ikut denganku, dan menemani akhir hayatku?
Istrinya menjawab, Hidup begitu indah disini. Aku akan
menikah lagi jika kau mati. Sang pedagang begitu terpukul dengan
ucapan ini. Badannya mulai merasa demam.
48
Lalu, ia bertanya pada istri keduanya. "Aku selalu berpaling
padamu setiap kali mendapat masalah. Dan kau selalu mau
membantuku. Kini, aku butuh sekali pertolonganmu. Kalau ku mati,
maukah kau ikut dan mendampingiku?
Sang istri menjawab pelan. "Maafkan aku," ujarnya "Aku tak
bisa menolongmu kali ini. Aku hanya bisa mengantarmu hingga ke liang
kubur saja. Nanti, akan kubuatkan makam yang indah buatmu. Jawaban
itu seperti kilat yang menyambar. Sang pedagang kini merasa putus asa.
Tiba-tiba terdengar sebuah suara. "Aku akan tinggal denganmu.
Aku akan ikut kemanapun kau pergi. Aku, tak akan meninggalkanmu,
aku akan setia bersamamu. Sang pedagang lalu menoleh ke samping,
dan mendapati istri pertamanya di sana. Dia tampak begitu kurus.
Badannya tampak seperti orang yang kelaparan.
Merasa menyesal, sang pedagang lalu bergumam, "Kalau saja,
aku bisa merawatmu lebih baik saat ku mampu, tak akan kubiarkan kau
seperti ini, istriku."
***
Teman, sesungguhnya kita punya 4 orang istri dalam hidup ini.
Istri yang keempat, adalah tubuh kita. Seberapapun banyak waktu dan
biaya yang kita keluarkan untuk tubuh kita supaya tampak indah dan
gagah, semuanya akan hilang. Ia akan pergi segera kalau kita
meninggal. Tak ada keindahan dan kegagahan yang tersisa saat kita
menghadap-Nya.
Istri yang ketiga, adalah status sosial dan kekayaan. Saat kita
meninggal, semuanya akan pergi kepada yang lain. Mereka akan
berpindah, dan melupakan kita yang pernah memilikinya.
Sedangkan istri yang kedua, adalah kerabat dan teman-teman.
Seberapapun dekat hubungan kita dengan mereka, mereka tak akan
bisa bersama kita selamanya. Hanya sampai kuburlah mereka akan
menemani kita.
Dan, teman, sesungguhnya, istri pertama kita adalah jiwa dan
amal kita. Mungkin, kita sering mengabaikan, dan melupakannya demi
kekayaan dan kesenangan pribadi. Namun, sebenarnya, hanya jiwa dan
amal kita sajalah yang mampu untuk terus setia dan mendampingi ke
manapun kita melangkah. Hanya amal yang mampu menolong kita di
akhirat kelak. Jadi, selagi mampu, perlakukanlah jiwa dan amal kita
dengan bijak. Jangan sampai kita menyesal belakangan.
49
PEMBAYARAN TUNAI
Ada seorang pastor bernama George Thomas di kota kecil New
England. Pada hari Paskah, ia bersiap mempersembahkan misa. Ia
membawa sebuah sangkar burung kosong yang sudah kotor tak terurus,
dan menempatkannya dekat altar. Umatnya mulai bertanya-tanya.
Dalam kotbahnya Sang Pastor menjelaskan tentang sangkar burung
tersebut.
Dalam perjalanan saya ke sini tadi, saya bertemu dengan
seorang anak kecil mengayun-ayunkan sangkar burung ini. Di dalamnya
terdapat 3 ekor anak burung liar, meringkuk kedinginan dan ketakutan.
Saya berhenti dan bertanya kepada anak tersebut: Apa yang kamu
bawa, anakku ?
Jawab anak itu: Ah, cuma burung-burung kecil !
Apa yang akan kau lakukan terhadap mereka itu?
Akan saya bawa pulang dan saya pakai mainan. Saya suka
mencabuti bulunya, dan pasti mereka akan ribut kesakitan. Pasti ramai
dan menyenangkan.
Ya, tapi kan cuma sebentar. Burungnya kecil, pasti bulunya
cepet habis. Lalu kalau sudah habis, mau kamu apakan lagi ?
Saya punya dua ekor kucing di rumah. Mereka sangat suka
makan burung. Apalagi burung kecil begini. Lucu kan melihat burung-
burung yang sudah tidak berbulu mencoba menghindar dari kucing.
Tapi pasti kucingku akan dapat memakan mereka dengan mudah.
Saya terdiam sesaat, lalu saya tanyakan pada anak itu lagi:
Anakku, bolehkah saya beli burung-burung itu ?
Anak tersebut menatap saya dengan tercengang, lalu jawabnya:
Bapak jangan main-main. Siapa yang mau burung liar begini ?
Berapa ?
Bapak, burung ini liar, tidak dapat bernyanyi, tidak indah. Ini
burung biasa, tidak ada istimewanya. Apa menariknya untuk Bapak ?
Berapa ??
Si Anak memandang saya dengan tajam, sambil tersenyum
menantang katanya: Sepuluh dollar !!
Saya ulurkan uang sepuluh dolar kepadanya, dan ia lalu
meninggalkan sangkar burungnya dan segera lari menghilang sambil
berteriak-teriak kegirangan. Saya lalu melanjutkan perjalanan ke sini.
50
Sesampai di suatu tempat yang agak rimbun banyak pohon saya
berhenti lagi, dan saya lepaskan ketiga anak burung tadi. Nah sampai di
sini, jelaslah sudah hal ikhwal kandang burung yang diletakkan di atas
latar ini.
Kemudian Sang Pastor melanjutkan kotbahnya sebagai berikut:
Suatu hari, Setan dan Yesus ngobrol berdua. Setan baru saja datang dari
Taman Eden dan lalu menyombongkan diri, katanya: Sus, aku baru
saja menguasai sebuah dunia yang penuh dengan manusia. Aku sudah
siapkan berbagai bujukan bagi mereka dan pasti mereka tidak akan
dapat menghindar. Pasti mereka akan termakan dengan segala tipu
dayaku
Tanya Yesus kepadanya: Akan kau apakan mereka ?
"Pokoknya aku akan menikmati semuanya. Pasti
mengasyikkan. Aku akan membujuk mereka supaya kawin-cerai,
selingkuh, saling membenci, saling mencederai dan saling bunuh. Aku
akan membujuk mereka untuk menjadi pemabuk, perokok, saling caci,
saling hujat. Aku akan membantu mereka untuk menemukan dan
merakit bom agar lebihmudah bagi mereka untuk saling bunuh.
Terus, kalau sudah begitu, apa yang akan kamu lakukan ?
kata Yesus sabar.
Aku akan binasakan mereka !! seru setan penuh semangat.
Berapa yang kamu minta untuk menebus mereka ? tanya
Yesus.
Jangan bercanda, Sus !! Kamu tidak akan suka mereka. Mereka itu
tidak baik. Kenapa kamu tertarik dengan mereka ? Aku yakin mereka
akan membenci Kamu ! Mereka akan meludahi Kamu, mencercaMu,
dan bahkan akan membunuhMu. Yakinlah, Kamu tidak akan tertarik
dengan mereka.
Berapa ?? tanya Yesus lagi, lebih mendesak.
Setan menatap Yesus tajam lalu katanya sinis: Murah, cuma
cukup air mataMu dandarahMu. DAN YESUS PUN
MEMBAYARNYA TUNAI.
Dari Sherley, <sherley_irawati@yahoo.com>
PERLUKAH KE GEREJA ?
51
Saudaraku, sering kita mengalami kejenuhan untuk pergi ke
gereja dan merasa tak ada gunanya, semoga cerita dibawah ini bisa
lebih meneguhkan kita akan pentingnya ke gereja.
Cerita ke-1
Seorang Katolik menulis surat kepada editor sebuah surat kabar
dan mengeluhkan kepada para pembaca bahwa dia merasa sia-sia pergi
ke gereja setiap minggu. Tulisnya, "saya sudah pergi ke gereja selama
30 tahun dan selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah. Tapi
selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi rasa nya
saya telah memboroskan begitu banyak waktu, demikian pun para pastor
telah memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu."
Surat itu menimbulkan perdebatan yang hebat dalam kolom
pembaca. Perdebatan itu berlangsung berminggu-minggu sampai
akhirnya ada seseorang yang menulis demikian: "Saya sudah menikah
selama 30 tahun. Selama ini istri saya telah memasak 32.000 jenis
masakan. Selama hidup saya tidak bisa mengingat satu pun jenis
masakan itu yang dilakukan istri saya. Tapi saya tahu bahwa masakan-
masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk
bekerja. Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada
saya, maka saya sudah lama meninggal." Sejak itu tak ada lagi komentar
tentang khotbah.
Cerita ke-2
Nenek Granny sedang menyambut cucu-cucunya pulang dari
sekolah. Mereka berkata, "Nek, apakah nenek masih pergi ke gereja
pada hari minggu?"
"Tentu!"
"Apa yang nenek peroleh dari gereja? Apakah nenek bisa
memberitahu kami tentang Injil minggu lalu..?"
"Tidak, nenek sudah lupa. Nenek hanya ingat bahwa nenek
menyukainya."
"Lalu apa khotbah dari pastor ?"
"Nenek tidak ingat. Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek
melemah. Nenek hanya ingat bahwa ia telah memberikan khotbah yang
memberi kekuatan, Nenek menyukai khotbah itu."
"Tapi, nek," Tom menggoda, "Apa untungnya pergi ke gereja
jika nenek tidak mendapatkan sesuatu dariNya?"
Nenek itu terdiam oleh kata-kata itu dan ia duduk di sana
merenung...... dan lalu berkata, "Anak-anak, ayo ikut nenek ke dapur."
52
Ketika mereka tiba di dapur, dia mengambil tas rajutan dan
memberikannya kepada Tom sambil berkata, "Bawalah ini ke mata air,
dan isilah dengan air, lalu bawa kemari!"
"Nenek, apa nenek tidak sedang melucu? Air di dalam tas
rajutan....! Nek, apa ini bukann lelucon?" tanya Tom.
"Tidak.., lakukanlah seperti yang kuperintahkan. Saya ingin
memperlihatkan kepadamu sesuatu." Maka Tom berlari keluar dan
dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang bertetes-teteskan air.
"Lihat,nek," katanya. "Tidak ada air di dalamnya."
"Benar," katanya. "Tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu
sekarang. Anak-anak, tidak pernah kamu ke gereja tanpa
mendapatkan sesuatu yang baik, meskipun kamu tidak
mengetahuinya."
53
Engkau tidak diambil dari kakinya utk menjadi alasnya, tidak
juga diambil dari kepalanya utk menjadi atasannya. Engkau diambil dari
sisinya, utk berdiri disebelahnya dan dipeluk dengan erat. Engkau
adalah malaikat-KU yg sempurna. Engkau adalah gadis kecilku yg
cantik. Engkau telah tumbuh menjadi wanita yg sempurna, dan mata-
KU terpuaskan ketika aku melihat hatimu. Matamu-jangan
mengubahnya. Bibirmu sangat cantik ketika mengucapkan doa.
Hidungmu sangat sempurna dalam bentuk. Tanganmu sangat lembut
untuk disentuh.
AKU telah memberi perhatian pada wajahmu saat engkau
tertidur. AKU menggenggam hatimu dekat dengan-KU. Dari semua yg
hidup dan bernafas, engkau adalah yang paling mirip dengan AKU.
Adam berjalan bersamaku di hari yang dingin dan dia kesepian. Dia
hanya dapat merasakan-KU. Dia tidak dapat melihat ataupun
menyentuh-KU Jadi semua yang AKU ingin Adam berbagi denganku,
aku membentuknya di dalam kamu. Kekuatan-KU,kemurnian-
KU,cinta-KU,perlindungan-KU dan dukungan-KU. Engkau adalah
istimewa krn engkau adalah perpanjangan tangan-KU. Pria
melambangkan citra-KU - wanita, perasaan-KU. Bersama2... kalian
melambangkan Allah yang sejati.
Jadi pria, perlakukan wanita dengan baik. Cintailah dia,
hormatilah dia. Menyakitinya, berarti engkau menyakiti-KU. Apa yang
engkau lakukan kepadanya, engkau melakukannya kepada-KU. Jika
engkau menghancurkannya, engkau menghancurkan hatimu sendiri,
hati BAPA-mu....yg juga hati BAPA-nya.
Wanita, dukunglah pria. Dalam kesederhanaan, tunjukkan
kepadanya kekuatan perasaan yg telah KU berikan kepadamu. Dalam
kesunyian, tunjukkan kekuatanmu. Dlm cinta, tunjukkan kepadanya
bahwa engkau adalah tulang rusuknya yg melindungi tubuhnya.
P i a n o
Kisah ini terjadi di Rusia. Seorang ayah, yang memiliki putra
yang berusia kurang lebih 5 tahun, memasukkan putranya tersebut ke
sekolah musik untuk belajar piano. Ia rindu melihat anaknya kelak
54
menjadi seorang pianis yang terkenal. Selang beberapa waktu
kemudian, di kota tersebut datang seorang pianis yang sangat terkenal.
Karena ketenarannya, dalam waktu singkat tiket konser telah terjual
habis. Sang ayah membeli 2 buah tiket pertunjukan, untuk dirinya dan
anaknya.
Pada hari pertunjukan, satu jam sebelum konser dimulai, kursi
telah terisi penuh, sang ayah duduk dan putranya tepat berada di
sampingnya. Seperti layaknya seorang anak kecil, anak ini pun tidak
betah duduk diam terlalu lama, diam-diam ia menyelinap pergi.
Ketika lampu gedung mulai diredupkan, sang ayah terkejut
menyadari bahwa putranya tidak ada di sampingnya. Ia lebih terkejut
lagi ketika melihat anaknya berada dekat panggung pertunjukan, dan
sedang berjalan menghampiri piano yang akan dimainkan pianis
tersebut. Didorong oleh rasa ingin tahu, tanpa takut anak tersebut duduk
di depan piano dan mulai memainkan sebuah lagu, lagu yang
sederhana twinkle2 little star.
Operator lampu sorot, yang terkejut mendengar adanya suara
piano mengira bahwa konser telah dimulai tanpa aba-aba terlebih
dahulu, dan ia langsung menyorotkan lampunya ke tengah panggung.
Seluruh penonton terkejut, melihat yang berada di panggung bukan
sang pianis, tapi hanyalah seorang anak kecil. Sang pianis pun terkejut,
dan bergegas naik ke atas panggung.
Melihat anak tersebut, sang pianis tidak menjadi marah, ia
tersenyum dan berkata "Teruslah bermain", dan sang anak yang
mendapat ijin, meneruskan permainannya. Sang pianis lalu duduk, di
samping anak itu, dan mulai bermain mengimbangi permainan anak itu,
ia mengisi semua kelemahan permainan anak itu, dan akhirnya
tercipta suatu komposisi permainan yang sangat indah. Bahkan mereka
seakan menyatu dalam permainan piano tersebut.
Ketika mereka berdua selesai, seluruh penonton menyambut
dengan meriah, karangan bunga dilemparkan ke tengah panggung. Sang
anak jadi GR (Gede Rasa), pikirnya "Gila, baru belajar piano sebulan
saja sudah hebat!" Ia lupa bahwa yang disoraki oleh penonton adalah
sang pianis yang duduk di sebelahnya, mengisi semua kekurangannya
dan menjadikan permainannya sempurna.
Apa implikasinya dalam hidup kita ? Kadang kita bangga akan
segala rencana hebat yang kita buat, perbuatan-perbuatan besar yang
telah berhasil kita lakukan. Tapi kita lupa, bahwa semua itu terjadi
karena Allah ada di samping kita. Kita adalah anak kecil tadi, tanpa
55
ada Allah di samping kita, semua yang kita lakukan akan sia-sia. Tapi
bila Allah ada di samping kita, sesederhana apapun hal yang kita
lakukan hal itu akan menjadi hebat dan baik, bukan saja buat diri kita
sendiri tapi juga baik bagi orang di sekitar kita. Semoga kita tidak
pernah lupa bahwa ada Allah di samping kita.
56
Dari Sherley, <sherley_irawati@yahoo.com>
S A L I B
57
Ada 3 orang sebut aja: A, B ,dan C mereka sama-sama diberi
tugas oleh Tuhan untuk memikul salib hingga menuju puncak bukit dan
di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke Surga. Ketiga orang
itu masing-masing diberi salib yang besar dan berat dan ketiganya sama
baik berat maupun bentuknya. Ketiga orang itu mulai memikul salib itu
dan menyusuri jalan. Tuhan tidak memberitahukan alasan mengapa
mereka harus memikul salib tersebut. Sesampai di tengah jalan mereka
bertiga sudah kewalahan karena salib yang mereka pikul itu berat dan
kondisi mereka pun sudah capai.
Tapi ada semangat yang membuat mereka teruss mau mencapai
tujuan akhir yang sudah TUHAN tentukan. Di tengah jalan ketiga orang
itu melihat ada gergaji, dan saat itu si B mulai memakai pikirannya. Dia
mulai menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka agar
mereka lebih ringan bebannya.
Kedua temannya tidak mau menuruti perkataan si B, karena
bagi mereka ketaatan dan kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka
mau dan rela buat terus memikul tanggung jawab yang sudah Tuhan
beri. Tapi si B mencemooh mereka dan mengatakan mereka tidak
mempunyai hikmat kebijaksanaan.
Singkat cerita si B memotong salibnya hingga dengan mudah
dia dapat membawa sampai kepada tujuan akhir yaitu puncak bukit.
Karena beban si B ringan maka si B dapat dengan mudah mendahului
kedua temannya. Sesampai tujuan si B melihat ada sebuah jurang yang
teramat lebar memisahkan antara puncak bukit itu dengan gerbang
Surga. Dan di seberang jurang itu terdapat malaikat Tuhan yang sudah
menanti kedatangan mereka.
Si B dengan bersemangat meminta malaikat Tuhan memberi
jalan untuk dapat sampai ke gerbang Surga, tapi malaikat Tuhan itu
menjawab, "Tuhan sudah menyediakan jembatan itu." Si B
kebingungan karena dia tidak melihat adanya jembatan yang bisa
membawa dia sampai ke seberang. Setelah beberapa saat, kedua
temannya A dan C tiba juga di puncak bukit tersebut. Kemudian seperti
si B, mereka juga bertanya kepada malaikat Tuhan, dan jawaban
malaikat Tuhan juga sama, "Tuhan sudah menyediakan jembatan itu."
Kemudian saat itu Roh Kudus membukakan pikiran mereka dan
mereka sadar, ternyata ukuran salib yang berat dan besar itu sudah
dirancang tepat persis dengan ukuran jarak antara puncak bukit dan
gerbang Surga. Itulah jembatan yang Tuhan sediakan. Dan ketika
58
menyadari hal itu, A dan C bergegas meletakkan salib mereka dan mulai
menyeberang.
Si B kebingungan karena salib yang Tuhan berikan untuk dia
sudah dikecilkan hingga tidak bisa berfungsi sebagai jembatan.
Kemudian si B berpikir dia dapat meminjam salib si A atau C untuk
menyeberang, tetapi ternyata begitu A dan C selesai menyeberang
dengan salib mereka masing-masing salib itu langsung hilang dan itu
berarti si B tidak dapat menyeberang menuju pintu Surga.
Sang Putra
Seorang Bapa yang kaya raya beserta Putera tunggalnya
mempunyai hobi yang sama yaitu mengoleksi karya-karya seni. Aneka
karya seni yang langka mulai dari Picasso sampai Raphael telah mereka
miliki. Mereka sering duduk bersama sambil mengagumi koleksi seni
mereka yang amat indah. Pada saat perang Vietnam meletus, Sang
Putera-pun berangkat ke medan perang. Sayang Sang Putera gugur pada
saat ia menolong temannya yang terluka. Sang Bapa merasa sangat
kehilangan dan sedih karena Sang Putera adalah putera satu-satunya.
Satu bulan kemudian, sesaat sebelum hari Natal, seseorang
mengetuk pintu rumah Bapa tua itu. Seorang pemuda berdiri di depan
pintu sambil membawa sebuah bungkusan yang amat besar, dan berkata,
"Tuan, anda pasti tidak mengenal saya. Saya adalah prajurit yang
ditolong oleh anak tuan sesaat sebelum dia gugur. Hari itu, dia telah
menolong banyak nyawa temannya, dan saat itu ia sedang menggendong
saya ke tempat yang aman sebelum tubuhnya tertembus peluru tepat
mengenai jantung, dan ia gugur saat itu juga. Dia sering bercerita
mengenai anda dan koleksi-koleksi anda." Sambil menyerahkan
bungkusan yang dibawanya, pemuda itu berkata, "Saya tahu bahwa
benda ini tidak ada apa-apanya bila dibanding dengan koleksi anda, tapi
saya yakin bahwa putera anda almarhum menginginkan agar anda mau
menerimanya."
Sang Bapa membuka bungkusan tersebut. Sebuah lukisan diri
Sang Putera yang dilukis oleh pemuda tersebut terpampang
dihadapannya. Lukisan itu benar-benar indah dan hidup. Dengan
berlinang-kan air mata, Sang Bapa mengucapkan terima kasih atas
59
pemberian pemuda tersebut dan berniat untuk membayar lukisan itu.
"Tidak tuan, saya tidak dapat membalas apa yang telah dilakukan putera
anda kepada saya. Ini adalah sebuah hadiah untuk anda." Sang Bapa
kemudian menggantung lukisan tersebut di tempat yang strategis.
Lukisan ini senantiasa diperlihatkan kepada setiap tamu yang datang
berkunjung ke rumahnya.
Beberapa bulan kemudian Sang Bapapun meninggal. Semua
karya seni miliknya dilelang. Banyak orang yang khusus datang untuk
menikmati koleksi seni tersebut sambil mengikuti acara pelelangan.
Lukisan pertama yang diajukan untuk dilelang adalah lukisan Sang
Putera. Juru lelang mulai menawarkan lukisan tersebut, "Baik bapak-ibu
sekalian, siapa yang mau memulai penawaran terhadap lukisan ini?"
Tapi tidak ada reaksi dari orang-orang yang hadir, bahkan ada
peserta yang berteriak, "Kami ingin melihat lukisan yang terkenal.
Tapi si juru lelang tidak menggubris usulan tersebut, "Adakah
yang ingin menawar lukisan ini? Siapa yang ingin mengajukan
penawaran pertama ? 100, $200 ?"
Seorang peserta lain berteriak dengan nada marah, "Kami
datang ke sini bukan untuk melihat lukisan jelek itu. Kami datang untuk
melihat karya-karya Van Gogh dan Rembrandt. Ayo, mulailah dengan
lelang yang sesungguhnya."
Tapi si juru lelang tetap melanjutkan penawarannya, "Sang
Putera, Sang Putera, siapa yang menawar Sang Putera ?"
Akhirnya, sebuah suara yang datang dari barisan yang paling
belakang. Ia adalah mantan tukang kebun miskin yang telah lama
bekerja di rumah Sang Bapa. "Saya menawarnya $ 10."
OK, kita sekarang punya $ 10, siapa yang mau menambah
menjadi $ 20 ?" tanya juru lelang.
Berikan padanya untuk $ 10, dan tunjukkan master piece yang
sesungguhnya," teriak peserta yang lain. Mereka benar-benar tidak
menghendaki lukisan yang mereka anggap tidak mempunyai nilai.
Si juru lelang akhirnya menyerah, "Baik $ 10 untuk lukisan
Sang Putera, satu kali, dua kali, tiga kali." dan palupun diketuk.
Ayo, sekarang lelang yang sesungguhnya," teriak seseorang.
Si juru lelang meletakkan palunya dan berkata, "Maaf bapak-ibu
sekalian, lelang hari ini telah selesai."
Bagaimana dengan lukisan-lukisan lainnya ?" teriak para
peserta.
60
"Maaf bapak-ibu sekalian, sebelum saya diminta untuk
memimpin acara lelang ini, saya mendapat pesan rahasia dari pengacara
keluarga bahwa yang dilelang hanyalah lukisan Sang Putera. Barang
siapa yang membeli lukisan Sang Putera maka ia akan mendapat seluruh
warisan yang ditinggalkan oleh Sang Bapa, termasuk lukisan-lukisan
master piece. Saya tidak boleh membocorkan pesan rahasia ini sampai
lukisan Sang Putera ini laku terjual."
Allah memberikan Putera-Nya 2000 tahun yang lalu untuk
wafat di kayu salib. Seperti apa yang ditawarkan oleh si juru lelang,
"Sang Putera, Sang Putera, siapa yang mau mengambil Sang Putera ?"
Barangsiapa yang memiliki Sang Putera, maka ia akan mendapatkan
segalanya.
Dari Joy, <n1rwana@yahoo.com>
Sebuah Catatan
Antara sadar dan tidak, aku merasa berada dalam satu ruangan.
Tak ada hal yang menarik di sana, kecuali pada salah satu dindingnya,
terdapat lemari dengan laci-laci kecil. Tiap-tiap laci berisi catatan-
catatan sesuai dengan judul pada tiap-tiap laci. Kudekati salah satu laci
yang bertuliskan "Gadis-gadis yang kusukai" Kubuka laci tersebut dan
mulai membaca catatan-catatan di dalamnya. Aku terkejut, kututup laci
tersebut, ............... Kini aku sadar, di mana aku berada......... Ruangan
dengan catatan-catatan yang ada di dalamnya merupakan ruang
penyimpanan data kehidupanku......
Heran, penasaran, dan takut berbaur menjadi satu. Ku buka laci
demi laci secara acak, kubaca tiap catatan di dalamnya. Beberapa
catatan memberikan sukacita dan kenangan manis, ada pula yang
membuat aku malu, bahkan kecewa terhadap diriku sendiri. Berbagai
catatan mengenai kehidupanku ada disana, ada catatan yang berjudul
"Teman-teman", dan disebelahnya terdapat juga catatan yang berjudul
"Teman-teman yang aku khianati". Catatan-catatan itu memiliki
bermacam-macam judul, mulai dari yang biasa-biasa saja sampai yang
bagiku cukup 'aneh', "Buku-buku yang aku baca", "Kebohongan yang
pernah aku ucapkan",sampai kepada "Hal-hal yang telah aku lakukan
ketika marah", dan banyak lagi........ Aku tak henti-hentinya merasa
heran dengan apa yang tertulis di dalamnya. Kutemui yang lebih banyak
dari yang kuharapkan. Sering pula aku berharap catatan yang kubaca
berisi lebih banyak data. Catatan ini merupakan sejarah kehidupanku
secara terperinci. Kartu-kartu ini begitu banyak, jutaan catatan ada di
61
dalamnya. Semuanya benar, dibuat dengan tulisan tanganku, bahkan ada
tandatanganku pada setiap kartu. Tiba-tiba aku tersentak, "Ini tidak
boleh dilihat orang lain...!" Aku harus menghancurkan catatan-catatan
ini. Aku mencoba mengeluarkan kartu-kartu ini dari lacinya, namun
tiap-tiap kartu seolah melekat erat pada lacinya.......... Aku berusaha
sekuat tenaga, kucoba merobek catatan tersebut,namun kertas itu begitu
keras, sekuat baja, aku tak dapat merobeknya. Tak berdaya, .......... aku
mengembalikan laci-laci itu ke tempatnya.
Kusandarkan kepalaku ke dinding, malu, marah, kecewa, dan
putus asa berbaur menjadi satu. Lalu aku melihat sebuah laci, judulnya
"Orang-orang Dengan Siapa Aku Berbagi Kasih Yesus". Kubuka laci
itu, .....sangat ringan...., ringan sekali..........., isinyapun hanya sedikit,
bahkan dapat kuhitung dengan sebelah tangan. Air mataku mulai
bercucuran, aku menangis tersedu-sedu.......... Aku terjatuh, berlutut, dan
menangis, airmata mengaburkan pandanganku....... Aku malu..............,
sangat malu..........., aku malu melihat perjalanan hidupku........ Tidak !
Tak seorangpun boleh memasuki ruangan ini........, rintihku....... Tiba-
tiba aku melihat Yesus berdiri di hadapanku............. Aku tertunduk, tak
sanggup berhadapan dengan Dia dalam keadaan seperti ini..... Ia
berjalan menghampiri laci-laci tersebut dan membaca catatan
didalamnya...... Aku tak sanggup memandang wajahNya, aku takut.........
Ketika aku beradu pandang denganNya........, kulihat kesedihan
yang sangat dalam di mataNya....... Jauh lebih dalam dari yang mampu
aku rasakan....... Ya Tuhan........ Mengapa Engkau harus membaca
semua itu....??? Setelah selesai membaca semuanya, Ia menghampiri
aku....... Tampak penyesalan diwajah-Nya.......aku tak sanggup
memandang-Nya. Kutundukkan kepalaku dan menangis dengan sedih,
aku ....... orang yang berdosa....... Kemudian ......Yesus merangkul aku,
tanpa kata......., Ia turut menangis bersamaku..... Tiba-tiba Ia berdiri,
menghampiri laci-laci itu dan mengeluarkan semua catatan itu........
Satu-persatu dikeluarkan-Nya catatan itu, Ia tersenyum, sebuah
senyuman pilu...... Lalu Ia mulai membubuhkan tandatangan-Nya di atas
namaku. Tidak !!!! Yesus terlalu suci untuk membubuhkan nama-Nya
diatas dosaku. Kucoba merebut catatan-catatan itu............ Lalu kulihat
nama-Nya, menutupi namaku dan tanda tanganku.... Nama Yesus tertera
di sana, dengan tinta merah......, tebal dan tampak hidup........ Tidak,....
Itu bukan tinta......., itu darah Yesus.......... Kemudian Ia menghampiri
aku, meletakkan tangan-Nya di pundakku dan berkata "Sudah Selesai"
Yesus membantuku berdiri, menuntunku keluar ruangan itu.......
62
Ruangan itu terbuka, tak ada kunci di sana......... Yang tinggal hanyalah
kartu-kartu kosong yang masih harus ku isi.....
God Bless You.............. JESUS KNOWS ALL YOUR
FAULTS BUT HE STILL LOVES YOU ANYWAY!!
63
Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati
makananmu tetapi kau tidak berbicara kepadaKu.
Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah. Setelah
mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke
tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena
mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu.
Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Aku bahkan ingin
mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat
mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran
atau syukur dari hatimu.
Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali Aku akan
menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu
sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan. Bapamu, ALLAH
NB: Apakah kau memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini
kepada orang lain?
Dari Fang-Fang, <laurensia-herlina@usa.net>
66
with her. When she reached the end of the alley, she walked right past
the man and arrived home safely.
The following day, she read in the paper that a young girl had
been raped in the same alley, just twenty minutes after she had been
there. Feeling overwhelmed by this tragedy and the fact that it could
have been her, she began to weep. Thanking the Lord for her safety and
to help this young woman, she decided to go to the police station. She
felt she could recognize the man, so she told them her story. The police
asked her if she would be willing to look at a lineup to see if she could
identify him. She agreed and immediately pointed out the man she had
seen in the alley the night before.
When the man was told he had been identified, he immediately
broke down and confessed. The officer thanked Diane for her bravery
and asked if their was anything they could do for her, she asked if they
would ask the man one question. Diane was curious as to why he had
not attacked her. When the policeman asked the man, he answered,
"Because she wasn't alone. She had two tall men walking on either side
of her."
Moral of the story? Don't underestimate the power of "Prayer"
Gives ya goosebumps don't it!
68
TINDAKAN
Seseorang yang sedang melewati hutan melihat seekor serigala
yang sudah lumpuh keempat kakinya karena usia tua. Ia penasaran,
bagaimana serigala itu dapat bertahan hidup. Lalu ia melihat seekor
harimau datang dengan membawa kijang hasil buruannya. Harimau itu
makan sepuasnya dan meninggalkan sisanya untuk serigala.
Hari berikutnya Tuhan memberi makan serigala dengan
perantaraan harimau yang sama. Orang itupun mulai mengagumi
kebaikan Tuhan yang begitu besar dan berkata dalamn hatinya, Aku
juga akan menganggur di rumah saja dengan penuh kepercayaan
kepada Tuhan, karena Ia akan mencukupi segala kebutuhanku.
Ia melakukan niatnya berhari-hari lamanya, tetapi tidak terjadi
apa-apa. Ketika orang itu hampir mati kelaparan, terdengarlah suara,
Hai engkau orang sesat, bukalah matamu pada kebenaran! Ikutilah
teladan harimau dan berhentilah meniru serigala yang lumpuh!
Di jalan kulihat seorang gadis kecil menggigil kedinginan dalam
pakaiannya yang kumal dan tipis. Tiada harapan baginya untuk
mendapatkan cukup makanan. Aku menjadi marah dan berkata pada
Tuhan, Mengapa ini Kaubiarkan ? Berbuatlah untuk gadis kecil ini !
Tuhan tidak menjawab. Saat menjelang tidur malam itu, barulah
Ia menjawab, Aku telah berbuat sesuatu. Aku telah menciptakan
engkau!
Dari Fransiska Indriana, <maria_stiady@hotmail.com>
69
WHEN YOU BELIEVE
(soundtrack of The Prince of Egypt)
Many nights we pray with no proof anyone could hear
And our hearts a hopeful song we barely understood
Now we are not afraid although we know there's much to fear
We were moving mountains long before we know we could
They don't always happen when you ask and it's easy to give in to your
fear
But when you're blinded by your pain, can't see your way safe through
the rain
Thought of a still resilient voice says love is very near
70
Suatu hari pemuda tersebut memutuskan untuk mengundang
Tuhan Yesus datang dan tinggal bersamanya di rumah itu. Ketika Tuhan
Yesus datang, pemuda ini menawarkan kepadaNya kamar yang terbaik
di dalam rumah itu. Kamar tersebut terletak di ujung bagian atas."Yesus,
kamar ini milikMu ! Tinggallah selama Engkau mau dan lakukan apa
yang Engkau mau lakukan di dalam kamar ini. Ingat, ini adalah
kamarMu."
Malam harinya, ketika pemuda tersebut sudah bersiap untuk
istirahat, terdengar bunyi ketukan yang sangat keras di pintu depan.
Mendengar ketukan itu, pemuda tersebut turun untuk membuka pintu.
ketika dia membuka pintu, dia melihat bahwa iblis telah mengirim tiga
roh jahat untuk menyerangnya.
Dia dengan cepat menutup pintu, tetapi salah satu roh jahat
mengganjal pintu itu dengan kakinya. Beberapa saat kemudian, setelah
bertarung dengan sekuat tenaga, pemuda tersebut berhasil menutup dan
mengunci pintu kemudian kembali ke kamarnya dalam keadaan sangat
lelah.
Bayangkan!" pikir pemuda itu. "Yesus ada di atas, tidur dalam
ruangan yang terbaik sedangkan saya bertarung melawan roh-roh jahat
di bawah. Oh,mungkin Dia tidak mendengar."
Pemuda itu tidur sangat sebentar malam itu. Keesokan harinya,
segala sesuatunya berjalan dengan normal dan, karena merasa sangat
lelah, pemuda tersebut tidur agak awal pada malam harinya.
Sekitar tengah malam, terdengar ada yang menggedor-gedor
pintu depan seolah-olah akan mendobrak pintu. Pemuda tersebut
menuruni tangga lagi dan membuka pintu serta menjumpai lusinan roh
jahat berusaha masuk ke dalam rumahnya yang indah.
Selama lebih dari tiga jam pemuda itu bertarung melawan
mereka dan akhirnya membuat mereka mundur, cukup untuk menutup
pintu. Pemuda itu sangat kehabisan tenaga. Dia sama sekali tidak
mengerti. Mengapa Tuhan tidak datang untuk menolong ? Mengapa
Dia membiarkan aku bertarung seorang diri? Dengan gundahnya, dia
berjalan ke sofa dan tidur dengan tidak nyaman.
Keesokan paginya, dia memutuskan untuk bertanya kepada
Tuhan mengenai segala yang terjadi pada dua malam tersebut.Perlahan-
lahan dia berjalan ke kamar tidur yang sangat indah di mana Yesus ia
tempatkan."Yesus," panggilnya sambil mengetuk pintu. "Tuhan, aku
tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Selama dua malam ini saya
harus bertarung membuat si jahat pergi dari pintu rumaku, sementara
71
Engkau tidur di sini. Tidakkah Engkaumemperhatikanku ? Bukankah
aku telah memberikan kepadaMu ruangan yang terbaik di dalam rumah
ini?"
Pemuda tersebut melihat Yesus menitikkan air mata, tetapi dia
meneruskan, aku tidak mengerti, aku berpikir bahwa jika aku
mengundangMu untuk tinggal bersamaku, Engkau akan menjagaku, dan
aku berikan kepadaMu kamar yang terbaik dalam rumahku. Apalagi
yang harus aku perbuat?"
Anakku yang kukasihi," Yesus berkata dengan sangat lembut.
"Aku sungguh-sungguh mengasihi engkau dan sangat
memperhatikanmu. Aku melindungi apa yang engkau berikan kepadaKu
untuk Kujaga. Tetapi ketika engkau mengundangKu untuk datang dan
tinggal di sini, engkau membawaKu ke kamar yang indah ini dan
menutup pintu ke bagian lain dari rumah ini. Aku menjadi Tuhan atas
kamar ini dan tidak ada roh jahat yang bisa masuk kemari."
"Oh, Tuhan, ampuni aku. Ambillah seluruh rumahku -
semuanya jadi milikMu. Aku menyesal tidak menyerahkan kepadaMu
seluruhnya. Aku ingin Engkau mengatur semuanya." Sambil berkata
demikian, dia membuka pintu kamar itu dan berlutut di kaki Yesus.
"Tuhan, ampuni aku karena aku hanyamemikirkan diriku sendiri."
Yesus tersenyum dan berkata bahwa Dia telah mengampuni
pemuda itu dan Dia akan mengatur segala sesuatunya mulai saat itu.
Malam itu, ketika si pemuda bersiap untuk tidur dia berpikir, Aku ingin
tahu apakah roh-roh jahat itu akan kembali, aku bosan menghadapi
mereka setiap malam." Tapi dia tahu bahwa Yesus akan membereskan
semuanya sejak saat itu.
Sekitar tengah malam, terdengar suara menggedor-gedor pintu
yang sangat menakutkan. Si pemuda keluar dari kamarnya dan melihat
Yesus menuruni tangga. Dia menyaksikan dengan penuh kekaguman
ketika Yesus membuka pintu, tanpa merasa takut. Setan berdiri di muka
pintu meminta untuk masuk. Apa yang engkau inginkan?" tanya Tuhan.
Si iblis menunduk di hadapan Tuhan, "Maaf, tampaknya saya
salah alamat." Dengan perkataan tersebut iblis dan pasukannya pergi
menjauh.
Inti dari kisah ini adalah: Yesus menginginkan engkau
seutuhnya, bukan hanya sebagian. Dia akan mengambil semua yang
engkau berikan kepadaNya, dan tidak lebih dari itu. Seberapa bagian
dari hati yang telah engkau berikan kepada Tuhan? Masih adakah
bagian yang tidak engkau berikan kepadaNya? Mungkin serangan-
72
serangan itu akan datang semakin dahsyat dari hari ke hari. Mengapa
tidak membiarkan Tuhan berperang untukmu? Dia selalu menang. Saya
menjumpai bahwa Tuhan membuat segala sesuatunya mudah bagi
manusia, segala kerumitan manusia berasal dari dirinya sendiri.
73