3. pengertian Perkawinan
Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 1 berbunyi “Perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami isteri
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
Pandangan Tradisional; Perkawinan adalah ikatan antara laki-laki dan perempuan, antara
keluarga laki-laki dan antara keluarga perempuan.
Pandangan Hukum: Perkawinan adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk
hidup bersama di depan masyarakat agama atau masyarakat negara yang menerima dan
mengakui perkawinan itu sebagai Sah.
Pandangan Sosiologis : Secara Sosiologi, perkawinan merupakan suatu “ persekutuan
hidup” yang mempunyai bentuk, tujuan dan hubungan yang khusus antara anggota.
Pandangan Antropologis :Perkawinan adalah persekutuan cinta, sebuah jalinan
persekutuan yang dimulai dengan cinta, berkembang atas dasar cinta dan berbahagia
karena cinta.
Kesimpulan: Perkawinan adalah Persekutuan antara seorang pria dan seorang wanita yang
terjadi karena persetujuan pribadi yang tak dapat ditarik kembali dan tidak mungkin
diceraikan oleh siapapun kecuali oleh Allah.
Matius 19:1-6
1. Perkawinan adalah persekutuan cinta antara pria dan wanita yang secara sadar dan
bebas menyerahkan diri beserta segala kemampuannya untuk selamanya.
2. Tuhan menghendaki agar kesatuan antara suami dan isteri tidak terceraikan.
Kejadian 1:1-31
Dari awal penciptaan dunia Allah menciptakan manusia pertama laki-laki (Adam) dan
perempuan (Hawa) menurut citra Allah. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam agar
laki-laki itu mendapatkan teman “penolong” yang sepadan dengannya. Jadi persatuan
antara laki-laki dan perempuan sudah direncanakan oleh Allah sejak awal mula, sesuai
dengan perintahnya kepada mereka, “Beranak cuculah dan bertambah banyak penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu”.
Tak terceraikan
Artinya: Ikatan perkawinan berlaku seumur hidup karena perkawinan berarti penyerahan diri
secara total tanpa syarat juga tanpa pembatasan waktu.
Keturunan.
Tujuan penerusan keturunan atau kelahiran anak menjadi sesuatu yang hakiki dalm
perkawinan Katolik. Suami isteri dipanggil untuk ikut serta dalam karya kelangsungan
penciptaan Allah di dunia
Matius 19:1-6
Perkawinan adalah persekutuan cinta antara pria dan wanita yang secara sadar dan bebas
menyerahkan diri beserta segala kemampuannya untuk selamanya.
Tuhan menghendaki agar kesatuan antara suami dan isteri tidak terceraikan.
9. Perkawinan Campur
Perkawinan campur adalah perkawinan antara seorang baptis Katolik dan pasangan yang
bukan Katolik (bisa dibaptis dalam Gereja yang lain maupun tidak dibaptis).
Sosial
Kerja adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, menjalin kerja sama banyak
orang dan mendapatkan tempat dalam masyarakat
Antropologis
Kerja adalah kegiatan khas manusia hanya manusialah makhluk yang bisa bekerja, dan
dengan bekerja manusia berusaha untuk semakin memanusiakan dirinya,
25. Ketidakjujuran
Ketidakjujuran di bidang Politik.
Penguasa dapat bertindak curang dan korup untuk kepentingan diri dan golongan atau
menggunakan agama untuk kepentingan politik dan sebagainya.