INDIKATOR
khas
kesabaran seorang
negarawan,
Sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila, di mana sila pertamanya ialah Ketuhanan Yang Maha Esa, maka ‘’
perkawinan mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian, sehingga perkawinan bukan saja
Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 1 UU berbunyi: “Perkawinan ialah ikatan lahir-
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga)
yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Membentuk keluarga yang bahagia erat
hubungannya dengan keturunan, yang merupakan tujuan perkawinan.
Secara sosiologi,
binatanghutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yangsepadan dengan dia.
21Lalu TUHAN Allah membuat manusia itutidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil
salahsatu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
22. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu,dibangun-Nyalah seorang perempuan,
23 .Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang daritulangku dan daging dari dagingku. Ia akan
24. Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya,
25 .Mereka keduanyatelanjang, manusia dan istrinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Mrk 10:2-12; (bdk Luk 16:18)
, Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobaiYesus mereka bertanya kepada-Nya:
4 , Jawab mereka: “Musa memberi izin untuk menceraikannya denganmembuat surat cerai.”
5, Lalu kata Yesus kepada mereka: “Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan
6, Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan,
7, sebab itu laki-laki akan meninggalkanayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya,
8, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukanlagi dua, melainkan
satu.
9, Karena itu, apa yang telah dipersatukanAllah, tidak boleh diceraikan
manusia.”
10, Ketika mereka sudah dirumah, murid-murid itu bertanya pula kepada
Yesus tentang hal itu.
12, Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki laki lain, ia
berbuat zina.”
Pendalaman/ Refleksi
mendapatkan keturunan serta pendidikan. Maka dari itu pria dan wanita, yang karena janji
perkawinan “bukan lagi dua, melainkan satu daging” (Mat 19:6), saling membantu dan melayani
berdasarkan ikatan mesra antara pribadi dan kerja sama; mereka mengalami dan dari hari ke hari
makin memperdalam rasa kesatuan mereka.Persatuan mesra itu, sebagai saling serah diri antara dua
pribadi,begitu pula kesejahteraan anak-anak, menuntut kesetiaan suami istri yang sepenuhnya, dan
tidak terceraikannya kesatuan mereka menjadi mutlak perlu.Kristus Tuhan melimpahkan berkat-Nya
atas cinta kasih yang beranekaragam itu, yang berasal dari sumber cinta kasih Ilahi, dan terbentuk
menurut pola persatuan-Nya dengan Gereja.
Anak-anak sebagai anggota keluarga yang hidup ikut serta menguduskan orangtua mereka dengan cara
mereka sendiri.
Mereka akan membalas budi orang tua dengan cinta mesra, rasa syukur, ungkapan terima kasih dan
kepercayaan, serta akan membantu orang tua di saat mengalami kesukaran dan menemani mereka dalam
kesunyian di usia lanjut.
Status janda, sebagai kelangsungan panggilan berkeluarga ditanggung dengan keteguhan hati, dan
hendaknya dihormati oleh semua orang. sebagai kelangsungan panggilan berkeluarga ditanggung dengan
keteguhan hati, dan hendaknya dihormati oleh semua orang.
. Maka dari itu, keluarga kristiani,
dan kesetiaan, maupun melalui kerja sama yang penuh kasih antara
istri, dan kerja sama orang tua yang tekun dalam mendidik anak- anak
Maksudnya, apabila kelakmereka mengikat diri dalam pernikahan, mereka mampu membangun keluarga
sendiri dalam kondisi-kondisi moril, sosial, dan ekonomi
yang menguntungkan. Merupakan kewajiban orang tua atau para pengasuh, membimbing mereka yang lebih
muda dalam membentuk keluarga dengan nasihat bijaksana, yang dapat mereka terima dengansenang hati.
Hendaknya umat kristiani, sambil menggunakan waktu yang ada
Untuk mencapai tujuan itu semangat iman kristiani, suara hati moril manusia;