Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 6

Perkawinan Dalam
Tradisi Katolik
Kelompok 6:
Arsenius Sinaga Heri Siagian
Donharys Tampubolon Jesika Simanjuntak
Gledis Sihombing Ruth Tambunan
Gresia Sitompul
Makna Perkawinan Menurut Berbagai
Pandangan
1. Menurut Undang- Undang

Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan, pasal 1


UU berbunyi: “Perkawinan ialah ikatan lahir-batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang berbahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
Makna Perkawinan Menurut Berbagai
Pandangan
2. Menurut Tradisional

Dalam masyarakat tradisional perkawinan pada umumnya masih


merupakan suatu “ikatan”, yang tidak hanya mengikat seorang
laki-laki dengan seorang wanita, tetapi juga mengikat kaum
kerabat
si laki-laki dengan kaum kerabat si wanita dalam suatu hubungan
tertentu
Makna Perkawinan Menurut Berbagai
Pandangan
3. Menurut Hukum (Yuridis)
Dari segi hukum perkawinan sering dipandang sebagai suatu
“perjanjian”. Dengan perkawinan, seorang pria dan seorang wanita
saling berjanji untuk hidup bersama, di depan masyarakat agama
atau
masyarakat negara, yang menerima dan mengakui perkawinan itu
sebagai sah.
Makna Perkawinan Menurut Berbagai
Pandangan
4. Menurut Sosiologi

Secara sosiologi, perkawinan merupakan suatu “persekutuan


hidup” yang mempunyai bentuk, tujuan, dan hubungan yang
khusus antaranggota. Ia merupakan suatu lingkungan hidup yang
khas.
Makna Perkawinan Menurut Ajaran Katolik

1. Menurut Kitab Hukum Kanonik


Dalam Kan 1055 diungkapkan paham dasar tentang perkawinan
gerejawi. Di sini dikatakan antara lain tentang:
a) Perkawinan sebagai perjanjian;
b) Perkawinan sebagai perjanjian menunjuk segi-segi simbolik dari
hubungan antara Tuhan dan umatnya
C) Perkawinan sebagai kebersamaan seluruh hidup dari pria dan
wanita;
Makna Perkawinan Menurut Ajaran Katolik

1. Menurut Kitab Hukum Kanonik


Dalam Kan 1055 diungkapkan paham dasar tentang perkawinan
gerejawi. Di sini dikatakan antara lain tentang:
a) Perkawinan sebagai perjanjian;
b) Perkawinan sebagai perjanjian menunjuk segi-segi simbolik dari
hubungan antara Tuhan dan umatnya
C) Perkawinan sebagai kebersamaan seluruh hidup dari pria dan
wanita;
d) Perkawinan Sebagai Sakramen.
Makna Perkawinan Menurut Ajaran Katolik

2. Menurut Ajaran Vansili Kotikan II

Dalam Gaudium Et Spes, no.48 dijelaskan bahwa “perkawinan


merupakan kesatuan mesra dalam hidup dan kasih antara pria
dan wanita, yang merupakan lembaga tetap yang berhadapan
dengan masyarakat”. Karena itu, perkawinan bagi Gereja Katolik
tidak sekedar ikatan cinta mesra dan hidup bersama yang
diadakan oleh Sang pencipta dan dilindungi hukum-hukum-Nya
PRINSIP DASAR
Perkawinan dalam tradisi Katolik memiliki prinsip dasar.
1) Dasar perkawinan Katolik adalah Cinta kasih antara
pasangan.
2) Sifat dalam perkawinan Katolik adalah monogami dan tak
terceraikan.
3) Tujuan perkwinan dalam Katolik adalah demi kebahagiaan
pasangan
HAKIKAT PERKAWINAN
KATOLIK
Perkawinan katolik memiliki tiga hakekat:
1. menghasilkan dan mendidik anak.
2. saling membantu dan mengisi di dalam cinta.
3, unitas (monogam)
4.indissolubilitas (sifat tak terputuskan).
KESIMPULA
N wanita dalam agama apapun
Perkawinan antara seorang pria dan
merupakan suatu peristiwa kehidupan manusia yang sangat
sakral. Karena itu tidak boleh dinodai atau dikhianati oleh
siapapun dengan motif apapun .Perkawinan adalah persekutuan
hidup antara seorang pira dan seorang wanita yang terjadi karena
persetujuan pribadi yang tak daat di tarik kembali dan harus
diarahkan kepada saling mencintai sebagai Suami Istri dan
kepada pembangunan keluarga dan oleh karenabya menuntut
kesetiaan yg sempurna dan tidak mungkindo batalkan lagi oleh
siapapun kecuali kematian .
Terima kasih!
Jika ada kesalahan kami minta maaf

Anda mungkin juga menyukai