Anda di halaman 1dari 2

Livanka Angelica Mekel / XII IPA 1 / 13

A. Pilihan Ganda
1. B. Membentuk keluarga yang berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Mahaesa.
2. B. Dua kelompok masyarakat (pihak laki-laki dan wanita) menjadi satu masyarakat
yang lebih besar.
3. A. Sifat perkawinan Katolik adalah perjanjian yang mengikat dan tidak dapat
terpisahkan.
4. E. Yesus Kristus dan para rasul.
5. C. Kesatuan perkawinan dua orang yang dibaptis menguatkan iman Gereja.
6. E. Meneruskan keturunan melalui kehadiran anak dan mengarahkannya pada
pendidikan Kristiani.
7. A. Monogami.
8. D. Adanya kesepakatan antara si pria dan wanita itu sendiri.
9. C. Sudah menikah dengan pasangan lain.
10. B. Kebebasan.

B. Esai
1. Makna Perkawinan Katolik menurut Kej. 2: 23-25 adalah manusia diciptakan Tuhan
sebagai laki-laki dan perempuan. Mereka diperuntukan satu sama lain dan menjadi
satu daging. Sudah ditentukan oleh Tuhan bahwa mereka akan Bersatu dalam
perkawinan. Hakikat perkawinan Katolik bersifat unitas (monogami), indissolubilitas
(tak terceraikan), terbuka bagi keturunan (cinta kasih suami istri tertuju pada
penerimaan karunia kelahiran baru, yaitu anak). Prinsip kesetiaan dan berkomitmen
penting dan juga mendasar dalam perkawinan. Perkawinan juga tidak dapat
diceraikan baik secara intrinsik (oleh suami istri) maupun secara ekstrinsik (oleh
pihak luar).
2. Unsur penting dalam Perkawinan Katolik adalah perjanjian (covenant). Perjanjian
antara pria dan wanita yang bersepakat mau menikah dan janji itu tak akan
terpatahkan.
3. Konsensus perkawinan adalah perbuatan kemauan dengan mana suami istri saling
menyerahkan diri dan saling menerima untuk membentuk perkawinan dengan
perjanjian yang tak dapat ditarik kembali.
4. Arti perkawinan sebagai sakramen dilangsungkan oleh dua orang yang dibaptis
adalah perkawinan merupakan salah satu cara Tuhan untuk mewujudkan kasih dan
menjadikannya sebagai sarana penyelamatan. Maka dari itu, penting sekali bagi
keluarga baru untuk menjadikan Tuhan sebagai fondasi dan dasar dalam segala
perilaku hidup perkawinan mereka. Tuhan yang dihadirkan dalam perkawanan
senantiasa membimbing dan memperbarui keluarga menjadi lebih baik.
5. Syarat untuk sahnya perkawinan Katolik :
a. Bebas dari Halangan-halangan Kanonik seperti :
i. Belum mencapai umur kanonik
Livanka Angelica Mekel / XII IPA 1 / 13

ii. Impotensi
iii. Ikatan perkawinan beda agama
iv. Tahbisan suci
v. Kaul kemurnian publik dan kekal
vi. Penculikan
vii. Pembunuhan teman perkawinan
viii. Hubungan darah
ix. Hubungan semenda
x. Kelayakan publik
xi. Hubungan adopsi
b. Adanya konsensus atau kesepakatan perkawinan
Konsensus adalah perbuatan kemauan dimana laki-laki dan perempuan saling
menyerahkan diri dan saling menerima untuk membentuk perkawinan dengan
perjanjian yang tak dapat ditarik kembali.
c. Dirayakan dalam “forma canonika”
Harus dirayakan dihadapan petugas resmi Gereja sebagai peneguh dan dua
orang saksi.

Anda mungkin juga menyukai