Anda di halaman 1dari 6

TUJUAN PERKAWINAN KATOLIK

Oleh:
Marlyano Valentin Brai Jawan
00419844

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KEAGAMAAN KATOLIK
SEKOLAH TINGGI KATEKETIK DAN PASTORAL RANTEPAO
(STIKPAR) TORAJA
2022/2022
I. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari tentu banyak macam macam perasaan yang dapat dirasakan
oleh seluruh manusia. Perasaan itu yang mungkin sering dirasakan mulai dari rasa sedih,
senang, marah, kuatir, takut, berdebar, hingga bahagia dan masih banyak macam-macam
perasaan lainnya sudah biasa dirasakan oleh seluruh umat manusia. Seluruh perasaan itu
pun terdapat banyak peristiwa yang dialami, contohnya dalam pernikahan, tentu hal-hal
perasaan yang campur aduk meliputi seluruh momen pernikahan tersebut dan biasanya
merupakan momen yang membahagiakan titik dengan menikah juga adalah salah satu hal
momen yang dinanti-nanti oleh pria dan wanita ketika mereka masih lajang, dan menikah
menjadi sarana antara keluarga yang lain dengan yang lainnya di mana keluarga dari pihak
laki-laki dan pihak perempuan bersatu menjadi keluarga besar.
II. PEMBAHASAN
Menurut KBBI arti dari menikah adalah sebuah ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai
dengan hukum dan agama, artinya kehidupan ini adalah kehidupan baru sebagai pasangan
suami istri tanpa melanggar ajaran agama mendengar kata pernikahan kata yang sering
dijumpai juga adalah perkawinan. apa itu perkawinan ? Perkawinan ialah merupakan
sebuah pembentukan sebuah keluarga dengan lawan jenisnya. Perkawinan dalam gereja
Katolik, atau biasa disebut sakramen perkawinan Iyalah " ujian antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan untuk membentuk kebersamaan hidup ". Apa kemudian arti dari tujuan
perkawinan tersebut, Lalu apa maksud tujuan dari perkawinan Katolik itu yang sesuai
dengan ajaran Gereja Katolik.
Dalam perkawinan Katolik ada dua tujuan utama perkawinan sebagaimana diatur dalam
Canon 1055 paragraf 1 yakni kesejahteraan pasangan suami istri (ad bonum coniugum) dan
kelahiran serta pendidikan anak (ad bonum prolis). Tujuan kepada kesejahteraan suami
istri dipandang sebagai finis operantis ( tujuan dari pelaku) dan terbukanya pada keturunan
disebut sebagai finis operis ( tujuan kodrati perkawinan).1

a. Kesejahtehteraan Suami-Istri
Ajaran tentang perkawinan sebelum Konsili Vatikan II, perkawinan mendapat
tekanan pada aspek yuridis, ius in corpus. (Kan.1013, KHK 1917) suami istri
mempunyai hak atas tubuh pasangannya dan hubungan seksual hanya terarah dan
terbuka pada lahirnyalahirnya keturunan (offsprings) yang menjadi tujuan pertama
dan utama perkawinan, Namun hubungan seksual tersebut dipandang hanya sebagai
penyembuh terhadap kecenderungan naluriah tersebut dibarui Dalam Konsili Vatikan
( LG 11;GS, art 48-49) dengan dimensi personalis perkawinan. GS,art.49 menggaris
bawahi makna terdalam dari hubungan suami istri,
" cukup banyak orang zaman sekarang Amat menghargai pula cinta kasih sejati
antara suami dan istri, yang diungkapkan menurut adat istiadat para bangsa dan
kebiasaan zaman yang terhormat. Cinta kasih itu, karena sifatnya sungguh sangat
manusiawi dan atas gairah kehendak dari pribadi menuju kepada pribadi dari pribadi

1
Made Markus Suma, Pokok-Pokok Perkawinan Dalam Hukum Gereja. (Makassar: Griya Pustaka Utama, 2021)hal.
22
menuju kepada pribadi; maka mampu juga memperkaya ungkapan ungkapan jiwa
maupun raga dengan keluhuran yang khas, serta mempermuliakannya dengan unsur
dan tanda-tanda istimewa persahabatan suami istri. Dengan adanya pembaruan ini,
gereja mau meletakkan hubungan secara harmonis dan secara menyeluruh dengan
maksud dapat sampai pada aspek pribadi titik dalam bagian kemungkinannya,
menjalani dan dalam perkawinan suami istri saling menerima dan memberikan diri
mereka untuk seumur hidup demi kesejahteraan mereka berdua (ordo caritatis) dan
juga kesejahteraan lahir batin anak anak (ordo proceeations) yang dipercayakan
Tuhan kepada mereka yang artinya juga ikut dalam partisipasi pada penciptaan.
Doktrin inilah yang diterjemahkan dalam bahasa yuridis kanon 1055 paragraf 1
dengan frasa inti "ad bonum coniugum" (kebaikan suami istri).2

b. Kelahiran dan Pendidikan Anak


Kelahiran dan pendidikan anak ini merupakan bagian dari kesejahteraan perkawinan
dan juga termasuk tujuan utama dalam perkawinan (prokreasi). Kelahiran dan
pendidikan anak (ad bonum prolis) ini ada dua hal yang ditegaskan, yaitu :
melahirkan (pasrtisipasi pada penciptaan) dan mendidik (siapa memberi hidup, wajib
menyelenggarakan/memperpanjangnya) karya penciptaan Allah ini terus berlangsung
dalam perkawinan, maka Gereja Katolik pun tetap berpegang pada perintah Ilahi dan
tegas dalam hukum kanonik bahwa perkawinan harus dilindungi.

2
Made Markus Suma, Pokok-Pokok Perkawinan Dalam Hukum Gereja. (Makassar: Griya Pustaka Utama, 2021)hal.
22-24
III. PENUTUP
Kesimpulan
Inti tujuan sakramen Perkawinan adalah kesejahteraan suami istri, kelahiran dan
pendidikan anak, dan lewat sakramen ini pasangan suami istri menerima Rahmat untuk
pemenuhan tugas-tugas khusus dari keadaan mereka, untuk bersama-sama saling
menguduskan dan mencapai akan tujuan akhir akan hidup mereka. Pemahaman yang sama
juga bahwa, sakramen perkawinan mempunyai tujuan untuk mempersatukan suami dan
istri, menjadikan mereka ambil bagian dalam karya penciptaan, pemeliharaan, serta sesuai
dengan pengaturan Allah. maka dengan sakramen perkawinan ini suami istri dapat saling
menguduskan sampai kepada Kebahagiaan sejati dalam kerajaan surga.3

Saran
Pelayanan pastoral untuk seluruh keluarga-keluarga Katolik perlu dilaksanakan
terwujudnya akan pemahaman tujuan perkawinan yaitu kesejahteraan suami istri, kelahiran
anak serta pendidikan anak keluarga yang sudah membentuk keluarga saja yang diberikan
pemahaman akan tujuan perkawinan, melainkan sangat perlu memberi perhatian lebih
kepada calon pasutri agar mereka tidak hanya memahami tujuan perkawinan tersebut,
melainkan melakukannya dalam kehidupan keluarga mereka nantinya dan Mereka pun
lebih siap dalam berkeluarga Sesuai ajaran Gereja Katolik.

3
Lucas Paliling, Perkawinan Katolik Hukum dan Moralita. (Makassar:Batu Silambi’ Publishing)hal,115
Daftar Pustaka
https://www.orami.co.id/magazine/perbedaan-nikah-dan-kawin

Anda mungkin juga menyukai