Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PANGGILAN HIDUP
MACAM-MACAM PANGGILAN
HIDUP

1. BERKELUARGA
2. MEMBIARA
3. KARYA/ PROFESI
A. PANGGILAN HIDUP
BERKELUARGA
APA YANG ANDA KETAHUI
TENTANG KELUARGA ?
ADA 4 POKOK AGAR KELUARGA
LESTARI
1. CINTA
2. KOMUNIKASI
3. HAK DAN KEWAJIBAN
4. BERTANGGUNG JAWAB

Buatlah score kebahagiaan


1 s/d 100
Apa alasan anda memilih score
tersebut ?
3 KATA KUNCI
1. TOLONG
2. TERIMA KASIH
3. MAAF
1. PEMAHAMAN TENTANG
PERKAWINAN
A. Menurut peraturan perundang-undangan
- Sila pertama : Ketuhanan yang maha Esa.
Perkawinan punya hubungan dengan
keagamaan
- UU no 1 /1974 : psl 1 : ikatan lahir batin
antara pria dan wanita dg tujuan
membentuk keluarga yang bahagia.
- Tujuan : memiliki keturunan,
berkewajiabn mendidik anak.
B. Pandangan tradisional
Mengikatkaum kerabat laki-laki dan
perempuan. (mas kawin/belis).
C. Pandangan hukum
Perjanjianpria dan wanita untuk hidup
bersama, di depan masyarakat agama/
negara.
D. Pandangan sosiologis
Persekutuan hidup (ada pengakuan laki-
laki sbg bapak, perempuan sbg ibu)
E. Pandangan antroplogis
Persekutuan cinta
2. AJARAN KITAB SUCI TENTANG
PERKAWINAN
Teks Kitab Suci tentang keluarga
Matius 19:1-6
Apa yang menjadi inti dalam keluarga
menurut Inil Mateus ?
Bagaimana cara membuat situasi keluarga
menjadi bahagia ?
Inti / pesan kitab Suci
Persekutuan cinta
Tak terceraikan / tanda kesetian Allah
Keluarga sebagai Gereja kecil/ecclesia
domestica
3. Ajaran Gereja tentang Perkawinan
GS Art. 52 : Pengembangan perkawinan
dan keluarga merupakan tugas semua
orang.
“ Keluarga merupakan suatu pendidikan
untuk memperkaya kemanusiaan.
Pokok-pokok penting menurut ajaran
konsili vatikan II :
A. Arti dan makna keluarga
◦ Keluarga merupakan sekolah kemanusiaan.
B. Tugas dan tanggung jawab seorang
suami dan istri :
1) Suami sebagai kepala keluarga
2) Suami sebagai partner istri
3) Suami sebagai pendidik
C. Tugas dan tanggung jawab seorang
istri
1) Istri sebagai hati dalam keluarga
2) Istri sebagai partner dari suami
3) Istri sebagai pendidik
D. Kewajiban anak-anak terhadap orang tua
1) mengasihi orang tua
2) berperilaku penuh syukur
3) bersikap dan berperilaku hormat
pada orang tua.
E. Membina hubungan kakak adik
1) mengembangkan kasih
persaudaraan
2) saling membantu
3) saling menghargai
CINTA KASIH DAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

1. Mengapa cinta kasih dalam keluarga


sangat penting ?
2. Mengapa Komunikasi dalam keluarga
sangat penting ?
LATIHAN
1. Jelaskan berbagai pandangan tentang perkawinan/keluarga !
2. Apa makna perkawinan menurut Inil Mateus 19:1-6
3. Apa tugas dan tanggung jawab seorang suami dan seorang
bapak dalam keluarga ?
4. Apa tugas seorang istri dan seorang ibu dalam keluarga ?
5. Apa kewajiban anak-anak terhadap orang tuanya ?
6. Apa yang dimaksud membangun cinta kasih dan komunikasi
dalam keluarga ?
7. Jelaskan ajaran Gereja tentang keluarga (Gaudium et spes art 52)
8. Jelaskan makna keluarga sebagai panggilan (Gaudium Et Spes art
52).
9. Bagaimana pandangan anda tentang sebuah keluarga yang
bahagia ?
B. Perkawinan dalam tradisi Katolik
indikator :
1. Menjelaskan makna pekawinan menurut peraturan
undang-undangan no 1 th 1974
2. Menjelaskan makna perkawinan menurut kitab suci
Kej 2:18-25, Mrk 10:2-12
3. Menganalisa perkembangan pemahaman
perkawinan Kristiani menurut Hukum kanonik 1983
4. Menjelaskan makna dan sifat perkawinan menurut
ajaran Gereja
5. Menjelaskan makna dan sifat perkawinan menurut
Gaudium ets spes art 3a,48,52 a.
Apa makna pekawinan menurut peraturan
undang-undangan no 1 th 1974
ikatanlahir batin antara pria dan wanita
dg tujuan membentuk keluarga yang
bahagia. Tujuannya melahirkan anak.
Jelaskan makna perkawinan menurut kitab suci Kej 2:18-25 dan Mrk 10:2-12 !

Kej 2:18-25 : tulang rusuk

Mrk 10:2-12 : bersatu dalam satu


daging
pemahaman perkawinan Kristiani menurut Hukum kanonik
1983

1. Perkembangan pemahaman
2. Paham dasar
3. Sifat hakiki perkawinan (kan 1056)
4. Konsensus perkawinan (kan 1057)
5. Wewenang Gereja atas perkawinan Katolik
6. Syarat-syarat untuk sahnya perkawinan
Katolik
7. Perkawinan campur (kan 1124-1129, 1086)
Bagaimana Perkembangan pemahaman
tentang perkawinan
Sebelum konsili ?
a) perkawinan sebagai kontrak
b) mendapat keturunan
c) mendidik anak
d) saling tolong menolong sbg suami
istri
e) obat penyembuh atau penawar
seksual
Perkawinan setelah konsili Vatikan II
Perkawinan sebagai perjanjian
Enseklik humanae vitae (Paus Paulus
VI) : cinta suami istri dilihat sebagai
elemen perkawinan yang esensial. (bonum
coniugum=kebaikan, kesejahteraan suami
istri).
GS art 48 : penyerahan diri seutuhnya/
kesatuan antara dua pribadi/ bukan
sekedar tubuh.
Paham dasar perkawinan
1. Perjanjian Perkawinan (spiritual,emosional,
fisik)
2. Kebersamaan seluruh hidup (consortium
totius vitae=senasib seumur hidup,
seutuhnya)
3. Antara pria dan wanita (saling
membutuhkan, melengkapi, memperkaya,jadi
satu daging/kej 2:24)
4. Sifat kodrati terarah kesejahteraan suami istri
(bonum coniugum) dan kesejahteraan anak.
4. Sifat kodrati terarah kesejahteraan suami istri
(bonum coniugum) dan kesejahteraan anak.

Prolis
(anak)

Coniugu
m
Bonum
(kebaikan
Fidei
(suami
istri)
) (setia)

Sacramentali
(skramen/per
manen)
5. Sebagai sakramen (babtis +konsensus)

Keduanya telah dibabtis


Ada konsensus/komitmen/perjanjian
Sah dan diangkat menjadi sakramen
Sifat hakiki perkawinan (Kan1056)
Monogam dan tak
terputuskan
MONOGAM :
Arti : perkawinan antara seorang pria dan
seorang wanita
Implikasi/konsekuensi :
◦ satu jodoh,
◦ menghindari kawin cerai,
◦ perkawinan pertama yang sah untuk
selamanya.
Dasar monogami
Janji
perkawinan kasih setia dalam suka-
duka, untung malang, sehat-sakit.
Sifat tak terputuskan ikatan perkawinan
Arti: Penyerahan diri secara total tanpa
syarat, tanpa pembatasan waktu di
dunia.

Implikasi: jika menikah lagi perkawinan


kedua tdk sah, karena masih terikat
dengan perkawinan yang pertama
Dasar perkawinan Katolik
Kitab Suci : Mrk 10:2-12, Mat 5: 31-
32:19:2-12, Luk 16:18
Ajaran Gereja : Konsili Trente
(DS1807), Konsili Vatikan II (GS 48),
Familiaris Consortio 20, Katekismus
Gereja Katolik 1644-1645.
Martabat manusia
Tingkat kekukuhan
a) Perkawinan putativum (putatif) : tak sah
diteguhkan dengan itikad baik
b) Perkawinan Legitimum antara 2 orang
nonbaptis : sah, tapi tak sakramental, bisa
cerai dengan previlegium Paulinum.
c) Perkawinan ligitimum antara seorang
baptis dan non baptis : sah, bisa
dibubarkan dengan Previlegium Petrinum.
d) Perkawinan ratum (et non
consumatum) : sah dan sakramental, tapi
belum disempurnakan dengan
persetubuhan. Jika ada alasan berat , bisa
diputus oleh paus.

e) Perkawinan ratum et consumatum :


sah, sakramental, dan telah disempurnakan
dengan persetubuhan, sifat tak terceraikan.
KONSENSUS PERKAWINAN
Matrimonium in feri : terjadinya
perkawinan pada saat mempelai
menyatakan konsensus.
Matrimonium in facto esse : saat
dimulai hidup berkeluarga.
Konsensus harus :
Keduanya mampu/cakap hukum
membuat konsensus secara hukum.
Dinyatakan secara legitim.
Wewenang Gereja Katolik
Perkawinan terjadi jika keduanya Katolik
Perkawinan Campur (Yang Non Katolik
terikat oleh undang-undang Gerejawi)
Syarat perkawinan Katolik
A. Bebas dari halangan kanonik (Kan.1083)
1) Belum mencapai umur kanonik (belum mencapai umur 14 th /
negara : 19 pria, 17 wanita)
2) Impotensi (Kan 1084)
3) Ligamen/ikatan perkawinan terdahulu (Kan 1085)
4) Perkawinan beda agama ?disparitas cultus (Kan.1086)
5) Tahbisan suci (Kan.1087)
6) Kaul kemurnian publik dan kekal (Kan1088)
7) Penculikan (Kan.1089)
8) Pembunuhan teman perkawinan (Kan.1090)
9) Hubungan darah /konsangunitas(Kan1091)
10) Hubungan simenda/afinitas (Kan1092)
11) Kelayakan publik/konkubinat (kan1093)
12) Hubungan adopsi (Kan1094)
B. Adanya konsensus atau kesepakatan
nikah.
a) Arti : Perbuatan kemauan di mana
pria dan wanita saling menyerahkan
diri saling menerima untuk membentuk
perkawinan dengan perjanjian yang
tak dapat ditarik kembali.

Anda mungkin juga menyukai