Peserta didik membaca artikel “Paus Fransiskus: Tidak Ada Keluarga yang Sempurna!”
dari Vatican va/komkat-kwi.org
Untuk menciptakan keluarga yang dicita-citakan diperlukan beberapa kondisi ideal yang
terealisasi dalam hak-hak dan kewajiban dasar dalam sebuah keluarga serta komunikasi
yang saling memberi dan menerima. Isilah titik berikut dengan hak-hak dan kewajiban
dasar dalam sebuah keluarga:
1. …(diisi siswa)
2. …
3. …
Cara berkomunikasi yang tepat agar terjadi saling pemahaman dan penerimaan dalam keluarga:
a. Kesediaan mendengarkan…??
b. Ada keterbukaan…??
c. Ada sikap saling percaya…??
Bagaimanakah pengalaman peserta didik sebagai anak di dalam keluarga; apakah komunikasi
yang terjadi sudah ideal?
B. Perkawinan Campur
Perkawinan campur dapat diartikan sebagai perkawinan antara seorang yang dibaptis
Katolik dan pasangan yang bukan katolik. Ada dua jenis perkawinan campur, yakni:
a. Perkawinan campur beda gereja/mixta religio (seorang baptis Katolik menikah
dengan seorang baptis non-Katolik) perkawinan ini membutuhkan ijin.
b. Perkawinan campur beda agama/disparitas cultus (seorang dibaptis Katolik menikah
dengan seorang yang tidak dibaptis) untuk sahnya dibutuhkan dispensasi.
Semua jenis perkawinan di dalam Gereja Katolik bersifat sakramental sehingga punya dampak
di dalam kehidupan iman yang fundamental. Karenanya, Gereja Katolik menginginkan agar
anggotanya tidak melakukan perkawinan campur, sebab hal ini bisa membahayakan kehidupan
iman pelaku perkawinan campur apabila tidak siap dengan perbedaan iman.
Namun demikian, Gereja memberi kemungkinan untuk perkawinan campur karena
membela dua HAM, yaitu hak untuk menikah dan hak untuk memilih keyakinan (agama).
2) Metode Buatan
Yaitu suatu usaha mengendalikan atau menekan keturunan dengan cara kontrasepsi
dan hormonal. Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya pembuahan (konsepsi), meliputi
kondom, spiral, dll. Hormonal adalah suatu cara mengendalikan kesuburan wanita dengan
pil KB, suntik, atau implant.
Secara moral, hubungan seks antara suami istri memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Procreation: untuk memperoleh keturunan
2. Union: ungkapan cinta yang eksklusif
Walaupun ajaran Gereja pada umumnya hanya mengakui metode KB alamiah, namun
Gereja Indonesia melalui uskup-uskupnya mengatakan bahwa dalam keadaan terjepit para
suami-istri dapat menggunakan metode lain, asalkan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Tidak merendahkan martabat istri atau suami. Misalnya, suami-istri tidak boleh dipaksa
untuk menggunakan salah satu metode.
2) Tidak berlawanan dengan hidup manusia. Jadi, metode-metode yang bersifat abortif
jelas ditolak.
3) Dapat dipertanggungjawabkan secara medis, tidak membawa efek samping yang
menyebabkan kesehatan atau nyawa ibu berada dalam bahaya.