Anda di halaman 1dari 8

Pilar-pilar agama:

1. Hukum

Dalam PL (Perjanjian Lama) kata “Hukum” adalah merupakan terjemahan dari kata”tora”
(Bahasa Ibrani) yang kita kenal sebagai “taurat” atau “torat” yang diterjemahkan dalam kitab
mazmur terjemahan baru dengan “undang-undang” secara harafiahnya, kata tora berarti :
mengajar, menunjukkan. Apabila bangsa Israel berhadapan dengan suatu putusan yang
penting, maka dimintalah “tora” dengan perantaraan seorang nabi atau iman. Tora dalam hal
ini adalah petunjuk-petunjuk Ilahi atau keputusan Ilahi (1 Samuel 23:29). Dan juga dapat
diartikan sebagai seluruh petunjuk dan keputusan yang diberikan oleh Tuhan kepada
umatNya bangsa Israel. Untuk selanjutnya kata tora dipakai untuk menyebutkan segenap
Pentateukh. Tora dipandang sebagai suatu anugerah kasih setia Tuhan, sebagai tanda bukti
bahwa ia memelihara umatNya.

Dalam arti harafiah, hukum memiliki arti yang sama dengan Wahyu yang disampaikan Allah
kepada bangsa Israel untuk mengatur tingkah lakunya. Oleh sebab itu ‘hukum’ tidak bisa
dipisahkan dengan kehendak Allah karena hanya Tuhan Allah lah yang memberi nilai yang
penuh melalui Firman-Nya yang ajaib.

2.3. SIKAP YESUS TERHADAP HUKUM

Yesus menolak untuk tunduk kepada segala macam peraturan kecuali hal itu sesuai dengan
firman itu sendiri. Dan hal itulah yang menjadi pokok pertikaian-Nya dengan para ahli taurat.
Matius dengan sangat jelas mencatat hal tersebut, dia menulis bahwa ada 6 kali ucapan Yesus
yang mengutip ajaran “nenek moyang kita” dan melanjutkannya dengan ucapanNya sendiri
yang penuh wibawa, “tetapi sekarang aku berkata kepadamu….(Matius 5:21-48). Walaupun
dalam banyak hal Yesus mengutip nats PL atau yang serupa dengannya. Dia tidak bertujuan
menyampingkan hukum-hukum Perjanjian Lama itu. Yesus menegaskan bahwa larangan
Perjanjian Lama jangan hanya diartikan secara harafiah saja, melainkan jiwa yang
mendasarinya harus diperhatikan.
Tuhan Yesus mengajak kita untuk dapat memahami hukum-hukum itu, yakni apa sebenarnya
kehendak Allah bagi umatNya. Kadang-kadang arti harafiah suatu hukum hampir
dikesampingkan dan selalu arti harafiah itu tidak diterima begitu saja, tetapi dikembangkan
dan diterapkan. Satu-satunya perhatian Yesus adalah menafsirkan Perjanjian Lama dengan
sebenarnya sebagai pedoman untuk mengenal kehendak Allah bukan untuk menguatkan
suatu system perbuatan manusia.

KeprihatinanNya terhadap manusia adalah dengan menyimpulkan seluruh isi hukum yang
ada dalam dua hukum yaitu: “mengasihi Allah dengan hati dan dengan segenap akal budi dan
mengasihi sesama manusia sama seperti diri sendiri. (Matius 22:3-40; Markus 12:38-34).
Bagi Yesus kasih adalah menjadi pedoman untuk berbuat terutama dalam hal pelaksanaan
hukum. Dalam menegakkan hukum maka keadilan bagi semua orang harus diutamakan.
Dalam Matius 23 Tuhan Yesus dengan sangat tegas mengecam para pelaku hukum yang
tidak benar.

2.4. HUKUM ALLAH

Hukum Allah ialah 10 hukum taurat yang diberikan Tuhan kepada Musa, yang berisi:

1.       Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

2.      Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas,
atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud
menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah
Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada
keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku
menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan
yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3.      Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan
memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan

4.      Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat, enam hari lamanya engkau akan bekerja dan
melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu;
maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu
perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang
asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan
bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN
memberkati hari Sabat dan menguduskannya

5.      Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan
TUHAN, Allahmu, kepadamu

6.      Jangan Membunuh

7.      Jangan Berzinah

8.      Jangan Mencuri

9.      Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu

10.  Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-
laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai
sesamamu

Apakah prinsip dasar dari hukum Allah? Ada dalam Alkitab,”Kasih tidak berbuat jahat
terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan Taurat” (Roma 13:10).
Hukum Allah diringkaskan dalam kasih. Ada dalam Alkitab, Jawab Yesus kepadanya:
"Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
dengan segenap akal budimu. Itulah yang terutama dan yang pertama. Dan yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada
kedua inilah tergantung seluruh Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22:37-40).

            Adalah tugas kita untuk menuruti hukum Allah. Seperti yang tertulis dalam Alkitab,
“Sesudah semuanya kupertimbangkan, inilah kesimpulan yang kudapatkan. Takutlah kepada
Allah dan taatilah segala perintah-Nya, sebab hanya untuk itulah manusia diciptakan-Nya”
(Pengkhotbah 12:13).  Apakah hubungan hukum Taurat dan dosa? Alkitab mengatakan,
“Orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah; sebab dosa adalah pelanggaran
terhadap hukum Allah” (1 Yohanes 3:4).  Apakah perlu untuk menuruti semua perintah
Allah? “Orang yang melanggar salah satu dari hukum Allah, berarti melanggar seluruhnya.
Sebab yang berkata, "Jangan berzinah," dialah juga yang  berkata, "Jangan membunuh."
Jadi, kalau kalian tidak berzinah, tetapi membunuh, maka kalian adalah pelanggar juga”
(Yakobus 2:10-11).

Dapatkah kita mengenal Allah tanpa memelihara perintah-perintah-Nya? Ada tertulis,


“Orang yang berkata, "Saya mengenal Allah," tetapi tidak taat kepada perintah-perintah-
Nya, orang itu pendusta, dan hukum Allah tidak berada di dalam hatinya. Tetapi orang yang
taat kepada perkataan Allah, orang itu mengasihi Allah dengan sempurna. Itulah tandanya
bahwa kita hidup bersatu dengan Allah. Barangsiapa berkata bahwa ia hidup bersatu
dengan Allah, ia harus hidup mengikuti jejak Kristus” (1 Yohanes 2:4-6).

Hukuman Murtad dalam Alkitab

Kristen, selama ini menuduh Islam sebagai agama yang tidak beradab dan tidak memberikan
kebebasan kepada pemeluknya untuk bebas berakidah. Salah satunya dengan menuding bahwa
hukuman murtad dalam Islam sangat tidak berprikemanusiaan dan melanggar hak asasi
manusia.
Dan masalah tersebut sudah kami jawab pada pembahasan sebelumnya. Dan sepertinya,
Kristen pura-pura tidak tahu menahu bahwa hukuman murtad dalam agama mereka jauh lebi
sadis dan mengerikan.

Sebelum orang yang murtad itu menjalani hukuman rajam (dilempari batu sampai mati),
terlebih dahulu, dihajar ramai-ramai oleh seluruh rakyat sekitarnya. Tidak cukup dengan itu,
akan tetapi pemusnahan total bangsa-bangsa yang musyrik dan murtad dengan pembakaran
kota dan segala isinya, termasuk binatang, pepohonan  dll.

Ulangan:  13:6Apabila saudaramu laki-laki, anak ibumu, atau anakmu laki-laki atau anakmu
perempuan atau isterimu sendiri atau sahabat karibmu membujuk engkau diam-diam, katanya:
Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek
moyangmu,13:7salah satu allah bangsa-bangsa sekelilingmu, baik yang dekat kepadamu
maupun yang jauh dari padamu, dari ujung bumi ke ujung bumi,13:8maka janganlah engkau
mengalah kepadanya dan janganlah mendengarkan dia. Janganlah engkau merasa
sayang kepadanya, janganlah mengasihani dia dan janganlah menutupi
salahnya,13:9tetapi bunuhlah dia! Pertama-tama tanganmu sendirilah yang
bergerak untuk membunuh dia, kemudian seluruh rakyat.13:10Engkau harus
melempari dia dengan batu, sehingga mati, karena ia telah berikhtiar menyesatkan
engkau dari pada TUHAN, Allahmu, yang telah membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
rumah perbudakan.

Ulangan: 17:2″Apabila di tengah-tengahmu di salah satu tempatmu yang diberikan kepadamu


oleh TUHAN, Allahmu, ada terdapat seorang laki-laki atau perempuan yang melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN, Allahmu, dengan melangkahi perjanjian-Nya,17:3dan yang pergi
beribadah kepada allah lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan
atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu;17:4dan apabila hal itu diberitahukan
atau terdengar kepadamu, maka engkau harus memeriksanya baik-baik. Jikalau ternyata benar
dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di antara orang Israel,17:5maka engkau harus
membawa laki-laki atau perempuan yang telah melakukan perbuatan jahat itu ke
luar ke pintu gerbang, kemudian laki-laki atau perempuan itu harus kaulempari
dengan batu sampai mati.

Ulangan: 13:12Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk
diam di sana, kaudengar orang berkata:13:13Ada orang-orang dursila tampil dari tengah-
tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti
kepada allah lain yang tidak kamu kenal,13:14maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki
dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu
dilakukan di tengah-tengahmu,13:15maka bunuhlah dengan mata pedang penduduk
kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan
hewannya.13:16Seluruh jarahan harus kaukumpulkan di tengah-tengah lapangan dan harus
kaubakar habis kota dengan seluruh jarahan itu sebagai korban bakaran yang
lengkap bagi TUHAN, Allahmu. Semuanya itu akan tetap menjadi timbunan puing untuk
selamanya dan tidak akan dibangun kembali.

2. Ibadah Ritus
http://stefycreative.blogspot.co.id/2010/04/ibadah-kristen-apa-dan-bagaimana-pdt.html

3. Tradisi
4. Ajaran Pokok
Doktrin/Ajaran Pokok yang Dikembangkan Agama Kristen Protestan Dasar-dasar dari
kepercaaan dalam agama Kristen adalah Kristosntrisme, artinya bahwa Yesus itu
berkeduukan sebagai sentral dari seluruh kehidupan orang-orang Kristen. 1. Sistem
Kepercayaan Asas-asas ang menonjol menurut ajaran dalam agama Protestan adalah “anti
pemutlakan terhadap hal-hal yang relatif” dan “pembenaran iman”, dimana setiap umat
Kristen dapat bertemu dengan Allah dalam tiga tempat, yaitu: 1) Dalam tatanan
keagungan alam 2) Dalam pribad Yesus Kristus yang hidup di alam semesta. 3) Dalam
hai nurani manusia.[21] a. Pengakuan Iman Rasuli Pokok ajaran agama Nashrani yang
ada sekarang adalah sebagaimana termaktub dalam syahadat 12 (Credo para Rasul),
yaitu: 1. Aku percaya akan Allah, Bapa yang maha kuasa, pencipta langit dan bumi. 2.
Dan akan Yesus Kristus, Puteranya yang tunggal Tuhan kita. 3. Yang dikandung dari roh
Kudus, dilahirkan oleh perawan Maria. 4. Yang menderita sengsara dalam pemerintahan
Pontius Pilatus, disalibkan, wafat dan dimakamkan. 5. Yang turun ketempat penantian,
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati. 6. Yang naik ke surga duduk disebelah
kanan Allah Bapa yang maha kuasa. 7. Dari situ ia akan mengeadili orang yang hidup
dan mati. 8. Aku percaya akan roh Kudus. 9. Gereja katolik yang kudus, persekutuan para
kudus. 10. Pengampunan dosa. 11. Kebangkitan badan. 12. Kehidupan kekal.[22] Kecuali
syahadat dua belas tersebut, undang-undang sepuluh dari nabi Musa juga dianggap
menjadi ajaran yang pokok oleh agama Nashrani.[23] b. Kepercayaan Tentang Tuhan
Menurut ajaran Kristen tentang Tuhan harus dilihat dari dua pihak, yaitu pihak bahwa
Allah itu tidak boleh turun dari Surga, dilain pihak Allah itu menjadi manusia didalam
diri Yesus Kristus., yang mana antara keduanya mempunyai tekanan yang sama tanpa
harus melebur yang satu dengan yang lainnya. Allah berada dalam Krostus, khusus antara
nisbah antara “Allah Bapa” dan “anak Allah”, menurut dogma Kristen adalah “rahasia
Ilahi”. Kerangka Pengkajian terhadap konsepsi Allah bapa ialah bahwa: 1) Istilah “Allah
Bapa” adalah hakikat Allah sendiri, tidak dalam kerangka berfikir manusia terhada
manusia. 2) Istilah “Bapa” bukanlah merupakan nama, gelar, atau sifat yang ditambahkan
pada kata “Allah”, bukan pengertian Ilahian dan juka bukan bepaa sekaalian manusia dan
bukan dalam arti biologis manusia. c. Yesus Kristus Kedatangan Yesus Kristus
merupakan vberita gembira sebagai tanda Allah mengasihi manusia. Betapa besar cint
kasih Aallah kepaada manusia sehingga Yesus menerima penderitaannyaa, menuru apa
yang sudh direncanakan Allah untuk menenbus dosa manusia. d. Roh Kudus Dilihat dari
namanya, sifat dan peranan karyanya Roh Kudus juga adalah Allah. Setiap orang yang
percaya yakin bahwa Allah melalui Roh Kudus mau bersemayam dalam hati umat
Kristen. Karya dan peranan Roh Kudus adalah dalam rangka menuju keselamatan
manusia, salah satunya adalah untuk menginsafkan manusia akan pertemuannya dengan
Yesus Kristus melalui penginsafan dosa manusia karena tidak percaya padanya. e.
Sakramen Sakramen merupakn pusat dari iabadah (liturgi) yang merupakan perbuatan
lahir yang Ilahi atau juga disebut dengan Firman yang nyata. Diperlukannnya sakramen
itu adalah untuk keselamatan agar manusia mendapat anugrah pembenaran, sakramen itu
harus ada atau sekurang-kurangnya orang harus mempunyai keinginan.[24] 2. Alam
Semesta, Etika, Eskatologi a. Alam dan Manusia Alam semseta adalah ciptaan Tuha dan
Tuhan bekerja dalam ciptaannya itu, tetapi dia tidak berada didalam ciptaannya. Di dalam
alam manusia dititahkan Tuhan untuk membudayakan, kemapuan mengusahakan
diberikan kepada manusia ada dalam janji Firmannya yang berlaku hingga sekarang. b.
Etika Etika merupakan ilmu dimana manusai mnjalin hubungan dengan manusia lainnya
berdasarkan pengertian dari umat Kristen. Tujuan etika tersebut adalah untuk
menggerakkan orang supaya bertobat dan membangunkan agar orang berjuang melalui
gangguanyang timbul dari sifat wataknya melalui pembenaran dalam kehidupan manusia
sehingga dirinya menjadi manusia ciptaan baru. c. Eskatologi Eskatologi adalah ilmu
tentang akhir zaman, sebagaimana dinyatakan dalam pengakuan Iman Rasuli yang
menyatakan bahwa Yesus Kristus akan datang untuk kedua kalinya ke dunia untuk
menghukum orang yang hidup dan mati.. Jadi pusat ilmu hari kiamat ini terletak pada
Yesus Kristus sebagai orang yang dimatikan dan dipercaya.[25]
http://sofiswa.blogspot.co.id/2011/12/agama-kristen-protestan.html

Anda mungkin juga menyukai