Kelas Katekisasi Jemaat GKI ORA ET LABORA Holmafen
Kelas Katekisasi Jemaat GKI ORA ET LABORA Holmafen
Kitab Keluaran 20:1-17, merupakan Undang-Undang Dasar Perjanjian antara Allah dan umat-Nya yang
dimulai dengan pernyataan karunia Allah “Akulah Tuhan Allahmu yang membawa engkau keluar dari
tanah Mesir” sesudah itu barulah Allah memberikan sepuluh perintah-Nya. Sepuluh Hukum Tuhan
tersebut dibagi atas dua Loh Batu (Ul 4:13) yakni tentang bagaimana seharusnya sikap kita kepadaAllah
dan bagaimana sikap kita terhadap sesame (Matius 22:37-40). Sepuluh hukum diberikan kepada Israel di
gunung Sinai.
Hukum Kasih
Jawab Yesus kepadanya “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu , dan dengan segenap
jiwamu, dan dengan segenap akal budimu. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu, ialah
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri……… (Matius 22:37-40)
DOA
Doa adalah komunikasi anatara manusia dengan Allah. Setiap orang percaya diberi hak istimewa
untuk berhubungan langsung dengan Allah dan menyatakan kasih serta kebutuhannya. Doa
merupakan percakapan pripadi antara manusia dengan Allah yang saling mengasihi. Manusia
mengasihi Allah karena Allah lebih dahulu mengasihi manusia. Allah menyatakan kasih dan
perhatian-Nya kepada manusia, oleh sebab itu kita dapat berhubungan dengan Allah melalui doa.
Allah sangat menginginkan kita berdoa (Yer 33:3; Maz 27:8), supaya memperoleh yang Tuhan
siapkan bagi kita (Yak 4:2-3), untuk mengakui dosa kita dan menerima pengampunan Tuhan (I Yoh
1:9) dan karena kita harus mengakui bahwa kita terbatas , fana “debu tanah”
Tuhan Yesus memberi kita teladan waktu untuk berdoa yaitu di pagi hari (Markus 1:35) dan malam
hari (Lukas 6:7). Dalam setiap keadaan hidup, saat kita dimusuhi (Matius 5:44,Lukas 6:28), jatuh
dalam dosa, merencanakan sesuatu, menyelesaikan tanggung jawab (Luk 15:1-7; 19:10) dan saat
kita kuatir (Filipi 4:6)
Doa tidak hanya kita naikan untuk kepentingan diri kita sendiri tetapi untuk orang lain juga. Kita
mengenal apa itu doa syafaat, yang berarti mendoakan orang lain (menjadi perantara). Yesus
disebut sebagai juru syafaat, perantara antara Allah dan manusia (I Timotius 2:5)