Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RUTIN

Pendidikan Agama Kristen Protestan


Pesan Moral Dari 10 Hukum Taurat

DISUSUN OLEH :
NAMA : Saputra Hatogaran Saragih
KELAS : PJKR IVA 2020
NIM : 6203111016

DOSEN PENGAMPU : Dr.Sampitmo Habeahan, S.Th., M.Th.


Mata Kuliah : Pendidikan Agama Kristen Protestan

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN & REKREASI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
PESAN MORAL DARI 10 HUKUM TAURAT

HUKUM 1
“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” (Keluaran 20:3)

Pesan Moral: Kita hendaknya berbuat “segala sesuatu dengan hanya satu tujuan, yaitu demi
kemuliaan Allah”. Dalam konteks saat ini, kita tidak boleh memuja atau menyembah "allah" lain.
Termasuk menjadikan pekerjaan, uang, hubungan, kesenangan, dan hal lain, yang melebihi
kesukaan kita terhadap Tuhan. Termasuk percaya pada kuasa lain atau mengandalkan kekuatan
lain, selain kuasa-Nya. Seperti Kolose 1:18, hendaklah kita meletakkan Tuhan yang paling utama
dan terutama dalam hidup ini. Maka dari itu kita hendaknya mengasihi serta melayani Tuhan
dengan segenap hati, daya, akal, dan kekuatan kita .

HUKUM 2
“Jangan membuat bagimu patung“ (Keluaran 20:4).

Pesan Moral : Dalam perintah ini, Tuhan mengutuk penyembahan berhala. Penyembahan
berhala banyak bentuknya. Oleh sebab itu Allah mengeluarkan perintah untuk tidak menyembah
allah lain selain Dia. Perintah kedua ini mengandung makna berupa larangan Allah. Bentuk
larangan tersebut diantaranya dilarang mematungkan allah dalam bentuk apa pun, dilarang
membuat. Menyembah bahkan memohon kepada patung atau berhala serta dilarang untuk
melakukan kebaktian atau cara menyembah yang salah. Beberapa orang tidak bersujud di depan
berhala atau patung melainkan mengganti Allah yang hidup dengan berhala-berhala lain,
misalnya uang, benda-benda materi, gagasan-gagasan, atau gengsi. Dalam kehidupan mereka,
“harta kekayaan mereka adalah allah mereka”—allah yang “akan binasa bersama mereka juga” .

HUKUM 3
“Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan” (Keluaran 20:7).

Pesan Moral : Perintah ini mengharuskan kita untuk mengkuduskan nama Tuhan dimana pun
dan kapan pun itu yaitu dengan tidak menyebut namanya dengan sembarangan. Dahulu,
khususnya dalam Perjanjian Lama, Tuhan dikatakan sebagai YHWH dan tidak boleh ada seorang
pun yang menyebutkan namaNya di sembarang tempat. Perintah ketga ini juga dimaksudkan
untuk tidak menyalahgunakan nama Tuhan. Pada saat ini sering kita melihat orang yang dengan
sembarang menyebut nama Tuhan karena dianggap nama Tuhan memiliki kuasa.Tak sedikit juga
orang yang menyebut namaNya untuk memperoleh keuntungan. Melalui perintah ketiga ini kita
diingatkan untuk terus mengkuduskan namaNya dengan tidak mengucap namaNya sembarangan.

HUKUM 4
“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” : Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan
segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan
melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat
kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh;  itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan
menguduskannya.” (Keluaran 20:8).

Pesan Moral : Pada masa itu bangsa Israel terus bekerja tanpa henti setiap harinya. Mereka tidak
menguduskan dan tidak mengingat akan hari Tuhan. Oleh sebab itu melalui perintah ini Allah
mengingakan bangsa Israel dan kita pada saat ini untuk selalu menguduskan hari Sabat.
Menguduskan hari Sabat berarti mengkhususkan waktu atau hari bagi Tuhan serta menyediakan
waktu dan merenungkan makna hidup kita di hadapanNya agar kita dapat mengetahui maksud
Tuhan di dalam hidup kita.

HUKUM 5
“Hormatilah ayahmu dan ibumu” (Keluaran 20:12).

Pesan Moral : Ini adalah perintah yang tetap mengikat bahkan ketika kita tumbuh dewasa. Kita
hendaknya selalu menemukan cara-cara untuk menghormati orang tua kita. Perintah kelima yang
Allah berikan bagi kita mengingatkan kita untuk menghormati orang tua kita yaitu ayah dan ibu
kita sebab mereka adalah orang pertama yang memiliki hubungan dengan kita. Orang tua disini
juga tidak harus selalu merujuk kepada seseorang yang melahirkan kita dan memiliki hubungan
darah dengan kita. Orang tua disini juga merujuk kepada orang yang lebih tua dari pada kita.

Bahkan di dalam Alkitab banyak sekali menyebutkan perintah bahwa sebagai anak kita harus
mengormati orang tua kita maka kita akan memperoleh berkat dari padaNya salah satunya yaitu
panjar umur kita di bumi. Kita merupakan seseorang yang dititipkan Allah kepada orang tua kita
di bumi agar mereka memelihara dan merawat kita.

HUKUM 6
“Jangan membunuh” (Keluaran 20:13).

Pesan Moral : Perinah ketujuh yang terdapat di daam 10 Perintah Allah mengharuskan kita
untuk menghargai hidup sesama kita sebab hidup merupakan anugerah mulia yang diberikan
oleh Allah dan tidak boleh ada seorang pun yang mengakhiri kemuliaan Allah yang dinyatakan
dalam diri sesama. Pembunuhan yang tertulis disni harus dipahami secara luas bahwa
pembunuhan tidak selalu diartikan sebagai pembunuhan langsung yang disengaja atau
pembunuhan tidak sengaja seperti halnya kecelakaan. Pembunuhan disini juga termasuk tindakan
kekerasan yang ditujukan kepada seseorang sehingga menyebabkan orang tersebut mati.
Pada abad ke-20 dicatat dalam sejarah sebagai masa dengan tingkat pembunuhan tertinggi baik
disengaja maupun tidak disengaja. Bahkan pembunuhan juga dilakukan oleh cara-cara medis
seperti suntik mati atau euthanasia untuk segera mengakhiri hidup manusia yang dikatakan tanpa
menimbulkan rasa sakit. Ini tentu bertolak belakang dengan hukum keenam ini sehingga pada
saat ini kita diingatkan untuk lebih menghargai hidup yang diberikan oleh Tuhan.

HUKUM 7
“Jangan berzina” (Keluaran 20:14).

Pesan Moral : Dalam sebuah wahyu zaman akhir, Tuhan mengutuk tidak hanya perzinaan,
namun juga “segala sesuatu yang serupa itu” (A&P 59:6). Perzinaan, homoseksualitas, dan dosa-
dosa seksual lainnya adalah pelanggaran terhadap perintah ketujuh. Maksud dari perintah ketujuh
ini yaitu agar manusia dapat menjaga kesucian tubuhnya dengan tidak melakukan perbuatan
zinah. Maksud dari berzinah sendiri yaitu dengan tidak mengambil suami atau isteri sesamanya,
tidak bertingkah laku, tidak memikirkan bahkan tidak mengucapkan perkataan yang tidak pantas
serta dengan tidak melakukan persetubuhan dengan seseorang yang belum menjadi suami
maupun isterinya. Hal ini dikarenakan tubuh kita merupakan baitAllah dan merupakan kediaman
Roh Kudus.
Perintah ini juga menyatakan kehendak Tuhan akan kesucian pernikahan dan anugerah seksual
yang diberikan Tuhan kepada diri manusia merupakan pemberian Tuhan yang sangat mulia.
Pernikahan merupakan sesuatu yang suci sebab pernikahan mencerminkan persekutuan dengan
Kristus di dalamnya.

HUKUM 8
“Jangan mencuri” (Keluaran 20:15).
Pesan Moral : Mencuri adalah bentuk ketidakjujuran. Perintah jangan mencuri mengajarkan kita
untuk menghargai milik dan hak orang lain, bersyukur atas apa yang dimiliki serta bersyukur
atas pemberian Tuhan kepada diri kita. Ketika ita sudah melakukan perintah ini maka kita telah
menghargai sesama kita.

HUKUM 9
“Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu” (Keluaran 20:16).

Pesan Moral : Perintah ini ini juga mengingatkan kita untuk dapat melihat orang lain dari sisi
positifnya sekali pun dia musuh kita. Kita tidak diperbolehkan untuk mengatakan hal yang tidak
benar adanya sehingga perintah ini mengajak kita untuk hidup jujur, menjaga dan
mempertahankan kebenaran serta menjaga segala perkataan yang keluar dari mulut kita.
Pepatah mengatakan bahwa mulutmu harimaumu. Dari pepatah ini kita bisa memahami bahwa
apa yang dikatakan oleh mulut kita dapat menjadi sesuatu yang sangat membahayakan. Oleh
seab itu, marilah kita menjaga perkataan yang keluar dari mulut kita dengan tidak mengatakan
hal yang belum tentu benar adanya.
Memberikan kesaksian palsu adalah bentuk lain dari ketidakjujuran. Bersaksi dusta berarti
berbicara mengenai hal yang tidak benar tentang sesama. Bersaksi dusta sama dengan memfitnah
orang lain atas apa yang tidak dilakukannya. Perintah kesembilan ini tidak hanya berbicara pada
kesaksian yang diberikan di pengadilan. Namun perintah ini juga berbicara mengenai kesaksian
di luar pengadilan.

HUKUM 10
“Jangan mengingini rumah sesamamu” (Keluaran 20:17).

Pesan Moral : Perintah kesepuluh berbicara mengenai keinginan yang dimiliki oleh seseorang.
Setiap orang tentunya memiliki keinginan dalam dirinya. Namun, melalui perintah ini kita
diajarkan untk dapat menguasai keinginan itu baik di dalam hati maupun perbuatan kita sebab
kita telah memiliki apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Mengingini, atau mengirikan
sesuatu yang menjadi milik orang lain, adalah menghancurkan jiwa. Itu dapat membebani pikiran
kita dan menyakiti kita dengan ketidakbahagiaan serta ketidakpuasaan yang terus-menerus. Itu
sering kali menuntun pada dosa-dosa lain dan berutang uang.

Anda mungkin juga menyukai