Anda di halaman 1dari 15

HUKUM TAURAT

Kesepuluh Perintah ( Keluaran 20, 1 – 17 )


1. Pengertian :
Kesepuluh Perintah disebut juga :
a. Dasa Titah
b. Dekalog
c. Sepuluh Hukum Taurat
Sesuai dengan isinya, Kesepuluh Perintah ini dapat dibagi dalam 2 bagian besar :
I. Taurat I – IV ; Tentang Kasih kepada Tuhan Allah
II. Taurat V – X : tentang kasih kepada sesama manusia.
2. Hukum Taurat ini diterima oleh Musa dalam bentuk 2 batu log. Musa menerima 2 batu
log tersebut di gunung Sinai ketika bangsa Israel dalam perjalanan keluar dari tanah
Mesir menuju tanah Kanaan ( exodus ). Kesepuluh perintah yang diberikan Alalah ini
merupakan sebagian dari perjanjian yang diikiat-Nya dengan umat Israel.
3. Kesepuluh Perintah ini diberikan Allah untuk menjadi “dasar” segala hukum yang baik
dari masa ke masa ( bd. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum). Kesepuluh
Perintah ini menunjukkan cara yang benar untuk manusia bergaul dengan Allah dan
sesama manusia.
4. Kesepuluh Perintah ini kemudian oleh agama Yahudi di jabarkan lagi dengan beratus-
ratus fasal menjadi semacam undang-undang. Juga kesepuluh perintah Allah menjadi
dasar segala hukum yang baik dan adil dari abad ke abad. Kesepuluh perintah ini
menunjukkan cara yang benar untuk manusia supaya memperoleh hidup yang bahagia,
tentram dan damai.

Titah I
( Baca : Kel. 19, 10 – 20; 31, 18; Ul. 5, 1 – 7; Mat. 6, 23 – 33 )
1. Akulah Tuhan Allahmu, seru Tuhan kita tidak boleh ada Allah lain kecuali Aku.

Maksudnya adalah :
Kita harus lebih takut, lebih kasih dan lebih yakin dan percaya terhadap Allah dari pada
terhadap segala-galanya.
2. Tuhan Allah adalah satu-satunya yang layak menerima kepercayaan dan pengabdian dari
setiap manusia. Allah kita itu adalah pencipta segala-galanya dan pemelihara serta
penyelamat. Dia Mahatau, Maha Kuasa, dan Maha Kuat, untuk itu kita wajib lebih takut
kepada-Nya dari pada kekuatan yang lain di dunia ini.
3. Tidak boleh ada allah lain berarti : kita tidak boleh percaya terhadap segala jenis
kekuatan yang ada di dunia ini seperti : keramat, roh-roh, tuhan nenek moyang, guna-
guna dan lain lain. Apabila manusia percaya pada Allah tetapi juga percaya kepada allah
lain, berarti ia “menipu “Allah
4. Jadi apa yang diperintahkan dan dilarang dalam hukum Taurat pertama ?:
a. Perintah adalah taat dan percaya kepada Tuhan
b. Larangan adalah jangan menyembah ilah atau kuasa lain
5. Apa maksudnya takut kepada Tuhan :
Takut kepada Tuhan yaitu mau percaya dan melakukan semua kehendak Tuhan. Takut
kepada Tuhan bukan seperti takutnya seorang hamba kepada tuannya atau seorang anak
terhadap harimau, tetapi seperti ketakutan melakukan hal-hal yang salah.
6. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III, banyak contoh
khususnya dalam budaya Batak yang bertentangan dengan hukum Taurat pertama ini
seperti : menari-nari saat penggalian tulang belulang, menyembah “tunggal panaluan”,
masuk ke aliran atau partai yang atheis ( PKI ), rasialisme dan lain lain .
Ini juga berlaku untuk hukum Taurat ke dua.

Titah II
( Baca : Kel. 20, 4 – 6; Mat. 23, 3; Yoh. 4, 7 - 10 )
1. Titah Kedua
Jangan perbuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, atau
yang ada di bumi atau yang ada di dalam air untuk disembah atau bertakwa
kepadanya.
Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan bersembah sujud kepada
allah lain atau meminta kehidupan dari padanya, dan jangan memanggil roh-roh
atau berkeyakinan kepada tenung-tenung dukun, dan jangan yakin kepada benda-
benda bermakna (sakti)
2. Bagaimana mungkin bahwa seorang manusia bersedia membuat sesuatu dan kemudian
menyembah kepada yang diperbuat oleh tangannya ?. Tuhan yang dibuat oleh
manusia dengan tangannya, adalah tuhan palsu. Tuhan bukanlah ciptaan manusia
melainkan yang menciptakan manusia.
3. Perintah kedua ini melarang dengan keras membuat allah tiruan ( bd : memalsukan
barang-barang sajapun akan dihukum di dunia ini ). Allah tiruan adalah benda mati, maka
tidak akan mungkin memberikan kehidupan. Hanya Allah yang hiduplah yang dapat
menolong manusia dan yang dapat memberikan kehidupan.
4. Apa perintah dan larangan dalam hukum Taurat yang kedua ?
a. Perintah, harus takut dan kasih kepada Allah di dalam Roh. Artinya memuji atau
berdoa kepada Tuhan dengan hati yang tulus tanpa berpura-pura.
b. Larangan, tidak boleh membuat atau menyembah patung yang menyerupai
apapun. Tidak boleh menyembah atau percaya terhadap ilah-ilah yang
diperbuat oleh manusia itu sendiri, demikian juga terhadap tenungan-
tenungan maupun ramalan-ramalan dukun.
5. Percaya terhadap ramalan bintang atau membaca garis tangan untuk menentukan masa
depan hidup sangat bertentangan dengan firman Tuhan, karena masa depan kita hanya
ditentukan oleh kehendak Tuhan dan kemauan kita sendiri memanfaatkan kesempatan
yang diberikan oleh Tuhan.

Titah III
( Baca : Kel. 20, 7; Im. 19, 12; 20, 3 )
1. Titah Ketiga
Jangan menyebut nama Tuhan Allah dengan sembarangan, karena Allah akan
menghukum orang yang menyalah-gunakan namaNya.
Maksudnya adalah :
Kita harus tajut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan mengutuki, mengumpat,
memakai guna-guna, berbohong, menipu dengan memakai nama Allah; sebab hanya
dalam penderitaan, kesusahan dan dalam doa serta pujianlah kita layak menyebut
nama Tuhan Allah.
2. Bagaimana cara memakai nama Allah dan hal apa yang harus dicegah dalam
memakainya :
Allah mempunyai nama di atas segala nama ( Fil 2, 9 ) dan nama-Nya diperkenalkan
kepada manusia dengan ajakan supaya kita “memuliakannya”. Memakai dan menyebut
nama Allah dengan benar , maka ia memuliakan Allah misalnya : dalam doa, puji-pujian
dan ibadah. Sebaliknya, memakai nama Allah dengan salah adalah menghinakan Allah,
misalnya dalam berbohong, menipu, mengumpat dan mengutuki (Mat. 5, 33 – 37 )
3. Dalam Perjanjian Lama ( PL), nama Allah dituliskan dengan huruf/konsonan mati :
“YHWH” yang dalam pengucapannya bisa disebut : Yahwe, Elohim, Adonai. Semuanya
itu berarti “Tuhan” atau Allah. Nama Tuhan dapat diartikan : yang sudah ada, yang
sekarang ada dan yang akan ada.
4. Dalam Perjanjian Baru (PB), Allah menjadi manusia dengan nama “Yesus Kristus”.
Yesus dalam bahasa Ibrani (PL) deisebut “Yosua” dan Kristus adalah “Mesias”. Tuhan
Yesus mengajar murid-muridNya untuk menyebut nama Tuhan dalam doa ( Yoh. 14, 13
– 14 ). Berarti nama Tuhan Allah harus dihargai dan disebut dengan penuh percaya.
5. Apa perintah dan larangan pada hukum Taurat yang kedua ?
a. Perintah, harus mengasihi dan takut kepada Tuhan; memanggila nama Tuhan
anya pada saat penderitaan, pada saat berdoa dan pada saat memuji
Tuhan.
b. Larangan, tidak boleh menyebut nama Tuhan pada saat mengutuk, mengumpat,
memakai guna-guna atau menipu.
6. Mengapa kita disuruh menyebut nama Tuhan pada saat kesusahan dan penderitaan ?
a. Karena hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan kita dari segala kesusahan
(Maz. 50, 15)
b. Supaya jangan cepat putus asa apabila mengalami penyakit, kemiskinan, bencana,
kesulitan hidup dan kematian ( Yoh. 9, 3)
7. Apakah orang Kristen boleh bersimpah jabatan ? . Orang Kristen tidak mengenal
“sumpah” tapi “janji”. Pengertian janji dalam pengucapan janji saat pengangkatan
jabatan, bahwa yang berjanji benar-benar merasa takut kepada Tuhan dalam menerima
dan melaksanakan jabatan yang ia terima. Disamping itu ia sekaligus memohon kekuatan
dari Tuhan untuk melaksanakan tugas yang ia terima ( 1 Tim. 6, 13 – 14)
8. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III disebut :
menyangkal agama yang dipeluk untuk suatu kepentingan adalah pelanggaran terhadap
taurat ini.

Titah IV
( Baca : Kej. 2, 1 – 3; Kel. 20, 8 - 11; Im. 9, 1 - 4; Mat. 12, 9 - 12 )
1. Titah Keempat
Ingatlah dan sucikanlah hari yang dikuduskan itu. Lakukanlah segala pekerjaanmu di
dalam enam hari; tetapi pada hari yang ketujuh ialah Sabat bagi Allah Tuhanmu.
Engkau tidak boleh bekerja pada hari itu, juga anakmu laki-laki atau perempuan,
pembantumu laki-laki atau perempuan, ternakmu atau orang lain yang berada di tempat
kediamanmu. Sebab Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya di dalam enam
hari. Kemudian Ia beristirahat pada hari yang ketujuh. Itulah sebabnya Allah
memberkati hari itu dan menguduskannya. / Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9
enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10
tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang
di tempat kediamanmu.
20:11
Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala
isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari
Sabat dan menguduskannya.

Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan menganggap rendah akan
ajaran dan Firman Allah; hendaklah kita menganggap itu kudus dan hendaklah kita tekun
mendengar dan mempelajarinya dengan gembira.

2. Melalui Titah IV ini kita diajar mengenai “hari istirahat” dan bagaimana caranya hari
istirahat itu kita kuduskan. Apa yang dimaksud dengan hari peristirahatan ?, yaitu :
a. berhenti dari segala pekerjaan
b. memakai hari itu untuk mendengar firman TUhan
3. Hari “sabbat” adalah hari Tuhan dan Allah memberikan hari-Nya untuk manusia. Tuhan
beristirahat pada suatu hari yang disebut hari “sabbat”, yakni hari ke-tujuh. Hari
peristirahatan bukan berarti menjadikan hari itu menjadi hari libur sehingga dipakai untuk
bertamasya dan berjalan-jalan, rekreasi dan lain lain.
4. Orang Kristen menyebut hari Sabbat dengan “hari Minggu”, karena hari itulah hari
Kebangkitan Tuhan Yesus yang merupakan puncak dari pekerjaan Allah. Hari Minggu
berasal dari bahasa Portugis dari kata ‘dominggos’, yang berarti “hari Tuhan”.
5. Yesus berkata : bahwa “sabbat” diberikan kepada manusia untuk menjalankan kasih,
bukan menjalankan aturan dan peraturan. Yang tidak mempergunakan hari peristirahatan
dengan sebenarnya, maka ia merugikan imannya sendiri.
6. Apa yang diperintahkan dan dilarang dalam hukum Taurat ke empat ?
a. Perintah, menguduskan hari Minggu dan bekerja selama enam hari .
b. Dilarang, bekerja pada hari Minggu serta dilarang melecehkan hari Minggu dan
melecehkan firman Tuhan.
7. Selain hari Minggu, ada juga hari besar umat Kristen yang sama maknanya dengan hari
Minggu, yakni :
a. Hari Natal, yaitu hari peringatan kelahiran Tuhan Yesus, tanggal 25 Desember
b. Hari Jum’at Agung, hari peringatan kematian Tuhan Yesus
c. Hari Paskah, yaitu hari peringatan akan kebangkitan Tuhan Yesus ( hari Minggu)
d. Hari Pentakosta, yaitu peringatan turunnya Roh Kudus, 50 hari setelah hari
Kebangkitan ( hari Minggu )
e. Tahun Baru, yaitu sebagai perayaan memasuki tahun yang baru, tanggal 1 Januari.
8. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III : melaksanakan
adat istiadat perkawinan pada hari Minggu adalah bertentangan dengan hukum ini.

Titah V
( Baca : Kel. 20, 20; Ul. 5, 16; Amsal 1, 8; Mat. 15, 4 - 7 )
1. Titah Kelima
Hormatilah Bapak dan Ibumu agar engkau berbahagia dan lanjut umurmu di bumi yang
diberikan Allah kepadamu.
Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita bersikap remeh terhadap
orangtua kita, terhadap pemerintah dan terhadap orang yang lebih tua. Jangan kita
menimbulkan kemarahan mereka, tetapi hendaklah kita selalu menghormati dan
mengasihi mereka, menuruti dan menyelami jiwa mereka, serta senantiasa berbuat baik
kepada mereka.

2. Bagian kedua dari Hukum Taurat adalah : Mengasihi sesama manusia. Sesama manusia
yang paling dekat kepada kita adalah orang tua, saudara. Dalam Titah-V ini kita dituntut
menghormati orang tua dalam arti :
a. menghormati ayah dan ibu kita sendiri
b. menghormati guru, pemimpin dan pemerintah
c. menghormati orang yang lebih tua dari kita.
3. Perintah ini satu-satunya yang dilengkapi dengan janji :”Supaya lanjut umurmu . . .”
Apakah artinya menghormati orang tua atau orang yang lebih tua dari kita ?. Yaitu
bersikap patuh, sopan dan menghargai, juga menaati mereka ( contoh : ketika bicara,
duduk atau menegur sapa ). namun orang tua yang kita hormati dan taati adalah orang tua
“yang takut pada Allah”, artinya yang berperilaku sesuai dengan kehendak Tuhan.
4. Apa yang diperintahkan dan yang dilarang dalam hukum Taurat kelima ?
a. Perintah, harus takut serta kasih kepada Tuhan dan hormat kepada orang tua.
b. Dilarang, tidak boleh meremehkan orang tua, menghina orang tua dan membuat
marah orang tua.
5. Yang dimaksud dengan meremehkan orang tua, yakni :
a. Melawan orang tua dengan mengucapkan kata-kata yang kasar dan kotor ( Ams
30, 17; 19, 26)
b. Memaksa orang tua melakukan sesuatu sehingga mereka menjadi sedih
( Ams 28, 24 )
6. Bagaimana sikap menghormati pemerintah ?
a. Mematuhi segala undang-undang dan peraturan pemerintah ( Rm. 13, 1 – 7; 1 Pet
2, 13 – 15 )
b. Mendoakan bangsa dan pemerintah ( 1 Tim. 2, 1 – 2 )
c. Turut menjaga fasilitas umum yang disediakan pemerintah, jangan merusak.
7. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III : berperkara di
pengadilan dengan orang tua, melakukan kekerasan hingga sampai memukul orang tua
bertentangan dengan hukum Taurat ini.

Titah VI
( Baca : Kel. 20, 13; 21, 14; Im. 24, 17; Mat. 5, 21 - 24 )
1. Titah Keenam
Jangan engkau membunuh!
Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mengancam kehidupan
tetangga kita maupun mendatangkan bahaya kepadanya, melainkan kita harus bersahabat
dan membantu hidup mereka.
2. Hidup dan nyawa manusia berasal dari Tuhan. Untuk itu, Tuhan jugalah yang berhak
mencabutnya. Manusia yang mencabut nyawa orang lain atau menghilangkan nyawa
sendiri ( bunuh diri ) adalah melanggar kekuasan dan kedaulatan Allah.
3. Pembunuhan manusia dianggap suatu dosa yang besar, sebab :
a. Karena Tuhanlah yang menjadikan manusia sesuai dengan gambar-Nya.
c. Karena akibat pembunuhan itu banyak orang yang menderita.
4. Pembunuhan bukan berarti hanya menghilangkan nyawa orang lain, pembunuhan juga
dapat diartikan sbb :
a. yang membuat nama orang lain menjadi tercemar.
b. merusak pekerjaan atau mata pencaharian orang lain.
c. KDRT, memfitnah dengan perkataan dan sikap.
5. Hukuman mati pada penjahat dan pembunuh bukanlah berarti “pembunuhan”, sebab hal
itu untuk menghentikan kejahatan seseorang yang merugikan banyak orang.
6. Apa yang diperintahkan dan dilarang dalam hukum Taurat yang ke enam ?
a. Diperintahkan untuk mengasihi sesama, menghargai kehidupan segala mahluk,
serta memelihara kelestarian lingkungan hidup dan ekosistim
b. Dilarang membunuh dan mengancam kehidupan orang lain, serta dilarang
merusak lapangan pekerjaan atau sumber mata pencaharian orang lain.
7. Mengapa “bunuh diri” disamakan dengan pembunuhan ?
Karena tindakan bunuh diri adalah perbuatan yang melawan kehendak Tuhan atau
mendahului Tuhan untuk menghabisi nyawanya sendiri. Tindakan bunuh diri adalah
akibat hilangnya keyakinan, pengharapan dan kesabaran, sehingga terjadi putus asa.
8. Bagaimana kita bersahabat dan membantu kebutuhan hidup orang lain ?
a. Melakukan perbuatan-perbuatan kasih ( 1 Yoh. 4, 20)
b. Menolong sesama ( Gal. 6, 2 )
c. Memperbaiki kesalahan dan kelemahan orang lain ( Gal. 6, 1 )
d. Menolong yang miskin dan tertindas ( Ams. 3, 27; Mat. 25, 40)
9. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III : melakukan
aborsi atau pengguguran kandungan, alkoholisme, pecandu dan pengedar narkoba adalah
bertentangan dengan hukum Taurat ini.

Titah VII
( Baca : Kej. 2, 22 – 27; 39, 7 – 20; Mat. 5, 27 - 30 )
1. Titah Ketujuh
Jangan enkau berzinah !
Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu kita harus senantiasa hidup suci dan
bersih dan bersikap sopan dalam kata dan perbuatan. Orang yang telah berumahtangga
harus setia dan saling mencintai.
2. Tubuh orang Kristen telah menjadi Bait Allah, tempat kediaman Roh Allah. Untuk itu
kita diajak untuk menjaga kesucian dan kekudusan tubuh kita.
3. Berzinah dapat diartikan :
a. berhubungan mesra dengan orang yang bukan suami – isterinya.
b. melakukan hubungan seksual sebelum menikah ( seks pra nikah )
c. memperkosa ataupun pelanggaran seks lainnya ( pelecehan seks )
d. perceraian suami – isteri ( Mark. 10, 11- 12)
Perintah ketujuh ini mengikat suatu hubungan agar saling mengasihi. Juga untuk menjaga
pelanggaran-pelanggaran seksual dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menurut Tuhan Yesus, berzinah bukan hanya dengan perbuatan. Zinah itu berasal dari
niat-niat jahat dan pikiran-pikiran kotor yang ada dalam hati kita ( Mat. 5, 27 – 28). Pada
zaman modern ini, banyak hal-hal yang dianggap berzinah seperti :
a. membaca buku-buku porno dan gambar-gambar cabul
b. menonton film porno yang biasa disebut “blue film”
c. melakukan seks sejenis ( LGBT ) atau pergi ke tempat prostitusi.
Semua ini hanya membangkitkan gairah seks, sehingga berusaha melakukannya
(pemerkosaan)
5. Apa yang diperintahkan dan dilarang dalam hukum Taurat yang ke tujuh ?
a. Diperintahkan menguduskan pernikahan
b. Dilarang melakukan perzinahan
6. Apa hakekat dan tujuan pernikahan orang Kristen ?
a. Pernikahan orang Kristen adalah sifatnya monogami dan monoandri
b. Pernikahan orang Kristen adalah sekali untuk selamanya
c. Pernikahan orang Kristen tidak boleh dipisah kecuali oleh kematian. Pernikahan
Kristen tidak mengenal perceraian dengan alasan apapun, kecuali karena zinah.
7. Apa fungsi dan kewajiban seorang suami sebagai kepala keluarga ?
a. Mengasihi isterinya dengan setulus hati
b. Mampu menerima segala kelemahan ataupun kekurangan isterinya
c. Menghargai isterinya dan bersikap hormat, bahwa isteri itu mitra sejajarnya.
8. Bagaimana sikap baik seorang isteri terhadap suami ?
a. Setia, tunduk dan bersikap hormat
b. Harus sopan, lemah lembut dan penuh cinta kasih
c. Harus rendah hati, sabar dan tabah menghadapi segala cobaan
d. Memahami suami dalam persoalan yang dihadapinya
e. Tidak menjerumuskan suami untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji.
9. Bagaimana sikap muda-mudi Kristen tentang hal berpacara ?
a. Sebaiknya untuk memotivasi semangat belajar yang lebih sungguh-sungguh
b. Sebagai kesempatan untuk saling mengenal, berteman bukan melampiaskan hawa
nafsu.
c. Menjaga jangan terperangkap iblis yang mengakibatkan aib dan noda
d. Tidak menjadi play boy dan play girl
10. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III : berpakaian
tidak senonoh, mengucapkan kata-kata kotor adalah bertentangan dengan hukum Taurat
ini.

Titah VIII
( Baca : Kel. 20, 15; 22, 1 - 6; Amos 8, 5 - 7; Luk. 19, 1 – 10; 2 Kor. 9, 6 - 12 )
1. Titah Kedelapan
Jangan engkau mencuri !

Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mencuri uang atau harta
sesama manusia atau mempergunakan tipu daya menjatuhkan usaha dan niaga sesama
manusia untuk kepentingan kita. Kita harus membantu memajukan usaha mereka serta
memeliharanya.
2. Pengertian : Mencuri, adalah mengambil milik orang lain dengan cara yang tidak sah.
Milik atau kepunyaan orang lain yang dimaksud antara lain :
a. hartanya ( uamh, barang, ternak atau tanam-tanaman)
b. jabatannya ( menggeser dengan segala cara yang tidak baik )
c. tenaganya ( tidak memberi upah atau imbalan sesuai dengan jerih payahnya )
3. Harta benda yang dimiliki manusia adalah pemberian Tuhan. Manusia masing-masing
diberikan sesuai dengan kemampuannya dan keuletannya memperoleh. Pencurian timbul
akibat kemalasan seseorang, misalnya :
a. siswa yang malas belajar, ia menyontek catatan atau menyontek temannya waktu ujian.
b. malas bekerja, maka ia merampok atau mencuri kepunyaan orang lain.
4. Mengapa mencuri merupakan suatu pelanggaran atau dosa ?
a. karena dengan mencuri orang lain akan kehilangan
b.karena dengan menipu, orang lain akan dirugikan
c. karena kita sama-sama diberi kesempatan, tetapi kita tidak memanfaatkannya
d. karena dengan kebiasaan mencuri membuat kita semakin malas bekerja.
5. Apa yang diperintahkan dan dilarang dalam hukum Taurat yang ke delapan ?
a. Diperintahkan untuk menolong dan memajukan usaha orang lain.
b. Dilarang untuk mengambil milik orang lain karena keinginan jahat baik dengan
tipu daya dan upaya menghancurkan usahanya.
6. Apa maksudnya melakukan tipu daya untuk menghancurkan usaha orang lain ?
a. Memungut bunga uang yang tidak wajar atau terlalu besar ( riba )
b. Mengambil keuntungan dari jalan yang salah
c. Melakukan fitnah atas usaha atau dagangan orang lain, atau memalsukan
d. Menggadaikan atu mengagunkan milik orang lain
e. Memberi atau menerima sogok, gratifikasi atau berkonspirasi jahat
f. Berjudi, karena tidak ingin bekerja keras menguras uang sesamanya.
7. Apa yang mendorong seseorang untuk mencuri ?
a. Kemalasan dan pengangguran
b. Kemiskinan dan kemelaratan
c. Ketergantungan pada obat-obat terlarang ( narkoba )
d. Tidak mau bekerja keras untuk mendapatkan upah.
8. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III : korupsi,
manipulasi, mencari hasil pertanian adalah bertentangan dengan hukum Taurat ini.

Titah IX
( Baca : Kel. 20, 16; Im. 19, 11; Mat. 5, 33 - 37; Yoh. 8, 14 )
1. Titah Kesembilan
Jangan engkau berdusta !
Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mendustai, menghianati,
menfitnah maupun bersaksi palsu serta merendahkan martabat sesama manusia. Kita
harus saling melindungi dan menyatakan hal-hal yang baik saja mengenai sesama
manusia apabila belum nyata dan jelas diketahui kesalahannya.
2. Berdusta adalah menyatakan hal-hal yang tidak benar, yang tidak pernah terjadi ataupun
bersaksi palsu untuk menghianati dan memfitnah sesamanya demi kepentingan dirinya.
Mengapa orang melakukan dusta dan kebohongan ? :
a. Untuk membela diri karena takut akan dihukum
b. karena iri dan dengki kepada orang lain
c. untuk mendapatkan laba dan keberuntungan
3. Banyak hal-hal yang diakibatkan oleh kebohongan dan dusta :
a. mencemarkan nama baik orang lain
b. membuat orang lain mendapat kecelakaan atau bencana
c. merugikan orang lain dalam usaha dan pekerjaannya.
4. Segala sesuat yang melanggar kebenaran adalah dusta. Melanggar firman Tuhan juga
adalah dusta. Untuk itu kita harus selalu mengatakan hal-hal yang benar ( saksi
kebenaran). Dan jangan mengatakan apa saja tentang orang lain atau suatu peristiwa
kalau belum jelas diketahui kebenarannya.
5. Rasul Paulus mengingatkan kita apa yang harus kita lakukan terhadap orang lain yang
memfitnah dan menjelekkan nama kita, yakni dalam 2 Tim. 3, 3 – 5
6. Apa yang diperintahkan dan dilarang dalam hukum Taurat yang ke sembilan ?
a. Diperintahkan untuk melindungi dan menyatakan hal-hal yang baik saja tentang
orang lain apabila belum jelas diketahui kesalahannya.
b. Dilarang berbohong, menhianati atau memfitnah maupun bersaksi palsu serta
dilarang merendahkan martabat orang lain.
7. Apa yang dimaksud dengan memfitnah atau bersaksi palsu ?
Menciptakan dan menyebarkan berita bohong tentang kejelekan orang lain walaupun
tidak benar, bahkan dengan sesukahatinya menghakimi seseorang untuk merendahkan
martabatnya dan harga diri serta kehormatannya. Menjelek-jelekkan orang lain padahal
memang tidak benar jelek akan sangat menyakiti dan melukai hati orang lain tsb.
8. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III : membelokkan
hukum, membuat “surat kaleng” adalah bertentangan dengan hukum Taurat ini.

Titah X
( Baca : Kel. 20, 17; Mat. 22, 39; Mark. 7, 20 – 23; Luk. 12, 13 - 31 )
1. Titah Kesepuluh
Jangan engkau mendambakan akan rumah sesamamu. Jangan engkau
mendambakan akan isterinya, atau pembantunya laki-laki maupun
perempuan, ternaknya atau segala sesuatu milik mereka.
Maksudnya adalah :
Kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan kita mempergunakan tipu daya
untuk memiliki harta sesama manusia serta harta warisannya. Kita harus membantu
mereka memelihara hartanya. Dan jangan kita menghasut, baik isteri, maupun
pembantunya dan menipu ternaknya. Kita patut menasehati mereka serta membujuknya
agar tetap cinta dan setia kepada tugasnya.

2. Sikap loba dan tamak adalah suatu sikap yang buruk bagi manusia. Loba dan tamak
adalah suatu kebiasaan yang tidak pernah puas dan bersikap rakus terhadap segala hal.
Melanggar perintah ini, bukan hanya ketika sudah dilakukan, tetapi menginginkan saja
milik orang lain sudah melanggar.

3. Dalam Alkitab ada beberapa kisah yang melanggar hukum ini :


a. Kain mengingini berkat dan anugerah dari Allah
b. saudara Yusuf yang mengingini sama dengan Yusuf
c. Dau mengingini Betseba, isteri Uria
d. Yudas mengingini uang dari imam

4. Keinginan apakah di zaman modern ini yang melanggar perintah ke X ini ?


a. Konsumerisme : sifat yang mengingini segala jenis barang
b. Egoisme : yang hanya mengingini untuk kepentingan diri sendiri
c. Materialisme : yang mengingini hanya uang dalam hidupnya
d. Hedonisme : yang hanya mengingini kesenangan-kesenangan duniawi
5. Apa yang diperintahkan dan dilarang dalam hukum Taurat yang ke sepuluh ?
a. Diperintahkan untuk menolong orang lain dengan memelihara harta miliknya; dan
diperintahkan untuk untuk menasehati orang lain supaya mencintai tugas dan
kewajibannya.
b. Dilarang mempergunakan tipu daya untuk memiliki harta orang lain; dilarang
menghasut keluarga orang lain.
6. Apa yang dimaksud dengan menghasut dalam taurat yang ke sepuluh ini ?
Menyampaikan kekurangan seorang isteri atau suami orang lain supaya perkawinannya
berantakan, karena si penghasut telah menginginkan untuk boleh memiliki suami atau
isterinya ( pagar makan tanaman )
7. Dalam RPP ( Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon ) HKBP Pasal III : memodali
penjudi, menyediakan rumahnya tempat berjudi, menggeser perbatasan tanah ( sawah,
ladang atau kaplingan ) adalah bertentangan dengan hukum Taurat ini.

8. Tuhan Yesus mengingatkan dalam ringkasan Dasa Titah :”Kasihilah Tuhan Allahmu
dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan segenap akal budimu, itulah hukum
yang terutama”. Dan hukum yang kedua :”Kasihilah sesamamu manusia sama seperti
dirimu”

Anda mungkin juga menyukai