SKRIPSI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
JATINANGOR
2020
JUDUL : IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA
BOGOR DALAM PENERBITAN IZIN MENDIRIKAN
BANGUNAN (IMB)
SUB JUDUL : STUDI PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP)
KOTA BOGOR
PENYUSUN : MUHAMMAD AGUNG GUMILAR ANMUMA
NPM : 170410160077
Menyetujui,
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat rahmat serta kasih-Nya kepada penulis sehingga penulisan skripsi
ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini berjudul : “Implementasi Kebijakan
Pemerintah Kota Bogor dalam Penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Studi
Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor”
Penyelesaian skripsi ini merupakan salah satu syarat tugas akhir dalam
menyelesaikan perkuliahan pada Program Studi S-1 Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
baik dorongan moril maupun materil, maka sukar rasanya untuk dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini Penulis ingin berterimakasih kepada kedua
orang tua tercinta Ibu Nining Yuningsih dan Bapak Suryadi yang selama ini tidak
Bapak Prof. Dr. Drs. H. Nasrullah Nazsir, M.S. dan Bapak Rudiana S.IP., M.Si.
selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran, serta
terhormat:
1. Ibu Prof. Dr. Rina Indiastuti, M.SIE. selaku Rektor Universitas Padjadjaran
i
2. Bapak Dr. R. Widya Setiabudi Sumadinata, S.IP., S.Si., M.T., M.Si. (Han)
selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran.
3. Bapak Rudiana, S.IP., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan
4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Ilmu Pemerintahan yang membantu sehingga
5. Bapak Drs. Firdaus M.Si. selaku Kepala Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor, Bapak Rudy Mashudi S.T. M.P
selaku Kepala Bidang Izin Pemanfataan Ruang Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor, Ibu Evita Lazuardi S.T. M.T.
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor, staff dan pegawai
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor yang
telah banyak memberikan informasi dan masukan dalam penulisan skripsi ini,
serta juga tidak lupa terimakasih kepada Bapak Asep Kartiwa dan Bapak
yang telah membantu dalam proses penyelesaian penelitian skripsi ini saya ucapkan
terimakasih. Akhirnya Penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang
membantu skripsi ini mendapatkan balasan rahmat, berkah, dan kasih sayang Allah
Penulis
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Bogor...................................................................................................... 74
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rudy Mashudi (Kepala Bidang Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP) dan
Peneliti).................................................................................................. 158
Gambar 7. Tanda Terima Surat oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang sedang dalam masa perkembangan dalam segi
Indonesia.
Pembangunan akan kebutuhan masyarakat modern menjadi salah satu proyek yang
gencar dilakukan oleh pihak swasta seperti pembangunan pusat perbelanjaan, hotel,
perumahan, dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini sering dijumpai pelanggaran
terakit masalah perizinan yang dibuat pemerintah, karena setiap pembangunan wajib
dimana terdapat banyak proyek pembangunan yang menyalahi aturan yang sudah
pemerintah terhadap hal ini menjadi salah satu faktor terjadinya pelanggaran, dimana
8
9
izin dari Pemerintah setempat. Hal ini merupakan pelanggaran yang kerap dijumpai
di setiap daerah dimana pembangunan yang dilakukan oleh perseorangan atau badan
terkadang tidak mematuhi peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah pusat
Izin Mendirikan Bangunan atau biasa dikenal dengan IMB adalah perizinan
yang diberikan oleh Kepala Daerah melalui dinas yang diberi kewenangan kepada
teknis yang berlaku. IMB merupakan salah satu produk hukum untuk mewujudkan
sekaligus kepastian hukum. IMB akan melegalkan suatu bangunan yang direncanakan
sesuai dengan tata ruang yang telah ditentukan. Selain itu, adanya IMB menunjukkan
dengan maksud untuk kepentingan bersama. IMB merupakan salah satu kebijakan
agar terciptanya tata bangunan yang tertib dan memenuhi standar teknik bangunan
serta estetika, sehingga aman, nyaman, sehat dan memiliki nilai ekonomi untuk
dijadikan hunian atau melakukan aktivitas ekonomi dan sosial budaya bagi penghuni
atau penggunanya.
administratif yang meliputi: a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari
pemegang hak atas tanah; b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan c. Izin
yang berlaku”.1
pada tahun 2018 yaitu kasus megaproyek Meikarta di Bekasi Jawa Barat yang
278 triliun rupiah tersebut belum mengantongi izin lingkungan yang sebelumnya
mensyaratkan analisis dampak lingkungan atau amdal. Amdal dan Izin Lingkungan
(IL) menjadi syarat penerbitan Hak Guna Bangunan (HGB) yang menjadi dasar
keluarnya Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Hal ini menjadi salah satu contoh
yang sangat besar dengan menggunakan lahan 84,3 hektar, Meikarta merupakan
proyek kota terencana yang dibangun oleh PT Lippo Karawaci Tbk di Cikarang,
Kabupaten Bekasi.
Sementara itu di Kota Bogor pada tahun 2017 terdapat kasus pelanggaran
Corp yang sudah berdiri dua lantai namun belum mengantongi Izin Mendirikan
1
www.bpkp.go.id/UuNo28tahun2002 (diakses pada tanggal 10 Juni 2019)
11
daerah Kota Bogor. Terdapat akar masalah dalam kasus ini yaitu dimana tidak adanya
koordinasi dari pihak kelurahan dan kecamatan setempat kepada dinas terkait yang
mempunyai wewenang dalam hal perizinan. Selain itu pada tahun 2018 terdapat
pelanggaran yang serupa dimana pembangunan restoran makanan siap saji Burger
King tidak mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB) karena bermodalkan IMB
lama yang sebelumnya bangunan tersebut adalah Factory Outlet (FO) yang dirubah
menjadi restoran makanan siap saji. Selain itu ada juga pelanggaran pada tahun 2018
berbeda di Jalan Raya Tajur yang melanggar kembali peraturan daerah Kota Bogor
dengan melakukan pembangunan tanpa mengantongi IMB. Hal ini telah melanggar
Perda Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Perda Kota Bogor
Bangunan Gedung, yang selanjutnya disebut IMB, adalah izin yang diberikan oleh
pemerintah daerah kepada orang pribadi atau badan untuk mendirikan, memperbaiki,
memperluas atau mengubah suatu bangunan. Ini adalah dasar dari sebuah peraturan
yang berlaku di Kota Bogor mengenai Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Bagi
diselenggarakan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
12
Pemerintah Kota Bogor sebagai salah satu dari pemerintah daerah di provinsi
Jawa Barat yang dipimpin oleh Walikota sebagai kepala daerah merupakan ujung
rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat Kota Bogor dan sebagai tangan
panjang dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat yang diberikan kewenangan
wilayah Bogor kota. Kebijakan pemerintah Kota Bogor terkait perizinan harus benar-
benar dilaksanakan dengan pengawasan yang ketat, sebab salah satu penyebab
merupakan faktor penting dari kebijakan, karena sebaik apapun suatu kebijakan yang
dbuat jika tanpa implementasi yang baik maka mustahil kebijakan tersebut dapat
lingkungannya. Untuk itu perlunya implementasi yang baik dari suatu kebijakan yang
dan pemikiran yang meluas dan mendalam serta melibatkan berbagai pihak agar suatu
kebijakan tersebut dapat diimplementasikan dengan baik dan bisa diterima oleh
masyarakat secara umum. Pemerintah juga perlu melihat kondisi lingkungan sosial
dimana kebijakan yang akan dibuat tersebut diberlalukakan, agar penerapan sebuah
kebijakan dapat berjalan dengan baik dan mendapat dukungan dari lingkungan sosial
menjadi salah satu faktor utama dalam proses pengimplementasian sebuah kebijakan.
Hal ini tentunya bukan atas dasar pendapat saja, melainkan bagaimana kita
Pemerintah Pusat ataupun Pemerintah Daerah yang ternyata bisa dikatakan gagal
catatan telah pernah dibuat suatu Peraturan. Hal ini bisa disebabkan berbagai hal yang
lainnya.
kebijakan pemerintah daerah DKI Jakarta pada tahun 2007 tentang penggunaan
Bahan Bakar Gas (BBG) sebagai pengganti BBM untuk angkutan umum dan
sampai sekarang, karena banyak Bajaj dan Taksi yang kembali menggunakan BBM
untuk beroperasi, hal ini disebabkan beberapa faktor salah satunya pemerintah kurang
memikirkan sarana penunjang dalam hal ini yaitu stasiun pengisian yang minim
ekonomi, karena Bogor mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat urban untuk
datang dan bekerja di Kota Bogor. Hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan
di Kota Bogor dan pesatnya jumlah penduduk. Hal ini juga yang menjadi daya tarik
bagi pelaku usaha untuk mendirikan sebuah usaha yang potensial untuk menunjang
kebutuhan masyarakat urban di Kota Bogor. Dengan perkembangan yang cukup pesat
,dan wilayah strategis yang berdekatan dengan wilayah ibukota membuat Kota Bogor
menjadi salah satu pilihan masyarakat urban untuk mencari pekerjaan selain di
Jakarta. Dengan banyak nya jumlah masyarakat yang berkunjung ke Kota Bogor
perbelanjaan dan tempat wisata gencar dilakukan, berhubung ini menjadi salah satu
peluang bagi pelaku bisnis. Perkembangan akan tata kota pun terlihat jelas di Kota
Bogor, dengan melakukan pembaharuan di setiap taman dan pusat keramaian seperti
alun alun adalah salah satu bentuk keseriusan pemerintah Kota Bogor dalam
menjadikan Kota Bogor sebagai kota rumah bagi keluarga yang menjadi Visi
Namun terlepas dari daya Tarik yang ditawarkan Kota Bogor masih terdapat
pelanggaran pembangunan Tower Jaringan Seluler di wilayah kota Bogor yang tidak
mengantongi IMB sedangkan IMB adalah modal awal dari sebuah bangunan yang
akan didirikan namun masih saja diabaikan. Setiap pembangunan harus mengantongi
surat penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang diterbitkan oleh pemerintah
Kota Bogor melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk mengurusi masalah perizinan dna
kebijakan pemerintah Kota Bogor dalam penerbitan IMB ini yang menjadi
pembahasan pokok peneliti untuk mengetahui secara komprehensif agar terlihat jelas
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor dengan berbagai persyaratan
melakukan penelitian yang hasilnya akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang
berjudul :
16
Kebijakan Pemerintah Kota Bogor melaului Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Bogor.
harapan. Peneliti berharap penelitian yang dilakukan dapat berguna bagi semua pihak
adapaun kegunaan penelitian ini secara lebih rinci, antara lain sebagai berikut :
1. Kegunaan Akademis
akan datang.
2. Kegunaan Praktis
b. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemerintahan
Sebagaimana yang dikemukakan oleh I.G.K Manila di dalam bukunya yang berjudul
pemerintahan berasal dari kata pemerintah, sedangkan pemerintah berasal dari kata
pemerintah.
(Manila, 1997:17)
Secara etimologis menurut Inu Kencana kata pemerintahan berasal dari kata
perintah, kemudian mendapat imbuhan awalan “pe-“ menjadi kata “pemerintah” yang
diartikan sebagai suatu badan atau elit yang melakukan pekerjaan mengurus suatu
negara, dan mendapat akhiran “-an” menjadi kata “pemerintahan” yang diartikan
perihal, cara, perbuatan, atau urusan dari badan yang berkuasa dan memiliki legitisasi
aspek, yaitu dari segi kegiatan (dinamika), struktural fungsional, dan dari segi tugas
“Pemerintah dalam arti sempit adalah menunjuk pada cabang eksekutif atau
sebagai pelaksana kekuasaan negara. Sedangkan pemerintah dalam arti luas
menunjuk pada keseluruhan rangkaian lembaga-lembaga yang digunakan oleh
sekelompok orang untuk memerintah dan menyebabkan orang lain mengikuti
perintahnya.” (Affandi, 1982:201)
“Mencakup semua badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif dari tingkat pusat
sampai ke tingkat daerah. Jadi, merupakan keseluruhan dari semua organisasi
di dalam negara yang menjalankan kekuasaan negara, merupakan gabungan
dari organ-organ dan mekanisme legislatif, yudisial dan administrasi yang
melaksanakan segala fungsi dan tugas negara.” (Affandi, 1982:203)
pemerintahan dan pemerintah memiliki perbedaan dari segi arti atau makna. Jika
kewenangan dan kekuasaan untuk menjalankan dan menerapkan hukum yang sudah
mempunyai tugas dan fungsinya seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dalam
masyarakat.
yang ditujukan untuk seseorang atau sesuatu hal, dalam kaitannya dengan fungsi
pemerintah yang dilakukan untuk mencapai tujuan pemerintah itu sendiri. Berkaitan
dengan hal tersebut, Lemaire mengemukakan lima fungsi yang dijalankan pemerintah
yaitu:
3. Fungsi Kepolisian.
4. Fungsi mengadili.
Sementara itu menurut Van Vollenhoven dengan makna yang tidak jauh
2
diunduh pada repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19940/4/Chapter%20II.pdf (Diakses pada
tanggal 10 Juli 2019)
23
yaitu :
hukum dalam usahanya untuk memelihara tertib masyarakat); fungsi peradilan yaitu
kekuasaan untuk menjamin keadilan di dalam Negara; dan fungsi regelling yaitu
bersama antar pemerintah dengan rakyatnya sebagai pihak yang diperintah dalam
suatu posisi peran, yang mana komitmen tersebut hanya dapat dipegang apabila
rakyat dapat merasa bahwa pemerintah itu memang diperlukan untuk melindungi.
Ilmu Politik” melihat pemerintahan dari tiga segi, yaitu dari segi dinamika, segi
struktural, dan segi tugas dan wewenang. Adapun tiga segi tersebut sebagai berikut:
3
diunduh pada erepo.unud.ac.id/11292/3/30416f6f740820cd544ae724b7ca4dda.pdf (Diakses pada
tanggal 10 Juli 2019)
24
makmur lagi. Dalam hal ini pelayanan dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan
akan menciptakan kemakmuran dalam masyarakat. Selain itu, dapat dipahami bahwa
Riwu Kaho dalam bukunya “Prospek Otonomi Daerah di Negara Kesatuan Republik
dalam mengambil ataupun membuat suatu keputusan politik atau lainnya yang sesuai
atau kebebasan yang dimiliki oleh setiap pemerintah daerah untuk menentukan apa
yang akan menjadi kebutuhan daerah namun tetap senantiasa harus disesuaikan
berlaku.
adalah salah satu bentuk dari desentralisasi pemerintahan yang dasarnya ditujukan
urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945”, sedangkan yang disebut dengan
daerah otonom.
26
pemerintah daerah adalah konsep otonomi daerah sebagai pihak yang di berikan hak
dan kewenangan oleh pemerintah pusat untuk mengatur dan mengurus sendiri
daerahnya yang bertujuan agar daerah dapat berkembang sesuai dengan kemampuan
dan potensi daerahnya selain itu pemerintah daerah merupakan bentuk desentralisasi
berlandaskan pada pemerintah pusat sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014. Selain itu
pernyataan Edwards III bahwa tanpa implementasi yang efektif keputusan pembuat
pengarahan yang sah dari suatu kebijakan yang meliputi upaya mengelola input untuk
untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan
27
oleh para implementor kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk
dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada
akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran
Ripley dan Franklin menyatakan bahwa implementasi adalah apa yang terjadi
keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible output).
birokrat yang dimaksudkan untuk membuat program berjalan. (Ripley dan Franklin,
1986:148)
atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau
mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain. Seperti yang dijelaskan oleh Grindle
bahwa implementasi akan membentuk suatu kaitan (linkage), artinya setiap proses
dan tahapan akan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dengan saling
keterkaitan tersebut akan tercapai sebuah tujuan yang sudah ditargetkan dan
disepakati sebelumnya.
Selain itu implementasi merupakan puncak dari sebuah kebijakan yang sudah
dibuat oleh policy maker untuk diterapkan atau diberlakukan yang biasaanya
jelaskan oleh Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier bahwa sebuah kebijakan
sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
ditambahkan oleh Friedrich (1969: 80) sebagai upaya yang selalu berhubungan
Meskipun maksud atau tujuan dari kegiatan pemerintah tidak selalu mudah
untuk dicapai, tetapi ide bahwa kebijakan selalu melibatkan perilaku yang
Dalam konteks penelitian ini, kebijakan yang dimaksud adalah sebuah konsep
dasar yang tercetus atau tercipta oleh pemerintah yang ditujukan untuk menangani
atau mengatasi suatu permasalahan yang terjadi di ranah umum (publik). Seperti yang
dikatakan oleh William I. Jenkins (1978) dalam buku Leo Agustino, Ph,D. Jenkins
‘serangkaian keputusan yang saling berhubungan’. Dalam kata lain, Jenkins hendak
sebuah tindakan yang akan dilakukan atau ditetapkan agar mencapai sebuah hasil
yang ingin dicapai, dalam prosesnya kebijakan publik menurut William I. Jenkins
30
merupakan hasil rumusan yang tercipta dari banyak stakeholders (suatu komunitas,
suatu organisasi).
kebijakan:
4. Pemantauan
Pemantauan (monitoring) menyediakan pengetahuan yang relevan
dengan kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambil
sebelumnya. Ini membantu pengambil kebijakan pada tahap
implementasi kebijakan. Pemantauan membantu menilai tingkat
kepatuhan, menemukan akibat-akibat yang tidak diinginkan dari
kebijakan dan program, mengidentifikasi hambatan dan rintangan
implementasi, dan menemukan letak pihak-pihak yang
bertanggungjawab pada setiap tahap kebijakan.
5. Evaluasi
Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan
tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan
dengan yang benar-benar dihasilkan. Jadi ini membantu pengambilan
kebijakan pada tahap penilaian kebijakan terhadap proses pembuatan
kebijakan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai
seberapa jauh masalah telah terselesaikan; tetapi juga menyumbang
pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari
kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan perumusan kembali
masalah.
(Dunn, 2003 : 26-29)
konsep dalam proses pembuatan kebijakan yang saling berkaiatan satu sama lain
dalam kegiatan sebuah organisasi pemerintahan. Selain itu terdapat beberapa tahapan,
yang mana urutan dari tahapan-tahapan tersebut tidak boleh tertukar atau salah. Yang
pertama ada tahap perumusan masalah atau dapat disederhanakan bahwa tahap ini
adalah sebagai tahapan dalam menentukan dan membuat sebuah kebijakan. Tujuan
dari tahap ini adalah untuk membantu menemukan asumsi-asumsi yang tersembunyi,
merancang peluang-peluang kebijakan baru. Kedua ada tahap peramalan, tujuan dari
32
tahap ini adalah untuk menguji masa depan yang plausibel, potensial, dan secara
normatif bernilai, mengestimasi akibat dari kebijakan yang ada atau yang diusulkan,
mengenali kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam pencapaian tujuan, dan
Ketiga ada tahap rekomendasi, tujuan dari tahap ini adalah untuk membantu
Keempat ada tahap pemantauan, tujuan dari tahap ini adalah untuk membantu
Dan terakhir ada tahap evaluasi, tujuan dari tahap ini adalah bukan hanya sekedar
juga menyumbang pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari
yang mempengaruhinya, William N. Dunn mengatakan ada lima unsur utama dalam
proses kebijakan:
1. Masalah publik (Public Issue): merupakan isu sentral yang akan diselesaikan
publik. Masalah disebut sebagai isu publik manakala masalah itu menjadi
masyarakat luas.
dan juga bertujuan untuk menciptakan tata nilai baru atau norma baru dalam
Oleh karena itu perlu partisipasi dan komunikasi yang intens pada saat
merumuskan kebijakan.
proses yang siklis dan bersifat kontinum, yang terdiri atas tiga tahap:
kompleks serta tidak linear, yang ketiganya disebut sebagai Policy Analysis.
4. Pendekatan dalam Kebijakan; pada setiap tahap siklus kebijakan perlu disertai
membedakan dua jenis akibat; luaran (Output) dan dampak (Impact). Apapun
bentuk dan isi kebijakan pada umumnya akan memberikan dampak atau
yang lain, juga dapat berbeda berdasar dimensi tempat dan waktu.
Merujuk dari pemaparan yang dijelaskan oleh William N. Dunn, dapat ditarik
kebijakan. Pertama, masalah publik yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi
di ranah publik, oleh sebab itu dalam hal ini kebijakan sangat diperlukan sebagai
solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Kedua, nilai kebijakan (value) yang
4
diunduh pada http://digilib.unila.ac.id/3508/14/BAB%20II.pdf (Diakses pada tanggal 13 Juli 2019)
35
yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah. Dengan pengertian ini Anderson
juga mengingatkan bahwa kebijakan publik adalah unik, karena berkaitan dengan
yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah yang mempunyai otoritas
merupakan upaya untuk memahami dan mengartikan (1) apa yang harus dilakukan
(atau tidak dilakukan) oleh pemerintah mengenai suatu masalah, (2) apa yang
36
menyebabkan atau yang mempengaruhinya, dan (3) apa pengaruh dan dampak dari
yang dijelaskan oleh Ramlan Subakti di dalam bukunya “Memahami Ilmu Politik”
Dari penjelasan tersebut peneliti melihat bahwa adanya hubungan yang saling
terkait antara pemerintah dengan kebijakan, di satu sisi pemerintah merupakan badan
yang berwenang dan mempunyai otoritas tertinggi di dalam suatu negara dan berhak
masyarakat negara.
37
Dalam pandangan David L. Weimer dan Aidan R. Vining (1999:396) ada tiga
1. Logika Kebijakan.
ditetapkan masuk akal (resionable) dan mendapat dukungan teoritis. Kita dapat
berpikir bahwa logika dari suatu kebijakan sepertinya halnya hubungan logis dari
suatu hipotesis. Contoh kebijakan atau program dari pemerintah Kota untuk
Inovasi kebijakan ini akan berhasil apabila didukung hipotesis sebagai berikut:
komputer, dan alat elektronik lain yang akan membantu dalam menerima pelayanan
dari pemerintah; kedua, masyarakat sudah paham (melek) akan teknologi yang bisa
elektronik yang sudah tersedia sebagai proses penerbitan IMB; keempat, para
di canangkan. Ini berarti bahwa isi dari suautu kebijakan atau program harus
38
mencakup lingkungan sosial, politik, ekonomi, hankam, dan letak geografis. Suatu
pelayanan publik memalui layanan elektronik agar memudahkan masyarakat saat ini
pemerintah, namun hal ini akan didukung dengan tingkat keterampilan para
Komitmen dan profesionalisme para implementor pun menjadi faktor penting dalam
yaitu logika kebijakan, dari pandangan peneliti tentang logika kebijakan yang
berjalan dengan baik sesuai dengan target para pembuka kebijakan dan implementor.
politik dan ekonomi sejalan dengan penjelasan di atas. Lingkungan sosial mencakup
sosial masyarakat yang akan menerima dampak dari sebuah kebijakan, adapun
bisa saja mempunyai tujuan kepentingan. Selain itu lingkungan ekonomi juga
atau tidak, sebab tingkat kompetensi implementor akan menjawab sebuah keberhasil
2.3 Perizinan
Manan mendefisikan izin dalam arti luas yang dikutip oleh Ridwan dalam
buku Hukum Administrasi Negara, yaitu “sebagai suatu persetujuan dari penguasa
melakukan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.” (Ridwab
H.R, 2011:207-208)
Selanjutnya, Spelt dan Berge mengemukakan izin dalam arti sempit yaitu
sebagai berikut :
“dalam arti sempit izin adalah pengikatan- pengikatan pada suatu peraturan
izin pada umumnya didasarkan pada keinginan pembuat undang-undang
untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau untuk menghalangi keadaan-
keadaan yang buruk. Tujuannya ialah mengatur tindakan-tindakan yang oleh
pembuat undang-undang tidak seluruhnya dianggap tercela, namun dimana ia
menginginkan dapat melakukan pengawasan sekadarnya” (Ridwan H.R,
2011:208)
Kemudian Spelt dan Berge mengemukakan hal yang pokok pada perizinan
dalam arti sempit ialah “bahwa suatu tindakan dilarang terkecuali diperkenankan
dapat dengan teliti diberikan batas-batas tertentu pada tiap tindakan.” (Ridwan H.R,
2011:208)
perizinan adalah prosedur agar diperbolehkannya hal-hal tertentu yang secara umum
pengawasan oleh pemerintah. Dari pengertian ini, dapat dilihat bahwa ada beberapa
b. Peraturan perudang-undangan.
c. Organ pemerintah.
d. Peristiwa kongkret.
modern, izin dapat diletakkan dalam fungsi menertiblan masyarakat.” (Ridwan H.R,
2011:218)
Adapun mengenai tujuan perizinan, hal ini tergantung pada situasi konkret
pemerintah melalui pelayanan publik. Salah satunya adalah masalah perizinan yang
tertentu yang dilakukan oleh masyarakat. Kualitas pelayanan publik dalam menilai
43
pelayanan perizinan dapat dilihat dari kriteria efisiensi, efektivitas, keadilan, dan daya
tanggap.
Kota Bogor
Proses pembangunan akan sangat bergantung dengan apa yang dimiliki daerah
pembangunan.
haruslah logis dan masuk akal karena akan berpengaruh pada lingkungan dimana
kebijakan itu akan berlaku. Hal ini akan ditentukan oleh para pembuat kebijakan atau
pada Peraturan Daerah Nomer 2 Tahun 2007 tentang retribusi izin mendirikan
untuk mendapatkan sumber keuangan, yang salah satunya berupa retribusi sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai penyelenggaraan
izin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau badan untuk
Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-
Mendirikan Bangunan yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah atas
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor. Ketentuan ini
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah tidak lepas dari penyelenggaraan
asas otonomi daerah dimana pemerintah daerah diberi kewenangan dalam mengatur
masyarakat dan warganya agar senantiasa dalam kondisi yang aman dan tertib. Dalam
kebijakan pemerintah kota Bogor dalam penerbitan IMB. Hal tersebut didasari oleh
masalah yang ada di wilayah kota Bogor yaitu pelanggaran terkait IMB, dimana
kebijakan yang sudah diatur tidak dipatuhi oleh para pemilik bangunan yang
kota Bogor.
penerbitan IMB terus menerus terjadi bukan tidak mungkin ketertiban dan
kenyamanan masyarakat akan tidak teratur yang juga akan berpengaruh terhadap
kuliatas lingkungan hidup, tata kota pun akan terlihat tidak teratur karena banyak
yang membangun sebuah bangunan tanpa izin kepada pemerintah terkait. Hal ini
misalnya, membangun warung di trotoar yang akan menganggu para pejalan kaki
46
yang menggunakan trotoar atau membangun pabrik tanpa memikirkan drainase dan
saluran pembuangan limbah yang jelas berdampak buruk terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.
Bogor dalam menerbitkan IMB. Dengan mengacu pada teori David L. Weimer dan
Aidan R. Vining melalui tiga indikatornya. Diharapkan dengan adanya penelitian ini
bisa menjadi awal yang baik dan menciptakan ketertiban, keamanan, dan
Bogor terkait masalah perizinan IMB akan berdampak buruk terhadap lingkungan,
sebab akan menimbulkan suatu masalah tata ruang. Kebijakan pemkot Bogor pun
haruslah tegas dan bisa memudahkan masyarakat dalam memberikan pelayanan agar
masyarakat dapat dengan mudah untuk memperoleh IMB dengan sesuai prosedur
yang sudah ada. Mudahnya jangkauan masyarakat untuk memperoleh IMB pun akan
dasar dalam penelitian ini, yang berjalan melalui tiga indikator implementasi
Terdapat beberapa kasus perizinan mendirikan sebuah bangunan yang belum mengantongi
IMB namun sudah melakukan pembangunan di wilayah kota Bogor. Hal ini akan
berdampak pada lingkungan sekitar pembangunan, yang berpotensi merusak lingkungan
dan mengganggu kenyamanan kehidupan masyarakat yang terkena dampak.
diatur secara sistematis, logis, rasional, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah. Jika
melihat arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode merupakan cara teratur
yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan
Bangunan (IMB) melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Bogor.
49
pendekatan kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan dalam
meneliti status sekelompok manusia, objek, set kondisi, system pemikiran, peristiwa
pada masa sekarang. Adapun tujuan dari metode tersebut untuk membuat gambaran
secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta, sifat serta hubungan antar
mengatakan :
adalah pencarian fakta dengan intrepretasi yang tepat. Selanjutnya menurut Nazir
“Suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.” (Nazir, 2013: 54).
Metode deskriptif memungkinkan peneliti untuk memilih satu objek
penelitian untuk dikaji secara mendalam dan bukan hanya membuat “peta umum”
50
dari objek penelitian tersebut secara teknis, penelitian dengan metode deskriptif ini
paling jauh mengkaji pola hubungan korelasional antara beberapa variabel tetapi
hubungan pengaruh mempengaruhi atau sebab akibat tidak termasuk dalam penelitian
deskriptif.
yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi
tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas” (Sugiyono, 2013: 21).
Metode deskriptif adalah agar peneliti dapat menggambarkan kondisi dan fakta secara
pada suatu kasus yang intensif, mendalam, mendetail, serta komprehensif sehingga
Dengan demikian, maka data yang dikumpulkan dapat diolah menjadi suatu laporan
hasil penelitian dalam bentuk kutipan kata-kata berisikan gambaran yang dapat
memahami fenomena sosial atau gejala dengan lebih menitikberatkan pada gambaran
kualitatif diharapkan pencarian sumber data yang berasal dari narasumber dapat
dengan mudah dimengerti, dapat dikaji secara mendalam, rinci dan mudah
ini sangat berguna untuk dijadikan cara untuk menganalisis dan mendapatkan
Pada penelitian ini, akan lebih banyak menghadirkan kata-kata dan gambar
videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya”.
(Moleong, 2016:6)
berbagai sumber, seperti pembuat kebijakan yang terlibat, atau dari sumber lain
seperti dokumen yang menjelaskan objek yang diteliti, kemudian diolah dan disajikan
dalam bentuk narasi. Dalam hal ini, narasi merupakan tampilan data yang
memberikan informasi yang menyeluruh tentang objek yang diteliti sehingga latar
dan aktor yang terlibat dalam objek penelitian harus diposisikan secara menyeluruh,
artinya aktor-aktor yang ada tidak boleh dipisahkan. sebab informasi yang diperoleh
ini tentang implementasi kebijakan pemerintah kota Bogor dalam penerbitan IMB
membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan kontekstual, serta
pemilihan ini didasarkan pada keterkaitan masalah yang dikaji dengan sejumlah data
primer dari subyek. Selain itu. Pendekatan kualitatif mempunyai adaptabilitas yang
Kota Bogor dalam penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) melalui Dinas
ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-
Sumber data merupakan faktor yang sangat penting, karena sumber data akan
mempengaruhi kualitas hasil penelitian. Oleh karena itu, sumber data menjadi bahan
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subyek darimana data
dapat diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu :
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk.
Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data
54
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
Indrianto dan Supomo (Purhantara, 2010:80) ada beberapa hal yang perlu
adalah :
pengumpulan data.
55
2. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan
Pada penelitian ini jawaban data primer diperoleh dari hasil observasi dan
Satu Pintu.
Data dapat diartikan sebagai suatu fakta yang bisa digambarkan dengan kode,
diartikan sebagai hasil pencatatan peneliti, baik itu berupa fakta maupun angka.
Menurut Soeratno dan Arsyad (2003:72-73), data adalah semua hasil pengukuran atau
kualitatif dan data kuantitatif, data kualitatif merupakan data yang menunjukkan mutu
atau kualitas sesuatu yang ada, baik proses, keadaan, peristiwa, kejadian dan lainnya
yang dinyatakan ke dalam bentuk pertanyaan atau berupa kata-kata. Sedangkan data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang meliputi
untuk dianalisis, data tersebut yaitu data sekunder dan data primer.
Dalam sebuah kegiatan penelitian, salah satu bagian terpenting yang harus
suatu proses yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
dalam rangka analisis penelitian. Apabila tidak ada data yang diperoleh atau tidak ada
materi yang dapat dianalisis oleh peneliti, dapat dipastikan bahwa penelitian tidak
penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi dan
sebagai berikut:
57
(DPMPTSP).
a. Observasi
b. Wawancara (Interview)
terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Susan
c. Dokumentasi
atau oleh orang lain tentang subjek. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan
dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia
foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu
Teknik penentuan informan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
dengan cara menetapkan ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga
mengenai objek penelitian tersebut. Informan dalam penelitian ini yaitu berasal dari
dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang benar-benar menguasai suatu objek
yang peneliti teliti. Purposive sampling adalah teknik penentuan informan atau
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan dan butuhkan,
60
informan memiliki kriteria yang sesuai dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena
pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi oleh para informan
yang digunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi informan
yaitu seseorang yang memenuhi kriteria tertentu. Teknik purposive sampling lebih
tepat digunakan karena peneliti memerlukan kriteria khusus agar informan yang
Dalam hal ini, peneliti menggunakan triangulasi data untuk memenuhi syarat
yang diperoleh dari sumber yang berbeda. selain itu juga peneliti mengumpulkan dan
arsip-arsip yang diperoleh melalui studi literature atau studi kepustakaan serta
dianggap menguasai dan relevan terhadap pokok bahasan dan permasalahan dalam
penelitian.
Dalam kegiatan penelitian, analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain. Bogdan & Biklen dalam Moleong (2016:248).
Seperti yang dijelaskan dalam buku “Analisis Data Kualitatif” dari Miles dan
1. Reduksi Data
catatan tertulis dilapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah
2. Penyajian Data
64
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
penelitian berlangsung.
karena dalam pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang
rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan
Manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah tersebut dari
bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan
lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu dianalisis
data lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Dalam rancangan
penelitian kualitatif, pengolahan data menggunakan teknik non statistik, karena data-
data lapangan diperoleh dalam bentuk narasi yang di rekam oleh peneliti melalui
narasumber.
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor. Lamanya
penulisan skripsi ini, diharapkan 10 bulan yang dimulai pada bulan Mei 2019 dengan
1. Studi Pustaka, dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai dengan bulan
Juni 2019.
2. Penelitian awal, dilaksanakan pada bulan Mei 2019 sampai dengan bulan
September 2019.
3. Seminar Usulan Penelitian (SUP), dilaksanakan pada bulan Oktober
sampai dengan bulan November 2019.
4. Penelitian Lapangan, dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai
dengan bulan Januari 2020.
5. Pengolahan dan analisis data, dilaksanakan pada bulan November 2019
sampai dengan bulan Februari 2020.
6. Sidang Akhir, dilaksanakan pada bulan Maret 2020.
2019 2020
No Kegiatan
Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Apr
Studi
1
Pustaka
Penelitian
2
Awal
3 Seminar UP
Penelitian
4
Lapangan
Pengolahan
5
Data
6 Sidang
67
Akhir
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
objek penelitian ini dan menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
jawaban dari permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Dikutip dari Sugiyono,
objek penelitian adalah “Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan sesuatu hal objektif, vailid, dan reliable, tentang suatu hal (variabel
mendapatkan data secara terarah, yang menjadi objek utama dalam penelitian ini
yaitu pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor.
Dinas tersebut menjadi objek utama dikarenakan Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor menjadi dinas yang diberikan kewenangan
oleh pemerintah kota Bogor untuk mengurusi masalah perizinan dan non perizinan di
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor diberikan kewenangan dalam mengurusi
penerbitan Izin Mendirikan Bangunan atau disingkat IMB yang menjadi bahasan
penting dalam kegiatan penelitian, sebab penelitian tidak akan berjalan bilamana
tidak terdapat objek penelitian yang menjadi sumber data untuk dianalisis ke dalam
sebuah catatan yang sistematis. Di dalam objek penelitian terdapat berbagai jawaban
dari sebuah penelitian yang membutuhkan data, oleh sebab itu peneliti membutuhkan
objek yang sekrang digunakan yaitu terdapat informasi pada Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor yang diharapkan peneliti mampu
Kota bogor berada di selatan Ibu Kota Jakarta dan hanya berjarak 54 km saja
dari pusat Ibu Kota Repubik Indonesia tersebut. Wilayah dari kota Bogor ini terletak
di tengah-tengah wilayah dari Kabupaten Bogor, salah satu nama Kota besar
Bogor pada zaman dahulu kala hanya memiliki luas wilayah 21,56 km², akan
tetapi kemajuan demi kemajuan yang dicapai oleh Kota yang terkenal dengan sebutan
Kota Hujan dan Kota Talas ini semakin menjadikan berkembang pula luas
wilayahnya menjadi 118,50 km² dengan rataan jumlah penduduk mencapai 834.000
Terkenalnya Bogor sebagai Kota yang berjuluk Kota Bujan ini dikarenakan
daerah ini memiliki intensitas curah hujan yang sangat tinggi jika dibandingkan
dengan daerah Indonesia lainnya. Untuk pembagian wilayahnya Kota Bogor terdiri
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Bogor lebih dikenal dengan nama
“aman tenteram”. Hari jadi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor diperingati setiap
tanggal 3 Juni, karena tanggal 3 Juni 1482 merupakan hari penobatan Prabu Siliwangi
Bogor (berarti “enau”) telah lama dikenal sebagai pusat pendidikan, penelitian
pertanian dan biologi berdiri sejak abad ke-19. Salah satu yang terkenalnya adalah
Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS,
lokasinya sangat dekat dengan Ibukota Negara, merupakan potensi yang strategis bagi
perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk
Luas Wilayah Kota bogor sebesar 11.850 Ha terdiri dari 6 kecamatan dan 68
210 dusun, 623 RW, 2.712 RT dan dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Bogor.5
4.1.2 Sejarah dan gambaran umum Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Pemerintah Kota Bogor. Pelayanan perizinan dan non perizinan dilimpahkan kepada
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota
Bogor.
Hal ini menjelaskan maka masalah perizinan dan non perizinan dilimpahkan
kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kota Bogor.
5
https://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/5/sejarah-bogor (diakses pada tanggal 13 Januari
2020 pukul 00.56 WIB)
71
4.1.3 Tentang Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Bogor
Visi:
Misi:
Maklumat Pelayanan:
Daerah.
Tanah.
Lingkungan.
16. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2007 tentang Retribusi
19. Peraturan Wali Kota Bogor No. 14 Tahun 2019 Tentang Pedoman dan
20. Peraturan Wali Kota Bogor No. 15 Tahun 2019 Tentang Tata Cara
Perizinan
22. Keputusan Wali Kota Bogor No. 500.45-29 Tahun 2018 tentang
23. Peraturan Wali kota No.43 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan
24. Peraturan Wali Kota Bogor No. 39 Tentang Mall Pelayana Publik.
74
26. Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang
di Kota Bogor.
Kesehatan.
Reklame.
Tertentu.
34. Peraturan Perda No. 6 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas
Jasa Umum.
75
4.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Tugas Pokok:
Fungsi:
Sekretariat, membawahkan :
Kota Bogor telah mengambil suatu kebijakan membentuk Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan terpadu satu pintu yang merupakan salah satu langkah nyata
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu satu pintu secara kelembagaan telah
beberapa kali berubah. Namun esensinya adalah untuk meningkatkan pelayanan yang
prima kepada masyarakat. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu satu
pintu tersebut sebagai salah satu pencerminan Pemerintah Kota Bogor untuk
yang kondusif.
kemakmuran masyarakat Kota Bogor seperti yang telah menjadi tujuan dalam
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor, telah terbentuk Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Dan berdasarkan Peraturan Daerah
nomor 56 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta
78
Pemerintah Kota Bogor. Dan berdasarkan Perwali Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Pedoman dan Tata Cara Pelayanan Perizinan pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor telah berjalan pemberian pelayanan
perizinan dan non perizinan. Ditinjau dari sumber daya manusia, Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu saat ini memiliki pegawai sebanyak 57
orang. Secara kualitas belum sebanding dengan jumlah jenis perizinan yang dilayani
maupun jumlah berkas permohonan izin yang dilayani. Namun demikian dapat
Dalam hal sarana dan prasarana, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Bogor belum memiliki bangunan gedung yang cukup
representatif, Namun dengan prasarana kerja yang cukup memadai untuk menunjang
mengingat beban kerja yang diemban Dinas Penanaman Modan dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu saat ini cukup tinggi. Disamping itu juga perlu peningkatan
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu salah satunya adalah sudah
mendapatkan sertifikat ISO 9001 versi tahun 2015. Dan untuk mengukur tingkat
pelayanan DPMPTSP Kota Bogor kepada masyarakat, pada tahun 2015 telah
dilakukan survey Kepuasan Masyarakat dengan skor interval IKM sebesar 2,9 dan
skor interval konversi IKM sebesar 74,25, termasuk dalam nilai BAIK.
Terpadu Satu Pintu Kota Bogor dilakukan dengan mengikuti alur pikir sebagai
berikut:
80
STRATEGI UMUM
FAKTOR – FAKTOR
PENENTU KEBERHASILAN
TUJUAN
SASARAN
STRATEGI
Diagram 4.1. Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Bogor
(Sumber: DPMPTSP Kota Bogor, 2019)
81
Pintu Modal Kota Bogor Tahun 2015-2019 mengacu kepada Revisi Rencana
umum dan kendala-kendala yang dihadapi. Dengan Direvisinya Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran dan RPJMD maka renstra juga perlu disesuaikan. Revisi Rencana
Landasan Hukum
Pembangunan Nasional;
2010-2014;
perizinan tertentu;
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor;
Kota Bogor.
Lingkungan Pemerintah Kota Bogor, dan Perwali Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor mempunyai tugas pokok
3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2015-2019 adalah dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra-
SKPD Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor
Tahun 2015-2019 memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor serta berpedoman pada Rencana
sehingga Renstra-SKPD menjadi acuan untuk menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja
Satu Pintu Kota Bogor untuk periode 1 (satu) tahun, yang memuat kebijakan,
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN, maka telah dikeluarkan Inpres
No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Inpres
tersebut mewajibkan setiap instansi pemerintah mulai dari Eselon II keatas untuk
sektor, sebagai pedoman dalam : a. Menyediakan acuan bagi seluruh sumber daya
manusia dalam menentukan program dan kegiatan tahunan yang terpadu, terarah, dan
tujuan untuk mewujudkan visi dan misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu
Pintu Kota Bogor. c. Sebagai pedoman evaluasi bagi untuk memahami dan menilai
arah kebijakan dan programprogram operasional tahunan dalam rentang periode lima
tahunan.
85
keberhasilan pembangunan.
Visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan, kemana organisasi harus dibawa,
agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif atau suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan yang diinginkan. Dengan demikian visi merupakan
gambaran keadaan masa depan yang ingin dicapai serta merupakan pandangan yang
kuat mengarah ke depan yang memberi keyakinan bahwa suatu perkembangan akan
terjadi atau suatu kondisi ideal tentang masa depan yang realistik, dapat dipercaya,
Visi yang dibuat bertujuan: (a) mencerminkan apa yang ingin dicapai sebuah
organisasi, (b) memberikan arah dan fokus strategis yang jelas, (c) mampu menjadi
perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam sebuah
organisasi, (d) memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran
harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan organisasi, (e)
tersebut diharapkan mampu : (a) menarik komitmen dan menggerakkan orang, (b)
keunggulan, dan (d) menjembatani keadaan sekarang dan keadaan masa depan. Visi
tersebut selanjutnya ditanamkan pada setiap unsur organisasi sehingga menjadi visi
Visi Kota Bogor adalah “ Kota Bogor yang nyaman, beriman dan transparan“.
Berdasarkan Visi Kota Bogor tersebut, maka telah ditetapkan Visi Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yaitu “Terwujudnya Pelayanan Publik yang
Transparan, Tepat Waktu, dan Berbasis Teknologi”, dengan Motto “Kepuasan Anda
Visi diatas mempunyai makna bahwa kepuasaan masyarakat dan pelaku usaha
menguntungkan masyarakat.
Misi
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar
tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Perumusan misi ini
(stakeholders) dapat berpartisipasi dan dapat mengenal peran organisasi lebih baik
pernyataan mengenai hal yang harus dicapai oleh suatu organisasi pada masa yang
87
akan datang. Perwujudan misi harus diupayakan oleh semua pihak yang
1. Menjadikan Bogor kota yang cerdas dan berwawasan teknologi informasi dan
komunikasi
masyarakat madani
Dari ke 6 misi tersebut, yang sesuai dengan Tupoksi Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor, dan Revisi RPJMD adalah misi ke 1,
2 dan 5. Berpijak dari ketiga misi tersebut, maka misi Dinas Penanaman Modal dan
Nilai merupakan disposisi yang lebih luas dan sifatnya mendasar. Nilai
berakar lebih dalam karenanya lebih stabil dibandingkan sikap individu Azwar
(2003:h.9). Lebih daripada itu, nilai dianggap sebagai bagian dari kepribadian
individu yang dapat mewarnai kepribadian kelompok atau kepribadian bangsa. Jadi
nilai lebih bersifat mendasar dan stabil sebagai bagian dari ciri kepribadian, sikap
bersifat evaluatif dan berakar pada nilai yang dianut dan terbentuk dalam kaitannya
Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor, maka diperlukan nilai-nilai yang harus
tertanam pada setiap personil Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Bogor sebagai landasan dedikasi, prestasi, dan partisipasi. Nilai-nilai
tersebut, yaitu :
situasi dan kondisi zaman dan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor dengan diikuti rasa
fakta sehingga tercipta keharmonisan perencanaan yang inovatif secara terbuka dan
transparan guna mendorong kinerja Dinas penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
yang berpengaruh pada kinerja organisasi, yang pada umumnya dapat dikendalikan
berpengaruh terhadap kinerja organisasi yang berada di luar kendali organisasi tetapi
SWOT dari sudut pandang Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Modal Kota Bogor yaitu analisis lingkungan internal meliputi Strength
90
unsur yang perlu mendapat prioritas dan posisi Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Modal Kota Bogor dalam kuadran SWOT. Urutan
unsur secara prioritas tersebut digunakan untuk menentukan strategi yang tepat.
visi, misi, dan nilai-nilai luhur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Faktor-faktor penentu keberhasilan
ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran yang
akan dicapai untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Threats) pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Modal
Kota Bogor.
1. Kekuatan (Strength)
perizinan
f. Kelemahan (Weaknesses)
1. Peluang (Opportunity)
92
2014
2. Ancaman (Threat)
Eksternal.
2. Kekuatan terbesar terletak pada motivai personil yang tinggi, dan penggunaan
personil.
ilmiah.
4. Kelemahan yang paling pokok terletak pada kemahiran personil yang kurang,
sedangkan kelemahan yang paling kecil pada prasarana dan sarana kerja yang
memadai.
93
aparatur pemerintah, sedangkan yang terkecil adalah adanya ego sektoral yang
kuat.
sarana.
Strategi Terpilih
sarana.
Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis.
Tujuan dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.
Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Penanaman Modal dan
situasi
95
masyarakat.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh organisasi dalam
rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari
tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran. Yang dimaksud dengan
diwujudkan pada tahun yang bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan
ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk
kelancaran dan keterpaduan dalam perwujudan sasaran, tujuan, serta visi dan misi
organisasi.
96
mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa organisasi pemerintah
ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.
Dalam upaya mencapai Visi dan Misi Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Satu
Pintu Kota Bogor Tahun 2015-2019 maka ditetapkan Tujuan, Sasaran, Kebijakan,
(mudah, cepat, akurat, transparan, dan tepat waktu) dengan SDM pelayanan yang
online melalui aplikasi SMART yang memberikan kemudahan bagi pemohon dalam
mendapatkan informasi terkait perizinan, pengajuan izin, dan pelacakan status izin.
Tujuan Misi Ketiga adalah memberi iklim investasi yang kondusif bagi para investor
modal.
SMART.
ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk
bagi setiap usaha dan kegiatan aparatur pemerintah ataupun masyarakat agar tercapai
terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi terkait dalam rangka
Terpadu Satu Pintu dalam kurun waktu Tahun 2015-2019 direvisi sebagai berikut :
keuangan
sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu sesuai dengan
kebijaksanaan dan program yang telah ditetapkan. Kegiatan Dinas Penanaman Modal
dan Perizinan Terpadu Satu Pintu dalam kurun waktu Tahun 20152019 di revisi
sebagai berikut:
Daerah (FKPPMD)
16. Kajian Nilai Intensitas Gangguan untuk Indeks Lokasi dan Indeks Gangguan
Kota Bogor
pelaksanaan visi dan misi organisasinya dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dengan menggunakan tatacara tertentu dan dilakukan secara berkala.
100
Pelaporan Kinerja dan Tatacara Review Laporan Kinerja Instansi pemerintah dan
semua pihak. Untuk mewujudkan pemerintahan yang baik dan akuntabel diperlukan
berdayaguna, berhsil guna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN). Untuk hal tersebut Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bogor wajib menyususn Laporan Kinerja
kegiatan yang terukur melalui pencapaian kinerja, Visi, Misi, realisasi pencapaian,
Pokok, Fungsi, Tatakerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural di Lingkungan Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor mempunyai tugas
101
satu pintu;
7. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor dipimpin oleh seorang Kepala badan yang
a. Sekretariat membawahkan :
102
3. Seksi Pengaduan.
Daerah .
Pembangunan Daerah
13. Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pendoman
Peraturan Menteri dalam Negri Nomor 13 Tahun 2016 Tahun 2006 Tentang
14. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Perangkat Daerah di
16. Peraturan Walikota Nomor 66 Tahun 2016 Tentang Tugas Pokok Fungsi dan
kegiatan pembangunan yang berorientasi pada hasil yang hendak dicapai selama
kurun waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan
kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Rencana strategis mengandung Visi,
Misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan
Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2010 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Penanaman Modal Kota Bogor telah memiliki Rencana Strategis yang disusun
Kota Bogor, serta Visi dan Misi Kota Bogor yang di dalamnya telah menetapkan Visi
dan Misi Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor
Tahun 2015 – 2019, yang perencanaannya disusun dalam Rencana Kerja BPPTPM
Tahun 2015.
tersebut harus dibawa atau diarahkan, agar dapat bekerja secara konsisten dan tetap
eksis, antisipatif, kooperatif serta produktif. Visi Kota Bogor adalah “Kota Bogor
yang nyaman, beriman dan transparan“. Berdasarkan Visi Kota Bogor tersebut, maka
telah ditetapkan Visi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar
tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik. Perumusan misi ini
(stakeholders) dapat berpartisipasi dan dapat mengenal peran organisasi lebih baik
pernyataan mengenai hal yang harus dicapai oleh suatu organisasi pada masa yang
akan datang. Perwujudan misi harus diupayakan oleh semua pihak yang
dan komunikasi
masyarakat madani
107
Sesuai dengan tugas pokok fungsinya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kota Bogor menjadi bagian dari Misi Kota Bogor yang kedua.
Sedangkan Misi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Bogor adalah:
Komunikasi
mencapai visi dan Misi diatas ditetapkan pula tujuan, sasaran dan Program :
(mudah, cepat, akurat, transparan, dan tepat waktu) dengan SDM pelayanan yang
berkualitas
mendapatkan informasi terkait perizinan, pengajuan izin, dan pelacakan status izin.
dengan Sasaran nya terwujudnya pelayanan perizinan secara online melalui aplikasi.
Tujuan Misi Ketiga adalah memberi iklim investasi yang kondusif bagi para
berkualitas
pemeriksaan yang
ditindaklanjuti
melalui aplikasi.
Komunikasi
kondusif kondusif.
Target Target
Pintu Kota Bogor, sesuai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dapat
Capaian Indikator Utama tahun 2017 mencapai 127% termasuk pada skala
nilai sangat tingi. Sedangkan realisasi indikator utama tahun 2017 dibandingkan
dengan tahun 2016 meningkat sebagaimana dapat dilihat pada table berikut;
Dari table diatas dapat dilihat terjadi peningkatan niali realisasi di kota Bogor
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor. Secara rinci pelaksanaan kegiatan ini
meliputi:
111
b. Pemeliharaan Website
dalam menyajikan data, Informasi Perizinan dan Non Perizinan serta fitur
c. Pemeliharaan Server
BAPENDA
data penanaman modal, data perizinan dan non perizinan, adapun yang
pemohon izin.
Solusi :
database.
Persetujuan pemakaian tanah untuk reklame, Izin Usaha Jasa Konstruksi, Izin
Pengelolaan Limbah Cair, Izin Penampungan Sementara Limbah Bahan Beracun dan
1. Survey lokasi
2. Pembahasan
3. Konsultasi dengan stake holder
Capaian kinerja kegiatan dilihat dari indikator output dan hasil sebagai berikut:
ini adalah pemberian pelayanan kepada masyarakat khusus perizinan izin prinsip,
115
izin lokasi, IPPT, dan IMB. Secara rinci pelaksanaan kegiatan optimalisasi Tata
Ruang adalah :
1. Survey lokasi
2. Pembahasan
Capaian kinerja kegiatan dilihat dari indikator output dan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.8 Indikator Output dan Hasil Optimalisasi Perizinan Tata Ruang
dilaksanakan
Bogor”
2017”.
(dua puluh empat) kali selama satu tahun yang dilaksanakan di setiap
(lima) media antara lain : Radar Bogor, Jurnal Bogor, Metro Bogor,
Kinerja
Bogor dengan BKPM RI, DPMPTSP Provinsi JABAR serta para pelaku usaha di
Kota Bogor.
117
Capaian kinerja kegiatan dilihat dari indikator output dan hasil sebagai berikut:
Secara Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Bogor telah dapat memenuhi tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab
organisasi dengan terpenuhinya sasaran yang ditetapkan dalam LKIP OPD Tahun
2017 pada Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor.
Terutama yang menjadi kewajiban lembaga ini yaitu fungsi pelayanan teknis
Bogor telah dilaksanakan dengan baik. Hal ini merupakan satu hasil langkah kerja
Dinas Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor dalam
118
Usaha.
Bogor telah mengambil suatu kebijakan membentuk Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang merupakan salah satu langkah konkrit
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu merupakan representasi Pemerintah Kota
Bogor dalam menciptakan iklim yang mendorong terciptanya keseragaman pola dan
membangun sebuah rumah tinggal dan bangunan lain seperti rumah ibadah, sekolah,
pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya. Di kota Bogor IMB dibagi menjadi dua
kategori, yaitu perizinan IMB untuk rumah tinggal tunggal dan perizinan IMB untuk
rumah tinggal non tunggal. Dari kedua kategori tersebut mempunyai proses yang
berbeda, seperti yang dikatakan oleh Bapak Rudy Mashudi S.T., M.P. Selaku Kepala
Bidang Izin Pemanfaatan Ruang Dinas Penanman Modal dan Pelayanan Terpadu
IMB dibagi dua kategori yaitu perizinan IMB rumah tinggal tunggal dan
perizinan IMB non rumah tinggal tunggal, dari dua kategori itu mempunyai
proses yang berbeda, untuk IMB rumah tinggal tunggal itu lebih mempunyai
119
proses yang lebih sederhana artinya masyarakat yang menjadi pemohon hanya
melampirkan persyayaratan yang tertuang dalam situs resmi DPMPTSP Kota
Bogor. Adapun untuk IMB non rumah tinggal tunggal, karena fungsinya lebih
kompleks jadi proses tahapannya tidak langsung IMB jadi sebelum IMB itu
ada IPPT (izin penggunaan pemanfaatan tanah) jadi disitu diambil prinsip
tanah itu akan digunakan apa.6
Peran Dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu kota Bogor
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk mengurusi
masalah perizinan dan non perizinan di wilayah kota Bogor. Artinya segala macam
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor
yang mana sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh David L. Weimer dan Aidan R.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Studi pada Dinas Penanaman Modal dan
6
Wawancara dengan Rudy Mashudi, Kepala Bidang Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP kota Bogor,
pada tanggal 20 Januari 2020 di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
120
Logika kebijakan yang dimaksudkan oleh David Weimer dan Aidan Vining
yaitu reasonable dari kebijakan yang diterapkan, apakah kebijakan tersebut sudah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Agar kebijakan yang akan
diterapkan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat perlu ada pertimbangan-
yang ingin dicapai, tercapai atau tidaknya suatu kebijakan bergantung pada beberapa
hal yang harus dilihat oleh pembuat kebijakan, karena pada dasarnya kebijakan dibuat
untuk tujuan yang baik terlebih kepentingan masyarakat sebagai target kebijakan
tersebut. Sebuah kebijakan haruslah masuk akal dan beralasan hal ini serta merta agar
kebijakan yang akan diterapkan bisa diterima oleh masyarakat maupun lingkungan
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Weimer dan Vining mengenai logika
kebijakan, kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah kota Bogor juga haruslah
reasonable maka yang perlu dilihat oleh pemerintah kota Bogor terkait kebijakan
penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yaitu mempunyai dasar yang kuat
dalam membuat kebijakan yang akan diterapkan, pembuat kebijakan perlu melihat
dasar hukum atau acuan sebelum menerapkan kebijakan, ini dimaksudkan agar suatu
kebijakan yang terapkan masuk akal (reasonable) dan mendapat dukungan teoritis.
121
Kita dapat berpikir bahwa logika dari suatu kebijakan seperti halnya hubungan logis
cerdas dan taat dalam mematuhi peraturan yang dibuat terkait kebijakan penerbitan
IMB dan didukung dengan pengetahuan akan teknologi informasi dan komunikasi
Hal ini sejalan dengan misi pemerintah Kota Bogor yang terdapat pada
Rencaca Strategis Kota Bogor yaitu, “mewujudkan Bogor kota yang cerdas dan
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor yang mempunyai tujuan
perizinan, pengajuan izin, dan pelacakan status izin, dengan sasaran terwujudnya
sudah mendapat dukungan teoritis dimana ada beberapa syarat yang mengatur dalam
proses penerbitan IMB yaitu syarat IPPT atau izin penggunaan pemanfaatan tanah
dimana hal ini sudah mendapat dukungan teoritis yaitu terdapat kajian dalam bidang
122
pemanfaatan tanah oleh dinas penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu,
karena dalam hal ini tanah tidak bisa sembarangan dijadikan suatu bangunan yang
pastinya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan entah itu secara ekologis
maupun secara sosial. Merujuk pada Perda No. 6 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas
Perda No. 7 Tahun 2016 Pasal 6E Ayat 2 Tentang Bangunan Gedung atau IMB
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib melengkapi dengan: a. tanda bukti status
kepemilikan hak atas tanah atau tanda bukti perjanjian pemanfaatan tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6C ayat (1); b. data pemilik bangunan gedung; c.
Seperti yang disebutkan oleh Rudy Mashudi Kepala Bidang Izin Pemanfaatan
Ruang Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor
yaitu :
salah satu contohnya. Kesesuaian kebijakan yang kita terbitkanpun sudah ada tim
yang mengkaji dan mengawasi kebijakan yang sudah diterapkan”.7
“Segala Izin yang sudah kita (DPMPTSP) keluarkan itu tentu sudah ada
pertimbangan jadi sebetulnya kita itu tidak hanya memberikan validasi atas kemauan
kita sendiri, tapi didasarkan saran dari tim teknis yang survei ke lapangan dan
mempunyai keahlian dalam kajian itu dan dilihat dari peruntukannya bangunan
tersebut”.8
pemerintah kota bogor dalam penerbitan IMB sudah reasonable dengan indikator
teori implementasi kebijakan yaitu logika kebijakan yang diungkapkan dalam teori
dengan peraturan tingkatan atas, selain itu pemerintah juga melihat kondisi
teknologi informasi dan komunikasi, hal ini selaras dengan kebijakan Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kota Bogor yang mengeluarkan
7
Wawancara dengan Rudy Mashudi, Kepala Bidang Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP kota Bogor,
pada tanggal 20 Januari 2020 di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
8
Wawancara dengan Evita Lazuardi, Kepala Seksi Pengolahan Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP kota
Bogor, pada tanggal 20 Januari 2020 di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu.
124
Dalam kebijakan lain, terdapat dalam Peraturan Daerah yaitu prosedur dalam
pengajuan penerbitan IMB, dalam prosedur tersebut terdapat proses IPPT (izin
penggunaan pemanfaatan tanah) proses ini merupakan salah satu syarat wajib bagi
pemohon untuk membangun bangungan kategori non rumah tinggal tunggal. dalam
proses IPPT sudah ada tim teknis yang akan meninjau dan mengkaji bidang tanah
yang akan dibangun, hal ini bertujuan agar bangunan yang akan dibangun tidak
menyalahi aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah tentang penataan ruang.
Selain itu merujuk pada Rencana Strategis Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 7
Tahun 2017 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor, telah
terbentuk Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
dan berdasarkan Perda No. 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota
penting dalam teori implementasi kebijakan dalam pandangan Weimer dan Vining.
kebijakan. Suatu kebijakan dapat berhasil di daerah tertentu, namun kebijakan yang
diterapkan di daerah atau lingkungan lain yang berbeda, sebab kondisi lingkungan
yang berbeda akan pula berpengaruh dalam penerapan sebuah kebijakan. Lingkungan
yang dimaksud tersebut mencakup lingkungan sosial, budaya, ekonomi serta wilayah
geografis
kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan teknologi akan berpengaruh
pada tahap implementasi suatu kebijakan. Masyarakat yang sudah terbuka dan
dengan masyarakat yang masih tertutup dan tradisional. Demikian juga, kemajuan
Merujuk pada misi pemerintah Kota Bogor yaitu “mewujudkan Bogor kota
yang cerdas dan berwawasan teknologi informasi dan komunikasi” menjadi sebuah
hipotesis yang terkandung dalam salah satu misi pemerintah Kota Bogor merupakan
yang kondusif.
126
diterapkan akan sia-sia jika tidak didukung penuh oleh masyarakat yang menjadi
objek dari sebuah kebijakan pemerintah. Hal ini menjadi faktor penting bagi
yang baik terhadap masyarakat dalam mengatur tatanan sosial, dalam kelompok
Pemerintah kota Bogor dalam hal ini sudah menerapkan kebijakan yang
cenderung baik, hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Izin Pemanfaatan Ruang
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor:
9
Wawancara dengan Rudy Mashudi, Kepala Bidang Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP kota Bogor,
pada tanggal 20 Januari 2020 di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
127
IMB untuk luas dan bangunan apapun langsung ke pusat tidak dilempar lagi
ke kacamatan. Terus sekarang kan bisa online juga jadi kalo memang sibuk
atau apa itu bisa memanfaatkan pelayanan online tersebut”.10
kewenangan kepada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
untuk mengurusi segala bentuk masalah perizinan hal atas dasara Perwali No. 13
Masalah Perizinan dan Non Perizinan, dimana pelayanan pengajuan penerbitan IMB
sebagai salah satu perizinan yang menjadi kewenangan DPMPTSP kota Bogor.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor
masyarakat dalam mengajukan sebuah perizinan dan non perizinan. Disisi lain
pemerintah kota Bogor menerapkan pelayanan satu atap yang berbentuk Mall
sebuah ruangan dan terdapat beberapa dinas, salah satunya Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk mengurusi penerbitan IMB. Hal ini sejalan
dengan Peraturan Walikota Nomor 39 Tahun 2019 Pasal 2 Ayat 1 Tentang Mal
semakin cepat, terjangkau, dan mudah”. Kebijakan inipun mendapat respon yang baik
10
Wawancara dengan Asep Kartiwa, masyarakat yang pernah mengurusi IMB, pada tanggal 9
Februari 2020 di GOR Bulutangkis Iniro Bogor.
128
“Saya menganggap ini bagus, hanya saja karena masih baru kebijakannya jadi
saya kurang tahu mengenai informasi kebijakan ini tapi bagus untuk
lingkungan karena bangunan dan lingkungan harus berimbang tapi alangkah
baiknya sebelum kita mengajukan penerbitan ini kita mengetahui terlebih
dahulu persyaratan yang harus kita lengkapi jangan nanti dikemudiah hari ada
masalah, tapi selebihnya menurut saya bagus-bagus saja. Dengan pelayanan
satu pintu seperti ini saya rasa tertolong dengan sistem sekarang jika
dibanding dengan sebelum-sebelumnya. Kalo disini lebih bagus , kalo kita
mau urus IMB, NPWP, atau lainnya karena saling berdekatan dan terpusat
jadi kita tak perlu kesana-kemari untuk mengurus sesuatu”.11
dari sebuah penerapan sebuah kebijakan yang dibuat pemerintah, sebab tujuan dari
penerbitan perizinan IMB terbilang baik, sebab kebijakan yang sudah diterapkan
tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat yang mempunyai peran penting
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu pun memegang prinsip kerja yang baik
penerbitan IMB.
11
Wawancara dengan Thamrin Simatupang, masyarakat yang sedang mengurus IMB, pada tanggal 10
Februari di Mall Pelayanan Publik kota Bogor.
129
kebijakan dapat dipengaruhi oleh tingkat kompetensi dan keterampilan dari para
implementor kebijakan, untuk itu diperlukan keterampilan yang baik dari para
Pada akhirnya, komitmen aparat pelaksana untuk merealisasikan tujuan yang telah
tertuang dalam kebijakan merupakan variabel yang paling krusial. Aparat badan
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor
SMART, SMART bukan hanya menjadi motto dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu namun SMART merupakan aplikasi yang memberikan
izin, serta pelacakan status izin. Dengan sasaran terwujudnya pelayanan perizinan
130
secara online melalui aplikasi SMART. Ini sejalan dengan Misi Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam meningkatkan Kuliatas Pelayanan
Publik Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terdapat pada Rencana
implementasi kebijakan pemerintah kota Bogor terkait penerbitan IMB atau Izin
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor. Selain itu disini juga akan dibahas lebih
penerbitan IMB menjadi tujuan bagi pemerintah sendiri, hal ini dijelaskan oleh Evita
12
Wawancara dengan Evita Lazuardi, Kepala Seksi Pengolahan Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP
kota Bogor, pada tanggal 20 Januari 2020 di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu.
131
kebijakan itu sendiri. Hal ini ditekankan pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor, dimana dengan sistem berbasis elektronik
yang diterapkan sekarang para aparatur semakin terawasi oleh pimpinan dimana hal
ini akan berdampak baik terhadap kinerja pada implementor tersebut. Selain itu pada
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor juga ada
pembinaan yang diberikan oleh pimpinan kepada para pelaksana kebijakan untuk
tetap konsisten dan berkomitmen dalam melakukan pekerjaan. Hal ini diungkapkan
oleh Kepala Seksi Pengolahan Izin Pemanfaatan Ruang Dinas Penanaman Modal dan
“Selama ini kan kita menyederhanakan mekanisme itu (perizinan) salah satu
nya dalam rangka meminimalisir penyalahgunaan kewenangan dan dengan
adanya sistem ini bisa terlihat bagaimana kinerja para pelaksana kebijakan.
Terus dengan sistem ini pun meminimalisir pertemuan antara kita (pelaksana
kebijakan) dengan pemohon, selama berkas dan persyaratan pemohon sudah
lengkap kita akan proses sesuai prosedur yang sudah ada, ini pun akan terlihat
oleh pimpinan melalui tracking yang bisa melihat sampai mana pekerjaan
yang sudah dikerjakan. Selain itu ada juga pembinaan yang diberikan oleh
pimpinan kepada para pelaksana kebijakan untuk tetap konsisten dan
berkomitmen dalam melakukakan pekerjaan, karena menurut saya sebaik
apapun sistemnya kalo human resource nya tidak baik apapun tidak akan
berjalan dengan baik.”13
kebijakan yang dibuat, ini menjadi salah satu langkah agar kebijakan bisa berhasil.
13
Wawancara dengan Evita Lazuardi, Kepala Seksi Pengolahan Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP
kota Bogor, pada tanggal 20 Januari 2020 di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu.
132
Melihat pada Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
masyarakat untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Program yang
akan dilaksanakan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu dalam
keuangan
Selain itu adapun strategi yang diterapkan oleh pemerintah kota Bogor
khususnya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor
yaitu menekankan motto SMART (sederhana, mudah, akuntabel, ramah dan tepat
waktu) serta meningkatkan komitmen dari para aparat dan menjaga kualitas
komunikasi antar bidang agar terus berkordinasi dengan baik, hal ini pun dijelaskan
oleh Evita Lazuardi Kepala Seksi Pengolahan Izin Pemanfaatn Ruang, Dinas
“Menurut kami strategi dalam mencapai keberhasilan ini memang harus ada
dari semua pihak untuk bagaimana sistem pelayanan ini tetap berjalan dengan
133
baik, partisipasi masyarakat juga harus bagus karena dengan sistem pelayanan
yang baik jika tidak dibarengi dengan partisiasi masyarakat tidak akan
berhasil. Mungkin juga saran dan masukan dari dinas-dinas, masyarakat harus
kita tampung dan diterapkan agar lebih baik lagi. Serta komitmen dari para
pelaksana kebijakan pun menjadi faktor penting dalam mencapai keberhasilan
suatu penerapan kebijakan. Selain itu kordinasi dan komunikasi antar bidang
pun harus terus dijaga agar tidak ada miskomunikasi yang akan berpengaruh
terhadap pelayanan, Hal-hal seperti ini terus kita tingkatkan agar dapat
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.”14
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor sudah cukup baik
dengan adanya pengawasan dan pembinaan yang diberikan oleh pimpinan kepada
implementor, selain itu inovasi yang diterapkan dalam sebuah pelayanan yang
kota Bogor khususnya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Bogor.
kebijakan, sebab inovasi akan memberikan sebuah perubahan yang maju karena
inovasi lahir dari sebuah kesulitan yang dimana inovasi tersebut akan memberikan
sebuah alternatif dari permasalahan tersebut. Seperti yang diterapkan oleh pemerintah
kota bogor dalam penerbitan IMB (izin mendirikan bangunan) dimana DPMPTSP
yang diberikan kewenangan oleh pemerontah Kota Bogor untuk mengurusi masalah
14
Wawancara dengan Evita Lazuardi, Kepala Seksi Pengolahan Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP
kota Bogor, pada tanggal 20 Januari 2020 di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu.
134
perizinan ini memangkas pelayanan dalam penerbitan IMB agar masyarakat tak perlu
susah payah dalam memperoleh izin tersebut dengan diterapkannya sistem pelayanan
berbasis elektronik yang bisa masayarakat akses dirumah dan tak perlu datang
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penjelasan dan analisis yang telah dilakukakn oleh peneliti
Mendirikan Bangunan (IMB) Studi Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu kota Bogor yang mana kebijakan tersebut dipengaruhi oleh logika
kebijakan.
135
pemerintah kota Bogor yaitu didukung hipotesis dimana masyarakat sudah cerdas dan
taat dalam mematuhi peraturan yang dibuat terkait kebijakan penerbitan IMB dan
pelayanan pengajuan perizinan penerbitan IMB. Selain itu logika kebijakan pada
prosedur berupa IPPT yang didasari kajian oleh tim khusus untuk mengkaji dan
menguji penggunaan tanah dan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan oleh
bangunan yang akan dibangun di area yang sudah didaftarkan kepada dinas terkait
satu pintu dengan dukungan pelayanan berbasis elektronik atau online yang bertujuan
perizinan serta agar memberikan pelayanan yang efektif dan efisien guna
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Studi Pada Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu kota Bogor dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan
sebab kebijakan akan sia-sia bila dukungan masyarakat rendah. Selain itu dukungan
internal yaitu para pelaksana kebijakan juga menjadi hal penting dalam menerapkan
sebuah kebijakan, hal ini didasari oleh pengawasan dan pembinaan oleh pimpinan
terhadap bawahan agar terus konsisten dan berkomitmen dalam melaksanakan tugas
Mendirikan Bangunan (IMB) Studi Pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu kota Bogor dapat dipengaruhi oleh tingkat keterampilan
implementor, hal ini didasari oleh data penelitian. Dengan menerapkan sistem
implementor pemerintah kota Bogor, dimana kebijakan sistem online ini akan
kebijakan karena langsung terhubung dengan sistem pusat. Selain itu sistem
dalam menempuh perizinan, serta meperlancar perizinan agar efektif dan efisien. Ada
pula pembinaan terhadap pelaksana tugas juga menjadi keterampilan lainnya, dimana
5.2 Saran
Pemerintah Kota Bogor dalam Penerbita Izin Mendirikan Bangunan (IMB): Studi
pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor adalah
sebagai berikut:
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Bogor,
Terpadu Satu Pintu Kota Bogor akan lebih mudah dalam menemukan dan
pabrik, sebab dampak dari berdirinya sebuah pabrik akan berdampak buruh
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik: Proses, Analisis, dan Pasrtisipasi. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Manila GK. I., 1996, Praktek manajemen pemerintahan dalam negeri, Jakarta
Gramedia Pustaka Utama.
Ryaas Rasyid, 2000. Makna Pemerinntahan: Tinjauan dari Segi Etika dan
Kepemimpinan. Jakarta, Mutiara Sumber Widya.
138
139
B. Perundang-undangan
Dalam Negeri.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 5 Tahun 2015 Tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
Ruang.
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Bangunan Gedung atau
IMB.
Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2007 tentang Retribusi Izin
Mendirikan Bangunan.
Peraturan Wali Kota Bogor No. 14 Tahun 2019 Tentang Pedoman dan Tata Cara
Peraturan Wali Kota Bogor No. 15 Tahun 2019 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Peraturan Wali Kota Bogor No. 21 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Keputusan Wali Kota Bogor No. 500.45-29 Tahun 2018 Tentang Satgas Tugas
Peraturan Wali kota No.43 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk
Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2009 Tentang Perizinan dan Pendaftaran di Bidang
Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Bogor 2011-2031.
Peraturan Daerah No. 14 Tahun 2012 Tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana,
Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Lingkungan Hidup.
Peraturan Perda No. 6 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
C. Internet
http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/KOTA_BOGOR_1C_2007.pdf
www.bpkp.go.id/UuNo28tahun2002
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19940/4/Chapter%20II.pdf
erepo.unud.ac.id/11292/3/30416f6f740820cd544ae724b7ca4dda.pdf
http://digilib.unila.ac.id/3508/14/BAB%20II.pdf
https://kotabogor.go.id/index.php/page/detail/5/sejarah-bogor
perizinan.kotabogor.go.id/
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/63150
A. Transkip Wawancara
Informan 1
Hasil wawancara
Terpadu Satu Pintu untuk mengurusi masalah perizinan dan non perizinan di
dinas penanaman modal, imb dibagi 2 kategori yaitu perizinan imb rumah
144
145
tinggal tunggal dan non rumah tinggal tunggal, dari dua kategori itu
mempunyai proses yang berbeda, untuk imb rumah tinggal tunggal itu lebih
mempinyai proses yang lebih simple artinya untuk rumah tinggal tunggal
Adapun untuk imb non rumah tinggal tunggal karena fungsi lebih komplek
jadi proses tahapannya tidak langsung IMB jadi sebelum imb itu ada IPPT
(izin penggunaan pemanfaatan tanah) jadi disitu diambil prinsip tanah itu akan
digunakan apa, di IPPT ada tim keputusan sekda tim teknis ini untuk
memverikasi awal untuk penerbitan IMB non rumah tinggal tunggal tim ini
terdiri dari berbagai dinas selain DPMPTSP anatara lain dinas perhubungan
untuk melihat akses parkir, lanjut dinas PUPR dan Dinas Permukiman. (Rudy
Pusat perbelanjaan masuk dalam ketgori non rumah tingga tunggal karena
dalam kategori non rumah tinggal tunggal jajdi harus melalui tahap IPPT
b. Semisal jika pembangunan gelaggang olahraga milik pemerintah itu apa harus
Jika milik pemerintah sudah diatur dalam perwali no 13 tahun 2019, jadi
untuk pembangunan milik pemerintah non rumah tinggal tunggal tidak wajib
untuk melalui tahap IPPT tetapi tetap harus mempunyai IMB jadi proses IPPT
nya di lewat (skip). (Rudy Mashudi, Kepala Bidang Izin Pemanfaatan Ruang)
pemerintahan, keluarahan, kecamatan itu tidak perlu IPPT jadi langsung IMB
saja. Tapi untuk sekolah non pemerintah atau milik swasta itu harus melalui
Ruang)
Jadi tadi ketentuan lain ada tuh dari perjalana proses IPPT ke IMB ada satu
proses lain jadi ketentuan lain yang memang dituangkan dalam peraturan
luas bangunan seperti semacam rumah kos dihitung luas bangunan, luas
bangunan diatas 500m wajib membuat site plan terlebih dahulu, kalo misalkan
pertokoan itu dihitung dari luas tanah itu ada dalam perwali no 43 tahun 2017
termasuk bangunan pemerintah site plan harus ada tetapi IPPT ditiadakan.
Ada pada proses IPPT, pada saat proses IPPT kita ada tim teknis, jadi izin
lingkungan dan Amdal adalah bagian persayaratan dari IPPT yang akan
dipantau oleh tim teknis. (Evita Lazuardi, Kepala Seksi Pengolahan Izin
Pemanfaatan Ruang)
peraturan perihal BPJS pun kita jadikan suatu pesyaratan untuk penerbitan
IMB itu salah satu contohnya. Kesesuaian kebijakan yang kita terbitkan pun
sudah ada tim yang mengkaji dan mengawasi kebijakan yang sudah
Jadi segala Izin yang sudah kita (DPMPTSP) keluarkan itu tentu sudah ada
pertimbangan dari dinas lain seperti PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, jadi
sebetulnya kita itu tidak hanya memberikan validasi atas kemauan kita sendiri,
tapi didasarkan saran dari tim teknis yang survei kelapangan dan mempunyai
keahlian dalam kajian itu dan dilihat dari peruntukannya bangunan tersebut.
tersbut ?
Kebijakan itu ada yang mengatur dan menyusun melibatkan kami selaku
dengan sistem pemerintah pusat, untuk hambatan yang sifatnya eksternal itu
Sebetulnya sih mempermudah karena mereka bisa lebih cepat dan praktis
untuk membuat atau mengajukan permohonan izin apapun jadi masyarakat tak
perlu datang ke kantor untuk mengajukan peromohonan, mereka juga bisa cek
tracking proses yang masyarakat ajukan dengan sisitem elektronik ini. (Evita
terkait IMB aman-aman saja paling hanya saja di masalah terkait izin tetangga
sebab dalam proses penerbitan IMB perlu ada izin tetangga sekitar
permohonan izin itu perlu izin tetangga, lebih ke non teknis terkait lingkungan
elektronik ini masyarakat bisa datang ke helpdesk dinas terkait atau datang ke
mall pelayanan publik yang sudah difasilitasi oleh pemerintah kota Bogor.
pelaksana kebijakan ?
Selama ini kan kita menyederhanakan mekanisme itu (perizinan) salah satu
adanya sistem ini bisa terlihat bagaimana kinerja para pelaksana kebijakan.
Terus dengan sistem ini pun meminimalisir pertemuan antara kita (pelaksana
lengkap kita akan proses sesuai prosedur yang sudah ada, inipun akan terlihat
oleh pimpinan melalui tracking yang bisa melihat sampai mana pekerjaan
yang sudah dikerjakan. Selain itu ada juga pembinaan yang diberikan oleh
apapun sistemnya kalo human resource nya tidak baik apapun tidak akan
Pemanfaatan Ruang)
Ya, kita sudah dapat berbagai penghargaan dari KemenpanRB, dengan adanya
akuntabel, ramah dan tepat waktu) ini menjadi salah satu inovasi untuk
Menurut kami startegi dalam mencapai keberhasilan ini memang harus ada
dari semua pihak untuk bagaimana sistem pelayanan ini tetap berjalan dengan
baik, partisipasi masyarakat juga harus bagus karena dengan sistem pelayanan
yang baik jika tidak dibarengi dengan partisiasi masyarakat tidak akan
berhasil. Mungkin juga saran dan masukan dari dinas-dinas, masyarakat harus
kita tampung dan diterapkan agar lebih baik lagi. Serta komitmen dari para
suatu penerapan kebijakan. Selain itu kordinasi dan komunikasi antar bidang
pun harus terus dijaga agar tidak ada miskomunikasi yang akan berpengaruh
terhadap pelayanan, Hal-hal seperti ini terus kita tingkatkan agar dapat
Pengawasan menjadi tugas dari dinas PUPR (bina marga) karena dalam tugas
dan fungsinya ada beberapa hal yang terkait dengan pengendalian dan
Satu Pintu hanya bertugas memberikan izin kepada yang akan melakukan
ranah dari kami tapi menjadi ranahnya dinas PUPR. Kita mengeluarkan izin
sesuai apa yang sudah tertuang dalam peraturan-pertauran yang sudah dibuat,
kalo ada masalah pembangunan yang tidak berizin tapi sudah berdiri
berkordinasi dengan kami jika ada bangunan yang tidak memiliki IMB. (Rudy
Informan 2
Pekerjaan : PNS
Hasil Wawancara
Kalo dulu Izin Mendirikan Bagunan (IMB) itu sebelum ada peraturan
rumah tinggal tunggal yang luas tanah nya dibawah 200m itu jadi kewenangan
kecamatan kalo diatas itu sudah kewenagan Dinas Penanaman Modal dan
kan kategori rumah tinggal tunggal tapi itu luasnya lebih dari 200m itu sudah
kewenangan, untuk IMB rumah tinggal tunggal yang luasnya dibawah 200m
langsung ke pusat jadi lebih simple saja, jadi segala macam perizinan terkait
IMB untuk luas dan bangunan apapun langsung ke pusat tidak dilempar lagi
ke kacamatan. Terus sekarang kan bisa online juga jadi kalo memang sibuk
c. Apakah pelayanan yang diberikan dalam penerbitan IMB sudah sesuai dengan
kebijakan pemerintah ?
Ya sudah sesuai karena apalagi sekarang sudah diawasi dengan sistem online
pelayanan yang diberikan juga cukup baik hanya saja kita harus sedikit
menunggu karena semua terpusat satu pintu seperti ini jadi harus mengantri
sesuai dengan nomer urut yang sudat diambil ketika masuk ruangan, mungkin
nanti juga pasti dibantu oleh petugas yang nanti akan menjelaskan teknisnya.
155
IMB ?
Sebenernya tidak ada kesulitan selama berkas kita sudah lengkap, cuman ya
paling peruntukan bangunan yang diajukan itu ya harus sesuai dengan apa
yang sudah diatur oleh pemerintah, karena ada zona-zona yang sudah diatur
misal daerah industri itu kadang tidak boleh terus ada juga daerah
permukiman ada regulasinya. Mungkin kesulitan yang saya rasa seperti izin
tetangga atau warga itu kan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk
sekarang palayanan kan diawasi dengan sistem online juga sebelumnya enak
kadang kalo kita mau ngurus perizinan seperti IMB bisa lebih cepat kalo
sekarang sudah tidak bisa karena sudah diawasi dan pake sistem online.
sederhana sekitar 14 hari kerja selama tidak ada kendali teknis sih bisa lebih
cepat mungkin, terus untuk biaya semua pembayaranya di BJB , untuk biaya
ada indeks zonasi, jadi biaya retribusi penerbiatan IMB menyesuaikan dengan
luas bangunan dan zona yang sudah ditentukan ini pun ada di perwali sudah
diatur.
156
Informan 3
Identitas Informan
Pekerjaan : Rohaniawan
Hasil Wawancara
Ini sesuatu yang baru bagi kita, tadi saya diberitahu petugas kalo persyaratan
yang akan saya penuhi ini menjadi peraturan baru dari pemerintah dari tahun
2018 nomor nya saya tadi lihat tapi tidak ingat, ini bukan aturan mereka tapi
dari pemerintah langsung. Jadi kita mau mendirikan sekolah PAUD, tapi
persyaratan saya belum lengkap karena harus melengkapi IMB, IPPT dan NIB
(nomer induk berusaha) jadi sekolah yang akan saya dirikan dikategorikan
sebagai usaha.
157
Di IPPT sudah diatur untuk bangunan yang boleh kita dirikan hanya 30% dari
luas tanah yang kita punya yaitu 128m jadi kalo melihat dari kebijakan ini kita
hanya diperbolehkan membangun sekiat 40m luas bangunan dan harus ada
Saya menganggap ini bagus, hanya saja karena masih baru kebijakannya jadi
saya kurang tahu mengenai informasi kebijakan ini tapi bagus untuk
dahulu persyaratan yang harus kita lengkapi jangan nanti dikemudiah hari ada
Hanya saja saya tidak melihat secara rincian perturan yang tadi disebutkan
oleh petugas bahwasannya izin penggunaan tanah 70% untuk ruang terbuka
dan 30% untuk bangunan, ini tidak ada dalam form yang saya terima dari
petugas tapi aturan tadi hanya disebutkan saja oleh petugas tanpa ada rincian
peraturannya.
seperti ini, mungkin ada sebagian masyarkat yang kecewa dengan kebijakan
158
ini tapi untuk kebaikan bersama dan agar tertib ruang tata kotanya saya setuju
saja.
c. Apakah pelayanan yang diberikan dalam penerbitan IMB sudah sesuai dengan
kebijakan pemerintah ?
Bagus, dengan pelayanan satu pintu seperti ini saya rasa tertolong dengan
bagus , kalo kita mau urus IMB, NPWP, atau lainnya karena saling berdekatan
dan terpusat jadi kita tak perlu kesana-kemari untuk mengurus sesuatu.
IMB ?
menyediakan orang yang bisa menggambar jadi kita tak perlu mencari orang
yang bisa menggambar (arsitektur), kita orang awam karena yang kita tahu
kita beli tanah terus kita minta tolong tukang bangunan untuk membangun
kita kurang mengerti terkait arsitektur, apalagi ini harus berbentuk DWG pasti
tersebut.
159
Untuk waktu penerbitannya 2 minggu atau 14 hari kerja, jika syarat sudah
lengkap prosesnya akan memakan waktu 14 hari kerja kata petugasnya, tapi
itu belum tahu ketika sudah dilengkapi akan berapa lama waktu
penerbitannya. Terus untuk biaya tadi saya sudah tanya katanya dari petugas
B. Dokumentasi Penelitian
160
Gambar 1. Rudy Mashudi (Kepala Bidang Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP) dan
Evita Lazuardi (Kepala Seksi Pengolahan Izin Pemanfaatan Ruang DPMPTSP
(Sumber : Dokumentasi Pribadi Peneliti)
161
Gambar 7. Tanda Terima Surat oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Bogor
(Sumber: Dokumentasi Pribadi Peneliti)