Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN STUDI LAPANGAN PELATIHAN

KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN


V TAHUN 2023

LAYANAN JOGJA SMART SERVICE PADA DINAS KOMINFO DAN PERSANDIAN


KOTA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:
KELOMPOK II A

1. JOKO SUMARSONO, ST 37 Ketua


2. MUZAIN, SE 27 Sekretaris
3. RUSNI, SH 23 Moderator
4. SITI KHAIRIYAH, S.KOM 19 Penyaji
5. ARIEF WISUDA WARDANA, S.STP, MM 08 Notulen

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH


PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BANJARBARU
2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KELOMPOK STUDI LAPANGAN

LOKUS : DINAS KOMINFO DAN PERSANDIAN KOTA YOGYAKARTA


FOKUS : LAYANAN JOGJA SMART SERVICE (JSS)
JUDUL : ADOPSI PENGEMBANGAN EKOSISTEM SMART CITY MELALUI
LAYANAN JSS PADA DINAS KOMINFO DAN PERSANDIAN KOTA
YOGYAKARTA .

Penyusun: Kelompok II A

1. JOKO SUMARSONO, ST
2. MUZAIM, SE
3. RUSNI, SH
4. SIRI KHAIRIYAH, S.KOM
5. ARIEF WISUDA WARDANA, S.STP, MM

Setuju di seminarkan pada hari…………. Tanggal ………… 2023 DI Kota Yogyakarta


DIY Yogyakarta.

Yogyakarta, ……………. 2023

Pembimbing II, Pembimbing I,

……………………….. ……………………………
NIP. NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Ridho
Nya akhirnya Laporan Studi Lapangan dapat kami selesaikan sesuai rencana.
Laporan Studi Lapangan tersebut merupakan salah satu tugas kelompok yang
wajib dilaksanakan dalam Program Pelatihan Kepemimpinan Administrator Angkatan V
Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh BPSDM Provinsi Kalimantan Selatan.
Untuk penyusunan Laporan Studi lapangan ini kami banyak mendapatkan
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami menyadari bimbingan, arahan dan bantuan berbagi pihak merupakan
hal yang sangat membantu penyelesaian laporan ini dengan tepat waktu, untuk itu
dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Mujiyat, S.Sn.,M.Pd selaku kepala BPSDM Provinsi Kalimantan Selatan.
2. ,………………………… sebagai pembimbing studi lapangan.
3. ………………………………. sebagai pembimbing studi lapangan.
4. Seluruh Widyaswara dan pendamping yang telah memberikan pembekalan materi
yang sangat bermanfaat dalam pembelajaran Pelatihan Kepemimpinan
Administrator.
5. Rekan-rekan kelompok I studi lapangan yang bekerjasama dan saling mendukung
untuk segala hal.
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhir kata, kami ucapkan semoga Laporan Studi Lapangan dapat bermanfaat
dan berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, …. Oktober 2023

Kelompok II A
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya mendukung terwujudnya world class bureaucracy, setiap
instansi pemerintah diperlukan sosok pejabat administrator yang memiliki
tanggung jawab pemimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik
serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Pejabat administrator
sebagai penyelenggara birokrasi dituntut lebih kreatif dan inovatif dalam
meningkatkan kinerja pelayanan sehingga tugas pokok dan fungsi
pemerintah sebagai pelayanan (service) yang membuahkan keadilan,
sebagai pemberdayaan (empowerment) yang mendorong kemandirian
masyarakat dan pembangunan (development) dapat diwujudkan.
Salah satu langkah strategis dalam reformasi birokrasi untuk
peningkatan kualitas pelayanan publik adalah pada tata kelola pemerintahan
daerah yang baik (good local government). Penguatan kompetensi pejabat
administrator relevan dengan upaya mewujudkannya. Untuk itu setiap
pejabat administrator seyogyanya memiliki kompetensi yang di butuhkan
untuk menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu kompetensi manajerial dan
kompetensi kepemerintahan.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
07 tahun 2020 tentang perubahan atas Peraturan Lembaga Administrasi
negara Nomor 16 Tahun 2019 tentang Pelatihan Kepemimpinan
Administrator, ditetapkan kurikulum agar peserta pelatihan dapat mencapai
kompetensi yang di perlukan. Dari 4 agenda pembelajaran, salah satunya
adalah agenda aktualisasi meliputi studi lapangan dan aksi perubahan.
Studi lapangan merupakan salah satu metode yang dapat di gunakan
untuk memfasilitasi peserta mengaktualisasikan kepemimpinan manajemen
kinerja untuk mendukung pelaksanaan tugas memimpin kegiatan pelayanan
publik. Melalui studi lapangan peserta mendapatkan lesson learnt,
mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan strategi dan manajemen kinerja
organisasi pelayanan publik sesuai lokus melalui pembelajaran knowledge
replication dan knowledge customization.
Menurut Bevan dan Sharon (2009), field study atau studi lapangan
adalah metode pembelajaran melalui pengumpulan data secara langsung
dengan pengamatan, wawancara, mencatat, atau mengajukan pertanyaan-
pertanyaan. Pada saat proses berlangsung, pembelajar berada langsung di
lapangan. Tujuan dilaksanakan field study antara lain agar peserta
memperoleh pengalaman langsung dari obyek yang dilihatnya dan dapat
turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab
mungkin. Dengan jalan demikian, mereka mampu memecahkan persoalan
yang dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Selain itu,
peserta akan dapat melihat, mendengar, meneliti dan mencoba apa yang
dihadapinya, agar nantinya dapat mengambil kesimpulan. Studi lapangan
mencapai keberhasilan apabiIa hasilnya dapat mendorong terjadinya
perubahan budaya organisasi yang lebih baik, terjadinya perbaikan kinerja
dalam meningkatkan kemampuan SDM.
Desain pembelajaran studi lapangan dimulai dengan pembekalan,
melakukan kunjungan, pengumpulan data dan informasi inovasi lokus,
perumusan keunggulan, penyusunan laporan dan seminar serta berbagi
pengalaman studi lapangan.
Pemilihan lokus studi lapangan mempertimbangkan beberapa penilaian
terkait inovasi dan prestasi yang di peroleh sebagai mitra studi lapangan.
Melalui berbagai pertimbangan di atas, maka di tetapkan lokus studi
lapangan pada Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta. Kota
Yogyakarta juga sering disebut dan dikenal oleh masyakat setempat dengan
jogja adalah merupakan ibukota dari Daerah Istemewa Yogyakarta sekaligus
pusat pemerintahan dan perekonian Daerah Istemewa Yogyakarta yang
mempertahankan konsep tradisional dan budaya jawa. Kota Yogyakarta
mengandalkan sektor industri, perdagangan, dan jasa, khususnya dalam
bidang pariwisata. Adapunsalah nsatu trandmark pusat perdaganagn
tradisional di kota yogyakarta adalah daerah jalam malioboro yang selalu jadi
tujuan utama kunjungan wisata ke daerrah kota yogyakrta selain situs
peninggalan budaya lainnya seperti keraton Jogja dan peninhggalan
bangunan kuno bersejarah lainnya. Dengan slogan kota budaya yang
mempunyai keunggulan dalam bidang pelestarian budaya dan industry
kerajinan yang menunjukkan kekhasan jogja. Dan solagan kota pelajarb juga
melekat pada kota Yogyakarta karena banhyaknya Perguruan tinggi dan
bergamnya jenis sekolah terdapat pada kota Yogyakarta sehingga menjadi
tempat tujuan dan rujukan pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa yang ada
diseluruh Indonesia bahkan luar negeri sehingga kota ini juga mengeluarkan
SDM yang berkualitas untuk pembangunan negara.
Salah satu factor penting dalam setiap pemerintahan adalah aparatur
pelaksananya. Dalam hal ini adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
mengabdi di Dinas Kominfo dan persandian Kota Yogyakarta. ASN yang
kompeten memiliki dedikasi yang tinggi serta keinginan untuk selalu
memberikan yang terbaik bagi Kota Yogyakarta itu terlihat dari banyaknya
inovasi daerah yang dihasilkan oleh ASN di Kota Yogyakarta dan tidak lepas
dari peranan walikota dan segenap jajarannya dalam mengembangkan setiap
potensi ASN yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. ASN
memiliki peran sentral dalam mengembangkan inovasi, sudah banyak inovasi
yang telah berkembang pada akhirnya menjadi salah satu factor penting
dalam kemajuan pembangunan Kota Yogyakarta.
Berdasarkan gambaran di atas, Kota Yogyakarta telah memiliki banyak
keunggulan dan prestasi dalam upaya peningkatan dan pengembangan
pelayanan public. Dari keunggulan-keunggulan yang ada di Kota Yogyakarta
diharapkan dapat menjadi inspirasi atau ide perubahan di instansi daerah.
Untuk itu perlu dilakukan studi lapangan ke Kota Yogyakarta.
Untuk menghadapi perubahan dan perkembangan pembangunan
daerah, maka sangat diperlukan sebuah Rencana Pembangunan Daerah
yang disusun berdasarkan hasil musyawarah perencanaan pembangunan
dan
konsultasi publik sebagai upaya antisipasi yang tahap-tahapnya tertuang
dalam rencana pembangunan daerah.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah
a. Melihat/ mengidentifikasi tahapan, cara dan keberhasilan inovasi yang
dilakukan Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta
b. Mengumpulkan data dan informasi serta melakukan analisis
keberhasilan inovasi Dinas Kominfo dan Persandian KotaYogyakarta
c. Mengimplementasikan keberhasilan Dinas Kominfo dan Persandian
Kota Yogyakarta dengan cara mengadopsi atau mengadaptasi inovasi
ke tempat kerja masing-masing.
2. Manfaat
Studi lapangan sebagai sebuah metode pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator,
memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
a. Memberikan pemahaman bagaimana studi lapangan dilaksanakan
dengan melalui tahapan-tahapan.
b. Memberikan kemampuan dalam menyusun lesson learnt yang
merupakan nilai penting setelah pelaksanaan studi lapangan.
c. Memberikan pemahaman dan kemampuan peserta untuk
mengimplementasikan keunggulan strategis dan manajemen kinerja
melalui adopsi dan adaptasi.
d. Sebagai masukan instansi dalam peningkatan dan pengembangan
kinerja pelayanan publik yang inovatif.

C. RUANG LINGKUP
1. Ruang lingkup yang kita laksanakan dalam studi lapangan ini adalah
berkaitan dengan inovasi yang ada di Dinas kominfo dan Persandian Kota
Yogyakarta.
2. Unsur kebaharuan dalam inovasi tersebut yang perlu kita ulas untuk kita
ketahui perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasinya.
3. Fokus ruang lingkup kali ini adalah bagaimana mampu menjadikan
Kabupaten Semarang sebagai kota inklusi.
4. Inovasi tersebut kita pelajari untuk adopsi dan adaptasi di tempat kerja kita
masing-masing.
BAB II GAMBARAN
UMUM

A. PROFIL ORGANISASI
Secara geografis, wilayah DIY terletak ditengah-tengah Pulau Jawa
bagian selatan, dengan bentuk wilayah yang mendekati bentuk bangun
segitiga. Puncak segitiga wilayah DIY terletak pada Puncak Gunung Merapi di
bagian utara yang mempunyai ketinggian 2.911 m diatas permukaan air laut.
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api paling aktif, diantara 127
gunung api aktif yang ada di Indonesia. Bagian alas segitiga merupakan sisi
selatan berupa garis pantai yang menghadap Samudera Hindia memanjang
dari timur ke barat sepanjang kurang lebih 113km. Wilayah DIY secara umum
tergolong subur dan berpotensi untuk ditanami berbagai komoditas pertanian,
dengan potensi alam yang berbeda di setiap kabupaten/kota. Kondisi alam
yang indah dan unik juga berpotensi menjadi destinasi pariwisata.
Ditinjau dari aspek demografi, hal yang perlu diperhatikan yaitu
jumlah penduduk DIY yang mengalami peningkatan dan perubahan proporsi
penduduk berdasarkan kelompok umur yang akan berpengaruh pada
sumberdaya manusia yang ada. Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2020
(SP2020) jumlah penduduk DI Yogyakarta September 2020 sebesar 3.668.719
orang. Dengan luas daratan DIY sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 050-145 Tahun 2022 tentang Pemberian dan Pemutakhiran Kode, Data
Wilayah Administrasi Pemerintahan, Dan Pulau Tahun 2021 sebesar 3.173,87

km2, maka kepadatan penduduk DIY sebanyak 1.155,91 orang per km2.
Selama 2010-2020, rata-rata laju pertumbuhan penduduk DIY sebesar 0,58
persen. Jumlah penduduk menurut kabupaten/kota di DIY hasil SP2020
menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak ada di Kabupaten Sleman
sebanyak 1.125.804 orang dan jumlah penduduk paling sedikit ada di Kota
Yogyakarta yaitu 373.589 orang. Uraian dan penjelasan rinci terkait aspek
Geografi dan Demografi adalah sebagai berikut.
Secara astronomis wilayah DIY terletak pada posisi 7 .33’- 8 .12’
Lintang Selatan dan 110 .00’-110 .50’ Bujur Timur. Posisi geografis DIY berada
di bagian tengah Pulau Jawa, tepatnya di sisi bagian selatan. Seluruh wilayah
administrasi DIY dikelilingi oleh wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah.
Bagian barat DIY berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, bagian utara
berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Boyolali, bagian timur
berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten
Wonogiri, bagian selatan dengan Samudera Hindia.

Pembentukan Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota


Yogyakarta merupakan penggabungan dari Bagian Humas dan Informasi
Setda Kota Yogyakarta, Bagian Teknologi Informasi dan Telematika, dan
penatalaksana persandian di Bagian Umum Setda Kota Yogyakarta.
Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta dan
Peraturan Wali Kota Nomor 79 Tahun 2016 tentang Susunan organisasi,
kedudukan, tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Komunikasi, Informatika dan
Persandian Kota Yogyakarta.
Sesuai Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 79 Tahun 2016 ini Dinas
Komunikasi, Informatika dan Persandian mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang komunikasi, informatika, persandian dan statistik
Organisasi Diskominfo terdiri dari Kepala Dinas, Sub Bagian Tata Usaha,
Bidang Informasi dan Statistik, Bidang Komunikasi Publik, Bidang Teknologi
dan Informatika, dan Bidang Persandian dan Telekomunikasi.
Pada tahun 2017 Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Kominfosandi diubah dengan Peraturan Walikota Yogyakarta
Nomor 81 Tahun 2017 tentang Susunan, Organisasi, Kedudukan, Tugas,
Fungsi dan Tata Kerja Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota
Yogyakarta dengan struktur organisasi terdiri dari Kepala Dinas,
Sekretariat, Bidang Informasi dan Statistik, Bidang Komunikasi Publik, Bidang
Teknologi dan Informatika, dan Bidang Persandian dan Telekomunikasi.
Dalam perkembangannya, Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun
2021 Tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi Pada Instansi Pemerintah
Untuk Penyederhanaan Birokrasi, maka tugas dan fungsi Dinas Komunikasi
Informatika dan Persandian yang diatur dalam Peraturan Walikota Nomor 109
Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian disesuaikan dengan
Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 105 Tahun 2021. Adapun Susunan
Organisasi Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian berdasar Perwal
Nomor 105 Tahun 2021 terdiri dari Kepala Dinas, Sekretariat, Bidang Informasi
dan Komunikasi Publik Bidang Sistem Informasi dan Statistik, Bidang
Infrastruktur Telematika, dan Bidang Persandian dan Telekomunikasi.
Adapun Susunan Organisasi Dinas Komunikasi, Informatika dan
Persandian terdiri dari :
a. Kepala Dinas;
b. Kesekretariatan yaitu sekretaris, terdiri dari
1. Sub Bagian Tata Usaha
2. Sub Bagian Keuangan
3. Kelompok Substansi Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
c. Bidang Informasi dan Komunikasi Publik, terdiri dari
1. Kelompok Substansi Layanan Informasi dan Pengaduan;
2. Kelompok Substansi Humas dan Publikasi, dan
3. Kelompok Substansi Pengelolaan Informasi
d. Bidang Sistem Informasi dan Statistik, terdiri atas:
1. Kelompok Substansi Perencanaan dan Implementasi Sistem Informasi;
2. Kelompok Substansi Pengembangan Perangkat Lunak; dan
3. Kelompok Substansi Data dan Statistik
e. Bidang Infrastruktur Telematika, terdiri atas:
1. Kelompok Substansi Infrastruktur Jaringan Teknologi Informasi; dan
2. Kelompok Substansi Infrastruktur Pusat Data
f. Bidang Persandian dan Telekomunikasi, terdiri atas:
1. Kelompok Substansi Operasional Persandian dan Telekomunikasi;
2. Kelompok Substansi Pengamanan Informasi; dan
3. Kelompok Substansi Pengawasan Pengendalian Persandian dan
Telematika
g. Unit Pelaksana Teknis
dapun susunan organisasi dari Dinas Komunikasi, Informatika dan
Persandian Kota Yogyakartaadalah sebagai berikut:
Visi, Misi dan Tupoksi
Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, maka pemerintahan daerah
diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan sebagi upaya untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayan, pemberdayaan
dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
1. Visi
Visi Dinas Kominfo dan Persandian Kota yogyakarta merupakan salah satu
Perangkat Daerah di Pemerintahan Kota Yogyakarta dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya mendukung visi, misi dan program walikota terpilih tahun
2017 – 2027.Visi pembangunan daerah Kota Yogyakarta berdasarkan
RPJMD Kota Yogyakarta tahun 2017-2022 adalah sebagai berikut:

“MENEGUHKAN KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA NYAMAN HUNI DAN PUSAT


PELAYANAN JASAYANG BERDAYA SAING KUAT UNTUK KEBERDAYAAN
MASYARAKAT DENGAN BERPIJAK PADA NILAI KEISTIMEWAAN”
Visi Pembangunan Kota Yogyakartadiharapkan bisa mewujudkan keinginan
dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada
pencapaian tujuan nasional. Visi Pembangunan Kota Yogyakarta harus dapat
diukur untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilannya .

2. Misi
Upaya untuk mewujudkan visi “Meneguhkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Nyaman
Huni dan Pusat Pelayanan Jasa yang Berdaya Saing Kuat untuk Keberdayaan
Masyarakat dengan Berpijak pada Nilai Keistimewaan” dirumuskan melalui tujuh misi
pembangunan yaitu :
1. Meningkatkan kesejahteraan dan keberdayaan masyarakat
2. Memperkuat ekonomi kerakyatan dan daya saing Kota Yogyakarta
3. Memperkuat moral, etika dan budaya masyarakat Kota Yogyakarta
4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya
5. Memperkuat tata kota dan kelestarian lingkungan
6. Membangun sarana prasarana publik dan permukiman
7. Meningkatkan tatakelola pemerintah yang baik dan bersih

Tabel 2.1
Ringkasan Visi Misi RPJMD Kota Yogyakarta 2017-2022

Visi Misi Sasaran Daerah

Meneguhkan Kota 1. MeningkatkanKesejahteraan 1. Kemiskinan


Yogyakarta Sebagai Kota dan Keberdayaan Masyarakat Menurun
Nyaman Huni Dan Pusat Masyarakat 2. Keberdayaan
Masyarakat
Pelayanan Jasa Yang
Meningkat
Berdaya Saing Kuat Untuk 3. KetahananPangan
Keberdayaan Masyarakat Masyarakat Meningkat
Dengan Berpijak Pada Nilai 2. Memperkuat ekonomi 1. Ketimpangan
Keistimewaan kerakyatan dan daya saing Pendapatan Antar
Kota Yogyakarta Penduduk Menurun
2. Pertumbuhan
Ekonom Meningkat
3. Memperkuat moral, etika, 1. Gangguan
dan budaya masyarakat ketentraman dan
Kota ketertiban
Yogyakarta masyakarat menurun
4. Meningkatkan kualitas 1. Kualitas pendidikan
pendidikan, kesehatan, meningkat
sosial, dan budaya 2. Harapan hidup
masyarakat
meningkat
3. Peran serta
masyarakat dalam
pengembangan dan
pelestarian budaya
meningkat
5. Memperkuat tata kota 1. Kesesuaian
dan kelestarian lingkungan pemanfaatan ruang
meningkat
2. Kualitas lingkungan
hidup meningkat
6. Membangun sarana dan 1. i nfrastruktur wilayah
prasarana public dan meningkat
permukiman
7. Meningkatkan tata kelola 1. Kapasitas tata
pemerintah yang baik dan kelola pemerintahan
bersih meningkat

(Sumber: RPJMD Kota Yogyakarta 2017-2022

Berdasarkan tugas pokok dan fungsinya maka Dinas Kominfo dan Persandian
Kota yogyakarta mendukung visi meningkatkan tat kelola pemerintah yang
baik dan bersih dengan sasaran daerah adalah peningkatan kapasitas tata
kelola pemerintahan.
Rumusan visi dan misi maka ditetapkan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai Dinas Kominfo dan persandian Kota yogyakarta. Tujuan jangka
menengah Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta selama 5 tahun
adalah:
a. Meningkatnya Layanan Informasi Publik
b. Meningkatnya Keamanan Informasi
Mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan maka sasaran strategis,
program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas kominfo dan Persandian Kota
Yogyakarta adalah sebagai berikut:
Table 2.2
Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kegiatan

NO SASARAN PROGRAM KEGIATAN


STRATEGIS
1 2 3 4
1 Layanan Program Informasi Pengelolaan Informasi dan Komunikasi
InformasiPublik dan Komunikasi Publik Pemerintah Daerah
Meningkat Publik Kabupaten/Kota
Program Aplikasi Pengelolaan Nama Domain yang
Informatika telah Ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat dan Sub Domain di Lingkup
Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota
Pengelolaan e-government Di Lingkup
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Program Penyelenggaraan Statistik Sektoral di
Penyelenggaraan Lingkup Daerah Kabupaten/Kota
Statistik Sektoral
2 Keamanan Program Penyelenggaraan Persandian untuk
Informasi Penyelenggaraan Pengamanan Informasi Pemerintah
Meningkat Persandian Untuk Daerah Kabupaten/Kota
Pengamanan Penetapan Pola Hubungan Komunikasi
Informasi Sandi
Antar Perangkat Daerah Kabupaten/Kota

B. ISU-ISU STRATEGIS LOKUS


Peran Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta khususnya terkait
pada isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi yang dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan dimasa datang.
Isu strategis diperoleh berasal dari analisis internal dan eksternal berupa
identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa
kondisi yang menciptakan peluang dan ancaman.
Adapun permasalahan yang dihadapi Dinas Kominfo dan Persandian
Kota Yogyakarta pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
1. Pengembangan data center yang menjadi pusat data Pemerintah
KotaYogyakarta
2. Pengembangan dan penguatan infrastruktur jaringan internet dan
intranet Pemerintah Kota
3. Pengembangan implementasi e-Government Pemerintah Kota
Yogaykarta.
4. Pengembangan penyediaan layanan informasi webite online .
5. Pengembangan jaringan komunikasi data yang aman
6. Pembentukan kelompok informasi masyarakat guna penyebaran,
penyediaan dan pemanfaatan informasi, yang dilaksanakan oleh
pemerintah secara aktif, mengumpulkan informasi yang bermanfaat
untuk dapat diakses oleh masyarakat ; yang secara aktif dapat
menggali, mengolah dan menyebarkan informasi secara
bertanggungjawab;
7. Ketersediaan layanan informasi publik yang berkualitas yang dapat
diakses oleh masyarakat dengan mudah dan cepat.
8. Penyelenggaraan Pos, Telekomunikasi dan Penyiaran yang efektif dan
efisien dengan menggunakan sumberdaya seoptimal mungkin,
memenuhi standar kualitas layanan prima

Dari uraian di atas dapat dilakukan identifikasi terhadap permasalahan


organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Kabupaten Semarang, baik internal maupun eksternal
sebagai berikut:

Tabel 2.4. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL

Strenghts (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)

Komitmen Pimpinan dalam Lemahnya Pengetahuan system


S1 Pelaksana Program JSS W1 keamanan Informasi

Tersedianya kuantitas SDM IT Belum adanya DRC yang terkelola


S2 yang cukup W2
dengan baik
Adanya Tim Koordinasi Masih Kurangya infrastruktur
S3 W3
Perkembangan Aplikasi penyimpanan data
IDENTIFIKASI FAKTOR EKSTERNAL
Oppotunities ( Peluang ) Threats ( Ancaman)
Adanya dukungan PDN dari
O1 T1 . Adanya ancaman kerusakan aplikasi
instansi pusat
Adanya dukungan Kebijakan dari Adanya ancaman kebocoran data
O2 pusat T2 aplikasi

Adanya Tim Koordinasi Kurangnya pengetahuan masyakat


O3 Perkembangan Aplikasi T3 tentang cara penggunaan media
elektronik

Secara umum, kondisi yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Program dan
Kegiatan pada Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota
Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas dan sebaran layanan deseminasi informasi


melalui kemitraan dengan penyelenggara media dan mengikuti
perkembangan teknologi informasi
2. Pemberdayaan potensi komunikasi di masyarakat dan peningkatan
kerjasama dengan lembaga komunikasi dan informatika
3. Proses kerja internal Pemerintah Kota Yogyakarta dengan
pengembangan aplikasi dan sistem informasi manajemen yang
handal, update dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan
masyarakat.
4. Terbangunnya kualitas jaringan teknologi informasi yang mandiri,
terintegrasi dan mampu bersinergi dengan pihak-pihak yang memiliki
komitmen terhadap pengembangan smart city di Kota Yogyakarta.
5. Terciptanya sistem kerja berbasis teknologi informasi yang handal
dan terjamin keamanannya.

Meningkatnya kualitas sumber daya manusia di bidang teknologi informasi


dan komunikasi.

C. JENIS-JENIS INOVASI PENINGKATAN KINERJA LAYANAN


Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakartatelah
menginisiasi dan membuat inovasi yang bertujuan untuk peningkatan
pelayanan publik. Adapun beberapa inovasi, antara lain:
1. Membangunan Ekosistem Smart Ciry Melalui Jogja Smart Service
(JSS)
Merupakan inovasi aplikasi balaikota virtual dalam rangka
memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat di kota yogyakarta
dengan sistem Single Sign On atau satu akun untuk semua layanan yang
berupa aplikasi website https://jss.jogjakota.go.id/ .dan juga bisa
diakses melalui mobile melalui app Store dan Play Store.
2. Peningkatan Kualitas Informasi Publik melaui Sistem PPID Elektronik
Merupakan inovasi yang dibuat untuk memberikan layanan
Permintaaan informasi Daerah melalui sisten online yang bisa diakses
melalui https://ppid.jogjakota.go.id/ dengan hanya mengisi formulir
elektronik pada aplikasi layan pemohoan antinya akan mendapatkan
balsan daftar informasi yang dibutuhkan.
Tujuan dari inovasi ini adalah terwujudnya sarana atau media untuk
fasiiitas pemberian informasi daerah yang dibutuhkan oleh masyarakat
guna meningkatkan keterbukaaan informasim publik dinperintah kota
Yogyakarta.

D. KEUNGGULAN DAN STRATEGI MANAJEMEN KINERJA ORGANISASI

Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta merupakan SKPD yang


mampu menjadi penggerak pelayanan Digital dan penyampaiann informasi
public serta penjamin keamanan data di Kota Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat
dari uraian dibawah ini.
1. Capaian Indikator Kinerja
Capaian Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta berdasarkan
RPJMD Kota. Yogyakarta Tahun 2017 – 2022 dapat dilihat pada Tabel :

Tabel

Capaian Indikator Kinerja berdasarkan RPJMD Kota Yogyakarta Tahun


2017 –2022

SASARAN INDIKATOR Target Tahunan


NO Satuan
STRATEGIS KINERJA 2017 2018 2019 2020 2021 2022
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Layanan Indeks % 61.98 67.24 72.21 74.00 87.91 91.21
Informasi Layanan
Publik Informa
Meningkat si Publik
2 Keamanan Indeks % 75.70 78.40 81.40 84.40 88.00 94.00
Informasi Pengamana
Meningkat n Informasi

Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta


telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian
Kinerja Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta
tahun 2022 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim
pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka
pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran
keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari
hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja
(penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel 15 Skala Nilai Peringkat Kinerja


No. Interval Nilai Realisasi Kriteria Penilaian Realisasi
Kinerja Kinerja
1. 91 ≤ 100 Sangat Baik
2. 76 ≤ 90 Tinggi
3. 66 ≤ 75 Sedang
4. 51 ≤ 65 Rendah
5. ≤ 50 Sangat Rendah

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah


ditetapkan oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota
Yogyakarta dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja
dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan
dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Komunikasi, Informatika dan
Persandian Kota Yogyakarta beserta target dan capaian realisasinya
dirinci sebagai berikut:
Tabel 16 Capaian Kinerja Tahun 2022

SASARA INDIKAT
NO. SATUA TARGE REALIS CAPAIA
N OR N T ASI N
STRATE KINERJ
GIS A
1 2 3 4 5 6 7
1 Layanan Indeks - 91.21 112.59 123.44%
Informa Layanan
si Publik Informasi
Meningkat Publik
2 Keaman Indeks - 94.00 100 106.38%
an Pengamanan
Informa Informasi
si
Meningk
at

Berdasarkan tabel di atas Dinas Komunikasi, Informatika dan


Persanadian memiliki 2 sasaran strategis yaitu Layanan Informasi Publik
Meningkat dan Keamanan Informasi Meningkat. Sasaran Layanan
Informasi Publik Meningkat dengan indikator kinerja Indeks Layanan
Informasi Publik dan Sasaran Keamanan Informasi Meningkat dengan
indikator Indeks Pengamanan Informasi.
Target Indikator Indeks Layanan Informasi Publik adalah 91.21 dan
terealisasi sebesar 112.59 sementara untuk target Indikator Indeks
Pengamanan Informasi adalah 94.00 dan terealisasi sebesar 100.
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan
oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta
dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan
realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan
dan sasaran strategis Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian
Kota Yogyakarta beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai
berikut:
Tabel 17 Pengukuran Kinerja Dinas Komunikasi, Informatika dan
Persandian

%
Nama Rumus Perhitungan Capaia
No Target Capaian
Indikato Pengukuran Tahun n
2022
r (formula 2022 2022
indikator)
1 Indeks 91.21 (20% Pemanfaatan (20%*100 + 112.5 123.44
Layanan data + 20% tindak 20%*98.52 + 9 %
Informa lanjut aduan + 60% 60%*121.47) *100
si Publik pemanfaatan
teknologi informasi
dan telematika)
dikali 100

Indeks 94.00 (70% kinerja (70% x 100 + 30% x 100 106.38


2 Pengaman pengamanan + 30% 100) %
an pembinaan) dikali
Informasi 100
BAB III
IDENTIFIKASI BEST PRACTICE DAN LESSON LEARNT

A. INOVASI UNGGULAN TERPILIH

Berdasarkan analisa beberapa inovasi yang dilakukan Dinas


Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta DI Yogyakarta
untuk menunjang Tantangan Global penyelenggaraan pemerintahan yang
bergerak dinamis dan kreatif yang menyangkut pengembangan layanan
publik, salah satu yang dinilai inovatif untuk di adopsi atau di adaptasikan di
daerah berdasarkan kesepakatan kelompok adalah “Jogja Smart Service”.
adalah inovasi aplikasi yang diperguuntuk memberikan layanan langsung
kepada masyarakat dengan berbagai menu layanan dari informasi daerah
sampai dengan informasi produk umkm daerah.
B. PRESTASI DINAS KOMINFO DAN PERSANDIAN KOTA YOGYAKARTA

Prestasi yang dicapai Pemerintah kota Yogyakarta pada Tahun


2022 melalui Dinas Kominfo dan Persandian adalah :
1. JSS Termasuk TOP 45 Inovasi Playanan terpuji KIPP Tahun 2023
Kemen PANRB RI.
2. Memiliki peringkat pertama indeks SPBE tahun 2022 diwilayah DI>
Yogyakarta dengan nilai indeks 3,02 sesui sk Kemenpanrb RI nomo
108 tahun 2023.

C. ANALISIS PENERAPAN INOVASI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/


KOTA DI KALIMANTAN SELATAN

Manajemen perubahan sektor publik sebagai upaya peningkatan kinerja


organisasi dalam peningkatan pelayanan bagi masyarakat atau pelanggan
dapat di lajukan melalui berbagai strategi, salah satunya adalah melakukan
inovasi dalam mencapai tujuan program/kegiatan dalam rangka pelayanan
publik.
Berdasarkan hasil identifikasi, khususnya terkait upaya Pemerintah Kota
Yogyakarta dalam pengembangan layanan langsung bagi masyarakat
dilingkungan pemerintah kota, yang salah satunya diakses secara langsung,
maka dilakukan sebuah inovasi berupa “Jogja Smart Service”, sebagai
keberhasilan sebuah inovasi pelayanan publik, dapat menjadi motivasi dan
inspirasi bagi daerah lain untuk meniru atau melakukan perbaikan dengan
penyesuaian dengan kondisi daerah masing-masing melalui konsep adopsi
maupun adaptasi. Dari gambaran inovasi yang dilakukan oleh Dinas
Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta dalam
pengembangan JSS, di nilai penting untuk melakukan analisa penerapan
inovasi tersebut di daerah, dalam hal ini di lingkup Pemerintah Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan.
Berdasarkan fokus permasalahan yaitu pengembangan Jogja Smart
Service maka perlu dilakukan analisa lingkungan strategis instansi dimana
inovasi akan di terapkan. Hasil analisis akan di jadikan dasar
membandingkan kedua organisasi untuk melihat peluang penerapan di
daerah.
Sebagai upaya untuk mendapatkan informasi menyangkut kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman, dilakukan analisis faktor lingkungan
strategis pada Dinas Kominfo dan Persandian.Kota Yogyakarta.
Berikut diuraikan analisis SWOT dalam upaya mendapatkan gambaran
kondisi organisasi di kaitkan dengan penerapan inovasi dalam
pengembangan Gardu Sinergi Nangkis.

1. Indentifikasi Faktor Internal dan Eksternal


Berdasarkan fokus permasalahan menyangkut pengembangan layanan
masyarakat, dapat diidentifikasi beberapa faktor internal dan eksternal di Dinas
Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta dengan hasil sebagai
berikut :

Untuk mendapatkan gambaran lingkungan strategis organisasi, berikut


diuraikan analisis faktor lingkungan dengan menggunakan alat SWOT
sebagai berikut :
Tabel. 3
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Srengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan)

Komitmen Pimpinan dalam Lemahnya Pengetahuan system


Pelaksana Program JSS 1 keamanan Informasi

Tersedianya kuantitas Belum adanya DRC yang


SDM IT yang cukup 2 terkelola dengan baik

Adanya Tim Koordinasi Masih Kurangya infrastruktur


Perkembangan Aplikasi 3 penyimpanan data

Identifikasi Faktor Eksternal

Opportunuties (Peluang) Threats (Ancaman)


Adanya dukungan PDN dari Adanya ancaman kerusakan
instansi pusat 1 aplikasi

Adanya dukungan Kebijakan Adanya ancaman kebocoran


dari pusat 2 data aplikasi

Adanya dukungan kepala Kurangnya pengetahuan


daerah dan stakeholder lain 3 masyakat tentang cara
penggunaan media elektronik

Pada Tabel 3 dapat dilihat faktor internal dan eksternal terkait dengan
pengembangan layanan langsung bagi masyarakat di Kota Yogyakarta Dari
beberapa faktor tersebut, dilakukan analisis urgensi untuk menentukan faktor
kunci keberhasilan pengembangan layanan langsung bagi masyarakat.
Faktor internal dan eksternal yang terindentifikasi merupakan unsur penting
dalam melakukan proses penerapan inovasi yang dilakukan Kota
Yogyakarta.
Penilaian tingkat urgensi faktor internal dan eksternal ini dilakukan
berdasarkan personal judgement dengan membandingkan antar faktor satu
per satu secara berurutan dengan menggunakan matriks urgensi faktor
internal dan eksternal. Penggunaan instrument analisis matriks urgensi faktor
internal dan eksternal akan menghasilkan bobot nilai dan masing- masing
faktor yang diperbandingkan.
Faktor yang mempunyai nilai urgensi atau bobot nilai terbesar
menunjukkan bahwa faktor tersebut merupakan faktor yang lebih penting dari
faktor lainnya, kemudian dinilai lagi kemampuan kepentingannya
berdasarkan yang paling dominan sehingga dapat dijadikan salah satu faktor
dalam menentukan peta kekuatan dan strategi SWOT sebagaimana
pada tabel
berikut ini :
Tabel 4

Matriks Urgensi Faktor Internal dan Eksternal

FAKTOR INTERNAL TINGKAT KOMPARASI URGENSI FAKTOR

NO STRENGTHS (KEKUATAN) A B C D E f NU BF

Komitmen Pimpinan ddalam


A A A A A A 5 33,33 %
Pelaksana Program JSS

Tersedianya kuantitas SDM IT


B A B B B F 3 20,00 %
yang cukup

Adanya Tim Koordinasi


C A B C E F 1 6,67 %
Perkembangan Aplikasi

WEAKNESSES (KELEMAHAN)

Lemahnya Pengetahuan system


D A B C D F 1 6,67 %
keamanan Informasi

E A E E E F 3 20,00%
Belum adanya DRC yang terkelola
dengan baik

Masih Kurangnya infrastruktur


F A B F D F 2 13,33 %
penyimpanan data

TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15 100.00%

NO FAKTOR EXTERNAL TINGKAT KOMPARASI URGENSI FAKTOR

OPPORTUNITIES (PELUANG) A B C D E F NU BF

Adanya Fasilitas Infrastruktur


A A A D E A 4 26,67 %
dari PDN

Adanya dukungan Kebijakan dari


B A C D B F 1 6,67 %
pusat

Adanya dukungan kepala daerah


C A C C E F 2 13,33 %
dan stakeholder

THREATHS (ANCAMAN)

Adanya ancaman kerusakan


D D D C D D 4 26,67 %
aplikasi

Adanya ancaman kebocoran dan


E kehilangan data aplikasi atau E B E D E 3 20,00 %
hacking

Kurangnya pengetahuan
F masyakat tentang cara A F C D E 1 6,67 %
penggunaan media elektronik

TOTAL NILAI URGENSI (TNU) 15 100.00%


Pada Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa perbandingan pada faktor yang
sama tidak diberi nilai sedangkan perbandingan dengan faktor lainnya diberi nilai
sesuai besaran urgensinya, dalam hal ini nilainya berupa huruf dari faktor yang
bersangkutan.
Dapat dijelaskan bahwa jumlah huruf dari masing – masing faktor
dijumlahkan pada baris maupun kolom nilai total faktor internal dan eksternal
maksimal adalah
15 dengan nilai bobot diperoleh dari perkalian jumlah nilai urgensi dibagi 15 dan
dikalikan 100%.
Evaluasi faktor internal dan eksternal pada tabel 3 dibawah ini meliputi
perhitungan formulasi sebagai berikut :
1. Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah perkalian antara Nilai Dukung (ND) dengan
Bobot Faktor (BF%).
2. Nilai Rata – rata Keterkaitan (NRK) adalah Total Nilai Keterkaitan (TNT) dibagi
dengan jumlah faktor internal dan eksternal dikurang 1 (satu).
3. Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) merupakan perkalian antara Nilai Rata – rata
Keterkaitan (NRK) dengan Bobot Faktor (BF%)
4. Total Nilai Bobot (TNB) adalah penjumlahan antara Nilai Bobot Dukung (NBD)
dengan Nilai Bobot Keterkaitan (NBK).
5. Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) didapat dengan mengambil dua nilai terbesar dari
masing – masing unsur kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Berdasarkan analisis matriks urgensi pada Tabel 9 di atas, dapat dilihat
bahwa bobot tertinggi pada adanya dukungan pimpinan pada program
pengembangan Ekosistem Smart City berupa aplikasi Jogja Smart Servisce (JSS)
(strengths) yang mempunyai urgensi yang tinggi. Sedangkan pada sisi kelemahan
(weaknesses), faktor tertinggi yang memiliki nilai urgensi tinggi adalah
belum .adanya Disaster Recovery system (DRC) yang terkelola dengan baik
Untuk faktor eksternal, bobot tertinggi pada sisi peluang (opportunities) adalah
Adanya Fasilitas Infrastruktur dari PDN Sedangkan nilai urgensi tertinggi untuk sisi
ancaman (threats) adalah Adanya ancaman kerusakan aplikasi.
Hasil akhir dari analisis matriks evaluasi keterkaitan ini adalah diketahuinya
Nilai Bobot Keterkaitan (NBK) dan Total Nilai Bobot (TNB) dari masing-masing
faktor yang akan menentukan faktor apa saja yang menjadi Faktor Kunci
Keberhasilan
(FKK) dalam pelaksanaan laporan studi lapangan yang dilaksanakan Kelompok
PKA
angkatan V.
Hasil analisis matriks evaluasi keterkaitan terhadap faktor-faktor yang
mempengaruhi laporan studi lapangan Program Sinergi Penanggulangan
Kemiskinan Ekstrim dengan aplikasi Jopgja Smart Service di Kota Yogyakarta,
dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
NK
FAKTOR INTERNAL NU BF ND NBD NRK NBK TNB FKK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
INTERNAL
STRENGTHS 5.15
Komitmen Pimpinan pimpinan dalam
1 4 0 5 1.33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5.00 1.33 2.67 I
pegembangan JSS
2 Tersedianya kuantitas SDM IT yang cukup 2 - 3 0.80 5 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3.45 0.46 1,62 II

3 Adanya Tim Koordinasi Perkembangan Aplikasi 3 0 4 0. 5 3 5 5 5 3 3 4 4 4 4 4.09 0.82 0,45 III


WEAKNESSES 3.51
Lemahnya Pengetahuan system keamanan
4 3 0 5 1.00 5 4 5 5 5 3 2 3 5 4 4 4.09 0.82 III
Informasi
5 Belum adanya DRC yang terkelola dengan baik 2 0 5 0.67 5 4 5 5 5 4 4 3 5 3 4 4.27 0.57 I

Masih Kurangnya infrastruktur penyimpanan


6 1 0 3 0.20 5 3 5 5 5 3 3 3 4 3 3 3.82 0.25 II
data
JUMLAH SEMUA 15 100.00%
EXTERNAL
OPPORTUNITIES 3.76
7 Adanya dukungan PDN dari instansi pusat 3 0 3 0.60 5 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3.55 0.71 1.31 I

8 Adanya dukungan Kebijakan dari pusat 1 0 4 0.27 5 3 3 2 4 3 3 4 5 4 4 3.64 0.24 0.51 III

Besarnya dukungan Kepala Daerah dan


9 4 0 4 1.07 5 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3.27 0.87 1.94 II
Stakeholder

THREATS 3.75

10 Adanya ancaman kerusakan aplikasi 4 0 4 1.07 5 3 4 5 5 4 2 4 4 5 5 4.18 1.12 2.18 I


Adanya ancaman kebocoran dan kehilangan
11 2 0 4 0.53 5 3 4 4 3 3 2 4 2 4 4 3.45 0.46 0.99 II
data aplikasi atau hacking
Kurangnya pengetahuan masyakat tentang
12 1 0 5 0.33 5 3 4 4 4 3 1 4 4 5 2 3.55 0.24 0.57 III
cara penggunaan media elektronik
JUMLAH SEMUA 15 100.00%

Tabel 6. Matrik Evaluasi Nilai Keterkaitan Faktor Internal dan Eksternal


Dari Tabel 6 diatas dapat menghasilkan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) dengan

mengambil 2 (dua) nilai terbesar dari masing – masing unsur kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman yang mana dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini :

Tabel 7

FAKTOR – FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Faktor
Internal
No Strenght (kekuatan) No. Weaknesses (kelemahan)
1. Komitmen Pimpinan pimpinan 1. Belum adanya DRC yang terkelola dengan baik
dalam pegembangan JSS

2. Tersedianya kuantitas SDM IT yang 2. Masih Kurangnya infrastruktur penyimpanan


cukup data

Faktor
Eksternal
No Opportunities (peluang) No. Threaths (tantangan)
1. Adanya Fasilitas Infrastruktur dari PDN 1. Adanya ancaman kerusakan aplikasi

2. Adanya dukungan kepala daerah dan 2. Adanya ancaman kebocoran dan kehilangan
stakeholder data aplikasi atau hacking

Berdasarkan Tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa kunci keberhasilan adalah

dengan menentukan nilai TNB Total Nilai Bobot (TNB) yang paling besar dari setiap

item pada faktor internal dan eksternal. Dari hasil evaluasi tersebut dapat digunakan

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan guna implementasi laporan studi

lapanganyakni
menentukan faktor kunci sehingga diketahui peta kekuatan. Dengan membandingkan

Total Nilai Bobot (TNB) Strenghts/kekuatan dengan TNB Weaknesses/kelemahan dan

TNB Opportunities/Peluang dengan TNB Threaths/ ancaman, maka peta kekuatan

organisasi dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini : ….. (angka belum dimasukan karena

belum dimasukan dalam aplikasi/ nanti diedit setelah didiskusikan.

KW II ( ST) S= 4,69 KW I ( SO )

( 2.75 )

T= 2.72 O=3.41

0.69

KW IV ( WT ) KW III ( WO )

W= 1.94

Gambar. 2 Kuadran Peta Kekuatan Organisasi

Apabila dilihat pada gambar di atas maka posisi kekuatan organisasi dalam
penanggulangan kemiskinan dengan pengambilan gambar secara hybrid berada di
Kwadran I (satu) dimana dalam perbandingan antara total nilai bobot (TNB) kekuatan
(Strenghts) dengan total nilai bobot (TNB) kelemahan (Weaknesses) sebesar 2,75.
Sedangkan perbandingan antara total nilai bobot (TNB) peluang (Opportunities) dengan
total nilai bobot (TNB) ancaman (Threaths) sebesar 0,68.
Dengan demikian maka strategi yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar
pelaksanaan laporan studi lapangan berjalan dengan lancar dan berhasil mencapai
tujuan yang telah ditetapkan adalah dengan lebih memaksimalkan kekuatan dengan
memanfaatkan peluang yang dimiliki. Strategi utamanya adalah dengan pembuatan
aplikasi layanan kepegawaian secara elektronik sebagaimana seperti dalam Tabel 12
dibawah ini :

Tabel 12
Formulasi Strategi SWOT
Faktor Internal Kekuatan (S1) Kekuatan (S2)
Dukungan Komitmen Tersedianya SDM yang Cukup
Pimpinan dan Pelaksanaan
Program JSS

Faktor Eksternal
Peluang (O1) S1 – O1 S2 – O1
Adanya Fasilitas Gunakan Komitmen
Gunakan SDM yang cukup
Infrastruktur dari PDN Pimpinan dan Pelaksana
untuk memanfaatkan adanya
Program pengembangnan
fasilitas infrastruktur dari PDN
ekosistem smart City
pengembangnan ekosistem
dengan menggunakan
smart City JSS
fasilitas infrstruktur dari
PDN

Peluang (O2) S1 – O2 S2 – O2
Adanya dukungan kepala Optimalkan Komitmen
Pimpinan dan kepala Gunakan SDM IT yang cukup
daerah dan stakeholder
daerah serta stakeholder utuk menerapkan dan
untuk pembuatan Regulasi memanfaatkan dukungan dari
dan Pelaksana Program kepala daerah dalam
pengembangnan ekosistem membangunan JSS
smart City JSS
D. LESSON LEARNT

Studi lapangan menjadi kegiatan yang cukup strategis dalam pelatihan


kepemimpinan, melalui kegiatan studi lapangan peserta dapat melihat,
mengamati dan merasakan langsung kondisi yang terjadi di lapangan.
Sehingga pada akhir pembelajaran studi lapangan kinerja organisasi, peserta
mendapatkan lesson learnt, mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan
strategi dan manajemen kinerja organisasi pelayanan publik sesuai focus dan
lokus. Secara umum, pembelajaran studi lapangan kinerja organisasi, dimulai
dengan pembekalan tahapan pembelajaran studi lapangan kinerja organisasi,
ceramah studi lapangan kinerja organisasi, kunjungan lapangan kinerja
organisasi, dan perumusan keunggulan manajemen kinerja organisasi
pelayanan publik sesuai lokus, dan berbagi pengalaman hasil studi lapangan
kinerja organisasi.
Pelaksanaan studi lapangan yang dilakukan dengan memilih ke best
practice antara lain mengunjungi lokus sebagai inspirator rencana project
charter yang akan dilakukan. Lokus dari peserta studi lapangan Pelatihan
Kepemimpinan Administrator Angkatan V Tahun 2023 pada Pemerintah Kota
Yogyakarta adalah Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota
Yogyakarta dengan beberapa Program Unggulan yang terkait dengan kinerja
pelayanan publik, sehingga bisa didapatkan lesson learnt terutama
keunggulan kinerja dari Badan Perencanaan Pembangunan, Kabupaten
Semarang dalam perencanaan pembangunan daerah.
Kota Yogyakarta melalui Dinas kominfo dan Persandian Kota
Yogyakarta tentunya memiliki aplikasi yang dipergunakan dalam mendukung
pemberian layanan public yang smart guna mendukung pembangunan
ekosistem Smart City Kota Yogyakarta. Tujuan dari penerapan aplikasi JSS
adalah untuk memberikan layanan yang smart melalui aplikasi digital
yang,mudah diakses dan mempunyai fitur layanan yang lengkap untuk
memenuhi kebutuhan informasi dan layan public yang terintegrasi dalam satu
layanan dengan menggunakan system single sign On (SSO).
Melalui JSS, inovasi yang dibuat oleh Dinas Kominfo dan Persandian
Kota Yogyakarta, dengan berbagai fasilitas memudahkan masyarakat untuk
mengakses berbagai fitur layanan seperti kemudahan mengetahui wilayah
yang mempunyai akses internet gratis, mematau keadaan lalulintas kota
dengan cctv online, pembuatan izin praktek kesehatan sampai mengetahui
produk-produk umk dengan harga dan e-marketplace untuk umk dan lain-
lainnya

Adapun area perubahan yang akan diadopsi dan diadaptasikan dari hasil
studi lapangan adalah sebagai berikut :
1. Peran Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam mendukung sebuah perubahan adalah
sangat penting. Sesorang pemimpin memiliki tanggungjawab untuk
menginisiasi, mengarahkan dan mendorong perubahan di dalam
organisasi atau timnya.
Seorang pemimpin harus memiliki visi yang jelas tentang tujuan
perubahan serta mampu menginspirasi orang lain untuk menerima
perubahan tersebut. Selain itu seorang pemimpin harus bisa jadi
komunikator yang baik dalam memberikan penjelasan tentang manfaat
dan alasan dari sebuah perubahan kepada anggota timnya dan mampu
mengelola perubahan secara efektif dengan melibatkan perencanaan yang
baik, pengorganisasian sumber daya, pengawasan progres dan
penyesuaian yang dilakukan selama proses perubahan.

2. Inovasi Pelayanan
Pemerintah pusat telah mendorong kepada pemerintah daerah
untuk mengutamakan pelayanan publik yang berbasis elektronik, untuk itu
tentunya diperlukan teknologi informasi.
Aplikasi JSS memberikan gambaran baru bagaimana cara
membuat inovasi pelayanan yang lebih baik dan mudah diakses untuk
masyarakat maupun instansi pemerintah.
3. Kompetensi dan Pemberdayaan SDM
Perlunya penerapan kompetensi dan konsep pemberdayaan,
khususnya bagi staf atau pelaksana sesuai dengan kompetensinya
masing- masing. Pemberian kepercayaan akan meningkatkan motivasi
pelaksana untuk lebih bermotivasi dan bekerja sungguh-sungguh, tentunya
menjadi kunci sekses dalam pelaksanaan perubahan.
Dengan pemberdayaan staf akan menciptakan lingkungan yang
memungkinkan individu untuk pengambilan inisiatif, membuat keputusan
dan mengambil tanggungjawab dalam mencapai tujuan dari perubahan.

4. Pembangunan jejaring Kerja dan Kolaborasi Pemangku Kepentingan


Membangun kerjasama yang kuat dalam mendukung perubahan
memainkan peran penting dalam meraih kesuksesan tercapainya tujuan
dari perubahan. Beberapa hal yang harus dilakukan untuk tercapainya
kerjasama yang efektif adalah; komunikasi yang terbuka dan jelas,
kolaborasi dalam pengambilan keputusan, ada timbal balik dan umpan
balik serta melakukan pembagian tugas yang jelas.
Dalam rangka menyediakan sistem layanan yang terintegrasi dalam
sebuah portal layanan bersama dan mudah diakses tentunya diperlukan
upaya kerjasama dengan semua pihak terlebih lagi unit kerja seperti
dengan pihak Dinas Pelayanan terpatu, perhubungan, dinas Koperasi dan
UMKM dan lainnya, serta semua stakeholder di lingkungan Kota
Yogyakarta untuk Pengembangan layanan digital dan tercapai nya
pembangunan SPBE di Kota Yogyakarta.

5. Penerapan Manajemen Kinerja

Menerapkan manajemen kinerja organisasi adalah bagaimana kita


menggerakan sumberdaya untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk
memperoleh manajamen diperlukan tim efektif. Membangun tim effektif
merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan dari organisasi.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan dalam membangun tim efektif
adalah :

a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas serta peran masing masing dalam
tim
b. Membangun komunikasi yang efektif
c. Mendorong kolaborasi antar tim dengan melakukan diskusi,
brainstorming
d. Menetapkan peran dan tanggungjawab masing-masing tim secara
jelas e. Memberikan dukungan dan feedback yang tepat waktu
sehinnga membantu anggota tim untuk berkembang dan
meningkatkan
kinerjanya
f. Menghargai kerja sama serta tetap melakukan evaluasi untuk
perbaikan.
Tim efektif memainkan peran penting dalam aksi perubahan.
Beberapa peran yang dimainkan oleh tim effektif dalam aksi perubahan :
a. Kolaborasi, setiap anggota tim memiliki peran dan tanggungjawab
yang jelas, serta saling mendukung dan saling melengkapi dalam
menjalankan tugas mereka. Kolaborasi memungkinkan tim untuk
memanfaatkan keahlian dan pengalaman individu untuk mencapai
hasil yang lebih baik;
b. Komunikasi , dengan komunikasi secara tebuka dan jelas antar
anggota tim, serta dengan pihak lain yang terlibat dalam aksi
perubahan merupakan kunci dalam mendukung perubahan.
Komunikasi yang baik akan membantu dalam membangun
pemahaman yang sama, mengatasi hambatan dan memastikan
informasi yang tepat sampai keseluruh tim;
c. Pemimpin, perang penting seorang pemimpin dalam dalam
memfasilitasi perubahan adalah sebagai motivator dan mampu
memberikan arahan yang jelas kepada anggota tim, selain itu juga
bertanggungjawab untuk mengelola perubahan, mengatasi hambatan
dan mengarahkan tim menuju tujuan yang ditetapkan;
d. Pemberdayaan, pentingnya memberdayakan anggota tim untuk
berpartisipasi aktif dalam perubahan. Hal ini memberikan
tanggungjawab kepada anggota untuk mengambil keputusan dalam
melaksanakan tugas mereka. Pemberdayaan anggota tim akan
meningkatkan motivasi dan keterlibatan mereka serta memperkaya
kreativitas dan inovasi dalam perubahan;
e. Adaptabilitas; perubahan seringkali melibatkan situasi yang dinamis
dan tidak terduga, dengan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan perubahan dan merespon dengan cepat serta dapat
mengidentifikasi peluang dan tantangan baru.
f. Pembelajaran, dengan melihat perubahan sebagai kesempatan untuk
belajar dan berkembang, tim yang effektif akan mengevaluasi
langkah-langkah mereka, menganalisis hasil, dan mengidentifikasi
pelajaran yang dapat diterapkan dimasa yang akan datang.

6. Penerapan Manajemen Resiko


Resiko yang berpotensi untuk dihadapi dalam aksi perubahan ini
merupakan bahaya, akibat, penghambat atau konsekuensi yang
dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau
kejadian yang akan datang. Hal tersebut dapat disebutkan dalam
tabel berikut sekaligus mitigasi resiko yang akan dilakukan :
Tabel 8. Resiko Dan Mitigasi Resiko

No Resiko Mitigasi Resiko

1 2 3
1 Kerusakan System aplikasi dan server Menyediakan DRC dan membuat SOP
. dalam pelaksanaan Backup data aplikasi

2 Adanya ancaman kebocoran dan Melakukan pengamanan sytem aplikasi


. kehilangan data aplikasi atau hacking berupa penyedian sertifikat elektronik
untuk domain dan sub domain layanan
SOP yang sudah ada serta melakukan
update data dan aplikasi secara berkala
sesuai SOP yang sudah ada
3 Aplikasi tidak dikenal oleh masyarakat Melakukan sosialisasi dimedia elktronik
. sehingga kurang optimal dalam maupun media social tentangb manfaat
pemanfaatannya dan kegunaan aplikasi

4 Aplikasi Error Membuat sop tentang standar tindakan


berupa tim reaksi cepat penanganan
kerusakan aplikasi

7. Planning and Budgeting


Agar program yang dilaksanakan dapat tercapai dengan maksimal
diperlukan perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik akan dimulai
dengan menetapkan tujuan organisasi. Dalam menyusun anggaran
berdasarkan kinerja, organisasi ataupun unit organisasi tidak hanya
diwajibkan menyusun anggaran atas dasar fungsi, program, kegiatan, dan
jenis belanja tetapi juga menetapkan kinerja yang ingin dicapai. Kinerja
tersebut antara lain dalam bentuk keluaran (output) dari kegiatan yang
akan dilaksanakan dan hasil (outcome) dari program yang telah
ditetapkan. Selanjutnya outcome tersebut akan menghasilkan impact
berupa kesejahteraan rakyat dalam jangka panjang. Apabila telah
ditetapkan prestasi (kinerja) yang hendak dicapai, baru kemudian dihitung
pendanaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran atau hasil yang
ditargetkan sesuai rencana kinerja

8. Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan informasi teknologi (IT) mencakup penggunaan
berbagai jenis teknologi dan perangkat lunak untuk memperoleh,
menyimpan, mengelola dan mengirim informasi. IT telah menjadi bagian
integral dari kehidupan kita sehari-hari dan berdampak pada hamper
semua aspek kehidupan termasuk dalam organisasi Inovasi.
Aplikasi JSS memanfaatkan infrastruktur TIK Dinas Kominfo dan
Persandian Kota Yogyakarta untuk menjalankan aplikasi maupun
menyimpanan data dari aplikasi JSS serta sistem pengaman berupa
recoveri data maupun system penyimpanan data yang semua
menggunakan server dan teknologi informasi lainnya sehingga dapat
berjalan dengan baik dan lancer.
Selain itu dengan berbasis IT diharapkan pendaftaran inovasi melalui
aplikasi JSS dapat membantu baik Dinas Kominfosandi maupun SKPD
dan stakeholder lainnya akan lebih efisien dalam memberikan layanan
informasi yang akurat dan transparan sehingga informasi yang dihasilkan
lebih bermanfaat baik bagi stakeholder maupun masyarakat.
BAB IV
ADOPSI DAN ADAPTASI
A. ADOPSI

Studi lapangan yang dilakukan di Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta
memberikan gambaran bagaimana melakukan inovasi dalam mengatasi
permasalahan belum optimalnya pelayanan digital untuk mendukung program smart
city kota Yogyakarta maka dilakukan inovasi “JOGJA SMART SERVICE“. Inovasi ini
di nilai dapat membantu kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan
yang pada akhirnya meningkatkan Indeks Layanan Informasi Publik bagi masyarakat
Kota Yogyakarta. Adopsi ini dapat dilakukan mengingat perlunya digitalisasi layan
disemua daerah terutama unyuk dinas Kominfosandi kabupaten Hulu Sungaim Utara
yang juga mempunyai tugas dan fungsi yang sama dengan diskominfo dan
persandian kota Yogyakarta.
Adapun hal-hal yang bias didopsi dari studi lapangan pada dinas kominfo dan
persandian Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut :
1. Peran kepemimpinan seorang kepala Dinas kominfo dan Persandian yang
memliki tanggung jawab kepada tercapainya tujuan kinerja instansi yang
dipinpinnya dan mampu menginisiasi, mengarahkan dan mendorong perubahan
didalam dinas kominfo dan persandian kota Yogyakarta. Kepala dinas maupun
pejabat adminitstratornyan mampu mengarahkan dan memotivasi bawahannya
untuk berfikir inovatif dalam memberikan layanan dibidang komunikasi,
informatika, sattistik dan persandian, dan ini bias diaodopsi odan diterapkan juga
pada dinas kominfosandi kabupaten Hulu sungai Utara.
2. Inovasi Layanan yang dilakukan oleh dinas Kominfo dan Persandian
persandian Kota Yogyakarta telah mampu membuat sebuah inovasi
pelayanan yang manual menjadi Digital dengan sebuah inovasi JSS yang
membuat pelayanan public bisa diakses dalam sebuah sistem, layanan
yang menggabungkan semua layanan informasi maupun perizinan bahkan
belanja produk umkm bias dilakukan dan semuanya yang dibutuhkan
masyarakat maupun pemerintah ada didalamnya serta dapat diakses
dengan media elektronik atau smart phone hanya dengan satu akun
layanan.
3. penerapan kompetensi dan konsep pemberdayaan, khususnya bagi staf
atau pelaksana sesuai dengan kompetensinya masing-masing terlihat
pada Dinas Kominfo dan Persandian kota Yogyakarta. Pemberian
kepercayaan akan meningkatkan motivasi pelaksana untuk lebih
bermotivasi dan bekerja sungguh-sungguh, tentunya menjadi kunci sekses
dalam pelaksanaan perubahan. Dengan pemberdayaan staf ini
menciptakan lingkungan yang memungkinkan individu untuk pengambilan
inisiatif, membuat keputusan dan mengambil tanggungjawab dalam
mencapai tujuan dari perubahan. Hal ini juga dapat diadopsi oleh Dinas
Kominfosandi Kabupaten Hulu sungai Utara untuk ikut sukses dalam
pelaksanaan perubahan dilingkungan Dinas kominfosandi Kabupaten Hulu
Sungai Utara.
4. Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta Membangun kerjasama
yang kuat dengan Stakeholder eksternal sehingga mampu menciptakan
sebuah aplikasi layanan yang terintegrasi dalam sebuah aplikasi JSS.
Membangun jajaring kerja dengan dengan stekeholeder eksternal mampu
membuat kolaborasi laynanan yang baik seperti dengan Dinas
Perdagangan dan UMKM kota Yogyakarta, Dinas Kesehatan, Dinas
Perhubungan dan yang lainnya. Terlihat dari layananan yang tersedia
pada aplikasi JSS. HaI juga dapat diadopsi pada Dinas Kominfo sandi
Kab. HSU dalam hal meningkatkan pembangun SPBE di Kabupaten
Hulu Sungai Utara, selain itu dibentuknya Tim pengendali SLA (Service
Level Agreement) Koneksi jaringan kecamatan dan Puskesmas serta OPD
dilingkungan pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2022 sesuai SK kepala
Dinas Kominfo dan persandian Kota Yogyakarta
No.08.a/Kep/KOINFOSAN/I.2022 sebagi aksi nyata membangun sebuah
jejaring kerja untuk mendukung layan JSS dapat berjalan dengan baik.
5. Kita dapat mengadopsi manajemen akinerja Dinas Kominfo dan
Persandian Kota Yogyakarta mampu mebuat manajemen kinerja yang baik
dalam organisasi sehingga mampu menggerakan sumberdaya yang ada
dalam membangun tim yang efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Ini
telihat dari bagimana mereka mampu mengidentifikasi masalah
dengan
menggunakan metode-metode yang sudah ada sehingga bisa membuat
arah kebijakan dan target kinerja organisasi dan masing-masing bidang
sesuai tugas dan fungsinya masing masing untuk mengatasi
permasalahan yang ada dan juga membuat sebuah indicator capaian
kinerja yang terukur dan dapat dievaluasi setelah semua arah kebijakan
dilaksanakan.
6. Kita Juga bias mengadopsi penerapan manajemen resiko pada Dinas
Kominfo dan persandian Kota Yogyakarta yang mempu mengidentifikasi
resiko resiko yang akan terjadin apabila sebuah program tidak
dilaksanakan seperti program pengembangan smartcity melalui JSS dapat
di identifikasi resiko-resiko yang akan diahadapi apabila tidak
terlaksananya kprogram. Kegiatan tersebut sehingga mereka juga bias
membuat sebuah perencanaan mitigasi resiko yang sesuai dengan resiko
yang telah didentifikasi.
7. Dinas Kominfosandi juga mampu mebuat ssebuat Planing dan budgeting
anggaran berdasrkan indikator kinerja yang telah ditentukan sdengan
membagi anggaran sesuai indicator indicator prioritas atau utama dalam
capaian kinerja oraganisasi dians Kominfomdan persandian kota
Yogyakarta. Indicator capaian dan sasran kinerja juga mengacu pada
capaian visi dan misi daerah kota Yogyakarta. Seperti peningkatan
kaulitas penya,pian informasi public dan peningkatan keamanan informasi
yang terlihat dengan bertambahnya anggaran pada kprogram yang
mendukung kedua indicator tersebut.
8. Kita juga bisa juga mengadopsi pemanfatan Informasi Teknologi / IT pada
program pengembangan smart City kota Yogyakarta melalui Jogja Smart
City yang dilakukan oleh dinas kominfo dan persandian Kota Yogyakarta.
Pemanfaat IT ini terlihat bagaimana mereka memanfaatkan teknologi
informasi seperti pemanfaatan media Smartphone yang digunakan hamper
semua kalangan masyakat untuk dapat mengakses layanan JSS dan juga
bagaimana mereka mengunakan media DRC untuk menjamin
keberlangsungan aplikasi apabila terjadi bencana kerusakan aplikasi
sehingga ada babkup dat yang tersedia dan juga penyediaan media
penyimpanan data digital yang memadai.
B. ADAPTASI

Adaptasi inovasi merupakan sebuah upaya untuk melakukan perubahan


sebagaimana yang dilakukan organisasi lain dengan melakukan penyesuaian dengan
situasi dan kondisi organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam penerapannya.
Berdasarkan uraian dan analisa di atas khususnya terkait isu strategis Dinas
Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Inovasi JSS merupakan inovasi unggulan yang dapat di adaptasi di
antaranya adalah :
a. Menu Layanan yang ada di JSS bias diaptasikan dengan menu layannan pada
portal layanan Kabupaten hulu sungai utara yang dikelola oleh dinas
Kominfodandi kabupaten Hulu sungai Utara dengan menambahkan fitur-fitur
layan yang beragan seperti CCTV online, dan lokasi Wiifii gratis sampain layan
pengaduan dan survei tingkat kepuasan masyakat terhadap layanan portal HSU.
b. Bagimana dystem DRC yang digunakan oelh Dinas kominfo dan persandian Kota
uyogyakarta dapat diadaptasikan dengan kebijakan DRC dan system penyim
panan data elektronik yang dikelola oleh Dinas Kominfosandi Kabupaten Hulu
sungai utara.
c. Layanan dengan Sistem single Sign On
Fitur ini memungkin pengguna untyuk mengaskses berbagai layanan yang ada
dalam JSS hanya dengan menggunakan satu akun yang sama yang isa
diadaptasikan dengan system Single msign on pada portal HSU yang dikelola
oleh Bidang E-government
d. Pembetukan jejaring kerja yaitu pembuatan TIM SLA pengendali SLA (Service
Level Agreement) Koneksi jaringan kecamatan dan Puskesmas serta
OPD dilingkungan pemerintah Kota Yogyakarta Tahun 2022 sesuai SK
kepala Dinas Kominfo dan persandian Kota Yogyakarta
No.08.a/Kep/KOINFOSAN/I.2022 . hali ini bias diadaptasikan dengan Tim
pengendalilayananJartaplok yang ada pada Dinas Kominfosandi
kabupaten hulu sungai utara untuk menjamin kelancaran penggunaan
intranet dan internet pada semua SKPD yang ada di kabupaten Hulu Sun
gai Utara.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat di ambil beberapa kesimpulan


sebagai berikut :
1. Studi lapangan merupakan sebuah metode belajar yang memfasilitasi peserta
mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja untuk mendukung pelaksanaan
tugas memimpin kegiatan pelayanan publik. Keberhasilan peserta dinilai dari
kemampuan peserta merumuskan lesson learnt, adopsi dan adaptasi, serta
keunggulan strategi peningkatan kualitas kinerja organisasi.
2. Pemerintah Kota Yogyakarta dipilih sebagai lokus studi lapangan di dasari oleh
banyaknya prestasi yang di raih dan dalam konteks perencanaan
pembangunan dari segala aspeknya. Memiliki banyak inovasi dalam
perencanaan pembangunan daerahnya melalui Teknologi informasi yang mana
layanan teknologi informasi mampu menjawab tantangan akurasi dan
kecepatan pelayanan publik. Dari beberapa inovasi yang di lakukan, JSS
merupakan inovasi andalan Kota Yogyakarta, yang mana mampu menjawab
tantangan Pelayan Digital yang Smart dan inovasi ini termasuk dalam TOP 45
Inovasi Pelayana yang terpuji KIPP Tahun 2023 oleh Kemen PANRB RI.
3. Dinas kominfo dan persandian Kota Yogyakarta telah mampu
memberdayankan Kompetensi dan SDM IT yang mereka miliki untuk
membangun sebuah layan Digital yang terintegrasi dan bermanfaat bagi
masyakata kota Yogyakarta.
4. Dinas Kominfo dan persandian Kota Yogyakarta sebagai lokus kegiatan Studi
lapangan mampu membangun jejaring kerja dan kolaborasi pemangku
kepentingan dalam membangun sebiuah lahyan yang smart melalui Jogja Smat
service (JSS).
5. Dinas kominfo dan petrsandian telah mampu menerapkan manajemen kinerja
yang baik mulaim datri midentifikasi permaslahan yang dihadapi sampai
dengan penentuan target kinerkja yang mendukung pada rencana pem
abnagun a daerah kota Yogyakarta dengan target kinerjja yang dapat dicapai
dengan baik dan terukur.
6. Dinas kominfo dan persandian kota Yogyakarta telah mampu mengidentifikasi
resiko resiko yang akan dihadapi dalam inovasi yang mereka lakukan serta
membjuat perencenaan mitigasi resiko yang baik dan tepat untuk mengatasi
resiko yang aklan dihadapi.
7. Planning dan budgeting anggaran pada Dinas kominfo dan Persandian Kota
Yogyakarta dialkukan dengan baik berdasrkan target kinerja nyang telah
ditentukan sehingga penggunaan anggaran berjalan dengan efektif dan efis\ien
untuk mendukungb pencapaian target kinerja organisasi.
8. Dinas kominfo dan persandian Kota Yogyakarta Sebagai Lokus kegiata Studi
lapangan telah mampu menggunalkan teknologo informasi secara baik seperti
penggunaan tekmologo Smmartphone sebagi media untyuk mengakses layan
JSS sehingga tujuan pemberian layanan public yang smart dapat terwujud.

B. SARAN DAN REKOMENDASI

1. Dinas kopminfo dan pertsandian Kota Yogyakarta perlu untyuk meningkatkan


layanan pada JSS sehingga semua Kota Yogyakarta dapat terakomodirv pada
Jogja Smart service.
2. perlu penyiapan penambahan fitur-fitur keamanan aplikasi untuk menjawab
tantangan hacker dan peretas dan juga kerusakan aplikasi guna menjamin
keberlangsungan layan JSS;
3. Dinas kominfo dan Persandian kota Jogjakarta terus banyak membangun
kerjasama yang baik dengan semua stakeholder eksternal agar pengemabnagn
apalikasi JSS terus berjkalan.

Anda mungkin juga menyukai