PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan produksi budidaya air tawar di Indonesia ini sangat pesat.
Perkembangan ini terjadi pada ikan produksi, ikan konsumsi dan ikan hias.
Komoditas ikan tersebut salah satunya adalah ikan mas (Cyprinus carpio).
Peningkatan produksinya pada tahun 2005 2007 mencapai kisaran 15 %
pertahunnya. Peningkatan produksi ini erat kaitannya dengan produksi benih ikan
air tawar itu sendiri. Produksi ikan memiliki kendala tersendiri dalam pemenuhan
permintaannya, diantaranya yaitu pemijahan induk yang tergantung musim dan
kualitas telur yang tidak menentu. Solusi yang dilakukan saat ini yaitu dengan
melakukan pemijahan buatan induce breeding yang menggunakan ransangan
hormonal pada stadia induk (Sutisna, 2005).
Penyuntikan hormon pada kegiatan budidaya sangat penting untuk
dilakukan karena berfungsi untuk merangsang terjadinya peningkatan proses
fisiologis reproduksi akibat adanya peningkatan jumlah hormon dalam tubuh.
Prinsipnya yaitu dengan penambahan hormon, dapat dilakukan baik melalui
penyuntikan maupun melalui oral. Pemijahan secara alami dan menunggu waktu
atau musim ikan memijah tidak efektif dalam memprodukssi ikan/individu baru
ecara maksimal. Penggunaan rangsangan hormon dalam tubuh ikan, pemijahan
dapat dilakukan kapan saja asalakan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami
pematangan. Keberhasilan pemijahan ditentukan oleh keberhasilan proses
pematangan akhir gonad yang sejalan dengan penambahan hormonal, namun
teknik penyuntikan sendiri bukanlah merupakan suatu penentu keberhasilan
tersebut (Sugiarto,1986).
Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal dilakukan dengan
menyuntikan hormon tertentu kedalam ke tubuh ikan. Hormon tersebut masuk ke
dalam sistem sirkulasi darah ikan dan ketika mencapai organ target (Gonad)
langsung berkerja dan mempengaruhi organ tersebut. Perangsangan pemijahan
secara hormonal ini merupakan upaya by pass cara kerja hormon dalam sistem
reproduksi ikan. Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal ini sangat
bermanfaat untuk :
1. memijahkan ikan yang sistem saraf pusatnya sulit dipengaruhi oleh sinyal
lingkungan atau kalaupun bisa pembangkitan sinyal lingkungan tersebut sulit
dan mahal serta belum diketahuinya sinyal lingkungan yang bisa
mempengaruhi sistem saraf pusat ikan tersebut.
2. memijahkan ikan diluar musim pemijahannya (out season), terutama pada ikan
yang mengenal musim pemijahan tertentu (Sugiarto,1986).
B. Tujuan
Praktikum pemijahan dengan teknik hipofisasi bertujuan untuk :
1. Memacu pemijahan ikan menggunakan ekstrak kelenjar hipofisa alami
atau buatan (ovaprim).
2. Memberikan keterampilan kepada praktikan agar dapat melakukan
pemijahan ikan dengan teknik hipofisasi.
A. Materi
B. Cara Kerja
A. Hasil
4.1 Tabel Penyuntikan Ekstrak Kelenjar Hipofisa pada Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) dan Ovaprim pada Ikan Nilem (Osteochilus hasselti).
Waktu Kegiatan
16.40 Penyuntikan ekstrak hipofisa pada ikan lele betina
16.45 Penyuntikan ekstrak kelenjar hipofisa pada ikan lele
jantan
17.13 Penyuntikan ovaprim pada ikan nilem jantan
17.14 Penyuntikan ovaprim pada ikan nilem betina
23.21 Pemijahan ikan nilem
02.00 Pemijahan ikan lele
4.2 Tabel Pengamatan Tingkah Laku Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
setelah Disuntik Ovaprim.
Waktu Tingkah Laku
22.00 Ikan mulai berkejaran, kulit
betina mulai terluka, dan air
mulai keruh
22.08 Banyak kotoran ikan keluar
22.18 Jantan menyundul perut betina,
kejar-kejaran terus
22.25 Betina mulai agresif, jantan
terus mengejar-ngejar
22.38 Jantan dan betina mengelilingi
kolam, jantan menyundul perut
betina
22.56 Betina mengejar si jantan,
betina agresif
23.04 Jantan bergerak agresif
menyundul betina
23.07 Ikan berkejaran mengelilingi
akuarium
23.13 Air terlihat keruh, oksigen
menipis ikan naik ke
permukaan
23.15 Kedua ikan bergerak agresif
23.20 Air keruh
23.21 Telur keluar
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Y. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Perkarangan. Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Fikriadi, Edi., Nuraini & Alawi, H. 2012. The Effect of Ovaprim Doses and
Latency Time on Ovulation of Sheatfish ( Ompok rhadinurus Ng). Riau
University : Faculty of Fishery and Marine Science.
Harvey, B. J. and W. S. Hoar. 1979. The theory and practice of induced breeding
in fish. Ottawa: IDRC-TS 2 le.
Hurkat dan Mathur. 1986. Text Book of Animal Physiology. New Delhi: Clark Ltd,
Milne, L.J. 1999. Animal Zoology. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi cetakan 1. Jakarta : Bina Cipta
Suparta, M. H & Iskandar. 1988. Teknologi Produksi Benih Air Tawar. Prosiding
Seminar Nasional Pembenihan ikan. Bandung : Badan Penelitian dan
Perkembangan Pertanian UNPAD