Anda di halaman 1dari 7

Laporan praktikum

Budidaya Cacing Tanah ( Lumbricus terrestris)

OLEH
MOH TAUFIK MU’MIN
NIM: 1111 417 032

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cacing tanah (Lumbricus terrestris) adalah cacing yang hidup di tanah. Di


Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris, cacing tanah dapat hidup dan
tersebar di seluruh pelosok nusantara.
Peran cacing adalah untuk menjaga keseimbangan lingkungan karena terletak
dalam satu lingkaran dengan manusia dan unggas, sementara pemanfaatan belum
maksimal, padahal cacing memilki berbagai manfaat. Cacing tanah memperbaiki
struktur tanah melalui aktivitasnya dalam menggali lubang/saluran dalam tanah
sehingga meningkatkan porositas tanah dan infiltrasi tanah yang sangat
menguntungkan akar tanaman. Pemahaman akan peran cacing tanah sangat
dibutuhkan untuk memperbaiki strategi pengelolaan lahan pertanian. Oleh karena
itu perlu adanya praktikum yang membahas cacing tanah yang berperan dalam
tanah khususnya.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum cacing tanah kali ini adalah mengetahui
bagaiaman cara budidaya cacing tanah yang baik
1.3. Manfaat

Adapun manfaat dari praktikun ini mahasiswa dapat mengetahui bagaiaman cara
budidaya cacing tanah yang baik

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jenis-jenis Cacing Tanah

a. Lumbricus
Mempunyai bentuk tubuh pipih. Jumlah segmen yang dimilki sekitar 90-195 dan
klitelum yang terletak pada segmen 27-32. Biasanya jenis ini kalah bersaing
dengan jenis yang lain.
b. Pheretama
Jumlah segmen mencapai 90-150. Berbentuk gilik panjang dan silindris,
berwarna merah keunguan.
c. Perycnix
Berbentuk gilik berwarna ungu tua sampai merah kecoklatan dengan jumlah
segmen 75-160 dan klitelium terletak pada segmen 13-17.
(Anonymous B,2009)
Secara ekologi, hewan ini dibagi menjadi 3 kelompok:

a. Kelompok epigeik
Kelompok cacing yang hidup dan makan bahan organik di lapisan organic
(permukaan), bergerak horizontal, tidak membenyuk saluran, tubuhnya berwarna
gelap.
b. Kelompok endogeik
Kelompok caciing yang hidup di lapisan tanah bawah, makan tanah mineral,
membuat lubang saluran dan tinggal menetap di dalamnya, cast dibentuk di
dalam saluran tersebut. Warna tubuh merah muda.
c. Kelompok anesik
Kelompok cacing yang hidup di dalam tanah, tetapi makanannya diperoleh dari
lapisan organic, membentuk lubang saluran dalam tanah dengan bagian ujung
terbuka ke permukaan tanah, meningglkan cast pada permukaan tanah. Warna
tubuhnya gelap di bagian atas, dan terang di bagian bawahnya. (Modul
Praktikum DIT,2010)

3
2.2. Gambar Organ tubuh Cacing Tanah

Gambar 1. Organ Tubuh Cacing Tanah

Fungsi Organ tubuh:


a. Prostomium (mulut cacing)
Unyuk makan bahan organic tanah, mineral, dan menghancurkan bahan
organic.
b. Peristomrum (kepala cacing)
Membuat lubang saluran untuk tinggal menetap
c. Klitelium
Terkait dengan produksi kokon
d. Seta
Untuk membantu pergerakan pada cacing tanah
e. Pericorb
Untuk membuat cast sebagai penyubur tanah

f. Anus
Sebagai tempat pengeluaran kotoran (Anonymous A,2009)

2.3. Peranan Cacing Tanah

a. Lubang cacing tanah memperlancar aerasi dan drainase

4
b. Mencampur butir-butir tanah
c. Mengangkut bahan organik ke tanah yang lebih dalam
d. Memantapkan agregasi tanah
e. Meningkatkan infiltrasi
f. Penghancur seresah
g. Memperbaiki struktur tanah
(Soegiman,1982)
2.4. Faktor yang mempengaruhi populasi cacing tanah
a. Bahan organik
Jika bahan organik di dalam tanah banyak, maka populasi banyak, demikian
juga sebaliknya.
b. Kelembaban
Cacing tanah lebih suka di tempat yang lembab daripada tanah yang kering,
karena cacing hidup di tempat lembab sekitar 50-60%.
c. Aerasi
Jika aerasi dalam tanah baik, maka populasi cacing tanah banyak, demikian
sebaliknya.
d. Sinar matahari
Populasi cacing tanah tinggi pada tanah dengan intensitas cahaya sedikit.
e. Keasaman
Cacing tanah pada umumnya lebih suka pada pH netral sekitar 6-7, cacing
tanah sangat rentan pada keadaan asam.
f. Temperatur
Cacing hidup pada rata-rata suhu 210C, jika suhu terlalu besar maka cacing
akan mati.
g. Tekstur
Pasir adalah tempat yang tidak dihuni oleh cacing tanah karena pada tanah pasir
kelembaban kurang, bahan organic sedikit. (Soegiman,1982)

5
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

Alat:
 Mistar : untuk mengkur panjang liang cacing
 Loyang plastik : Sebagai wadah budidaya
 Spidol : untuk menandai cacing
 Timbangan digital : untuk menimbang cacing
Bahan:
 Tanah : tempat hidup cacing tanah
 Cacing tanah : objek pengamatan
 Air : untuk mengairi tanah di bak platik
Adapun bahan yang diperlukan dalam pembuatan media ini bisa bermacam macam
yaitu antara lain lumpur, kotoran sapi, kotoran ayam, batang pisang, jerami, bubuk
gergaji dll.
3.2 Prosedur Kerja
Prosedur kerja praktikum adalah sebagai berikut :
1. Persiapan media budidaya cacing tanah
2. Persiapan bibit cacing tanah
3. Pemindahan bibit cacing tanah
4. Pemeliharaan cacing tanah
5. Pemanenan cacing tanah

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan
Wadah yang dilakukan pada praktikum ini adalah loyang plastik, sebelum
digunakan wadah dibersihkan menggunakan air, kumudian di keringkan dan wadah
di isi dengan media sesuai perlakuan kotoran hewan yang telah di siapkan,
selanjutnya wadah di letakan di atas rak yang terbuat dari kayu dengan tinggi 1 M
san lebar 50 CM.

Cacing tanah di seleksi dengan menggunakan tangan atau metode yang


terdiri dari dua tahapan yaitu pengabilan cacing tanah dari media kultur,
pembersihan cacing dari media menempel pada tubuh cacing sehingga bersih dari
kotoran yang menempel pada tubuh cacing, menurut alex (2015) bahwa jika sarang
berukuran tinggi 0,3 M, panjang 0,2 M dan lebar 1 M dapat menampung 10.000
ekor cacing tanah dewasa 8,3 cm terdapat 1 individu cacing tanah, jadi pada setiap
wasah yang di guunakan berisi 40 ekor.

Anda mungkin juga menyukai