Anda di halaman 1dari 9

Gerak Planet dan Satelit

Kelas X semester 1, gerak melingkar

Mari kita tinjau gerak Bumi mengelilingi Matahari. Periode orbit Bumi mengelilingi Matahari adalah satu
tahun, atau lebih tepatnya 365,25 hari . Jejari orbit Bumi mengelilingi Matahari adalah jarak rata-rata
Bumi-Matahari yang besarnya kira-kira 149,6 juta km. Jarak ini disebut satu SA (Satuan Astronomi).
Berapa kecepatan linier gerak Bumi mengelilingi Matahari?

v r

Dengan ω = kecepatan sudut revolusi Bumi


r = jejari orbit Bumi atau jarak Bumi – Matahari
Atau dapat juga dituliskan

2r
v
T

Konversikan satuan waktu untuk periode orbit Bumi menjadi detik, dan angkanya dimasukkan ke
persamaan diatas, diperoleh v = 30 km/detik atau 108 000 km/jam.
Cepat sekali bukan? Jauh lebih cepat daripada pesawat tempur supersonik. Manusia yang berada di
permukaan Bumi juga mengalami gerak melingkar beraturan karena rotasi Bumi. Manusia yang tinggal
di daerah khatulistiwa misalnya, sebenarnya bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi karena
rotasi Bumi, jika dihitung dengan rumus diatas dengan menganggap radius Bumi 6378km dan periode
rotasi Bumi 23 jam 56 menit diperoleh kira-kira 460 meter/detik atau 1670 km/jam, masih lebih cepat
dari pada kecepatan pesawat terbang komersial antar benua. Jika sebuah pesawat terbang kearah Barat
di sepanjang khatulistiwa, dengan kecepatan ini orang-orang di pesawat ini tidak akan mengalami
pergantian siang dan malam. Jika misalnya mula-mula pilot pesawat melihat matahari sedang tenggelam
di ufuk Barat, maka selama penerbangan dengan kecepatan tersebut kearah Barat, pilot akan selalu
melihat Matahari berada di horizon Barat sedang tenggelam.
Mengapa Bumi bisa terus menerus bergerak mengelilingi Matahari? Karena ada gaya tarik Matahari dan
hukum kekekalan momentum sudut. Jika tidak ada gaya tarik Matahari maka sesuai dengan hukum
Newton pertama, Bumi akan bergerak lurus dengan kecepatan konstan. Gaya tarik Mataharilah yang
membuat lintasan Bumi terus-menerus membelok sehingga nampak sebagai lintasan lingkaran atau
lebih tepatnya elips dengan kelonjongan kecil. Gaya gravitasi Matahari yang menyebabkan adanya gaya
sentripetal sehingga orbit Bumi hampir lingkaran. Menurut mekanika rumus percepatan sentripetal
adalah :

v2
acp 
r
Karena percepatan gravitasi Matahari lah yang berperan sebagai percepatan sentripetal bagi gerak
melingkar Bumi, maka gM = acp.

GM v 2

r2 r

GM 4 2 r 2

r2 T 2r

GM r 3

4 2 T 2

Ini adalah hukum Kepler yang ketiga.

Rotasi Benda Langit


Kecepatan gerak suatu titik di permukaan Bumi karena rotasi Bumi berbeda-beda tergantung lintangnya.
Semakin tinggi lintang suatu tempat semakin lambat geraknya. Jika kita melihat gerak Bumi dari langit ke
arah Kutub Utara akan nampak seperti pada gambar di bawah ini:

vA

vB A

Titik A adalah sebuah titik di daerah khatulistiwa Bumi, B adalah sebuah titik di lintang tertentu. Karena
Bumi berrotasi sebagai benda tegar, kecepatan sudut titik A sama dengan kecepatan sudut titik B.
Kecepatan linier di titik A (vA) lebih besar daripada di titik B (vB).
Lihat gambar di bawah ini, yang ekivalen dengan gambar di atas, tapi merupakan penampang lintang,
dengan Bumi dilihat ke arah khatulistiwanya. Andaikan titik B berada di lintang φ. Kecepatan rotasi Bumi
di titik B : vB  v A cos  . Itu sebabnya pesawat antariksa yang diluncurkan dari daerah khatulistiwa
membutuhkan energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kalau diluncurkan dari lintang tinggi,
karena energi kinetik awalnya lebih besar di daerah khatulistiwa.
Kutub Bumi

φ
A
Khatulistiwa

Adanya rotasi Bumi ini membuat Bumi nampak agak pepat, keliling Bumi dalam arah katulistiwa lebih
besar daripada kutub. Ini seolah olah ada percepatan keluar yang dialami oleh benda yang berada di
khatulistiwa selain percepatan gravitasi Bumi ke dalam. Percepatan keluar itu sebenarnya percepatan
semu yang dinamakan percepatan sentrifugal yang besarnya sama dengan percepatan sentripetal
namun arahnya berlawanan. Periode rotasi Bumi tidak terlalu besar sehingga percepatan sentrifugal
jauh lebih kecil daripada percepatan gravitasi dan kita tidak merasakan keberadaannya. Lain halnya
dengan asteroid, adanya percepatan setrifugal bisa membuat sutuasi tidak memungkinkan mendarat di
permukaan asteroid jika percepatan sentrifugalnya lebih besar dari percepatan gravitasi asteroid.
Sebagai contoh, jika ada asteroid radiusnya 100 km dan massanya 2 × 1019 kg, maka percepatan gravitasi
di permukaannya adalah 0,14 m/dt2. Jika periode rotasi asteroid itu 80 menit, maka percepatan
sentrifugal maksimum di permukaan asteroid itu adalah :

v 2  2 r 2 4 2
acf    2 r
r r T

Sehingga diperoleh acf = 0,17 m/dt2, yang lebih besar dari pada gaya gravitasi. Dengan percepatan
sentrifugal seperti ini, pesawat yang mencoba mendarat akan terlontar kembali oleh rotasi asteroid.
Matahari juga sama seperti Bumi dan Asteroid, berrotasi juga, hanya bedanya, karena Matahari berupa
gas, bukan benda tegar seperti Bumi, ada perbedaan kecepatan sudut rotasi pada lintang yang berbeda.
Lintang yang lebih tinggi kecepatan rotasinya lebih rendah. Jika diukur di daerah ekuatornya periode
rotasi Matahari adalah 24,47 hari, tapi dilihat dari Bumi periode rotasi itu adalah 26,24 hari, karena
Bumi tidak diam, tapi bergerak mengelilingi Matahari. Periode ini disebut periode sinodis rotasi
Matahari. Periode rotasi pada lintang 26º adalah sekitar 27,275 hari dilihat dari Bumi. Rotasi Matahari
pada posisi ini disebut Carrington Rotation, yang didasarkan pada pengamatan bintik Matahari yang
umumnya muncul di lintang sekitar 26º.

Gerak Bulan

Bulan bergerak mengelilingi Bumi dalam lintasan elips dengan eksentrisitas yang kecil dengan periode
27,3 hari, atau lebih tepatnya 27 hari 7 jam 43 menit. Tapi mengapa kita tidak melihat bulan purnama 27
hari sekali melainkan 29 atau 30 hari sekali? Jawabnya adalah karena Bumi bukan benda diam melainkan
bergerak mengelilingi Matahari, jadi posisi Bumi terhadap Matahari selalu berubah, padahal fase-fase
bulan juga bergantung pada arah datangnya sinar Matahari. Periode 29,5 hari atau lebih tepatnya 29
hari 12 jam 44 menit disebut periode sinodis. Bagaimana hubungan antara periode sideris dan sinodis
Bulan ?

Bumi
Fase Purnama
Ke arah Matahari
Bulan

Setelah 27,3 hari

Δθ

Δθ Purnama berikutnya
Setelah 29,5 hari
Andaikan  adalah symbol untuk Bumi dan L (Luna) adalah symbol untuk Bulan, TS adalah periode
sinodis bulan yaitu jangka waktu sejak bulan baru hingga bulan baru berikutnya atau sejak suatu
purnama hingga purnama berikutnya. Lihat gambar diatas, dalam waktu TS ketika mengelilingi Bumi,
bulan sudah menempuh sudut sebesar 2π+Δθ dan jika kecepatan sudut Bulan adalah ωL maka
diperoleh:

2     L TS

Sudut Δθ juga adalah sudut yang ditempuh oleh Bumi dalam peredarannya mengelilingi Matahari selama
waktu TS, sehingga persamaan tersebut dapat dituliskan sbb :

2    TS   L TS

Ruas kiri dan kanan dibagi dengan 2π/TS, maka diperoleh :

1 1 1
 
TS T TL

Persamaan ini menunjukkan bahwa ternyata ada hubungan yang erat antara periode perubahan fasa
Bulan, periode revolusi Bumi dan periode revolusi Bulan.

Gerak Bulan yang lain adalah rotasi. Periode rotasi Bulan sama dengan periode revolusinya, akibatnya
bagian permukaan Bulan yang menghadap Bumi selalu sama, artinya juga ada bagian permukaan Bulan
yang tidak pernah terlihat dari Bumi.

Gerak Planet
Planet artinya pengembara. Mengapa disebut pengembara? Karena planet-planet selalu berpindah
tempat relatif terhadap bintang-bintang. Bintang-bintang memang seolah beredar di langit namun itu
disebabkan karena rotasi Bumi. Sendainya Bumi tidak berrotasi maka bintang-bintang akan nampak
tetap di tempatnya, dalam formasinya masing-masing. Akan tetapi planet-planet akan mengembara
diantara bintang-bintang. Pengembaraan planet tidak sembarangan tapi hanya disekitar suatu daerah
tertentu yang berbentuk jalur melingkar.di langit. Di jalur itu terdapat 13 rasi bintang yang termasuk
zodiac, seperti Cancer, Taurus, Scorpio, Ophiucus dan lain-lain. Selain planet-planet, Matahari juga
mengembara di jalur zodiac itu. Lintasan yang dilewati Matahari dalam peredaran tahunannya disebut
ekliptika. Semua planet di Tata Surya kita beredar di sekitar lingkaran ekliptika ini. Rasi-rasi bintang yang
termasuk tiga belas rasi Zodiac seperti Taurus, Libra, Leo dan lain-lain juga dilalui lingkaran ekliptika.
Peta langit di sekitar Rasi Aquarius. Garis melintang di tengah adalah khatulistiwa langit, yang melintang
dari kiri atas ke kanan bawah yang melalui rasi Pisces, Aquarius dan Capricornus adalah ekliptika. Di
daerah dekat garis ekliptika itulah planet-planet selalu berada.
Gambar diambil dari http://www.me-church.org/calendar.php

Sumber : Stellarium
Mengapa Matahari dan planet-planet mengembara disekitar suatu jalur sempit sekitar ekliptika di
angkasa? Karena sebenarnya Bumi dan planet-planet bergerak mengelilingi Matahari dengan orbit yang
hampir sebidang, bidang itu disebut bidang ekliptika.

Orbit Planet-planet kurang lebih sebidang,


sumber gambar : http://www.mmastrosociety.com/images/planets/orbit.jpeg

Bidang edar Pluto mengelilingi Matahari menyimpang cukup jauh dari bidang ekliptika, itu salah satu
sebabnya mengapa Pluto sekarang tidak diklasifikasikan sebagai planet.
Menurut Hukum Kepler, Planet-planet mengelilingi Matahari dalam orbit berbentuk elips. Akan tetapi
umumnya eksentrisitas (ukuran kelonjongan) lintasan orbit planet tidak besar sehingga masih mirip
dengan lingkaran, sehingga jika kita menerapkan rumus-rumus gerak melingkar pada gerak planet
kesalahannya tidak terlalu besar. Eksentrisitas orbit Pluto lebih besar daripada planet lain, sehingga
kadang jaraknya ke Matahari lebih dekat dibandingkan dengan Neptunus. Ini adalah salah satu alasan
lain mengapa Pluto dikeluarkan dari kelompok planet.
Berapa kecepatan linier planet? Diatas telah dihitung kecepatan linier Bumi mengelilingi Matahari.
Bagaimana dengan planet lain ? misalnya Jupiter? Periode orbit Jupiter adalah 11,86 tahun atau 4332
hari. Dengan menggunakan hukum Kepler III kita dapat menghitung jaraknya dari Matahari :

a3  T 2

Diperoleh jarak Jupiter dari Matahari a = 5,2 SA. Dengan mengasumsikan orbit Jupiter sebagai lingkaran,
Kecepatan linier rata-rata Jupiter dapat dihitung sebagai berikut :
2a
v
T

Dengan mengubah satuan panjang ke km dan periode ke detik, diperoleh v = 13 km/s.

Seperti juga Bulan, planet juga mempunyai periode sideris dan sinodis. Periode sideris planet adalah
periode planet mengelilingi Matahari, sedangkan periode sinodis adalah jangka waktu planet berada
pada posisi yang sama di langit relatif terhadap Matahari. Misalnya jangka waktu sejak planet berada
dekat Matahari di langit hingga kembali dekat Matahari disebut periode sinodis, atau sejak planet luar
dalam keadaan oposisi (berlawanan pihak dengan Matahari dilihat dari Bumi) hingga oposisi berikutnya.
Dalam keadaan oposisi planet akan nampak paling terang karena paling dekat dengan Bumi dan juga
paling lama terlihat karena posisinya yang berlawanan dengan Matahari. Dalam keadaan oposisi, planet
terbit saat Matahari terbenam , planet nampak pada posisi paling tinggi di langit saat tengah malam.

Mari kita tinjau gerak planet Mars. Anggap orbit planet Mars mengelilingi Matahari berbentuk lingkaran.
Karena eksentrisitas orbit planet Mars kecil, asumsi orbit lingkaran ini dapat dikatakan merupakan
pendekatan yang cukup baik. Radius orbit Mars kira-kira 1,5 SA atau 1,5 kali jarak rata-rata Bumi –
Matahari. Saat oposisi, jarak Bumi-Mars hanya sekitar 0,5 SA, dan Mars akan Nampak sangat terang di
langit. Saat konjungsi, Mars sangat redup karena jaraknya 2,5 SA (lima kali saat oposisi) dari Bumi, lagi
pula Mars nampak dekat dengan Matahari sehingga sulit diamati.

Karena Bumi lebih dekat ke Matahari, sesuai dengan hukum Kepler, kecepatan liniernya lebih besar
daripada kecepatan linier Mars, demikian pula kecepatan angulernya. Maka setelah oposisi, Bumi akan
meninggalkan Mars yang bergerak lebih lambat.

Mars saat oposisi 1

Bumi
Mars saat oposisi 2

α
Andaikan jangka waktu sejak oposisi pertama hingga oposisi berikutnya adalah TSM. TSM ini adalah
periode sinodis Mars. Andaikan dalam jangka waktu TSM ini Mars sudah menempuh jarak sudut
α=ωMTSM, maka Bumi sudah menempuh satu lingkaran ditambah α, atau 2π+α. Dipihak lain jarak sudut
ini juga dapat dihitung dari kecepatan sudut Bumi dikali jangka waktu antara kedua oposisi.

2    TSM

2  M TSM  TSM

Kedua ruas dibagi dengan 2π/TSM, diperoleh :

1 1 1
 
TSM TM T

Jadi dengan mengamati waktu sejak oposisi Mars hingga oposisi berikutnya kita dapat mengetahui
periode orbit Mars dan setelah itu dengan bantuan Hukum Kepler III kita dapat menghitung radius orbit
Mars. Cara ini dapat juga diterapkan untuk planet-planet luar lainnya.

Contoh Soal

OSP 2009
Bianca adalah bulannya Uranus yang mempunyai orbit berupa lingkaran dengan radius
orbitnya 5,92  104 km, dan periode orbitnya 0,435 hari. Tentukanlah kecepatan orbit
Bianca.
a. 9,89  102 m/s
b. 9,89  103 m/s
c. 9,89  104 m/s
d. 9,89  105 m/s
e. 9,89  106 m/s

Anda mungkin juga menyukai