KEBUMIAN – PAKET 4
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
Pembentukan Atmosfer
Terdapat dua model pembentukan atmosfer:
1. Bumi pada awalnya merupakan massa gas dan cairan yang berasal dari matahari yang
mendingin pertama kali dalam bentuk liquid, kemudian perlahan berkembang menjadi kerak
yang kompak. Atmosfer dan hidrosfer yang terbentuk adalah material sisa dari atmosfer primitif
yang menyelubungi bumi. Hal tersebut menunjukkan bahwa bumi telah memiliki atmosfer sejak
awal dengan penambahan dan pengurangan gas sepanjang waktu.
2. Bumi terbentuk dari planetesimal dalam bentuk cair-padat pada saat terakumulasi. Atmosfer
berasal dari degassing (keluarnya gas) dari permukaan bumi maupun reaksi kimia yang terjadi
pada saat planetesimal yang solid terkumpul. Atmosfer purba mendapat gas dari proses
magmatis lewat letusan gunung api dan sumber air panas. Gas yang dikeluarkan berupa N 2, CO2,
He, H, dan H2O. Nitrogen cenderung tinggal di atmosfer, H2O menjadi awan dan hujan,
kemudian mengisi cekungan-cekungan membentuk samudera. H dan He lepas ke ruang angkasa
karena terlalu ringan.
Pembentukan Samudera
Ketika kerak sudah menjadi padat dan bentuknya masih memiliki topografi yang sangat berelief
serta sudah cukup dingin agar hujan dapat menyentuh permukaan, perlahan-lahan air meteorik
(hujan) akan mengisi bagian yang lebih rendah, menjadi samudera dan tubuh air lainnya. Dengan
mempertimbangkan siklus air, H2O pada zaman dahulu dan sekarang haruslah berjumlah sama.
Namun, menurut perhitungan ahli, air hujan dari meteorik saja tentu tidak dapat menghasilkan air
sebanyak yang ada di permukaan bumi sekarang. Oleh karena itu, muncul pendapat bahwa pada
awalnya terdapat suplai tambahan H2O dari komet/meteor berisi H2O padat (es) yang jatuh ke
permukaan bumi.
Skala Waktu Geologi
Zaman (Period)
Kurun Masa
& umurnya Peristiwa penting
(Eon) (Era)
(Myr)
-Pembentukan Bumi, masih berupa bola pijar berisi magma.
(4600-3800)
Paleozoikum
um
oik
BAGIAN II - PALEONTOLOGI
Paleontologi adalah ilmu mengenai segala aspek dan perkembangan kehidupan purba yang kini telah
punah dan membatu menjadi fosil. Fosil (dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari
dalam tanah”) adalah sisa-sisa atau jejak yang menjadi bukti adanya kehidupan purba di masa lalu
yang terekam dan terawetkan dalam batuan oleh proses alam.
Tidak semua organisme yang mati dapat menjadi fosil. Terdapat beberapa persyaratan yang
umumnya memperbesar kemungkinan suatu organisme menjadi fosil:
a. Mempunyai cangkang yang keras.
b. Berjumlah banyak dan berukuran kecil.
c. Cepat terkubur oleh sedimen yang halus dan relatif impermeabel agar tidak dimakan cuaca
dan organisme.
d. Setelah terkubur tidak terserang oleh air tanah yang bersifat korosif.
e. Lapisan pengandungnya tidak rusak karena proses pelapukan, tektonik, magmatik, atau
proses metamorfisme.
Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari 11.000 tahun)
terjebak dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh endapan lumpur. Endapan
lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di sekeliling mahluk hidup yang terkubur tersebut.
Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak jumlahnya adalah yang sangat lembut ukurannya
seperti serbuk sari, misalnnya foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan, hewan yang besar
biasanya hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai fosil.
Bentuk fosil ada tiga macam yaitu fosil tubuh (body fossil), fosil cetakan (mold-cast) dan jejak fosil
(track fossil). Fosil tubuh adalah ketika tubuhnya atau bagian tubuhnya langsung yang menjadi fosil.
Fosil cetakan terjadi jika kerangka mahluk hidup yang terjebak di endapan lumpur meninggalkan
bekas (misalnya tulang) pada endapan tersebut yang membentuk cetakan. Jika cetakan tersebut
berisi lagi dengan endapan lumpur maka akan terbentuk jejak fosil persis seperti kerangka aslinya.
Kegunaan Fosil :
Untuk mengidentifikasi unit-unit stratigrafi permukaan bumi, atau untuk mengidentifikasi umur
relatif dan posisi relatif batuan yang mengandung fosil. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan
mempelajari fosil indeks. Persyaratan bagi suatu fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil
indeks adalah : (a). terdapat dalam jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b).
Memiliki distribusi horizontal yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif pendek
(kurang lebih 1 juta tahun).
Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi. Struktur dan distribusi
fosil diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tumbuhan tersebut tumbuh
dan bereproduksi.
Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi ruang dan
waktu tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi populasi tumbuhan
dan migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan masa
lampau.
Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan yaitu dengan cara mempelajari perubahan
suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.
Kendala pemfosilan yaitu saat organism mati (bangkai) dimakan oleh organism lain atau terjadi
pembusukan oleh bakteri pengurai. Suatu contoh tempat yang mendukung terjadinya proses
fosilisasi adalah delta sungai, dasar danau, atau danau tapal kuda (oxbow lake) yang terjadi dari
putusnya suatu meander.
3. Proses Kompresi, tumbuhan tertimbun dalam lapisan tanah, maka air dan gas yang terkandung
dalam bahan organik dari tumbuhan itu tertekan keluar oleh beratnya lapisan tanah yang
menimbunnya. Akibatnya, karbon dari tumbuhan itu tertinggal dan lama kelamaan akan
menjadi batubara, lignit dan bahan bakar lainnya.
4. Impresi, tanda fosil yang terdapat di dalam lapisan tanah sedangkan fosilnya sendiri hilang.
5. Bekas gigi, kadang-kadang fosil tulang menunjukan bekas gigitan hewan karnivor atau hewan
pengerat.
6. Koprolit, bekas kotoran hewan yang menjadi fosil.
7. Gastrolit, batu yang halus permukaannya ditemukan di dalam badan hewan yang telah menjadi
fosil.
8. Liang di dalam tanah, dapat terisi oleh batuan dan berubah sebagai fosil, merupakan cetakan.
9. Pembentukan kerak, hewan dan tumbuhan terbungkus oleh kalsium karbonat yang berasal dari
travertine ataupun stalaktit.
10. Pemfosilan di dalam tuff, pemfosilan ini jarang terjadi kecuali di daerah yang berudara kering
sehingga bakteri pembusuk tidak dapat terjadi.
11. Pemfosilan dengan cara pembekuan, hewan yang mati tertutup serta terlindung lapisan es
dapat membeku dengan segera. Oleh karena dinginnya es maka tidak ada bakteri pembusuk
yang hidup dalam bangkai tersebut.
Fosil hidup
Istilah “fosil hidup” adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah
spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon
ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies
dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya.
Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.
Jenis Fosil
1. Organisme itu sendiri (Fosil yang dihasilkan dari organisme itu sendiri)
Tipe pertama ini adalah binatangnya itu sendiri yang terawetkan/tersimpan. Dapat berupa
tulangnya, daun-nya, cangkangnya, dan hampir semua yang tersimpan ini adalah bagian dari
tubuhnya yang “keras”. Dapat juga berupa binatangnya yang secara lengkap (utuh) tersimpan.
Misalnya Fosil Mammoth yang terawetkan karena es, ataupun serangga yang terjebak dalam
amber (getah tumbuhan). Petrified wood atau fosil kayu dan juga mammoths yang terbekukan,
and juga mungkin anda pernah lihat dalam film berupa binatang serangga yang tersimpan
dalam amber atau getah tumbuhan. Semua ini biasa saja berupa asli binatang yang tersimpan.
Penyimpanan atau pengawetan fosil cangkang ini dapat berupa cetakan. Namun cetakan
tersebut dapat pula berupa cetakan bagian dalam (internal mold) dicirikan bentuk permukaan
yang halus, atau external mould dengan ciri permukaan yang kasar. Keduanya bukan
binatangnya yang tersiman, tetapi hanyalah cetakan dari binatang atau organisme itu. Trace
fossil adalah suatu struktur berupa track, trail, burrow, tube, borring, yang terawetkan sebagai
fosil organisme.
a. Trace fossil biasanya terawetkan pada lingkungan yang berlawanan dengan pengendapan
fosil kerangka misalnya perairan dangkal dengan energy tinggi, batu pasir laut dangkal dan
batu lanau laut.
b. Trace fossil tidak dipengaruhi oleh diagenesa bahkan diperjelas secara visual oleh proses
diagenesa.
[1]
[1] Ilustrasi pembentukan fosil mold dan cast menggunakan contoh fosil jejak (track).
Contoh: jika pada masa ini terdapat koral penyusun terumbu karang pada lingkungan laut
dangkal, berarti apabila dijumpai batugamping koral di puncak Himalaya, dapat disimpulkan
bahwa puncak Himalaya dahulu kala merupakan bagian dari sebuah laut dangkal. Contoh
lainnya adalah apabila sekarang terjadi perubahan iklim dan letusan gunung berapi, pada masa
lalu juga harusnya terjadi letusan gunung api dan perubahan iklim, namun intensitasnya bisa
lebih ringan atau lebih parah dari masa kini.
Akibatnya, ketika ditemukan suatu lapisan batuan yang telah termiringkan, maka dapat
disimpulkan bahwa lapisan tersebut telah mengalami gaya tektonik aktif (misalnya
pengangkatan) yang menyebabkan batuan tidak lagi horizontal. Pada kenyataannya, beberapa
jenis batuan pada awalnya pun tidak terbentuk secara horizontal, namun tumbuh sesuai
dengan kemiringan topografinya sendiri, maupun mekanisme pengendapannya tidak
memungkinkan untuk menjadi horizontal.
[2]
“Dalam keadaan normal (tidak mengalami gangguan), batuan yang lebih dulu terbentuk akan
ditutup oleh batuan yang terbentuk setelahnya, sehingga dalam suatu kolom litologi atau
stratigrafi, batuan yang di bawah adalah batuan yang berumur lebih tua, dan lapisan teratas
adalah lapisan termuda.”
Ketika batuan telah mengalami perlipatan yang intensif, seperti lipatan rebah, batuan yang
harusnya terdapat di atas bisa terlipat intensif sehingga seolah-olah berada di bawah (disebut
dengan pembalikan). Oleh karena itu dalam pengamatan lapangan, harus digunakan struktur
sedimen yang mempu mencirikan top dan bottom lapisan untuk mengetahui apakah lapisan
tersebut sudah terbalik atau masih normal.
[3]
[4]
Hukum ini merupakan koreksi dari hukum original horizontality. Dinyatakan bahwa pada
pengendapan normal, perlapisan batuan akan mengalami pertumbuhan ke arah lateral
daripada vertikal. Pembajian lapisan batuan tidak hanya dijumpai pada tepian cekungan
pengendapan, tapi juga dijumpai pada dasar cekungan. Dampak dari hukum ini adalah bahwa
batuan yang lebih tua tidak selalu dijumpai di bawah batuan yang lebih muda. Batuan yang
lebih tua dapat dijumpai di bawah, sejajar, maupun di atas batuan yang lebih muda.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
[5]
Pada ilustrasi di atas, lapisan putih adalah lapisan yang lebih muda daripada lapisan biru yang
paling bawah. Apabila dilakukan pengeboran pada sumur yang diberi warna merah, maka
terlihat pengulangan dari putih menjadi biru lalu putih lalu biru lagi. Hal tersebut seolah-olah
membuat kesan terdapat lapisan yang lebih tua (biru) terletak di atas yang lebih muda (putih),
padahal dalam pembentukannya harusnya biru baru putih.
Pemotong dalam hal ini adalah: batuan (umumnya batuan beku dan metamorf) dan struktur
geologi (lipatan, erosi, sesar).
[6]
7. Hukum Inklusi
“Batuan yang menginklusi selalu lebih tua daripada batuan yang terinklusi.”
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
[7]
Pada gambar di kiri, diperlihatkan inklusi granit ke dalam batupasir. Hal tersebut menunjukkan
bahwa granit terbentuk terlebih dahulu, lapuk dan tererosi menjadi pecahan-pecahan kecil,
kemudian ketika batupasit mengendap, fragmen granit tersebut masuk (menginklusi) ke
dalamnya. Di gambar kanan, diperlihatkan inklusi batupasir ke dalam granit, menunjukkan
bahwa ketika granit terbentuk, batupasir telah ada lebih dulu, namun pada bagian atas ketika
mendingin, batupasir tidak sempat mencair dan granit sudah lebih dulu membeku. Akibatnya,
terdapat fragmen batupasir dalam granit.
[8]
Lapisan batuan dapat dikenali dari ciri-ciri fosilnya, sehingga dua lapisan yang sama namun
berjauhan dapat dianggap sama (dikorelasikan).
[9]
Ketidakselarasan (Unconformity)
1. Disconformity
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
Terjadi jika dalam urut-urutan lapisan terdapat bagian yang mencerminkan periode erosi
maupun non-deposisi, sehingga adanya loncatan (gap) umur yang jauh antara lapisan di atas
maupun di bawahnya. Biasa ditandai dengan adanya bidang erosi.
[10]
2. Nonconformity
Terjadi pada kontak (sentuhan) antara batuan beku/metamorf dengan sedimen. Biasanya
batuan beku/metamorf yang lebih tua tererosi seiring dengan pengendapan batuan sedimen,
oleh karena itu batas antara keduanya tidak rata.
[11]
3. Angular Unconformity
Terjadi ketika batuan yang termiringkan karena tektonik kemudian tererosi dan terendapkan
batuan sedimen batu di atasnya yang horizontal. Akibatnya, antara batuan yang tua dan muda
(sebelum dan setelah pengangkatan-erosi) akan membentuk sudut.
[12]
4. Paraconformity
Jenis ketidakselarasan dimana tidak terlihat bidang erosi, padahal terdapat gap umur antara
dua lapisan batuan. Jenis ini disebut juga sebagai nondepositional unconformity atau
pseudoconformity.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
[13]
[14]
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
1. Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
2. Introduction to Physical Geology (Thompson & Turk)
3. Pengantar Ilmu Kebumian (Tim TOIKI)
4. Evolution of the Earth (Donald Prothero)
5. Film dokumenter Historical Geology oleh History Channel (dapat diakses di Youtube).
6. Fossils (DK Publishing)
Daftar gambar:
[1] http://www.dinosaursrock.com/whatisafossil_files/dinoftprint.gif
[2] http://1.bp.blogspot.com/-
dKHUSesd49Y/UyDGUk1q7yI/AAAAAAAAAXI/JvAVUFu0eZY/s1600/horizontalstrata.gif
[3] http://blogs.universityprep.org/evolutionp5/wp-content/uploads/sites/125/2015/05/IMG_3499-0.png
[4] http://higheredbcs.wiley.com/legacy/college/levin/0471697435/chap_tut/images/lateral-cont-nw0004-
nn.jpg
[5] http://www.sepmstrata.org/CMS_Images/progradation.jpg
[6] https://www.geol.umd.edu/~jmerck/geol100/images/24/crosscutting.jpg
[7] http://higheredbcs.wiley.com/legacy/college/levin/0471697435/chap_tut/images/nw0006-nnc.jpg
[8] http://2.bp.blogspot.com/-
kyF240EuJl4/UePL2pTCk0I/AAAAAAAAAFk/1oVayTlBxic/s1600/faunalsucession.jpg
[9] https://mavdisk.mnsu.edu/larsop2/geog101/EarthMaterials/faunal_succession.jpg
[10] https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6b/Disconformity.jpg
[11] https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/76/Nonconformity.jpg
[12] http://www.indiana.edu/~geol105b/images/gaia_chapter_6/unconformity1.gif
[13] https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/9/93/Paraconformity.jpg
[14] Essentials of Geology, 11th edition (Edward Tarbuck, Frederick Lutgens, Dennis Tasa)
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
SOAL LATIHAN
2. Zaman Kambrium merupakan zaman dimana bukti keberadaan fosil makhluk hidup mulai
ditemukan. Zaman ini dimulai pada....
a. 65 juta tahun yang lalu
b. 245 juta tahun yang lalu
c. 380 juta tahun yang lalu
d. 540 juta tahun yang lalu
e. 4,5 milyar tahun yang lalu
4. Kepunahan dinosaurus yang diduga akibat serangan meteor besar terjadi pada akhir zaman....
a. Triass
b. Jura
c. Kapur
d. Tersier
e. Kuarter
6. Zaman Kapur dikenal karena banyak ditemukan lapisan kapur yang terbentuk dari cangkang
invertebrata. Pada skala waktu geologi, Jaman Kapur termasuk dalam kala…
a. Jurassic
b. Neogen
c. Mesozoik
d. Archean
e. Paleogen
7. Zaman Karbon dicirikan dengan adanya pembentukan lapisan batubara yang sangat tebal.
Jaman ini dimulai pada…
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
8. Berikut merupakan urutan yang benar zaman pada kurun Paleozoik dari tua ke muda adalah…
a. Permian-Karbon-Devonian-Silurian-Ordovisian-Cambrian
b. Permian-Karbon-Ordovisian-Silurian-Devonian-Cambrian
c. Permian-Karbon-Silurian-Ordovisian-Devonian-Cambrian
d. Cambrian-Ordovisian-Silurian-Devonian-Karbon-Permian
e. Cambrian-Karbon-Silurian-Ordovisian-Devonian-Permian
9. Pada skala waktu nisbi geologi, di antara waktu berikut yang merupakan zaman paling tua
ialah....
a. Kenozoikum
b. Kuarter
c. Kambrium
d. Kapur
e. Karbon
10. Dalam skala waktu geologi, periode jura (Jurassic) terjadi pada waktu...
a. Mulai 65 juta tahun yll sampai 1,8 juta tahun yll
b. Mulai 144 juta tahun yll sampai 65 juta tahun yll
c. Mulai 206 juta tahun yll sampai 144 juta tahun yll
d. Mulai 268 juta tahun yll sampai 206 juta tahun yll
e. Sebelum 248 juta tahun yll
11. Zaman ketika golongan ikan berkembang pesat hingga disebut The age of fish merupakan
zaman....
a. Cambrium
b. Devon
c. Ordovisium
d. Carbon
e. Silur
14. Untuk fosil yang tidak mempunyai perwakilan hidup paleoekologi ditentukan berdasarkan...
a. Ukuran cangkang/rangka
b. Bentukan cangkang yang melindungi bagian lunak
c. Membandingkan fungsi morfologi dengan individu lain
d. Menghitung volume otak pada masingmasing fosil
e. Membandingkan volume otak fosil dengan organisme yang masih hidup
18. Fosil fauna dari kelas Cephalopoda adalah salah satu fauna yang dapat dimanfaatkan untuk
penciri korelasi stratigrafi. Kelas Cephalopoda termasuk dalam filum...
a. Brachiopoda
b. Coelenterata
c. Protozoa
d. Mollusca
e. Porifera
21. Manakah diantara batuan di bawah ini yang memungkinkan untuk mengandung fosil dengan
jumlah yang banyak?
a. Sekis
b. Batu kapur (chalk)
c. Konglomerat
d. Breksi
e. Andesit
22. Cetakan bagian luar dari cangkang, tulang, daun atau bentuk lain dari organisme yang
terawetkan disebut...
a. Cast
b. Permineralisasi
c. Mold
d. Karbonisasi
e. Petrifikasi
23. Kayu tersilifikasi adalah contoh fosil yang terbentuk karena proses...
a. Rekristalisasi
b. Permineralisasi
c. Replacement
d. Mold
e. Cast
24. Archeopteryx berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang merupakan ciri dari zaman....
a. Karbon
b. Kapur
c. Jura
d. Perm
e. Tersier
25. Fosil tertua yang telah ditemukan adalah fosil .......... dan ........... dengan umur kira-kira 3,5
Milyar tahun yang lalu.
a. Stromatolit, Cyanobacteria
b. Trilobita, Cyanobacteria
c. Artophoda, Stromatolit
d. Trilobita, Arthopoda
e. Cyanobacteria, Krinoid
26. Fosil dibawah ini yang termasuk ke dalam fosil jejak adalah....
a. Borring
b. Petricified wood
c. Mold
d. Cast
e. Histometabasis
27. Zaman peralihan kehidupan dari air ke darat merupakan ciri dari zaman....
a. Perm
b. Karbon
c. Silur
d. Trias
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
e. Jura
29. The Big Five adalah istilah untuk lima kepunahan massal yang besar dan penting, yang terjadi
pada akhir zaman….
a. Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Perm
b. Ordovisium, Devon, Perm, Trias, Kapur
c. Kambrium, Devon, Silur, Trias, Kapur
d. Devon, Karbon, Perm, Kapur, Tersier
e. Ordovisium, Devon, Karbon, Perm, Kapur
30. Urutan yang benar dari urut-urutan kejadian geologi dari tua ke muda pada gambar di bawah
adalah….
a. A–B–C–D–E–F
b. F–E–D–C–B–A
c. A–B–C–E–F–D
d. A–B–C–E–D–F
e. F–D–E–C–B–A
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
1. Jawaban: E
Obsidian adalah batuan beku yang terbentuk secara cepat pada permukaan, biasanya oleh
aliran lava dan memiliki tekstur gelasan karena tidak memiliki cukup waktu untuk
menumbuhkan kristal.
2. Jawaban: E
Amygdaloidal merupakan tekstur lanjutan dari vesikuler, dimana lubang gas tercipta dari
lepasnya gas-gas di dalam batuan (pada batuan beku ekstrusif), kemudian terisi oleh mineral
sekunder seperti kuarsa, silikat, dll.
3. Jawaban: B
Devil’s Tower di US adalah bentukan kekar kolom yang sempurna. Struktur tersebut terbentuk
akibat adanya aliran lava yang mengalir pada permukaan, kemudian mendingin pada bagian
luar, sementara bagian dalamnya masih panas. Sehingga, bagian dalam terpicu untuk segera
mendingin, akibatnya terbentuk retakan-retakan yang memanjang tegak lurus terhadap aliran
lava dan pada bagian permukaan berbentuk poligonal (jika sempurna, heksagonal).
4. Jawaban: E
Ukuran maupun susunan kristal merupakan cerminan dari tekstur batuan beku. Tekstur batuan
beku adalah: fanerik, porfiritik, dan afanitik. Semuanya dikontrol oleh waktu dan kecepatan
pendinginan dari magma/lava. Kristal yang berukuran besar dan kasar mencerminkan
pendinginan yang lambat fanerik. Kristal yang berukuran kecil dan halus mencerminkan
pendinginan yang cepat afanitik. Di tengah-tengahnya adalah porfiritik. Jika tidak ada waktu
membentuk kristal karena pendinginan yang spontan gelasan.
5. Jawaban: E
Granit & riolit batuan beku asam (felsik)
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
Syenit batuan beku intermediet yang serupa dengan granit (asam) namun kuarsa yang
sangat sedikit (<5%) dan dominan alkali feldspar.
Monzonit batuan beku intermediet, antara syenit dan diorit, komposisinya seimbang antara
plagioklas dan alkali feldspar, banyak ditemukan mineral mafik.
Diorit & andesit batuan beku intermediet
Basalt & gabbro batuan beku basa (mafik)
Peridotit & komatiit batuan beku ultrabasa (ultramafik)
6. Jawaban: B
Bitownit dan labradorit merupakan mineral yang dapat dijumpai pada batuan beku basa.
Ultrabasa memungkinkan pembentukan mineral ini, namun kemungkinan besar lebih banyak
anortit. Intermediet juga sama, namun dapat mengandung oligoklas dan andesin. Batuan beku
yang asam dapat mengandun oligoklas dan andesin.
7. Jawaban: E
Cukup jelas. Lihat buku Rocks & Minerals atau baca di internet sebagai penunjang.
8. Jawaban: C
Berdasarkan mineral Bowen, komposisi demikian adalah penciri dari batuan berjenis
intermediet. Diorit adalah batuan beku intermediet intrusif.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
9. Jawaban: D
Baca kembali materi modul 3 pada bagian istilah-istilah batuan piroklastik.
10. Jawaban: C
Komposisi mineral dan tekstur digunakan dalam penamaan, sedangkan struktur tidak mutlak
bisa digunakan, hanya sebagai penyerta saja.
11. Jawaban: C
Bentuk butir adalah ciri pembeda antara konglomerat (membundar) dan breksi
(meruncing/menyudut).
12. Jawaban: B
Batuan sedimen evaporasi contohnya batuan gipsum, anhidrit, batu garam (mineral halit).
13. Jawaban: E
Hafalkan ukuran dan urutan skala wenworth pada materi modul 3 (mutlak harus hafal dengan
ukurannya ya!).
14. Jawaban: A
Paralel laminasi tidak dapat digunakan sebagai penciri top dan bottom lapisan karena apabila
batuan terbalik, maka akan tetap terlihat sama (sama-sama berlapis tipis saja tanpa penciri
lainnya).
15. Jawaban: B
Lihat kembali materi modul 3.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
16. Jawaban: B
Sutured contact ketika antara butiran satu dengan butiran lain saling berhimpitan dan
membentuk sutura (garis gerigi kasar) akibat pemadatan yang sangat ekstrem.
Point contact ketika batuan saling bersentuhan.
Concavo-covnex contact ketika saling menindih.
Rhombohedral dan cubic packing ketika susunan butiran seperti rhombohedral dan kubik.
Preferred orientation of grain ketika batuan miring ke satu arah yang dominan dan sama.
17. Jawaban: D
Tingkat kebundaran butiran sedimen dipengaruhi oleh: komposisi butir (mineral yang resisten
akan kurang bundar), ukuran butir (yang lebih besar dari kerakal akan lebih mudah
membundar), jenis proses transportasi (media pengangkut seperti air dan angin yang membawa
sekaligus mengerosi mempercepat pembundaran), dan jarak transport (semakin jauh semakin
gampang membundar).
18. Jawaban: B
Imbrikasi umumnya ditemukan pada daerah dengan aliran air yang deras, mendorong fragmen
sedimen (bongkah-kerikil) saling menindih satu sama lain pada satu arah dominan.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
19. Jawaban: E
Load cast terbentuk akibat pembebanan (loading) sedimen di atasnya.
20. Jawaban: B
Ooid berukuran ≤2 mm, pisoid >2mm.
21. Jawaban: E
Stylolith adalah cracking pada tubuh batuan, umumnya batugamping karena kompresi yang
sangat keras, sehingga air keluar dan membentuk rekahan. Stylolith dapat horizontal, vertikal,
atau inclined (miring) tergantung pada arah tekanan dan arah air keluar.
22. Jawaban: B
Baca kembali materi modul 3 bagian litifikasi dan diagenesa.
23. Jawaban: B
Cukup jelas. Lihat kembali Skala Wenworth.
24. Jawaban: E
Cukup jelas. Lihat kembali Klasifikasi Dunham.
25. Jawaban: A
Embry & Klovan merevisi klasifikasi Dunham dengan membuang kolom crystalline carbonate
dan memecah-mecah kolom boundstone sesuai dengan bentuk komponen organiknya.
26. Jawaban: A
Staurolit. Lihat pada buku Rocks & Minerals. Garnet berbentuk granular, sementara ploglopit,
biotit, dan muskovit adalah mineral mika yang bentuknya berlembar.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
27. Jawaban: E
Cukup jelas.
28. Jawaban: C
Metasomatisme adalah metamorfosa alokimia (sistem terbuka) yang melibatkan fluida dan
perubahan komposisi kimia. Metamorfosa isokimia (sistem tertutup) tidak melibatkan fluida
dan komposisi kimianya tetap, sesuai dengan batuan asal.
29. Jawaban: B
Skarn deposits adalah perubahan pada batuan karbonat menjadi metamorf akibat intrusi
batuan beku. Endapan ini dicirikan dengan kayaknya unsur logam seperti Fe, Cu, Zn, Pb, Au,
sehingga biasanya ditambang.
30. Jawaban: D
Cukup jelas. Lihat Rocks & Minerals untuk derajat foliasi batuan metamorf dan kenampakannya.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
Saya mulai mengenal Olimpiade Sains Nasional (OSN) sejak SMP. Saya masih duduk di
bangku kelas 1 SMP ketika mengetahui bahwa sekolah saya mengadakan seleksi internal untuk
menentukan wakil yang akan maju untuk OSN. Bermula dari rasa penasaran, saya memberanikan diri
untuk mendaftar. Pada waktu itu, saya masih belum lolos seleksi internal karena masih ‘kaget’
melihat soal seleksi yang jauh berbeda dari soal ujian di sekolah.
Setahun kemudian, saya dipanggil oleh guru Biologi dan saya diberi kabar bahwa saya
menjadi wakil sekolah saya untuk OSN SMP bidang Biologi. Pada waktu itu, saya heran bahwa saya
menjadi wakil tunggal tanpa seleksi. Walaupun demikian, saya bertekad untuk tidak mengecewakan
guru yang telah memercayakan saya. Saya pun mulai mengikuti OSK SMP yang menurut saya, soal-
soalnya tergolong sulit karena belum terbiasa. Namun, saya berhasil lulus seleksi dengan peringkat
tiga di Jakarta Utara.
Perjuangan saya kemudian berlanjut di tingkat DKI Jakarta. Pada waktu itu, terdapat tiga
tahap seleksi untuk peserta yang berhasil lulus tingkat kota sebelum mencapai OSP SMP. Seleksi
pertama diambil 60 besar dari 125 peserta, seleksi kedua diambil 36 besar, dan seleksi ketiga diambil
18 besar. Selama seleksi tersebut, saya terus lulus namun dengan peringkat yang kurang bagus
(sekitar 5 terbawah). Padahal, teman saya, sebut saja AS, yang dulunya peringkat empat di Jakarta
Utara selalu menduduki peringkat sepuluh besar tiap seleksi.
Sampai akhirnya ketika tiba waktunya pengumuman hasil OSP, saya mendapati nama saya
berada di daftar peserta OSN SMP Biologi 2011 di Manado. Saya kemudian mengikuti pelatihan yang
diadakan DKI Jakarta bersama sembilan teman seperjuangan yang lain. Teman saya AS juga berhasil
lulus ke OSN. Selama dua minggu pelatihan, saya merasa sangat senang karena berkenalan dengan
teman-teman baru yang tidak kalah serunya dengan teman di sekolah. Padahal, sebelumnya, saya
sudah mempunyai mindset bahwa anak-anak OSN tidak “seasyik” teman-teman di sekolah. Selama
pelatihan tersebut, kami saling berbagi apa yang kami tahu, walaupun harus saya akui kontribusi
saya untuk berbagi pengetahuan saat itu cukup kurang karena saya lebih banyak tidak tahu (saya
menulis kalimat ini dengan jujur).
Namun, di samping teman-teman yang seru, ada juga pengalaman kurang menyenangkan
yang saya alami. Pengalaman tersebut datang dari salah satu pengajar yang meragukan kemampuan
saya mendapatkan medali di OSN karena melihat nilai saya yang selalu di bawah. Bahkan masih
teringat di benak saya bahwa beliau sangat menyanjung teman saya AS dan mengatakan bahwa saya
seharusnya mencontoh AS. Walaupun kesal di dalam hati karena dibandingkan, saya menahan itu
semua dan bertekad untuk bisa di atas AS saat OSN nanti. Saya yang tadinya agak “ogah-ogahan”
belajar Biologi menjadi termotivasi dan mulai membaca buku-buku Biologi SMA (saat OSN SMP
memang bahan-bahan yang diujikan adalah materi SMA).
Akhirnya, tibalah saat OSN SMP di Manado. Saat itu, ada dua jenis ujian, yaitu ujian
praktikum di hari pertama dan ujian teori di hari kedua. Terdapat empat sesi ujian praktikum, dua
sesi pertama adalah identifikasi tumbuhan dan hewan menggunakan kunci dikotom, dan dua sesi
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
selanjutnya adalah ujian “ketok-geser” seputar tumbuhan dan hewan. Secara keseluruhan, saya
merasa ujian praktikum berlangsung cukup lancar tanpa kendala berarti. Saya berhasil
mengidentifikasi semua ikan (sesi identifikasi hewan) dan sebagian besar spesimen tumbuhan yang
tersedia, walaupun saya sempat panik saat ujian “ketok-geser” karena tidak terbiasa.
Hari selanjutnya dilanjutkan dengan ujian teori. Terdapat 100 soal pilihan ganda dan
pernyataan 1,2, dan 3 serta 10 soal isian. Selesai ujian, saya merasa mengerjakannya dengan cukup
baik. Namun, ketika saya bergabung dengan teman-teman DKI Jakarta yang lain untuk membahas
soal, saya menjadi ciut ketika jawaban mereka banyak yang berbeda dengan jawaban saya. Saya
langsung menjauh dan memutuskan untuk berbicara dengan peserta lain. Di ajang tersebut, saya
berkenalan dengan banyak teman baru, misalnya dua anak dari Riau dan Sulawesi Selatan yang
merupakan teman sekamar saya di OSN, serta banyak teman dari Jawa Tengah dan Timur.
Ketika tiba waktu pengumuman, saya sudah pasrah dengan hasil apapun, termasuk tidak
mendapatkan medali. Ketika nama anak-anak yang memperoleh medali perunggu dibacakan,
ternyata nama tiga anak termasuk AS dari kontingen DKI Jakarta disebutkan. Saat itu, saya langsung
menjadi tidak percaya diri memperoleh medali, apalagi ketika mengetahui AS yang selama ini di atas
saya memperoleh medali perunggu. Selanjutnya, peserta yang memperoleh medali perak dibacakan.
Ketika nama saya disebutkan sebagai medalist perak terakhir, saya sempat mengira saya salah
dengar. Namun, ketika teman-teman DKI Jakarta yang lain menyoraki saya, saya gelagapan maju ke
atas panggung. Saya tidak menyangka saya bisa mengungguli teman-teman DKI Jakarta yang lain.
Jika hanya dihitung peserta DKI Jakarta saja, saya berada di urutan kedua dari sepuluh peserta.
Setelah itu, saya bertekad untuk lebih serius lagi untuk tahun depan. Saat liburan semester 1
sebelum OSK 2014, saya mulai mencicil membaca buku Campbell Biology yang saya pinjam dari
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
teman. Saking ambisnya (bisa dikatakan), saya membaca sehari satu bab. Kadang-kadang satu bab
saya baca selama dua hari hingga dua minggu tergantung panjang bab dan niat. Saya juga mulai
mencari-cari soal OSP tahun-tahun lalu dan soal-soal IBO di internet, dan mencoba mengerjakan
sendiri serta mencocokkannya dengan kunci yang ada. Saat itu, di sekolah saya, tidak ada yang bisa
mengajar saya sehingga saya harus mencarinya sendiri. Lama-kelamaan, saya mulai mendapatkan
feel mengerjakan soal tipikal OSN Biologi SMA.
Akhirnya tibalah saat OSK 2014. Saya berhasil menyabet peringkat pertama tingkat kota.
Saya kemudian lanjut ke tingkat provinsi untuk mengikuti OSP dan berhasil menjadi salah satu dari
sembilan peserta yang lolos ke OSN 2014 di Mataram. Saya kemudian mengikuti pelatihan yang
diadakan DKI Jakarta (AS kembali menjadi peserta OSN SMA 2014) dan pelatihan yang diadakan TOBI
sebelum OSN. Selama pelatihan, saya mengenal banyak teman baru dan mengenal Maria Patricia
Inggriani yang mendapat peringkat satu OSP se-Indonesia. Saya sangat mengaguminya dan bertekad
untuk mengikuti jejaknya.
OSN Biologi SMA 2014 berlangsung di SMAN 1 Mataram. Kami mengerjakan ujian praktikum
yang disesuaikan dengan silabus International Biology Olympiad (IBO) 2015 di Aarhus, Denmark,
antara lain biologi sel dan molekuler, anatomi fisiologi hewan, anatomi sistematika tumbuhan, dan
mikrobiologi. Saat itu, secara keseluruhan, saya kurang yakin dengan yang saya kerjakan. Saat
praktikum mikrobiologi, saya tidak sengaja menumpahkan lugol ke atas meja yang dilihat oleh
pengawasnya. Saya curiga nilai saya
untuk mikrobiologi dikorting karena
kelalaian tersebut. Terlebih lagi ketika
saya kebagian sesi anatomi sistematika
tumbuhan saat hari menjelang sore,
dimana tanaman yang ada kebanyakan
telah kering dan sulit diamati. Saya
akhirnya mengerjakan tabel karakter
tumbuhan yang kering tersebut
dengan asal.
Ketika tiba saat pengumuman, saya tidak menyangka dan kaget sekali ketika mendapati
nama saya disebutkan sebagai peraih medali emas terakhir. Saya dengan mata berkaca-kaca maju ke
atas panggung. Setelah itu, saya melihat daftar nama di meja pengambilan hadiah yang
mencantumkan nama peraih medali lain sehingga saya tahu siapa saja di kontingen DKI Jakarta yang
memperoleh medali, namun saya tidak mengabarkannya agar tetap surprise.
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
Setelah OSN 2014, saya bersama 30 peserta lainnya diundang untuk mengikuti pelatihan
nasional untuk seleksi IBO 2015. Selama pelatihan, saya senang sekali bisa berkenalan, belajar
bersama, dan bercanda bersama teman-teman baru. Setelah tes berlangsung, kami biasanya
menonton film bersama atau makan bersama. Saya merasa di pelatihan tersebut, peserta datang
bukan sebagai saingan, namun lebih seperti berkumpul bersama keluarga. Banyak hal-hal aneh bin
ajaib yang terjadi, seperti bermain tenis meja hingga larut malam, meja ‘nyaris’ terbakar akibat
bermain dengan alkohol, dan hal-hal lucu lainnya di kamar.
Selama pelatihan, kami diajarkan berbagai materi yang umumnya tidak ada di buku dari
anggota TOBI dan alumni IBO. Kami juga berlatih praktikum dengan alat-alat yang tidak pernah
digunakan selama SMA, seperti alat untuk elektroforesis, centrifuge, mikropipet, pH meter digital,
dan alat-alat laboratorium lain. Selama beberapa minggu pelatihan, kami tidak terus-menerus
belajar. Setiap pelatihan akan diberikan satu hari bebas untuk outing, dimana kami bisa refreshing
setelah lelah belajar.
Pelatihan untuk seleksi peserta IBO berlangsung tiga tahap. Seleksi pertama menyeleksi
hingga 16 besar, seleksi kedua menyeleksi hingga 8 besar, sampai akhirnya terpilih 4 besar untuk
berlaga di IBO saat seleksi ketiga. Yang berkesan bagi saya adalah saat seleksi tahap ketiga. Pada
awalnya, nilai tes awal saya berada di bottom two. Hal ini terus berlanjut hingga tepat hari sebelum
tes teori akhir. Mengetahui hal ini, saya sempat hendak angkat tangan dari pelatihan mengingat saya
juga belum mendapat kuliah (saat itu saya hendak mengikuti SBMPTN dan SIMAK UI untuk masuk ke
FKUI). Namun, ada teman seperjuangan saya di pelatihan tersebut yang menyarankan saya untuk
tetap bertahan di pelatihan karena pelatihan ini adalah pengalaman yang berharga. Saya pun
mengurungkan niat untuk berhenti mengikuti pelatihan dan menjalani keduanya.
Berkat kuasa Tuhan Yang Maha Esa, saya berhasil menjadi salah satu peserta yang mewakili
Indonesia di ajang IBO 2015 bersama tiga teman saya yang lain. Saya juga berhasil diterima menjadi
mahasiswa FKUI angkatan 2015 melalui jalur SBMPTN. Saya tidak menyangka saya mendapat nilai
tertinggi untuk nilai tes teori akhir sehingga mendongkrak nilai saya sebelumnya yang jatuh di
peringkat ketujuh. Saya kemudian melanjutkan perjuangan saya hingga tiba waktunya IBO 2015.
Seperti OSN, ujian pertama IBO dimulai dengan praktikum dan dilanjutkan dengan ujian
teori di hari selanjutnya. Saat praktikum pertama (biokimia) dan kedua (anatomi sistematika
tumbuhan), saya mengerjakannya dengan cukup yakin karena masih segar. Namun, saat mulai
praktikum ketiga (biologi molekuler), saya sempat salah prosedur dan salah memilih enzim yang
digunakan sehingga saya salah mengerjakan soal-soal selanjutnya. Yang paling parah adalah saat
mengerjakan praktikum terakhir (zoologi) dimana kami diminta membedah ikan. Saya yang benar-
benar nol tentang ikan tidak bisa menunjukkan struktur yang diminta oleh soal.
Saat mengerjakan teori pun saya merasa kurang maksimal. Saat teori sesi pertama, saya
tidak sempat mengerjakan satu pernyataan. Saat sesi kedua, saya mengerjakan semua soal namun
dengan kurang yakin sama halnya dengan sesi pertama. Pada akhirnya, saya memperoleh medali
perak dengan peringkat 44 di ajang tersebut. Sejujurnya, saya merasa agak kecewa dengan hasil
yang diperoleh karena saya kurang maksimal dalam mengerjakan soal. Namun, saya berusaha
menghibur diri ketika mengingat bahwa tidak mudah perjuangan yang dicapai untuk mengikuti ajang
ini. Pada akhirnya, semua peserta di IBO bahkan yang tidak memperoleh medali pun sebenarnya
PELATIHAN ONLINE 2018
KEBUMIAN – PAKET 4
adalah yang terbaik dari masing-masing negara, jadi sudah sepantasnya kami bangga atas
pencapaian tersebut.
Penutup
Secara keseluruhan, saya merasa mengikuti OSN dan IBO adalah pengalaman hidup yang
sangat berharga. Banyak pelajaran tentang kehidupan yang saya petik selama mengikuti dua ajang
tersebut. Saya belajar bahwa sebenarnya yang terpenting bukanlah hasil yang kita peroleh. Hasil
yang kita peroleh hanya bisa kita banggakan sesaat, namun pasti lama-kelamaan semuanya tersebut
tidak berarti apa-apa dan hanya teronggok di dalam lemari. Entah medali emas, perak, perunggu,
atau tidak mendapatkan medali sekalipun, proses yang ditempuh untuk menjadi peserta dalam dua
ajang tersebut adalah yang paling berharga. Secara tidak langsung, melalui proses tersebut, saya
belajar nilai-nilai kehidupan seperti berdoa, bekerja keras mencapai cita-cita, persahabatan, dan rasa
bersyukur. Proses bagaimana hasil tersebut dapat kita capai merupakan sesuatu yang lebih
memorable dan lebih bercerita banyak dibandingkan medali yang diperoleh.
Saya berharap untuk teman-teman yang mengikuti OSN atau olimpiade internasional atau
olimpiade apapun untuk tidak berorientasi kepada medali/predikat apa yang harus teman-teman
dapatkan, tetapi berorientasi untuk menghargai proses yang dilakukan untuk mencapainya. Proses
tersebutlah yang mendewasakan kita, memudahkan kita memahami hidup kita yang singkat ini, dan
memanusiakan diri sendiri.
“How you climb a mountain is more important than reaching the top” – Yvon
Chouinard