Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
11/313626/TK/37975
11/313640/TK/37977
11/314067/TK/38037
11/314243/TK/38058
11/316673/TK/38073
11/319033/TK/38170
11/319040/TK/38177
TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung api
yang masih aktif, sering terjadi gempa bumi di beberapa daerah hingga sampai terjadi
tsunami akibat gempa tersebut. Peristiwa ini bukan semata-mata bencana yang tidak ada
penyebabnya, namun asal peristiwa tersebut dapat ditelusuri dengan logika yang masuk
akal. Salah satunya adalah karena adanya pergerakan lempeng tektonik.
Tanah yang kita pijak merupakan bagian kerak bumi yang aktif bergerak
walaupun pergerakannya tidak kita rasakan karena gerakan lempeng bumi sangat lambat.
Bumi terdapat beberapa bagian. Bagian-bagian bumi dari dalam sampai uar adalah inti
dalam, inti luar, mantel bumi, dan kerak bumi. Di dalam inti bumi terdapat magma yang
sangat panas dan aktif bergerak. Aktivitas magma ini mempengaruhi bagian bumi di
atasnya, yaitu terjadi pergerakan lempeng bumi. Hal ini telah diteliti oleh seorang
ilmuwan asal Jerman, Alfred Wegener, mengemukakan teorinya tentang pergerakan
lempeng tektonik pada tahun 1912. Awalnya, teori Alfred mendapat tanggapan pro dan
kontra, serta masih ada beberapa kekurangan seperti tidak menjelaskan mekanisme dari
gerak bumi. Kemudian teori Wegener dikukuhkan oleh beberapa ilmuwan, yaitu Harry
Hess dari Amerika dan Arthur Holmes dari Inggris, sehingga membuktikan bahwa
teorinya adalah benar.
Alfred Wegener mengajukan teori adanya benua besar Pangea sampai sekitar
300 juta tahun lalu, di akhir zaman karbon. Pergerakan lempeng bumi mengakibatkan
benua Pangea pecah sehingga bumi memiliki lima benua seperti sekarang ini. Penyebab
lempeng bumi bergerak dinamis karena magma didalam perut bumi yang aktif bergerak
sehingga memberi pengaruh pada lempeng di atasnya. Jadi, benua-benua tidak
terpancang erat, tapi terus bergerak saling menjauh atau saling bertumbukan yang dapat
menjadi ancaman bencana bagi manusia yang hidup di atasnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mekanisme pergerakan lempeng?
2. Apa saja akibat dari pergerakan lempeng?
3. Bagaimana perubahan paradigma anusia terhadapa pergerakan lempeng?
C. PEMBAHASAN
1. Mekanisme pergerakan lempeng.
Hampir tidak ada yang pasti dalam pergerakan lempeng. Tidak hanya
lempeng yang bergerak, namun batas lempeng pun begitu.
Penyebab lempeng bergerak adalah adanya gaya-gaya yang bekerja pada
lempeng, yaitu:
a. Ridge-push
Gempa yang kurang berarti bila skala gempa kecil dan dalam episentrum
Atlantik-tengah
sepajang
(Mid-Atlantic
bubungan
Ridge).
Atlantik-tengah
Rasio
adalah
2) Akibat
Konvergen
Samudra-Benua:
Gempa
di
Amerika
Selatan
Pada Juli 1994, gempa dengan kekuatan 8.3 SR terjadi sekitar 320 km di
arah timur laut La Paz, Bolivia. Kedalaman gempa 636 km. Gempa yang
terjadi di zona subduksi lempeng Amerika Selatan dan Nazca, adalah gempa
paling dalam yang pernah direkam di Amerika Selatan.
Kiri: Tabrakan antara lempeng India dan Eurasia mendorong Himalaya dan dataran
Tibet. Kanan: Menunjukkan pertemuan kedua lempeng sebelum dan sesudah tabrakan.
Titik referens (busur sangkar kecil) menunjukkan jumlah kenaikan titik imaginer di kulit
bumi pada saat proses pembentukan pegunungan.
diketahui
di
dasar
barat
laut Samudra
Pasifik,
sebelah
merupakan
batasan
di
mana
subduksi di
dua lempeng
mana Lempeng
California.
berlangsung
10
juta
Di
sepanjang
tahun,
lempeng
patahan,
Pasifik
sudah
bergeser
Alfred Wegener mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa Bumi yang ditempati saat
ini, dulunya pernah bersatu dalam suatu benua besar yang disebut Pangea. Wegener
memberi bukti terkait pernyataan tersebut dengan membandingkan batuan serta fosil
di daratan Amerika Selatan, Afrika, India dan Australia sangat identik satu dengan
yang lainnya. Hal tersebut memberi bukti bahwa 225 juta tahun yang lalu Bumi
pernah memiliki sebuah super benua yang dinamakan Pangea. Akan tetapi dalam
perkembangan di dunia keilmuan saat itu, pernyataan Wegener masih dianggap
sebagai pernyataan yang kurang relevan, sebab bukti yang dibawa kurang kuat untuk
diuji kebenarannya.
Seiring perkembangan waktu di awal 1960 an dilakukan pengujian
terhadap pergerakan lantai samudra. Pengujian ini menggunakan data anomali
magnetis di samudra dan kegempaan di zona retakan.
a. Anomali Magnetis Samudra
Pada pertengahan 1960 an, survey magnetometer di lautan
mendapatkan hasil yang menarik mengenai karakteristik anomali magnetis
samudra. Mayoritas anomali magnetis di lautan tergabung dalam band yang
terletak paralel terhadap rift valley di punggungan tengah samudra. Hal ini
menunjukkan bahwa di daerah punggungan tengah samudra terdapat suatu
proses pembentukan lapisan lempeng baru atau bisa juga dikatakan sebagai
lempeng samudra baru yang mengakibatkan lempeng samudra lama terdesak
menjauhi daerah punggungan tengah samudra. Proses ini disebut juga
pergerakan divergen. Akibat proses ini, maka muncul pergerakan lempeng
seperti pergerakan konvergen yang membentuk palung. Pembentukan palung
tersebut merupakan akibat terjadinya tumbukan antara lempeng samudra dengan
lempeng benua.
b. Pengujian kegempaan di zona retakan
Pengujian ini dilakukan pada bagian punggungan tengah samudra.
Daerah retakan seharusnya berada di sepanjang punggungan tengah samudra.
Menurut perkiraan, punggungan tengah samudra dulunya sejajar sepanjang
daerah retakan, namun telah bergeser akibat pergerakan memotong sepanjang
zona retakan. Apabila pergerakan semacam itu terjadi sepanjang zona retakan,
dapat diperkirakan pada dua hal :
1. Gempa Bumi seharusnya terdistribusi sepanjang zona retakan.
2. Pergerakan batuan berada didua sisi zona retakan.
Pada kenyataannya kedua hal tersebut tidak sepenuhnya benar dalam
mempelajari zona retakan. Gempa Bumi memang terjadi sepanjang zona
Plummer. Charles C. dkk. 2007. Physical Geology Eleven Edition. The McGraw-Hill
Companies, Inc. New York
USGS. 2012. Understanding Plate Motions.
http://pubs.usgs.gov/gip/dynamic/understanding.html#anchor6715825. Diakses
tanggal 1 Juni 2014.