Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Situasi sistem kesehatan di Indonesia saat ini masih mempunyai berbagai
tantangan berat. Ada masalah pemerataan pelayanan kesehatan, perencanaan
kesehatan yang tidak tepat sasaran, pelaksanaan yang terdesak waktu, belum baiknya
kesinambungan dan integrasi antar program kesehatan. Secara geografis masih
terdapat ketimpangan antar regional dalam pelayanan kesehatan. Sebagai catatan di
tahun 2014 program BPJS akan berjalan dengan asumsi sudah terjadi pemerataan
pelayanan kesehatan.
Landasan awal pembentukan BPJS terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pembukaan UUD 1945 diamanatkan bahwa
tujuan negara adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal inilah yang
menjadi dasar dibentuknya BPJS.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) adalah badan hukum publik yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketengakerjaan. Semua penduduk Indonesia wajib menjadi
peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah
bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. Peserta
BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu PBI jaminan kesehatan dan bukan PBI
jaminan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terbentuknya BPJS di Kota Palopo
2. Apa definisi system informasi manajemen
3. Apa kelebihan dan kekurangan ketika menggunakan system informasi
manajemen?
4. Jelaskan keunggulan kompetitifnya di bandingkan dengan perusahaan lain?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah terbentuknya BPJS di Kota Palopo
2. Untuk Mengetahui definisi system informasi manajemen
3. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan ketika menggunakan system
informasi manajemen?
4. Untuk Mengetahui keunggulan kompetitifnya di bandingkan dengan
perusahaan lain
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah BPJS Kota Palopo
BPJS Kesehatan Kota Palopo Palopo menggelar rapat kemitraan dengan
pemangku kepentingan Kota Palopo di ruang rapat kantor BPJS Kesehatan , Senin
(18/3/2019) untuk mencapai persamaan pemahaman tentang pelaksanaan program
jaminan kesehatan. Rapat yang rutin dilaksanakan setiap 3 bulan ini dipimpin
langsung oleh Kepala Cabang BPJS Kesehatan Palopo, Subkhan, S.KM.,M.Kes.
Dalam paparannya, Subkhan mengatakan bahwa rapat tersebut bertujuan
mewujudkan sinergitas antara pemerintah Kota Palopo dan BPJS Kesehatan Kota
Palopo  dalam pelayanan kesehatan masyarakat sehingga dapat terjalin dengan baik
dan tidak terjadinya tumpang tindih dalam proses klaim kesehatan.  Tentang progres
kerjasama BPJS Kesehatan Palopo dengan beberapa rumah sakit dan puskesmas yang
ada di Kota Palopo Subkhan menguraikan bahwa sampai dengan bulan Maret 2019
kepesertaan UHC Kota Palopo dalam segmen penerima bantuan iuran APBN
berjumlah 48.439 jiwa, penerima bantuan iuran APBD 82.471 jiwa, PPU 21.878 jiwa,
PPU TNI dan POLRI 3.239 jiwa, PPNPN 252 jiwa, PPU Swasta 7.840 jiwa, pekerja
bukan penerima upah 17.133 jiwa dan bukan pekerja sebanyak 8.210 jiwa.  Subkhan
juga menjelaskan pelayanan RJTL di FKRTL berasal dari 4 bagian atau pintu masuk
yaitu dari rujukan FKTP, rujukan internal RS, rujukan antar FKRTL dan melalui
UGD.
Melalui kesempatan itu, Subhan juga menegaskan komitmen jajarannya untuk
mengoptimalkan pelayanan kepada masyakarat.  Berkaitan dengan hal itu, dirinya
berharap dukungan dari stakeholder untuk berperan aktif menyukseskan program
JKN-KIS dan menjaga keberlangsungannya, komitmen pemerintah kota dalam
melakukan pembayaran iuran PBI APBD sesuai dengan PKS dan secara konsisten
menerapkan pelayanan yang efisien, efektif dan berkualitas melalui penerapan
kaidah evidence based.
Sementara itu, Direktur RSUD Sawerigading dr.Nasaruddin Nawir, mengharapkan
agar tersedianya dokter ahli jiwa di Kota Palopo ini mengingat tidak ada lagi dokter
ahli jiwa yang bertugas di Palopo dimana setiap pasien kejiwaan se-Luwu Raya harus
di rujuk ke Kota Palopo mengingat RSUD Sawerigading Palopo sudah dalam
kategori rumah sakit rujukan.  Turut hadir dalam rapat ini Sekretaris Daerah H.
Jamaluddin Nuhung, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo dr. Ishaq Iskandar,
anggota DPRD Palopo dan perwakilan rumah sakit dan perusahaan asuransi.(Ichzan
Kasri_Diskominfo Palopo).
2.2 Definisi System Informasi Manajemen
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan
yang jelas bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Sistem
informasi adalah kombinasi dari people, hardware, software, jaringan komunikasi,
sumber-sumber data, prosedur dan kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang
dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyimpan, dan menyebarluaskan
informasidalam suatu organisasi.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia,
seperti halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk
mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa
informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang
mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami
ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-
keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan
dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang
dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi
manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi
yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-
masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan
pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem
Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang
bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut
keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida
dimana lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status,
dan sebagainya. Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam
mendukung operasi manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya
sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan
untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi
utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak
informasi yang tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami
konsep dasar informasi adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem
informasi yang efektif (effective business system). Menyiapkan langkah atau metode
dalam menyediakan informasi yang berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem
baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa
menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan
pembayaran atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah
kegiatan pengolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang
mengikuti suatu prosedur standar tertentu.
Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah
sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari
sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang
menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan
bagi pengambilan keputusan.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Ketika Menggunakan System Informasi


Manajemen
a. Kelebihan

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi
manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi
yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-
masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan
pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem
Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang
bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut
keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi
data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat
bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem
informasi secara kritis.
3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem
informasi.
5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem
informasi.Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis
dari sistem informasi dan teknologi baru.
6. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan
sistem.
7. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-
transaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu
produk atau pelayanan mereka.
8. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan
membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
b. Kekurangan
Disamping kelebihan-kelebihan BPJS Kesehatan yang telah dibahas sebelumnya,
BPJS juga menyimpan beberapa kekurangan yang bisa mungkin dikarenakan
sistemnya yang masih baru dan masih diperbaiki terus menerus. Berikut beberapa
kekurangan yang ada pada layanan kesehatan BPJS Kesehatan tersebut:
1. Metode Berjenjang
Kekurangan pertama dari BPJS Kesehatan adalah adanya metode berjenjang saat
melakukan klaim. Di BPJS, di luar keadaan darurat, peserta memang diharuskan
memeriksakan penyakitnya ke faskes 1 terlebih dahulu. Faskes 1 ini sendiri berupa
puskesmas atau klinik. Setelah dari di faskes 1 dan pasien memang dirasa harus ke
rumah sakit, maka pasien atau peserta BPJS baru bisa ke rumah sakit yang bekerja
sama dengan BPJS. Namun di asuransi lain, Anda bisa langsung memeriksakan sakit
ke rumah sakit yang sudah bekerja sama.
2. Hanya Indonesia
Layanan kesehatan BPJS memang hanya bisa melindungi diri di wilayah Indonesia
saja. Berbeda dengan asuransi swasta yang bisa memproteksi kesehatan pesertanya di
rumah sakit yang bekerja sama hingga di seluruh dunia.
3. Antri
Wajar saja bila mau berobat menggunakan BPJS Kesehatan harus antre terlebih
dahulu sebelum dipanggil giliran. Hal ini dikarenakan hampir seluruh masyarakat
Indonesia memanfaatkan BPJS Kesehatan untuk berobat.
2.2 Beunggulan Kompetitifnya di Bandingkan Dengan Perusahaan Lain

Anda mungkin juga menyukai