MANAJEMEN RESIKO K3
OLEH :
DILA ASTUTI
20.023.22.201.141
KELAS S3
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Makalah ini sebagai bahan pembelajaran dengan harapan dapat diterima dan
dipahami secara bersama.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Dan dengan kerendahan hati penulis meminta maaf jika terdapat kesalahan
dalam penulisan atau penyampaian pembahasan makalah penulis. Semoga Dosen
dan rekan-rekan sekalian dapat menerima pembahasan penulis ini dan bisa
dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan di mana terdapat kemungkina yang
merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan
keuntungan yang sangat besar, dan walaupun mengalami kerugian sangat kecil
sekali. Misalnya membeli lotere. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang
sangat besar, tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli lotere
relatif kecil. Apakah ini juga tergolong resiko? Jawabannya adalah hal ini juga
tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu
dianggap resiko. Mengapa resiko harus dikelola? Jawabannya tidak sulit ditebak,
yaitu karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu
kejadian di mana suatu perusahaan sepatu yang mengalami kebakaran. Kerugian
langsung dari peristiwa tersebut adalah kerugian finansial akibat asset yang
terbakar (misalnya gedung, material, sepatu setengah jadi, maupun sepatu yang
siap untuk dijual). Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti
tidak bisa beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga
menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang
kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan
menurunkan kredibilitas
dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.
Resiko dapat dikurangi dan bahkan dihilangkan melalui manajemen
resiko. Peran dari manajemen resiko diharapkan dapat mengantisipasi lingkungan
cepat berubah, mengembangkan corporate governance, mengoptimalkan
strategic management, mengamankan sumber daya dan asset yang dimiliki
organisasi, dan mengurangi reactive decision making dari manajemen puncak.
5
BAB II
KERANGKA TEORI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resiko adalah akibat yang
kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau
tindakan. Resiko dalam Webster’s Desk Dictionary resiko didefinisikan sebagai
suatu potensi adanya kehilangan (Iban Sofyan, 2004)
Manajemen resiko merupakan desain prosedur serta implementasi prosedur
untuk mengelola suatu resiko usaha. Manajemen resiko merupakan antisipasi atas
semakin kompleksnya aktivitas badan usaha atau perusahaan yang dipicu oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi (Kasidi, 2010).
Definisi lain yang menjelaskan tentang pengertian resiko adalah
kemungkinan terjadinya penyimpangan dari harapan yang dapat menimbulkan
kerugian. Resiko adalah suatu kemungkinan terjadinya peristiwa menyimpang
dari apa yang diharapkan, namun penyimpangan ini baru terlihat bila sudah
berbentuk kerugian (Kasidy, 2010).
Pendapat lain juga diutarakan oleh Abbas Salim dalam Kasidy (2010)
Resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan kerugian (loss). Sehingga
dari beberapa definisi yang telah diutarakan, dapat diambil kesimpulan bahwa
resiko adalah sesuatu yang belum pasti namun apabila tidak ditangani dengan
tepat akan menimbulkan kerugian bagi usaha tersebut.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
Manajemen resiko harus diintegrasikan dalam budaya organisasi dengan
kebijaksanaan yang efektif dan diprogram untuk dipimpin beberapa manajemen
senior. Manajemen resiko harus diterjemahkan sebagai suatu strategi dalam teknis
dan sasaran operasional, pemberian tugas dan tanggung jawab serta kemampuan
merespon secara menyeluruh pada suatu organisasi, di mana setiap manajer dan
pekerja memandang manajemen resiko sebagai bagian dari deskripsi
kerja.Manajemen resiko mendukung akuntabilitas (keterbukaan), kinerja
pengukuran dan reward, mempromosikan efisiensi operasional dari semua
tingkatan.
8
Selain itu, Kasidy (2010) membagi jenis resiko menjadi dua yakni :
Resiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran, maka
perusahaan tersebut akan menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah
tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan
kerugian, bukan menimbulkan keuntungan kecuali ada kesengajaan untuk
membakar dengan maksud-maksud tertentu. Resiko murni adalah sesuatu yang
hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin
menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan resiko murni adalah dengan
asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya
resiko murni kadang dikenal dengan istilah resiko yang dapat diasuransikan
( insurable risk ). Perbedaan utama antara resiko spekulatif dengan resiko murni
adalah kemungkinan untung ada atau tidak, untuk resiko spekulatif masih terdapat
kemungkinan untung sedangkan untuk resiko murni tidak dapat kemungkinan
untung. Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan. Artinya
ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika
kedua kemungkinan itu ada, maka dikatakan resiko itu bersifat spekulatif.
Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah resiko murni, yaitu hanya ada
kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai
9
kemungkinan keuntungan. Manajer resiko tugas utamanya menangani risiko
murni dan tidak menangani risiko spekulatif, kecuali jika adanya resiko spekulatif
memaksanya untuk menghadapi resiko murni tersebut. Menentukan sumber resiko
adalah penting karena mempengaruhi cara penanganannya. Sumber resiko dapat
diklasifikasikan sebagai resiko sosial, resiko fisik, dan resiko ekonomi.
Biaya-biaya yang ditimbulkan karena menanggung resiko atau
ketidakpastian dapat dibagi sebagai berikut:
10
3.5. MENGANALISA RESIKO
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Istilah
resiko
11
memiliki beberapa definisi. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian, atau
keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisas
Dengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan,
lingkungan kerja, kebiasaan pegawai dan seterusnya, manajer resiko dapat
mempelajari kemungkinan tentang hazard. Oleh karena itu, keberhasilannya
dalam mengidentifikasi resiko tergantung pada kerja sama yang erat dengan
bagian-bagian lain yang terkait dalam perusahaan. Manajer resiko dapat
menggunakan tenaga pihak luar untuk proses mengidentifikasikan resiko, yaitu
agen asuransi, broker, atau konsultan manajemen resiko. Hal ini tentunya
memiliki kelemahan, di mana mereka membatasi proses hanya pada resiko yang
diasuransikan saja. Dalam hal ini diperlukan strategi manajemen untuk
menentukan metode atau kombinasi metode yang cocok dengan situasi yang
dihadapi
Dua faktor penyebab resiko adalah bencana (perils) dan bahaya (hazards).
Banjir, tanah longsor, gempa, gelombang laut tinggi merupakan contoh-contoh
bencana yang secara langsung dapat menimbulkan kerugian. Sementara bahaya
terbagi atas beberapa jenis :
Selain resiko yang di atas ada juga bahaya resiko lain yakni bahaya resiko
moral. Contohnya pada kasus akibat moral dari para pegawai suatu
12
badan/perusahaan misalnya yang terjadi pada kasus Citibank Indonesia yang
terlibat pada permasalahan penggelapan dana nasabah. Akibatnya bank tersebut
tidak hanya menderita kerugian finansial, tapi juga resiko reputasi, bahkan
kepatuhan. Resiko reputasi dan kepatuhan lebih membahayakan keberlangsungan
perusahaan daripada resiko finansial. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank
akan membuat bank tersebut kehilangan dana karena masyarakat akan menarik
kembali seluruh dana yang telah tertanam di bank tersebut karena takut akan
mengalami kerugian besar. Dana-dana yang ditarik tersebut sebenarnya digunakan
untuk menjalankan kegiatan perbankan, namun kerena ada penarikan sejumlah
dana dan ketidakinginan masyarakat untuk menabung lagi maka bank tersebut
dapat terancam likuiditasnya. Pada fase ini pemerintah dapat melakukan
intervensi dengan menutup bank.
1. Resiko Sosial, resiko ini berasal dari masyarakat. Artinya tindakan orang-
orang menciptakan penyimpangan yang dapat merugikan. Misalnya :
pencurian, huru-hara, peperangan.
2. Resiko Fisik, berasal dari fenomena alam dan sebagian tingkah laku manusia.
Kebakaran adalah penyebab utama cidera fisik, kematian maupun kerusakan
harta.
3. Resiko ekonomi, misalnya inflasi, resesi, fluktuasi dan harga.
3.8. MENGEVALUASI RESIKO
13
3.9. MENANGANI RESIKO
14
3.11. MENGKOMUNIKASIKAN RESIKO
15
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
16
DAFTAR PUSTAKA
http://wikipedia.org
http://jiscinfonet.ac.uk/infokits/risk-management http://vibiznews.com
Simmons, Mark. COSO Based Auditing. The Internal Auditor, December 1997
The Institute of Internal Auditors. Internal C
Vaughan, Emmet. Fundamental of Risk and Insurance. 2nd, John Willey, 1978
17