Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Zakky Zulfikar

205090700111018

Fisika Gunung Api

Kaldera di Indonesia dan Pembentukannya

Kaldera adalah tahap atau bentuk serta kategori suatu gunung api yang berada di tingkat
lanjut dari gunung api tersebut, dimana bentuk puncak dari gunung api nya sudah tidak
sesederhana biasanya yaitu kerucut. Kaldera biasanya berbentuk cekungan ke dalam bagian
puncaknya. Hal ini dikarenakan proses pembentukannya yang secara sederhana yaitu, dimana
ketika suatu gunung mengalami erupsi yang cukup besar sehingga menghabiskan isi dapur
magmanya, bagian atas atau puncak gunung api tersebut akan mengalami keruntuhan, sehingga
mengisi kekosongan yang ada di dalam perut magma dari gunung tersebut. Namun, tidak mesti
erupsi besar, erupsi kecil yang terus menerus dan jika gunung tersebut memiliki vent yang lebih
dari satu, bisa menyebabkan kaldera juga terjadi. Pada essay kali ini, akan menceritakan proses
pembentukkan beberapa kaldera di Indonesia yang cukup terkenal bahkan di kalangan dunia.

Kaldera Toba

Kaldera toba cukup diakui dunia, dikarenakan berhasil masuk daftar UNESCO setelah
diputuskan oleh bagian Global Geoparks Council pada suatu konfrensi Internasional UNESCO
Global Geoparks ke 4 di Lombok pada tahun 2019. Bentuk kaldera ini cukup unik dikarenakan
yang biasanya di dalam kaldera terbentuk sebuah anakan gunung, namun di Kaldera Toba itu
sendiri justru terbentuk sebuah pulau yaitu pulau samosir. Masih banyak perdebatan antara
peneliti mengenai pembentukkan baik dari kaldera toba, atau pulau samosir itu sendiri. Namun,
teori dan penjelasan yang paling mungkin telahd dipaparkan oleh seorang ahli geologi dari
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Pembentukkan kaldera ini diawali dengan tumbukkan lempeng di antara sesar


sumatera, karena tumbukan tersebut, terciptalah jalur patahan di zona yang rigid, yang
dikarenakan zona rigid tersebut, magma menembus ke atas, sehingga hanya mengangkat
bagian kerak dari wilayah tersebut saja. Biasanya, saat terjadi tumbukkan lempeng ada
beberapa kemungkinan yang terjadi, yang biasanya terjadi adalah terbentuknya barisan gunung
di garis tabrakan tersebut. Namun, khasus yang terjadi pada kaldera toba cukup berbeda
danunik, gunung tidak tercipta saat awal tumbukan lempeng terjadi, melainkan hanya
membentuk morfologi bukit raksasa dengan kemiringan cukup landau yang kemudian
dinamakan Batak Tumor.

Setelah Batak Tumot tercipta jauh sekitar 1,2 juta tahun yang lalu, muncul erupsi kecil
yang tidak terlalu besar, kemudian 400 ribu tahun kemudian toba Kembali erupsi yang sangat
besar sehingga magma membumbung ke atas melewati batas sesar sumatera menjadikannya
erupsi terbesar pada periode tersebut yang kemudian menciptakan kaldera pertama yang
dinamakan Old Toba.

Kemudian, erupsi ini berlanjut terus sampai di 500 juta tahun lalu yang menjadikannya
erupsi kedua toba yang menyebabkan terbentuknya kaldera kedua. Namun, tidak berhenti
sampai disitu, 75 ribu tahun yang lalu lagi lagi erupsi Kembali terjadi dengan intensitas yang
sangat besar dan jauh lebih besar sehingga dinobatkan dengan indeks letusan sebesasr 8, yang
dimana indeks terbesar sejauh ini berada di angka 8. Letusannya mencapai tinggi 50 kilometer
yang dimana tinggi tersebut berada di atas stratosfer, dengan volume magma yang dikeluarkan
pun sampai 2800 kilometer kubik. Cukup besar sampai endapan letusan tersebut terdeteksi di
Persia lalu India bahkan sampai Eropa.

Akibat dari leutsan yang sangat besar, terjadi kekosongan rongga pada kerak bumi dan
dapur magmanya, kemudian pada wilayah toba muncul retakan di luar dan dalam yang
kemudian menyebabkan wilayah tersebut ambruk seluas 30 x 100 kilometer. Kemudian waktu
berjalan mengisi rekahan tersebut dengan air yang membentuk danau dengan diikuti
pembentukkan samosir di dalamnya.

Kaldera Rinjani

Pegunungan Rinjani berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dengan kaldera
di daerah tersebut. Pembentukkan kaldera ini dinamakan Danau Segara Anak. Diawali dengan
letusan yang terjadi sekitar 14000 tahun lalu yang menyebabkan terjadi nya kaldera besar.
Namun, kaldera rinjani adalah kaldera dengan data yang cukup tidak akurat, sehingga
penelitian tentang pembentukkannya masih terus dilakukan.

Setelah letusan tersebut, gunung rinjani purba Kembali tumbuh Degnan ketinggian
5000 meter, namun setelah banyak sekali letusan dahsyat yang membentuk kaldera ini, tersisa
puncaknya setinggi 3726 meter. Bukti terjadinya kaldera ini adalah adanya Danau Segara Anak
yang lonjong denan ukuran 4800 x 3500 m. Kaldera yang terbentuk satu kali letusan dahsyat
cenderung bentuknya bulat simetris, tidak dengan kaldera rinjani.

Pasca terbentuknya danau ini, dalam kedalamam 230 meter, magma di perut bumi
tersebut masih aktiff dan terus keluar sehingga membuat kerucut Gunung Barujari dari dalam
danau ini. Saat ini tinggi Gunung Barujari mencapai 2376 meter dari bawah permukaan laut
atau sampai 300 meter dari permukaan danau ini.

Letusan cukup besar yang menhasilkan aliran lava yang cukup banyak terjadi di akhir
abad ke 20, sehingga mengahsilkan rata rata 6 juta meter kubik sampai 73 juta meter kubik
lava. Erupsi Gunung Barujari pada tahun 2009 menutupi area seluar 650000 meter persegi,
garis tepi danau nya berubah secara signifikan akibat dari lava yang masuk ke dalam danau
tersebut.

Daftar Pustaka

CNN Indonesia. (2020, Juli). Awal Pembentukan Kaldera Toba yang Jadi Warisan Dunia.
Diakses pada 03 Oktober 2022 melalui
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200710094501-199
523105/awal-pembentukan-kaldera-toba-yang-jadi-warisan-dunia
Dongeng Geologi. (2010, Desember). Pembentukan kaldera gunungapi. Diakses pada 03
Oktober 2022 melalui https://geologi.co.id/2010/12/03/pembentukan
kaldera-gunungapi/
Jelajah Kompas. (2018, Oktober). Jejak Kedahsyatan Rinjani Purba. Diakses pada 03 Oktober
2022 melalui https://jelajah.kompas.id/ekspedisi-cincin-api/baca/jejak
kedahsyatan-rinjani-purba/

Anda mungkin juga menyukai