Anda di halaman 1dari 5

Kelompok 2 :

1. Fiona Damaianti (205090700111012)


2. Athalla Rakha Naufal (205090700111013)
3. Ervinda Ardhea Prameswari (205090700111017)
4. Muhammad Zakky Zulfikar (205090700111018)

Jenis – Jenis Termometer

Seluruh aktivitas manusia selalu berkaitan dengan sesuatu yang disebut suhu dan
temperatur, kedua istilah tersebut sangat erat kaitannya dengan panas. Dalam Encyclopedia
Britannica disebutkan bahwa suhu merupakan ukuran panas atau dingin suatu benda atau zat
yang kemudian dinyatakan dengan skala sembarang. Skala tersebut menunjukkan bahwa suhu
panas yang memiliki energi tinggi akan mengalir ke suhu yang lebih rendah atau dingin. Maka
dari itu, suhu juga dapat dinyatakan sebagai ukuran kualitatif sebuah benda atau zat. Karena
adanya energi kinetik dalam suatu benda atau zat, suhu dapat diukur dengan termometer. Jadi
semakin besar energi kinetik suatu benda, maka suhunya akan semakin tinggi.
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu, ataupun perubahan
suhu. Istilah termometer berasal dari Bahasa Latin thermo yang berarti panas dan meter yang
berarti untuk mengukur. Alat ini memanfaatkan termometrik dari zat, yaitu perubahan dari
sifat-sifat zat yang disebabkan karena perubahan sesuatu dari zat tersebut. Pada awal
penemuannya, alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa
sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, maka merkuri akan mengembang naik ke
arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala
yang telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala
Celcius dengan nilai 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih. Seiring dengan
perkembangan zaman dan ilmu teknologi, saat ini thermometer telah terbagi atas beberapa jenis
berdasarkan fungsinya. Berikut merupakan tiga di antaranya:

1. Termometer Zat Cair (Cairan)


Zat cair dalam termometer ini berfungsi sebagai pengisi tabung kapiler yang
akan mengalami perubahan volume untuk menentukan besar skala karena adanya
perubahan temperature. Zat cair yang digunakan umumnya raksa atau alkohol jenis
tertentu, air tidak digunakan karena rentang pengukurannya yang kecil yaitu 0℃ hingga
100℃ saja, selain itu air akan meninggalkan titik titik uap pada dinding kaca yang dapat
menyulitkan pembacaan skala. Air juga merupkan penghantar yang buruk, sehingga
hasil bacaan akan kurang teliti.
a. Termometer Raksa
Raksa dipilih sebagai medium pada termometer karena raksa membeku pada suhu
rendah (-38℃) dan mendidih pada suhu yang tinggi (lebih dari 350℃) sehingga
dapat mengukur suhu pada rentang suhu yang lebar.
● Keunggulan Raksa
- Pemuaian yang teratur
- Mudah dilihat karena mengkilap
- Tidak membasahi dinding kaca ketika memuai atau menyusut
- Jangkauan suhunya cukup besar
- Raksa akan menunjukkan suhu secara cepat dan tepat
● Kelemahan Raksa
- Harga kurang terjangkau
- Raksa adalah zat yang berbahaya
b. Termometer Alkohol
Karena alkohol tidak berwarna, jadi untuk pengisi termometer alkohol pada
umumnya diberikan pewarna biru atau merah. Rentang suhu yang dapat diukur
bergantung jenis alkohol yang digunakan, contohnya yaitu Toluen dengan rentang -
90℃ hingga 100℃ dan Ethyl Alcohol dengan rentang -110℃ hingga 100℃.
● Keunggulan alkohol
- Harga yang terjangkau
- Alkohol mudah memuai, dengan kenaikan suhu yang kecil akan menimbulkan
perubahan volume yang besar
- Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah
● Kelemahan alkohol
- Alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi
- Alkohol dapat membasahi dinding kaca
Karena luas penampang kolom cairan A dipandang tetap, maka perubahan volume
cairan dapat diwakili oleh perubahan tinggi kolom cairannya. Ini berarti Thermometric
Property dari termometer cairan adalah panjang atau tinggi kolom cairan, sehingga
dapat diperoleh L = L (T). Adapun skematis termometer cairan seperti gambar :

Pada dasarnya, temperatur untuk termometer cairan seperti gambar, nilai temperaturnya
diukur dengan perubahan volume cairan dengan persamaan :
T = f (V)
Jika untuk titik-titik tetap dengan temperatur T1 dan T2 volume cairan masing-
masing V1 dan V2, maka interpolasi dan ekstrapolasi linier ditentukan dengan
persamaan berikut
T = T1 + {(V – V1) / (V2 – V1)} (T2 – T1)
Selanjutnya, jika tandon cairan mempunyai volume V0 dan luas penampang tabung
halus adalah A, maka volume dapat dinyatakan dengan panjang tabung L di atas tandon
cairan dengan persamaan-persamaan berikut :
V1 = V0 + A L1
V2 = V0 + A L2
V = V0 + A L
Dengan melakukan substitusi sederhana dapat diperoleh persamaan berikut:

T = T1 + {(L – L1) / (L2 – L1)} (T2 – T1)

Dengan menggunakan persamaan tersebut, nilai L dapat diukur dan nilai sembarang
temperature T didapatkan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa nilai temperatur
didapatkan dengan mengukur panjang kolom cairan di atas tandon cairan.

2. Termometer Gas Volume Tetap


Sesuai dengan namanya, termometer ini dibuat berdasarkan pada perubahan
tekanan gas karena adanya perubahan temperatur. Volume gas dapat membesar karena
kenaikan temperatur yang diikuti oleh penurunan tekanan gas dan dapat mengecil
karena penurunan temperatur yang diikuti oleh kenaikan tekanan gas. Jadi, pada
termometer gas volume tetap, thermometric property-nya adalah tekanan gas (p) yang
diwakili oleh perubahan panjang kolom air raksa. Ini berarti p = p (T).
Cara kerja termometer gas volume tetap adalah Ketika benda yang akan diukur
temperaturnya (A) disentuhkan pada bola B, maka gas dalam bola B akan memuai dan
mendesak air raksa dalam pipa C ke bawah dan dalam pipa E ke atas. Pipa C dan pipa
E dihubungkan dengan pipa karet D yang lentur dan dapat ditarik ke bawah atau ke atas.

Apabila gas bola B memuai dan mendesak air raksa dalam pipa C, maka volume gas
bertambah. Agar volume gas tetap seperti semula, yaitu pada pengatur permukaan raksa,
maka pipa karet D dapat dinaikkan atau diturunkan, sehingga volume gas pada bola B
dapat dijaga tetap
Jika kaki-kaki manometer mempunyai luas penampang yang sama, misalnya
seluas A, tinggi cairan raksa yang berada di atas tanda volume tetap (pengatur
permukaan raksa) adalah h, sedangkan massa jenis raksa adalah ρ, maka untuk
percepatan gravitasi bumi g dan tekanan udara luar sebesar po, berlaku persamaan-
persamaan berikut:
𝑝1 = 𝑝0 + 𝑝𝑔ℎ1

𝑝2 + 𝑝0 + 𝑝𝑔ℎ2

𝑝 = 𝑝0 + 𝑝𝑔ℎ2

Dengan menggunakan persamaan (p V / T) = C dengan volume V tetap dan substitusi


sederhana dapat diperoleh persamaan:

𝑇 = 𝑇1 + {(ℎ − ℎ1 )/(ℎ2 − ℎ1 )}{𝑇2 − 𝑇1 }


Dengan mengambil = temperatur titik lebur es atau titik beku air pada tekanan udara
luar 1 atmosfer = 0°C = 273°K dan = tinggi raksa pada saat disentuhkan pada es yang
sedang melebur, serta = temperatur titik didih air atau titik embun air pada tekanan 1
atmosfer = 100°C = 373 K dan = tinggi raksa pada saat disentuhkan pada air sedang
mendidih, sedangkan h adalah sembarang posisi permukaan raksa di kaki E, maka
temperatur T dapat diketahui, karena temperature T merupakan fungsi linier tinggi raksa
h.

3. Termometer Bimetal
Termometer bimetal adalah termometer yang terbuat dari dua keping logam
dengan koefisien berbeda yang dijadikan satu. Sesuai dengan namanya, termometer ini
menggunakan bimetal atau dua kepingan logam yang memiliki nilai koefisien muai
berbeda dan direkatkan menjadi satu. Prinsip kerja dari termometer bimetal adalah
keping bimetal akan melengkung ke arah logam dengan koefisien muai yang lebih
rendah ketika berada pada suhu tinggi, sedangkan ketika berada suhu yang lebih rendah
keping bimetal akan bergerak ke arah logam dengan koefisien muai yang lebih tinggi.
Logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi akan lebih cepat mengalami
pertambahan panjang dibandingkan logam dengan koefisien muai rendah, akibatnya
ketika dikenai suhu tinggi bimetal akan melengkung dan jarum termometer akan
bergerak ke kanan sedangkan ketika suhu turun bimetal akan kembali lurus dan jarum
termometer akan bergerak ke kiri.

Anda mungkin juga menyukai