PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Bijih Besi mulai dikenal sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1843
yangsudah jauh lebih maju, kebutuhan akan Bijih Besi semakin meningkat
Besi, dan sebagainya. Salah satu pulau di Indonesia yang memiliki cadangan
wilayah ±2.670 km2. Kabupaten Timor Tengah Utara juga termasukdaerah yang
memiliki kekayaan sumber daya mineral yang cukup, seperti emas, mangan dan
mineral berharga lainnya, salah satunya adalah Bijih Besi.Bijih Besi di Kabupaten
Desa Femnasi dan Desa Aplasi, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor
kadar Bijih Besi yang memenuhi standar industri serta cadangan BijihBesi yang
1
melakukan kegiatan penambangan perlu adanya dibutuhkan suatu perencanaan
dimana kegiatan penambangan tersebut dapat mencapai Ultimate Pit Limit (UPL)
dalam jangka waktu tertentu secara aman dan menguntungkan hingga pembuatan
keekonomian yang pada akhirnya dalam perencaan tambang ini akan menentukan
PT. Timor Iron merupakan perusahaan tambang yang telah memiliki Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi untuk bijih besi dengan luas ±
66,4577 hektar. PT. Timor Iron telah melakukan kegiatan eksplorasi sehingga telah
yang akan menjadi pedoman perusahaan tersebut pada kelayakan teknis dan
ekonomi untuk itu akan disusun laporan perencanaan tambang ini, untuk
2
1.2 RumusanMasalah
Adapun permasalahan yang di bahas dalam laporan ini yakni :
bijih besi ?
1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui sistem penambangan yang diterapkan pada endapan bijih besi
pit.
3
6. Untuk mengetahui penempatan infrasruktur pada wilayah Ijin Usaha
Pertambangan.
besi.
1.4 Manfaat
1. Bagi Perusahaan
Sebagai acuan dalam pelaksanaan penambangan sesuai dengan perancanaan
yang dibuat.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan referensi dalam mengaplikasikan ilmu dalam mata kuliah
perancanaan tambang
4
BAB II
TINJAUAN UMUM
penambangan bijih besi. Perusahan berdiri pada tanggal 12 Desember 2021 yang
Kabupaten Timur Tengah Utara. Perusahaan ini memliki wilayah daerah IUP
5
2.2 Lokasi Izin Usaha Pertambangan
Seacara administratif Desa Femnasi dan Desa Aplasi, Kecamatan Miomaffo Timur,
Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki batas daerahnya
Tabel 2.1 Batas – batas administratif Desa Femnasi dan Desa Aplasi, Kecamatan Miomaffo
Lokasi dan Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Timor Iron berlokasi di Desa
Femnasi dan Desa Aplasi, Kecamatan Miomaffo Timur, Kabupaten Timor Tengah Utara,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara astronimos Kabupaten TTU terletak antara 9 ̊ 02’ 48’’
6
LS – 9 ̊ 37’36’’ dan anatara 124 ̊ 04’ 02’’ BT – 124 ̊ 46’ 00’’ BT. Luas wilayah Izin Usaha
1 124°30'26.86"E 9°24'53.93"S
2 124°30'50.20"E 9°25'3.20"S
3 124°30'21.76"E 9°25'28.78"S
4 124°30'38.89"E 9°25'32.97"S
Daearah wilayah ijin usaha pertambangan PT Timor Iron ini memiliki jarak 7 km dari pusat
kota dan dapat di tempuh dengan kendaraan roda 2 mau pun 4 dalam kurun waktu ±30 menit
Tabel
7
2.3
8
Gambar 2.2 Peta WIUP
Sumber : olahan penulis
Peta topografi adalah salah satu jenis peta khusus yang menggambarkan bentuk relief
Garis yang dimaksud adalah garis kontur, yaitu garis yang menghubungkan daerah
dengan ketinggian yang sama. Dengan adanya garis tersebut, maka akan memudahkan
kecuraman atau kemiringan lereng. Keadaan topografi pada daerah IUP bervariasi.
Variasi ketinggian rendah adalah 480 dan variasi ketinggian tinggi 720 dengan
9
Berdasarkan peta lembar geologi timor lokasi Izin Usaha Pertambangan terdapat
Batuan malihan berderajat rendah sampai tinggi yang meliputi batusabak, filit,
Mutis. Filitnya adalah filit serisit, filit arkosa-albit, filit grafit dan filit kwarsitan.
merupakan bagian terbesar di dalam Komplek Mutis dan terdiri dari amfibolit
berderajat granulit adalah genes amfibolit granat, genes granat yang mengandung
termalihkan. Kwarsit filitan yang tersingkap di bagian hulu sungai Besasi sebelah
barat Gunung Mutis mengandung lensa-lensa dan lapisan tipis kwarsit pejal,
gampingan yang terlipat kuat. Bebenapa bongkah gabro dan gabro leuko dengan
mineral-mineral yang terarah ditemukan pula di aliran sungai (Noil) Besi sebehah
kaki Gunung Miomafo. Komplek Mutis diterobos oleh retas yang bersusunan
diabas, diorit hornblende, diorit kwarsa dan retas tersebut agak termalihkan.
Lokasi tipenya tersingkap bagus dan luas di bagian hulu sungai Besasi di sekitar
ditandai oleh retas yang menerobos keduanya. Komplek Mutis ini ditutupi secara
tektonik oleh Formasi Maubisse yang berumur Perem. Umur Komplek Mutis
Lolotoi (AudleyCharles,
. Seperti halnya di wilayah lain di Indonesia, Kabupaten TTU juga hanya dikenal
dua musim yaitu kemarau dan hujan. Secara umum, musim kemarau terjadi pada Juni-
telah terjadi perubahan periode musim yang cukup signifikan. Waktu hujan menjadi
BAB III
11
DASAR TEORI
Bijih Besi mulai dikenal sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1843 oleh Van
Wrede. Bijih Besi merupakan salah satu komoditas utama dalam perdagangan
internasional. Hingga saat ini, dalam peradaban manusia yang sudah jauh lebih maju,
kebutuhan akan Bijih Besi semakin meningkat untuk menunjang industri-industri dunia.
Besi adalah salah satu logam yang paling berguna aplikasinya, dan juga paduannya
serta sangat penting dan cukup banyak pemanfaatannya, begitu pula senyawanya. Sulfat
besi digunakan sebagai fungisida, oksalat besi dalam pengembangan fotografi, limonit
dan hematit sebagai pigmen dan abrasif. Magnetite digunakan dalam produksi elektroda
industri, besi klorida dan nitrat digunakan sebagai morden dan reagen industri terutama
di industri pewarna.
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan sumber daya mineral yang
melimpah. Diantaranya adalah Batubara, Nickel, Emas, Perak, Timah, Bijih Besi, dsb.
12
Salah satu pulau di Indonesia yang memiliki cadangan mineral cukup banyak adalah
Pulau Sulawesi.
tambang dan tahapan pelaksanaan operasi penambangan guna mencapai hasil yang
telah ditentukan. Suatu perencanaan yang baik harus ditunjang dengan berbagai unsur
yang saling terkait. Salah satu perencanaan yang sangat menentukan adalah sumber
menjadi suatu tahapan penting dalam studi kelayakan dan rencana operasi
komputer dari sumberdaya yang akan ditambang. Model perencanaan tambang dapat
berupa block model untuk tambang mineral bijih dan kuari, atau gridded seam model
Perencanaan adalah penentuan persyaratan yang harus dipenuhi dari segi teknik
dan ekonomi serta urutan pelaksanaan teknis dari berbagai sub kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran kegiatan tersebut. Tiga aspek
penting dalam perencanaan tambang adalah perancangan pit limit atau penentuan batas
diperoleh adalah jumlah cadangan serta distribusi ton batubara yang harus direncanakan
13
besar produksi dan tahap-tahap penambangannya. Tingkat produksi yang direncanakan
studi kelayakan (feasiblty study) yang dilengkapi dengan analisis mengenai dampak
Perencanaan jangka pendek yaitu suatu perencanaan aktivitas untuk jangka waktu
kurang dari setahun demi kelancaran perencanaan jangka menengah dan jangka
panjang.
kemudian hari terjadi hal-hal tak terduga atau ada perubahan data dan informasi
14
Tujuan dari perencanaan dan perancangan tambang adalah untuk mencapai sebuah
disiapkan untuk spesifikasi pasar yang diinginkan dan pada biaya unit yang seminimal
mungkin, tapi tetap di dalam batasbatas lingkungan, sosial, hukum dan peraturan yang
dapat diterima.
yang digunakan dalam sasaran yang dituju, tetapi secara umum fungsi perencanaan
pencapaian tujuan
kemungkinan terbaik
lahan setelah tambang berakhir, kualitas lingkungan, serta estetika wilayah tersebut.
Ekspektasi ini dapat berdampak pada lokasi jalan akses dan fasilitas penyimpanan
limbah. Yang penting dalam menyusun perencanaan tambang adalah pengumpulan data
sosial dan lingkungan, yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan di
seluruh usia operasional sampai ke penutupan tambang. Dalam penambangan yang baik
15
terlebih dahulu menetapkan kondisi mengenai keberadaan air, flora dan fauna serta
Data lingkungan yang dikumpulkan sebagai bagian dari tahap kelayakan tambang
mungkin muncul dari operasi penambangan. Sedangkan data sosial akan bermanfaat
kepentingan lainnya.
Tujuan dari perencanaan dan perancangan tambang adalah untuk mencapai sebuah
disiapkan untuk spesifikasi pasar yang diinginkan dan pada biaya unit yang seminimal
mungkin, tapi tetap di dalam batasbatas lingkungan, sosial, hukum dan peraturan yang
dapat diterima.
yang digunakan dalam sasaran yang dituju, tetapi secara umum fungsi perencanaan
pencapaian tujuan
kemungkinan terbaik
lahan setelah tambang berakhir, kualitas lingkungan, serta estetika wilayah tersebut.
Ekspektasi ini dapat berdampak pada lokasi jalan akses dan fasilitas penyimpanan
limbah. Yang penting dalam menyusun perencanaan tambang adalah pengumpulan data
sosial dan lingkungan, yang dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan di
seluruh usia operasional sampai ke penutupan tambang. Dalam penambangan yang baik
terlebih dahulu menetapkan kondisi mengenai keberadaan air, flora dan fauna serta
Data lingkungan yang dikumpulkan sebagai bagian dari tahap kelayakan tambang
mungkin muncul dari operasi penambangan. Sedangkan data sosial akan bermanfaat
kepentingan lainnya.
overburden dan limbah. Karakterisasi tanah dan overburden harus dimulai sejak tahap
eksplorasi dan terus berlanjut dalam tahap prakelayakan tambang dan tahap kelayakan
untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dan kualitas air tanah yang mungkin
17
terpengaruh secara negatif. Maka ada potensi untuk menghasilkan tailing dengan
kandungan racun lebih kecil, melalui perubahan rancangan atau penggunaan mesin
Sumber daya Mineral (Mineral Resource) adalah endapan mineral yang diharapkan
dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi
tambang dan memenuhi kriteria layak tambang. Adapun jenis-jenis sumberdaya mineral
18
Studi Pra-Kelayakan yang biasanya dilaksanakan di daerah Eksplorasi Rinci
3.3.3 Cadangan
Cadangan mineral adalah bagian dari sumberdaya mineral terukur dan/ atau
tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis. Hal ini termasuk tambahan material
dilusi ataupun material hilang, yang kemungkinan terjadi ketika material tersebut
ditambang.
Pada klasifikasi ini pengkajian dan studi yang tepat sudah dilakukan, dan termasuk
pertimbangan dan modifikasi dari asumsi yang realistis atas faktor-faktor penambangan,
pemerintah. Cadangan (Reserve) sendiri memiliki volume cebakan bahan galian yang
telah diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kualitas dan kuantitasnya secara ekonomi,
teknik, hokum lingkungan dan social dapat ditimbang setelah melakukan perhitungan
berikut :
(spasial) dari nilainya. Hal ini penting untuk menentukan urutan penambangan
yang pada gilirannya akan mempengaruhi pemilihan peralatan dan NPV (Net
Present Value).
3. Jumlah cadangan menentukan umur tambang, hal ini penting dalam kaitannya
ekonomis untuk ditambang, dan dalam beberapa kondisi, juga merupakan bagian dari
sumberdaya mineral terukur. Ini termasuk material dilusi dan material hilang yang
Pengkajian dan studi yang tepat harus sudah dilaksanakan, dan termasuk
dan peraturan pemerintah. Pada saat laporan dibuat, pengkajian ini menunjukkan bahwa
20
ekstraksi telah dapat dibenarkan. Cadangan mineral terkira memiliki tingkat keyakinan
yang lebih rendah dibanding dengan cadangan mineral terbukti, tetapi sudah memiliki
kualitas yang cukup sebagai dasar membuat keputusan untuk pengembangan suatu
cebakan.
yang ekonomis untuk ditambang. Hal ini termasuk material dilusi dan material hilang
yang mungkin terjadi ketika material di tambang. Pengkajian dan studi yang tepat harus
pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan peraturan pemerintah. Pada saat laporan
3.4.1 Eksplorasi
mineral berharga, yang meliputi pekerjaan untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran,
bentuk, letak (posisi), kadar rata-rata dan jumlah cadangan dari endapan. Kegiatan
terdapat di bumi menjadi cadangan terukur yang siap untuk ditambang (mineable
reserve).
suatu endapan mineral, menghitung berapa banyak dan bagaimana kondisinya, serta
acuan berbagai pihak dalam melakukan kegiatan penyelidikan umum dan eksplorasi
bijih besi primer, agar ada kesamaan dalam melakukan kegiatan tersebut diatas sampai
pelaporan. Pedoman teknis eksplorasi bijih besi primer meliputi tata cara dan tahapan
eksplorasi. Tata cara eksplorasi bijih besi primer meliputi urutan kegiatan eksplorasi
sebelum pekerjaan lapangan, saat pekerjaan lapangan dan setelah pekerjaan lapangan.
mengenai prospek cebakan bijih besi primer, meliputi studi literatur dan penginderaan
jarak jauh. Penyediaan peralatan antara lain peta topografi, peta geologi, alat pemboran
inti, alat ukur topografi, palu dan kompas geologi, loupe, magnetic pen, GPS, pita ukur,
paritan dan sumur uji, pengukuran topografi, survei geofisika dan pemboran inti.
dibawah tanah dan mengambil contoh batuan ( sampel batuan )-nya biasanya
linggis,sekop, pengki, dan sebagainya. Bentuk penampang sumur uji bisa empat
persegi panjang, bujur sangkar, bulatatau bulat telur (ellip) yang kurang
sempurna. Macam macam penampangsumur uji dapat dilihat pada gambar 2.5.
( batuan dasar nya dan kemantapan (kestabilan) dinding sumur uji. Bila tanpa
22
Gambar 3.2 Macam bentuk penampang sumur uji
overburden dan limbah. Karakterisasi tanah dan overburden harus dimulai sejak tahap
eksplorasi dan terus berlanjut dalam tahap prakelayakan tambang dan tahap kelayakan
untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dan kualitas air tanah yang mungkin
terpengaruh secara negatif. Maka ada potensi untuk menghasilkan tailing dengan
kandungan racun lebih kecil, melalui perubahan rancangan atau penggunaan mesin
trapesium dan kedalamannya 2-3 m , sedang panjangnya tergantung dari lebar atau tebal
singkapan deposit bahan galian yang sedang dicari dan jumlah ( volume) contoh batuan
(sampel) yang ingin diperoleh. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang
dibuat banyak dan daerahnya mudah dicapai olehperalatan mekanis, maka permainan
parit uji dapat dilakukan dengan garis tarik atau ekskavator hidrolik ( cangkul belakang)
23
Gambar 3.3 Bentuk Penampang Parit Uji
sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar
kemungkinan untuk menemukan urat bijih itu lebih besar. Selanjutnya untuk
menentukan bentuk dan ukuran urat bijih yang lebih tepat uji parit-parit yang dibuat
saling sejajar dan tegak lurus terhadap jurus urat bijihnya. Arah pandangan yang sejajar
melalui empat tahap sebagai berikut : Survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum,
eksplorasi rinci.
Eksplorasi umum, tahap eksplorasi yang rnerupakan deliniasi awal dari suatu
24
Eksplorasi rinci, tahap eksplorasi untuk mendeliniasi secara rinci dalarn 3-
geofisika.
ekonomis adalah suatu hal pertama kali yang perlu dikaji, dihitung sesuai
optimasi rencana usaha tambang, umur tambang dan hasil yang akan diperoleh.
Dalam hal penentuan cadangan, langkah yang perlu diperhatikan antara lain:
25
- Kelayakan penentuan batasan cadangan, seperti Cut of Grade, Stripping Ratio,
bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi dan sebaran bijih besi bawah permukaan.
3.4.2 SistemPenambangan
3.4.2.1 MetodePenambangan
menambang bijih besi sangatlah bervariasi dan bergantung pada keadaan dan
kondisi dari bahan tambang itu sendiri serta areal lokasi tempat pernambangan. Ini
juga berlaku untuk para perusahaan penambangan dan pertambangan bijih besi itu
26
Sistem penambangan bijih besi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan
cara open pit adalah penambangan yang dilakukan untuk menggali endapan-
metal seperti endapan bijih besi,endapan endapan bijih tembaga, dan dan
endapan bijih nikel. Penambangan dengan cara open pit biasanya dilakukan
untuk endapan bijih atau mineral yang terdapat pada daerah datar atau daerah
lembah. Tanah akan digali keyang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah.
Tanah akan digali ke bagian bawah sehingga akan membagi bagian bawah
Cara konvensional atau cara langsung, yaitu hasil galian atau peledakan
diangkut oleh truck / belt conveyor / mine car / skip dump type rail cars, dan
digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke loading tempat crusher
digunakan truk, dan selanjutnya melalui ore pass ke loading point; point; dari
dari sini sini diangkut diangkut ke ore bin dengan dengan memakai belt
conveyor dan ahkirnya diangkut keluar tambang dengan cage. Oleh karena itu,
Satu metode penambangan yang dilakukan saat bijih besi ditemukan berada di
areal lokasi penambangan bahan tambang yang lain. Sehingga areal penambangan
besi berada satu lokasi dengan areal penambangan bahan lain ini. Penambangan
ini dilakukan sebagai satu bentuk diversifikasi usaha yang dijalankan oleh
perusahaan penambangan.
3. Underground Mining
Penambangan ini dilakukan dengan teknik pembukaan lapisan bawah tanah yang
terowongan yang membentuk jaringan atau saluran. Kemudian, batuan besar yang
ditemukan di sekitar jalur terowongan ini pun akan diekstraksi kandungan emas
yang ada di dalamnya sehingga hasil akhir yang diperoleh adalah bijih besi murni.
28
Metode ini dilakukan pada lapisan bawah permukaan tanah. Jarak yang
diperlukan untuk mencapai permukaan tanah tentu saja tak sedikit. Semakin
dalam dibawah permukaan tanah, semakin panas juga temperatur terowongan. Ini
3.4.2.2 TahapanPenambangan
Kegiatan operasi penambangan Bijih Besi yang direncanakan pada setiap bukaan
tambang akan mencakup:
Operasi pembersihan lahan penambangan dilakukan pada lokasi dimana tambang akan
dibuka. Berkaitan dengan operasi ini akan dilakukan beberapa pekerjaan, yaitu :
29
Bila pohon-pohon tersebut dinilai mampu ditumbangkan dengan tenaga dorong
gergaji mesin (chain shaw). Bila kayu yang dikerjakan memiliki ukuran yang besar,
kayu ini perlu dipergunakan alat angkat untuk beban berat (crane) dan rantai besi
untuk pengikat dan penarik, serta truk pengangkut kayu.Bila kayu memiliki ukuran
yang kecil, maka operasi pemindahan kayu dari lokasi penambangan ke lokasi
penyimpanan kayu ini cukup dipergunakan tenaga manusia dan truk pengangkut
penyimpanan yang telah direncanakan. Lokasi penyimpanan kayu dapat dipilih pada
lahan-lahan terbuka yang dekat dengan daerah penambangan dan dilintasi oleh jalan
Pekerjaan pembabatan semak dan perdu ini akan dilakukan dengan menggunakan
bulldozer, yang dapat menjalankan fungsi gali dan dorong dengan memanfaatkan blade
dan tenaga dorong yang besar dari alat tersebut. Semak dan perdu yang sudah dibabat
tersebut selanjutnya akan didorong ke daerah-daerah lembah yang dekat dengan areal
penambangan.
atas (top soil) yang banyak mengandung bahan-bahan organik hasil pelapukan, yang
sangat baik untuk penyuburan tanah. Lapisan tanah subur ini dikupas dengan
menggunakan blade dari bulldozer. Operator bulldozer sambil mengupas tanah subur
31
Dengan demikian pada lahan penambangan akan terdapat lokasi timbunan tanah subur
yang pada gilirannya akan dimanfaatkan untuk reklamasi lahan bekas penambangan.
Apabila lokasi timbunan top soil ini relatif jauh, maka pekerjaan pemindahan top soil
ini akan memerlukan excavator sebagai alat muat dan dump truck sebagai alat angkut.
dengan menggunakan excavator dan dibantu dengan bulldozer. Untuk material lemah
sampai sedang, excavator dapat langsung melakukan penggalian dan pemuatan ke atas
dump truck. Sedangkan untuk material agak keras, bulldozer akan membantu
memberaikan material tersebut, sebelum digali dan dimuat oleh excavator. Pemakaian
ripper pada bulldozer akan disesuaikan dengan kebutuhan operasi pemberaian material.
Selanjutnya apabila diketemukan lapisan tanah penutup yang keras sampai sangat keras,
32
maka akan dipergunakan stone breaker untuk memberaikan material tersebut sebelum
melakukan pembentukan jenjang (bench), dibantu oleh operator bulldozer. Dump truck
sebagai alat angkut akan mengangkut tanah penutup dari daerah penambangan menuju
morfologi lembah atau datar yang ada di lokasi terdekat. Timbunan tanah penutup ini
akan diatur secara berjenjang dengan menggunakan dozer shovel dan selanjutnya akan
ditutup dengan lapisan tanah subur (top soil) untuk persiapan proses penanaman bibit
pohon (revegetasi). Selanjutnya pada setiap waste dump area juga untuk penimbunan
tanah pucuk (top soil) dimana tanah pucuk tersebut akan dipergunakan untuk program
reklamasi tambang..
33
3.4.3. Perencanaan Goteknik dan Kestabilan Lereng Pada Pit
3.4.3.1 Geoteknik
atau yang lainnya memerlukan suatu estimasi bagaimana tanah dan batuan
merupakan bagian dari uji lokasi dan merupakan dasar untuk pemilihan lokasi.
Bagian dari ilmu geoteknik yang berhubungan dengan respon material alami
yang pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu mekanika tanah dan mekanika batuan.
Pengujian geoteknik bertujuan untuk menentukan sifat fisik dan mekanik baik
batuan yang menyusun overburden, interburden dan batuan dasar maupun lapisan
Lingkup Pekerjaan
- Pengujian ultrasonik
A. Lereng Alami
34
menjadi lereng alam dan lereng buatan. Lereng Alam merupakan lereng
yang terbentuk karena proses-proses alam dalam hal ini misalkan lereng suatu
B. Lereng Buatan
pada pekerjaan sipil. Pada pembahasan ini dibatasi pada pengertian lereng
bench), sudut lereng, kaki lereng Toe, dan siku lereng Crest.
gaya penahan
Faktor Keamanan (FK) =
gaya penggerak
35
Sumber:adjidwisaputra_Landasan teorigeoteknik
c . A+ σn. A . tan ∅
FK =
W sin φF
Data yang diperlukan dalam suatu perhitungan sederhana untuk mencari nilai
Meliputi : sudut Kemiringan lereng, tinggi lereng dan lebar jalan angkut atau
c) Kohesi (c)
4) Faktor Luar
terganggu (Undisturb soil ). Kadar air tanah (ω) diperlukan terutama dalam
Kekuatan Kekuatan yang sangat berperan dalam analisa kestabilan yang sangat
berperan dalam analisa kestabilan leren lan lereng terdiri dari sifat g terdiri dari
sifat fisik dan sifat mekanik dari batuan tersebut. Sifat fisik batuan yang
sedangkan sifat mekaniknya adalah kuat geser batuan yang dinyatakan dengan
parameter kohesi (c) dan sudut geser dalam. Kekuatan geser batuan ini adalah
kekuatan yang berfungsi sebagai gaya untuk melawan atau menahan gaya
penyebab kelongsoran.
Massa batuan merupakan volume batuan yang terdiri dan material batuan berupa
mineral, tekstur dan komposisi dan juga terdiri dari bidang-bidang diskontinu,
membentuk suatu material dan saling berhubungan dengan semua elemen sebagai
suatu kesatuan. Kekuatan massa batuan sangat dipengaruhi oleh frekuensi bidang-
bidang diskontinu yang terbentuk, oleh sebab itu massa batuan akan mempunyai
Menurut Hoek & Bray (1981) dalam Sitohang (2008), massa batuan adalah batuan
insitu yang dijadikan diskontinu oleh sistem struktur seperti joint, sesar dan
37
dipisahkan oleh berbagai tipe ketidak menerusan geologi. Klasifikasi massa
massa batuan.
38
Menurut Palmstrom (1995) klasifikasi massa batuan dapat dikelompokan
berdasarkan bentuk dan tipe dari klasifikasi massa batuan itu. Pengelompokan
perancangan empiris, dan ada pula yang digunakan hanya sebagai data
untuk penggalian pada batuan yaitu: analitik, observasi, dan empirik. Salah
untuk mengatasi permasalahan yang timbul dilapangan secara cepat dan tidak
39
a. Mengidentifikasi parameter-parameter penting yang mempengharuhi perilaku
massa batuan.
b. Membagi formasi massa batuan ke dalam grup yang mempunyai perilaku sama
batuan.
lokasi lainnya.
(engineering)
dan geologiawan.
Agar dapat dipergunakan dengan baik dan cepat maka klasifikasi massa
40
Klasifikasi massa batuan akan diperoleh paling tidak tiga keuntungan bagi
c. Penilaian rekayasa dapat lebih baik dan komunikasi lebih efektif pada suatu
Proyek.
dikelompokan berdasarkan bentuk dan tipe dari klasifikasi massa batuan itu.
penerapan dari klasifikasi massa batuan tersebut. Saat ini telah berkembang
itu, ada yang digunakan untuk kepentingan metode perancangan empiris, dan ada
pula yang digunakan hanya sebagai data masukan untuk klasifikasi massa batuan
yang lain. Beberapa Klasifikasi Massa Batuan yang dikenal saat ini adalah :
Metode ini diperkenalkan oleh Karl Von Terzaghi pada tahun 1946,
batuan untuk desain terowongan dengan penyangga baja. Metode ini telah
41
dipakai secara berhasil di Amerika selama kurun waktu 50 tahun. Akan tetapi
pada saat ini metode ini sudah tidak cocok lagi dimana banyak sekali
dan rockbolts.
Metode ini diperkenalkan oleh Laufer pada 1958. Dasar dari metode ini
mempunyai panjang 10 cm atau cm atau lebih. Dalam hal ini, inti terambil
yang lunak atau tidak keras tidak perlu dihitung walaupun mempunyai panjang
lebih dari 10 cm. Diameter inti optimal yaitu 47.5 mm. Nilai RQD (Rock
parameter standar dalam inti pemboran dan merupakan salah satu parameter
dalam penentuan klasifikasi massa batuan RMR (Rock Mass Rating) dan Q-
Tiedemann dan Skinner pada tahun 1972 di AS. Konsep ini merupakan metode
yang ada sebelumnya. Pada konsep RSR (Rock Structure Rating) terdapat
kulitatif saja. Pada RSR (Rock Structure Rating) ini juga terdapat cukup
banyak parameter yang terlibat jika dibandingkan dengan RQD (Rock Quality
Designation) yang hanya melibatkan kualitas inti terambil dari hasil pemboran
saja. Pada RSR (Rock Structure Rating) ini juga terdapat klasifikasi yang
mempunyai data masukan dan data keluaran yang lengkap tidak seperti
Lauffer yang hanya menyajikan data keluaran yang berupa stand-up time dan
span.
43
RSR (Rock Structure Rating) merupakan penjumlahan rating dari parameter-
- Parameter geoteknik : jenis batuan, pola kekar, arah kekar, jenis bidang
lemah, sesar, geseran, dan lipatan, sifat material, pelapukan, dan alterasi.
penggalian RSR (Rock Structure Rating) merupakan metode yang cukup baik
digunakan dalam metode ini dapat diperoleh baik dari data lubang bor maupun
Metode ini dapat diaplikasikan pada kestabilan lereng, kestabilan pondasi dan
juga terowongan. Tujuan dari metode Rock Mass Rating adalah untuk
batuan yang disebut Klasifikasi Geomekanika atau lebih dikenal dengan RMR
44
(Rock Mass Rating). Setelah bertahun-tahun, klasifikasi massa batuan ini telah
Pada penelitian ini, klasifikasi massa batuan yang digunakan adalah klasifikasi
Rock Mass Rating (RMR) dikembangkan oleh Bieniawski pada tahun 1972-
metode ini dapat diperoleh baik dari data lubang bor maupun dari pemetaan
potensial kerugian. Rock mass rating (Bieniawski, 1989) adalah sistem yang
45
6 Parameter yang digunakan dalam klasifikasi massa batuan menggunakan
pelapukan, hasil pengujian ini berupa kuat tekan batuan (Poin load
46
diambil pertiap meternya dikatakan dengan lintasan satu dan
material pengisi kekar pelapukan, kondisi air tanah dan kondisi kekar
tersebut.
Sangat Buruk 0 - 25 3
Buruk 25 – 50 8
Sedang 50 - 75 13
Baik 75 - 90 17
Jarak antar kekar adalah jarak tegak lurus antara dua kekar yang
kekar belapis (setting joint). Selain itu kekar juga dapat berbentuk kekar
antar kekar dalam satu set.Parameter jarak antar kekar diberi bobot
berdasarkan nilai spasi kekarnya seperti penjelasan pada tabel di bawah ini:
48
mengalami keruntuhan melalui bidangbidang gelincir. ISRM (1981 dalam
halus (smooth) dan gores garis (slickensided). Bobot nilai yang lebih
atau terisi material lunak akan mendapatkan bobot nilai yang lebih kecil.
kekar, material pengisi dan tingkat pelapukan. Berikut penjelasan dari lima
b. Jarak antar permukaan kekar atau cel Jarak antar permukaan kekar
merupakan jarak tegak lurus antar dinding batuan yang berdekatan pada
bidang diskontinu.
yang berada pada celah antara dua dinding bidang kekar yang
berdekatan. Sifat material pengisi biasanya lebih lemah dari sifat batuan
induknya.
49
e. Tingkat Pelapukan Penetuan tingkat pelapukan kekar didasarkan pada
6. Q-system
51
Q-system diperkenalkan oleh Barton et al pada tahun 1974. Klasifikasi batuan
Q-System dikenal juga dengani istilah Rock Tunneling Quality Index untuk
digunakan dalam klasifikasi massa batuan sejak tahun 1980 di Iceland. Sistem
antara 0,001 untuk batuan yang sangat buruk hingga 1000 untuk massa batuan
yang sangat baik. Nilai numerik dari batas kelas untuk kualitas massa batuan
tanah tidak hanya didasarkan pada nilai Q tetapi juga ditentukan oleh istilah
52
yang berbeda dalam persamaan di atas. Ini mengarah ke daftar kelas yang
d. Derajat alterasi atau pengisian sepanjang kekar yang paling lemah (Joint
Alteration Number)
RQD J r Jw
Q= x x
Jn J a SRF
Dimana:
53
- RQD (Rock Quality Designation) dan jumlah kekar merepresentasikan
Nilai bobot isi tanah atau batuan akan menentukan besarnya beban yang
diterima pada permukaan bidang longsor, dinyatakan dalam satuan berat per
volume. Bobot isi batuan juga dipengaruhi oleh jumlah kandungan air dalam
batuan tersebut. Semakin besar bobot isi pada suatu lereng tambang maka
gaya geser penyebab kelongsoran akan semakin besar. Bobot isi diketahui dari
pengujian laboratorium. Nilai bobot isi batuan untuk analisa kestabilan lereng
terdiri dari 3 parameter yaitu nilai bobot isi batuan pada kondisi asli, kondisi
b. Kohesi
Kohesi adalah gaya Tarik menarik antara partikel dalam batuan, dinyatakan
dalam satuan berat per satuan luas. Kohesi batuan akan semakin besar jika
kekuatan gesernya makin besar. Nilai kohesi (c) diperoleh dari pengujian
laboratorium yaitu pengujian kuat geser langsung (direct shear strength test)
54
Sudut geser dalam merupakan sudut yang dibentuk dari hubungan anatara
tegangan normal dan tegangan geser di dalam material tanah atau batuan.
Sudut geser dalam adalah sudut rekahan yang dibentuk jika suatu material
Semakin besar sudut geser dalam suatu material maka material tersebut akan
Untuk mengetahui nilai kohesi dan sudut geser dalam, dinyatakan dalam
persamaan berikut :
τnt =σnΦ +c
Dimana :
C = Kohesi
Prinsip pengujian direct shear strength test atau juga dikenal dengan shear
box test adalah menggeser langsung contoh tanah atau batuan di bawah kondisi
2. Struktur Geologi
55
bidangketidakselarasan (discontinuity).Ada dua macam bidang
ketidakselarasan yaitu :
Struktur geologi ini merupakan hal yang penting di dalam analisa kemantapan
lereng karena struktur geologi merupakan bidang lemah di dalam suatu masa
3. Geometri Lereng
meliputi tinggi lereng, kemiringan lereng dan lebar berm (b), baik itu lereng
lereng disebut disebut lereng tunggal tunggal (Single slope) jika dibentuk oleh
satu jenjang saja dan disebut keseluruhan (overall slope) jika dibentuk oleh
beberapa jenjang.
Lereng yang terlalu tinggi akan cenderung untuk lebih mudah longsor
disbanding dengan lereng yang tidak terlalu tingi dan jenis batuan penyusun
yang sama atau homogeny. Demikian pula dengan sudut lereng, semakin besar
sudut kemiringan lereng, maka lereng tersebut akan semakin tidak stabil.
Sedangkan semakin besar lebar berm maka lereng tersebut akan semakin tidak
stabil. Sedangkan semakin besar lebar berm maka lereng tersebut akan
semakin stabil.
Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng sebagian besar basah dan
beban air yang dikandung sehingga menjadikan lereng lebih mudah longsor.
5. Iklim
yang singkat akan mempercepat proses pelapukan batuan. Untuk daerah tropis
pelapukan lebih cepat dibandingkan dengan daerah dingin, oleh karena itu
singkapan batuan pada lereng di daerah tropis akan lebih cepat lapuk dan ini
6. Gaya Luar
alat mekanis yang beroperasi diatas lereng, getaran yang diakibatkan oleh
D. Klasifikasi Kelongsoran
Jenis atau bentuk longsoran tergantung pada jenis material penyusun dari suatu
lereng dan juga struktur geologi yang berkembang di daerah tersebut. Karena
batuan mempunyai sifat yang berbeda, maka jenis longsorannya pun akan
berbeda pula.Menurut Made Astawa Rai, Dr. Ir, (1998) longsoran pada
yaitu :
dalamnya.
Sama halnya dengan longsoran bidang, longsoran baji juga diakibatkan oleh
struktur geologi (dapat sama jenis atau berbeda jenis) yang berkembang dan
Longsoran baji ini terjadi bila dua buah jurus bidang diskontinyu
lebih besar dari pada sudut geser dalam (ϕ) dan lebih kecil dari pada
Longsoran guling terjadi pada lereng terjal untuk batuan yang keras dengan
bidang-bidang lemah tegak atau hampir tegak dan arahnya berlawanan dengan
ditentukan oleh sudut geser dalam dan kemiringan sudut bidang gelincirnya.
58
Longsoran busur merupakan longsoran yang paling umum terjadi di alam,
terutama pada tanah dan batuan yang telah mengalami pelapukan sehingga
hampir menyerupaitanah. Pada batuan yang keras longsoran busur hanya dapat
Dengan demikian longsoran busur juga terjadi pada batuan yang rapuh atau
lunak serta banyak mengandung bidang lemah, maupun pada tumpukan batuan
yang hancur. Pada dasarnya longsoran akan terjadi karena dua sebab, yaitu
naiknya tegangan geser (shear stress) dan menurunnya kekuatan geser (shear
tegangan.
59
Sedangkan faktor yang mengurangi kekuatan geser adalah :
a. Keadaan atau rona awal, memang sudah rendah dari awal disebabkan oleh
batuan.
c. Perubahan gaya antara butiran karena pengaruh kandungan air dan tekanan
air pori
1) Jalan utama (Main Road) - jalan angkut utama yang menghubungkan pit dengan
daerag ROM. Jalan ini menjadi jalan angkut dari jaringan kerja haul road batubara yang
2) Ex-pit Road - Expit haul road atau haul road sekunder. Memiliki standar yang lebih
rendah dan ramp jangka panjang yang keluar dari pit dan merupakan jalan menuju
3) In-pit Road – jalan dengan standar lebih rendah yang memiliki umur lebih pendek
dan tidak menjamin adanya lapisan atas batu merah. Standar sekunder jalan di dalam pit
60
4) Bench/Dump Road – standar jalan yang serupa dengan in-pit road. Jenis jalanan ini
adalah perpanjangan system jalan sekunder, menuju dump, sepanjang dinding dump
Dalam pembuatan jalan tambang, baik itu jalan masuk ke dalam tambang untuk
pemuatan bijih/endapan bahan galian yang ditambang atau jalan yang digunakan untuk
Kecepatan Rencana
setiap segmen jalan angkut tambang seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak
pandang dan lain-lain. Kecepatan yang dipilih tersebut adalah kecepatan tertinggi
sepenuhnya
tergantung dari bentuk jalan. Keseimbangan antara fungsi jalan dani keadaan
jalan tersebut dengan frekuensi yang sering. Kecepatan rencana dapat ditetapkan
61
𝑉 = √𝑒𝑚𝑎𝑥 × 127 × 𝑅 …………………………………………… (1)
Dimana:
Tabel 3.3.
Kecepatan Rencana (VR) sesuai klasifikasi fungsi dan medan jalan
Kecepatan rencana, VR km/jam
Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70 – 120 60 - 80 40 - 70
Kolektor 60 – 90 50 - 60 30 - 50
Lokal 40 – 70 30 - 50 20 - 30
62
63
64
3.4.4.2 Perencanaan Geometri
bentuk yang dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan. Fungsinya yaitu untuk
dimensi lebih besar, panjang, dan lebih berat, oleh sebab itu geometri jalan harus
sesuai dengan dimensi alat angkut yang akan melewatinya agar alat tersebut dapat
1. Trase Jalan
4. Kemiringan Jalan
5. Kecepatan Rencana
6. Lengkung Vertikal
65
3.3.4.3 Bangunan Pelengkap Jalan
untuk fasilitas penunjang jalan dalam segi keamanan dan keselamatan pengguna
jalan yang meliputi saluran drainase, rambu-rambu jalan, guide post serta lampu
penerangan jalan.
1. Saluran Drainase
Drainase yang baik sangat menentukan terciptanya jalan yang stabil.
sehingga mudah kering, ait tidak boleh dibiarkan menggenangi permukaan jalan
atau daerah dekat aspal jalan, genangan air tersebut akan meresap ke permukaan
tanah dan merusaknya atau merusak material lapisan bawah, jika hal ini terjadi,
gerakan dan penyimpangan lapis permukaan akan semakin bertambah. Saluran air
lebih rendah. Untuk menghitung jumlah air/limpasan permukaan dari suatu daerah
𝑄 = 0,278 . 𝐶. 𝐼. 𝐴 …………………………………………….(4)
Dimana :
C = Koefisien Limpasan
66
Beberapa asumsi dalam penggunaan rumus ini adalah :
- Debit maksimal merupakan fungsi intensitas hujan dan tercapai pada akhir
waktu konsentrasi
Dengan demikian penggunaan rumus ini hanya terbatas pada suatu daerah
yang relative lebih kecil dan homogen. Persyaratan ini umumnya dipenuhi oleh
besarnya limpasan permukaan dengan intensitas curah hujan yang terjadi pada
Bentuk penampang saluran air umumnya dipilih berdasarkan debit air, tipe
dengan penampang segiempat atau segitiga umumnya untuk debit air kecil,
67
sedangkan
68
penampang trapezium untuk penampang yang besar. Perhitungan kapasitas
Dimana :
Q = debit
S = Gradien
P = Keliling basah
saluran.
69
Dimensi penampang yang paling efisien, yaitu dapat mengalirkan debit yang
minimum. Salah satu dimensi saluran penampang drainase yang efisien adalah
penampang trapezium.
Dimana :
Z = cotg α........................................................(7)
70
Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan yang turun tiap jam (mm/jam)
𝑅24 24
𝐼=
24
( ) … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (14)
2⁄3
Dimana :
2. Safety Bund
tergulingnya kendaraan pada tepi jalan dan juga untuk menghindari segala bahaya
pada badan jalan dan menjauhkannya dari tepi-tepi jalan yang berbahaya
Dimana :
71
(Sumber: Diktat Perencanaan Tambang)
macam rambu. Kita harus benar-benar memastikan bahwa semua rambu dipasang
pada ketinggian dan lokasi yang berbeda dalam jangkauan penglihatan semua
- Rambu-rambu lalu lintas seperti tanda tikungan, tanda hati-hati, dan tanda
kurangi kecepatan,
4. Guide Post
Guide post biasanya terbuat dari kayu yang dicat putih dengan delineator
merah yang dipasangkan pada muka lalu lintas yang mendekat dan delinator putih
untuk lalu lintas yang menjauh. Guide post memiliki tinggi 3,5 m.
Jarak guide post pada bagian jalan yang lurus tidak boleh dari 75 meter,
dan guide post dipasang secara berpasangan, masing-masing guide post dipasang
di
72
salah satu sisi jalan, jarak ini bias dikurangi sampai 40 m di wilayah-wilayah
dimana penglihatan sering terganggu pada malam hari, seperti kabut dan debu.
berjarak paling tidak tiga guide post pada sisi yang sama selalu terlihat ketika
melewati tikungan.
sebuah guide post harus disediakan pada setiap sisi dinding penahan.
pada malam hari. Pemasangan bias dilakukan berdasarkan jarak maupun tingkat
- Tikungan (belokan),
- Jembatan,
73
Perencanaan Geometri Jalan Angkut
a. Aliyenmen Horizontal
dengan garis- garis lengkung. Garis lengkung tersebut dapat terdiri dari busur
Trase jalan adalah alur jalan dari dimulainya titik awal pengamatan hingga
titik akhir pengamatan. Trase jalan untuk memudahkan dalam perencanaan dan
dari awal perencanaan jalan bergerak maju sampai ke ujung rencana jalan. Cara
yaitu lajur tunggal untuk jalan satu arah atau lajur ganda untuk jalan dua arah.
Dalam
74
kenyataannya, semakin lebar jalan angkut maka akan semakin baik dimana lalu
lintas pengangkutan semakin aman dan lancar. Sebaliknya, semakin lebar jalan
angkut, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan dan perawatan juga akan
Highway Design (1990) yaitu jumlah lajur dikali dengan lebar dump truck
ditambah setengah lebar truk untuk masing-masing tepi kiri, kanan, dan jarak
antara dua dump truck yang sedang bersilangan. Dari ketentuan tersebut dapat
digunakan cara sederhana untuk menetukan lebar jalan angkut minimum, yaitu
menggunakan rule of thumb atau angka perkiraan seperti terlihat pada tabel 3.4.
dengan pengertian bahwa lebar alat angkut sama dengan lebar jalur.
Tabel 3.6.
Lebar Jalan Angkut Minimum
Jumlah lajur truck Perhitungan Lebar jalan angkut minimum
1 1 + (2 x ½) 2,00
2 2 + (3 x ½) 3,50
3 3 + (4 x ½) 5,00
4 4 + (5 x ½) 6,50
(Sumber: AASTHO)
minimum pada jalan lurus. Seandainya, lebar kendaraan dan jumlah lajur yang
75
L min = n .Wt + (n+1) (½ . Wt.)..........................................................(17)
Dimana :
n : Jumlah Lajur
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu dibuat lebih besar dari pada jalan
lurus. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat
angkut yang disebabkan oleh sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan
truk saat melintasi tikungan. Untuk lajur ganda, lebar jalan minimum pada
tikungan dihitung dengan berdasarkan pada: lebar jejak roda, lebar juntai atau
tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang pada saat membelok,
jarak antar alat angkut saat bersimpangan, dan jarak alat angkut terhadap tepi
76
jalan.
77
Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung lebar jalan angkut
Wmin = n (U + Fa + Fb + Z) + C...........................................................(18)
C = Z = ½ (U + Fa + Fb)........................................................................(19)
Dimana:
clearance) (m)
78
Gambar 3.15. Lebar jalan angkut pada tikungan
79
3. Jari-Jari Tikungan dan Superelevasi
kemiringan melintang ke arah titik pusat tikungan yang disebut superelevasi (e).
Gaya gesek (friksi) melintang yang cukup berarti antara ban dengan permukaan
koefisien gesek melintang (f) yang merupakan perbandingan antara besar gaya
- Jari-Jari Tikungan
yang digunakan, khususnya jarak horizontal antara poros roda depan dan
belakang. Gambar 3.5. memperlihatkan jari-jari lingkaran yang dijalani oleh roda
belakang dan roda depan berpotongan di pusat C dengan besar sudut sama dengan
𝑊
𝑅 = sin … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . … … … … (20)
𝛽
Dimana:
80
(Sumber: Diklat Perencanaan Jalan Tambang, UNISBA)
kecepatan alat angkut, gesekan roda ban dengan permukaan jalan dan
𝑅= 𝑉2 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (21)
127(𝑒 + 𝑓)
25 ×
𝐷= 360° … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (22)
2𝜋𝑅
elevasi (%), koefisien gesek melintang dan besar derajat lengkung. Agar terhindar
dari kemungkinan kecelakaan, maka untuk kecepatan tertentu dapat dihitung jari-
81
181913,53(𝑒𝑚𝑎𝑥 + 𝑓𝑚𝑎𝑥)
𝐷= … … … … … … … … … … … … … … … (24)
𝑉2
𝑟
Vr adalah kecepatan kendaraan rencana dan hubungannya emax dan fmax terlihat
pada gambar 3.6., dimana titik-titik 1, 2 dan 3 pada kurva tersebut adalah harga
emak 6%, 8% dan 10%. Untuk pertimbangan perencanaan, digunakan emax = 10%.
Dengan menggunakan rumus (5) dapat dihitung jari-jari tikungan minimal (Rmin)
untuk variasi VR dengan konstanta emax = 10% serta harga fmax sesuai kurva
Tabel 3.7.
Jari-jari minimum untuk emax = 10%
Gambar 3.17. Kurva Koefisien Gesek Untuk emax 6%, 8% dan 10% (menurut
AASHTO
82
- Bentuk Busur Lengkung Pada Tikungan
Badan jalan secara horizontal dapat terbagi dua bagian, yaitu: bagian yang
lurus dan bagian yang melengkung. Rancangan pada kedua bagian tersebut
berbeda, baik ditinjau dari konsistensi lebar jalannya maupun bentuk potongan
melintangnya. Yang perlu diperhatikan dalam merancang bagian jalan yang lurus
adalah harus mempunyai panjang maksimum yang dapat ditempuh dalam tempo
rancangan, yaitu:
yang lurus terdapat tikungan yang lengkungannya dirancang cukup dengan sebuah
jari-jari saja. Bentuk tikungan FC ini biasanya dirancang untuk tikungan yang
besar, sehingga tidak terjadi perubahan panjang jari-jari (R) sampai ke bentuk
83
Dimana :
Δ = sudut tikungan
Rc = jari-jari lingkaran
meliputi kecepatan (km/jam), sudut Δ dan jari-jari (m). Sedangkan panjang Tc, Ec
∆ 2 𝜋 𝑅𝑐
𝐿𝑐 = ……………………………………………………...(27)
360°
yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran ( R=∞ R=Rc), jadi
lengkung ini diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran (circle) yaitu
84
(Sumber: Dasar Perencanaan Geometrik Jalan)
Dimana:
Xs = absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus
lengkung peralihan),
Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke
85
θs = sudut lengkung spiral,
Rc = jari-jari lingkaran,
Persamaan yang digunakan untuk menghitung tikungan jenis S-C-S adalah sebagai
berikut:
𝐿𝑠2
𝑋𝑠 = 𝐿𝑠 [1 − ] … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (28)
40 𝑅𝑐
𝐿𝑠 2
𝑌𝑠 = … … … … . … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (29)
6 𝑅𝑐
90 𝐿𝑠
𝜃𝑠 = … … … . . … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (28)
𝜋 𝑅𝑐
𝐿𝑠 2
𝑝= − 𝑅𝑐 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠) … … … … … … … … … … … … … … … . . (28)
6 𝑅𝑐
𝐿𝑠3
𝑘 = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐 sin 𝜃𝑠.....................................................................(29)
40 𝑅𝑐 2
(∆ − 2𝜃𝑠)
𝐿𝑐 = . 𝜋. 𝑅𝑐 … … … … … … … … … … … … … … … … … . (32)
180
86
Jika diperoleh Lc < 20 m, maka sebaiknya tidak digunakan lengkung SCS
tetapi digunakan lengkung SS, yaitu lengkung yang terdiri dari dua lengkung spiral.
sebagai berikut:
𝐿𝑐 = 0 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (34)
𝜃𝑠 = 1⁄2 ∆ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (35)
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 2 𝐿𝑠 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (36)
𝜃𝑠 . 𝜋 . 𝑅𝑐
𝐿𝑠 = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (37)
90
87
Dimana untuk harga nilai p, k, Ts, dan Es dapat menggunakan rumus (28) sampai
(31).
- Superelevasi
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui
diawali dari bentuk normal sampai awal lengkung peralihan (TS) yang
88
c) Pada tikungan FC, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear,
bagian spiral.
e) Diagram superelevasi :
89
(Sumber: Dasar perencanaan geometric jalan)
90
(Sumber: Dasar perencanaan geometric jalan)
perkerasan luar dan sumbu jalan sepanjang lengkung peralihan disebut landai
relatif. Harga landai relatif disesuaikan dengan kecepatan rencana (VR) dan
jumlah lajur yang tersedia. Persamaan (38) dipakai untuk menghitung landau
relatif dan
1 (𝑒 + 𝑒𝑛)𝐵
=
𝑚 𝐿𝑠 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (38)
Vr adalah kecepatan kendaraan rencana dan hubungannya emax dan fmax ., dimana
titik-titik 1, 2 dan 3 pada kurva tersebut adalah harga emak 6%, 8% dan 10%.
rumus (5) dapat dihitung jari-jari tikungan minimal (R min) untuk variasi VR
91
Tabel 3.8.
Jari-jari minimum untuk emax = 10%
Gambar 3.25. Kurva Koefisien Gesek Untuk emax 6%, 8% dan 10% (menurut
AASHT
92
- Bentuk Busur Lengkung Pada Tikungan
Badan jalan secara horizontal dapat terbagi dua bagian, yaitu: bagian yang
lurus dan bagian yang melengkung. Rancangan pada kedua bagian tersebut
berbeda, baik ditinjau dari konsistensi lebar jalannya maupun bentuk potongan
melintangnya. Yang perlu diperhatikan dalam merancang bagian jalan yang lurus
adalah harus mempunyai panjang maksimum yang dapat ditempuh dalam tempo
rancangan, yaitu:
yang lurus terdapat tikungan yang lengkungannya dirancang cukup dengan sebuah
jari-jari saja. Bentuk tikungan FC ini biasanya dirancang untuk tikungan yang
besar, sehingga tidak terjadi perubahan panjang jari-jari (R) sampai ke bentuk
93
Dimana :
Δ = sudut tikungan
Rc = jari-jari lingkaran
meliputi kecepatan (km/jam), sudut Δ dan jari-jari (m). Sedangkan panjang Tc, Ec
∆ 2 𝜋 𝑅𝑐
𝐿𝑐 = ……………………………………………………...(27)
360°
yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran ( R=∞ R=Rc), jadi
lengkung ini diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran (circle) yaitu
94
(Sumber: Dasar Perencanaan Geometrik Jalan)
Dimana:
Xs = absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus
lengkung peralihan),
Ys = ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke
95
θs = sudut lengkung spiral,
Rc = jari-jari lingkaran,
Persamaan yang digunakan untuk menghitung tikungan jenis S-C-S adalah sebagai
berikut:
𝐿𝑠2
𝑋𝑠 = 𝐿𝑠 [1 − ] … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (28)
40 𝑅𝑐
𝐿𝑠 2
𝑌𝑠 = … … … … . … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (29)
6 𝑅𝑐
90 𝐿𝑠
𝜃𝑠 = … … … . . … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (28)
𝜋 𝑅𝑐
𝐿𝑠 2
𝑝= − 𝑅𝑐 (1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠) … … … … … … … … … … … … … … … . . (28)
6 𝑅𝑐
𝐿𝑠3
𝑘 = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐 sin 𝜃𝑠.....................................................................(29)
40 𝑅𝑐 2
(∆ − 2𝜃𝑠)
𝐿𝑐 = . 𝜋. 𝑅𝑐 … … … … … … … … … … … … … … … … … . (32)
180
96
Jika diperoleh Lc < 20 m, maka sebaiknya tidak digunakan lengkung SCS
tetapi digunakan lengkung SS, yaitu lengkung yang terdiri dari dua lengkung spiral.
sebagai berikut:
𝐿𝑐 = 0 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (34)
𝜃𝑠 = 1⁄2 ∆ … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . (35)
𝐿𝑡𝑜𝑡 = 2 𝐿𝑠 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (36)
𝜃𝑠 . 𝜋 . 𝑅𝑐
𝐿𝑠 = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … . . (37)
90
97
Dimana untuk harga nilai p, k, Ts, dan Es dapat menggunakan rumus (28) sampai
(31).
- Superelevasi
mengimbangi gaya sentrifugal yang diterima kendaraan pada saat berjalan melalui
diawali dari bentuk normal sampai awal lengkung peralihan (TS) yang
98
h) Pada tikungan FC, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear,
bagian spiral.
j) Diagram superelevasi :
99
(Sumber: Dasar perencanaan geometric jalan)
perkerasan luar dan sumbu jalan sepanjang lengkung peralihan disebut landai
relatif. Harga landai relatif disesuaikan dengan kecepatan rencana (VR) dan
jumlah lajur yang tersedia. Persamaan (38) dipakai untuk menghitung landau
relatif dan Tabel 3.6. merupakan hasil perhitungan landai relative dengan variasi
kecepatan.
1 (𝑒 + 𝑒𝑛)𝐵
=
𝑚 𝐿𝑠 … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (38)
Dimana:
e = superelevasi, m/m’
B = lebar lajur, m
100
Ls = panjang lengkung peralihan, m (gunakan rumus Modifikasi Shortt)
101
Tabel 3.8
Landai Relatif Maksimum
Vr, Km/Jam 20 30 40 50 60 80
diarahkan untuk meraih umur layanan jalan sesuai yang direncanakan, juga harus
Beberapa aspek keselamatan sepanjang jalan angkut yang akan diuraikan meliputi
jarak pandang yang aman, rambu-rambu pada jalan angkut, lampu penerangan,
Jarak pandang yang aman (safe sight distance) diperlukan oleh pengemudi
(operator) untuk melihat ke depan secara bebas pada suatu tikungan. Jika
pandang minimum sama dengan sama dengan jarak berhenti. Jarak pandang
terdiri dari (1) Jarak Pandang Henti (Jh) dan (2) Jarak Pandang Mendahului (Jd).
Jarak Pandang Henti adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap
4,90 m,
102
sedangkan tinggi penghalang yang dapat menimbulkan kecelakaan berkisar antara
0,15 – 0,20 m diukur dari permukaan jalan. Jarak Pandang Henti berkaitan erat
dengan kecepatan laju kendaraan, gesekan ban dengan jalan, waktu tanggap dan
𝑉𝑟2
𝐽ℎ = 0,278 . 𝑉𝑟. 𝑇 + … … … … … … … … … … … … . (40)
254(𝑓𝑝 ± 𝐿)
Dimana :
L = kemiringan jalan, %
103
2. Jarak Pandang Pada Lengkung Horizontal
bebas samping). Daerah bebas samping adalah ruang untuk menjamin kebebasan
tengah lajur dalam sampai objek penghalang pandangan. Daerah bebas samping
- Jika Jh < Lt
28,65𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅′ (1 − 𝑐𝑜𝑠 ) …………………………………….
𝑅′ (41)
- Jika Jh > Lt
28,65𝐽ℎ 𝐽ℎ − 𝐿𝑡 28,65𝐽ℎ
𝐸 = 𝑅′ (1 − 𝑐𝑜𝑠 )+ ( 𝑆𝑖𝑛 ).........................(42)
𝑅′ 𝑠 𝑅′
Dimana :
R = jari-jari tikungan, m
Lt = panjang tikungan, m
104
(Sumber: Diklat perencanaan jalan tambang, UNISBA)
Alinyemen Vertikal
Alinyemen vertikal adalah proyeksi dari sumbu jalan pada suatu bidang
vertical yang melalui sumbu jalan tersebut. Alinyemen vertikal terdiri atas bagian
landai vertikal dan bagian lengkung vertikal. Ditinjau dari titik awal perencanaan,
alinyemen vertikal dapat berupa tanjakan (landai positif), turunan (landai negatif),
dan datar (landai nol) maka lengkung vertikal dan perencanaan ialah :
105
memberikan perubahan yang konstan sebanding dengan jaraknya.
106
4. Lengkung vertikal dapat berupa lengkung vertikal cembung dan
lengkung cekung.
∆ℎ
𝐺𝑟𝑎𝑑𝑒 (α) = × 100% … … … … … … … … … … … … … … … (43)
∆𝑥
Dimana :
ft untuk setiap jarak mendatar 100 meter atau 100 feet. Kemiringan jalan akan
107
antara kemiringan jalan dan tingkat keausan ban karet dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3.10
Hubungan antara kemiringan jalan dan keausan ban
Kemiringan
Kecocokan Pengaruh pada Ban
Jalan (%)
0-6 Sangat Baik pengaruh minimum pada umur ban & laju operasi
1. Lengkung Vertikal
perubahan dari dua macam kemiringan arah memanjang jalan pada setiap lokasi
yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan untuk menyediakan Jarak Pandang Henti
yang cukup demi keamanan dan kenyamanan. Lengkung vertikal terdiri dari dua
108
(Sumber: Dasar perencanaan geometric jalan, Silvia Sukirman )
(JPH) dan jarak pandang menyiap (JPM) dari Bina Marga dan AASTHO serta
besarnya nilai kostanta garis pandang lengkung vertikal cembung (C) yaitu
sebagai berikut.
109
Untuk menentukan nilai jarak pandang rencana untuk vertikal cembung
𝐶
𝐿 = 2. 𝑆 −
� … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (45)
�
110
Dimana :
A = Grade (%)
lengkung cekung vertikal (L), akan tetapi ada empat kriteria sebagai pertimbangan
- Kenyamanan pengemudi
- Ketentuan drainase
111
Jarak Sinar Lampu Kendaraan
merupakan batas jarak pandangan yang dapat dilihat oleh pengemudi pada
𝐿= 𝐴. 𝑆2
. . … … … … … … … … … … … … … … … … … (46)
120 + 3,5 .
𝑆
112
(Sumber: Dasar perencanaan geometric jalan, Silvia Sukirman)
120 + 3,5 .
𝐿 = 2. 𝑆 − 𝑆 … … … … … … … … … … … … … … … … … . (47)
𝐴
A : Grade (%)
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
memperlancar penyaliran. Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada
113
pada permukaan jalan akan segera mengalir ke tepi jalan angkut, tidak
berhenti dan mengumpul pada permukaan jalan. Hal ini penting karena air
slope dinyatakan dalam perbandingan jarak vertical (b) dan horizontal (a)
dengan satuan mm/m atau m/m. Jalan angkut yang baik memilki cross
ramps) yang memiliki tujuan untuk menghentikan truk yang tak terkontrol, tapi
pengupasan ekstra yang besar untuk membuat fasilitas tersebut, maka hal ini
keamanan maka akan dibuat tanggul pemisah di tengah jalan untuk dibeberapa
114
lokasi, dan Straddle Berm semacam ini memiliki biaya yang lebih murah jika
3.3.6 Stockpile
3.3.6.1 Stockpile
Lokasi stockpile berada di sisi utara dari batas lokasi pit tambang karena
penambangan terbilang cukup dekat yaitu 700 meter. Jarak tersebut akan
semakin dekat seiring dengan terus dilakukannya proses penggalian di area pit
3.3.6.2 Disposal
Lokasi disposal ada dua dan terletak di sisi tenggara area penambangan
dan sudah masuk di wilayah Kecematan Bacukiki. Satu disposal untuk tanah
pucuk yang mengandung humus tinggi, dan satu disposal untuk over burden.
keseluruhan. Hal tersebut dikarenakan area yang tidak terlalu luas untuk
115
pembuatan disposal yang sangat dekat dengan perkebuan masyarakat. Olehnya
itu, pembuatan disposal tetap menjaga jarak aman terhadap area lahan
dilakukan pada akhir tahun ketiga operasi produksi agar sebelum pengupasan
tanah pucuk dilakukan pada blok terakhir, tanah yang berada pada disposal area
dapat dikembalikan pada bagian laterit yang telah diangkut untuk memulai
kegiatan reklamasi. Jarak antar disposal sekitar 150 meter. Tiap disposal
Sarana prasarana tambang menjadi penunjang kerja yang penting hal ini di
karyawan. Adapun fasilitas yang mejadi prasaran umum yang biasa atau umum
juga perlu didirikannya Mess karyawan yang dibangun agak berjauhan dengan
karyawan sebagai fasilitas agar buangan air dari operasional di kedua tempat
Pembangunan warehouse
operasional di tambang.
Fasilitas ini dibangun sebagai sarana untuk pengelolahan limbah air dari
Fasilitas ini dibangun untuk melakukan pengolahan dari air bersih yang dapat
perusahaan.
Open Cut mining. Untuk menentukan jenis peralatan yang digunakan dalam
metode ini, maka perlu dikaji terlebih dahulu jenis-jenis kegiatan yang akan
digunakan lebih mudah dilakukan. Hasil dari pemilihan jenis peralatan yang
akan digunakan dalam operasi penambangan Bijih Besi dapat dilihat pada
tabel
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jenis peralatan utama penambangan
118
A. Excavator
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut alat gali muat. Pada
berikut:
lemah seperti humus atau top soil pada lokasi penimbunan atau langsung ke
alat angkut.
oleh:
119
Kemampuan memotong untuk permukaan yang relatif se-block dengan
B. Dump Truck
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya sering disebut truk jungkit dan pada
berikut:
area)
oleh:
C. Bulldozer
Alat ini fungsi utamanya adalah alat gali, dorong dan gusur. Pada operasi
120
1. Melakukan pembabatan semak dan mengumpulkannya ke suatu lokasi
tertentu
dengan material keras, maka digunakan alat tambahan yang disebut ripper
tambang
121
Jenis atau tipe bulldozer yang akan digunakan adalah Caterpillar D 6 G yang
1. Melakukan pemuatan tanah penutup ke atas bucket dump truck dan atau ke
D. Wheel Loader
Alat ini fungsi utamanya adalah alat muat. Akan tetapi dapat berfungsi pula
sebagai alat dorong dan pada operasi penambangan akan digunakan untuk
Kemampuan alat ini dalam melakukan jenis pekerjaan di atas di dukung oleh:
b. Kemampuan mobilitas cepat untuk jarak angkut yang tidak terlalu jauh
e. Jenis atau tipe wheel loader yang akan digunakan adalah Caterpillar LW 220.
122
Tabel Jenis Peralatan Utama Penambangan
pekerjaan pemindahan tanah penutup ke dumping area per tahun, maka dapat
123
ditentukan jumlah kebutuhan peralatan utama setiap tahun untuk operasi
Pemindahan Tanah
Tahun Jumlah Jumlah Penambangan Bijih
Penutup
Bijih Tanah
Nikel Penutup PC 320 PS 125 PC 320 D HT
(ton) (BCM) D 130
2016 550.000 183.333 1 2 1 2
A. Tahap Produksi
124
Operasi penambangan Bijih Besi akan dilakukan pada lokasi penambangan dengan
terget tertentu. Pada tahap ini operasi penambangan berjalan dengan Stripping Ratio
(SR) sebesar 1 : 3.
B.Umur Tambang
3.3.9 Reklamasi
pengelolaan lingkungan (RTKL) yang telah disetujui dan harus sudah selesai
dari pekerjaan teknik sipil meliputi : pembuatan teras, saluran pembuangan air
(SPA), bangunan pengendali lereng, chek dam, penangkap oli bekas (oil
125
Pekerjaan teknik vegetasi meliputi : pola tanam, sistim penanaman
126
A. PERSIAPAN LAHAN
khusus
e. Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang akan
direklamasi
mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan akibat
erosi.
alur sungai.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah : curah hujan,
kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna tanah (perlakuan terhadap
Beberapa cara untuk mengendalikan erosi dan air limpasan adalah sebagaia
berikut:
a. pembuatan teras-teras
a. penyaluran air dari lokasi tambang ke perairan umum harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan harus didalam wilayah Kuasa Pertambangan, Izin
mengandung sedimen
129
c. bila curah hujan tinggi perlu dibuat bendungan yang kuat dan permanen yang
ditampung dan dibelokan serta kemiringan saluran air (SPA) jangan terlalu
curam
sebaiknya sedimen di keruk dan dapat dipakai sebagai lapisan tanah atas.
g. kurangi kecepatan aliran permukaan dengan membuat teras, sheck dam dari
Maksud dari pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah pucuk
dengan lapisan tanah lain. Hal ini karena tanah pucuk merupakan media
tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk
130
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tanah pucuk adalah:
pada tempat tertentu sesuai tingkat lapisannya dan timbunan tanah pucuk tidak
dianjurkan lebih tebal dari yang tidak beracun atau dilakukan perlakuan khusus
a. penentuan daerah prioritas yaitu daerah yang sangat peka terhadap erosi
segera
b. penempatan tanah pucuk pada jalur penanaman (jenis tanah yang peka
c. jumlah tanah pucuk yang terbatas (sangat tipis) dapat dicampur dengan tanah
D. REVEGETASI
menggambarkan kondisi lokal, jenis tanaman yang akan ditanam, uraian jenis
pekerjaan, kebutuhan bahan dan alat, kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan biaya
sosial ekonomi setempat. Kondisi biofisik meliputi topografi atau bentuk lahan,
132
iklim, hidrologi, kondisi vegetasi awal dan vegetasi asli. Sedangkan data sosial
Jenis tanaman yang dipilih kalau dapat diarahkan pada tanaman jenis tumbuhan
asli. Sebaiknya dipilih jenis tumbuhan lokal yang sesuai dengan iklim dan
2. Persiapan Lapangan
a. Pembersihan lahan
lapangan. Kegiatan ini antara lain : pembersihan lahan dari tanaman penganggu
(alang-alang, liliana, dll) dengan tujuan agar tanaman pokok dapat tumbuh baik
tanpa ada persaingan dengan tanaman penganggu dalam hal mendapatkan unsur
b. Pengolahan tanah
133
Tanah diolah supaya gembur agar perakaran tanaman dapat dengan mudah
menembus tanah dan mendapat unsur hara yang diperlukan dengan baik,
c. Perbaikan tanah
Kualitas tanah yang kurang bagus bagi pertumbuhan tanaman perlu mendapat
tanaman.
1) Penggunaan Gypsum
ion sodium
daya resap tanah terhadap air, aerasi (udara), penguranangan kerak tanah dan
b. Bila lapisan tanah bagian bawah (sub soil) yang diperbaiki, maka perlu
dibuat alur garukan yang dalam agar gypsum dapat diserap. Jika tanah kerak
134
c. Penggunaan gypsum sebanyak 5 ton/ha biasanya cukup untuk memperbaiki
tanah kerak. Penggunaan 110 ton/ha diperlukan untuk mengolah lapisan tanah
dengan gypsum akan tahan selama beberapa tahun, pada saat mana tumbuh-
2) Penggunaan kapur
d. Kapur atau batu gamping giling kasar (coarsely crushed) dan kapu dolomit
mempunyai daya kerja yang lebih lambat akan tetapi pengaruhnya dalam
135
g. Tingkat penyesuaian pH akan bergantung dari tingkat keasaman, jenis tanah
dan kualitas batu gamping. Sebagai contoh, penggunaan kapur sebanyak 2,5 –
3,5 ton/ha per tahun yang memiliki pH > 5,0 akan menaikkan pH lebih dari 0,5.
tempat tertentu (seperti tanggul) atau jika akan diperlukan perbaikan tanah atau
media
d. Jerami jenis batang padi umumnya digunakan sebagai mulsa untuk lokasi
kayu dan serbuk gergaji limbah pabrik pengolahan dan penggergajian kyu,
136
f. Nitrogen mungkin perlu ditambahkan untuk memenuhi kekurangan nitrogen
(biasanya jerami atau batang padi) yang dicampur dengan biji tumbuhan
4) Pupuk
b. Meskipun jenis tumbuhan asli beradaptasi dengan tingkat nutrisi yang rendah
pertumbuhannya.
d. Pupuk organik (lumpur kotoran, pupuk alami atau kompos, darah dan tulang
137
f. Pupuk anorganik komersial selalu mengandung satu atau lebih nutrisi makro
(yaitu nitrogen, fosfor, kalium). Selain itu juga mengandung belerang, kalsium
dan magnesium.
i. Pemberian pupuk dalam bentuk butir atau tablet dapat dilakukan pada jarak
10-
15cm di bawah atau disebelah tiap lubang semaian pada waktu penanaman.
a. Kelompok biji yang berkulit keras (contoh casurinas, eucaliptus dan lain-
lain)
138
b. Kelpompok buah yang berdaging seperti mangga menjadi lebih lunak
c. Polong (akasia dan tumbuhan polong lainnya) berubah warna dari hijau ke
coklat, jadi rapuh dan biji (khususnya akasia) akan menjadi hitam dan
mengkilat.
2. Biji komersial dan yang dibeli harus terbungkus dalam kemasan berlabel
pengambilan biji.
2. Simpan biji di dalam wadah kering, bebas serangga dan kutu serta bubuhi
a. Pembuatan persemaian
139
1.Pemilihan lokasi persemaian
dengan sumber air, tanahnya datar dan mudah dicapai serta cukup mendapat
a. Perlakuan pendahuluan
Untuk benih yang mempunyai umur panjang (benih ortodok) perlu diberi
b. Penaburan benih
Benih yang berukuran harus sebelum ditabur terlebih dicampur dengan pasir
halus, tanah halus atau gambut yang telah dihancurkan sedangkan benih yang
berukuran lebih besar dapat ditabur langsung di bedeng tabur atau dalam
kantong semai.
c. Penyapihan
perkecambahan ke dalam pot yang telah diisi media sapih dan dilaksanakan di
rumah pertumbuhan
140
d. Pemeliharaan bibit
dan penyakit.
3. Pelaksanaan penanaman
4. Pemeliharaan
Tingkat keberhasilan dari semua metode penanaman akan berkurang bila tidak
141
BAB IV
1. Estimasi Sumberdaya
a. Metode
b. Pemodelan
kelasnya.
142
c. Jumlah dan klasifikasi sumberdaya
143
Tabel 4.1 Estimasi Sumber Daya
2. Estimasi Cadangan
a. Metode
kode litologi untuk membedakan lapisan over burden dan bijih, pada
144
b. Pemodelan
145
Gambar 4.2 Pemodelan 3D Over Burden
146
Gambar 4.4 Pemodelan 3D Pit
147
4.2 Tahapan Perencanaan Tambang
4.2.1 Eksplorasi
pemboran, sehingga dapat diketahui litologi bawah permukaan dan juga kadar dari
pada endapan bijih besi, adapun data-data bor tersebut terlampir dalam table
dibawah ini :
148
Tabel 4.3 Data Collar
149
4.2.2 Sistem Penambangan
150
Sistem penambangan bijih besi yang dilakukan oleh perusahaan
dengan cara open pit biasanya dilakukan untuk endapan bijih atau mineral
yang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali
keyang terdapat pada daerah datar atau daerah lembah. Tanah akan digali
membentuk cekungan atau pit.bentuk cekungan atau pit. PT. Timor Iron,
saat ini memiliki sebuah konsesi pertambangan bijih besi dan telah
selama 6 tahun 8 bulan seluas 66,4577 Ha. Sampai dengan saat ini PT.
151
Timor Iron telah merencanakanakan melakukan kegiatan produksinya
open pit dimana penambangan akan dimulai dari jenjang paling atas dan
berat, antara lain bulldozer, excavator, loader dan dump truck sebagai
152
jauh dari lokasi tambang, yang merupakan tempat penumpukan bijih
- Keterbatasan peralatan
- Struktur geologi
overburden di dekat jalan. Karena tanah laterit lunak, maka jalan untuk
153
pemuatan dan pengangkutan overburden dan bijih harus diperkeras
selesai. Top soil yang kaya akan humus dikupas dan ditumpuk di tempat
4.2.2.2Tahapan Penambangan
154
1. Operasi Pembersihan Lahan
155
penyimpanan kayu ini perlu dipergunakan alat angkat untuk
beban berat (crane) dan rantai besi untuk pengikat dan penarik,
yang besar dari alat tersebut. Semak dan perdu yang sudah
156
Setelah operasi pembersihan selesai, selanjutnya dilakukan operasi
penambangan. Apabila lokasi timbunan top soil ini relatif jauh, maka
sebagai alat muat dan dump truck sebagai alat angkut. Land Clearing
yang mempunyai unsur hara yang tinggi dan sangat diperlukan pada
Tebal lapisan tanah pucuk yang dikupas antara 10-20 cm. Tanah ini
158
Timbunan tanah penutup ini akan diatur secara berjenjang dengan
ialat muat dan dump truck sebagai ala tangkut. Dump truck akan
dua tipe bijih yang akan ditambang yaitu bijih limonit dan bijih
saprolit.
nikel dan bijih saprolit dengan menggunakan cut off grade 1.8%
159
(overburden/waste) dan sesuai dengan spesifikasi bijih yang
5. Revegetasi tambang
160
Gambar 4.7 Land Clearing
161
Gambar 4.10 Pemulihan lahan bekas tambang dengan penanaman cover crop dan
pohon
4.2.3.1 Geoteknik
diketahui kekuatan material dan struktur geologi di sekitar daerah tambang, untuk
162
PT. Timor Iron melakukan desain lereng menggunakan Software
163
Berdasarkan hasil pengolahan pada Software Geostudio 2018
akan dibuat maka perlu diketahui alat angkut yang akan melaluinya.
dan sekitar-nya. Pada PT. Timor Iron sendiri terdapat dua jalan yaitu
jalan tambang yang terdapat didalam lokasi tambang dan jalan angkut
a. Jalan Tambang
Konstruksi pada jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan
jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau
b. Jalan Angkut
164
pengangkutan. Medan berat yang mungkin terdapat disepanjang rute
kurang baik, karena pada saat hujan kondisi jalan angkut menjadi
operator.
Tujuan utama dari perkerasan jalan angkut dan jalan tambang adalah
poros roda selain itu juga agar produksi alat angkut dapat tercapai,
agar waktu siklus alat angkut menjadi besar, agar beban yang
165
pondasi bawah. Perkerasan jalan angkut dipengaruhi oleh berat
kendaraan.
Lapisan permukaan
o Lapis kedap air, sehingga air hujan yang mengalir diatasnya tidak
166
Untuk lapisan fondasi atas PT. Timor Iron menggunakan tanah galian
perkerasan diatasnya.
daya dukung tanah dasar akibat selalu menahan roda alat berat.
167
4.3 Infrastruktur Pertambangan
a. Kantin
b. Stockpile
c. Kantor
Kantor merupakan tempat yang disediakan dan digunakan oleh para pekerja
d. Disposal
Tempat atau lokasi yang dirancang untuk menampung material buangan over
e. Mesh
Mess disediakan untuk menampung pegawai pada masa konstruksi dan masa
operasi pasca konstruksi. Fasilitas yang termasuk dalam mess meliputi: kamar
168
f. PLN
g. Bengkel
h. Crushing Plant
merubah ukuran bahan galian (bijih besi dipisahkan daripada batuan samping)
i. Stocksoil
Tempat penyimpanan tanah yang mengandung unsur hara yang nanti akan
j. Tempat Ibadah
169
Gambar 4.12 Peta Area Tambang PT. Timor Iron
Jumlah hari kerja setelah dikurangi dengan hari libur dan hari
kehilangan kerja diperoleh hari kerja efektif per tahunnya adalah 306
hari/tahun.
170
Table 4.6 Jumlah Hari Kerja Efektif
satu shift dalam sehari karena produksi untuk memenuhi target tidak
target per hari maupun pertahun. Jadwal untuk shift tersebut yaitu
dimulai dari pukul 06.00 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB.
171
jam dalam satu tahun, dengan 6 bulan hujan dan 1 jam hujan dalam
satu hari.
libur 6 hari (Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Natal, Hari Raya Nyepi,
Selain itu adapun kehilangan jam kerja selama 1.5 jam setiapharinya
Dalam satu hari terdapat 1 shift kerja, dengan 1 shift selama 12 jam.
2513.79 jam setiap tahunnya. Dengan jam kerja efektif yakni 10.5
jam per hari. Serta dalam 1 hari terdapat tambahan jam lembur
172
Table 4.7 Jam Kerja Efektif
Jam kerja sehari 12 jam (jam 5.50 berangkat sampai 6.00 waktu pengarahan
sebelum bekerja 30 menit. Mulai kerja jam 6.30 kehilangan jam kerja 1,5jam/hari
( 10 menit isi minyak, 15 menit perbaikan alat, 45 menit ishoma, 20 menit ashar)
Slippery 153 jam/tahun. Serta dalam 1 hari terdapat jam lembur sebanyak 3 jam
173
4.4.2 Biaya Operasional
752666 $ 20,00
Total biaya pembongkaran $ 15.053.320,00
174
o Biaya Karyawan
o Biaya Infrastruktur
175
o Biaya Kebutuhan Bahan Bakar
4.5 Reklamasi
1. Kegiatan Pascatambang
176
B. Jadwal Pelaksanaan Pascatambang
Tahunke-
NO URAIANKEGIATAN KETERANGAN
8 9
A ReklamasipadaLahanBekasTambangdanLahandiLuarBekasTambang
1 PembongkaranFasilitasTambang
2 ReklamasiLahanBekasFasilitasTambang
3 PembongkarandanReklamasiJalanTambang
4 ReklamasiLahanBekasTambangPermukaan
5 ReklamasiLahanBekasKolamPengendap
B ReklamasiLahanBekasFasilitasPenunjang
1 ReklamasiLahanBekasLandfill
5 PenangananSisaBahanBakarMinyak,Pelumas,sertaBahanKimia
6 ReklamasiLahanBekasSaranaTransportasi
7 ReklamasiLahanBekasBangunandanFondasiBeton
Pemulihan(remediasi)TanahyangTerkontaminasiBahanKimia,Minyak,serta
C PengembanganSosial,Budaya,danEkonomi
1 PengurangandanPemutusanHubunganKerja
2 BimbingandanBantuanuntukPengalihanPekerjaanbagiKaryawan
PengembanganUsahaAlternatifuntukMasyarakatLokalyangdisesuaikan
denganProgramSosial,Budaya,danEkonomi
D Pemeliharaan
1 TapakBekasLahanTambang
2 TapakBekasLahanFasilitasPenunjang
E Pemantauan
1 KestabilanFisik
2 AirPermukaandanAirTanah
3 BiologiAkuatikdanTeresterial
177
4.6 Keuntungan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai jual cadangan dikurangi dengan biaya yang
4.482.305.072.000,00.
1. Perlindungan Lingkungan
A. Dampak Kegiatan
A. Bentang alam
Sumber dampak
Rencana pengelolaan
sesegera mungkin
Sumber dampak
Rencana pengelolaan
sesegera mungkin
sesegera mungkin
179
o Membuat perimeter drainage sebagai struktur pengendali erosi
kolam pengendapan
Sumber dampak
Rencana pengelolaan
sesegera mungkin
sesegera mungkin
Sumber dampak
Rencana pengelolaan
180
o Mengelola limpasan aliran permukaan pada lokasi penempatan tanah
sedimentasi
E. Kualitas Udara
Sumber dampak
Rencana pengelolaan
ditekan.
Sumber dampak
Rencana pengelolaan
181
G. Biodiversitas
Sumber dampak
Rencana pengelolaan
fauna alami
3. Pengelolaan Limbah
182
kualitas limbah cair tersebut sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
4. Rencana Reklamasi
bekas tambang (void) yang ada kemudian dapat ditutup atau jika dirasa
budidaya ikan.
183
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perencanaan tambang bijih besi pada PT. Timor Iron yang berlokasi di
sebesar 1.434.000 ton dibagi dengan target produksi perusahaan sebesar 210.000
ton/ tahun, maka umur tambang yang didapatkan sebesar 6 tahun 8 bulan.
Sedangkan perhitungan volume overburden sebesar 752.666 m3, dan juga target
4.482.305.072.000,00.
5.2 Saran
perencanaan tambang.
184
185
5
6
7