Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PERSETUJUAN

PENYULUHAN NUTISI PADA KLIEN LUKA BAKAR

DI RUANG 16 IPD RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG


JAWA TIMUR

Oleh :

KELOMPOK 1

Telah diperiksa dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing Klinik,

(..................................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI PADA KLIEN DENGAN LUKA BAKAR

Pokok Bahasan : Nutrisi Pada Luka Bakar


Hari/tanggal : Kamis, 26 April 2018
Jam : 13.00 – 13.30 WIB
Tempat : Ruang 16 Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar
Sasaran : Klien dan Keluarga
Pelaksana : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Malang

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang keperawatan medical bedah
dengan tema nutrisi pada pasien luka bakar, klien dan keluarga dapat
mengetahui nutrisi yang perlu diberikan kepada penderita luka bakar.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari nutrisi
2. Mengerti tujuan pemberian diet pada luka bakar
3. Mengetahui pentingnya protein untuk penyembuhan luka
4. Mengetahui pentingnya asupan cairan untuk keseimbangan cairan tubuh.

III. SASARAN
Keluarga dan pasien yang mengalami luka bakar yang berada di ruang 16
(burn care unit) Rumah Umum Dr. Saiful Anwar.

IV. MATERI
· Pengertian Nutrisi
· Tujuan diet pada luka bakar
· Pentingnya protein
· Pentingnya asupan cairan
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI. MEDIA
1. Leaflet
2. ppt

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 2 Pembukaan :
Menit Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
2. 9 Pelaksanaan :
menit Menjelaskan tentang pengertian nutrisi Memperhatikan
Menjelaskan nutrisi pada luka bakar
Menjelaskan tentang tujuan diet luka Mendengarkan
bakar Mendengarkan
Menjelaskan tentang perhitungan Bertanya dan menjawab
kebutuhan nutrisi luka bakar pertanyaan yang diajukan

3. 4 Penutup:
Menit Member kesempatan klien dan Mengajukan pertanyaan
keluarga untuk bertanya. Menjawab pertanyaan
Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab salam
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada keluarga yang
dapat menjawab pertanyaan.
Mengucapkan salam penutup
VIII. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
 Peserta hadir di tempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan ruang 16 RSSA Malang
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil (Setelah dilakukan penyuluhan)
 Keluarga dan pasien mampu memahami pengertian nutrisi
 Keluarga dan pasien mampu memahami pentingnya nutrisi untuk luka
bakar
LAMPIRAN MATERI

A. PENGERTIAN
Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan termasuk
didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya, lemak dan asam
lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.
Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh baik untuk mempertahankan keseimbangaan metabolisme
ataupun sebagai pembangun. (www.woundpedia.com)

B. TUJUAN DIET TKTP PADA LUKA BAKAR


Diet TKTP yaitu diet yang mengandung energy dan protein diatas kebutuhan
normal. Diet diberikan dalam bentuk makanan biasa/lunak (tim/bubur) di tambah
bahan makanan sumber protein seperti, susu, telor, daging, tempe, tahu, dan
kacang-kacangan.
Tujuan diet :
o Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang membantu untuk mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
o Menambah BB hingga mencapai Berat Badan normal.

Syarat diet :
o Energy tinggi yaitu, 35-40 kkal/kgBB
o Protein tinggi, yaitu 1,2 gr/kgBB
o Lemak cukup, yaitu 20-30 %dari kebutuhan energi ketat
o Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan normal
o Makanan diberikan dalam bentuk mudah cara

Diet TKTP diberikan :


o Kurang energy protein (KEP)
o Sebelum dan sesudah operasi tertentu multi trauma, serta selama radioterapi
dan kemoterapi.

C. PENETAPAN DIET
1. Pemberian makanan dapat dimulai sesudah fase akut terlewati dan aliran
darah ke saluran cerna kembali normal. Makanan yang diberikan harus
mudah dicerna dan diserap seperti larutan hidrat arang (maltodextrin)
2. Pilih bahan makanan yang mudah dilumatkan, seperti :
 Ikan sebagai sumber protein hewani,
 Tahu atau tempe sebagai sumber protein nabati
 Sayur dan buah yang mudah dilumatkan seperti : wortel, labu siam,
lobak, pepaya,dll
3. Pemberian susu kedelai, kacang merah dan kacang hijau dapat dianjurkan
untuk memberikan glutamin dan arginin yang banyak terdapat di dalam
produk kacang-kacangan, khususnya kacang merah. Minyak ikan yang kaya
akan vitamin A dan asam lemak omega 3 dapat pula diberikan sementara
minyak zaitun yang merupakan sumber asam lemak omega 9 dapat pula
dimakan mentah sebagai campuran susu atau formula enteralnya.
4. Gunakan susu skim untuk menambah kandungan protein dalam sereal, sup,
dll. Jangan gunakan santan sebagai bahan untuk menggurihkan makanan
karena santan terutama yang kental kaya akan asam lemak jenuh
5. Minum banyak air untuk mengencerkan darah. Misalnya 1 gelas air mineral
setiap 2 hingga 3 jam sekali dan minum setiap kali terbangun untuk buang
air kecil pada malam hari
6. Untuk menghindari keletihan setelah sembuh dari trauma, luka bakar atau
pembedahan, kepada pasien dapat dianjurkan agar makan sedikit-sedikit
tetapi sering.

D. SYARAT DAN PRINSIP DIET PADA LUKA BAKAR


Syarat-syarat diet luka bakar adalah:
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair sedini mungkin atau Nutrisi Enteral
Dini (NED).
2. Kebutuhan energi dihitung dengan pertimbangan kedalaman dan luas luka
bakar yaitu:
Tabel 3.1 Kebutuhan energi sehari berdasarkan persen luka
bakar
Luka Bakar (%) Kebutuhan Energi (kkal)
<10 1,2 x AMB
11-20 1,3 x AMB
21-30 1,5 x AMB
31-50 1,8 x AMB
> 50 2,0 x AMB
3. Protein tinggi, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi total.
4. Lemak sedang, yaitu 15-20 % dari kebutuhan energi total. Pemberian lemak
yang tinggi menyebabkan penundaan respon kekebalan sehingga pasien lebih
mudah terkena infeksi.
5. Karbohidrat sedang yaitu 50-60 % dari kebutuhan energi total. Bila pasien
mengalami trauma jalan napas (trauma inhalasi), karbohidrat diberikan 45-55
% dari kebutuhan energi total.
6. Vitamin diberikan diatas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan,
untuk membantu mempercepat penyembuhan. Vitamin umumnya
ditambahkan dalam bentuk suplemen. Kebutuhan beberapa jenis vitamin
adalah sebagai berikut:
a. Vitamin A minimal 2 kali AKG
b. Vitamin B minimal 2 kali AKG
c. Vitamin C minimal 2 kali AKG
d. Vitamin E 200 SI
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng ,natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium. Sebagian mineral diberikan dalam bentuk suplemen.
8. Cairan tinggi. Akibat luka bakar terjadi kehilangan cairan dan elektrolit secara
intensif. Pada 48 jam pertama, pemberian cairan ditujukan untuk mengganti
cairan yang hilang agar tidak terjadi shock.

Sedangkan prinsip diet untuk luka bakar antara lain :


1. Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan menggunakan rumus Ireton-Jones,
sementara kebutuhan proteinnya dapat diperkirakan berdasarkan rasio kalori
terhadap nitrogen atau jumlah protein yang dibutuhkan pada masing-masing
keadaan.
2. Terapi imunonutrisi dapat dilakukan dengan memberikan suplemen preparat
enteral yang mengandung glutamin, arginin, dan asam lemak omega 3.
Glutamin dan arginin merupakan asam-asam amino yang dalam keadaan sehat
tergolong non-esensial tetapi pada keadaan stres berat akan menjadi asam-asam
amino esensial. Kadar glutamin dan arginin yang memadai akan
mengendalikan respon inflamasi dan mempercepat proses penyembuhan.
3. Pemberian cairan dilakukan berdasarkan jumlah darah yang hilang dengan
ditambah jumlah keluar urine serta feses dan insensible waterloss.
4. Pemberian suplemen vitamin dan mineral diperlukan pada trauma, luka bakar
dan pembedahan. Vitamin C dengan takaran 500-1000 mg/hari diperlukan
untuk pembentukan kolagen bagi proses kesembuhan luka yang optimal.

E. CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI PADA PASIEN LUKA


BAKAR
1. Penilaian Stress Metabolik
a. Luas luka bakar
b.Gula darah sewaktu
c. Nitrogen urea urine
2. Pemenuhan Kebutuhan Energy Total
KET (kkal) = KEB + FAKTOR STRES + AKTFITAS
Keterangan :
KET = Kebutuhan Energy Total
· Besar faktor perkalian untuk faktor stress sesuai dengan luas luka bakar :

Luas Luka Bakar (%) Faktor Stres


20 – 29 1.50 – 1.69
30 – 39 1.70 – 1.84
40 – 49 1.85 – 1.94
≥ 50 2.0

Kebutuhan Energy Untuk Aktivitas


0 % = dari kebutuhan bila tirah baring
5 % = dari kebutuhan bila dapat duduk
10 % bila bisa berdiri di sekitar tempat tidur
3. Penentuan kebutuhan basal
Persamaan Harrist- Benedict
Laki-laki : KEB (kkal) = 665 + 13.7 BB + 5.0 TB – 6.8 U
Perempuan : KEB (kkal) = 665 + 9.6 BB + 1.8 TB – 4.7 U
Keterangan :
· KEB : Kebutuhan Energy Basal
· BB : Berat Badan (Kg)
· TB : Tinggi Badan (Cm)
· U : Usia (Tahun)

F. BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN YANG TIDAK


DIANJURKAN
o Bahan makanan yang dianjurkan merupakan semua bahan makanan sumber
energi dan protein seperi susu, telur, daging, ayam, dan keju, serta gula
pasir, dan sirup.
o Bahan makanan yang tidak dianjurkan yaitu bahan makanan hiperalergik
seperti udang.

G. DAMPAK KEKURANGAN ASUPAN NUTRISI PADA PASIEN LUKA


BAKAR

Pada pasien luka bakar terjadi kehilangan energy dan protein yang besar,
untuk itu diperlukan dukungan nutrisi yang sesuai untuk mengurangi
komplikasi, kematian, dan mempercepat penyembuhan luka. Pasien kurang
nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah
pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi
luka dan penyembuhan lama karena suplai darah jaringan adiposa tidak
adekuat.

Komplikasi yang terjadi diantaranya adalah :

Keloid dan jaringan parut hipertrofik timbul karena reaksi serat kolagen
yang berlebihan dalam proses penyembuhan luka. Serat kolagen disini
teranyam teratur. Keloid yang tumbuh berlebihan melampaui batas luka,
sebelumnya menimbulkan gatal dan cenderung kambuh bila dilakukan
intervensi bedah.

Parut hipertrofik hanya berupa parut luka yang menonjol, nodular, dan
kemerahan, yang menimbulkan rasa gatal dan kadang – kadang nyeri. Parut
hipertrofik akan menyusut pada fase akhir penyembuhan luka setelah sekitar
satu tahun, sedangkan keloid tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Bernadi, Rakhmat & Karina. 2003. Menyikapi Luka


Bakar.http://www.sinarharapan.co.id
Nadesul, Handrawan, Dr. 2002. Bagaimana Merawat Luka
Bakar.http://www.kompas.comdikses pada 14 Oktober 2013.
Pacu Gizi Korban Luka Bakar. 2008. http://www.jawapos.co.id dikses pada 14
Oktober 2013.
Samsuridjal, Dzauji, Dr. 2007. Nutrisi pada Pasien di Rumah
Sakit.http://cahya.sayanginanda.com diakses pada 14 Oktober 2013.
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2000. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi.
Jakarta: EGC.
www.emedicine.com/plastic/TOPIC477.HTM diakses pada 13 Oktober 2013.
www.woundpedia.com
SATUAN ACARA PENYULUHAN
NUTRISI PADA PASIEN LUKA BAKAR

Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Nuri Anisa Faradilla
2. Siti Dyah Wahyu Dwi Roziah
3. Wahyu Artiningsih
4. Fanda Eka D

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR


JALAN JAKSA AGUNG SUPRAPTO No. 2 MALANG – JATIM 362102
April 2018

Anda mungkin juga menyukai