Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 2

1. Retno Siam Tri Sundari (P032015401068)


2. Ulia Asih Rahayu (P032015401074)
3. Kurrotul Ain Putri (P032015401057)
4. Anisca Pratiwi (P032015401041)
5. Aprelia Siscawati (P032015401074)
6. Julieta Feby Firdaus (P032015401055)
7. Silvia Ramadani (P032015401072)
8. Valeska Liviani (P032015401075)
9. Putri Almaraatul Chasanah (P032015401064)
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG IZIN
DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
 
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010 TENTANG
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK BIDAN.
BAB III
PENYELENGGARAAN PRAKTIK

Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi:
1. pelayanan kesehatan ibu;
2. pelayanan kesehatan anak; dan
3. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Pasal 10
4. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
5. pelayanan konseling pada masa pra hamil;
6. pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
7. pelayanan persalinan normal;
8. pelayanan ibu nifas normal;
9. pelayanan ibu menyusui; dan
10. pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan.
PASAL 11
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak
1. melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi
Vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0 – 28 hari), dan perawatan tali pusat;
2. penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
3. penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
4. pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah;
5. pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah;
6. pemberian konseling dan penyuluhan;
7. pemberian surat keterangan kelahiran; dan
8. pemberian surat keterangan kematian.
Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
9. memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana; dan
10.memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
900/MENKES/SK/VII/2002 TENTANG REGISTRASI DAN PRAKTIK BIDAN
BAB V
PRAKTIK BIDAN
Pasal 14
Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
 pelayanan kebidanan;
 pelayanan keluarga bereneana;
 pelayanan kesehatan masyarakat.
Pasal 16
Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi ;
 penyuluhan dan konseling;
 pemeriksaan fisik;
 pelayanan antenatal pada kehamilan normal;
 pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus iminens, hiperemesis gravidarum
tingkat I, preeklamsi ringan dan anemi ringan;
 pertolongan persalinan normal;
 pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban
pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,
post term dan pre term;
 pelayanan ibu nifaS"normal;
 pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta, renjatan dan infeksi ringan;
 pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur dan
penundaan haid.
LANJUTAN..
7. penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai
Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi ; tingkat II;
 pemeriksaan bayi baru lahir; 8. amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm;
 perawatan talipusat; 9. pemberian infus;
 perawatal1' bayi;, 10.pemberian suntikan intramuskuler uterotonika,
 resusitasi p-aaa bayi baru lahir; antibiotika dan sedativa;
 pemantauan tumbuh kembang anak; 11.kompresi bimanual;
 pemberian imunisasi; 12.versi ekstraksi gemeli pada kelahiran bayi kedua dan
 pemberian penyuluhan. seterusnya;
13.vacum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul;
Pasal 18 14.pengendalian anemi;
Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud 15.meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan air susu
dalam Pasal 16 berwenang untuk : ibu;
1. memberikan imunisasi; 16.resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia;
2. memberikan suntikan pad a penyulit kehamilan, 17.penanganan hipotermi;
persalinan dan nifas; 18.pemberian minum dengan sonde/pipet;
3. mengeluarkan placenta secara manual; 19.pemberian obat-obat terbatas, melalui lembaran
4. bimbingan senam hamil; permintaan obat sesuai dengan Formulir VI terlampir;
5. pengeluaran sisa jaringan konsepsi; 20.pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian.
6. episiotomi; Bidan dalam memberikan pelayananSebagaimana
dimaksud dalam
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG KEBIDANAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
BAB VI
PRAKTIK KEBIDANAN

Pasal 47
Pasal 46
 
1. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan
bertugas memberikan pelayanan yang meliputi: Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan

 pelayanan kesehatan ibu; dapat berperan sebagai:


 pelayanan kesehatan anak;  pemberi Pelayanan Kebidanan;
 pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan  pengelola Pelayanan Kebidanan;
keluarga berencana;  penyuluh dan konselor;
2. Pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan  pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
wewenang; dan/atau pelaksanaan tugas dalam  penggerak peran serta masyarakat dan
keadaan keterbatasan tertentu. pemberdayaan perempuan; dan/atau
 peneliti.
Pasal 49
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan
Pasal 50
kesehatan ibu Bidan berwenang:  Dalam menjalankan tugas memberikan
1. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa pelayanan kesehatan anak Bidan berwenang:
sebelum hamil; 1. memberikan Asuhan Kebidanan pada
2. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak
kehamilan normal; prasekolah;
3. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa 2. memberikan imunisasi sesuai program
persalinan dan menolong persalinan normal;
Pemerintah Pusat;
4. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa
nifas; 3. melakukan pemantauan tumbuh kembang
5. melakukan pertolongan pertama pada bayi, balita, dan anak prasekolah
kegawatdaruratan ibu hamil, bersalin, nifas, serta deteksi dini kasus penyulit,
dan rujukan; dan gangguan tumbuh kembang, dan rujukan;
6. melakukan deteksi dini kasus risiko dan dan
komplikasi pada masa kehamilan, masa 4. memberikan pertolongan pertama
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan
dengan rujukan.
dilanjutkan dengan rujukan.
Pasal 59
 
Dalam keadaan gawat darurat untuk pemberian pertolongan pertama, Bidan dapat melakukan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan sesuai dengan kompetensinya.
Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien.
Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang mengancam nyawa
Klien.
Keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bidan sesuai dengan hasil
evaluasi berdasarkan keilmuannya.
Penanganan keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat l4l
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2OI9
TENTANG KEBIDANAN

Pelayanan Kebidanan, yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan ditujukan khusus kepada
perempuan, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah termasuk kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga Pelayanan Kebidanan harus diberikan secara bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan
aman.
Bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai pemberi Pelayanan Kebidanan,
pengelola Pelayanan Kebidanan, penyuluh dan konselor bagi K1ien, pendidik, pembimbing, dan fasilitator
klinik, penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan, serta peneliti. Pelayanan
Kebidanan yang diberikan oleh Bidan didasarkan pada pengetahuan dan kompetensi di bidang ilmu
Kebidanan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Klien.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai