Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH MANAJEMEN BENCANA

PERAN PERAWAT DALAM MITIGASI BENCANA KEBAKARAN


KABUPATEN MOJOKERTO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Kegawatdarurat
Dosen Pembimbing: Ns. M Fathoni S.Kep.MNS

Disusun Oleh: kelompok 6

Tingkat/Semester: 2/4B
1. Nafi’ Atu Amaliyah (201804044)
2. Reni Novianti Eka.P (201804048)
3. Putri Aji Ageng.Z.I (201804088)
4. Safira Kaselina Ramadhani (201804078)
5. Sabichisma Arsita (201804080)
6. Muhammad Yusuf Ramadhani (201804082)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas RahmatNya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang Berjudul “MAKALAH RESIKO BENCANA
KEBAKARAN KABUPATEN MOJOKERTO” sebagai pengetahuan dalam mata kuliah
keperawatan kegawatdarurat sebagai tambahan ilmu dalam menempuh kegiatan belajar
mengajar.
Makalah ini merupakan bentuk tugas yang diberikan oleh Ns. M Fathoni S.Kep.MNS
kepada kami mahasiswi Semester IV Prodi D3 Keperawatan supaya dapat lebih
meningkatkan pengetahuan tentang bencana kebakaran dengan mata kuliah Keperawatan
kegawatdarutan. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun
makalah ini.
2. Ibu Ima Rahmawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi D3 Keperawatan STIKES
BINA SEHAT PPNI
3. Bapak Agus Hariyanto ,M.Kes selaku PJMK Keperawatan Kegawatdaruratan
4. Ns.M Fathoni S.Kep.MNS selaku dosen pengajar yang telah memberikan tugas
makalah ini.
5. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen dan rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi
demi kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa menjadi tambahan
pelajaran dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

MOJOKERTO, 10 Maret 2020

(Penyusun)
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah
khastulitiwa diatara Benua Asia dan Australia serta diantara amudera pasifik dan Hindia,
berada pada pertemuan tiga lempengan tektonik utama duania merupakan wilayah territorial
yang sangat rawan terhadap bencana alam. Disamping itu kekayaan alam yang berlimpah,
jumlah penduduk yang besar dengan penyebaran yang tidak merata, pengaturan tata ruang
yang belum tertib, masalah penyimpangan pemanfaatan kekayaan alam, keaneka ragaman
suku, agama, adat, budaya.
Pengaruh globalisasi serta permasalahan social lainnya yang sangat komplek
mengakibatkan wilayah negara Indonesia menjadi wilayah yang memeiliki potensi rawan
bencana, baik bencana alam maupun ulah manusia, antara lain: gempa bumi, tsunami, banjir,
letusan gunung api, tanah longsor, angina rebut, kebakran hutan dan lahan. Secara umum
terdapat peristiwa bencana yang terjadi berulang setiap tahun. Bahkan saat ini peristiwa
bencana menjadi lebih sering terjadi dan silih berganti, misalnya dari kekeringan kemudian
kebakran, lalu diikuti banjir dan longsor.
Kebakaran adalah salah satu peristiwa yang banyak terjadi dikehidupan sehari-hari.
Perstiwa kebakaran tampak lazim kita temui baik media cetak, elektronik, maupun secara
langsung. Kebakaran dapat melanda banyak tempat seperti, pemukiman padat penduduk,
gedung pabrik, perkantoran dan pusat perbelanjaan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor diantaranya adalah ketidakpahaman masyarakat terhadap bahaya yang dapat
menyebabkan terjadinya kebakaran. Peristiwa kebakaran selalu merugikan korban secara
material, fisik dan psikis. Efek yang ditimbulkan oleh peristiwa ini, terutama untuk kebakaran
besar dapat merugikan hingga jutaan atau miliaran rupiah, peralatan-peralatan menjadi rusak,
kecacatan secara fisik maupun psikis yang menimbulkan dampak traumatis.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana perencanaan bencana kebakaran di Kabupaten Mojokerto?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana perencanaan penanggulangan bencana kebakaran di
Kabupaten Mojokerto.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfat dari pembuatan makalah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu
memahami masalah manajemen bencana terutama tentang perencanaan mitigasi secara jelas
dan spesifik sehingga memeprmudah penentu prioritas, mempermudah penentu alternative
dalam penanggulangan bencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penilaian Ancaman/ Bahaya

Jenis Ancaman/ Bahaya P D


Banjir 3 2
Gempa Bumi 2 3
Putting Beliung 0 1
Tanah longsor 2 1
Wabah 0 1
kebakaran 3 4

2.2 Matrik Skala Tingkat Bahaya

1 2 3 4 5

P
r
o
b
a
b
i
l
i
t
a
s

Dampak

2.3 Penilaian Risiko


LOKASI UNSUR AKIBAT PADA TIAP KARAKTERISTIK
BERESIKO UNSUR BERESIKO KERENTANAN YANG
MENYEBABKAN BERESIKO
Desa Bahan baku dan Rusak, terbakar Bahan bakunya biji plastik
barang produksi sehingga mudah terbakar
lingkungan Kerusakan pada Jenis kemiringan tumbuhan,
vegetasi, merusak hewan gedung pabrik, kios
tumbuhan hewan, disebelah pabrik
merusak saluran air,
took-toko (kios kecil)
dan pembangkit listrik
Sistem produksi Rusaknya mesin untuk Lokasi rancangan bahan
barang pengelolahan biji bangunan dan bahan baku
plastik yang nantinya untuk produksi perabotan alat
akan diolah menjadi rumah tangga
barang produksi
(perabotan alta rumah
tangga)l
Pembangkit listrik Rusak, terputus arus Lokasi dekat dengan
listrik pemukiman warga

2.4 Rencana Kesiapan Penanganan Bencana Kebakaran


1. Penentuan lokasi evakuasi, jalur ke lokasi evakuasi, papan tanda menuju lokasi
evakuasi dan peta jalan menuju lokasi evakuasi. sebaiknya setial orang dan keluarga
melakukan uji coba evakuasi dengan mengikuti jalur yang sudah ditentukan
2. Penyediaan perlengkapan dan fasilitas di lokasi evakuasi
3. Pembuatan pedoman prosedur evakuasi pada saat bencana
4. Pembuatan tim SAR dan melengkapi peralatan SAR yang dibutuhkan, seperti perahu
karet, peralatan komunikasi, lampu senter, pengeras suara portabel, dan sejenisnta
5. Pembentukan sistem keamanan pada saat bencana. ini untuk memberi rasa aman
kepada warga untuk meninggalkan rumahnya saat bencana
6. Kendaraan transportasi menuju lokasi evakuasi. dalam beberapa bencana, seperti
gunung api meletus gempa bumi, lokasi evakuasinta biasa berjarak cukup jauh dari
pemukiman penduduk. oleh karena itu perlu disiapkan alat transportasi untuk
mengangkut pengungsi dengan cepat.
7. Penyediaan air bersih dilokasi evakuasi. saat ini sudah banyak terjadi penjernih air
portable yang mudah dibawa dan dipindahkan ke berbagai lokasi. alat ini sangat
diperlukan saat terjadi evakuasi karena air jernih siap pakai sangat dibutuhkan saat
evakuasi.
8. Makanan dilokasi evakuasi. dapur umum yang menyediakan makanan bagi
pengungsi, terutama anak anak, harus disediakan sedini mungkin. demikian pula
dengan alat alat masak dan bahan bakunya. tenaga relawan yang memasak biasa
mudah diperoleh saat evakuasi
9. Pertolongan pertama, pengobatan darurat dan obat obatan penting dilokasi evakuasi.
10. Layanan medis dilokasi evakuasi. dinas kesehatan pemerintah daerah, klinik
kesehatan, dinas kesehatan TNI, pelayanan kesehatan PMI dan lembaga lainnya
umumnya siap sedia untuk memberi pelayanan kesehatan pada saat bencana.

2.5 Rencana Mitigasi


Langkah-langkah mitigasi bencana Kebakaran:
2.5.1 Tindakan sebelum terjadi kebakaran permukiman
1. Hindari penggunaan peralatan listrik yang melebihi beban kapasitas meter listrik.
2. Pemasangan instalasi listrik di rumah jangan terlalu banyak sambungan isolasi,
karena bila terkena panas, listrik mudah memuai dan mengelupas.
3. Pada saat listrik padam, jangan meletakkan lilin dekat dengan bahan yang mudah
terbakar.
4. Hindari peralatan dan bahan yang mudah terbakar dari jangkauan anak-anak.
5. Memeriksa secara berkala instalasi listrik di rumah. Apabila ada kabel rapuh,
sambungan atau stop kontak yang aus atau tidak rapat, segera ganti dengan yang
baru.
6. Memeriksa kondisi tungku masak dan segera ganti jika ada yang bocor.
7. Menempatkan bahan-bahan yang mudah terbakar pada tempat khusus, jangan
bercampur dengan bahan yang dapat menimbulkan reaksi kebakaran.
8. Menyiapkan alat pemadam kebakaran, air, pasir, serta karung goni yang dibasahi
di lingkungan sekitar.
9. Paham menggunakan alat pemadam kebakaran.
10. Paham teknis memadamkan api.

2.5.2 Tindakan ketika terjadi kebakaran permukiman


1. Jangan panik dan segera menyelamatkan diri bersama keluarga.
2. Segera padamkan dengan alat pemadaman yang ada seperti APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) atau dengan karung goni yang dibasahi air.
3. Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke ruangan lain.
4. Segera hubungi pemadam kebakaran jika api tidak bisa dipadamkan sendiri.
5. Tidak mengunci pintu-pintu di rumah agar jika ada pemadam kebakaran mudah
untuk memadamkan api.
6. Menggunakan kain basah ditempel di hidung agar nafas kita tidak sesak karena
banyak asap kebakaran.
7. Menjauhi arah hembusan angin

2.5.3 Tindakan setelah terjadi kebakaran permukiman


1. Menilai keadaan sekitar
2. Cari anggota keluarga yang lain, jika lengkap bersyukur tidak ada yang terluka
dan selamat semua.
3. Membersihkan puing-puing sisa bangunan.
4. Mengumpulkan barang-barang yang masih berguna.
5. Jangan menyesali, karena itu adalah cobaan dari Yang Maha Kuasa.
6. Siap sedia jika terjadi kebakaran lagi.

2.5.4 Tindakan Mencegah Kebakaran


1. Menjauhkan alat dan barang yang mudah terbakar dari jangkauan anak-anak.
2. Menjauhkan sumber api dari barang yang mudah terbakar.
3. Simpan barang berharga di dalam brankas tahan api.
4. Siapkan alat pemadaman api
5. Tidak menggunakan kabel yang mengelupas.
6. Berhati-hati saat memasang gas LPG
7. Rencanakan jalur evakuasi

2.6 Rencana Operasional Kegawatdaruratan Kebakaran


1. Komitmen pemilik dan pengelola instalasi proses produksi serta penghuni
bangunan.
2. Perencanaan tentang antisipasi penanggulangan keadaan darurat dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia dan telah disiapkan yang memuat antara
lain organisasi dalam bentuk koordinasi, tugas dan tanggungjawab secara jelas dan
prosedur operasional penanggulangan keadaan darurat.
3. Penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan handal ketika dibutuhkan.
4. Penyediaan sumber daya manusia sesuai dengan kompetensinya.
5. Pembukaannya secara berkesinambungan dalam bentuk sosialisasi peningkatan
kesadaran guna merubah perilaku selamat baik dalam keadaan normal maupun
dalam keadaan darurat.
6. Pelatihan simulasi darurat secara berkala dsn evaluasi pelaksanaan nya agar semua
insan pelaku dalam organisasi tanggap darurat menjadi familiar dengan tugas dan
tanggungjawab, serta semua sistem/sarana/peralatan darurat selalu siap pakai jika
dibutuhkan.
2.7 Rencana kontenjensi bencana
Rencana kontenjensi bencana kebakaran merupakan rencana dasar dalam
penanggulangan bencana kebakaran,rencana ini meliputi pendahuluan,gambaran
umum,asumsi dan pertimbangan,peran dan tanggung jawab,konsep operasi serta
tindakan.sebagai lampiran yaitu daftar kontak,daftar istilah dan daftar
singkatan.pendahuluan menguraikan mengenai dasar perencanaan ini.gambaran umum
membahas mengenai kajian resiko kebakara gudang pabrik.Asumsi ini membahas
beberapa hal yang dianggap sebagai fakta dari dasar perencanaan.peran dan tanggung
jawab mengatur mengenai pembagian tugas dalam operasi damkar.konsep operasi
menjelaskan mengenai bagaimana mekanisme dan kordinasi yang dilakukan untuk
mengarahkan sumber daya tindakan berisi mengenai upaya-upaya yang dilakukan dalam
operasi pemadaman kebakaran tersebut.
2.8 Rencana Pemulihan (Rehabilitasi dan Rekonstruksi)
a. Pemulihan
1. Memperbaiki fisik yang tekena dampak kebakaran seperti bangunan ataupun
sarana dan prasarana.
2. Memperbaiki dan memulihkan ekonomi warga yang terkena dampak kebakaran
3. Peningkatan building capacity warga agar memiliki kearifan local dalam mitigasi
kebakaran.
b. Pembangunan
1. Pembangunan fisik bangunan yang terkena kebakaran akan tetapi dengan jarak
antar bangunan yang tidak saling berdekatan.
2. Pembangunan sarana dan prasarana yang rusak akibat kebakaran serta menambah
saran dan prasarana untuk mendukung pencegahan kebakaran.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi dan bisa digolongkan
sebagai bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh manusia. Bahya kebakaran
dapat terjadi setiap saat, karena banyak peluang yang memicu terjadinya nyala api yang
tidak dikehendaki. Perencanaan penangulangan bencana :
1. Rencana kesiapan penanganan bencana
2. Rencana mitigasi
3. Rencana kontijensi
4. Rencana operasional kedaruratan
5. Bencana pemulihan (rehabilitasi & rekostruksi)

5.2 Saran
Dengan beragam risiko bencana alam yang nyata, pemerintah idealnya menyiapkan
program mitigasi yang holistik sehingga dapat menekan risiko. Meski munculnya
bencana tak dapat diduga.Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
a. Meningkatkan kesadaran masyarakan tentang pentingnya mitigasi bencana melalui
pelatihan kesiapsiagaan bencana secara rutin dimulai sejak usia sekolah.
b. Sistem pemantau dini hendaknya di implementasikan sebagai bagian utama dari
sistem tanggap darurat terhadap masyarakat yang tinggal pada lokasi bencana yang
didukung oleh SDM yang terampil dalam membantu mengevakuasi korban serta
penentuan rute evakuasi yang aman.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Sosial RI.(2007).Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2007 Tentang Penanggulangan Bencana.Jakarta: Pusat Penyuluhan Sosial

Depkes RI.(2011).Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat


Bencana: Panduan Bagi Petugas Kesehatan Yang Bekerja Dalam Penanganan Krisis
Kesehatan Akibat Bencana Di Indonesia.Jakarta: Kesehatan RI.

Ardia, Dkk. (2017). Peran Dan Kepemimpinan Perawat Dalam Manajemen Bencana
Pada Fase Tanggap Darurat. Aceh: Universitas Abulyatama Aceh

Lembaga Penanggulangan Bencana Pp Muhammadiyah.(2011).Laporan Pelaksanaan


Program Kerja. Yogyakarta: Muhammadiyah Disaster Management Center.

Purnomo, Hadi Dan Ronny Sugiantoro.(2010). Manajemen Bencana : Respon Dan


Tindakan Terhadap Bencana. Yogyakarta: Media Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai