Anda di halaman 1dari 40

MODUL

RESIKO BAHAYA SENJATA


NUBIKA

Subditbin Nubika Ditziad


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho-
Nya penyusunan “Modul Pelajaran tentang Resiko Bahaya Senjata Nubika untuk Peserta
Diklat Komponen Pendukung - Sukarelawan Tenaga Medis Kemhan RI” dapat terwujud.

Modul ini memuat pengetahuan tentang Gambaran Umum Bahaya Nubika,


Bahaya Senjata Nuklir, Biologi, dan Kimia serta Alat Perlindungan Nubika Perorangan
dari Bahaya Senjata Nubika.

Penyusunan Modul ini selain dimaksudkan untuk pembekalan pengetahuan dan


keterampilan di bidang Nubika bagi sukarelawan Tenaga Medis guna mendukung
pelaksanaan tugasnya, juga sebagai bentuk sosialisasi dan asistensi Nubika Zeni AD di
bidang kewaspadaan ancaman Nubika dan pengamanan Nubika.

Disadari Modul ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, koreksi,
saran, dan masukan dari Peserta Diklat sangat diharapkan guna perbaikan dan
penyempurnaannya terima kasih.

Jakarta, April 2020

Kasubditbinnubika Ditziad

Cap/Ttd

Wadi Prihana
Kolonel Czi NRP 32467

2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................ 2

DAFTAR ISI ..................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................... 4

BAB II. GAMBARAN UMUM BAHAYA NUBIKA ....................... 9

BAB III. BAHAYA SENJATA NUKLIR ....................................... 11

BAB IV. BAHAYA SENJATA BIOLOGI ..................................... 20

BAB V. BAHAYA SENJATA KIMIA ....................................... 25

BAB VI. ALAT PERLINDUNGAN NUBIKA PERORANGAN........ 31

BAB VII. PENUTUP ................................................................. 39

-000-

3
BAB-I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kejadian/Peristiwa Nubika merupakan peristiwa terlepasnya agensia Nubika


ke lingkungan secara tidak terkendali sehingga dapat membunuh makhluk hidup
dan mengkontaminasi lingkungan.

b. Kejadian/peristiwa Nubika yang mengemukakan diantaranya: ledakan


senjata nuklir di Hiroshima dan Nagasaki dalam PD–II, percobaan senjata nuklir
oleh beberapa negara, kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl dan Fukushima,
peracunan Agen Rusia Litvenko di Inggris, peracunan Salad Bar di Oregon USA,
pandemi Flu Burung, SARS, MERS, Ebola, dan Covid-19, penggunaan senjata
kimia dalam Perang Iran-Irak, konflik internal di Suriah, kecelakaan Pabrik
Pestisida di Bhopal India, dan peracunan menggunakan racun VX di bandara Kuala
Lumpur, dan pembunuhan dengan menggunakan racun Novichok di Inggris.

c. Guna memberikan pengetahuan tentang resiko bahaya senjata nubika dan


keterampilan secara terbatas tentang perlindungan diri dari bahaya Nubika maka
disusun modul pembelajarannya.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan pengetahuan resiko bahaya nubika guna


mendukung pelaksanaan tugas sukarelawan tenaga medis.

b. Tujuan. Agar seluruh peserta diklat sukarelawan tenaga medis


mengerti resiko bahaya nubika dan secara terbatas dapat melaksanakan
perlindungan diri dari bahaya nubika.

3. Refferensi.
a. Bujuknis tentang Nubika.
b. Bujuklap dalam menghadapi bahaya Nubika No : 42 – 01 – 02.

4. Pengertian-Pengertian.

a. Nubika sebagai Singkatan. Nuklir-Biologi-Kimia.

4
b. Bahan Nubika. Merupakan segala bahan Nuklir, Biologi dan Kimia
yang berbahaya dan beracun bagi makhluk hidup.
c. Personel Nubika. Merupakan Personel yang memiliki pengetahuan dan
kemampuan teknis dalam perlindungan dan penanganan bahaya Nubika.
d. Satuan Nubika. Merupakan Satuan yang memiliki tugas dan
kemampuan dalam penanggulangan ancaman dan bahaya Nubika.
e. Kegiatan Nubika. Merupakan segala upaya dan kegiatan yang
dimaksudkan untuk perlindungan dan penanganan bahaya Nubika.
f. Kejadian Nubika. Kejadian yang melibatkan bahan beraspek Nubika,
seperti: kecelakaan, bencana alam, aksi sabotase/terorisme, serangan senjata
nubika oleh negara lain.

5
BAB-II
GAMBARAN UMUM BAHAYA NUBIKA

5. Umum. Dalam Bab ini diuraikan tentang bentuk umum bahaya Nubika dan
perkembangan ancaman senjata Nubika.

6. Bentuk Umum Bahaya Nubika.

a. Bahaya Nubika. Umumnya bergantung pada sifat bahaya yang


melekat dimasing-masing jenis bahan Nubika, yang dikenal sebagai kontaminasi
Nubika.
1) Bahaya Nubika Pada Manusia. Yaitu masuknya kontaminan Nubika
melalui sistem pernafasan, pencernaan atau melekat pada kulit yang
mengakibatkan kematian/luka/inkapasitansi.
2) Bahaya Nubika Pada Material/Fasilitas/Medan. Yaitu melekatnya
kontaminan Nubika pada material/fasilitas/medan yang mengakibatkan
kerusakan atau tidak dapat digunakan/difungsikan sementara atau dalam
jangka waktu yang amat lama.

b. Sumber Bahaya Nubika.

Gambar 1. Bagan Pengolongan Sumber Bahaya Nubika

c. Bentuk bahaya Nubika di lapangan. Umumnya ditemukan dalam


bentuk Cairan, debu, atau padatan yang mengandung:
1) bahan radioaktif sumber Radiasi Nuklir Alpha, Betha, Gamma atau
Neutron; atau

6
2) mikrobiologi patogenitas tinggi (bakteri, virus, jamur) dan
hewan/serangga yang membawa mikrobiologi patogenitas tinggi atau Toxin
mematikan/menginkapasitansi secara cepat dalam; atau
3) bahan kimia sangat beracun yang dapat mengakibatkan
kematian/luka/inkapasitansi secara cepat.

d. Faktor Penyebab Timbulnya Bahaya Nubika. Secara umum


diklasifikasikan menjadi tiga bagian besar:
1) Natural (Berasal dari alam/ bersifat alamiah);
2) Accidental (Akibat Kecelakaan/ Kelalaian); dan
3) Intentional (Disengaja/ atau maksud tertentu).

Tabel-1 Matriks Penyebab Timbulnya Bahaya Nubika.

Nuklir / Radioaktif Biologi Kimia


1 2 3 4
A - Bencana Alam yang meng- - Pandemi penyakit menular dan - Bencana alam yang meng-
L akibatkan bencana teknologi. mematikan secara alamiah akibatkan bencana teknologi
A - Jatuhan benda Langit keber- - Jatuhan benda Langit yang - Keluarnya Gas Beracun dari
M adaan bahan radioaktif yang membawa organisme jenis perut bumi ke permukaan
berada pada kulit secara baru atau Organisme dengan bumi akibat peristiwa alam
alami. ke-mampuan baru (kegiatan
penelitian di luar angkasa)
- Keluarnya bahan radioaktif dari
perut bumi ke permukaanbumi - Lepasan mikrobiologi pathogen
akibat peristiwa alam baru akibat pembukaan hutan
baru atau dari perut bumi ke
permukaan bumi akibat
peristiwa alam.
LepasanAgensia Senjata
K Lepasan bahan Radioaktif ke Lepasan mikrobiologi pathogen Kimia/ Bahan Industri Kimia
E lingkungan akibat : dan merusak atau Bio toksin ke Beracun ke lingkungan akibat :
C lingkungan akibat : - Kecelakaan pada
- Kecelakaan pada Reaktor
E Nuklir PLTN atau Reaktor - Kecelakaan pada fasilitas Industri Kimia atau
L Penelitian Nuklir Penelitian Biologi yang me- Fasilitas Penelitian Kimia.
A - Kecelakaan transportasi
nangani Agensia/Toksin - Kecelakaan transportasi
K Biologi pembawa Bahan Kimia
pembawa Bahan Nuklir/
A Radioaktif/senjata nuklir. - Kecelakaan transportasi Industri Beracun dan
A pem-bawa Agensia/Toksin senjata/ Agensia Senjata
N - Kecelakaan/kebocoran pada Kimia.
Biologi
fasilitas penyimpanan Bahan
radiaktiof/nuklir atau limbah - Kecelakaan/kebocoran pada - Kecelakaan/ kebocoran
radioaktif/nuklir fasilitas penyimpanan limbah pada fasilitas penyimpanan
Biologi Beracun Bahan Kimia Industri
- Kecelakaan pada fasilitas beracun atau limbah Kimia
penyimpanan senjata nuklir - Kecelakaan pada fasilitas Beracun.
penyimpanan
senjata/agensia senjata - Kecelakaan pada fasilitas
Biologi. penyimpanan senjata
Kimia/ Agensia Senjata
Kimia.

7
D - Serangan Senjata Nuklir dan - Serangan Senjata Biologi - Serangan Senjata Kimia
I Senjata Radioaktif Musuh. Musuh Musuh
S - Serangan Senjata Nuklir - Serangan Senjata Biologi - Serangan Senjata Kimia
E Improvisasi Impro-visasi. Improvisasi
N
- Serangan/sabotase pada -Serangan/sabotase pada - Serangan / sabotase pada
G fasilitas penghasil/pengguna/ fasilitaspenghasil/pengguna/ fasilitas penghasil /
A penyimpan dan pembawa penyimpan dan pembawa pengguna / penyimpan dan
J bahan Nuklir/radioaktif, Agensia Biologi/ senjata pembawa bahan Kimia
A senjata Nuklir danlimbah Biologi dan limbah Biologi Industri beracun /
Nuklir/ radioaktif Berbahaya.
Senjata Nuklir / Agensia
- Serangan dengan RDD/RED - Percobaan senjata Biologi di Senajata Kimia / dan Limbah
permukaan bumi dan di Kimia Beracun.
- Percobaan senjata Nuklir di
angkasa.
permukaan bumi dan di - Percobaan senjata Kimia di
angkasa. permukaan bumi dan di
angkasa.

7. Dampak Umum Kejadian Nubika. Dampak bahaya Nubika bergantung


pada kuantitas dan sifat bahaya pada jenis bahan Nubika yang terlepas ke lingkungan
dan tingkat kemampuan/kesiapan suatu wilayah/negara untuk menanggulanginya.
Secara umum dampak yang ditemukan yaitu :
a. Dampak Langsung:
1) Kematian, Luka, Sakit, Cacat yang bersidat Massal (Bersifat segera
atau tunda);
2) kerusakan alkap/harta benda;
4) kontaminasi lingkungan (meluas)
5) evakuasi penduduk/pengungsi massal; dan
6) respons butuh SDM yang besar & lama.

b. Dampak Tidak Langsung:


1) material/fasilitas/medan tidak dapat digunakan/difungsikan sementara
atau dalam waktu yang lama;
2) timbulnya ketakutan yang meluas;
3) rehabilitasi/restorasi/rekonstruksi wilayah terkontaminasi sulit;
4) dampak ekonomis jangka sedang dan panjang; dan
5) dapat menimbulkan hilangnya kepercayaan publik pada pemerintah
(politis).

8
8. Perkembangan Ancaman Senjata Nubika.

a. Penggunaan Senjata Nubika. Senjata sudah digunakan sejak zaman


dahulu. Tercatat pada tahun 1767 Di Masa Perang Antara Inggris & Perancis
Melawan Suku Indian di Kawasan Amerika Utara, Tentara Inggris Memberikan
Selimut yg tlh Terkontamiasi Virus Cacar kepada Penduduk Lokal Indian.
Penggunaan Senjata Nubika terus berlanjut seperti pada Penggunaan Senjata
Nuklir di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945. Perang Iran-Irak ditahun
1980an. Aksi Kriminalisme dan Terorisme dengan menggunakan senjata Nubika
dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari segi jumlah aksi maupun
intensitasnya. Seperti Penggunaan Racun Ricin pada pembunuhan Markov tahun
1978, Penggunaan gas Sarin di Subway Toko tahun 1995, Serangan Amplop
Anthrax di AS pada tahun 2001, Penggunaan Racun Saraf VX di Bandara Kuala
Lumpur pada tahun 2017 dan Penggunaan Racun Saraf Novichok di Inggris pada
tahun 2018.

b. Permasalahan Umum Nubika Saat Ini.


1) Masih banyak negara yang belum ikut serta atau meratifikasi Traktat
atau Konvensi Internasional untuk Pelarangan Senjata Nuklir ( NPT-Non
Nuclear Poliferation Treaty dan Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty),
Pelarangan Senjata Biologi dan Toxin (BWTC – Biological Weapon and Toxin
Convention) dan Pelarangan Senjata Kimia ( CWC – Chemical Weapon
Convention). Indonesia telah meratifikasi traktat dan konvensi internasional
tersebut.
2) Dunia belum memiliki Badan Internasional yang mengawasi
implementasi Konvensi Senjata Biologi dan Toxin, sementara untuk
Pengawas senjata Nuklir dan Senjata Kimia telah ada yaitu IAEA dan OPCW.
Disamping itu Organisasi PBB secara khusus telah menerbitkan UNSC 1540
dan membentuk UN WMD Office untuk kerjasama pengawasan dan
pencegahan pemilikan senjata Nubika oleh kelompok teroris/kriminal.
3) Penerapan standar ganda (double standard) oleh negara maju
terhadap poliferasi senjata Nubika oleh beberapa negara, seperti Israel,
Pakistan, India, Irak, Libya, Suriah, Korea Utara, dan Iran.
4) Maraknya penggunaan senjata Nubika oleh Pihak-Pihak yang sedang
bersengketa dalam konflik internal bersenjata, seperti Suriah dan Irak.
5) Tingginya upaya pemilikan dan aksi penggunaan senjata Nubika oleh
kelompok Teroris/Kriminal Internasional dan Nasional dalam aksinya, seperti:
kasus racun kimia VX di Malaysia, racun Novichock di Inggris, racun Arsine,
Sianida, Chlorin dan Asam Kuat di Brazil, Indonesia dan Turki.

9
6) Pengembangan dan penyebaran berbagai Narkoba jenis baru di dunia,
yang memiliki efek inkapasitansi layaknya senjata kimia, seperti “ Angel Dust
“Phenylcyclohexyl Piperidin (PCP) atau Fensiklidin.
7) Pandemi global penyakit menular jenis New Emerging Disease dan
Reemerging Disease, seperti: pandemi SARS, Flu Burung, MERS, Ebola,
Covd-19.
8) Bencana alam gempa, tsunami, dan letusan gunung berapi yang dapat
memicu terjadinya Bencana Gagal Teknologi beraspek Nubika (NATECH),
seperti: kebocoran Reaktor Nuklir PLTN di Fukhusima-Jepang.
9) Kecelakaan fasilitas Nubika karena faktor kelalaian yang berpotensi
menimbulkan kontaminasi lintas wilayah bahkan lintas Negara, seperti:
kecelakaan Reaktor Nuklir Penelitian di Chernobyl dan kebocoran gas Methyl
Isocyanate di Pabrik Pestisida di Bhopal-India.
10) Peningkatan pemilikan dan penggunaan bahan dan teknologi Nubika
bersifat Dual Uses (berfungsi ganda - maksud damai atau perang) yang
tersebar secara luas pada setiap tingkatan dan wilayah.
11) Disparitas nyata di bidang kemampuan perlindungan dan tanggap
darurat bahaya Nubika antar kawasan maupun antar negara dalam satu
kawasan dalam rangka kewaspadaan dan kesiapsiagaan negara di dunia
mengahadapi pandemi atau kontaminasi Nubika bersifat global.

10
BAB III
BAHAYA SENJATA NUKLIR

9. Pendahuluan. Dalam Bab ini disampaikan bahaya dari senjata nuklir dan
Senjata Radiasi Nuklir/Pencemaran Bahan Radioaktif.

10. Senjata Nuklir.

a. Sistim senjata nuklir.


1) Digerakkan dengan alat kendali yang disimpan dalam lubang
penyimpanan.
2) Digerakkan dengan alat pelontar yang berada di darat, di udara, di atas
dan di bawah laut) /dijatuhkan dari suatu pesawat pembawa senjata Nuklir.

b. Jenis senjata nuklir.

1) Berdasarkan Reaksi Nuklir pada Hulu Ledak.


a) Reaksi Fisi (Pembelahan Inti Atom), Contoh: Bom Atom (A-Bomb).
b) Reaksi Fusi (Penggabungan Inti Atom), Contoh: Senjata
Thermonuklir atau Bom Hidrogen (H-Bomb).
c) Reaksi Gabungan (Fisi dan Fusi) atau Boosted Fission Weapon,
Contoh: Bom Neutron atau Salted Bomb.

2) Berdasarkan jarak Tempuh Senjata.


a) Tactical Nuclear Weapon (Jarak dekat). Contoh: Gravity
Bomb, Arteliri, Air to Ground Missile, Air to Air Missile, Nuclear Suitcase
Bomb, Special Demolition Ammunion Charg dan Ranjau.
b) Strategic Nuclear Weapon (Jarak Antar Benua). Contoh: Rudal
Antar Benua Bermuatan Nuklir.

3) Berdasarkan Kuat Hasil Ledakan Nuklir.


a) Kekuatan Kecil : < 15 Kilo Ton TNT (KT).
b) kekuatan Sedang : 15 – 30 KT.
c) kekuatan Besar : > 30 KT.

c. Ledakan senjata nuklir.


1) Prinsip Dasar. Ledakan pada Bom Nuklir terjadi dengan
memanfaatkan energi Nuklir dari hasil reaksi pembelahan dan penggabungan
inti atom yang ditempatkan dalam hulu ledak senjata Nuklir.
2) Tipe Ledakan Nuklir:
a) Ledakan di udara;
b) Ledakan di permukaan; dan

11
c) Ledakan di bawah permukaan.

3) Sifat Ledakan Nuklir:


a) Membentuk seperti awan cendawan pada saat ledakan;
b) Menimbulkan gelombang ledakan (Blast Wave) yang sangat besar
sehingga melontarkan/menghancurkan benda disekitar titik ledak sesuai
kekuatan senjata Nuklir;
c) Menimbulkan kilat, radiasi cahaya dan radiasi termis/panas yang
sangat tinggi yang mengakibatkan kebutaan pada manusia. dan
kebakaran hebat;
d) Menimbulkan radiasi/radioaktif (sinar Alpha, sinar Beta, sinar
Gamma) yang bersifat segera dan mengakibatkan teradiasinya tubuh
manusia, hewan dan tumbuhan; dan
e) Menimbulkan gelombang getaran elektromagnetik Nuklir (Nuclear
Electromagnetic Pulse/ NEMP) yang merusak peralatan elektronik dan
listrik.

Gambar-2. Ledakan Senjata Nuklir

d. Dampak ledakan senjata nuklir. Bila suatu senjata nuklir


diledakan maka untuk jarak tertentu dari titik ledakan senjata nuklir akan terlihat
tingkat kerusakan tiap benda/medan. Sebagai contoh senjata Nuklir dengan
kekutan ledak setara dengan 20 KT, maka :
1) Di pusat ledakan; terdapat kawah besar, tingkat radiasi sangat tinggi,
seluruh benda hancur luluh;

12
2) Jarak sampai 10 Km dari pusat ledakan: kondisi bangunan, medan
tingkat keutuhannya hanya 0,5 %; dan
3) Jarak 500 Km dari pusat ledakan: gedung-gedung retak, kendaraan
rusak, manusia luka parah, patah tulang dan terdapat kebakaran.

Gambar-3. Dampak Ledakan Senjata Nuklir kekuatan 5 MT.

11. Senjata Radiasi Nuklir. Sistem Senjata yang memanfaatkan bahan radioaktif
yang menghasilkan pancaran sinar Alpha, Beta atau Gamma guna menimbulkan radiasi
ionisasi.

Gambar-4. Penetrasi Radiasi Sinar Alpha, Beta, Gamma, dan Neutron

a. Jenis/Tipe Senjata Radiasi Nuklir. Terdapat dua jenis yaitu: Dirty Bomb
(Radiological Dispersal Devices/RDD) dan RED (Radiation Emitting Devices).
1) Dirty Bomb (Radiological Dispersal Devices/RDD). Dengan
memanfaatkan bahan peledak ditambah isian bahan radioaktif (cairan,
padatan/debu radioaktif) untuk melukai/mengkontaminasi bagian luar dan
dalam tubuh serta menimbulkan sebaran kontaminasi radiasi nuklir secara
luas sesuai kekuatan bom; dan

13
2) RED (Radiation Emitting Devices). Dengan memanfaatkan bahan
radioaktif untuk meradiasi tubuh korban (menimbulkan sakit/kematian akibat
terpapar radiasi nuklir) dan lingkungan di sekitarnya.

Gambar-5. Radiasi Eksternal dan Internal Dari Bahan Radioaktif

b. Indikator hadirnya bahaya radiasi Nuklir di lapangan.

1) Hanya tingkat paparan radiasi yang sangat tinggi dalam waktu singkat
akan menghasilkan efek pada tubuh korban dalam waktu singkat.

2) Tanda-tanda yang umum telah terjadinya suatu serangan Senjata


Senjata Radiasi Nuklir (Radioaktif) dengan menggunakan bahan radioaktif
dengan aktivas radiasi yang tinggi:
a) Gejala erithema (kulit kemerah-merahan) s.d. luka bakar pada
tempat tertentu tanpa sebab yang jelas.
b) Ditemukannya sejumlah orang dengan gejala :
(1) Pusing;
(2) Muntah;
(3) Kadar darah yang tidak normal (anemia), yang tidak
disebabkan oleh penyakit atau memiliki sebab yang jelas;
(4) Rambut Rontok; dan
(5) Kulit kehitaman seperti luka bakar/akibat panas tinggi.

4) Ditemukan benda dengan lambang Trifoil di sekitar lokasi kejadian.

Gambar 6. Lambang Trifoil (Bahaya Radiasi Nuklir)

14
c. Isian munisi senjata radiasi. Beberapa jenis bahan Radioaktif yang
dapat digunakan sebagai isian munisi senjata radiasi, diantaranya :
a) Americium 241;
b) Californium 252;
c) Cesium 137;
d) Cobalt 60;
e) Iridium 192;
f) Plutonium 238;
g) Polonium 210;
h) Radium 226; dan
i) Strontium 90.

Gambar-7. Bentuk Bahan Radioaktif.

15
d. Dampak radiasi nuklir pada tubuh. Sesuai dosis/jumlah paparan
radiasi yang diterima oleh tubuh dalam satuan millisieverts seperti pada tabel
berikut.

Tabel-2. Efek Pada Tubuh Sesuai Jumlah Paparan Radiasi


Yang Diterima.

Dosis Efek/Dampak Pada Tubuh


(Millisieverts) dalam Jangka waktu singkat.

Timbulnya Luka Bakar yang tak diketahui


0 - 1000
penyebabnya pada tubuh.
Mual, muntah-muntah, kemungkinan akan
100 - 3000
kematian tapi minimal bagi individu yang sehat.
Keyakinan terjadinya luka dan cacat,
3000 - 6000
kemungkinan terjadinya kematian 50%.
10.000 - lebih tinggi Kematian bagi semua orang.

16
LAMPIRAN – A

1. Satuan Pengukuran Aktivitas Bahan Radioaktif

DESKRIPSI UNIT (SI) DEFINISI HUBUNGAN KE


SATUAN UKURAN
LAINNYA

AKTIVITAS Becquerel Jumlah Nuklir yg 1 Bq = 1 S-1


(Bq) meluruh setiap 1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
detiknya

DOSIS ENERGI Gray Jumlah radiasi yg 1 Gy = 1 Jkg-1


(Gy) diserap per satuan 1 rd = 10-2 Gy
massa

DOSIS EQUIVALENT Sievert Jumlah Dosis Energi 1Sv = 1 J kg-1


(Sv) dikalikan dengan 1 rem = 10-2 Sv
Faktor Kualitas

LAJU DOSIS Gray per Dosis Energi per 1 rd h-1 = 10-2 Gy h-1
ENERGI Jam satuan Waktu
(Gy h-1)

LAJU DOSIS Sievert per Dosis Energi per 1 rem h-1 = 10 Sv h-1
EQUIVALENT Jam Satuan Waktu
(Sv h-1)

2. Lama Sinar Terang/Kilat Yang Ditimbulkan Ledakan Senjata Nuklir.

Lamanya waktu sinar/cahaya terang yang timbul akibat suatu ledakan senjata
nuklir umumnya bergantung dari kuat ledakan senjata nuklir.

Kekuatan Ledakan (kt TNT) Lamaya Waktu Sinar/ Cahaya Terang


(det)

1 1

10 2,2

100 4,6

1000 10

17
3. Gambaran Penurunan Radiasi Nuklir (Nilai Perkiraan).

NIlaiBahan
Jenis SeparuhDensitas Nilai Separuh Nilai Separuh
Lapisan d1/2(gadalah
cm3) Lapisan d1/2 utk Lapisan d1/2 utk
ketebalan suatu Radiasi Gamma Radiasi Neutron
lapisan benda yang
Udara 0,0013 250 m 4. Sakit Yang
mengurangi intensitas
radiasi menjadi Berhubungan
Salju 0,3 – 0,6 50 cm Dengan Radiasi
setengahnya
Nuklir.
Kayu 0,7 15 – 40 cm 10 – 15 cm
Kerusakan yang
Air 1,0 23 cm 3 cm
ditimbulkan akibat
Tanah d 1,6 10 -18 cm 9 – 14 cm radiasi akut kepada
1/2 seseorang hanya baru
Beton 1,9 – 2,8 6 – 13 cm 8 – 12 cm dapat terlihat setelah
d orang tersebut
Batu Bata
1/2
1,4 – 1,6 10 – 14 cm terkespos dosis radiasi
yang amat tinggi.
Baja d 7,8 2 – 3 cm 5 – 12 cm
1/2

Timbal 11,3 1,4 – 2 cm 9 – 20 cm

Polyethylene 0,92 15 -30 cm 3 – 6 cm


DOSIS RADIASI (Gy)
Gejala-Gejala
0,1 – 0,3 0,3 - 1 1-3 3-6 6 - 10 > 10
Sesekali
Kelelahan Tidak (berkala) Sedang Kuat Sangat Kuat Ekstrim
Sesekali
Mual, Tidak (berkala) Beberapa Sering Sering, Kuat Permanen
Muntah-Muntah setelah kali
2 – 6 jam

Sakit Kepla Tidak Tidak Kadang- Permanen Secara Menyiksa


kadang permanen
(temporer) kuat

Kesadaran Jelas Jelas Jelas Jelas Suram Tidak Jelas

Suhu Tubuh Normal Normal Normal Normal Subfebrile Febrile


Tanpa Rendah Tidak ada
Prognosis Pengobatan Sangat Baik Sangat Baik Baik Tidak pasti Kemungkinan kemungkinan
(Ramalan) untuk Selamat untuk Selamat
Dengan Rendah
Pengobatan Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Tidak Pasti kemungkinan
untuk Selamat

5. Luka Bakar Akibat Radiasi Panas.

a. Evaluasi Terkait Luas Permukaan Tubuh Yang Terbakar (Menurut Wallace)

9
%
9% 9%

Bag. Depan : Bag. Belakang:


18% 18%
1% 18
18% 18%

b. Tingkatan Luka Bakar

Tingkat Deskripsi Klinis


Luka Bakar

I Luka Bakar Yang Bersifat Epidermal


- Erythema (Kerusakan pada epidermis)

IIa Luka bakar dermal Pada Lapisan Luar


- Lepuh
- luka berwarna kemerah-merahan pada bagian permukaan
yang mengeluarkan cairan

IIb Luka Bakar Dermal Yang Dalam


- Kulit berwarna putih sd kuning
- Sensitifitas terganggu atau tidak ada sama sekali

III Luka Bakar Dermal Secara Penuh


- Kulit berwarna putih sd kuning
- Sensitifitas tidak ada sama sekali

IV Luka bakar Subdermal

c. Klasifikasi Kerusakan Pada Tubuh Korban Akibat Panas (Yang Disebabkan


Oleh Senjata Nuklir atau Pembakar)

Tingkat Deskripsi Klinis Kerusakan akibat Terbakar


Urgensi

I Terbakarnya Saluran Pernafasan, bagian kepala dan kerongkongan

II Permukaan Tubuh Yang Terbakar sekitar 20 sd 50 %

III Permukaan Tubuh Yang Terbakar sekitar 10 sd 20 %

III Permukaan Tubuh Yang Terbakar kurang dari 10 %

IV Terbakar Secara Mendalam pada Permukaan Tubuh lebih dari 50 %

BAB IV
BAHAYA BIOLOGI

12. Pendahuluan. Dalam bab ini disampaikan tentang definisi senjata biologi,
mikrobiologi dan toxin yang lazim digunakan sebagai isian munisi senjata biologi
(agensia senjata biologi), metode penebaran agensia senjata biologi, sifat senjata
biologi, dan perbedaan antara senjata biologi dengan senjata nuklir atau senjata kimia.

19
13. Senjata Biologi. Yaitu senjata yang menggunakan sistem pengembangbiakan
mikroorganisme sebagai contoh : bakteri, virus, protozoa dan sebagainya
dengan memperhatikan pengaruh faktor suhu, kelembaban, angin, medan yang
dapat berpengaruh terhadap kehidupan dari bakteri, virus, protozoa dan jenis lain yang
digunakan oleh pihak musuh.

14. Indikator Kehadiran Bahaya Biologi.

a. Tanda-tanda gejala yang muncul lebih lambat (hari s.d. minggu).

b. Terdapat peningkatan jumlah korban pada hari-hari berikutnya.

c. Rumah sakit kemungkinan menjadi pihak pertama yang memberitahukan


kecenderungan yang tidak biasa ini.

d. Terdapat beragam gejala pada korban.

15. Rute Terpapar Bahaya Biologi.

Gambar-8. Rute Terpapar Bahaya Biologi.

16. Agensia Senjata Biologi. Agensia Biologi yang lazim digunakan sebagai
isian munisi senjata biologi adalah mikrobiologi patogen dan toxin. Digolongkan
menjadi Mikrobiologi jenis Bakteri, Virus, dan Ricketsia, dan Toxin.

a. Mikrobiologi Jenis Bakteri. Beberapa diantaranya:


1) Bacillus Anthracis: Inhalation Antrax;
2) Yersinia pestis : Pneumonic plague;
3) F. tularensis : Tularemia/Rabbit Fever;
4) Brucella suis: Brucellosis;
5) Coxiella burnetti: Q-Fever;
6) B. Mallei dan B. Pseudo: Glanders;
7) Salmonelasis SP; dan

20
8) Bakteri PMK: Penyakit Mulut dan Kuku.

b. Mikrobiologi Jenis Virus.


1) Variola virus: Smallpox.
2) VEE virus: VEE.
3) Marbung virus : Marbug Fever.
4) Flu virus: Flu.
5) SARS virus: SARS.
6) MERS virus: MERS.
7) Polio virus: Polio.

c. Mikrobiologi Jenis Ricketsia : Demam.

d. Jenis Toxin:
1) CI. Botulinum: Botulism Toxin;
2) Ricin : Ricin Toxin ; dan
3) Staphyl: SEB-Intoxication, dll.

Gambar-9. Gambar Agensia Biologi

17. Penggolongan Karakteristik Mikrobiologi Patogen Yang Berpotensi


digunakan Sebagai Senjata Biologi.

a. Kategori A.

KARAKTERISTIK AGENSIA BIOLOGI

21
• Mudah Ditebarkan Atau Tersebar  Tularemia (Francisella Tularensis)
Orang-ke-orang.  Haemorrhagic Fever Viruses
• Sangat Mematikan (Highly Lethal)  Plague (Yersinia Pestis)
• Menimbulkan Dampak Serius  Smallpox (Variola)
Pada Kesehatan Masyarakat  Anthrax (Bacillus Anthracis)
• Dapat Menimbulkan Kepanikan  Botulism (Clostridium Botulinum
Besar Atau Gangguan Sosial Toxin)
Serius.  Flu (Virus H5N1, H7N7, Dll)
 Pneumonia (Corona Virus)

b. Kategori B.

KARAKTERISTIK AGENSIA BIOLOGI

• Relatif Mudah Ditebarkan  Ancaman Keselamatan Air Minum


• Tingkat Kematian Menengah (Cth: Vibrio Cholerae)
• Sifat Membunuh Lebih Kecil Bila  Viral Encephalitis (Cth:
Dibandingkan Dengan Kategori- A Venezuelan Equine Encephalitis)
• Membutuhkan Lebih Sedikit  Staphylococcal Enterotoxin B
Kesiapan Khusus Pada Kesehatan  Typhus Fever (Rickettsia
Masyarakat. Prowazekii)
 Ricin Toxin Dari Ricinus
Communis (Castor Beans)
 Abrin Toxin Dari Abrus (Biji Pohon
Saga)
 Psittacosis (Chlamydia Psittaci)
 Q Fever (Coxiella Burnetii)
 Ancaman Keselamatan Makanan
(Cth: Salmonella)
 Glanders (Burkholderia Mallei)
 Brucellosis (Brucella Species)
 Epsilon Toxin Dari Clostridium
Perfringens

c. Kategori C.

KARAKTERISTIK AGENSIA BIOLOGI

22
• Termasuk Kemunculan Penyakit-  Kemunculan Kembali Penyakit-Penyakit
Penyakit Infeksius (Re- / New Infeksius Spt: Nipah Virus &Hantavirus
Emerging Infectious Diseases)  Kemunculan Penyakit-Penyakit Infeksius
• Berpotensi Ditebarkan Secara Baru (New Emerging Infectious Disease)
Luas Di Masa Depan Yg Dpt Secara Alami
Menimbulkan Tkt Kematian &  Kemunculan “CHIMERA”- Weaponized
Daya Membunuh Yg Tinggi, Serta Patogen /Varian Baru Hasil Rekayasa
Berdampak Besar Pd Kesehatan Genetika/Biologi Sintetis)
Masyarakat.

18. Metode Penebaran Agensia Senjata Biologi. Metode penebaran Agensia


Biologi yaitu:
a. metode ledakan;
b. tekanan/pneumatis;
c. aksi mekanis.

19. Sifat Senjata Biologi.


a. Munisi senjata biologi tersebut hanya jatuh dan menancap di tanah, dan
tidak menimbulkan pecahan.
b. Setelah beberapa waktu dari munisi akan mengeluarkan agensia-agensia
biologi dari dalam peluru tersebut.
c. Ledakan munisi biologi di udara dapat menyebarkan agensia biologi
mencakup daerah yang luas searah dengan arah angin.
d. Dampak langsung terkontaminasi agensia biologi sulit di deteksi, dikarenakan
mempunyai efek tunda (masa inkubasi).

20. Perbedaan Senjata Biologi dengan Senjata Nuklir dan Kimia.

a. Kemampuan Berkembang Biak. Kemampuan suatu mikroorganisme


untuk berkembang biak didalam tubuh setelah perpindahan dan diseminasi
dengan demikian menyebabkan infeksi.

b. Berukuran Mikro. Distribusi bakteri atau toksin dalam jumlah kecil saja
di dalam aliran udara yang tepat dapat mengakibatkan terkontaminasinya suatu
daerah yang luas; bahkan berkilo-kilometer dari titik penyebarannya.

c. Kepanikan Massal. Penggunaan senjata biologi dapat menyebabkan


kepanikan massal.

d. Produksi relatif Murah. Senjata Biologi relatif mudah diproduksi dan


berbiaya rendah.

23
e. Berbagai Cara untuk Desiminasinya. Penebaran agensia senjata
biologi dapat dilakukan dengan banyak cara dan dapat disebar jauh dan luas
hanya dengan cara sederhana yaitu melepaskan mereka ke lingkungan baik diatas
tanah atau dari suatu pesawat udara. Seperti menyebarkan agensia yang dalam
bentuk aerosol dari pesawat udara atau menyebarkan spora-spora (seperti spora
anthrax) dalam bentuk bom pesawat, melalui vektor hewan atau serangga seperti
nyamuk dan belalang.

f. Faktor Pendadakan. Salah satu alasan ketertarikan militer untuk di


menggunakan senjata biologi adalah elemen pendadakan (surprise) dari
penggunaannya.

g. Faktor tunda. Bakteri dan Virus butuh waktu untuk memproduksi


efeknya, dengan waktu tunda bervariasi dari jam s.d hari.

h. Kemampuan alat detektor Biologi terbatas. Alat deteksi Agensia


Senjata Biologi masih terbatas kemampuannya. Mengingat sifat hidup
mikrobiologi yang selalu bermutasi sesuai kondisi lingkungannya sehingga
kemampuan alat butuh diperbaharui secara terus menerus atau dengan cara
pengambilan sampel untuk kemudian diindetifikasi di Lab Biologi.

BAB V
BAHAYA SENJATA KIMIA

24
21. Pendahuluan. Dalam bab ini disampaikan tentang Bahan Kimia yang lazim
digunakan sebagai isian munisi senjata kimia dan bahan kimia industri beracun yang
merupakan sumber bahaya kimia serta metode/cara penebarannya. Disamping itu
disampaikan juga tentang Bahan kimia lain yang dapat digunakan sebagai tujuan
pengendalian huru hara.

22. Indikator Kehadiran Bahaya Kimia.


a. Terjadinya gejala yang cepat pada korban (menit s.d. jam).
b. Terdapat Korban masal (lebih dari 2 orang).
c. Gejala pada korban serupa.
d. Lokasi keberadaan Korban hanya berada dalam daerah tertentu saja.
e. Terdapat Bau/Aroma yg tidak dapat dijelaskan (Unexplained Odor).

23. Metode Terpapar Bahaya Kimia.

TERHIRUP : Melalui Pernafasan (Cara


Yang Paling Umum)

TERTELAN : Melalui Makanan dan


Minuman

ABSORPSI : Melalui Pori-Pori Kulit dan


Mata

Injeksi : Tusukan Pada Kulit yang


menembus ke aliran darah

Gambar-10. Rute Terpapar Bahaya Kimia

24. Penggolongan Agensia Kimia.

25
Gambar-11. Bagan Penggolongan Agensia Kimia

25. Jenis Racun Perang Kimia. Racun Perang kimia merupakan Bahan kimia
sangat beracun yang pemanfaatannya bertujuan untuk membunuh atau melukai secara
cepat. Secara umum digolongkan menjadi : Jenis Racun Saraf dan Racun Lepuh.

a. Racun Saraf.
1) Jenis Racun Saraf. Terdiri dari :
a) Tabun ( GA );
b) Sarin ( GB );
c) Soman ( CG );
d) Racun V ( VX );
e) Racun VE;
f) Racun Armein; dan
g) Racun Novichok

2) Sfat dan Gejala Terkena Racun Saraf.


a) Sifat Racun Saraf. Mempengaruhi reaksi keseimbangan
dalam tubuh yang menyebabkan rangsangan tak terkendali/ gerakan
diluar kesadaran. (Bersifat Membunuh).
b) Gejala Yang Terlihat pada Tubuh (Hitungan Menit s.d. Jam) :
(1) hidung bergetar tanpa disadari;
(2) penglihatan kabur dan pupil mengecil (miosis);
(3) sesak napas;
(4) mengeluarkan keringat yang sangat banyak;
(5) keram perut dan terkencing-kencing dengan sendirinya;
(6) gerakan tidak terkendali (kejang-kejang); dan

26
(7) kematian.

Gambar-12. Gambar Efek Miosis pada Mata Korban


Yang Terpapar Racun Saraf

b. Racun Lepuh.

1) Jenis Racun Lepuh. Terdiri dari :


a) Golongan mustard:
(1) Distiled Mustard ( HD );
(2) Nitrogen Mustard jenis NH-1;
(3) Nitrogen Mustard jenis NH-2;
(4) Nitrogen Mustard jenis NH-3; dan
(5) Mustard T Mixture ( HT ).
b) Golongan Lewisite :
(1) Lewisite ( L ); dan
(2) Campuran Mustard-Lewisite ( AL ).
c) Golongan Arsen
(1) Racun-racun Arsene ( AS );
(2) Penyl Dicloro Arsene ( PD );
(3) Ethil Dicloro Arsene ( ED ); dan
(d) Methil Dicloro Arsene ( MD ).

27
(4) Phosgene Oxime ( FX ).

2) Sifat dan Gejala Terkena Racun Lepuh.


a) Sifat. Mengiritasi mata, paru-paru dan kulit. (Bersifat
Menginkapasitansi).
b) Gejala Yang Terlihat pada Tubuh (Hitungan Jam s.d. Hari):
(1) Kulit menjadi lepuh, mata perih teriritasi;
(2) Batuk dan demam termasuk sesak pernapasan ( setelah 1 x
24 jam );
(3) Kulit kemerah-merahan;
(4) Pada bagian yang terkena terlihat bengkak lepuh yang
membesar dengan rasa perih yang amat sangat; dan
(5) Pada bagian mata yang terkena akan mengalami photofobia
(perih melihat cahaya).

Gambar-13. Gambar Efek Terpapar Racun Lepuh

26. Bahan Kimia Industri Beracun. Merupakan bahan kimia beracun yang
bersifat dual uses (penggunaan ganda), yaitu: bahan kimia beracun yang digunakan
untuk maksud kesejahteraan manuisa, namun dapat digunakan untuk membunuh.
Secara umum digolongkan menjadi: Racun Darah dan Racun Cekik.

a. Racun Darah.
1) Jenis Racun Darah. Terdiri dari:
a) Hydrogen Cyanide ( AC );
b) Cyanogen Cloride ( CX ); dan
c) Arsine ( SA ).

2) Sifat dan Gejala.

28
a) Sifat Racun Darah. Masuk kedalam tubuh terutama melalui
pernafasan dan pencernaan untuk menyerang butiran sel darah merah
guna mencegah peredaran oksigen keseluruh jaringan tubuh. (Bersifat
Membunuh).
b) Gejala Yang Terlihat pada Tubuh (Hitungan Menit s.d. Jam):
(1) Kekurangan oksigen yang mengakibatkan sakit kepala,
pusing dan sebagainya;
(2) Sesak napas; dan
(3) Pingsan yang berakhir dengan kematian.

b. Racun Cekik.
1) Jenis Racun Cekik. Terdiri dari:
a) Racun Fosgene ( CG );
b) Racun Defosgene ( DP);
c) Racun Chlorine ( CE ); dan
d) Racun Chloro Picrin ( PK ).
2) Sifat dan Gejala.
a) Sifat Racun Cekik. Mengiritasi atau membakar batang tenggorokan
(Bronce), terutama pada saluran pernapasan dengan menimbulkan luka
yang meluas sampai ke bagian dalam paru-paru (bersifat Membunuh).
b) Gejala Yang Terlihat pada Tubuh (Hitungan Menit s.d. Jam) :
(1) personel seolah-olah terasa tercekik akibat kekurangan
oksigen;
(2) perasaan sulit bernapas dengan muka pucat dan kepala
pusing;
(3) bagian mata yang terkena mengalami iritasi sampai dengan
kebutaan; dan
(4) dapat mengakibatkan kematian.

27. Bahan Kimia Menginkapasitansi. Bahan kimia yang tidak bersifat racun
namun dapat menimbulkan inkapasitansi pada korban. Digolongkan menjadi Racun
PHH dan Racun Psycokimia.

a. Racun PHH.
1) Jenis. Seperti Gas air mata, semprotan merica.
2) Sifat dan Gejala.
a) Sifat Racun PHH. Mengiritasi mata dan kulit sehingga keluar air
mata atau mengganggu pernafasan yang berlangsung sementara.
(Bersifat Menginkapasitansi).
b) Gejala Yang Terlihat pada Tubuh (Hitungan Menit s.d. Jam):
(1) Kepedihan pada mata;
(2) Kulit memerah dan perih;

29
(3) Batuk-batuk; dan
(4) Kalau terhisap akan mengeluarkan lendir banyak.

b. Racun Psycokimia.
1) Jenis Racun Psycokimia. Seperti CNS, CN.
2) Sifat dan Gejala.
a) Sifat Racun Psycokimia. Mengakibatkan kerusakan pada sistim
syaraf pusat baik secara sementara atau permanen. (Bersifat
Mengingkapasitansi).
b) Gejala Yang Terlihat pada Tubuh (Hitungan Menit s.d. Jam):
(1) Sukar konsentrasi dan memutuskan;
(2) Kehilangan daya ingat secara tiba-tiba.
(3) Kegiatan tubuh bergerak secara berlebihan dengan
sendirinya.
(4) Penglihatan melemah, tak mampu bicara, lumpuh, tuli dan
buta.

28. Metode Penebaran Racun Senjata Kimia. Sistem senjata kimia umumnya
dibagi dua yaitu munisi isian bahan kimia dan sistem/rangkaian penghantar/penebar
bahan kimia untuk mengkontaminasi manusia, hewan dan tumbuhan secara meluas.
Metode penebaran Racun Kimia digolongkan menjadi:

a. Ledakan. Penebaran Racun Kimia dengan bantuan Ledakan Bahan


peledak.
b. Tekanan/Peneumatis. Penebaran racun kimia dengan bantuan alat
bertekanan seperti: Sprayer atau alat semprot.
c. Mekanis. Dengan aksi mekanis langsung seperti melemparkan,
menusuk atau memukul untuk memecahkan wadah penyimpan racun kimia
tersebut.
d. Pemanasan/Pembakaran. Penebaran racun kima dengan bantuan
pemanasan atau pembakaran.
e. Kombinasi. Cara penebaran dengan mengunakan Dua atau lebih dari
metode tersebut di atas.

BAB VI

30
ALAT PERLINDUNGAN NUBIKA PERORANGAN

29. Umum. Di dalam bab ini dibahas tentang prinsip proteksi Nubika dan alat
perindungan Nubika perorangan.

30. Prinsip Proteksi Nubika. Setiap orang yang melakukan kegiatan di daerah
yang diduga atau terkontaminasi Nubika harus dibekali alat perlengkapan perlindungan
kimia perorangan, terdiri dari: Perlindungan pernafasan (SCBA, Filter Udara),
Perlindungan Kulit Kepala dan Wajah (Masker), Perlindungan Tubuh dan Kepala.

a. Perlindungan Wajah dan Kulit Kepala. Alkap ini terutama


dimaksudkan untuk melindungi kulit di bagian wajah, mata dan mulut dari bahaya
Nubika. Alat yang umum digunakan adalah Topeng Nubika. Beberapa diantaranya
topeng pelindung Nubika juga dilengkapi alat perlindungan kuli kepala, leher,
ataupun rambut.

Gambar 14. Alat Perlindungan Wajah dan Kulit Kepala dari Bahaya Nubika

b. Perlindungan Pernafasan. Bertujuan untuk melindungi sistem


pernafasan dari bahaya Nubika khususnya partikel uap/gas dan padat. Alkap
perlindungan sistem pernafasan ada yang dari jenis filter respirator udara dan
bersifat sistem suplai udara.

31
Gambar 15. Alat Perlindungan Pernafasan dari Bahaya Nubika

c. Perlindungan Kulit Tubuh (Badan, Tangan, Kaki) dan Kepala.


Perlindungan kulit tubuh dan kepala bertujuan untuk menghindarkan bagian
tubuh dari tetesan, uap, gas maupun partikel padat yangmengandung
bahaya nubika menempel di kulit tubuh. Khusus untuk baju pelindung ada
yang bersifat impermeable (kedap udara) dan permeable (menyaring udara)

Gambar 16. Alat Perlindungan Kulit dari Bahaya Nubika

32
31. Kemampuan Alat Perlindungan Nubika Perorangan.

a. Alat Perlindungan Nubika perorangan awalnya disiapkan untuk menghadapi


bahaya kimia. Namun perlengkapan perlindungan Nubika perorangan yang ada
saat ini tidak saja mampu melindungi dari semua bentuk gas dan cairan agensia
kimia akan tetapi juga agensia biologi serta menjauhkan kulit tubuh dari kontak
langsung dengan partikel radioaktif. Akan tetapi perlengkapan perlindungan Kimia
tidak memberikan perlindungan dari bahaya radiasi sinar Gamma yang berasal
dari partikel-partikel radioaktif. Perlindungan total dari bahaya sinar gamma
menggunakan prinsip jarak, waktu dan tameng pelindung (timbal atau tembok
tebal).

b. Alat Perlindungan Nubika Perorangan akan memberikan perlindungan yang


dibutuhkan, hanya bila:
1) tersedia lengkap;
2) alat dalam kondisi siap operasional/digunakan;
3) personel menguasai penggunaan Alat Perlindungan Nubika secara
efektif dan tepat waktu; dan
4) secara psikhologis dan phisik mampu melaksanakan tugas-tugasnya
sambil memakai perlengkapan pelindung Kimia perorangan.

32. Pertimbangan Pemilihan Perlengkapan Proteksi Nubika. Sebelum


memilih/menggunakan perlengkapan proteksi Nubika, hal-hal yang menjadi
pertimbangan sebagai berikut:
a. Apakah perlindungan yang dibutuhkan sudah tepat atau Tercapai/terpenuhi?
b. Seberapa besar bahaya Phisik di lokasi kejadian terkait dengan pelaksanaan
tugas?
c. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas?
d. Apakah dukungan yang diperlukan oleh Petugas dengan mengunakan
Perlengkapan Proteksi Nubika Perorangan sudah memadai?
e. Dapatkah tugas dilaksanakan di dalam Hot Zone (Daerah Bahaya
Kontaminasi Nubika)?

33. Tingkat Perlidungan Alat Perlindungan Nubika Perorangan.

a. Tingkat Proteksi Kimia. Sesuai Standar OPCW, sebagai berikut:

1) Level-A. Dengan karakteristik:


a) perlengkapan proteksi diri yang sangat tertutup rapat dan
melindungi tubuh dari bahaya cairan dan gas;
b) dilengkapi Tabung SCBA yang dipakai di dalam pakaian pelindung;
c) bahan pakaian pelindung bersifat kedap gas dan sangat baik
untuk digunakan melindungi diri dari bahaya asam, Klorin & Amonia

33
(kebocoran aktif), debu radioaktif, cairan/uap biologi/toksin, tapi tidak
melindungi dari pancaran sinar Gamma; dan
d) digunakan di dalam lingkungan yang terdapat bahan berbahaya
yang dapat menimbulkan resiko penyerapan dermis.

Gambar 17. Perlengkapan Proteksi Kimia Perorangan Level-A

2) Level-B. Dengan karakteristik:

a) digunakan ketika tingkat proteksi pernafasan tertinggi dibutuhkan,


sementara tingkat proteksi kulit lebih rendah yang dibutuhkan;

b) tidak memberikan kemampuan proteksi terhadap bahaya kimia


dalam bentuk uap debu radioaktif, cairan/uap biologi/toksin, tapi tidak
melindungi dari pancaran sinar Gamma yang sama seperti pada
Proteksi Kimia Level-A;

c) digunakan ketika jenis & konsentrasi Bahaya Kontaminasi Kimia di


udara telah diidentifikasi sehingga memerlukan tingkat proteksi
pernafasan yang tinggi.

34
Gambar 18. Perlengkapan Proteksi Kimia Perorangan Level-B

3) Tingkat Proteksi Kimia Level-C. Dengan karakteristik:

a) digunakan bila tingkat perlindungan pernafasan lebih rendah


dapat digunakan (Menggunakan alat filter penyaring dunia);

b) pakaian pelindung menggunakan model coverall; dan

c) pakaian memberikan perlindungan terhadap percikan, debu


radioaktif, cairan/uap biologi/toksin, tapi tidak melindungi dari pancaran
sinar Gamma.

Gambar 19. Perlengkapan Proteksi Kimia Perorangan Level-C

35
4) Tingkat Proteksi Kimia Level-D. Dengan karakteristik:

a) mengenakan pakaian kerja normal, topi keras/helm, pelindung


mata/kaca mata pelindung, dan sepatu berpelindung baja;

b) pakaian pelindung berisifat coverall—jenis nomex; atau

c) pakaian pemadam kebakaran.

Gambar 20. Perlengkapan Proteksi Kimia Perorangan Level-D

b. MOPP Militer.

1) MOPP singkatan dari Mission Oriented Protective Posture, yang secara


harfiah berarti perlindungan Nubika bagi tubuh yang berorientasi pada misi /
tugas pokok.

2) Tahapan MOPP akan melindungi prajurit dari bahaya racun kimia,


agensia biologi & toksin, serta partikel beta & alfa masuk ke tubuh melalui
pernafasan ataupun menempel dipermukaan kulit. Namun MOPP tidak
melindungi personel dari bahaya kontaminasi radiologi dari induksi gamma
atau jatuhan debu radio aktif yang berasal dari radiasi nuklir awal atau
lanjutan.

36
Gambar 21 Perlengkapan MOPP Militer

Tabel-3 Petunjuk Pemakaian Sesuai MOPP

37
c. Perkiraan Lama Waktu Normal untuk Melakukan Kegiatan di bawah
Kondisi Mengenakan Perlengkapan Pelindung Nubika Perorangan
Secara Lengkap.

160

140

120

100
min 0-20 oC

80 21-25 oC

26-30 oC
60
31-35 oC
40

20

0
Light, perm Mod., perm Heavy, Light, Mod, imper Heavy,
perm imper imper

Gambar 21. Bagan Lama Waktu Penggunaan Alat proteksi Nubika

d. Heat Stroke. Pemakaian Perlengkapan Proteksi Nubika Perorangan terlalu


lama di lingkungan bersuhu tinggi dapat mengkibatkan personel mengalami heat
stroke. Untuk menghindari terkena Heat Stroke maka disiplin waktu dalam
penggunaan Perlengkapan Proteksi Nubika sesuai kondisi metereologi di lapangan
dan minum air sangat penting dilaksanakan. Gejala-gejala terkena heat stroke
saat atau setelah memakai PPE dari mulai gejala yang ringan sampai berat,
sebagai berikut:
1) Sakit kepala.
2) Merasa pusing-pusing dan lemas.
3) Cenderung untuk pingsan atau berhalusinasi.
4) Kondisi tubuh lemas/pusing/bodoh
5) Kejang-kejang.
6) Gangguan pernafasan, jantung, peredaran darah dan sirkulasi oksigen
pada tubuh.
7) Kematian.

38
BAB VII

PENUTUP

31. Ringkasan.

a. Bentuk umum bahaya Nubika di lapangan ditemukan dalam bentuk cairan,


uap/gas, padatan, vektor, dan Radiasi Nuklir.

b. Fakktor penyebab insiden/kejadian nubika adalah faktor alam/natural,


kecelakaan/kelalaian, dan kesengajaan.

c. Bahaya ledakan Senjata Nuklir : gelombang tekan (blast wave), radiasi


panas tinggi, Gelombang Electronic Magenetic Pulse (EMP), Radiasi Neutron,
Jatuhan Debu Radioaktif (Fall out).

d. Bahaya Radiasi Nuklir dalam bentuk paparan internal (internal exposure)


atau paparan eksternal (eksternal exposure).

e. Bahaya Biologi tidak mudah dikenali karena gejala awalnya mirip dengan
penyakit lain. Pada umumnya dan Rumah sakit atau Klinik kesehatan sebagai
deteksi awal adanya kehadiran bahaya biologi di lapangan.

f. Agensia biologi patogen (virus, bakteri, protozoa) /toksin berpotensi


digunakan sebagai senjata biologi.

g. Bahaya kimia berasal dari bahan kimia yang bersifat membunuh, melukai
atau menginkapasitansi.

h. indikasi kehadira Bahaya kimia dilapangan ditemukan dalam bentuk korban


massal dengan gejala yang sama dan terdapat pada daerah tertentu saja.

i. Rute terpapar bahaya biologi/kimia melalui pernafasan,


pencernaan,penyerapan kulit/mata, dan luka terbuka.

j. Prinsip perlindungan diri mengedepankan pada perlindungan bagian wajah,


sistem pernafasan/pencernaan dan kulit.

k. Tingkatan alat perlindungan diri yang umumnya dikenal yaitu : Level A, B, C,


dan D.

l. Seluruh alat perlindungan diri yang ada saat ini umumnya tidak dapat
menahan paparan radiasi sinar Gamma.

34. Penutup. Demikian Modul Pengetahuan Resiko Bahaya Senjata Nubika.


Semoga dapat bermanfaat

Jakarta, April 2020.

39
40

Anda mungkin juga menyukai