Penyusun :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga
Panduan Praktik Profesi Ners Mata Kuliah Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis pada Program
Studi Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Kaltim Tahun Ajaran 2022/2023 ini telah
berhasil diterbitkan.
Buku Panduan Praktik Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis ini disusun untuk membantu
preseptee mencapai kompetensi klinik yang telah ditetapkan sehingga diharapkan preseptee
memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam menerapkan Keperawatan Gawat Darurat
dan Kritis sesuai aspek legal dan etis.
Panduan praktik profesi Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis ini merupakan Panduan standar
sebagai arahan dalam melaksanakan praktik profesi Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis.
Panduan ini berisi informasi tentang keadaan umum, materi, area kompetensi praktik, lampiran
penilaian, dan format pembuatan laporan praktik profesi Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis.
Buku Panduan ini juga diperuntukkan bagi pembimbing dari lahan praktik maupun akademik
sebagai pedoman selama pelaksanaan praktik profesi Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis
dalam upaya mencapai tujuan atau visi program studi yaitu “Menjadi Program Studi
Pendidikan Profesi Ners yang unggul di bidang keperawatan gawat darurat dan berdaya
saing ditingkat Nasional berwawasan global tahun 2024”. Masukan dari berbagai pihak terkait
dalam pencapaian kompetensi dan evaluasi proses pembelajaran sangat kami harapkan sehingga
akan lebih meyempurnakan Panduan ini selanjutnya.
Pendahuluan ......................................................................................................................... 1
Evaluasi ................................................................................................................................ 13
Lampiran .............................................................................................................................. 18
v
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
A. Pendahuluan
Pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan saat ini memberi dampak
positif pada era globalisasi. Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat
harus memenuhi Standar Mutu Internasional, yang dapat menjamin keamanan dan
kenyamanan pasien beserta keluarganya. Salah satunya adalah muncul berbagai harapan
dari masyarakat akan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Harapan tersebut salah satunya dapat dicapai dengan peningkatan kualitas tenaga
kesehatan yang lebih professional dibidangnya masing-masing. Salah satu tenaga
kesehatan yang memiliki banyak peran dalam pelayanan kesehatan adalah perawat.
Kualitas seorang perawat dapat dilihat dalam hal pemberian asuhan keperawatan
professional. Kualitas tersebut dapat dicapai mulai dari proses pembentukan preseptee
perawat yang memiliki pengetahuan, keterampilan, & sikap lebih profesional di sarana
pendidikan. Oleh karena itu perawat dituntut untuk tampil secara Profesional saat
memberikan asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerjasama dengan berbagai
pihak agar pelayanan yang diberikan dilakukan secara komprehensif dan dapat
memenuhi kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual
masyarakat.
Penyelenggaraan praktik keperawatan didasarkan pada kewenangan yang
diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan
masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tututan globalisasi sebagaimana
tertera dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Praktik Keperawatan
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan yang
harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan, registrasi, sertifikasi dan
pelatihan berkelanjutan serta pemantauan terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Tahap Profesi Ners |6
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kurikulum Pendidikan Profesi Ners dikembangkan berdasarkan tujuan pendidikan
yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi serta diarahkan pada pemenuhan
kebutuhan masyarakat, pembangunan kesehatan di masa mendatang dengan
memperhatikan tuntutan profesi keperawatan dan mengakomodir 5 (lima) kompetensi
utama ASEAN yang terdiri dari praktik etik dan legal, praktik keperawatan professional,
kepemimpimpinan dan manajemen, pendidikan dan penelitian, serta pengembangan
kualitas dan professional.
Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) merupakan program untuk menghasilkan
lulusan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan level yang sudah disepakati dalam
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Perguruan tinggi dalam menyusun
atau mengembangkan kurikulum, wajib mengacu pada KKNI dan Standar Nasional
Pendidikan Tinggi (SNPT).
Profil lulusan Ners berdasarkan jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) Level 7 yang dikembangkan oleh AIPNI dalam buku kurikulum inti pendidikan
Ners 2015 adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan (Care Provider), berinteraksi
dan transaksi dengan pasien, keluarga dan tim kesehatan (Communnicator), memberikan
pendidikan dan promosi kesehatan bagi pasien, keluarga dan masyarakat (Educator and
Health Promotor), melakukan praktik manajemen ruangan pada tatanan rumah sakit dan
masyarakat dan sebagai peneliti (researcher).
Praktik profesi keperawatan gawat darurat dan kritis merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan salah satu referensi dari hasil penelitian yang berkaitan
dengan keperawatan gawat darurat.
Praktik profesi keperawatan gawat darurat dan kritis mencakup asuhan
7
keperawatan dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang
mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem
(organ) ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat dan
kritis.
Kompetensi yang ingin dicapai mencakup bidang keperawatan gawat daruat dan
kritis dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Preseptee diharapkan dapat memberikan
pelayanan dalam memenuhi keperawatan gadar dan kritis pada pasien secara nyata yang
meliputi: Manajemen pada kasus kegawatdaruratan berbagai sistem, Pengkajian
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan, Pengkajian primer dan sekunder, triase,
Mekanisme trauma, Pembidaian, Pembebasan jalan nafas dan control servikal, Needle
decompression dan occlusive dressing, serta BCLS.
1. Nama Mata Kuliah : Praktek Klinik Keperawatan Gadar dan Kritis
Semester : Genap
Jumlah Beban Studi : 4 SKS
Pra Syarat : Telah melalui Tahap akademik dan matrikulasi
Waktu Pelaksanaan : Menyesuaikan dengan Kalender Akademik
PJ Mata Kuliah : Ns. Andi Lis A.G., S.Kep.,M.Kep.
2. Preseptor Akademik:
1) Ns. Wiyadi, S.Kep., M.Sc
2) Ns. Frana Andrianur, S. Kep., M. Kep.
3) Ns. Rivan Firdaus, SST.,M.Kes.
4) Ns. Hesti Prawita Widiastuti, SST.,M.Kes.
5) Ns. Arsyawina, SST.,M.Kes.
6) Ns. Arifin Hidayat,SST.,M.Kes
8
B. Deskripsi Mata Kuliah
Praktik profesi keperawatan gawat darurat dan kritis merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan salah satu referensi dari hasil penelitian yang berkaitan
dengan keperawatan gawat darurat.
Praktik profesi keperawatan gawat darurat dan kritis mencakup asuhan
keperawatan dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang
mengalami masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem
(organ) ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat dan
kritis.
11
19) Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat
dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat (CP.
KU. 07),
20) Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan
kliennya (CP. KU. 10),
21) Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan
kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja
profesinya (CP. KU. 11),
22) Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri (CP. KU. 12),
23) Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan
yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan
keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum
tersedia (CP. KK. 01),
24) Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan
medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa,
atau keperawatan komunitas (termasuk keperawatan keluarga dan keperawatan
gerontik) sesuai dengan delegasi dari Ners spesialis (CP. KK. 02),
25) Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic
trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/bencana
sesuai standar dan kewenangannya (CP. KK. 03),
26) Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan
supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan
(CP. KK. 04),
27) Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan
terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian (CP. KK. 05),
28) Menetapkan prioritas asuhan keperawatan (CP. KK. 06),
12
29) Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan
keperawatansesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka
budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dalam merespon
kebutuhan klien (individu, keluarga dan masyarakat) secara regional, nasional
dan global (CP. KK. 07),
30) Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien
yang tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan
tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan (CP. KK. 08),
31) Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara
reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain (CP. KK. 09),
32) Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan
informasi yang akurat kepada klien dan/ atau keluarga/ pendamping/ penasehat
untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
(CP. KK. 10),
33) Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis,
dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang
dilaksanakannya (CP. KK. 11),
34) Mampu melakukan Asuhan Keperawatan menggunakan pendekatan tekonolgi
keperawatan berdasarkan pembuktian ilmiah (evidence based practice) pada
kasus-kasus tertentu (Perioperatif, Keperawatan Kritis dan kasus dengan
tindakan Haemodialisa) (CP. KK. 17),
35) Mampu melaksanakan prosedur Pencegahan dan pengendalian Infeksi (PPI) (CP.
KK. 18).
2. Target Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti program ini preseptee diharapkan mampu melakukan asuhan
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan dasar secara profesional sesuai dengan
standar, etika, dan legal profesi keperawatan :
13
1) Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
2) Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
3) Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
4) Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien pada
berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan: -
Termoregulasi : trauma kapitis. - Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas,
trauma thoraks - Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan
ketoasidosis , krisis tiroid. - Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang
berbisa.
5) Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien
dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
6) Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
7) Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan
dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan
yang diberikan efisien dan efektif pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat: resusitasi/RJP/BHD.
8) Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat
darurat (Triage).
9) Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.
14
10) Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen risiko pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
11) Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan.
12) Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan.
13) Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
14) Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
15) Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
16) Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan.
15
Daftar kasus Ruang NICU dan PICU
RUANG NICU RUANG PICU
BATASAN UMUR: BATASAN UMUR:
BBL S.D 28 HARI 29 HARI S.D 18 TAHUN
1. Asfeksia Gagal napas: contoh: asma berat,
2. Meconium Aspiration Syndrome tersedak benda asing, pneumonia, dan
(MAS) sindrom gagal napas akut (ARDS),
3. Respiratory distress syndrome Covid
(RDS) Infeksi:meningitis bakteri dan sepsis.
4. Bronchopulmonary Dysplasia Dengue Shock Syndrome (DSS)
5. Hernia Diafragmatika Cedera kepala berat
6. Gagal napas pada BBL dengan Gangguan elektrolit, gangguan
Covid keseimbangan asam basa
7. Kelainan jantung kongenital:TOF, darah (alkalosis dan asidosis),
PDA, VSD, ASD serta ketoasidosis diabetik (Diabetes
8. Sepsis Neonatorum Juvenile).
9. Tetanus Neonatorum Keracunan obat-obatan atau zat kimia
10. Kern Ikterik lain, misalnya minyak tanah.
11. Gastroschizis
Kerusakan organ berat, seperti gagal
12. Necrotizing enterocolitis (NEC)
ginjal dan gagal hati, atau kelainan
13. Perdarahan Intrakranial pada
jantung yang parah
Neonatus
Kelainan jantung kongenital: TOF,
VSD, ASD,PDA
G. Strategi pembelajaran
Sumber
No Metode pembelajaran Media Instruksional
pembelajaran
1. Penugasan klinik (setiap peserta Pembimbing klinik Klien
didik/mahasiswa diberi kasus klien
yang dirawat di ruang penyakit dalam
bedah, onkologi dan neurologi, dll
2. Penugasan lap pendahuluan/kasus Text book, status kes Format renpra dan
(laporan pendahuluan, laporan kasus : dan kep. Di klinik SOAP
pengkajian, diagnosa kep, renpra dan dikembangkan oleh
evaluasi) bagian KMB
3. Konferensi (pre/post konferensi) Pembimbing klinik, Lap pendahuluan,
teman satu text book klien, kasus
kelompok Kelolaan
4. Observasi (tiap peserta didik/mhs Pembimbing klinik. Klien dan ruang
memiliki kesempatan untuk Staf RS, kondisi perawatan
mengobservasi kegiatan klinik dan fisik klinik dan
anggota tim kes di klinik dan situasi aktifitas di klinik
klinik)
17
5. Demonstrasi ( pembimbing Pembimbing klinik Klien & media
dimungkinkan melakukan demonstrasi yang dibutuhkan
suatu prosedur tindakan pada peserta untuk setiap
didik/mahasiswa prosedur yg
akan didemontrasikan
6. Bed side teaching (pembimbing klinik Pembimbing klinik Klien & kebutuhan
berdiskusi dengan peserta didik yg sesuai dgn
disamping klien) kegiatan
Bed side teaching
7. Belajar mandiri (kegiatan belajar di Staf Rumah Sakit Klien, text book
klinik saat pembimbing tidak berada di
tempat)
H. Strategi Bimbingan
1. Bimbingan praktik diberikan oleh preseptor klinik dari setiap ruangan dan tim
preseptor dari instutusi pendidikan.
2. Pada hari pertama preseptee diorientasikan di ruangan dan diberikan penjelasan
tentang rutinitas kegiatan yang ada di ruangan.
3. Setiap hari dilakukan pre conference sebelum melakukan kegiatan keperawatan
untuk mengidentifikasi capaian pembelajaran yang akan dicapai dan post conference
dilakukan menjelang kegiatan selesai untuk mengevaluasi kegiatan-kegiatan atau
capaian pembelajaran yang belum dan telah dicapai.
4. Preseptor klinik mengorganisir praktik preseptee sesuai dengan kebutuhan ruangan
atau klien.
5. Preseptor klinik memberikan bimbingan praktik tindakan keperawatan di ruangan
masing-masing melalui bed side teaching secara berkelompok pada hari pertama atau
hari kedua.
6. Preseptor klinik/akademik sewaktu-waktu akan melakukan Supervisi Tindakan dan
laporan Dokumen Capaian Pembelajaran (DCP) untuk mengontrol pencapaian
target setiap preseptee dan memberikan penilaian sesuai format yang telah
disediakan.
18
7. Daftar kegiatan dan penugasan selama praktik dalam 4 (tiga) minggu meliputi
: (Format Laporan Tugas terlampir)
a. Membuat Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) : per minggu 1 Laporan RKM.
b. Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) : per hari 1 Laporan RKH.
c. Membuat Laporan Resume Pasien : per hari 1 Resume Pasien.
d. Mengikuti Pre dan Post Conference : per hari 1 Penilaian Pre dan Post
Conference.
e. Mengikuti Bed Side Teaching (BST) : per minggu 1 Penilaian BST.
f. Mengikuti Supervisi Tindakan Keperawatan : per minggu 1 Penilaian Supervisi.
g. Menyerahkan Format Penilaian Sikap/ Perilaku : per minggu 1 Penilaian Sikap/
Perilaku.
h. Mengikuti Responsi Supervisi Tindakan Keperawatan dengan preseptor yang
telah ditentukan.
i. Mengisi Daftar Skill Training berdasarkan Capaian Pembelajaran Praktik
Keperawatan Gadar dan Kritis
j.Melengkapi Log Book dengan validasi berupa tanda tangan preseptor sebagai bukti
telah melakukan tindakan keperawatan.
k. Menyerahkan Lembar Monitoring Tugas Praktik Keperawatan Gadar dan Kritis
dalam sebuah laporan bersama dengan penugasan lainnya.
20
I. Jadwal Kegiatan Pembelajaran Profesi
1) Mengadakan kegiatan pre & post conference
2) Mengadakan ronde keperawatan
3) Menandatangani presensi mahasiswa
4) Mengobservasi, membimbing mahasiswa melakukan tindakan keperawatan
5) Mendiskusikan dengan mahasiswa masalah yang dialami oleh pasien dan masalah-
masalah yang ditemukan dalam pemberian asuhan keperawatan
6) Membimbing mahasiswa dalam penyusunan laporan
7) Mengobservasi dan menilai penampilan kinerja klinik
8) Mengoreksi dan memberikan penilaian tentang tugas-tugas mahasiswa (laporan
pendahuluan, resume, askep dan target keterampilan)
9) Melakukan penilaian seminar akhir
10) Melakukan penilaian ujian akhir stage (penentuan jadwal dan penguji diatur oleh
koordinator)
K. Evaluasi
1. Komponen Evaluasi
NO KEGIATAN PERSENTASE
1 • Logbook : (RKH, RKM dan SPTK) 20 %
• Pre & Post conference
• Capaian kompetensi
2 • Literature Review 20 %
• Direct observasional of procedure skill (DOPS)
3 Video BST (Bed Side Teaching) 15 %
4 Penampilan Klinik (komunikasi, keterampilan dan perilaku 10 %
profesional)
21
5 Diskusi refleksi kasus (Meet The Expert) 15 %
6 Laporan akhir praktek profesi (Aplikasi critical thinking 20
berdasarkan EBP dan Desain Inovatif) :
• Laporan pendahuluan
• Laporan resume keperawatan
• Laporan asuhan keperawatan
2. Ketentuan Evaluasi
1. Ketentuan dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Evaluasi kegiatan preconference dan post conference evaluasi dilakukan pada
saat mahasiswa mengikuti kegiatan preconference dan post conference
bersama preseptor
b. Evaluasi pendokumentasian laporan
1) Laporan pendahuluan dievaluasi pada hari praktik oleh preseptor klinik
2) Preseptor klinik dapat meminta mahasiswa melakukan perbaikan
bila laporan pendahuluan tidak sesuai
3) Resume askep dan laporan pengelolaan asuhan keperawatan pasien
dievaluasi pada akhir minggu daftar dinas
c. Evaluasi literature review (Tugas Individu)
Preseptee membuat literatur review pada minggu pertama dengan ketentuan
sebagai berikut : didukung oleh 2 EBN nasional dan 1 EBN Internasional
selanjutnya dipresentasikan di akhir minggu pertama.
d. Evaluasi penampilan klinik (komunikasi, keterampilan dan perilaku
profesional) Kinerja klinik dinilai setiap minggu di setiap ruangan tempat
mahasiswa praktik.
e. Evaluasi target dilakukan pada akhir praktik oleh koordinator MA
3. Aspek Evaluasi
Aspek
Presentase
Evaluasi
Sikap/Performance (kehadiran, kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, 10%
kerjasama, kerapian dan kelengkapan berpakaian sesuai aturan).
22
Pengetahuan : LP (WOC) Kasus dan LP (WOC) Keterampilan Kasus 40%
lengkap, kasus kebutuhan dasar, Laporan Capaian Pembelajaran Praktik
(RKM, RKH, SPTK, Resume pasien, penilaian pre dan post conference
serta penilaian supervisi tindakan), Literatur Review
Psikomotor : Bed Side Teaching (BST) dan Supervisi Tindakan. 50%
L. Daftar Rujukan
Emergency Nurses Association. (2013). Sheehy’s Manual of Emergency Nursing:
Principles and Practice. 7th ed. Mosby: Elsevier Inc
Proehl, Jean. A. (2009). Emergency Nursing Procedures E-book. Saunders: Elsevier Inc
Emergency Nursing Association. (2008). Emergency Nursing Core Curriculum (6 Eds).
Saunders: Elsevier Inc.
Tscheschlog, B. A. & Jauch, A. (2014). Emergency nursing made incredibly easy.
Wolter Kluwers.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Dewan Pengurus PPNI: Jakarta.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Indikator Diagnostik. Dewan Pengurus PPNI: Jakarta.
M. Tata Tertib Pembelajaran Profesi
1. Ketentuan Seragam dan Atribut
a. Perempuan
1) Seragam baju atas dan celana panjang, serta jilbab (bagi muslimah
berjilbab)
2) Rambut rapi tidak tergerai (menggunakan hair net)
3) Sepatu pantovel tertutup berwarna hitam.
4) Menggunakan atribut sesuai ketentuan institusi dan lahan praktik
23
b. Laki-laki
1) Seragam baju atas dan celana panjang
2) Rambut rapi
3) Sepatu tertutup berwarna hitam
4) Menggunakan atribut sesuai ketentuan institusi dan lahan praktik
2. Ketentuan Umum
a. Presepetee wajib mentaati peraturan yang diberlakukan di institusi pendidikan
dan tatanan klinik yang dipakai sebagai lahan praktik.
b. Presepetee wajib memenuhi presensi kehadiran 100%
c. Presepetee wajib menandatangani daftar hadir dalam buku evaluasi maupun
daftar presensi yang disediakan oleh lahan praktik
d. Presepetee wajib hadir dilahan praktik sesuai dengan jadwal.
e. Presepetee yang bermaksud mengganti jadwal praktik harus melapor danbaru
diperkenankan praktik seijin preseptor klinik.
f. Penggantian waktu dinas harus menggunakan waktu penyelesaian tugas PKK
mahasiswa dan tidak diperkenankan untuk dinas ganda dalam satu hari kerja.
g. Presepetee yang tidak mengikuti praktik harus melaporkan ketidakhadirannya
pada bagian akademik dan preseptor klinik (surat keterangan sakit harus
ditujukandan mendapat pengesahan dari akademik.
h. Presepetee wajib menggantikan waktu praktik yang ditinggalkan dihari
lain(waktu penyelesaian tugas PKK) atas persetujuan preseptor klinik dengan
ketentuan :
• 1 hari Alpa : wajib mengganti dinas selama 3 hari
• 1 hari izin dengan keterangan tertulis : wajib mengganti dinas selama 2 hari
• 1 hari sakit dengan surat keterangan dokter : wajib mengganti dinas selama 1
hari
24
3. Ketentuan Khusus
a. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan praktek belajar klinik (Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Keperawatan) adalah 100 %
b. Apabila mahasiswa tidak hadir sesuai jadwal yang telah dibuat, maka mahasiswa
wajib mengganti praktek di lain hari setelah seluruh kegiatan praktek berakhir atas
persetujuan institusi
c. Mahasiswa diwajibkan menggunakan seragam dan atribut lengkap sesuai
ketentuan.
d. Praktek dilakukan pagi hari pada pukul 07.00 s.d 14.30, sore pada pukul 13.30 s.d
21.00 WITA
e. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruangan, kecuali pada jam istirahat
dan dilakukan secara bergantian dan atas sepengetahuan kepala ruangan atau
Preceptor Klinik.
f. Mahasiswa diwajibkan menjaga etika dan kesopanan
g. ADL dan Laporan diserahkan kepada pembimbing akademik 3 hari setelah praktek
diruangan
h. Keterlambatan pengumpulan laporan nilai dipotong 0,5 % perharinya.
25
DAFTAR HADIR MAHASISWA
26
DAFTAR TOPIK DISKUSI
Ruangan : …………………………………………….
Lahan Praktik : …………………………………………….
No. Topik Diskusi Hari/ Tanggal Paraf Preceptor
Ruangan : …………………………………………….
Lahan Praktik : …………………………………………….
No. Topik Diskusi Hari/ Tanggal Paraf Preceptor
Ruangan : …………………………………………….
Lahan Praktik : …………………………………………….
No. Topik Diskusi Hari/ Tanggal Paraf Preceptor
27
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
Perencanaan
No. Uraian Kegiatan Keterangan
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
1. Laporan Pendahuluan dalam
bentuk WOC
2. Askep Kelolaan
3. Resume Kasus
Mengetahui,
Preceptor Preceptee
_____________________________ ___________________________
29
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
Tanda tangan
No. Waktu Rencana Kegiatan Kegiatan Respon Pasien Refleksi Praktek
Preceptee Preceptor
PENILAIAN TRIASE
GAWAT DARURAT (ANAK)
Kategori Pasien Anak
Resiko Jatuh : Semua pasien bayi dan anak dibawah umur 12 tahun adalah resiko jatuh tinggi
□ Level 1 □ Level 2 Emergensi □ Level 3 Gawat (30 □ Level 4 Sedikit □ Level 5 Tidak gawat
Pemeriksaan
Resusitasi segera (10 menit) Menit) Gawat ( 60 menit) (120 menit)
□ Tidak sadar □ Penurunan □ Unconsable □ Consolable □ Tidak ada riwayat
Kesadaran □ Atypical behaviour □ Atypical behaviour perubahan perilaku
Kesadaran
□ Letargis □ Tidak mau menelek Tidak ada riwayat atau tanda vital
□ Gagal napas □ RR < Normal + 2 SD □ RR < normal + 1 SD □ Laju napas normal □ Laju napas normal sesuai
□ Sianosis □ RR > Normal + 2 SD □ RR > normal + 1 SD sesuai usia usia
Upaya napas
□ Stidor Jelas □ Stridor jelas
□ Distres napas □ Distres napas ringan
□ Henti jantung □ HR < Normal + 2 SD □ HR < normal + 1 SD □ laju nadi normal □ laju nadi normal sesuai
□ Syok □ HR > Normal + 2 SD □ HR > normal + 1 SD sesuai usia usia
Sirkulasi
□ Waktu pengisian □ Waktu pengisian
kapiler > 4 detik kapiler > 2 detik
*Tabel Respiratory Rate (RR) dan Heart Rate (HR) Pada Anak Sesuai Usia
(lingkari RR dan HR sesuai dengan kategori usia)
Usia Respiratory Rate (RR) Heart Rate (HR)
Batas Normal +/- 1 SD +/- 2 SD Batas Normal +/- 1 SD +/- 2 SD
Lahir-3 bulan 30 – 60 20 – 70 10 – 80 90 – 180 65 – 205 40 – 230
3 bulan-6 bulan 30 – 60 20 – 70 10 – 80 80 – 160 63 – 180 40 – 210
6 bulan-1 tahun 25 – 45 17 – 55 10 – 60 80 – 150 60 – 160 40 -180
1 tahun-3 tahun 20 -30 15 – 35 10 – 40 75 – 130 58 – 145 40 – 165
3 tahun 16 – 24 12 – 28 08 – 32 70 – 110 55 – 125 40 – 140
10 tahun 14 -20 10 – 24 08 – 26 60 – 90 45 - 105 30 - 120
□ Gagal napas □ Stidor jelas □ Stridor □ Serangan asma
□ Status asmatikus □ Distres napas □ Distres napas ringan ringan
□ Trauma thorax disertai □ Asma berat □ Serangan asma sedang □ Kemungkinan benda
distres napas □ Aspirasi benda asing □ Aspirasi benda asing asing tanpa distres
Sistem Respirasi
□ Gangguan saluran dengan distres □ Batuk berulang dengan napas
napas napas distres napas □ Trauma thorax
□ Trauma minor tanpa distres
inhalasi/keracunan napas
□ Hipotensi □ Takikardia ++ □ Takikardia □ Nyeri dada □ Tidak ada
□ Perdarahan yang □ Bradikardia □ Dehidrasi dehidrasi
Sistem
memerlukan kontrol □ Dehidrasi berat □ Perdarahan ringan
kardiovaskular
bedah □ Perdarahan masif tidak terkontrol
tidak terkontrol
□ Trauma kepala berat □ Trauma kepala □ Trauma kepala ringan □ Trauma kepala
□ GCS < 10 sedang □ GCS < 15 ringan tanpa
□ Kejang berulang □ GCS < 13 □ Riwayat penurunan muntah dan
□ Tidak sadar □ Penurunan kesadaran penurunan
Sistem Persyaratan
kesadaran □ Sakit kepala kesadaran
□ Sakit kepala berat □ Kejang □ Sakit kepala kronis
mendadak □ Kemungkinan disungsi
□ Disfungsi shunt shunt
□ Daerah konflik □ Memiliki resiko child □ Mengalami kekerasan □ Riwayat adanya
Child Abuse abuse fisik atau kekerasal kekerasan dalam
seksual < 48 jam keluarga
(....................................) (.................................)
Nama dan Tanda Tangan Nama dan Tanda Tangan
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Tahap Profesi Ners |31
PENILAIAN TRIASE
GAWAT DARURAT (DEWASA)
Kategori Triase : □ Medikal □ Bedah □ Obgyin □ Anak
Tanggal Pemeriksaan : .............................. Jam Pemeriksaan : ....................................
(....................................) (.................................)
Nama dan Tanda Tangan Nama dan Tanda Tangan
32
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
GENERAL IMPRESSION
Keluhan Utama : TD : mmHg Nadi : x/menit
0C
Penyakit yang Diderita : RR : x/menit Suhu :
Mekanisme Cedera :……………………………………….. Orientasi (Tempat, Waktu, & Orang) :
…………………………………………………………………………….. Baik
…………………………………………………………………………….. Tidak Baik
AIRWAY MASALAH KEPERAWATAN/KOLABORATIF
Jalan Nafas : Paten Tidak Paten Bersihan Jalan Napas tidak Efektif
PRIMARY SURVEY
Aktual
Obstruksi : lidah Cairan Benda Asing
Risiko
Suara Nafas : Snoring Gurgling Tidak Ada Masalah
Keluhan/Data Lain :
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………….
TINDAKAN
……………………………………………………………………………. 1. Manajemen Airway : Headtilt/Chin Lift/Jaw
Trust
…………………………………………………………………………….
2. Pengambilan benda asing
……………………………………………………………………………. 3.
4.
2. Kontrol Perdarahan
……………………………………………………………………………. 3. Berikan asupan Glukosa
……………………………………………………………………………. 4. Pantau kondisi pasien
5.
……………………………………………………………………………
Anamnesa :
1. Riwayat Alergi
TINDAKAN
2. Riwayat Konsumsi Obat
1.
2.
3. Makan/Minum Terakhir
3.
4.
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya :
5.
L III : TINDAKAN
………………………………………………………………… 1.
…………………………………………………………………
L IV : 2.
………………………………………………………………… 3.
………………………………………………………………… 4.
HIS :
5.
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Auskultasi
DJJ : kali/menit
Vaginal Tusse :
Catatan : ……………………………………………………………………………………………….....................
Samarinda, …………………….…20…
Preceptee,
……………………………………….
36
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
1. Identitas
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
2. Diagnosa Medis :
3. Tanda-Tanda Vital :
4. Alat Bantu yang digunakan :
5. Modus Ventilasi Mekanik :
Frekuensi
rata-rata
Sesudah:
3. Circulation
Apakah nadi teraba dengan palpasi nadi karotis selama 10 Ya Tidak
detik ?
Jika teraba bagaimana karakternya ? Lambat Cepat
Jika tidak tahu, apakah pasien takikardia (≥140 x/menit) ? Ya Tidak
atau bradikardia (≤40 x/menit) ? Ya Tidak
Apakah Tekanan Darah turun secara signifikan ? Ya Tidak
4. Drugs
Obat-obatan yang dipakai saat ini
Apakah ada alergi terhadap obat-obatan ? Ya Tidak
Apakah ada alergi terhadap makanan tertentu ? Ya Tidak
Sebutkan
5. Equipment
Apakah ada alat alat yang terpasang ? Ya Tidak
Sebutkan :
2. PENGKAJIAN PERSISTEM
a. Keadaan umum :
b. TD : mm/Hg
c. N : x/menit
d. S : °C
e. RR: x/menit
Breath (B1) Pergerakan dada Simetris
Tidak simetris
39
Tidak ada
Wheezing
Ronki
Lokasi
Batuk Produktif
Tidak produktif
Sputum Coklat
Kental
Berdarah
Encer
Ada jenis:
Ventilator :
Mode : SIMV/IPP/ASB/CPAP
VT :
FiO2 :
PEEP :
Breath :
Lain-lain
Tunggal
Gallop
Murmur
40
Irreguler
Intensitas Kuat
Lemah
CRT ≥ 2 detik
> 2 detik
JVP Normal
Meningkat
Nilai :
CVP Ada
Tidak ada
Nilai :
Edema Ada
Tidak ada
Tempat :
IV Line
Lain-lain
Kuantitatif
E.......V......M......
Reaksi pupil
Tidak ada
Tidak ada
41
Tidak ada
Babinski
Tidak ada
Lain-lain
Warna
Jenis.........
Tidak ada.....
Kesulitan BAK Ya
Tidak
Lain-lain
Lembab
Lidah Kotor
Bersih
Gigi palsu
Nyeri telan Ya
Tidak
Abdomen Distensi
Tidak distensi
42
Peristaltic usus Normal
Menurun
Meningkat
Nilai :
Mual Ya
Tidak
Muntah Ya
Tidak
Jumlah/frekuensi
Hematemesis Ya
Tidak
Jumlah/frekuensi
Melena Ya
Tidak
Jumlah/frekuensi
Terpasang NGT Ya
Tidak
Diare Ya
Tidak
Jumlah/frekuensi
Konstipasi Ya
Tidak
Sejak
Asites Ya
Tidak
Lain-lain
43
Bone (B6) Turgor Baik
Jelek
Tidak
Jenis
Icterus Ya
Tidak ada
Akral Hangat
Kering
Merah
Dingin
Pucat
Basah
Terbatas
Skala
Fraktur Ada
Tidak ada
Jenis
Lokasi
Luka Ada
Tidak ada
Jenis
Lokasi
Lain-lain
44
PENGKAJIAN BERKELANJUTAN
Keadaan Umum
Jam
TD
NADI
TTV
RR
SUHU
EYE
GCS MOTORIK
VERBAL
45
Jam
Minum
Makan
INPUT
Infus
Metabolisme
Urine
Fases
OUTPUT Keringat
IWL
Cairan NGT
3. DATA LABORATORIUM
46
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA
5. TERAPI
Hari/ Nama Obat Kandungan/ Bentuk/ Dosis/Aturan Rute/Cara
Kekuatan
Tanggal Isi Obat Sediaan Pakai Pemberian
47
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
Pernapasan
≥ 50 35-49 25-34 12-24 10-11 6-9 ≤5
(...x/menit)
Serum HCO 3−
Glasgow Coma
GCS = 15 - GCS Sebenarnya
Scale (GCS)
A = Total Skor
Jumlah dari skor dari setiap 12 variabel
Fisiologis Akut
B = Skor
C = Penyakit Penyerta (Komorbid)
Usia(Tahun)
49
ensefalopati, koma hepatikum
Sistem kardiovaskuler :
Dekompensasi kordis kelas IV
(berdasarkan kriteria New York Heart
Association)
2 5
Sistem respirasi : Obstruksi kronik,
restriksi kronik, hipertensi pulmonal,
hipoksia, hiperkapnia
Immunocompromised : Klien
mendapat terapi yang menekan daya
tahan tubuh, kemoterapi, radiasi,
2 5
steroid jangka panjang, leukimia,
limfoma, AIDS
2 5
Total Skor
Jumlah A + B + C = ……………………..
APACHE II
50
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
□ Tidak dapat terapi analgesik □ Tidak dapat terapi analgesik □ Tidak dapat terapi analgesik
□ Tidak dapat terapi sedasi □ Tidak dapat terapi sedasi □ Tidak dapat terapi sedasi
Head elevation* □ Iya (>30o) □ Tidak □ Iya (>30o) □ Tidak □ Iya (>30o) □ Tidak
Glucose control* Pemeriksaan GDS? □ Iya □ Tidak Pemeriksaan GDS? □ Iya □ Tidak Pemeriksaan GDS? □ Iya □ Tidak
52
Penatalaksanaan □ Terapi oral Penatalaksanaan □ Terapi oral Penatalaksanaan □ Terapi oral
GDS < 80 □ Iya □ Tidak GDS < 80 □ Iya □ Tidak GDS < 80 □ Iya □ Tidak
GDS > 180 □ Iya □ Tidak GDS > 180 □ Iya □ Tidak GDS > 180 □ Iya □ Tidak
53
Perawat : Perawat : Perawat :
Keterangan :
Daftar periksa terdiri dari 12 komponen yang dicatat oleh perawat unit perawatan intensif. Ada 6 komponen (ditandai dengan bintang) dicatat tiga kali per hari.
p-TPN : Nutrisi Parenteral Total Perifer; c-TPN : Nutrisi Parenteral Total Central; NRS : Numeric Rating Scale; CPOT : Alat observasi nyeri perawatan kritis; RASS :
Skala agitasi-sedasi richmond.
54
55
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF :
….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
DATA OBJEKTIF :
….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
….…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………
Samarinda, ………/ ……………/ 20….
Preceptee,
__________________________________
ANALISA DATA
Nama : Ruang :
No. Reg. : Tanggal :
Prioritas Masalah :
1. ….………………………………………………………………………………………………………
2. ….………………………………………………………………………………………………………
3. ….………………………………………………………………………………………………………
4. ….………………………………………………………………………………………………………
5. ….………………………………………………………………………………………………………
6. ….………………………………………………………………………………………………………
57
58
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
59
Yang Membuat Intervensi,
Preceptee
….…………………………………………
60
61
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Ruang :
No. Reg. : Tanggal :
Hari/ Tanggal/
No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan TTD
Jam
Hari/ Tanggal/
No. Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan TTD
Jam
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Tahap Profesi Ners |61
62
63
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
Jalan Kurnia Makmur No. 64 RT. 24 Kelurahan Harapan Baru Kecamatan
Loa Janan Ilir Samarinda Kalimantan Timur Telp (0541)738153, Faksimile (0541)768523
Laman:http// www.poltekkes-kaltim.ac.id Surat Elektronik: poltekkes_smd2007@yahoo.co.id
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Ruang :
No. Reg. : Tanggal :
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
2. Riwayat Penyakit Sekarang
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
3. Riwayat Penyakit Dahulu
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Tahap Profesi Ners |64
4. Riwayat Penyakit dalam Keluarga
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
65
Jenis Keterampilan : PENGKAJIAN AIRWAY, BREATHING, CIRCULATION
Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
2. Fase Kerja
Persiapan Alat
- Tabung oksigen
- Nasal prong, Nasal Katheter, Masker Oksigen
- Ambu Bag, Junction Reese
- Oro-pharyngeal tube/ Mayo/ Gudell
- Sarung tangan steril
- Set Infus (Slang Infus, abocath sesuai ukuran)
- Cairan kristaloid (Nacl, RL, Normal Salin)
- Spuit 5cc
- Kassa steril
- Plester
3.
Cara Kerja :
- Memberitahu dan menjelaskan klien/keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan.
- Mempersiapkan peralatan
- Mencuci tangan
- Periksa kesadaran pasien untuk menentukan keadaan
umum pasien sadar atau tidak
Airway (jalan nafas)
66
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
- Periksa jalan nafas, bebaskan jalan nafas dari
sumbatan sekret, darah, benda asing
- Lakukan tindakan Triple manouver ; Head Tilt
(ekstensi kepala), Chin Lift (angkat dagu keatas), Jaw
Thrust(dorong rahang bawah kedepan)
- Buka mulut
- Pemasangan Oro-pharingeal tube bila pasien tidak
sadar.
Breathing (pernafasan)
- Periksa pernafasan pasien bernafas atau tidak dengan
Listen (suara nafas), Look (melihat gerakan dada),
Feel ( Merasakan ada udara atau tidak).
- Bila tidak bernafas segera beri bantuan nafas :
- Bantuan nafas buatan tanpa alat(manuil) dari mulut
kemulut dengan frekwensi 1 penolong atau 2
penolong 30:2 (30 kali pijat jantung 2kali nafas
buatan)
- Bantuan nafas buatan dengan alat ambu bag, jukson
reese, respirator
- Bila pasien bernafas segera beri terapi oxygen
melalui :
-Nasal Pronge 3 liter
-Nasal catheter 3 liter
-Mask 6-8 liter
Circulation (sirkulasi darah)
- Periksa bagaimana perdarahannya dan nadi karotis
- Segera lakukan resusitasi jantung paru dengan
perbandingan 30:2 (pijat jantung:nafas buatan) bila
nadi tidak teraba
- Segera lakukan terapi cairan pemasangan infus
dengan pemberian cairan kristaloid (Nacl, RL,
Normal Salin) jika terjadi perdarahan masif
- Periksa tekanan darah, nadi dan perifer
- Drugs (obat-obatan) : Pemberian obat-obatan bila
terjadi henti jantung dan bradikardi
4. S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
67
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
68
PROSEDUR TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
2. Fase Kerja
Persiapan Alat
- Hand scoon
Cara Kerja :
- Memberitahu dan menjelaskan klien/keluarga
tentang tindakan yang akan dilakukan.
- Mempersiapkan peralatan
- Mencuci tangan
Chin lift
- Memegang tulang dagu pasien menggunakan jari
tengah dan telunjuk, kemudian angkat.
Head tilt
- letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan
3. ke bawah sehingga kepala menjadi tengadah dan
penyangga leher tegang dan lidah pun terangkat ke
depan.
Jaw Thrust
69
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
- Dorong sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan
sehingga barisan gigi bawah berada di depan barisan
gigi atas
4. S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
70
PROSEDUR TINDAKAN PEMASANGAN NECK COLLAR
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
2. Fase Kerja
Persiapan Alat
- Hand scoon
- Neck collar sesuai ukuran
3. Cara Kerja :
- Petugas menggunakan masker, handscoen
- Pegang kepala dengan cara satu tangan memegang
bagian kanan kepala mulai dari mandibula ke arah
temporal, demikian juga bagian sebelah kiri dengan
tangan yang lain dan cara yang sama
- Petugas lainnya memasukkan neck collar secara
perlahan ke bagian belakang leher dengan sedikit
melewati leher
- Letakkan bagian Neck collar yang berlekuk tepat
pada dagu
- Rekatkan 2 sisi neck collar satu sama lain
S i k a p:
71
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
4. - Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
- Pemasanga jangan terlalu kuat, tetapi jangan terlalu
longgar
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
72
PROSEDUR TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
2. Fase Kerja
Persiapan Alat
- APD
- Slim ziuger
- Slang sesuai kebutuhan ukuran
- Air steril & PZ untuk membilas
- Pinset anatomis
- Spatel dibungkus kain
- Pengalas
Cara Kerja :
3.
- Mencuci tangan dan mengeringkan
- Lakukan auskultasi pada seluruh lapang paru untuk
mengetahui lokasi penumpukan lender
- Memeriksa fungsi mesin suction
- Memberikan oksigenasi sebelum melakukan
penghisapan
- Memakai sarung tangan steril
73
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
- Mengambil kateter suction steril dan mempersiapkan
untuk digunakan
- Kateter suction dimasukkan perlahan-lahan ke dalam
trakea dalam keadaan tidak menghisap
- Setelah masuk sampai batas trakea, kateter suction
ditarik kurang lebih 1 cm dalam posisi menghisap
sambil diputar, lama penghisapan tidak boleh lebih
dari 10 detik
- Melakukan penghisapan berulang hingga suara nafas
bersih
- Kateter diusap dengan alcohol lalu dibilas dengan
NaCl 0,9% atau aqua steril
- Mendengarkan kembali suara nafas klien
- Merapikan alat dank lien
- Mencuci tangan
- Mendokumentasikan prosedur dan respon klien
4. S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
74
PROSEDUR TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
Fase Kerja
2.
Persiapan Alat
- Hand scoon
- Kassa steril
Cara Kerja :
3. - Posisikan kepala pasien miring kurang lebih 45 derajat ke
arah kita
- Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) yang bersih
atau dibungkus dengan sarung tangan/kassa/kain untuk
membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu.
- Usap keluar bila terdapat sisa muntah, darah, gigi, atau
benda asing lainnya yangmenyumbat jalan nafas dengan
cara melakukan usapan memutar searah jarum jamkearah
luar
- Hati-hati jangan sampai mendorong benda asing (sisa
makanan, gigi palsu) masuklebih jauh ke jalan nafas
4. S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
75
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
76
PROSEDUR TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
Fase Kerja
2.
Persiapan Alat
- Hand scoon
- Mayo / Guidel / oropharyngeal tube sesuai kebutuhan
- Gunting dan Plester
- Bengkok
- Tounge spatel
- Kassa steril
- Suction
- Selang penghisap
Cara Kerja :
- Cuci tangan, gunakan sarung tangan
- Membuka mulut pasien, tahan dengan menggunakan
3. tongue spatel
- Bersihkan mulut dengan kassa steril menggunakan ujung
penyedot faring yang kaku (Yaunker), bila
memungkinkan
- Pilihlah ukuran airway yang sesuai dengan pasien. yaitu
dengan menempatkan OPA di samping wajah, dengan
ujung OPA pada sudut mulut, ujung yang lain pada sudut
rahang bawah. Bila OPA diukur dan dimasukkan dengan
77
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
tepat, maka OPA akan tepat sejajar dengan pangkal glotis
- Masukkan oropharing tube dengan mengikuti salah satu
cara dibawah ini. Balik oropharing tube sehingga bagian
atasnya menghadap kemuka atau ke palatum. setelah
masuk dinding posterior pharing lalu putar oropharingeal
tube 180 sampai posisi ujung mengarah ke oropharing.
Gunakan penekan lidah , gerakkan lidah keluar untuk
menghindari terdorong ke belakangmasuk faring
posterior. Masukkan oropharing tube oral ke dalam posisi
yang seharusnya dengan bagian atas masuk kebawah dan
tidak perlu diputar
- Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan nafas
dengan segera dan masukkan kembali
- Lakukan fiksasi dipangkal oropharing tube dengan plester
tanpa menutup lubang oropharing tube
- Berikan posisi yang nyaman
- Rapikan pasien
- Rapikan alat
- Lepas handschoen
- Perawat cuci tangan
S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
4. - Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
78
PROSEDUR TINDAKAN PEMBEBASAN JALAN NAFAS
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
Fase Kerja
2
Persiapan Alat
- Hand scoon
Cara Kerja :
3. - Lakukan pengkajian look, listen, feel
Abdominal Thrust
- Posisi berdiri atau duduk Penolong berdiri dibelakang
korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan
penolong
- Kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol
tangan kepalan pada perut korban (sedikit diatas pusar dan
dibawah ujung sternum)
- Pegang erat kepalan tangan ke perut dengan hentakan
yang cepat ke atas
- Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan yang jelas
- Cara dengan posisi tergeletak (tidak sadar) Korban harus
diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas
- Penolong berlutut disisi paha korban
- Letakkan salah satu tangan pada perut korban digaris
tengah sedikit diats pusar dan jauh di bawah ujung tulang
sternum, tangan kedua diletakkan diatas tangan pertama
79
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
- Penolong menekan kearah perut dengan hentakan yang
cepat kearah atas
Chest thrust
- Bila penderita sadar lakukan chest thrust 5 kali (tekan
tulang dada dengan jari(bayi) atau
- Kepalan tangan (ibu hamil) dibawah garis imajinasi antara
kedua putting susu pasien)
- Bila sadar, tidurkan terlentang dan lakukan chest thrust
tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas buatan
Back blow (untuk bayi)
- Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat
- Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow
5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik
silang garis antara belikat dengan tulang
punggung/vertebrae)
S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
4.
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP
80
Jenis Keterampilan : TINDAKAN PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
2. Fase Kerja
Persiapan Alat
- Hand scoon
- Tabung oksigen lengakp dengan manometer dan
sarung tabung oksigen
- Flow meter
- Humidifier yang sudah berisi aquades
- Selang oksigen
- Nasal kanula
Cara Kerja :
3.
- Menjelaskan tujuan pemasangan oksigen melalui
nasal kanul
- Meminta persetujuan pasien dan keluarga sebelum
melakukan tindakan
- Jaga privasi pasien
- Mencuci tangan
- Mendekatkan alat- alat yang akan digunakan
- Menghubungkan selang dari kanul nasal ke tabung
pelembab
- Memasang kanul pada hidung klien
- Menetapkan kadar O2 sesuai dengan program medic
81
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
4. - Fiksasi selang
- Mencuci tangan
- Dokumentasi
S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
82
PROSEDUR TINDAKAN PEMBIDAIAN
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
Fase Kerja
2.
Persiapan Alat
- Hand scoon
- Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar
dan nomor perban disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk
bahan elastic biasanya tersedia dalam ukuran 20cm serta
135 dan 270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling
sering digunakan.
- Kain mitela (sesuai kebutuhan).
- Spalk (sesuai kebutuhan).
- Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).
- Plester
- Gunting Plester.
- Kassa gulung
- Kassa steril bila perlu
Cara Kerja :
3.
- Cuci tangan dan pakai hand schone
- Dekatkan alat-alat didekat pasien
- Berikan penjelasan kepada pasien tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan
- Bagian ekstremitas yang cidera harus tampak seluruhnya,
83
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
pakaian harus dilepas kalau perlu digunting
- Periksa nadi, fungsi sensorik dan motorik ekstremitas
bagian distaldari tempat cidera sebelum pemasangan bidai
- Jika nadi tidak ada, coba luruskan dengan tarikan
secukupnya, tetapi bila terasa ada tahanan jangan
diteruskan, pasang bidai dalam posisi tersebut dengan
melewati 2 sendi
- Bila curiga adanya dislokasi pasang bantal atas bawah,
jangan coba diluruskan
- Bila ada patah tulang terbuka, tutup bagian tulang yang
keluar dengan kapas steril dan jangan memasukkan tulang
yang keluar ke dalam lagi, kemudian baru dipasang bidai
dengan melewati 2 sendi
- Periksa nadi, fungsi sensori dan motorik ekstremitas
bagian distal dari tempat cidera setelah pemasangan bidai
- Bereskan alat-alat dan rapikan pasien
- Lepas hand schone dan cuci tangan
S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
4. - Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
84
PROSEDUR TINDAKAN MENGHENTIKAN PERDARAHAN
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
2. Fase Kerja
Persiapan Alat
- Alat pelindung diri (masker, handscoen, scort)
- Balut tekan
- Kain kasa steril
- Sarung tangan
- Tourniquet
- Plester
- Set untuk menjahit luka
- Obat desinfektan
- Sanksteken blakemore tube (SB tube) bila
memungkinkan
- Spuit 20-50 cc
- Waskom berisi air/NaCl 0,9 % dingin
- Jelly / pelican
Cara Kerja :
3.
- Mencuci tangan
- Menggunakan Apd
- Menekan pembuluh darah proximal dari luka, yang
85
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
dekat dengan permukaan kulit dengan menggunakan
jari tangan
- Mengatur posisi dengan cara meninggikan daerah
yang luka
Balut tekan
- Meletakkan kain kasa steril di atas luka
- Memasang verband balut tekan, kemudian letakkan
benda keras (verband atau kayu balut) di atas luka
- Membalut luka dengan menggunakan verband balut
tekan.
Tourniquet
- Menutup luka ujung tungkai yang putus (amputasi)
dengan menggunakan kain kasa steril
- Memasang tourniquet lebih kurang 10 cm sebelah
proximal luka, kemudian ikatlah dengan kuat.
- Tourniquet harus dilonggarkan setiap 15 menit sekali
secara periodik
S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
4.
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
86
PROSEDUR TINDAKAN PENGKAJIAN
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
2. Fase Kerja
Persiapan Alat
- Hand scoon
- Mesin Elektrokardiogram ( EKG )
- Kertas EKG
- Jelly
- Tissu
- Bengkok
- Kapas alkohol
Cara Kerja :
3.
- Baca Orderan / instruksi pemasangan
- Jelaskan kepada pasien/keluarga tentang tindakan yang
akan di lakukan
- Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien
- Melonggarkan atau melepaskan pakaian bagian atas klien
- Mengoleskan jelly pada elektorde
- Pasang elektroda pada Ekstermitas atas dan bawah untuk
merekam ektermitas lead
a. Merah pada ektermitas kanan atas
b. Kuning pada ekstermitas kiri atas
c. Hitam pada ekstermitas kanan bawah
87
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
d. Hijau pada ekstermitas kiri bawah
- Pasang elektroda parakardial untuk merekam prekardial
lead
a. Pasang V1 pada interkostal ke 4 garis sternum kanan
b. Pasang V2 pada interkostal ke 4 garis sternum kiri
c. Pasang V3 pada pertengahan V2 dan V4
d. Pasang V4 pada pada interkostal ke5 pada
midklavikula kiri
e. Pasang V5 pada garis axila anterior
f. Pasang V6 pada pertengahan axila sejajar V4
- Hidupkan mesin Elektrokardiograam
- Lakukan pencatatan indentitas klien pada EKG
- Lakukan kalibrasi dengan kecepatan ml/detik
- Lakukan perekaman sesuai order
- Matikan EKG dan lepaskan elektoda pada tubuh klien
- Bantu klien memakai pakaian kembali.
S i k a p:
4.
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
NILAI :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
................................................................
NIP.
88
PROSEDUR TINDAKAN BILAS LAMBUNG
PENILAIAN :
- PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
- MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan
berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal
kecil yang tidak terlalu berarti.
- MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai
dengan urutan.
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
1. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
- Evaluasi / validasi kondisi klien
- Kontrak : topik / waktu / tempat
Fase Kerja
2.
Persiapan Alat
- Hand scoon
- Slang penduga lambung sesuai ukuran yang diperlukan
dan corongnya.
- Bengkok besar
- Perlak dan alasnya
- Ember penampung
- Air hangat-dingin 1-2 liter / NaCl 0,9 %, sesuai kebutuhan
- Gelas ukuran
- Celemek dari karet
- Gelas berisi air matang
- Pelicin / jelly
- Set therapy oksigen lengkap dan siap pakai
- Pinset anatomi
- Obat-obatan (sulfas atropine, norit/susu yang diperlukan
dalam tempatnya)
Cara Kerja :
3. - Memasang perlak dan alasnya di dada pasien
- Meletakkan bengkok di bawah dagu pasien.
- Meletakkan ember yang diberi alas kain pel ke dekat
pasien
- Menentukan panjang slang penduga yang masuk ke dalam
89
Skala Penilaian
NO PROSEDUR/LANGKAH KLINIK
1 2 3
lambung
- Memberi pelicin pada ujung penduga lambung
- Menutup pangkal slang penduga lambung dengan cara
menekuk/diklem
- Memasukkan slang penduga pelan-pelan ke dalam
lambung melalui hidung. Bagi pasien sadar dianjurkan
menelan slang penduga perlahan-lahan sambil menarik
nafas dalam
- Meyakinkan slang penduga masuk ke dalam lambung
dengan cara :
- Memasukkan ujung slang penduga sampai terendam
dalam mangkok berisi air dan tidak tampak gelembung
udara dan air.
- Setelah yain slang penduga masuk ke lambung pasien,
psosisi diatur miring tanpa bantal dan letak kepala lebih
rendah.
- Memasang corong pada pangkal slang kemudian
masukkan air/cairan. Selanjutnya ditunggu sampai
air/cairan tersebut keluar dari lambung dan ditampung
dalam ember.
- Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai
air/cairan yang keluar dari lambung berwarna jernih/tidak
berbau racun.
- Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernafasan, dan
respons pasien
- Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
4. S i k a p:
- Hati-hati, cermat dan teliti
- Peka terhadap reaksi klien
- Jangan membuat klien kelelahan
Catatan :
Samarinda,..................................... 20
Pembimbing,
NILAI :
................................................................
NIP.
90