Anda di halaman 1dari 16

CHORIO CARSINOMA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu : Ns. Erwin Kurniasih, M. Kep

Disusun Oleh :

Nandhini Nugroho 0152321723

Indah Nurmala Ningrum 0152321724

Dinda Antika 0152321746

Jeni Elivia Safitri 0152321770

YAYASAN PENDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023.


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas
ridho dan hidayahntya, sehingga kami dapat menyeselesaikan tugas makalah ini dengan
baik dan lancar. Tugas Makalah yang akan dibuat ini berjudul “CHORIO
CARSINOMA”.

Terwujudnya tugas makalah ini merupakan tujuan kami untuk memenuhi


kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan wawasan. Tersusunya karya ilmiah ini adalah
berkat bantuan dan dukungan dari berbgai pihak, untuk itu dengan segala hormat dan
ketulusan hati kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Ns. Erwin Kurniasih, M. Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas
yang telah membimbing kami demi terwujudnya tugas dengan baik.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberi dukungan dan support dalam
menyelesaikan tugas makalah ini.
3. Teman-teman semua yang telah memberikan dorongan serta masukan demi
terselesainya tugas ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas maklah ini. Oleh
karena itu kami ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada tugas makalah
ini agar nantinya bisa menjadi tugas yang baik dan bermanfaat bagi para pembaca.

Ngawi, 26 April 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit trofoblas gestasional ,PTG- merupakan istilah luas yang
digunakan untuk mencakup pertumbuhan abnormal baik jinak maupun ganas
yang berasal hasil konsepsi di uterus. PTG merupakan proliferasi dari :ili
trofoblas plasenta termasuk didalamnya empat bentukan utama dari patologi
klinik; Mola hidatidiform (komplit atau parsial) Mola invasive koriokarsinoma
dan placental thropoblastic tumor (PSTT). PTG dapat menginvasi,
bermestastasis, dan dapat menyebabkan kematian bila tidak ditangani.
Koriokarsinoma adalah salah satu jenis dari Penyakit Trofoblastik
Gestasional (PTG) dimana merupakan suatu tumor ganas yang berasal dari sel-
sel sitotrofoblas serta sinsitiotrofloblas (pembentuk plasenta) yang menginvasi
miometrium, merusak jaringan di sekitarnya termasuk pembuluh darah sehingga
menyebabkan perdarahan (ACS, 2010). Koriokarsinoma ialah suatu keganasan,
berasal dari jaringan trofoblas dan kanker yang bersifat agresif, biasanya dari
plasenta. Hal ini ditandai dengan metastase perdarahan yang cepat ke paru-paru
(Mirambo, et al., 2010). Koriokarsinoma adalah tumor ganas yang berasal dari
jaringan yang mengandung trofoblas, seperti: lapisan trofoblas ovum yang
sedang tumbuh, vili dari plasenta, gelembung mola, dan emboli sel-sel trofoblas
dimanapun di dalam tubuh (CRU, 2014).
Faktor-faktor risiko untuk koriokarsinoma adalah riwayat mengalami
mola hidatidosa komplit, etnis, dan kehamilan pada usia tua.2,10 Risiko
mengalami mola hidatidosa komplit meningkat 2 kali pada wanita berusia lebih
dari 35 tahun, dan 75 kali pada Wanita lebih dari 40 tahun.3 Sebesar 8-20%
mola hidatidosa berkembang menjadi ganas dengan menginvasi organ sekitar
dan bermetastasis ke lokasi yang jauh seperti paru-paru dan otak.' Peningkatan
risiko mengalami koriokarsinoma terjadi pada wanita pengguna kontrasepsi oral
jangka panjang golongan darah A.2,10

4
Insiden penyakit trofoblas gestasional secara keseluruhan dari berbagai
Negara dimulai dari yang rendah, 23/100.000 kehamilan (Paraguay), sampai
yang tinggi 1.299/100.000 kehamilan (Indonesia). Sedangkan insiden yang
dilaporkan di Amerika sekitar 110 - 120/100.000 kehamilan. Kejadian
meningkat pada wanita yang memiliki keturunan asia. Untuk insiden
koriokarsinoma yang dilaporkan di Amerika terjadi sekitar 2-7/100.000
kehamilan dan terjadi sekitar 1/100.000 pada wanita berusia 15-49 tahun. (NIH,
2015; Tie, Tajnert, Plavsic, 2013). Koriokarsinoma merupakan kanker yang
jarang terjadi karena angka kejadiannya kurang dari 20 kasus per tahun terjadi di
Inggris. . Di Eropa dan Amerika Utara, koriokarsinoma terjadi pada 1 per 40.000
kehamilan 2 dan 1 per 40 mola hidatidosa 6, sedangkan di Asia Tenggara dan
Jepang angka kejadian lebih tinggi yaitu 9,2 dan 3,3 per 40.000 kehamilan.
Kebanyakan koriokarsinoma terjadi setelah adanya kehamilan mola.
Namun tidak menutup kemungkian untuk terjadi pada jenis kehamilan apapun
atau usia kehamilan berapapun. Namun hal ini termasuk jarang karena akan
terjadi pada 1:50.000 kehamilan (CRU, 2014).
Masalah keperawatan yang bisa muncul pada kasus penyakit trofoblas
gestasional (PTG) adalah nyeri akut berhubungan dengan pembesaran uterus dan
vagina, gangguan perfusi jaringan (anemia) berhubungan dengan perdarahan
berlebih, ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual yang berlebihan, ansietas berhubungan dengan ketidakefektifan
pola seksualitas terhadap kondisi penyakit.

5
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Chorio
Carcinoma?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa
Chorio Carcinoma
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Chorio Carcinoma.
b. Menyusun Perencanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Chorio Carcinoma.
c. Melakukan Tindakan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Chorio
Carcinoma.
d. Melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Chorio
Carcinoma.
e. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Chorio
Carcinoma.
D. Manfaat
1. Secara Teori
Hasil tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose
medis Chorio Carcinoma / Penyakit Trofoblastik Gestasional (PTG).
2. Secara Praktis
a. Bagi pelayanan keperawatan rumah sakit
Hasil tugas makalah ini, dapat sebagai masukan bagi pelayanan di
rumah sakit agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan diagnosa medis Chorio Carcinoma / Penyakit Trofoblastik
Gestasional (PTG) dengan baik.
b. Bagi peneliti

6
Hasil karya tulis ilmiah ini, dapat menjadi referensi bagi peneliti
berikutnya, yang akan melakukan karya tulis ilmiah pada asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis Chorio Carcinoma /
Penyakit Trofoblastik Gestasional (PTG).

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Koriokarsinoma adalah salah satu jenis dari Penyakit Trofoblastik
Gestasional (PTG) dimana merupakan suatu tumor ganas yang berasal dari sel-
sel sitotrofoblas serta sinsitiotrofloblas (pembentuk plasenta) yang menginvasi
miometrium, merusak jaringan di sekitarnya termasuk pembuluh darah sehingga
menyebabkan perdarahan (ACS, 2010).
Koriokarsinoma ialah suatu keganasan, berasal dari jaringan trofoblas
dan kanker yang bersifat agresif, biasanya dari plasenta. Hal ini ditandai dengan
metastase perdarahan yang cepat ke paru-paru (Mirambo, et al., 2010).
Koriokarsinoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan yang
mengandung trofoblas, seperti: lapisan trofoblas ovum yang sedang tumbuh, vili
dari plasenta, gelembung mola, dan emboli sel-sel trofoblas dimanapun di dalam
tubuh (CRU, 2014).

B. Etiologi
Etiologi terjadinya koriokarsinoma belum jelas diketahui. Trofoblas
normal cenderung menjadi invasive dan erosi pembuluh darah berlebih-lebihan.
Metastase sering terjadi lebih dini dan biasanya sering melalui pembuluh darah
jarang melalui getah bening. Tempat metastaseyang paling sering adalah paru-
paru (75%) dan kemudian vagina (50%). Pada beberapa kasus metastase dapat
terjadi pada vulva, ovarium, hepar, ginjal, dan otak (Achmad Rifdi dkk, 2014).
Disebutkan bahwa koriokarsinoma selama kehamilan bisa didahului oleh:
a. Mola hidatidosa (50% kasus)
b. Aborsi spontan (20% kasus)
c. Kehamilan ektopik (2% kasus)
d. Kehamilan normal (20-30% kasus)

Factor – factor yang menyebabkan antara lain :

8
1. Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga mati, tetapi
terlambat dikeluarkan. Spermatozoa memasuki ovum yang telah
kehilangan nukleusnya atau ada serum memasuki ovum tersebut
sehingga akan terjadi kelainan atau gangguan dalam pembuahan.
2. Imunoselektif dari trofoblas : yaitu dengan kematian fetus, pembuluh
darah pada stoma vili menjadi jarang dan stroma vili menjadi sembab
dan akhirnya terjadi hyperplasia sel-sel trofoblast.
3. Keadaan sosio-ekonomi yang rendah : dalam masa kehamilan keperluan
zat-zat gizi meningkat. Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial ekonomi
yang rendah maka untuk memenuhi gizi yang diperlukan tubuh kurang
sehingga mengakibatkan gangguan dalam pertumbuhan dan
perkembangan janinnya.
4. Paritas tinggi : ibu multipara cenderung beresiko terjadi kehamilan mola
hidatidosa karena trauma melhirkan atau penyimpangan transmisi.
Secara genetif yang dapat diidentifikasi dan penggunaan stimulan ovulasi
seperti klomifen atau menotropiris.
5. Kekurangan protein : protein adalah zat untuk membangun jaringan
bagian tubuh sehubungan dengan pertumbuhan janin, rahim. Keperluan
akan zat protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan
protein dalam makanan mengakibatkan akan lahir lebih kecil dari
normal.
6. Kualitas ovum dan sperma yang tidak baik.
7. Infeksi virus dan faktor kromosom belum jelas.
8. Pada wanita yang ovulasinya distimulasi dengan klomiferm.
9. Wanita yang verada di kedua ujung masa reproduksi (awal batasan tahun
atau premenopause).
10. Umur, lebih banyak ditemukan pada wanita hamil berumur dibawah 20
tahun dan diatas 35 tahun.
11. Genetik, Wanita dengan balanced translocation mempunyai resiko lebih
rendah tinggi.

9
C. Manifestasi Klinis
Mikroskopis tanda-tanda yang khas untuk choriocarcinoma ialah:
1. Peningkatan jumlah kadar B-hCG
1. Kadar B-hCG normal pada tiap umur kehamilan berbeda, dari 5-25
IU/ml.
2. Kadar B-hCG yang dianggap mola < 100.000 IU/urine 24jam c)
3. Kadar B-hCG yang dianggap kanker adalah > 100.000 IU/urine 24jam
>40.000 u/ml dalam interval lebih dari 4 bulan.
2. Perdarahan per vagina
3. Batuk berdarah dan sesak nafas
4. X-ray dada menunjukkan adanya perembesan cairan di ujung kedua paru-
paru
5. Sakit kepala dan hemiplegi
6. Sakit tulang belakang
7. Perut bengkak dan sklera menjadi kuning
8. Hilang selera makan dan berat badan turun
Adapun tanda dan gejala lain:
1. Nekrose
2. Haemorrhagia
3. Infeksi

D. Klasifikasi
1. Koriokarsinoma Villosum
Penyakit ini termasuk ganas tetapi derajat keganasannya lebih rendah.
Sifatnya seperti mola, tetapi dengan daya penetrasi yang lebih besar. Sel- sel
trofoblas dengan villi korialis akan menyusup ke dalam miometrium
kemudian tidak jarang mengadakan perforasi pada dinding uterus dan
menyebabkan perdarahan intra abdominal. Walaupun secara lokal
mempunyai daya invasi yang berlebihan, tetapi penyakit ini jarang disertai
metastasis. Invasive mola berasal dari mola hidatidosa.

10
2. Koriokarsinoma Non Villosum
Penyakit ini merupakan yang terganas dari penyakit trofoblas. Sebagian
besar didahului oleh mola hidatidosa (83,3%) tetapi dapat pula didahului
abortus atau persalinan biasa masing-masing 7,6%. Tumbuhnya sangat cepat
dan sering menyebabkan metastasis ke organ-organ lain, seperti paru-paru,
vulva, vagina, hepar dan otak. Apabila tidak diobati biasanya pasien
meninggal dalam 1 tahun. Apabila dibandingkan dengan jenis kanker
ginekologik lainnya, koriokarsinoma mempunyai sifat yang berbeda,
misalnya:
a. Koriokarsinoma mempunyai periode laten yang dapat diukur, yaitu jarak
waktu antara akhir kehamilan dan terjadinya keganasan.
b. Sering menyerang wanita muda
c. Dapat sembuh secara tuntas tanpa kehilangan fungsi reproduksi, dengan
pengobatan sitostatika
d. Dapat sembuh tanpa pengobatan melalui proses regresi spontan.
3. Koriokarsinoma Klinis
Apabila setelah pengeluaran jaringan mola hidatidosa kadar hCG turun
lambat apalagi menetap atau meningkat, maka kasus ini dianggap sebagai
penyakit trofoblas ganas. Artinya ada sel-sel trofoblas yang aktif tumbuh lagi
di uterus atau tau di tempat lain (metastasis) dan mengahasilkan hCG.
Diagnosis keganasan tidak ditentukan oleh pemeriksaan histopatologik tetapi
oleh tingginya kadar hCG dan adanya metastasis.
Stadium (Lurain, 2011)
Berdasarkan jauhnya penyebaran koriokarsinoma dibagi menjadi 4,
yaitu:
1. Stadium I yang terbatas pada uterus
2. Stadium II, sudah mengalami metastasis ke parametrium, serviks dan vagina
3. Stadium III, mengalami metastasis ke paru-paru
4. Stadium IV, metastasis ke oragan lain, seperti usus, hepar atau otak.

E. Patofisiologi

11
F. Pathway

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Pada identitas pasien meliputi nama agar dapat lebih mudah memanggil,
mengenali pasien antara yang satu dengan yang lain agar tidak keliru. Umur
untuk mengetahui usia pasien apakah termasuk resiko tinggi/tidak.
Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi pasien pasien. Penghasilan
mengetahui bagaimana taraf hidup dan social ekonomi pasien. Pada identitas
juga disertakan penanggung jawab (Novi, 2019).
2. Status Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri perut yang hebat disertai pusing kepala
dan keluar darah. Keluhan yang dirasakan pasien diperlukan untuk
menentukan tindak lanjut dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keluhan yang biasanya muncul dalam kasus perdarahan uterus
disfungsional dapat berupa perdarahan akut dan banyak, perdarahan
irregular dan menoragia (Maulidha , 2015).
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya pasien chorio corsinoma / penyakit trofoblas
gestasional dengan keluhan sampai saat pasien pergi ke rumah sakit atau
pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan (Novi, 2019).
c. Riwayat penyakit dahulu

12
Pada umumnya pasien corsinoma / penyakit trofoblas gestasional
memiliki riwayat kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit anemia,
pembedahan, dan penyakit kelamin (Novi, 2019).
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi : Selama 4 bulan terakhir mengalami menoraghi dan
perdarahan yang berlebihan pada vagina (Indah Febriana, 2016).
b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan : Pada riwayat kehamilan
sebelumnya, kehamilan bersifat non-mola maupun mola hidatidosa juga
memiliki peluang untuk menjadi PTG. Namun wanita dengan riwayat
mola hidatidosa memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menjadi PTG
dibandingkan dengan kehamilan non-mola (Abi Rafdi, 2019).
4. Riwayat Psikososial
Pasien mengaku saat ini sudah bisa menerima kondisinya, ibu hanya
berharap dirinya cepat sembuh setelah menjalani kemoterapi (Maulidha,
2015).
5. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
Meliputi pemenuhan nutrisi,eliminasi (BAB dan BAK), aktivitas sehari-
hari, pemenuhan istirahat dan tidur (Novelia, 2017).
6. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe (Maulidha, 2015) :
a. Kepala
Kulit kepala cukup bersih, rambut tipis/rontok, warna hitam,
kebersihan cukup.
b. Wajah
Wajah tidak oedem dan tidak pucat, kelopak mata tidak cekung,
conjungtiva merah muda, skera putih.
c. Mulut dan Gigi
Keadaan mulut bersih, bibir tidak pucat dan kering, tidak ada
tanda-tanda infeksi, gigi tidak terdapat caries.
d. Leher

13
Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar lymfe, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
e. Dada
Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar lymfe, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
f. Abdomen
Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada kembung, tidak ada
teraba massa dan tidak ada rasa nyeri di bagian bawah perut di atas
shymphisis.
g. Genetalia
Vulva dan vagina berwarna kemerahan, kebersihan cukup, tidak
ada varises, tidak ada oedem, fluxus (+), fluor (-), tidak ada condiloma
lata/acuminate, serta tidak tampak adanya metastase ke vagina.
h. Anus
Tidak ada hemoroid
i. Ekstrimitas
Atas : Tidak oedem, sudah terpasang fenflon sebelah kanan.
Bawah : Tidak oedem, tidak ada varises.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Lab
Menurut The International Federation of Gynecology and
Oncology (FIGO) menetapkan beberapa kriteria yang dapat digunakan
untuk mendiagnosis PTG termasuk koriokarsinoma adalah (Dhanda,
Ramani, Thakur, 2014):
1) Menetapnya kadar β HCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu
atau lebih (misalnya hari 1,7, 14 dan 21)
2) Kadar β HGC meningkat pada selama tiga minggu berturut-turut atau
lebih (misalnya hari 1,7 dan 14)
3) Tetap terdeteksinya β HCG sampai 6 bulan pasca evakuasi mola

14
4) Reaksi kehamilan. Karena kadar HCG yang tinggi maka uji biologic
dan uji imunologik (galli mainini dan planotest) akan positif setelah
pengenceran (titrasi)
b. Uji Sonde
Sonde (penduga rahim) dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke
dalam kanalis servikalis dan kavum uteri. Bila tidak ada tahanan sonde
diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak ada tahanan, kemungkinan
mola atau koriokarsinoma.
c. Foto Rontgen
Tidak terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3-4 bulan)
d. Ultrasonografi (USG)

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul menurut SDKI,
kemungkinan masalah yang muncul adalah sebagai berikut : (SDKI, 2017).
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembesaran uterus dan vagina.
2. Gangguan perfusi jaringan (Anemia) berhubungan dengan perdarahan
berlebih.
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual yang berlebihan.
4. Ansietas berhubungan dengan ketidakefektifan pola seksualitas terhadap
kondisi penyakit.

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional


Hasil
1. Nyeri akut b.d Setelah dilakukan Observasi
pembesaran Tindakan a. kaji tingkat
uterus dan keperawatan selama 3 nyeri, lokasi
vagina x 24jam, diharapkan dan skala nyeri

15
nyeri dapat yang dirasakn
berkurang. Dengan pasien
kriteria hasil : b. observasi TTV
a. nyeri berkurang selama 8jam
menjadi skala 0-1 Terapeutik
b. kesulitan tidur c. Kontrol factor
menurun Lingkungan
c. tidak meringis penyebab nyeri
d. tidak gelisah d. Anjurkan
e. frekuensi nadi pasien untuk
membaik (80- melakukan
100x/m) teknik relaksasi
e. Beri posisi
yang nyaman.
Kolaborasi
f. Kolaborasi
pemberian
analgetik

16

Anda mungkin juga menyukai