Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TENTANG

KEWASPADAAN OBAT

Disusun Oleh : KELOMPOK 03

1A / 2

1) ANDIKA WIDIASTUTI (P17250191013)


2) ULUN AKFIYANA Z (P17250191014)
3) AMELIA AGNES KARTIKA (P17250191015)
4) SEFA ADRIANA (P17250191016)
5) MUHAMMAD MUKHLIS MAHENDRA (P17250191017)

PRODI DIPLOMA-III KEPERAWATAN PONOROGO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
Tahun Akademik 2019/2020
Jalan Dr. Ciptomangunkusumo No.82A Ponorogo

1
Kata Pengatar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan rahmat-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kewaspadaan obat.
Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari
segi materi maupun segi bahasa. Namun demikian, kami sebagai penulis berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca. Kemudian kami ucapkan
terimakasih kepada orang tua dan dosen pembimbing studi manajemen keselamatan
pasien yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada kami.
Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah manajemen
keselamatan pasien sebagai syarat terlaksananya persentasi kelompok. Terakhir, kami
mengucapkan jazakuullah akhsanal jaza kepada semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan
makalah kami. Semoga Tuhan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.

Ponorogo, 5 Februari 2020

i
Daftar Isi

Kata Pengatar................................................................................................................................I
Daftar Isi......................................................................................................................................Ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Pengertian.........................................................................................................................3
B. Peran Perawat Dalam Kewaspadaan Obat........................................................................3
C. Prinsip Enam Benar Dalam Pemberian Obat....................................................................5
D. Penyiapan Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Ruang Perawatan.........................................5
E. Pemberian Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Ruang Perawatan........................................6
F. Penyimpanan Obat (Hight Alert)......................................................................................7
G. Kendala Penerapan Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat.....................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sering kita mendengar seorang pasien tiba-tiba menderita shock, setelah
diberikan obat atau ada petugas medis yang dilaporkan ke polisi karena salah
memberikan obat kepada pasiennya. Kejadian tersebut tentunya sangat
merugikan kedua pihak oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mencegah
agar tidak ada lagi penggunaan atau pemakain obat yang tidak sesuai.
Obat merupakan bahan hanya dengan takaran tertentu dan penggunaan
yang tepat dapat digunakan untuk mencegah penyakit, menyembuhkan atau
memlihara kesehatan. Oleh karena itu, pada saat akan menggunakan obat harus
mengetahui sifat dan cara pemakaian agar tepat dan aman. Informasi tentang
obat, utamanya obat bebas dapat diperoleh dengan cara dari etiket atau brosur
yang menyertai obat tersebut. Apabila pasien kurang memahami informasi
dalam etiket atau brosur obat, dianjurkan untuk menanyakan ke tenaga
kesehatan (Depkes 2007).
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri sering disebut
dnegan istilah swamedikasi. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk mengatasi
keluhan keluhan yang muncul pada penyakit ringan yang bnayk dialami oleh
masyarakat, seperti demam, pusing, batuk, unfluenza, sakit maag, cacingan,
diare, penyakit kulit dan penyakit lainnya. Pada pelaksanaan swamedikasi justru
dapat menimbulkan sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)
karena adanya keterbatasan pengatahuan oleh masyarakat akan obat dan
penggunaannya (Depkes 2006).
Persepsi seseorang tentang sakit sangat menentukan kapan dan
bagaimana seseorang tersebut mengambil tindakan pengobatan sendiri.
Tersedianya obat yang dijual bebas memungkinkan masyarakat untuk
mendapatkan dan mengonsumsi obat tersebut dengan mudah. Ketersediaan
informasi mengenai obat dapat memntukan pemelihan dan penggunaan obat
tersebut. Menurut Notoadmodjo (2007), faktor faktor yang mempengaruhi

1
tingkat penggunaan obat terdiri dari 6 hal yaitu tingkat pendidikan, pengalaman,
bertambahnya umur, keyakinan, informasi, dan juga penghasilan. Tingkat
pengetahuan itu sangat berkaitan sekali dengan penggunaan obat dan itu sangat
mempengaruhi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kewaspadaan obat ?
2. Apa peran perawat dalam kewaspadaan obat ?
3. Bagaiman penyiapan kewaspadaan obat ?
4. Bagaimana pemberian kewaspadaan obat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kewaspadaan obat
2. Untuk mengetahui peran perawat dalam kewaspadaan obat
3. Untuk mengetahui penyiapan kewaspadaan obat
4. Untuk mengetahui pemberian kewaspadaan obat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medication) adalah sejumlah
obat yang memiliki resiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang besar pada
pasien jika tidak digunakan secara tepat. Obat ini merupakan obat yang
persentasenya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan atau kejadian
sentinel, obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
termasuk, obat-obat yang tampak mirip nama, rupa, dan ucapan mirip (Look-
Alike, Sound-Alike) termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi. Jadi, obat yang
perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi,
terdaftar dalam ketegori obat beresiko tinggi dan dapat menyebabkan cedera
serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan (Fahrul.R, 2020).
Kewaspadaan terhadap obat-obat yang tingkat bahayanya tinggi harus
ditunjukkan dengan menyimpannya di tempat khusus dan tidak di setiap
ruangan. Obat-obatan lain harus di bawah pengawasan apoteker, sehingga kalau
ada dosis yang berlebihan dapat disarankan ke dokternya untuk meninjau
kembali terapinya. (Prahastiawan. B dkk, 2016)

B. Peran Perawat Dalam Kewaspadaan Obat


Perilaku perawat dalam melakukan peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai yaitu melakukan pemberian pengobatan dengan prinsip lima
benar yaitu, benar obat, benar dosis, benar rute, denar waktu, dan benar pasien.
Perawat masih banyak melakukan kesalahan meskipun telah diverifikasi dengan
prinsip lima benar, untuk itu perlu diverifikasi lagi dengan resep harus terbaca,
lingkungan yang kondusif tanpa gangguan selama putaran pengobatan, pola staf
yang memadai. Faktor lain yang berkontribusi adalah strees tempat kerja,
gangguan interupsi, pelatihan memadai dan informasi tergragmentasi.
Perawat mengecek alergi obat, menjelaskan tujuan dan kemungkinan
efek obat, mencatat atau dokumentasi, bekerja sesuai SOP, mengecek reaksi

3
obat, mengecek integritas kulit untuk injeksi, memonitor pasien, dua orang staf
mengecek pemberian obat parental, memperbaharui catatan obat. Pisahkan obat
yang mirip, kemasan obat obat yang mirip. Memberikan pendidikan kepada
pasien atau keluarga mengenali obat, kegunaan obat, cara pakai obat, dan waktu
penggunaan obat.
Perawat harus konsentrasi ketika mempersiapkan dan pemberian obat
serta tidak diminta untuk melakukan banyak tugas selama putaran pengobatan.
Gangguan dan interupsi harus diminimalkan untuk menyediakan lingkungan
yang kondusif untuk pemberian pengobatan yang aman. Selain itu tidak
mengalihkan perhatian perawat yang mengelola pengobatan (Hadi, Irwan.
2017).
Pengetahuan perawat tentang kewaspadaan sangatlah kurang, mungkin
disebabkan belum pernah mengikut pelatihan keselamatan pasien dan pemberian
obat. Banyak terjadi perawat baru yang masih kurang dari 2 tahun dan belum
banyak pengalaman tentang keselamatan pasien dan pemberian obat. Dan dalam
hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk (2014)
mengartikan bahwa ada pengaruh anatar pengetahuan terhadap pelatihan
perawat (Mariana, 2019).
Pengetahua merupakan faktor penting dalam mengambil suatu keputusan
tapi, tidak selamanya pengetahuan dapat mengindarakn dirinya dari hasil yang
tidak diinginkan. Pengetahuan baik tidak selamanya melaksanakan pengetahuan
dengan baik, begitu juga dengan pengetahuam yang kurang baik tapi dapat
memberikan tingkat keselamatan pasien yang baik (Mariana, 2019).
Menurut Mariana (2019) penerapan manajemen keselamatan pasien
rendah diakibatkan kurangnya pelatihan keselamatan pasien yang belum
terprogram untuk perawat. Pelatihan Penatalaksanaan Obat (MPO),
pelaksanaakn pelatihan ini dilaukan secara bertahap agar perawat dalam
melakukannya dalam memberi rasa keamanan kepada pasien (Mariana, 2019).

4
C. Prinsip Enam Benar Dalam Pemberian Obat
1. Tepat Dosis
a. Memeriksa label obat
b. Memeriksa dosis obat
c. Mencampur atau mengoplos obat sesuai petunjuk label atau
kemasan obat
2. Tepat Waktu
a. Memeriksa program terapi dari dokter
b. Sebelum memberikan obat
c. Memeriksa identitas pasien
d. Memeriksa rekam medis pasien
3. Tepat cara/rute
a. Memeriksa program terapi dari dokter
b. Memeriksa cara pemberian pada label atau kemasan
c. Memberikan obat pada rute yang sesuai
d. Menilai pasien dalam menelan oabat oral
e. Mendampingi dalam pemberian obat pada pasien
4. Tempat dokumentasi
a. Pendokumentasian dengan segera
b. Harus dicantumkan paraf, nama, dan tanda tangan dalam
pendokumentasian
5. Tempat obat
a. Perawat tidak menanyakan alergi pada pasien setelah
meminum obat (Armiyat. Y, dkk, 2010)

D. Penyiapan Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Ruang Perawatan


Salah satu tindakan yang mengancam keselamatan pasien adalah
kesalahan pemberian obat yang dilakukan oleh perawat. Sebagian besar telah
menerapkan keamanan obat dan cairan.

5
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai
termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah sebagai
berikut:

1. Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR


2. Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan
penggunaan label khusus.
3. Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang
yang berkompeten.
4. Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
5. Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat
pasien tanpa pengawasan.
6. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA/ Norum,
saat memberi/menerima obat (Fahrul.R, 2020).

E. Pemberian Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Ruang Perawatan


1. Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka
perawat lain harus melakukan pemeriksaan kembali (double check)
secara independen:
a. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik atau instruksi dokter
b. Ketepatan perhitungan dosis obat
c. Identitas pasien
2. Obat high alert infus harus dipastikan:
a. Ketepatan kecepatan pompa infus
b. Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe
pump dan di setiap ujung jalur selang.
3. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai
perhitungan standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang
perawatan.
4. Setiap kali pasien pindah runag rawat, perawat pengantar menjelaskan
kepada perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high
alert dan menyerahkan formulir pencatatan obat.

6
5. Dalam keadaan emergency dapat menyebabkan pelabelan dan tindakan
pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan
tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampat buruk pada
pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan keadaan klinis pasien
dan mengedukasi obat apa saja dan efek sampingnya pada pasien
(Fahrul.R, 2020).

F. Penyimpanan Obat (Hight Alert)


Metode penyimpanan berdasarkan kelas terapi, bentuk sediaan, jenis
sediaan farmasi, bentuk sediaan, alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan
disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out
(FEFO) dan First In First Out (FIFO) dan disertai sistem informasi
manajemen. . penyimpanan LASA tidak ditempatkan berdekatan dan harus
diberi penandaan khusu untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat.

Penyimpanan dengan metode FEFO dilakukan dengan cara meletakakan


obat ED yang lebih lama di belakang obat ED yang lebih pendek. Sistem
penyimpanan dikelompokan berdasarkan jenis dan macam sediaan, yaitu:
1. Bentuk sediaan obat (tablet, kapsul, salep, vial, injeksi, larutan)
2. Alat kesehatan
3. Suhu penyimpanan (oxitosin injeksi, insulin, faralex injeksi, bunascan
injeksi di simpan pada suhu 8ͦ C)
4. Farmakologi
Metode FIFO merupakan obat-obatan yang baru masuk diletakkan di
belakang obat yang terdahulu, sedangkan metode FEFO dengan cara
menempatkan obat0obatan yang mempunyai ED lebih lama diletakkan di
belakang obat-obat yang mempunyai ED lebih pendek. Proses
penyimpanannya memprioritaskan metode FIFO.
Penyimpanan obat di bagi menjadi 3 yaitu:
1. Dosis obat dan bentuk sediaan
2. Penandaan sticker LASA

7
Penandaan obat yang tidak lengkap dapat menyebabakn medication
error yang didasarkan pada bentuk mirip, ucapan mirip.
3. Penandaan obat injeksi LASA dengan label warna yang berbeda dan
menggunakan penulisan Talman Latters , dilakukan dengan
menggunakan huruf besar yang berbeda sebagai penekanan (Nurhikma,
2017).

G. Kendala Penerapan Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat


Tindakan pemberian obat menjadi salah satu tindakan penting seorang
perawat dalam menjalankan peran kolaborasinya, terdapat beberapa kendala
dalam menjalankan perannya meliputi :

1. Kurangnya pelatihan MPO


2. Tidak tersedianya SDM yang terlatih di bidang keselamatan pasien
3. Hanya berpedoman pada asumsi
4. Human Error
5. Pengetahuan dan keterampilan yang kurang
6. Keterbatasan sarana dan prasarana terutama untuk pemberian obat,
pengecekan efek samping obat (Prahastiawan, 2016).
D. Data Obat LASA
1. Ucapan Mirip

No. Nama Obat


1. AlloPURINOL HaloPERIDOL
2. LaSIX LoSEC
3. AmiTRIPTILIN AmiNOPHILIN
4. ApTOR LipiTOR
5. Asam MEFENAmat Asam TRANEKSAmat
6. AmineFERON AminoDARON
7. AlpraZOLAM LoraZEPAM
8. Propranolol BisoPROLOL
9. AZITROmycin ERITROmycin
10. CefEPIM CefTAZIDIM
11. CefoTAXIME CefoROXIME
12. EFEDrin EFINefrin
13. HISTApan HEPTAsan
14. ErgoTAMIN ErgoMETRIN

8
15. FasTALGIN ForTELYSIN
16. DoPAMIN DobuTAMIN
17. FARgesic FORgesic
18. TRIOfusin TUTOfusion
19. PheniTOYN VenTOLIN
20. PIRAcetam PARAcetamol

2. Kemasan Mirip

No. Nama Obat


1. Histapan Heptasan
2. Bio ATP Pehavral
3. Tomit Tab Trifed Tab
4. Omeprazole inj Ceftizoxime inj
5. Rhinos sirup Rhinofed sirup
6. Tilflam tab Vaclo tab
7. Ubesco tab Imesco tab
8. Ikalep sirup Lactulac sirup
9. Iliadin drop Iliadin spray
10. Mertigo tab Nopres tab

3. Nama Obat Sama Kekuatan Berbeda

No. Nama Obat


1. Amalodipin 5mg Amlodipin 10mg
2. Neurotam 800mg Neurotam 1200mg
3. Acyclovir 200mg Acyclovir 400mg
4. Ludiomil 10mg Ludiomil 50mg
5. Divask 5mg Divask 10mg
6. Somerol 4mg Somerol 16mg
7. Lyrica 50mg Lyrica 75mg
8. Flamar 25mg Flamar 50mg
9. Amoksisilin 250mg Amoksisilin 500mg
10. Na. Diklofenak 25mg Na. Diklofenak 50mg
11. Captopril 12,5mg Captopril 25mg
12. Allopurinol 100mg Allopurinol 300mg
13. Cefat sirup Cefat forte sirup
14. Stesolid 5mg Stesolid 10mg
15. Metformin 500mg Metformin 850mg
(Rusli, 2017)

9
SOP Meningkatkan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi

MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT DENGAN KEWASPADAAN


TINGGI

( HIGH ALERT MEDICATION )

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

RUMAH SAKIT

dr. SUYUDI PACIRAN

PETUNJUK TANGGAL TERBIT DISETUJUI OLEH


PELAKSANAAN

Obat dengan kewaspadaan tinggi ” High Alert ” adalah obat-obat yang


secara signifikan berisiko membahayakan pasien bila digunakan dengan
PENNGERTIAN
salah atau pengelolaan yang kurang tepat.

1.   1. Mencegah kesalahan pemberian obat akibat nama obat yang


membingungkan ( Look alike and sound alike drugs ) > LASA/ SALAD.
TUJUAN
2.   2. Mengurangi/ menghilangkan kejadian kesalahan pemberian elektrolit
konsentrat.
3.   3. Mengurang resiko medication error akibat obat-obat atau cairan lain dalam
kontainer yang tidak berlabel.
4.   4. Melakukan pemantauan# pengumpulan data medication error akibat
penggunaan dan pengelolaan “high alert medication” analisa data dan
rencana tindak lanjut dari kecendrungan kejadian.

10
1.  Rumah sakit menyusun daftar obat yang bentuknya mirip dan nama
kedengaran mirip LASA/SALAD, dan review minimal setiap 1 tahun.
KEBIJAKAN
2. Menetapkan tindakan pencegahan akibat kesalahan karena tertukar/ salah
penempatan obat LASA/SALAD
3.  elektrolit konsentrat tidak distok/ disimpan di ruang-ruang rawat# kecuali
untuk kebutuhan klinik boleh di stok dalam jumlah terbatas di area-area
tertentu misalnya kamar operasi, dialysis unit, IGD, ICU/ICCU,
penyimpanan dan pemberian harus sesuai dengan persyaratan.
4.  Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan elektrolit konsentrat pasien - pasien
di ruang-ruang rawat terutama potassium chloride, disiapkan langsung oleh
staf bagian farmasi dalam bentuk sediaan yang sudah di dilusi.
5.  Obat dan cairan lain yang ditempatkan dalam kontainer harus diberi label
termasuk bila hanya ada 1 jenis obat yang sedang digunakan.
6.  Ruang obat atau cairan segera bila ditemukan tidak berlabel.
7.   Khusus di kamar operasi atau ruang prosedur vial / ampul / wadah obat atau
cairan jangan dibuang sampai prosedur atau tindakan selesai.
8.  Laporkan setiap insiden “ medication error” menggunakan format laporan
insiden yang baku sesuai kebijakan Rumah Sakit

1.    Penempatan dan penanganan SALAD/LASA


1.1  semua obat yang masuk dalam daftar SALAD/LASA tidak ditempatkan di
PROSEDUR
area yang berdekatan. Tempat obat diberi label khusus dengan huruf cetak,
warna jelas dan label cetakan.
1.2  berikan pencahayaan yang terang pada tempat obat.
1.3  Melakukan double cek oleh 2 orang petugas yang berbeda pada setiap
melakukan dispensing obat
1.4  Melakukan pengecekan ulang pada kemasan dan label obat dengan
membandingkan label pada resep/ catatan obat pasien.
1.5  Bubuhkan tanda tangan petugas yang menyiapkan dan saksi
1.6  Memastikan benar pasien dengan dua cara identifikasi, benar obat, benar
dosis, benar waktu, dan benar route setiap kali akan memberikan obat kepada

11
pasien.
1.7  khusus obat injeksi dan narkotik lakukan double cek bersama satu orang
perawat lainnya mulai sejak menyiapkan obat sampai pemberian kepada
pasien.
1.8  Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi pada catatan pengobatan
pasien.

2.    Penyimpanan dan pengelolaan elektrolit konsetrat


2.1  resep elektrolit konsentrat (potassium chloride) dikirimkan ke farmasi untuk
disiapkan.
2.2  Petugas 4armasi menyiapkan elektrolit konsentrat ' potassium chloride , yang
sudah dilarutkan dalam cairan infus dengan volume sesuai resep dokter untuk
sekali pakai.
2.3  Menerapkan teknik aseptik pada setiap menyiapkan cairan
2.4  Beri label nama obat, jumlah, kekuatan, dan waktu kadaluarsa.
2.5  Potassium chloride dikirimkan segera ke ruangan untuk diberikan kepada
pasien yang membutuhkan.
2.6  Tidak direkomendasikan menyimpan potassium chloride yang sudah
dilarutkan.
2.7  Potassium chloride disiapkan hanya untuk sekali pakai.

3.    pelebelan obat dan container


3.1  segera beri label pada setiap obat atau cairan yang sudah disiapkan dalam
syringe atau container, termasuk kontainer steril.
3.2  label dituliskan nama obat, kekuatan obat, jumlah, tanggal kadaluarsa dan
waktu kadaluarsa bila kadaluarsa terjadi dalam waktu <24 jam.
3.3  gunakan label cetakan dengan huruf dan warna yang jelas.
3.4  label pada kontainer steril segera lepaskan/ buang pada setiap selesai suatu
prosedur/tindakan.

12
4.    Pemantauan dan Pengumpulan data insiden medication error
4.1  Menentukan definisi kejadian medication error yang harus dilaporkan dan
menetapkan alat pemantauan harian.
4.2  Melakukan pengumpulan data insiden medication error harian
4.3  Menghitung data insiden setiap akhir bulan dengan parameter penghitungan;
Numerator X 100%
denominator

Numerator adalah total insiden dalam periode waktu tertentu denominator


adalah total hari rawat pada periode waktu tertentu

UNIT TERKAIT Seluruh area keperawatan, kamar Operasi, ruang Prosedur, rawat singkat.
instalasi farmasi, rehabilitasi Medis. dan ruang pelayanan lainnya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medication) adalah sejumlah
obat yang memiliki resiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang besar pada
pasien jika tidak digunakan secara tepat. Obat ini merupakan obat yang
persentasenya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan atau kejadian
sentinel, obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
termasuk, obat-obat yang tampak mirip nama, rupa, dan ucapan mirip (Look-
Alike, Sound-Alike) termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi.

B. Saran
Penyusun menyadari atas ketidaksempurnaan makalah ini. Oleh karena
itu, kami meminta tanggapan dan saran dari para pembaca sekalian.
C.

14
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2007. Kebijakan Obat Tradisional Nasional. Departemen Kesehatan RI :


Jakarta

Depkes RI. 2006. Modul Pelatihan Penggunaan Obat Rasional. Departemen Kesehatan
RI : Jakarta

Hadi, Irwan. 2017. Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Deepublish :


Yogjakarta

Indracahyani, A. 2010. Keselamatan Pemberian Medikasi. Jurnal Keperawatan


Nasional Vol.13 No. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan Univertas Indonesia

Mariana, S. 2019. Hubungan Tingkat Pengetahauan Perawat Terhadap Manajemen


Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat Kewaspadaan Tinggi Di Rumah
Sakit Menteng Mitra Afia, Jakarta. Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2
No. 1

Nurhikma, E dan Musdalipah. Studi Penyimpanan Obat LASA Di Instalasi Farmasi RS


Bhayangkarai. Wasta Farmasi Vol. 6 No. 1

Prahstiawan, B, 2016. Penerapan Keselamatan Dalam Pemberian Obat Oleh Perawat


Di RSUD Propinsi Jawa Tengah

Rusli. 2018. Farmasi Klinik. Kemenkes RI : Jakarta

https://www.scribd.com/document/361713317/KEWASPADAAN-OBAT diakses pada


Rabu 5 Februari 2020 pukul 15.00 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai