KEWASPADAAN OBAT
1A / 2
1
Kata Pengatar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan rahmat-
Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kewaspadaan obat.
Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari
segi materi maupun segi bahasa. Namun demikian, kami sebagai penulis berharap
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pembaca. Kemudian kami ucapkan
terimakasih kepada orang tua dan dosen pembimbing studi manajemen keselamatan
pasien yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi kepada kami.
Makalah ini ditulis dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah manajemen
keselamatan pasien sebagai syarat terlaksananya persentasi kelompok. Terakhir, kami
mengucapkan jazakuullah akhsanal jaza kepada semua pihak yang terkait dalam
penyusunan makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan
makalah kami. Semoga Tuhan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita semua.
i
Daftar Isi
Kata Pengatar................................................................................................................................I
Daftar Isi......................................................................................................................................Ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Pengertian.........................................................................................................................3
B. Peran Perawat Dalam Kewaspadaan Obat........................................................................3
C. Prinsip Enam Benar Dalam Pemberian Obat....................................................................5
D. Penyiapan Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Ruang Perawatan.........................................5
E. Pemberian Obat Yang Perlu Diwaspadai Di Ruang Perawatan........................................6
F. Penyimpanan Obat (Hight Alert)......................................................................................7
G. Kendala Penerapan Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat.....................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kita mendengar seorang pasien tiba-tiba menderita shock, setelah
diberikan obat atau ada petugas medis yang dilaporkan ke polisi karena salah
memberikan obat kepada pasiennya. Kejadian tersebut tentunya sangat
merugikan kedua pihak oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mencegah
agar tidak ada lagi penggunaan atau pemakain obat yang tidak sesuai.
Obat merupakan bahan hanya dengan takaran tertentu dan penggunaan
yang tepat dapat digunakan untuk mencegah penyakit, menyembuhkan atau
memlihara kesehatan. Oleh karena itu, pada saat akan menggunakan obat harus
mengetahui sifat dan cara pemakaian agar tepat dan aman. Informasi tentang
obat, utamanya obat bebas dapat diperoleh dengan cara dari etiket atau brosur
yang menyertai obat tersebut. Apabila pasien kurang memahami informasi
dalam etiket atau brosur obat, dianjurkan untuk menanyakan ke tenaga
kesehatan (Depkes 2007).
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri sering disebut
dnegan istilah swamedikasi. Hal tersebut biasanya dilakukan untuk mengatasi
keluhan keluhan yang muncul pada penyakit ringan yang bnayk dialami oleh
masyarakat, seperti demam, pusing, batuk, unfluenza, sakit maag, cacingan,
diare, penyakit kulit dan penyakit lainnya. Pada pelaksanaan swamedikasi justru
dapat menimbulkan sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)
karena adanya keterbatasan pengatahuan oleh masyarakat akan obat dan
penggunaannya (Depkes 2006).
Persepsi seseorang tentang sakit sangat menentukan kapan dan
bagaimana seseorang tersebut mengambil tindakan pengobatan sendiri.
Tersedianya obat yang dijual bebas memungkinkan masyarakat untuk
mendapatkan dan mengonsumsi obat tersebut dengan mudah. Ketersediaan
informasi mengenai obat dapat memntukan pemelihan dan penggunaan obat
tersebut. Menurut Notoadmodjo (2007), faktor faktor yang mempengaruhi
1
tingkat penggunaan obat terdiri dari 6 hal yaitu tingkat pendidikan, pengalaman,
bertambahnya umur, keyakinan, informasi, dan juga penghasilan. Tingkat
pengetahuan itu sangat berkaitan sekali dengan penggunaan obat dan itu sangat
mempengaruhi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kewaspadaan obat ?
2. Apa peran perawat dalam kewaspadaan obat ?
3. Bagaiman penyiapan kewaspadaan obat ?
4. Bagaimana pemberian kewaspadaan obat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kewaspadaan obat
2. Untuk mengetahui peran perawat dalam kewaspadaan obat
3. Untuk mengetahui penyiapan kewaspadaan obat
4. Untuk mengetahui pemberian kewaspadaan obat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medication) adalah sejumlah
obat yang memiliki resiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang besar pada
pasien jika tidak digunakan secara tepat. Obat ini merupakan obat yang
persentasenya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan atau kejadian
sentinel, obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
termasuk, obat-obat yang tampak mirip nama, rupa, dan ucapan mirip (Look-
Alike, Sound-Alike) termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi. Jadi, obat yang
perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi,
terdaftar dalam ketegori obat beresiko tinggi dan dapat menyebabkan cedera
serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan (Fahrul.R, 2020).
Kewaspadaan terhadap obat-obat yang tingkat bahayanya tinggi harus
ditunjukkan dengan menyimpannya di tempat khusus dan tidak di setiap
ruangan. Obat-obatan lain harus di bawah pengawasan apoteker, sehingga kalau
ada dosis yang berlebihan dapat disarankan ke dokternya untuk meninjau
kembali terapinya. (Prahastiawan. B dkk, 2016)
3
obat, mengecek integritas kulit untuk injeksi, memonitor pasien, dua orang staf
mengecek pemberian obat parental, memperbaharui catatan obat. Pisahkan obat
yang mirip, kemasan obat obat yang mirip. Memberikan pendidikan kepada
pasien atau keluarga mengenali obat, kegunaan obat, cara pakai obat, dan waktu
penggunaan obat.
Perawat harus konsentrasi ketika mempersiapkan dan pemberian obat
serta tidak diminta untuk melakukan banyak tugas selama putaran pengobatan.
Gangguan dan interupsi harus diminimalkan untuk menyediakan lingkungan
yang kondusif untuk pemberian pengobatan yang aman. Selain itu tidak
mengalihkan perhatian perawat yang mengelola pengobatan (Hadi, Irwan.
2017).
Pengetahuan perawat tentang kewaspadaan sangatlah kurang, mungkin
disebabkan belum pernah mengikut pelatihan keselamatan pasien dan pemberian
obat. Banyak terjadi perawat baru yang masih kurang dari 2 tahun dan belum
banyak pengalaman tentang keselamatan pasien dan pemberian obat. Dan dalam
hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wulandari dkk (2014)
mengartikan bahwa ada pengaruh anatar pengetahuan terhadap pelatihan
perawat (Mariana, 2019).
Pengetahua merupakan faktor penting dalam mengambil suatu keputusan
tapi, tidak selamanya pengetahuan dapat mengindarakn dirinya dari hasil yang
tidak diinginkan. Pengetahuan baik tidak selamanya melaksanakan pengetahuan
dengan baik, begitu juga dengan pengetahuam yang kurang baik tapi dapat
memberikan tingkat keselamatan pasien yang baik (Mariana, 2019).
Menurut Mariana (2019) penerapan manajemen keselamatan pasien
rendah diakibatkan kurangnya pelatihan keselamatan pasien yang belum
terprogram untuk perawat. Pelatihan Penatalaksanaan Obat (MPO),
pelaksanaakn pelatihan ini dilaukan secara bertahap agar perawat dalam
melakukannya dalam memberi rasa keamanan kepada pasien (Mariana, 2019).
4
C. Prinsip Enam Benar Dalam Pemberian Obat
1. Tepat Dosis
a. Memeriksa label obat
b. Memeriksa dosis obat
c. Mencampur atau mengoplos obat sesuai petunjuk label atau
kemasan obat
2. Tepat Waktu
a. Memeriksa program terapi dari dokter
b. Sebelum memberikan obat
c. Memeriksa identitas pasien
d. Memeriksa rekam medis pasien
3. Tepat cara/rute
a. Memeriksa program terapi dari dokter
b. Memeriksa cara pemberian pada label atau kemasan
c. Memberikan obat pada rute yang sesuai
d. Menilai pasien dalam menelan oabat oral
e. Mendampingi dalam pemberian obat pada pasien
4. Tempat dokumentasi
a. Pendokumentasian dengan segera
b. Harus dicantumkan paraf, nama, dan tanda tangan dalam
pendokumentasian
5. Tempat obat
a. Perawat tidak menanyakan alergi pada pasien setelah
meminum obat (Armiyat. Y, dkk, 2010)
5
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai
termasuk elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah sebagai
berikut:
6
5. Dalam keadaan emergency dapat menyebabkan pelabelan dan tindakan
pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan
tertundanya pemberian terapi dan memberikan dampat buruk pada
pasien, maka dokter dan perawat harus memastikan keadaan klinis pasien
dan mengedukasi obat apa saja dan efek sampingnya pada pasien
(Fahrul.R, 2020).
7
Penandaan obat yang tidak lengkap dapat menyebabakn medication
error yang didasarkan pada bentuk mirip, ucapan mirip.
3. Penandaan obat injeksi LASA dengan label warna yang berbeda dan
menggunakan penulisan Talman Latters , dilakukan dengan
menggunakan huruf besar yang berbeda sebagai penekanan (Nurhikma,
2017).
8
15. FasTALGIN ForTELYSIN
16. DoPAMIN DobuTAMIN
17. FARgesic FORgesic
18. TRIOfusin TUTOfusion
19. PheniTOYN VenTOLIN
20. PIRAcetam PARAcetamol
2. Kemasan Mirip
9
SOP Meningkatkan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi
RUMAH SAKIT
10
1. Rumah sakit menyusun daftar obat yang bentuknya mirip dan nama
kedengaran mirip LASA/SALAD, dan review minimal setiap 1 tahun.
KEBIJAKAN
2. Menetapkan tindakan pencegahan akibat kesalahan karena tertukar/ salah
penempatan obat LASA/SALAD
3. elektrolit konsentrat tidak distok/ disimpan di ruang-ruang rawat# kecuali
untuk kebutuhan klinik boleh di stok dalam jumlah terbatas di area-area
tertentu misalnya kamar operasi, dialysis unit, IGD, ICU/ICCU,
penyimpanan dan pemberian harus sesuai dengan persyaratan.
4. Untuk memenuhi kebutuhan penggunaan elektrolit konsentrat pasien - pasien
di ruang-ruang rawat terutama potassium chloride, disiapkan langsung oleh
staf bagian farmasi dalam bentuk sediaan yang sudah di dilusi.
5. Obat dan cairan lain yang ditempatkan dalam kontainer harus diberi label
termasuk bila hanya ada 1 jenis obat yang sedang digunakan.
6. Ruang obat atau cairan segera bila ditemukan tidak berlabel.
7. Khusus di kamar operasi atau ruang prosedur vial / ampul / wadah obat atau
cairan jangan dibuang sampai prosedur atau tindakan selesai.
8. Laporkan setiap insiden “ medication error” menggunakan format laporan
insiden yang baku sesuai kebijakan Rumah Sakit
11
pasien.
1.7 khusus obat injeksi dan narkotik lakukan double cek bersama satu orang
perawat lainnya mulai sejak menyiapkan obat sampai pemberian kepada
pasien.
1.8 Tanda tangan perawat yang memberikan dan saksi pada catatan pengobatan
pasien.
12
4. Pemantauan dan Pengumpulan data insiden medication error
4.1 Menentukan definisi kejadian medication error yang harus dilaporkan dan
menetapkan alat pemantauan harian.
4.2 Melakukan pengumpulan data insiden medication error harian
4.3 Menghitung data insiden setiap akhir bulan dengan parameter penghitungan;
Numerator X 100%
denominator
UNIT TERKAIT Seluruh area keperawatan, kamar Operasi, ruang Prosedur, rawat singkat.
instalasi farmasi, rehabilitasi Medis. dan ruang pelayanan lainnya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat yang perlu diwaspadai (High-Alert Medication) adalah sejumlah
obat yang memiliki resiko tinggi yang menyebabkan bahaya yang besar pada
pasien jika tidak digunakan secara tepat. Obat ini merupakan obat yang
persentasenya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan atau kejadian
sentinel, obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan
termasuk, obat-obat yang tampak mirip nama, rupa, dan ucapan mirip (Look-
Alike, Sound-Alike) termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi.
B. Saran
Penyusun menyadari atas ketidaksempurnaan makalah ini. Oleh karena
itu, kami meminta tanggapan dan saran dari para pembaca sekalian.
C.
14
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2006. Modul Pelatihan Penggunaan Obat Rasional. Departemen Kesehatan
RI : Jakarta
15