Anda di halaman 1dari 106

1.

Seorang perempuan umur 43 tahun, P2A0 akseptor KB pil sudah 15 tahun datang
ke Puskesmas mengeluh sejak beberapa minggu ini keputihan berwarna coklat
kekuningan berbau, keluar darah dari kemaluan setelah bersenggama. Hasil
anamnesa ibu perokok aktif, minum pil tidak pernah lupa. pemeriksaan TD: 110/80
mmHg, N: 80x/menit, S:36,5ºC, P: 24x/menit, palpasi abdomen tidak ada kelainan,
inspekulo portio tampak kemerahan dan perdarahan aktif. Pemeriksaan lanjutan
apakah yang tepat pada kasus tersebut?

a. Biopsi

b. IVA test

c. Pap Test

d. Pap smear

e. Rujuk ke Rumah Sakit

Pembahasan :

Pada kasus di atas gambaran klinis portio tidak normal kemerahan dan
perdarahan. Pasien mempunyai faktor resiko sebagai perokok aktif. Nikotin,
mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi
terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, maupun serviks. Selain itu
pasien sebagai akseptor KB Pil mungkin dapat meningkatkan risiko kanker serviks
karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon
steroid perempuan. Kemungkinan diagnosa pada kasus diatas adalah kanker serviks
diperkut dengan perdarahan setelah berhubungan seksual. Karena ini di Puskesmas
maka pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan metode
inspeksi yang sangat sederhana, murah, nyaman, praktis, dan mudah. Pemeriksaan
ini dilakukan dengan cara mengoleskan larutan asam asetat 3% - 5% pada serviks
sebelum melakukan inspeksi visual. Pemeriksaan ini disebut positif bila terdapat area
putih (acetowhite) didaerah sekitar porsi serviks.
(Janah dkk, 2017. Kesehatan Reproduksi & KB. EGC: Jakarta)

2. Seorang perempuan umur 48 tahun datang ke PMB dengan suaminya mengeluh


belum hamil setelah 3 tahun menikah. Hasil anamnesis haid teratur, saat ini tinggal
bersama dengan suami, berhubungan seksual aktif dan tidak menggunakan KB.
Hasil pemeriksaan TD:150/90 mmHg, N:79x/menit, S:36,6°C, P:20x/menit.
Dukungan kesehatan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan bayi tabung
b. Memberikan pengertian terhadap ibu untuk bersabar
c. Bersikap baik dan simpatik terhadap ibu agar dapat menerima kondisi ini
d. Membantu mencari alternatif untuk mengadopsi anak karena ibu sudah tidak
memungkinkan hamil lagi
e. Membantu pasangan supaya dekat dengan anak-anak dan bisa menerima
kenyataan hidup

Pembahasan :

Infertilitas ( pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah


menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak (Prawirohardjo, 2005). Kemampuan
reproduksi wanita menurun drastis setelah usia 35 tahun. Hal ini dikarenakan
cadangan sel telur semakin sedikit. Fase reproduksi wanita adalah masa sistem
reproduksi wanita berjalan optimal sehingga berkemapuan untuk hamil. Penanganan
infertilitas diarahkan kepada penyebab itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan
kejelian dalam langkah langkah pemeriksaan dalam mencari penyebabnya. Pada
kasus di atas wanita dengan usia 48 tahun sudah tidak subur lagi, untuk itu petugas
kesehatan harus memberikan dukungan berupa Membantu mencari alternatif
untuk mengadopsi anak karena ibu sudah tidak memungkinkan hamil lagi.
(Janah dkk, 2017. Kesehatan Reproduksi & KB. EGC: Jakarta)

3. Seorang perempuan umur 50 tahun P3A0 datang ke Rumah Sakit dengan keluhan
pusing, keluar perdarahan sampai bergumpal-gumpal dari kemaluannya. Hasil
pemeriksaan Ku tampak lemah, Konjungtiva anemis, TD: 100/60 mmHg, N:
96x/menit, S: 37° C, P: 18x/menit. Palpasi abdomen teraba massa yang sulit
digerakkan sebesar buah meylon. Apakah tindakan yang dilakukan petugas
kesehatan sesuai dengan hak reproduksi pada kasus tersebut?
a. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan ksehatan reproduksi
b. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi
c. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi
d. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan pelayanan reproduksinya
e. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan kehidupan reproduksinya

Pembahasan:

Hak reproduksi sebagai bagian dari hak asasi manusia dijamin dalam
beberapa perjanjian internasional seperti termuat dalam The convention on the
elimination alls forms of discrimination againt woment (CEDAW), ICPD ke 4 di Kairo
dan konferensi ke 4 tentang perempuan di Beijing 1995. Hak-hak tersebut meliputi:
1. Hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan sesuai dengan
masalah kesehatan reproduksinya
2. Hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan reproduksinya
3. Hak atas kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan
reproduksinya
4. Hak mendapatkan pelayanan dan keamanan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatan reproduksinya
(Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:
Jakarta)

4. Seorang perempuan umur 52 tahun P2A0 sudah menopause 1 tahun yang lalu
datang ke PMB dengan keluhan malas melakukan hubungan suami istri karena nyeri
dan perih vagina pada saat melakukan hubungan suami istri. Hasil pemeriksaan TD:
130/90 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,3° C, P: 18x/menit. Palpasi payudara dan perut
tidak ada kelainan, vagina tampak lecet dan kemerahan. Apakah konseling yang
sesuai pada kasus tersebut?
a. Menghindari makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol.
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung estrogen alami
c. Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air
d. Mengenakan pakaian tipis berbahan katun
e. Menerapkan teknik relaksasi

Pembahasan :

Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air Tujuannya adalah untuk


mengurangi rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering. Jangan
menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung gliserin, karena
berisiko menimbulkan iritasi. Untuk mencegah penyakit yang dapat timbul akibat
menopause, seorang wanita disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat. Caranya
adalah dengan tidur yang cukup, rutin berolahraga, serta menerapkan pola makan
yang sehat. Pola makan yang dianjurkan adalah mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan memperbanyak asupan serat, seperti buah, sayur, atau biji-bijian.
Selain itu, batasi asupan lemak, gula, dan minyak. Jika dibutuhan, konsumsi
suplemen kalsium dan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang. Selain itu,
hindarilah konsumsi alkohol, karena bisa menyebabkan sulit tidur.

(Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:


Jakarta)

5. Seorang perempuan umur 55 tahun P5A0 sudah menopause 10 tahun yang lalu
datang ke PMB dengan keluhan panas dan perih saat kencing bahkan sesekali
pernah berdarah. Hasil pemeriksaan TD: 130/90 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,3° C, P:
18x/menit. Palpasi payudara dan perut tidak ada kelainan, lubang uretra tampak lecet
dan kemerahan. Apakah konseling yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Anjurkan ibu banyak minum
b. Melakukan kolaborasi dengan dokter
c. Anjurkan ibu untuk tidak menahan kencing
d. Anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel
e. Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman mengandung kafein

Pembahasan :

Kesulitan menahan keinginan untuk buang air kecil merupakan hal yang wajar
dialami oleh wanita menopause. Ibu mungkin mengalami keinginan untuk buang air
kecil walaupun kandung kemih ibu belum penuh. Ibu juga mungkin mengalami nyeri
saat berkemih. Hal ini disebabkan karena selama menopause, jaringan di vagina dan
saluran kemih Anda kehilangan elastisitasnya. Selain itu, otot-otot yang mengelilingi
pelvis Ibu juga melemah. Untuk mengatasinya Ibu dapat minum air putih lebih sering,
hindari minuman beralkohol, dan lakukan latihan kegel untuk memperkuat otot pelvis
ibu. Penurunan kadar estrogen dalam tubuh juga dapat membuat ibu lebih rentan
terhadap infeksi. Beberapa wanita dapat menjadi lebih sering mengalami infeksi
saluran kencing pada masa ini. Jika Ibu mengalami keinginan berkemih yang
sering, atau mengalami sensasi panas saat berkemih, Ibu mungkin harus
berkonsultasi pada dokter.

(Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:


Jakarta)

Soal Kehamilan (5 soal)

6. Seorang perempuan usia 36 tahun G3P2A0 hamil 7 bulan datang ke PMB ingin
mengikuti senam hamil. Hasil anamnesis, ibu perokok aktif. Hasil USG 1 mg terakhir
plasenta letak rendah. Hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, S:
36,4°C, TFU 24 cm, puka, letak kepala, belum masuk PAP, DJJ + 146x/menit. Bidan
menyarankan ibu tidak mengikuti senam hamil. Apakah penyebab ibu tidak dapat
mengikuti senam hamil sesuai kasus tersebut?
a. Paritas
b. Usia 36 tahun
c. Perokok Berat
d. Plasenta letak rendah
e. Usia kehamilan 30 minggu

Pembahasan:
Ada 3 kontra indikasi atau larangan seorang wanita untuk melakukan senam hamil:
1). Kontra indikasi absolut atau mutlak.
Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru, servik
inkompeten (servik membuka), kehamilan kembar, riwayat perdarahan pervaginam
pada trisemester II dan III, kelainan letak ari-ari seperti plasenta previa, pre-eklamsi
maupun hipertensi
2). Kontra indikasi relatif. Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung
yang tidak teratur, penyakit paru bronkitis yang kronis, riwayat penyakit diabetes
melitus, kegemukan yang sangat hebat, terlalu kurus (BMI di bawah 12), penyakit
darah tinggi, penyakit-penyakit dengan riwayat operasi tulang ortopedik dan perokok
berat
3). Segera menghentikan senam hamil.
Bila terjadi gejala seperti perdarahan pervaginam, rasa sesak sewaktu senam, sakit
kepala, sakit dada, nyeri kelenjar, gejala-gejala kelahiran premature, penurunan
gerakan bayi intra uterin
(Husin, 2014, Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Sagung Seto:Jakarta)

7. Seorang perempuan umur 32 tahun G3P2A0 hamil 7 bulan datang ke PMB mengeluh
demam dan nyeri hebat pada area kemaluan. Hasil pemeriksaan TD: 120/70 mmHg,
S: 37,80C, P: 20x/menit, TFU 24 cm, puki, letak kepala, DJJ (+) 144x/menit,
pemeriksaan genitalia terlihat benjolan kecil-kecil berair di sisi kiri vagina ibu. Apakah
kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?
a. Cytomegalovirus
b. Klamidia
c. Rubella
d. Herpes
e. Sipilis

Pembahasan :

Herpes merupakan jenis penyakit menular yang dapat menyerang siapa saja,
termasuk ibu hamil. Herpes saat hamil merupakan kondisi yang harus diwaspadai.
Patut Anda ketahui, penyakit herpes disebabkan oleh virus, yaitu virus herpes
simplex tipe 1 dan virus herpes simplex tipe 2. Kedua jenis virus herpes tersebut
disebarkan melalui dua cara yang berbeda. Gejalanya adalah :
- Mengalami gejala-gejala flu seperti demam, kehilangan nafsu makan, dan
kelelahan.
- Luka yang terbuka dan terlihat merah tanpa disertai rasa sakit, gatal, atau geli.
- Bermacam sensasi rasa sakit, gatal, atau geli di sekitar daerah genital atau daerah
anal.
(Hernawati, 2017. Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Trans Info
Media:
Jakarta)
8. Seorang perempuan umur 37 tahun datang ke PMB dengan keluhan telat haid 4
bulan, pusing, mual dan merasa ada yang bergerak diperutnya. Hasil anamnesis ibu
menikah sudah 16 tahun dan belum pernah hamil dan tidak pernah ber KB. Hasil
pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit, S: 36,3°C, P: 20x/menit. Palpasi
payudara lembek, TFU tidak teraba bagian-bagian janin, DJJ tidak ditemukan,
pemeriksaan penunjang test pack (-). Penatalaksanaan apakah yang tepat pada
kasus tersebut?
a. Konsul untuk USG
b. Konsul Psikolog
c. Konsul Psikiater
d. Konsul kespro
e. Konsul gizi

Pembahasan :
Hamil palsu atau pseudocyesis adalah kondisi yang membuat seorang wanita
percaya bahwa dirinya hamil, padahal tidak. Ia bahkan memiliki banyak gejala umum
dari kehamilan. Pseudocyesis sering menyerupai kehamilan yang sesungguhnya,
dalam segala hal, kecuali kehadiran jabang bayi. Pada semua kasus pseudocyesis
yang terjadi, wanita benar-benar yakin bahwa ia hamil. Secara fisik, gejala yang
paling umum adalah perut yang buncit, mirip seperti sedang mengandung bayi. Perut
dapat mulai membesar seperti halnya kehamilan ketika bayi mulai tumbuh dan
berkembang. Selama hamil palsu, pembesaran perut ini bukan disebabkan oleh
adanya bayi, melainkan disebabkan oleh penumpukan gas, lemak, kotoran, air seni.
Untuk menentukan apakah seorang wanita mengalami hamil palsu, biasanya dokter
akan mengevaluasi gejalanya, yaitu dengan melakukan pemeriksaan panggul dan
USG perut.
(Husin, 2014, Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Sagung Seto:Jakarta)

9. Seorang perempuan umur 39 tahun, G2P1A0 merasa hamil 3 bulan datang ke PMB
dengan keluhan mual muntah berlebih sudah sejak 1 mg yang lalu disertai beberapa
hari ini keluar darah flek coklat dari kemaluan. Hasil pemeriksaan TD: 100/70 mmHg,
N 108x/menit, S:36,5°C, P:20x/menit, tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak teraba
bagian janin, DJJ tidak ditemukan. Pemeriksaan penunjang PP test (+). Apakah
kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?
a. Abortus Iminen
b. Molahidatidosa
c. Abortus Insipiens
d. Abortus incomplit
e. Kehamilan ektopik terganggu

Pembahasan :

Molahidatidosa adalah suatu kehamilan yang tidak wajar, yang sebagian atau
seluruh vili korialisnya mengalami degenerasi hidrofik berupa gelembung yang
menyerupai anggur (Martaadisoebrata, 2005). Pada awalnya, molar pregnancy mem
punyai gejala mirip kehamilan biasa. Namun, ada beberapa gejala mendasar lainnya
yang dapat menandakan hamil anggur. Antara lain:

- Bercak darah dari vagina di trimester pertama yang berwarna coklat tua hingga
merah terang
- Rasa sakit atau tekanan pada panggul
- Rahim yang lebih besar dari biasanya
- Mual dan muntah parah
- Tanda-tanda hipertiroidisme, seperti mudah cemas/gugup atau lelah, detak jantung
cepat dan tidak teratur, banyak berkeringat.
- Jaringan atau cairan kental menyerupai anggur yang keluar dari vagina.
- Tekanan darah tinggi.
- Sesak napas, batuk berdahak darah. Ini terjadi karena koriokarsinoma dari hamil
anggur sudah menyebar ke paru-paru sebelum didiagnosis.

(Hernawati, 2017. Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Trans Info Media:


Jakarta)

10. Seorang perempuan umur 29 tahun G2P1A0 hamil 7 bulan datang ke PMB pertama
kali untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesa anak pertama lahir dengan
tindakan VE. Hasil pemeriksaan IMT ibu masuk pada kategori obes dan kenaikan BB
saat hamil sekarang 16 kg. TTV dalam batas normal, TFU 35 cm, puki, letak kepala
belum masuk PAP, DJJ + 148x/menit. Asuhan awal apakah yang paling tepat
dilakukan pada kasus tersebut?
a. Mengkaji riwayat DM dan mengkaji riwayat persalinan dengan BB bayi lebih
4000 gr
b. Melakukan pemeriksaan glukosa urine
c. Pemeriksaan gula darah sewaktu
d. Konseling mengenai pola nutrisi
e. Melakukan pemeriksaan TFU

Pembahasan :
Makrosomia merupakan salah satu keabnormalan pertumbuhan janin
dalam kandungan dimana janin berkembang melebihi perkembangan normal.
Penegakkan diagnosis sementara makrosomia yang dapat dilakukan bidan adalah
melakukan pemeriksaan TFU dan pada bayi makrosomia akan ditemukan TFU lebih
dari ukuran normal. Asuhan bidan yang paling tepat adalah :
- Mengkaji riwayat DM dan mengkaji riwayat persalinan dengan BB bayi lebih 4000 gr
- Melakukan pemeriksaan glukosa urine
- Pemeriksaan gula darah sewaktu
- Melakukan pemeriksaan TFU
- Konseling mengenai pola nutrisi
(Husin, 2014, Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti, Sagung Seto:Jakarta)

Soal Persalinan (5 soal)

11. Seorang perempuan 32 tahun P2A0 parturien aterm kala II di PMB . Setelah badan
bayi seluruhnya lahir, hasil pemeriksaan selintas: bayi menangis kuat, warna kulit
kemerahan dan bergerak aktif. Penatalaksanaan lanjut apakah pada kasus tersebut?
a. Pemotongan tali pusat
b. Mengecek bayi kedua
c. Mengeringkan bayi
d. Menyuntik oksitosin
e. IMD

Pembahasan:
Dalam prosedur 60 langkah asuhan persalinan normal, setelah pertolongan
kelahiran bayi selanjutnya melakukan penanganan bayi baru lahir dengan cara:
- Lakukan penilaian (selintas)
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak dengan aktif? Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau
mengap-mengap lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi pada
asfiksia bayi baru lahir).
- Keringkan tubuh bayi
a. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks.
b. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di atas perut
ibu.
(JNPK-KR, 2014. Asuhan Persalinan Normal)

12. Seorang perempuan berusia 24 tahun dengan G1P0A0 parturient aterm di PMB
melahirkan bayi perempuan normal 2 menit yang lalu mengeluh perut terasa mulas
tetapi lebih berkurang dibanding pada saat mengedan sebelumnya, hasil
pemeriksaan nadi 96x/mt, TFU setinggi pusat, tampak tali pusat menjulur di jalan
lahir. Apakah karakteristik dan sifat his pada kasus tersebut?
a. His pendahuluan
b. His kala I
c. His kala II
d. His kala III
e. His kala IV

Pembahasan :
Karakteristik dan sifat his:
- His pendahuluan : tidak teratur dan tidak kuat, menyebabkan timbulnya”show” atau
lendir darah
- His kala I : Pembukaan menjadi lengkap, his teratur, mulai kuat dan sakit
- His kala II : Sangat kuat, teratur dan lama. Berfungsi untuk mengeluarkan janin
- His kala III : Kontraksi menurun dan tidak seberapa sakit. Berfungsi untuk
mengeluarkan plasenta
- His kala IV : Kontraksi lemah
(JNPK-KR, 2014. Asuhan Persalinan Normal)
13. Seorang perempuan umur 24 tahun dengan G1P0A0 parturient aterm datang ke
PMB mengeluh mules-mules sejak tadi malam melingkar sampai pinggang, dari
kemaluan keluar lendir bercampur darah. Hasil anamnesis ibu belum BAB sudah 2
hari, TTV dalam batas normal, TFU 32 cm, puki, letak kepala, DJJ + 144x/mt, his+
3x10’40”, PD pembukaan 4 cm, portio tebal lunak, kk+, kepala station 0. Apakah
kebutuhan ibu bersalin yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan makan dan minum
b. Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan
c. Menganjurkan istirahat jika tidak ada his
d. Menolong persalinan sesuai dengan standar
e. Menganjurkan ibu untuk BAB dan BAK terlebih dahulu

Pembahasan :

Pemenuhan kebutuhan eliminai selama persalinan perlu difasilitasi oleh


bidan, untuk membantu kemajuan persalinan dan meningkatkan kenyamanan
pasien. Anjurkan ibu untuk berkemih secara spontan sesering mungkin atau minimal
setiap 2 jam sekali selama persalinan. Kandung kemih yang penuh, dapat
mengakibatkan:

1. Menghambat proses penurunan bagian terendah janin ke dalam rongga panggul,


terutama apabila berada di atas spina isciadika
2. Menurunkan efisiensi kontraksi uterus/his
3. Mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali ibu karena bersama dengan
munculnya kontraksi uterus
4. Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II
5. Memperlambat kelahiran plasenta
6. Mencetuskan perdarahan pasca persalinan, karena kandung kemih yang penuh
menghambat kontraksi uterus.

Apabila masih memungkinkan, anjurkan ibu untuk berkemih di kamar mandi,


namun apabila sudah tidak memungkinkan, bidan dapat membantu ibu untuk
berkemih dengan wadah penampung urin. Bidan tidak dianjurkan untuk melakukan
kateterisasi kandung kemih secara rutin sebelum ataupun setelah kelahiran bayi dan
placenta. Kateterisasi kandung kemih hanya dilakukan apabila terjadi retensi urin,
dan ibu tidak mampu untuk berkemih secara mandiri. Kateterisasi akan
meningkatkan resiko infeksi dan trauma atau perlukaan pada saluran kemih ibu.

Sebelum memasuki proses persalinan, sebaiknya pastikan bahwa ibu sudah


BAB. Rektum yang penuh dapat mengganggu dalam proses kelahiran janin. Namun
apabila pada kala I fase aktif ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan
kemungkinan adanya tanda dan gejala kala II. Apabila diperlukan sesuai indikasi,
dapat dilakukan lavement pada saat ibu masih berada pada kala I fase latent.

(JNPK-KR, 2014. Asuhan Persalinan Normal)

14. Seorang perempuan berusia 24 tahun dengan G2P1A0 parturient aterm kala II di
PMB sedang dipimpin bersalin. Ibu berteriak-teriak tidak mau di episiotomi karena
trauma dengan persalinan sebelumnya. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal,
TFU 34 cm, puki, letak kepala, DJJ + 144x/mt, his+ 5x10’45”, PD pembukaan 10 cm,
kk-, kepala didasar panggul. Apakah kebutuhan rasa aman pada ibu bersalin yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Memantau persalinan
b. Melakukan tindakan sesuai kebutuhan
c. Memberikan pilihan posisi pada persalinan
d. Memberikan pilihan tempat dan penolong persalinan
e. Memberikan informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan
dilakukan

Pembahasan:

Dukungan fisik dan psikologis tidak hanya diberikan oleh bidan, melainkan
suami, keluarga, teman, maupun tenaga kesehatan yang lain. Dukungan dapat
dimulai sejak awal ibu mengalami kehamilan. Dukungan fisik dan emosional harus
sesuai dengan aspek sayang ibu yaitu:

1. Aman, sesuai evidence based dan menyumbangkan keselamatan jiwa ibu;


2. Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, serta emosional serta merasa didukung
dan didengarkan;
3. Menghormati praktek budaya, keyakinan agama, ibu/keluarga sebagai pengambil
keputusan;
4. Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum memakai teknologi
canggih; dan
5. Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami oleh ibu.

(Pratami, 2014. Evidence- Based Dalam Kebidanan, EGC:Jakarta)

15. Seorang perempuan umur 26 tahun G2P1A0 parturient aterm di PMB. Ibu mengeluh
mules-mules, sakit melingkar ke pinggang. Hasil pemeriksaan TD: 120/80x/mt, N:
100x/mt, S: 37,6°C, P: 20x/mt, TFU 34 cm, puki, letak kepala, DJJ + 144x/mt, his+
4x10’40”, PD pembukaan 8 cm, portio tipis melingkar, kk+, kepala station 0. Bak 50
cc warna coklat pekat. Apakah asuhan yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. Berikan ibu banyak minum air putih
b. Anjurkan ibu untuk jalan-jalan
c. Pasang infus normal salin
d. Berikan obat diuretik
e. Rujuk

Pembahasan :
Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan,
tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum
selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak
energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur
dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama
persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan
ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan.
Jika urine hanya tampak lebih gelap atau pekat dari biasanya, mungkin saja karena
ibu sedang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini terjadi
karena konsentrasi tinggi yang dihasilkan dari senyawa dalam urine dapat membuat
warnanya menjadi lebih gelap.

(Pratami, 2014. Evidence- Based Dalam Kebidanan, EGC:Jakarta)

Soal Nifas (5 soal)


16. Seorang perempuan umur 21 tahun P1A0 PP normal 2 hari yang lalu di PMB,
mengeluh lelah, sering tidur dan tidak nafsu makan. Hasil anamnesa semua
keperluan ibu dan bayi dibantu oleh mertuanya. hasil pemeriksaan TTV dalam batas
normal, payudara lembek, ASI keluar sedikit, TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi baik,
Lochea berwarna merah. Apakah adaptasi psikososial yang dialami ibu pada kasus
tersebut ?

a. Taking In
b. Taking On
c. Letting Go
d. Letting hold
e. Taking hold
Pembahasan :
Reva Rubin (1963) membagi fase-fase adaptasi psikologis pasca persalinan menjadi
3 tahapan antara lain:

1. Taking In Phase (Perilaku dependen)

Fase ini merupakan periode ketergantungan, dan ibu mengharapkan pemenuhan


kebutuhan dirinya dapat dipenuhi oleh orang lain dalam hal ini suami, keluarga atau
tenaga kesehatan dalam seperti bidan yang menolongnya. Kondisi ini berlangsung
selama 1-2 hari postpartum, dan ibu lebih fokus pada dirinya sendiri. Beberapa hari
setelah melahirkan, ia akan menangguhkan keterlibatannya terhadap tanggung
jawabnya. Ibu akan lebih sensitive dan cenderung pasif terhadap lingkungannya
karena kelelahan. Kondisi ini perlu dipahami dengan cara menjaga komunikasi yang
baik. Pemenuhan nutrisi yang baik perlu diperhatikan pada fase ini karena ibu akan
mengalami nafsu makan yang meningkat.

(Marliandiani, 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan Menyusui.


Salemba Medika:Jakarta)

17. Seorang perempuan umur 23 tahun P1A0 PP 2 hari normal di PMB mengeluh tidak
bisa BAB karena takut jahitannya lepas lagi. Hasil anamnesis rangsangan untuk BAB
ada tapi karena ibu takut sehingga tidak bisa keluar. Hasil pemeriksaan TTV dalam
batas normal, payudara ASI (+), TFU setengah pusat simfisis, kontraksi baik, lochea
rubra. Asuhan kebidanan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Anjurkan makan makanan yang mengandung tinggi serat
b. Anjurkan untuk mengkonsumsi obat pencahar
c. Anjurkan untuk tetap BAB tanpa menahannya
d. Anjurkan untuk melakukan ambulasi dini
e. Anjurkan untuk memperbanyak minum

Pembahasan :

Konstipasi yang diakibatkan rasa takut dapat menghambat fungsi bowel jika
wanita takut bahwa hal tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri yang
disebabkan oleh ingatannya tentang tekanan bowel pada saat persalinan. Konstipasi
lebih lanjut mungkin diperberat dengan longgarnya abdomen dan oleh
ketidaknyamanan jahitan robekan perineum. Masalah kontipasi dapat dikurangi
dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan tambahan asupan cairan.
Penggunaan laksatif pada wanita yang mengalami laserasi derajat tiga atau empat
dapat membantu mencegah wanita mengejan.

(Marliandiani, 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan Menyusui.


Salemba Medika:Jakarta)

18. Seorang perempuan umur 22 tahun P1A0 PP 4 hari normal di PMB mengeluh sakit
di daerah bekas jahitan perineum. Hasil anamnesis obat pereda nyeri yang diberikan
oleh bidan hanya sedikit pengaruhnya. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal,
payudara ASI (+), TFU setengah pusat simfisis, kontraksi baik, lochea rubra, luka
jahitan tidak terdapat tanda-tanda infeksi. Asuhan kebidanan apakah yang tepat
pada kasus tersebut?
a. Anjurkan untuk mengompres luka jahitan dengan bethadin
b. Anjurkan untuk mengkonsumsi obat pereda nyeri
c. Anjurkan untuk menggunakan salep pereda nyeri
d. Anjurkan untuk melakukan latihan kegel
e. Anjurkan untuk berendam di air panas

Pembahasan :

Beberapa tindakan dapat mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri akibat


laserasi atau luka episiotomi dan jahitan laserasi atau episiotomi tersebut. Sebelum
tindakan dilakukan, penting untuk memeriksa perineum untuk menyingkirkan
komplikasi seperti hematoma. Latihan Kegel bertujuan menghilangkan
ketidaknyamanan dan nyeri yang dialami wanita ketika duduk atau hendak berbaring
dan bangun dari tempat tidur. Latihan Kegel akan meningkatkan sirkulasi ke area
perineum sehingga meningkatkan penyembuhan. Latihan ini juga dapat
mengembalikan tonus otot panggul. Tindakan ini merupakan salah satu tindakan
yang paling bermanfaat dan seringkali menghasilkan akibat yang dramatis dalam
memfasilitasi kemudahan pergerakan dan membuat wanita lebih nyaman.

(Marliandiani, 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas dan Menyusui.


Salemba Medika:Jakarta)

19. Seorang perempuan berumur 24 tahun dengan P1A0 PP 1 hari melahirkan normal
ditolong Bidan di RS mengeluh bayinya tidak mau menyusu karena puting susu ibu
besar dan ASI belum keluar, bidan mengajarkan dan membimbing ibu teknik
menyusui yang baik dan benar. Apakah peran dan tanggung jawab bidan yang paling
tepat pada pada kasus tersebut?

a. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman


b. Mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas
c. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
d. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
e. Memberikan asuhan secara profesional

Pembahasan :

Saat ini, masih ada ibu yang mungkin merasa takut untuk menyusui anaknya,
karena bayak hal. Maka dari itu, bidan sangat berperan penting dalam hal ini. Bidan
dituntut untuk mampu mendorong dan memotivasi sang ibu agar dapat memberikan
ASI kepada anaknya yang baru lahir secara nyaman dan aman, sekaligus
memberikan informasi kepada sang ibu mengenai fakta dan juga mitos yang sering
muncul di kalangan masyarakat mengenai program ASI yang diberikan kepada anak.

(Rukiyah, 2018. Asuhan Kebidanan pada Ibu Masa Nifas. TIM: Jakarta)

20. Seorang perempuan berusia 21 tahun dengan P1A0 post partum 6 minggu datang
ke PMB. Hasil pemeriksaan TD: 120/80mmHg, N:88x/mt, S:36,5˚C, P:20x/mt, TFU
sudah tidak teraba, perineum luka jahitan sudah kering dan ibu tetap memberikan
ASI. Apakah asuhan yang tepat dilakukan oleh bidan sesuai kasus tersebut ?
a. Memberikan konseling KB
b. Memastikan pemberian ASI awal
c. Menilai ada tidaknya tanda-tanda infeksi
d. Memastikan involusi uterus berjalan baik
e. Mencegah perdarahan nifas karena atonia uteri

Pembahasan:
Program kunjungan Nifas ke IV yaitu 6 mg post partum yang bertujuan untuk:
- Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami baik oleh ibu maupun
bayinya
- Memberikan konseling KB secara dini
- Menganjurkan ibu membawa bayinya ke posyandu, Bidan Praktik Mandiri atau
puskesmas untuk melakukan penimbangan dan imunisasi

(Rukiyah, 2018. Asuhan Kebidanan pada Ibu Masa Nifas. TIM: Jakarta)

21. Seorang bidan desa di komunitas sedang melaksanakan sosialisasi kelas ibu hamil
kepada tokoh agama, tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat di balai desa.
Sosialisasi yang disampaikan meliputi buku kesehatan ibu dan anak, apa itu kelas
ibu hamil, tujuan dan manfaat kelas ibu hamil. Apakah tujuan kegiatan yang
dilakukan pada kasus tersebut?
a. Agar unsur masyarakat dapat memberikan respon dan dukungan sehingga
kelas ibu hamil dapat dikembangkan dan berjalan sesuai dengan yang
diharapkan
b. Memotivasi ibu hamil dan keluarganya agar mau mengikuti kelas ibu hamil
c. Memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada masyarakat
d. Memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada para tokoh
e. Memberikan informasi tentang kelas ibu hamil pada keluarga

Pembahasan :
Sosialisasi kelas ibu hamil pada tokoh agama, tokoh masyarakat dan
stakeholder sebelum kelas ibu hamil dilaksanakan sangat penting. Melalui kegiatan
sosialisasi ini diharapkan semua unsur masyarakat dapat memberikan respon dan
dukungan sehingga kelas ibu hamil dapat dikembangkan dan berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
(Runjati, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.EGC:Jakarta)

22. Seorang bidan desa di komunitas untuk memantau perkembangan dan dampak
pelaksanaan kelas ibu hamil, maka seluruh pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil
dibuatkan pelaporan dan didokumentasikan. Tahapan apakah yang dilakukan untuk
melaksanakan kelas ibu hamil pada kasus tersebut?
a. Pelatihan bagi pelatih
b. Pelatihan bagi fasilitator
c. Sosialisasi kelas ibu hamil
d. Pelaksanaan kelas ibu hamil
e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan

Pembahasan :
Untuk memantau perkembangan dan dampak pelaksanaan kelas ibu hamil perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkesinambungan. Seluruh
pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil dibuatkan pelaporan dan didokumentasikan.
(Runjati, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.EGC:Jakarta)

23. Seorang bidan desa di komunitas sedang mengunjungi dukun bayi di desanya serta
menanyakan dan mencatat kegiatan dukun bayi dalam merawat ibu nifas dan bayi.
Termasuk aspek pembinaan dukun bayi apakah pada kasus tersebut?
a. Pembinaan hasil kegiatan yang dilakukan dukun bayi
b. Meningkatkan keterampilan dukun bayi
c. Pembinaan keterampilan dukun bayi
d. Merangkul dukun bayi
e. Kegiatan kemitraan

Pembahasan :
Supervisi/pembinaan dukun bayi adalah bimbingan teknis yang terus
menerus dan berkesinambungan dalam mencapai tujuan. Salah satunya aspek
pembinaan hasil kegiatan yang dilakukan dukun bayi dalam merawat ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi sebagai bahan asupan dalam pencatatan dan pelaporan.
(Runjati, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.EGC:Jakarta)

24. Seorang perempuan umur 18 tahun dengan G1P0A0 umur kehamilan 9 bulan di
posyandu menerima dana bantuan persiapan persalinan dari kader kesehatan yang
diambil dari sumbangan para warga. Apakah nama dana yang diberikan sesuai
kasus tersebut ?
a. Tabulin
b. Dasolin
c. Dana hibah
d. Dana jimpitan
e. Dana santunan

Pembahasan :
Dasolin adalah dana sosial ibu bersalin yaitu dana bersama yang
dikumpulkan oleh warga dan dikelola oleh pengurus berdasarkan kesepakatan
bersama dengan warga bahkan pengumpulan dana bisa berbentuk barang yang
dapat diuangkan.
(Runjati, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.EGC:Jakarta)

25. Seorang bidan di Puskesmas sedang membuat grafik PWS (Pemantauan Wilayah
Setempat) KIA dan mendapatkan salah satu desa dengan cakupan di bawah target
pada bulan tertentu namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang
meningkat jika dibandingkan dengan cakupan bulan sebelumnya. Termasuk analisis
grafik apakah yang sesuai dengan kasus tersebut?
a. Status baik
b. Status jelek
c. Status Buruk
d. Status kurang baik
e. Status cukup baik

Pembahasan :
Grafik PWS KIA perlu dianalisis dan ditafsirkan agar dapat diketahui
desa mana yang paling memerlukan perhatian dan tindak lanjut yang perlu dilakukan.
Status cukup baik adalah desa dengan cakupan di bawah target pada bulan tertentu
namun mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika
dibandingkan dengan cakupan bulan sebelumnya.
(Runjati, 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas.EGC:Jakarta)

Soal Bayi Baru Lahir (5 soal)

26. Seorang bayi laki-laki segera setelah lahir normal di PMB difasilitasi kontak langsung
oleh bidan dengan ibunya, ketika bayi diletakkan di dada ibu, bayi menangis kuat,
ibu tersebut mencoba mengelus-elus tungkai bayi, bokong dan punggung bayi
sehingga bayi terlihat tenang di pelukan ibunya. Termasuk elemen bounding
attachment apakah pada kasus tersebut?
a. Kontak mata
b. Kontak dini
c. Sentuhan
d. Suara
e. Aroma

Pembahasan:
Bounding attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada saat persalinan kala III sampai dengan post
partum. Adapun salah satu element bounding attachment adalah sentuhan atau
indra peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua sebagai suatu sarana untuk
mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung
jarinya.Cara ini dipakai untuk menenangkan bayi.
(Nelson, 2011. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. IDAI: Jakarta)

27. Seorang bayi perempuan umur 6 jam di PMB pada saat pemeriksaan fisik didapatkan
bercak kebiruan didaerah bokong, hasil pemeriksaan N: 148x/menit, S: 36,9°C, P:
54xmenit. Apakah penkes yang tepat pada kasu tersebut?
a. Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran dan
kecemasan
b. Rujuk untuk mendapatkan pengobatan dengan alasan estetika
c. Biarkan saja karena akan hilang dengan sendirinya
d. Berikan ASI yang adekuat
e. Rujuk untuk bedah laser
Pembahasan :
Bercak mongol adalah bercak kebiruan, kehitaman atau kecoklatan yang luas,
lebar, difus, terdapat didaerah bokong atau lumbosakral yang akan menghilang
setelah beberapa bulan atau tahun. Timbulnya bercak akibat ditemukannya lesi yang
berisi sel melanosit pada lapisan dalam dermis atau sekitar folikel rambut.
Penatalaksanaannya adalah tidak perlu pengobatan cukup konservatif saja.
Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran dan kecemasan.
(Nelson, 2011. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. IDAI: Jakarta)

28. Seorang bayi laki-laki umur 3 hari di bawa ibunya ke PMB dengan keluhan ada
benjolan di payudara, hasil anamnesa riwayat persalinan normal, bayi tidak rewel,
menyusui kuat, tidur cukup. Hasil pemeriksaan N : 120x/menit, P: 42x/menit, S:
36,8°C, payudara kiri kanan tampak menonjol besar sebesar kacang merah,
pengeluaran (-). Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?
a. Newborn breast swelling
b. Tumor payudara
c. Mongolian spot
d. Bercak salmon
e. Milia

Pembahasan:
Pembesaran dada dapat terjadi baik pada bayi laki-laki maupun perempuan
dalam tiga hari pertama lahir. Hal ini disebut Newborn breast swelling, yang
dihubungkan dengan hormon ibu dan menghilang dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu.
(Nelson, 2011. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. IDAI: Jakarta)

29. Seorang bayi perempuan umur 4 hari dibawa ibunya ke PMB dengan keluhan sudah
1 hari bayi rewel menangis terus, menyusui kuat namun sebentar-sebentar, sehingga
setelah menyusu ASI keluar lagi. Hasil pemeriksaan N : 120x/menit, P: 40x/menit, S:
36,4°C. Penatalaksanaan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Sendawakan setiap kali sesudah menyusui
b. Beri bayi minum sedikit-sedikit tapi sering
c. Berikan PASI yang lebih kental
d. Kaji faktor penyebab muntah
e. Kaji sifat muntah

Pembahasan :
Keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi
setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung disebut gumoh. Hal ini terjadi
karena ada udara di dalam lambung yang terdorong keluar kala makanan masuk
kedalam lambung. Gumoh terjadi secara pasif atau spontan. Salah satu
penyebabnya adalah karena bayi terlampau aktif atau menagis pada saat menyusu,
penatalaksanaan awal adalah kaji lebih dulu apa faktor penyebab bayi meangis dan
muntah.
(Nelson, 2011. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. IDAI: Jakarta)

30. Seorang bayi perempuan umur 1 hari lahir spontan di Rs dengan keadaan terdapat
celah pada bibir atas. Hasil anamnesis dengan ibunya ASI sudah banyak namun bayi
kesulitan menghisap saat menyusui. Hasil pemeriksaan N : 124x/menit, P: 36x/menit,
S: 36,4°C. Penatalaksanaan apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. ASI diperah dan berikan dengan sendok
b. Berikan ASI dengan menggunakan botol
c. Gunakan plat untuk menutupi celah
d. Tetap rawat di RS sampai operasi
e. Sendawakan setelah menyusui

Pembahasan:
Labioskizis adalah deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing atau
pembentukan yang kurang sempurna semasa embrional berkembang, bibir atas
bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. Karena bayi mengalami kesulitan
pada saat menyusui maka ASI dapat diperah dan diberikan dengan sendok secara
hati-hati.
(Nelson, 2011. Ilmu Kesehatan Anak Esensial. IDAI: Jakarta)

Soal Masa Anatar/KB (5 soal)


31. Seorang perempuan umur 26 tahun P1A0 akseptor KB pil 2 tahun datang ke PMB
untuk konsultasi KB. Hasil anamnesis suami pindah kerja keluar kota dan pulang 1
mg 1 kali. Berdasarkan informasi dari teman-temannya pil tidak perlu diminum setiap
hari cukup bila suami datang saja. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal.
Bidan memberikan konseling KB. Apakah tujuan konseling sesuai kasus tersebut?
a. Meningkatkan penerimaan
b. Menjamin pilihan yang cocok
c. Menjamin konseling pemantapan
d. Menjamin penggunaan yang efektif
e. Menjamin kelangsungan yang lebih lama

Pembahasan :
Konseling adalah proses pemberi bantuan yang dilakukan melalui wawancara
antara konselor dan konseli yang mengalami suatu masalah. Pada masalah kasus
diatas konseling yang efektif diperlukan agar ibu tahu cara menggunakan KB dengan
benar dan mengatasi informasi yang keliru tentang cara tersebut.
(Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan)

32. Seorang perempuan umur 29 tahun P2A0 akseptor KB IUD 2 tahun datang ke PMB
dengan keluhan tidak haid sudah 2 bulan. Hasil anamnesis tidak ada tanda-tanda
kehamilan seperti pusing, mual. Hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, N: 88x/menit,
S: 36,5°C, P: 20x/menit.Palpasi payudara tidak ada kelainan, abdomen tidak teraba
ballotement. Inspekulo : v/v taa, portio licin, benang (+). Pemeriksaan penunjang
apakah yang sesuai kasus tersebut?
a. Lepas IUD
b. Test pack
c. Test sondase
d. Rujuk untuk USG
e. Berikan obat hormonal

Pembahasan :
Efek samping dari AKDR adalah perubahan siklus haid, haid menjadi lebih
lama dan banyak, perdarahan diantara siklus haid, sakit perut bagian bawah,
sehingga apabila mengalami keterlambatan haid 2 bulan kemungkinan hamil lebih
besar. Untuk itu pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah test kehamilan
sebelum merujuk untuk dilakukan USG.
(Hartanto, hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan)

33. Seorang perempuan umur 37 tahun, P2A0 datang ke PMB untuk ber KB, hasil
anamnesa 1 tahun tidak memakai KB, KB terakhir suntik, saat ini ibu sedang haid
hari ke 3, siklus haid normal sejak 2 bulan yang lalu, memiliki riwayat hipertensi. Hasil
pemeriksaan TD: 165 / 100 mmHg, N: 78x/mt, S: 36˚C, P: 18x/mt, Palpasi abdomen
tidak ada kelainan, v/v taa. Apakah jenis kontrasepsi yang paling sesuai digunakan
pada kasus tersebut?
a. Implan
b. Minipill
c. Pil kombinasi
d. Suntik DMPA
e. AKDR non-hormonal

Pembahsan :
Penggunaan alat kontrasepsi yang berupa hormonal seperti kb implan, suntik
dan pil merupakan jenis yang dapat beresiko mempengaruhi hormonal di dalam
tubuh pemakainya, karena kb ini mengandung hormonal tambahan yang akan
diterima oleh tubuh untuk menunda kehamilan. Kandungan hormonal didalamnya
berbeda-beda, seperti progesteron dan estrogen, dan kandungan yang berisi
estrogen yang sebaiknya tidak digunakan pada penderita hipertensi, karena estrogen
beresiko meningkatkan tekanan darah dari beberapa penelitian.Jadi KB yang
sesuai untuk kasus diatas adalah AKDR non-hormonal.
_________. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi/ editor, Biran
Affandi, George Adriaansz, Eka Rusdianto Gunardi, Harni Koesno, Ed.3, Cet.3.
Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2013

34. Seorang perempuan umur 26 tahun P1A0, akseptor KB pil kombinasi, datang ke
PMB untuk berkonsultasi karena terlewat meminum pil KB. Hasil anamnesis Ia
terlewat meminum 2 pil KB aktif, namun ia tidak membawa kemasan pil KB-nya.
Pemeriksaan TD:120/80mmHg, N:84x/mt, S:36˚C, P:18x/mt. Apakah petunjuk yang
harus bidan sampaikan pada kasus tersebut ?
a. Buang pil yang lupa dan gunakan kontrasepsi darurat
b. Buang pil yang lupa diminum, minum pil sisanya seperti biasa.
c. Buang sisa pil pada kemasan tersebut, mulai minum pil dari kemasan baru
d. Minum 1 pil sesegera mungkin, minum pil sisanya seperti biasa, dan gunakan
kondom atau abstinensia selama 7 hari
e. Minum 1 pil sesegera mungkin, minum pil sisanya seperti biasa, dan tidak perlu
menggunakan metode kontrasepsi lainnya.

Pembahasan :
Segera minum dosis yang tertinggal begitu ingat, bahkan Ibu minum dua pil
dalam satu hari. Asal tidak lebih dari 12 jam di hari yang sama. Seterusnya, lanjutkan
minum dosis seperti biasa. Anjurkan ibu menggunakan kondom ketika berhubungan
seks jika sudah ketinggalan dosis lebih dari 2 hari.
_________. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi/ editor, Biran
Affandi, George Adriaansz, Eka Rusdianto Gunardi, Harni Koesno, Ed.3, Cet.3.
Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2013

35. Seorang perempuan umur 23 tahun, P1A0, datang ke PMB untuk menjadi akseptor
suntik DMPA, hasil anamnesa riwayat persalinan normal ditolong oleh Bidan 3 bulan
yang lalu dan saat ini sedang memberi ASI eksklusif kepada bayinya, ibu belum
mendapatkan menstruasi kembali dan belum pernah berhubungan suami istri.
Pemeriksaan TD:120/80mmHg, N:84x/mt, S:36,5˚C, P:18x/mt, palpasi abdomen
tidak ada kelainan. Kapankah waktu pemberian suntik DMPA yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Segera pada saat itu juga.
b. Pada 6 bulan postpartum.
c. Segera setelah dipastikan tidak hamil.
d. Setelah mendapatkan menstruasi kembali.
e. Pada 6 bulan postpartum atau setelah mendapatkan menstruasi kembali,

Pembahasan :
Waktu mulai menggunakan suntik pada ibu yang tidak haid injeksi pertama dapat
diberikan kapan saja asalkan saja dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Ibu baru dapat
berhubungan setelah 7 hari dari disuntik.
_________. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi/ editor, Biran
Affandi, George Adriaansz, Eka Rusdianto Gunardi, Harni Koesno, Ed.3, Cet.3.
Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2013

Soal Remaja (5 soal)

36. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke RS, mengeluh sejak satu hari lalu
terasa nyeri dan kram di bagian perut bawah dan pinggang. Saat ini sedang
mengalami menstruasi hari pertama. hasil anamnesis menarche 1 tahun lalu, siklus
haid normal dan belum menikah. Hasil pemeriksaan TD: 100/70mmHg, N: 88x/mt,
S: 36˚C, P: 18x/mt. Apakah kemungkinan diagnosa pada kasus tersebut?
a. Dismenorre sekunder sindrome
b. Dismenorre primer sindrome
c. Premenstruasi sindrome
d. Gangguan siklus haid
e. Anovulator siklus

Pembahasan :
Dismenore primer merupakan nama lain dari kram menstruasi yang biasa terjadi.
Kram biasanya terjadi pada satu atau dua hari sebelum seorang wanita
mendapatkan menstruasi. Selama periode menstruasi, dinding uterus memproduksi
hormon yang disebut prostaglandin. Hormon ini menyebabkan uterus berkontraksi
dan sering kali menimbulkan rasa sakit. Wanita dengan jumlah prostaglandin yang
lebih dari normal dapat mengalami keram. Nyeri terjadi ketika bagian dari otot
kehilangan pasokan oksigen selama beberapa waktu.
(Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:
Jakarta)

37. Seorang perempuan berusia 15 tahun diantar ibunya datang ke PMB mengeluh
nafsu makannya kurang, cepat lelah dan sering tidur di kelas saat kegiatan
pembelajaran. Hasil pemeriksaan TB: 160 cm, BB: 40 kg, Lila : 21 cm, TD:90/60
mmHg, N: 88x/mt lemah kecil, S: 36,6 ˚C, P: 20x/mt. Apakah kemungkinan diagnosa
pada kasus tersebut?
a. KEK
b. Anemia
c. Gizi buruk
d. Kurang gizi
e. Kwashiorkor

Pembahasan :

Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana seseorang menderita kurang


asupan gizi energi dan protein yang berlangsung lama atau menahun. Seseorang
dikatakan menderita risiko kurang energi kronis bilamana lingkar lengan atas LLA <
23,5 cm. Kurang energi kronis mengacu pada lebih rendahnya masukan energi,
dibandingkan besarnya energi yang dibutuhkan yang berlangsung pada periode
tertentu, bulan hingga tahun .
(Fitri, 2015. Gizi Reproduksi dan Bukti. GP: Jogjakarta)

38. Seorang perempuan berusia 12 tahun diantar ibunya datang ke PMB mengeluh sakit
perut bagian bawah sejak 1 hari yang lalu dan disertai keluar darah pertama kalinya
dari kemaluan, payudara sering terasa sakit, hasil pemeriksaan TD:110/70 mmHg,
N: 88x/mt, S: 36,6 ˚C, P: 20x/mt. Palpasi payudara tidak ada kelainan. Apakah
pendidikan kesehatan yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Pendidikan tentang perkembangan fisik
b. Pendidikan tentang persiapan pernikahan
c. Pendidikan proses reproduksi yang bertanggung jawab
d. Pendidikan pergaulan yang sehat antara laki-laki dan perempuan
e. Pendidikan tentang kehamilan, persalinan serta cara pencegahannya

Pembahasan :
Perubahan dan perkembangan fisik pada remaja tidaklah sama dan terdapat
perbedaan individual, yakni terjadinya penurunan dalam laju pertumbuhan dan
perkembangan internal lebih menonjol daripada perkembangan ekternal yang secara
normal akan terjadi disetiap diri remaja. Ada 4 perubahan tubuh yang paling menenjol
pada remaja perempuan yakni : Pertambahan tinggi badan yang cepat, Menarche
(Menstruasi) ,Pertumbuhan buah dada, Pertumbuhan rambut kemaluan.

(Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:


Jakarta)
39. Seorang perempuan berusia 16 tahun datang ke PMB untuk konsultasi kesehatan
reproduksi dan kehadirannya tidak ingin diketahui orang lain, hasil anamnesis remaja
tersebut sudah tidak sekolah dan sudah beberapa kali melakukan hubungan seksual
terselubung dengan berganti-ganti pasangan untuk mendapatkan uang. Hasil
pemeriksaan TD:110/70 mmHg, N: 88x/mt, S: 36,6 ˚C, P: 20x/mt. Palpasi payudara
tidak ada kelainan. V/v tidak ada kelainan. Termasuk hak reproduksi apakah yang
sesuai dengan kasus tersebut?
a. Hak atas kebebasan dan keamanan
b. Hak atas kesejahteraan dan bebas
c. Hak atas kerahasiaan pribadi
d. Hak memilih bentuk keluarga
e. Hak untuk hidup

Pembahasan :

12 hak-hak reproduksi yang dirumuskan oleh International Planned Parenthood


Federation (IPPF) pada tahun 1996. Salah satunya adalah hak atas kerahasiaan
pribadi Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
seksual dan reproduksi dengan menghormati kerahasiaan pribadi. Setiap
perempuan mempunyai hak untuk menentukan sendiri pilihan reproduksinya. Peran
Bidan dalam hal ini adalah memberikan pendidikan kesehatan reproduksi yang
aman.
(Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:
Jakarta)

40. Seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke PMB untuk konsultasi kesehatan
reproduksi dan kehadirannya tidak ingin diketahui orang lain, hasil anamnesa remaja
tersebut sudah tidak sekolah dan bekerja sebagai PSK terselubung, saat ini remaja
tersebut menggunakan Pil KB. Hasil pemeriksaan TD:110/70 mmHg, N: 88x/mt, S:
36,6 ˚C, P: 20x/mt. Palpasi payudara tidak ada kelainan, v/v tampak keputihan
berwarna putih seperti ragi. Konseling apakah yang tepat pada kasus tesebut?
a. Anjurkan meminum pil kontrasepsi darurat apabila setiap sehabis berhubungan
tanpa pengaman
b. Lanjutkan Pil untuk mencegah kehamilan dan memakai kondom untuk
mencegah PMS
c. Lakukan hubungan seksual ketika hanya di masa-masa tidak subur saja
d. Gunakan female barrier ketika berhubungan dengan pasangan
e. Lakukan senggama terputus untuk keamanan

Pembahasan :
Pemerintah memberikan komitmen penanganan kesehatan bagi pekerja seks,
terutama untuk penanggulangan HIV. Kementerian Sosial mengakui bahwa
komunitas pekerja seks adalah kelompok rentan dan dianggap dapat menjadi mitra
untuk mengatasi permasalahan HIV. Untuk itu penkes yang paling tepat adalah
menggunakan kondom pada saat berhubungan seksual.

(Kusmiran, 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:


Jakarta)

Soal Pra konsepsi (5 soal)

41. Seorang perempuan umur 26 tahun dengan P1A0 anak hidup laki-laki usia 3 tahun
datang ke PMB untuk konsultasi rencana kehamilan. Hasil anamnesa ibu memakai
alat kontrasepsi kondom sudah 2 tahun dan memiliki riwayat penyakit DM sejak
kehamilan anak pertama. Pemeriksaan fisik BB: 70 kg, TB: 155 cm T: 120/80 mmHg,
N: 88x/mt, S: 36,4˚C, P: 20x/mt, saat ini kadar gula darah tidak terkontrol namun ibu
tidak ada keluhan luar biasa. Sikap bidan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli endokrinologi
b. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli kardiologi
c. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli genetik
d. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli gizi
e. Kolaborasi dengan Sp.OG dan Sp.PD

Pembahasan :

Sesuai dengan standar kompetensi bidan yang ketiga yaitu bidan memberikan
asuhan antenatal yang bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi ddeteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi
tertentu. Pada kasus diatas ibu dengan komplikasi diabetes yang ingin
merencanakan kehamilan harus dikonsultasikan dengan dokter ahli kesehatan
khusus. Para ahli ini dapat membantu ibu menangani komplikasi yang mungkin
muncul selama kehamilan. Ada beberapa spesialis yang diperlukan dalam hal ini
yaitu, dr. Sp.OG, termasuk perinatologist yang menangani wanita dengan kehamilan
berisiko tinggi, dan endokrinologi yang menangani wanita dengan diabetes dan
kondisi kesehatan lainnya.

(Sumber : Setyarini dkk. 2016, Asuhan Kegawatdaruratan Kebidanan Maternal


Neonatal. Kemenkes RI)

42. Sepasang calon suami istri dengan perempuan umur 24 tahun datang ke RS untuk
konsultasi rencana kehamilan. Hasil anamnesis calon pengantin perempuan
mempunyai 10 hewan peliharaan kucing dirumah. Hasil pemeriksaa BB: 48 kg, TB:
160 cm, TD: 110/70 mmHg, N: 84x/mt, S: 36˚C, P:20x/mt. Pemeriksaan skreening
apakah yang dianjurkan untuk memeriksa status antibody pada kasus tersebut?
a. Gula Darah Sewaktu
b. Golongan Darah
c. Talasemia
d. Urine Rutin
e. TORCH

Pembahasan :
Salah satu penyebab kematian dan cacat pada bayi yang baru lahir adalah
adanya infeksi TORCH selama kehamilan. Untuk itu pemeriksaan TORCH penting
dilakukan terutama bagi perempuan yang memiliki risiko tinggi.
TORCH (Toksoplasma, Rubela, Cytomegalovirus/CMV dan Herpes simplex) adalah
sekelompok infeksi yang dapat ditularkan dari perempuan hamil kepada bayinya.
Perempuan yang terinfeksi selama masa kehamilan memiliki risiko tinggi
menularkankan ke janin yang bisa berakibat fatal. Dr Yuditia Purwosunu, SpOG(K)
dari divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI mengatakan tidak
semua perempuan perlu tes TORCH.
Tapi tes TORCH penting untuk perempuan yang memiliki risiko tinggi dengan
kriteria:
1. Perempuan yang gemar mengonsumsi sayuran mentah (salad atau karedok)
2. Perempuan yang senang mengonsumsi daging yang tidak dimasak sempurna
3. Perempuan yang suka memelihara binatang seperti kucing, anjing tapi tidak
memperhatikan kebersihan binatang peliharaannya.
(Sumber : Kemenkes RI, 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
pengantin. Jakarta).
43. Sepasang suami istri yang baru menikah 1 minggu datang ke PMB untuk konsultasi
kesehatan reproduksi. Hasil anamnesis suami mengeluh dan meminta pemeriksaan
keperawanan karena sudah 3 kali berhubungan intim istri tidak mengeluarkan darah
dari kemaluannya. Hasil pemeriksaa BB: 48 kg, TB: 160 cm, T: 110/70 mmHg, N:
84x/mt, S: 36˚C, P:20x/mt, payudara taa, palpasi abdomen taa, v/v tidak ada
kelainan. Apakah sikap bidan yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Memastikan suami tidak ada gangguan seksual
b. Konsultasikan untuk mendapat visum keperawanan
c. Meminta suami istri tersebut untuk saling terbuka satu sama lain
d. Memberikan penkes tentang mitos dan fakta pada perkawinan
e. Memberikan informasi tentang gangguan dalam hubungan seksual suami isteri
Pembahasan :
Mitos adalah sesuatu yang belum tentu benar tetapi sudah dianggap benar
oleh masyarakat. Biasanya mitos didapat secara turun temurun baik secara langsung
maupun lewat catatan sejarah. Umumnya mitos-mitos tersebut sudah berakar dan
hidup subur di masyarakat. Contoh mitos pada kasus diatas adalah: Hubungan seks
pertama kali selalu ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Faktanya
adalah : darah yang keluar dari vagina setelah berhubungan pertama kali timbul
karena terjadinya peradangan dan perobekan pada selaput dara. Selaput dara ini
merupakan selaput yang juga memiliki pembuluh darah. Apabila terjadi robekan pada
bagian yang terdapat pembuluh darah maka terjadi perdarahan, apabila terjadi
robekan tetapi tidak mengenai pembuluh darah maka pendarahan tidak terjadi.
(Sumber : Kemenkes RI, 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
pengantin. Jakarta).

44. Seorang perempuan umur 27 tahun P1A0 datang ke PMB untuk konsultasi
kesehatan reproduksi. Hasil anamnesis setiap berhubungan suami istri vagina terasa
panas dan perih. Saat ini ibu menggunakan sabun khusus untuk pembersih
kemaluan. Hasil pemeriksaa TD: 110/70 mmHg, N: 84x/mt, S: 36˚C, P:20x/mt, v/v
tidak ada kelainan. Apakah penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Anjurkan untuk menggunakan pelumas saat berhubungan intim
b. Anjurkan untuk menghindari mencuci vagina dengan sabun
c. Anjurkan untuk menggunakan pelembab khusus vagina
d. Anjurkan untuk menggunakan vagina estrogen cream
e. Anjurkan untuk menggunakan vaginal estrogen ring
Pembahasan :
Menurut Journal of Women’s Health yang dipublikasikan pada Agustus
2015, vagina kering juga menjadi masalah untuk perempuan di bawah usia 60 tahun.
Ini merupakan kasus yang sangat umum dialami oleh perempuan. Penting bagi Anda
untuk membuat vagina tetap lembap, sebab kelembapan tersebut dapat menjaga
jaringan tetap sehat dan membantu mencegah infeksi serta penyakit menular
seksual. Penatalaksanaan pada kasus diatas: Hindari mencuci vagina dengan
sabun. Ibu harus menghindari membersihkan vagina dengan sabun banyak
busa, sabun yang wangi, serta lotion. Hal ini dapat menyebabkan kekeringan
semakin parah. Jika ingin mencegah infeksi vagina yang diakibatkan oleh jamur dan
bakteri, Ibu bisa menggunakan pembersih kewanitaan yang mengandung povidone-
iodine. Jika digunakan di bagian luar vagina, cairan povidone-iodine terbukti ampuh
mematikan parasit penyebab infeksi, namun sekaligus menjaga keseimbangan pH
vagina dan tak membuat vagina kering.

45. Sepasang calon suami istri dengan perempuan umur 23 tahun datang ke PMB untuk
konsultasi rencana kehamilan. Hasil anamnesis calon pengantin perempuan
mempunyai riwayat operasi tumor jinak di payidara. Hasil pemeriksaan TD: 110/70
mmHg, N: 84x/mt, S: 36˚C, P:20x/mt. Palpasi payudara tidak ada kelainan. Apakah
sikap bidan yang paling tepat pada pada kasus tersebut?
a. Anjurkan untuk menghindari makanan siap saji
b. Anjurkan untuk melakukan rutin SADARI
c. Anjurkan untuk melakukan olah raga rutin
d. Anjurkan untuk melakukan mamography
e. Anjurkan untuk screening ca payudara

Pembahasan :
Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko diderita
oleh perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini, penyebab pasti kanker
payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat dipastikan beberapa penyebab
terjadinya kanker payudara. Ibu mempunyai faktor resiko untuk mengalami ca
payudara salah satunya pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan
oleh kelainan tumor jinak atau tumor ganas. SADARI merupakan cara deteksi dini
akan adanya benjolan atau perubahan pada payudara dibandingkan dengan
keadaan sebelumnya oleh karena itu SADARI dianjurkan dilakukan sebulan sekali
setelah selesai haid.
(Sumber : Kemenkes RI, 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual Bagi Calon
pengantin. Jakarta).

Soal Bayi dan Balita (5 soal)

46. Seorang anak laki-laki umur 14 bulan dibawa ibunya ke posyandu mengeluh tidak
mau lepas dari gendongan ibunya dan tidak mau bermain dengan teman-teman
sebayanya. Hasil anamnesis pola makan dan tidur anak normal. Hasil pemeriksaan
BB: 10 kg, TB: 75 cm. Stimulasi apakah yang sesuai dengan kasus tersebut ?
a. Stimulasi yang perlu dilanjutkan yaitu : dorong agar anak mau main balok-balok,
memasukkan benda yang satu ke dalam benda lainnya, menggambar dengan
crayon, spidol, pensil berwarna, menggambar pakai tangan.
b. Memasukkan dan mengeluarkan benda, yaitu dengan cara mengajari anak cara
memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol dan
lain-lain.
c. Meniup, yaitu dengan cara mengajari anak meniup busa sabun dengan
menggunakan alatnya. Bicarakan mengenai bentuk dan bagaimana rasa meraba
busa itu.
d. Membuat berbagai bentuk dari adonan kue atau lilin mainan yaitu dengan mengajari
anak bagaimana cara membuat berbagai bentuk.
e. Bermain puzzle yaitu dengan memberi anak permainan puzzle sederhana yang
hanya terdiri dari 2-3 potong saja.

Pembahasan :
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
a. Stimulasi pada umur 12-15 bulan:
1) Stimulasi yang perlu dilanjutkan adalah memasukkan benda ke dalam wadah,
bermain dengan mainan yang mengapung di air, menggambar menyusun kubus dan
mainan.
2) Permainan balok, yaitu dengan mengajari anak cara menyusun balok menumpuk ke
atas tanpa menjatuhkannya.
3) Memasukkan dan mengeluarkan benda, yaitu dengan cara mengajari anak cara
memasukkan benda-benda ke dalam wadah seperti kotak, pot bunga, botol dan lain-
lain.
4) Memasukkan benda yang satu benda lainnya yaitu dengan cara menunjukkan
kepada anak cara meletakkan mangkuk yang ukurannya lebih kecil ke mangkuk lebih
besar.

(Sumber : Kemenkes RI 2015, Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan


intervensi dini tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan dasar: Jakarta)

47. Seorang perempuan membawa bayinya berumur 9 bulan untuk mendapatkan


imunisasi campak ke PMB. Hasil anamnesa bayi tidak sedang menderita penyakit
apapun. Hasil pemeriksaan N: 100x/mt, S:36,5˚C, P: 28x/mt. Setelah pemberian
vaksin campak bidan menganjurkan kembali ibu untuk membawa bayinya
mendapatkan vaksin DPT/HB/HIB pada usia 18 bulan. Termasuk jenis imunisasi
apakah pada kasus tersebut?
a. Imunisasi rutin
b. Imunisasi wajib
c. Imunisasi pilihan
d. Imunisasi anjuran
e. Imunisasi lanjutan

Pembahsan :
Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat
kekebalan atau untuk memperpanjang masa perlindungan. Imunisasi lanjutan
diberikan kepada anak usia bawah tiga tahun (Batita), anak usia sekolah dasar, dan
wanita usia subur. Jadwal imunisasi lanjutan pada usia balita :Imunisasi lanjutan
DPT/HB/HIB pada 18 bulan dan imunisasi lanjutan campak pada balita 24 bulan.
(Sumber : Buku Ajar Imunisasi, 2014. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia 2014: Jakarta).

48. Seorang bayi perempuan 7 bulan di bawa ibunya ke posyandu untuk mendaptkan
vitamin A di bulan Agustus. Hasil anamnesa bayi dalam keadaan sehat, ASI masih
diberikan dan sudah mendapatkan MP-ASI. Hasil pemeriksaan N: 104x/mt, S:36,5˚C,
P: 28x/mt. Berapakah dosis vitamin A yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. 100.000 SI
b. 200.000 SI
c. 300.000 SI
d. 400.000 SI
e. 500.000 SI

Pembahasan :
Pemberian kapsul vitamin A
Vitamin A bersumber dari sayur-sayuran berwarna hijau (bayam, daun katuk, serta
buah-buahan segar berwarna cerah seperti pepaya, tomat, wortel, mangga dan dari
sumber hewani seperti telur, hati, ikan). Vitamin A membuat mata sehat, tubuh kuat
dan mencegah kebutaan. Beri kapsul vitamin A pada bayi dan anak balita, kapsul
biru dengan dosis 100.000 SI untuk bayi dan kapsul merah dengan dosis 200.000
SI untuk anak balita. Dapatkan kapsul vitamin A secara gratis setiap bulan Februari
dan Agustus di Posyandu atau Puskesmas.
(Sumber : Kemenkes RI, Pusat Promosi Kesehatan, 2012. Buku Saku
Posyandu)

49. Seorang bayi perempuan 6 bulan di bawa ibunya ke posyandu untuk ditimbang rutin.
Hasil anamnesa bayi dalam keadaan sehat, ASI masih diberikan dan ingin
memberikan MP-PASI. Hasil pemeriksaan BB: 6 kg, TB: 65 cm, N: 100x/mt,
S:36,5˚C, P: 28x/mt. Apakah jenis MP-ASI yang sesuai diberikan pada kasus
tersebut?
a. ASI+Nasi tim
b. ASI+sari buah
c. ASI+Bubur nasi
d. ASI+Bubur susu
e. ASI+Nasi yang dilumatkan

Pembahasan :
Pola Makan Anak
USIA POLA MAKAN

0-6 ASI saja


bulan
6-9 ASI + Makanan pendamping ASI (MP-ASI)
bulan Contohnya, bubur susu atau bubur tim yang dilumat

9-11 ASI + MP-ASI yang lebih padat


bulan Contohnya, bubur nasi, nasi tim, dan nasi lembek

1-2 Makanan keluarga/makanan yang dicincang atau


tahun dihaluskan 3-4 kali sehari

2-3 Makanan keluarga + makanan selingan 2 kali sehari


tahun

(Sumber : Kemenkes RI, Pusat Promosi Kesehatan, 2012. Buku Saku


Posyandu)

50. Seorang anak laki-laki 2 tahun di bawa ibunya ke PMB dengan keluhan muntah-
muntah dalam 1 jam terakhir lebih dari 5x memuntahkan makanan dan minuman
yang masuk. Hasil pemeriksaan KU tampak lemah, muka pucat, tangan dan kaki
sianosis, N: 120x/menit, S: 36,2°C, P: 30 x/menit. Penatalaksanaan awal apakah
yang tepat pada kasus tersebut?
a. Cegah agar gula darah tidak turun
b. Berikan o2 3-5L/menit
c. Berikan obat anti mual
d. Jaga kehangatan
e. Rujuk segera

Pembahasan :
Bila ada gejala anak memuntahkan semua makanan dan/atau minuman hal ini
termasuk klasifikasi penyakit sangat berat dan penatalaksanaan awal sebelum di
rujuk adalah memberikan o2 3-5 L/menit. Seorang anak dengan tanda bahaya
umum memerlukan penanganan SEGERA, selesaikan seluruh penilaian secara
cepat dan lakukan penanganan pra rujukan segera yaitu berikan o2, jaga
kehangatan, jaga jangan sampai gula darah turun, sehingga rujukan tidak tertunda.
(Sumber : Kemenkes RI, 2015. Buku Bagan MTBS: Jakarta).
51. Seorang perempuan usia 20 tahun datang Ke bidan ingin memeriksakan
kehamilannya. Hasil anamnesis: usia kehamilan 6 bulan, ibu merasa tidak nyaman
karena banyaknya secret vagina. Hasil pemeriksaan; TD: 110/80 mmHg. Inspeksi:
pengeluaran pervaginam cairan bening, tidak berwarna dan tidak berbau.
Disebabkan oleh apakah keadaan yang dialami pada kasus diatas ?
a. Peningkatan kadar progesteron
b. Penurunan kadar progesteron
c. Peningkatan kadar estrogen
d. Penurunan kadar estrogen
e. Kurangnya hygiene ibu
Jawaban : peningkatan kadar estrogen
Pembahasan : secret vagina berlebih selama kehamilan disebabkan meningkatnya
kadar estrogen pada vagina dan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia pada
bagian serviks dan vagina hal ini menyebabkan pengentalan mukosa dan jaringan
ikat melonggar.

52. Seorang perempuan usia 24 tahun, datang ke BPM ingin memeriksakan


kehamilannya ibu. Hasil anamnesis: hamil 6 bulan anak pertama, mengalami
perubahan pada permukaan tubuhnya terutama perut, paha, dan muka yang
berbentuk garis-garis berwarna biru kehitaman dan bercak kehitaman pada muka.
Disebabkan apakah perubahan tersebut ?
a. Peningkatan melanosit stimulating hormon
b. Peningkatan hormon progesteron
c. Peningkatan hormone androgen
d. Peningkatan hormon prolaktin
e. Peningkatan hormon estrogen
Jawaban: Peningkatan melanosit stimulating hormon
Pembahasan :
Striae gravidarum merupakan salah satu efek dari peningkatan melanosit stimulating
hormone yang akan mengakibatkan terjadinnya perubahan pada kulit terutama
deposit pigmen dan hiperpigmentasi.

53. Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke Polindes untuk memeriksakan


kehamilannya. Hamil anak kedua, usia kehamilan 8 bulan. Hasil anamnesis: ibu
sering merasa sesak dan sulit untuk bernafas. Hasil pemeriksaan: TD: 110/80
mmHg, S: 36,8 C, TFU: 3 Jari diatas pusat, puka, terbawah kepala dan belum masuk
PAP.
Disebabkan apakah ketidaknyamanan pada kasus diatas ?
a. Pengaruh hormon estrogen pada sistem pencernaan
b. Pembesaran uterus dan penekanan pada diafragma
c. Sirkulasi darah pada sistem pernafasan terganggu
d. Pengaruh hipertropi dan peregangan ligamen
e. Tekanan dari uterus pada ligamentum
Jawaban: Pembesaran uterus dan penekanan pada diafragma
Pembahasan :
Pada kehamilan 33-36 minggu sebagian besaar ibu hamil akan mengalami sesak
dan sulit bernafas karena tekanan bayiyang berada dibawah diafragma menekan
paru – paru ibu hamil.pembesaran uterus menghalangi pengembangan paru-paru
secara maksimal. Diafragma terdorong ke atas.
Saat kepala sudah masuk PAP, biasanya keluhan akan sedikit berkurang.
54. Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke bidan dengan keluhan pusing. Hasil
anamnesis : sejak 5 hari yang lalu penglihatan kabur,dan kaki oedema. Hasil
pemeriksaan: TD: 140/100 mmHg, S: 370C,N: 80 x/menit, P: 16 x/menit, tungkai
bawah oedema, dan pemeriksaan laboratorium didapat protein urine (+).
Diet apakah yang tepat untuk kasus diatas?
a. Cukup protein,tinggi kalori dan lemak serta rendah garam
b. Tinggi protein, cukup kalori, rendah lemak dan garam
c. Cukup protein,tinggi kalori,rendah lemak dan garam
d. Tinggi protein,tinggi kalori,rendah lemak dan garam
e. Cukup protein,rendah kalori,lemak dan garam
Jawaban: Tinggi protein, cukup kalori, rendah lemak dan garam
Pembahasan :
Dari data didapatkan bahwa ibu terdiagnosis PER.
Tujuan dari pengaturan diet pada preeklampsi adalah :
- mencapai dan mempertahankan status gizi normal
- Mencapai dan mempertahankan tekanan darah
- Mencegah dan mengurangi retensi garam dan air
- Menjaga keseimbangan nitrogen
- Menjaga agar pertambahan berat badan tidak melebihi normal.
Syarat pemberian diet preeklampsi adalah:
- energy dan semua zat gizi cukup
- garam diberikan rendah
- protein tinggi
- lemak sedang dan rendah
- mineral dan vitamin cukup

55. Seorang perempuan umur 25 tahun, hamil pertama datang ke bidan praktik mandiri
pada tanggal 20 Juni 2019 untuk memeriksakan kehamilannya, dari hasil anamnesis
didapatkan HPHT 4 Januari 2019. Ini merupakan kunjungan yang ketiga.
Bagaimana perkembangan janin sesuai dengan umur kehamilannya?
a. Terbentuknya jari tangan dan kaki
b. Janin menelan dan menendang
c. Lanugo menutupi tubuh
d. Berat janin 0,7 - 0,8 kg
e. Embrio menjadi janin
Jawaban: Janin menelan dan menendang
Pembahasan :
Usia janin saat ini adalah 23 minggu.
Perkembangan yang dialami janin adalah panjangnya 28-29 cm beratnya 0,5 kg, bayi
mulai mempunyai reflex menghisap, janin akan mendorong dinding rahim dengan
gerakan menendang. Organ lain hampir sempurna. Bibirnya lebih jelas dan matanya
kadang terbuka.

56. Seorang perempuan umur 25 tahun G1 P0 A0 hamil 32 minggu datang ke klinik


bersalin untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: nyeri di punggung
dan ibu sedikit cemas menghadapi persalinannya. Hasil pemeriksaan; tinggi fundus
uteri: 30 cm, letak memanjang, terbawah kepala, sudah masuk PAP, DJJ 140
x/menit, TD: 120/90 mmHg, P: 24x/menit
Disebabkan apakah keluhan fisik pada kasus diatas?
a. Pembesaran uterus yang menekan diafragma
b. Penekanan bagian terbawah janin pada saraf
c. Dilatasi pada otot-otot daerah lumbosakral
d. Bagian terbawah sudah masuk PAP
e. Posisi duduk yang salah
Jawaban: Dilatasi pada otot-otot daerah lumbosakral
Pembahasan :
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri pinggang pada daerah lumbosakral.
Intensitas nyeri biasanya bertambah seiring bertambahnya usia kehamilan, karena
hasil dari perubahan pusat gravitasi dari perubahan postur tubuhnya, yaitu akibat dari
penambahan berat dari pembesaran uterus. Jika ibu hamil berusaha untuk
memperbaiki posturnya dia akan berjalan condong kearah belakang dari peningkatan
lordosis. Lengkungan ini mengakibatkan ketegangan pada otot daerah lumbosakral
dan menyebabkan nyeri yang sangat.

57. Seorang perempuan usia 28 tahun hamil 8 bulan anak pertama datang kebidan
dengan keluhan nyeri ulu hati. Hasil anamnesis: nyeri dirasakan sejak 2 minggu yang
lalu dan ibu merasa tidak nyaman. Hasil pemeriksaan didapatkan TFU ½ PX-Pst, di
bagian fundus teraba keras, bulat dan melenting, teraba bagian yang rata di sebelah
kanan dan bagian kecil sebelah kiri. Pada bagian fundus teraba lunak, tidak
melenting.
Pada bagian manakah tempat untuk mendengarkan DJJ?
a. Di bawah pusat sebelah kanan
b. Dua jari tepat di bawah pusat
c. Di atas pusat sebelah kanan
d. Di bawah pusat sebelah kiri
e. Di atas pusat sebelah kiri
Jawaban: Di bawah pusat sebelah kanan
Pembahasan :
Dari kasus dinyatakan usia kehamilan 32 minggu dengan punggung terletak
disebelah kanan dan presentasi kepala. Djj didengarkan sesuai dengan arah
punggung janin dalam hal ini sebelah kanan, dan bila presentasi kepala maka djj
didengarkan diarah bawah pusat karena dada janin lebih dekat ke kepala.

58. Seorang perempuan umur 20 tahun G1P0A0 datang ke BPM untuk memeriksakan
kehamilannya. Hasil anamnesis: Usia kehamilan 20 minggu, ibu tidak merasa mual
dan ibu mulai banyak makan, ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT. Hasil
Pemeriksaan: KU baik, TTV; TD: 110/70 mmHg, S; 36,7C. Bidan akan memberikan
imunisasi TT1.
Berapakah dosis dan bagaimana cara pemberiannya sesuai kasus diatas?
a. 1 cc secara intra vena
b. 1 cc secara intra cutan
c. 0,5 cc secara intra kutan
d. 1 cc secara intramuskuler
e. 0,5 cc secara intramuskuler
Jawaban: 0,5 cc secara intramuskuler
Pembahasan :
Imunisasi TT mutlak diperlukan bagi ibu hamil sebagai upaya pengendalian
infeksi tetanus yang sangat berbahaya baik bagi ibu maupun bagi janin yang
dikandung. Menurut Teori seseorang akan mendapatkan perlindungan seumur hidup
dari tetanus jika sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5 kali dengan dosis satu
kali suntik 0,5 CC secara Intramuskuler atau subkutan. Pemberian imunisasi TT tidak
perlu dilakukan bila hasil screening menunjukkan WUS sudah mendapatkan 5 kali
TT dengan interval tertentu.
Dari kasus didapatkan bahwa ibu belum pernah mendapatkan imunisasi TT,
maka jawaban yang benar adalah E, yaitu pemberian suntikan TT dengan dosis 0,5
cc secara intramuskuler

59. Seorang perempuan G2 P1 A0 umur 24 tahun, hamil 8 bulan datang ke BPM untuk
memeriksakan kehamilannya. Hasil anamnesis: kaki sering kram dan bengkak bila
berdiri lama. Hasil pemeriksaan TTV; TD: 120/70 mmHg, P; 28 x/menit, S: 36,5 C;
palpasi; TFU: 32 cm, puka, presentasi kepala, belum masuk PAP. Kaki oedema (+),
protein urine (-)
Konseling apakah yang tepat diberikan pada kasus diatas ?
a. Istirahat yang cukup
b. Meninggikan kaki bila tidur
c. Konsumsi vitamin dan kalsium
d. Anjurkan minum tablet Sulfas ferroses
e. Anjurkan konsumsi Obat-obatan kehamilan
Jawaban: Meninggikan kaki bila tidur
Pembahasan :
Kaki kram dan bengkak selama hamil yang disebabkan berdiri terlalu lama bukanlah
hal berbahaya. Bengkak terjadi karena rahim yang semakin besar sehingga
menekan pembuluh vena dan membuat bendungan sehingga peredaran darah
mengalir lancer. Ketika aliran darah tidak lancer akan membuat cairan keluar melalui
rongga antar sel dan menjadi bengkak.
Penangannnya:
- Hindari berdiri lama
- Berbaring dengan kaki lebih tinggi dari kepala
- Gunakan kompres dingin
- Hindari pakaian ketat
- Minum air putih
- Kurangi asupan sodium

60. Seorang perempuan berumur 25 tahun hamil 3 bulan datang ke Puskesmas dengan
keluhan muntah terus menerus. Hasil anamnesis: sejak 3 hari yang lalu muntah terus
menerus, lemas dan pusing. Hasil pemeriksaan KU lemah, TD: 90/60 mmHg, N: 100
x/menit, P: 24 x/menit, S: 36,8 C, mata cekung, lidah kering dan kotor, turgor kulit
jelek.
Tindakan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Konsumsi makanan porsi kecil tapi sering
b. Makan permen tiap kali mual muntah
c. Melakukan rujukan ke rumah sakit
d. Banyak makan makanan berlemak
e. Banyak minum dan makan
Jawaban: Melakukan rujukan ke rumah sakit
Pembahasan :
dari kasus dapat disimpulkan bahwa ibu mengalami hiperemesis gravidarum grade
I.
Penatalaksanaannya adalah :
- KIE tentang fisiologi kehamilan dengan emesis
- Nasehat tentang diit ibu hamil
- Pemberian obat-obatan
- Dukungan psikologis
- Perawatan di Rumah sakit.
Kondisi ibu muntah terus menerus, sehingga ibu memerlukan perawatan di rumah
sakit untuk diisolasi sampai mual muntah berkurang.

61. Sorang perempuan usia 19 tahun datang rumah sakit dengan keluhan terlambat
menstruasi 1 bulan. Hasil anamnesis: merasakan nyeri hebat di perut bagian kanan
bawah dan keluar flek darah. Hasil pemeriksaan; Ku lemah, muka pucat, gelisah,
tekanan darah 90/60 mmHg. N: 100 kali/ menit. suhu 37°c, Pemeriksaan dalam
diperoleh hasil terdapat nyeri goyang portio.
Diagnosis apakah yang mungkin pada kasus diatas?
a. Suspect kehamilan ektopik terganggu
b. Suspect Abortus inkomplit
c. Suspect abortus incipiens
d. Suspect appendicitis
e. Suspect adneksitis
Jawaban: Suspect kehamilan ektopik terganggu
Pembahasan :
Tanda dan gejala kehamilan ektopik adalah:
- Terlambat haid
- Dapat ada/ tidak ada perdarahan pervaginam
- Nyeri perut kanan/ kiri bawah
- Adanya tanda syok hipovolemik (hipotensi, pucat, ekstremitas dingin )
- Nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen
- PD: serviks teraba lunak, nyeri tekan pada portio

62. Seorang perempuan usia 29 tahun datang kebidan ingin memeriksakan diri. Ibu
melahirkan anak ke dua, 7 hari yang lalu secara normal. Hasil pemeriksaan: keadaan
umum baik, tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 37˚c, nadi 76x/ menit, pernapasan
20x/ menit, pengeluaran ASI meningkat.
Jenis Apakah pengeluaran ASI tersebut?
a. ASI post matur
b. ASI dismatur
c. ASI Transisi
d. Kolostrum
e. ASI matur
Jawaban: ASI Transisi
Pembahasan :
Pemeriksaan dilakukan pada hari ke 7 postpartum.

Jenis/ macam ASI adalah:

- Kolostrum: cairan kental berwarna kekuningan yang dihasilkan pada hari pertama
sampai hari ke-3. Kolostrum banyak mengandung protein untuk daya tahan tubuh.
- ASI transisi : asi yang diproduksi setelah kolostrum antara hari ke-4 sampai dengan
hari ke-10. Dalam susu ini terdapat immunoglobulin, protein dan laktosa dengan
konsentrasi lebih rendah dari kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi.
- Susu matur: susu yang keluar setelah hari ke-10. Berwarna putih kental.

63. Seorang perempuan berusia 26 tahun melahirkan anak pertama 2 hari yang lalu di
BPM. Hasil anamnesis: ibu demam dan payudara bengkak, bayi tidak diberi susu
formula. Hasil pemeriksaan: TD; 110/70 mmHg, suhu 38˚C, terlihat pembengkakkan
pada payudara sampai ke aksila.
Diagnosis apakah yang mungkin terjadi pada kasus tersebut?
a. Radang payudara
b. Bendungan ASI
c. Tumor payudara
d. Abses payudara
e. Mastitis
Jawaban: Bendungan ASI
Pembahasan :
Bendungan asi adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkanbendungan asi dan rasa
nyeri disertai peningkatan suhu.
Tanda dan gejala bendungan asi adalah payudara yang terbendung, bengkak, keras
panas dan nyeri, terlihat mengkilap, asi tidak mengalir dengan mmudah dan bayi sulit
menghisap asi.

64. Seorang perempuan usia 27 tahun postpartum 7 hari datang ke BPM untuk
memeriksakan diri. Hasil anamnesis: ibu sudah mampu menyusui bayinya, nyeri di
perut berkurang. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, suhu 37˚c, nadi 84 x/menit,
pernapasan 24x/ menit, TFU pertengahan pusat simpisis.
Lochea apakah pada kasus diatas?
a. Lochea sanguinolenta
b. Lochea cruenta
c. Lochea serosa
d. Lochea rubra
e. Lochea Alba
Jawaban: Lochea sanguinolenta
Pembahasan :
Jenis – jenis lochea:
- Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks caseosa, lanugo dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan
- Lochea sanguinolenta: warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi pada
hari ke 3–7 pasca salin
- Lochea serosa: cairan putih yang terjadi pada hari ke 7-14 pasca salin
- Lochea alba:cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu pasca salin

65. Seorang perempuan umur 23 tahun melahirkan anak pertama 3 hari yang lalu di
BPM, mengeluh belum bisa Buang Air Besar, hasil pemeriksaan tekanan darah 120/
70 mmHg, nadi 72x/menit, pernafasan 20x/menit, suhu 37 0C, tinggi fundus uteri
setengah pusat simpisis. Pada kasus tersebut ibu mengalami perubahan sistem
pencernaan pada masa nifas sering kali menyebabkan konstipasi.
Disebabkan apakah keluhan yang dialami pada kasus tersebut?

a. meningkatnya tonus otot abdomen


b. menurunnya tonus otot abdomen
c. motilitas usus meningkat
d. motilitas usus menurun
e. kurang mobilisasi
Jawaban: motilitas usus menurun
Pembahasan :
Konstipasi adalah penuruna frekuensi defekasi yang diikuti oleh pengeluaran faeses
yang lama atau kering. Konstipasi ini disebabkan oleh statisnya usus besar dan
motilitas usus yang melambat.

66. Seorang perempuan berumur 25 tahun melahirkan anak ketiga secara spontan 2 hari
yang lalu, bidan melakukan kunjungan rumah. Hasil anamnesis: perut masih terasa
mules-mules dan mengeluarkan darah pervaginam berwarna merah segar. Hasil
pemeriksaan fisik: TD: 110/80 mmHg, S: 36,5 C,
Berapakah tinggi fundus uteri yang normal sesuai kasus diatas?

a. pertengahan pusat dan simpisis


b. 3 jari dibawah pusat
c. 2 jari dibawah pusat
d. 3 jari atas simpisis
e. Setinggi pusat

Jawaban: 2 jari dibawah pusat

Pembahasan :

Tinggi fundus uteri

- Plasenta lahir: setinggi pusat


- Hari ke -2 : 1 jari dibawah pusat
- Hari ke 3 - 4: 2 jari dibawah pusat
- Hari 5 -7 : pertengahan pusat – simfisis
- HAri ke- 10 : tidak teraba

67. Seorang perempuan berusia 27 tahun melahirkan anak pertama di BPM 3 jam yang
lalu secara normal. Hasil anamnesis: perut masih terasa mules, dan ibu merasa
lemah. Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg, N 86x/menit, S: 370C, TFU 1 jari
dibawah pusat, kontraksi uterus baik.
Disebabkan apakah keluhan sesuai dengan kasus diatas?

a. Retensio plasenta
b. Involusi uteri
c. Atonia uteri
d. Peradangan
e. Perdarahan

Jawaban: Involusi uteri

Pembahasan :

Setelah proses persalinan uterus akan berkontraksi untuk kembali ke kondisi semula
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Kontraksi inilah yang membuat
perasaan mules pada perut ibu. Uterus yang berkontraksi ini disebut dengan proses
involusi uterus.
68. Seorang perempuan usia 27 tahun melahirkan anak pertamanya 4 hari yang lalu,
datang ke klinik mengeluh cemas karena payudara tegang serta bayinya tidak dapat
menyusu dengan baik. Hasil pemeriksaan didapatkan payudara tegang, keras, ASI
keluar sedikit, puting susu kiri lecet,tekanan darah110/80mmHg, pernafasan
24x/menit, Nadi 88 x/mnt, Suhu 37,5 0C.
Tindakah apakah yang harus dilakukan pada kasus tersebut?

a. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui dengan kedua payudara


b. Anjurkan ibu menjaga payudara tetap bersih dan kering
c. Anjurkan ibu menyusui pada payudara yang sehat
d. puting susu yang lecet diberi zalf antiseptic
e. Puting susu yang lecet diistirahatkan
Jawaban: Puting susu yang lecet diistirahatkan
Pembahasan :
Penatalaksanaan putting susu lecet:
1. Cari penyebab putting susu lecet
2. Asi harus dikeluarkan
3. Olesi putting susu dengan asi akhir (hind milk)
4. Putting susu yang sakit diistirahatkan
5. Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya asi tetap dikeluarkan dengan tangan
6. Berikan asi perah dengan sendok atau gelas

69. Seorang perempuan berusia 22 tahun melahirkan anak keduanya 5 minggu yang lalu
secara normal. Anak pertama yang berumur 2,5 tahun, saat ini menunjukkan
perubahan sifat yang sangat drastis. Diantaranya ngompol lagi, sering rewel dan
menjadi sangat agresif, melarang adiknya untuk menyusu pada ibunya.
Konseling apakah yang tepat pada kasus di atas ?

a. Menganjurkan orang tua agar tetap memberikan perhatian pada anak


pertamanya
b. Memberikan pengertian kepada anak pertama tentang kehadiran adiknya
c. Menganjurkan orangtua agar bersikap tegas pada anak pertamanya
d. Menganjurkan pada keluarga agar anaknya sementara dipisah
e. Membelikan barang yang sama dengan adiknya
Jawaban: Menganjurkan orang tua agar tetap memberikan perhatian pada anak
pertamanya
Pembahasan :
Dari kasus diatas dapat diketahui bahwa anak pertama mengalami sibling rivalry,
anak pertama merasa tersaingi dengan kehadiran anaknya. Yang paling dibutuhkan
adalah raasa saying dan cinta dari kedua orang tua. konseling yang paling tepat
untuk mengatasinya adalah dengan Menganjurkan orang tua agar tetap memberikan
perhatian pada anak pertamanya.
70. Seorang perempuan berumur 26 tahun, melahirkan 4 jam yang lalu, saat ini telah
menyusui bayinya. Dari hasil pemeriksaan didapatkan KU baik, tanda-tanda vital TD:
120/70 mmHg, S; 36,8 C, bekas jahitan perineum terasa sedikit nyeri, pengeluaran
pervaginam softek tidak basah penuh oleh darah, TFU sepusat, kontraksi uterus
baik.
Asuhan kebidanan apakah yang tepat pada saat ini?

a. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit


b. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
c. Memastikan ibu dapat merawat bayi dengan benar
d. Memastikan laktasi berjalan dengan lancar
e. Konseling tentang breast care
Jawaban: Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada penyulit

Pembahasan :

Tujuan kunjungan kunjungan masa nifas 4-6 jam:

- Mencegah perdarahan karena atonia uteri


- Memberikan konseling kepada ibu bagaimana mencegah perdarahan
- Pemberian asi awal (memastikan ibu mampu menyusui dengan baik)
- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
- Menjaga bayi tetap sehat dan mencegah hipotermi

71. Bidan melakukan kunjungan rumah pada seorang perempuan berusia 35 tahun
postpartum 6 hari. Hasil pemeriksaan: TTV ; TD: 120/80 mmHg, S: 36,7C, TFU 2 jari
diatas sympsis, lokhea sanguinolenta
Asuhan apakah yang tepat bidan berikan pada kasus di atas?

a. menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia


b. mencegah perdarahan masa nifas karena atonnia uteri
c. memastikan involusi uterus berjalan dengan normal
d. mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
e. pemberian ASI awal kepada ibu
Jawaban: memastikan involusi uterus berjalan dengan normal

Pembahasan :

Tujuan kunjungan ibu pada 6 hari postpartum:

- memastikan involusi uterus normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah


umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak berbau
- menilai tanda-tanda infeksi
- memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat
- memberikan konseling perawatan bayi sehari-hari

72. Seorang perempuan berusia 35 tahun P3A0 post partum 2 minggu, datang ke BPM
dengan keluhan demam-menggigil, nyeri bagian perut bawah, lokhia berbau dan
mengeluarkan nanah. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 100/80 mmHg, N: 110
x/menit, P: 25x/menit, S: 38,5°C, dan terdapat nyeri tekan uterus
Diagnosis apakah yang tepat pada kasus di atas ?

a. Abses Pelvik
b. Peritonitis
c. Metritis
d. Mastitis
e. Selulitis
Jawaban: Peritonitis

Pembahasan :
Gejala peritonitis:
- Nyeri perut
- Perut kembung atau distensi
- Mual dan muntah
- Diare
- Sembelit
- anoreksia
73. Seorang perempuan usia 30 tahun, G2P1A0 baru saja melahirkan bayi laki-laki
secara spontan di BPM. Hasil Pemeriksaan; KU baik ,TD: 110/80 mmHg, N: 70
x/menit, S: 36,5 0C, P: 20 x/menit. Setelah bayi lahir dan dikeringkan kemudian
dilakukan IMD. Bidan mengamati tanda-tanda lepasnya plasenta. Ternyata tali pusat
terlihat menjulur keluar melalui vulva tanpa adanya perdarahan pervaginam.
Disebut apakah tanda tersebut ?
a. Duncan
b. Kustner
c. Schultz
d. Ahfeld
e. Klein
Jawaban : Ahfeld
Pembahasan:
Pelepasan plasenta dapat dimulai dari tengah (menurut Schultze) atau dari pinggir
plasenta (menurut Mathew Duncan) atau serempak dari tengah dan dari pinggir
plasenta.
Pelepasan plasenta dari tengah ditandai oleh makin panjang tali pusat yang keluar
dari vagina tanpa adanya perdarahan pervaginam. Tanda ini dikemukakan oleh
Ahfeld

74. Seorang perempuan usia 28 tahun, G3P2A0 baru saja melahirkan bayi perempuan
secara spontan di RS. Hasil pemeriksaan: KU lemah ,TD: 100/80 mmHg, N: 70
x/menit, S: 36,5 0C, P: 20 x/menit, plasenta lahir lengkap, kontraksi uterus lembek,
perdarahan + 400 cc. Setelah dilakukan tindakan awal penatalaksanaan atonia uteri,
uterus masih belum berkontraksi.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan Bidan pada kasus tersebut ?
a. Pemberian infus dan oksitosin
b. Kompresi Bimanual Eksterna
c. Kompresi Aorta Abdominalis
d. Kompresi Bimanual Interna
e. Kateter kondom
Jawaban : Kompresi Bimanual Eksterna
Pembahasan:
Menurut bagan alur penatalaksanaan atonia uteri, langkah awal yang dilakukan
adalah massase uterus selama maksimal 15 detik. Jika uterus tidak berkontraksi
maka lakukan evaluasi/ bersihkan bekuan darah/ selaput ketuban dan lakukan
kompresi bimanual interna

75. Seorang perempuan hamil 38 minggu, datang ke klinik dengan keluhan merasakan
perut mules sejak pagi yang semakin lama semakin sering. H;asil pemeriksaan KU
baik, TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/menit, TFU 30 cm, kepala sudah masuk 3/5, hasil
PD: portio tipis dan lunak, pembukaan servik 7 cm, selaput ketuban utuh, presentasi
kepala, penurunan H III.
Berada dimanakah penurunan kepala janin sesuai kasus diatas?
a. Pada lingkaran PAP sejajar dengan bagian atas simfisis dan promontorium
b. Pada bidang sejajar hodge I setinggi bagian bawah simfisis
c. Pada bidang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadika
d. Pada bidang sejajar Hodge I setinggi tulang koksigis
e. Pada bidang sejajar Hodge I didepan vulva
Jawaban: Pada bidang sejajar Hodge I setinggi spina ischiadika
Pembahasan:
Bidang Hodge
Hodge I : dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul dengan bagian atas simfisis
dan promontorium
Hodge II : sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah simfisis
Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadica kanan dan kiri
Hodge IV : Sejajar Hodge I, II, dan III setinggi os coccigis

76. Seorang perempuan usia 22 tahun hamil 39 minggu, datang ke bidan dengan
keluhan merasakan perut mules sejak pagi yang semakin sering, hasil pemeriksaan
KU baik, TD 100/70 mmHg, Nadi 82 x/menit, TFU 32 cm, kepala sudah masuk 1/5,
DJJ 160 x/menit, hasil PD: portio tidak teraba, pembukaan servik lengkap, selaput
ketuban sudah pecah, presentasi kepala, penurunan H IV.
Tindakan utama apakah yang dilakukan oleh bidan pada kasus diatas?
a. Pasang hand scoend
b. Minta Ibu meneran
c. Atur posisi ibu
d. Siapkan alat
e. Episiotomi
Jawaban : Episiotomi

Pembahasan:

Dari data didapatkan bahwa pembukaan sudah lengkap, ketuban sudah pecah,
namun DJJ 160 x/ menit. Hal ini menandakan bahwa ada gawat janin, sehingga untuk
mempercepat proses persalinan dan keselamatan janin dilakukan episiotomi.

77. Seorang perempuan usia 30 tahun telah melahirkan anak pertama di PMB pukul
07.10 WIB dengan BB 3600 gr dan PB: 50 cm, plasenta lahir lengkap. Hasil
pemeriksaan; TTV; TD; 110/70 mmHg, N: 78 x/ menit, S; 36,8 C, kontraksi uterus
baik, TFU 2 jari dibawah pusat, kandung kemih tidak penuh, perdarahan jalan lahir
200 cc, perineum laserasi derajat III.
Sampai dimanakah robekan jalan lahir pada kasus diatas ?
a. spingter ani
b. kulit perinium
c. mucosa vagina
d. muskulus vagina
e. muskulus spingter ani
Jawaban: musculus spinkter ani
Pembahasan:
Jenis laserasi jalan lahir adalah sebagai berikut:
Derajat I : perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior dan kulit
perineum
Derajat II : perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior kulit dan otot
perineum
Derajat III : perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior kulit, otot
perineum dan otot spinkter ani
Derajat IV : perlukaan terjadi pada mukosa vagina, komisura posterior kulit, otot
perineum, otot spinkter ani dan dinding depan rectum

78. Seorang perempuan usia 33 tahun hamil cukup bulan anak ke 3 datang ke klinik
Bersalin dengan keluhan mau melahirkan. Ibu sudah merasa sakit di perut yang
menjalar kepinggang sejak 7 jam yang lalu, dan sudah ada lendir bercampur darah.
Hasil pemeriksaan KU: baik TD: 110/70 mmHg, T: 36 C, P: 23x/menit, TFU : 33 cm,
punggung kiri, djj 120 x/mnt, his 4 x/10’/45”, periksa dalam didapatkan portio tidak
teraba, pembukaan lengkap, ketuban utuh, terbawah kepala penurunan Hodge III,
penunjuk UUK kiri depan.
Asuhan kebidanan apakah yang dilakukan bidan selanjutnya?

a. Pecahkan ketuban pimpin persalinan bila diamenter kepala 5-6 cm divulva


b. Pecahkan ketuban, pimpin persalinan bila ibu ingin meneran
c. Tunggu sampai kepala kelihatan di vulva pimpin persalinan
d. Tunggu ketuban pecah sendiri dan pimpin persalinan
e. Ibu disuruh berjalan-jalan bila tidak sedang his
Jawaban: Pecahkan ketuban, pimpin persalinan bila ibu ingin meneran
Pembahasan:
Pada langkah ke 8 APN dinyatakan bahwa lakukan periksa dalam untuk memastikan
pembukaan lengkap, bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi. Pada langkah ke 13 dinyatakan bahawa
laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu ingin meneran atau timbul kontraksi
yang kuat.

79. Seorang perempuan usia 25 tahun hamilan 40 minggu, datang ke PMB ingin
melahirkan anak kedua, hasil pemeriksaan KU baik, TD 110/70 mmHg, Nadi 82
x/menit, TFU 32 cm, kepala sudah masuk 2/5, DJJ 160 x/menit, hasil VT: tidak teraba,
pembukaan servik 10 cm, selaput ketuban pecah, presentasi kepala, penurunan H
IV. Bidan melakukan episiotomi.
Atas indikasi apakah episiotomi pada kasus diatas?
a. Terdapat penyulit persalinan pervaginam
b. Jaringan parut pada vagina
c. His tidak adekuat
d. Distosia bahu
e. Gawat janin
Jawaban: Gawat janin
Pembahasan:
Dari kasus didapatkan bahwa djj 160 x/menit, ini menandakan bahwa janin
mengalami fetal distress. Kondisi ini jika dibiarkan akan menimbulkan masalah pada
janin. Sehingga salah satu upaya untuk menjaga keselamatan bayi adalah dengan
dilakukan episiotomy.
Salah satu indikasi dilakukan episiotomy adalah fetal distress.

80. Seorang perempuan usia 30 tahun baru saja melahirkan anak kedua secara spontan
di PMB. Hasil pemeriksaan; KU: baik ,TD: 110/80 mmHg, N: 70 x/menit, S: 36,5 0C,
P: 20 x/menit. Setelah bayi lahir dan dikeringkan kemudian diletakkan tengkurap
didada ibu. Bidan mengamati tanda-tanda lepasnya plasenta.
Apakah salah satu tanda-tanda pada fase tersebut ?
a. Semburan darah mendadak dan singkat
b. Tali pusat menjadi lebih pendek
c. Uterus berbentuk bulat penuh
d. Uterus mengarah ke sisi kiri
e. TFU berada diatas pusat
Jawaban: Semburan darah mendadak dan singkat

Pembahasan:

Tanda lepasnya plasenta adalah: perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat

81. Seorang perempuan usia 30 tahun, G2P1A0 baru saja melahirkan bayi laki-laki
secara spontan di PMB. KU baik ,TD 110/80 mmHg, N 70 x/menit, S 36,5 0C, P 20
x/menit. Setelah bayi lahir, dikeringkan dan diberikan pada ibu untuk dilakukan IMD.
Bidan melakukan asuhan segera setelah bayi lahir yang efektif untuk membantu
melahirkan plasenta. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap, tidak ada laserasi
jalan lahir.
Apakah tindakan selanjutnya yang dilakukan oleh Bidan?
a. Tempatan peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
b. Bersihkan ibu dari paparan darah
c. Menyuntikkan oksitosin 10 IU
d. Memeriksa bayi kedua
e. Masase uterus
Jawaban: Masase uterus

Pembahasan:
Pada langkah 38 APN segera setelah plasenta lahir, lakukan masase uterus dengan
kedua telapak tangan difundus dan lakukan masase dengan gerakan mellimgkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

82. Seorang perempuan,usia 30 tahun melahirkan anak keduanya 40 menit yang lalu di
BPM. Plasenta dilahirkan secara spontan dan baik, plasenta maupun selaput
ketuban keduanya lengkap. Tekanan darah 120/70 mmHg, suhu 36.8°C, TFU 2 jari
bawah pusat, kontraksi lembek, kandung kemih penuh dan perdarahan (+) aktif,
pemeriksaan Hb: 10 gr%
Tindakan Apakah yang harus dilakukan oleh bidan untuk kasus diatas?
a. Mengosongkan kandung kemih
b. Melakukan kompresi bimanual
c. Memberikan uterotonika
d. Melakukan masasse
e. Memasang tampon
Jawaban : Mengosongkan kandung kemih
Pembahasan:
Kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan uterus sulit untuk berkontraksi.
Untuk itulah jika dalam kala III persalinan didapatkan uterus lembek dan kandung
kemih penuh, maka tindakan utama yang harus dilakukan adalah mengosongkan
kandung kemih

83. Seorang perempuan hamil 7 bulan datang ke klinik memeriksakan


kehamilannya. Bidan melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan TTV,
pemeriksaan abdominal, pemeriksaan HB, protein dan glukosa urine
serta memberikan asuhan kehamilan dan konseling.
Apa tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada kasus di atas?

a. Mendapatkan kepastian tentang jenis kelamin bayi


b. Mendapatkan kepastian kehamilan normal
c. Mendapatkan intervensi asuhan dari bidan
d. Mendapatkan asuhan rutin kehamilan
e. Mendapatkan pengobatan yang tepat

Tujuan asuhan antenatal salah satunya adalah


Menyiapkan kehamilan yang sehat dengan memantau kemajuan kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi serta mengenali
secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi
tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan yaitu mendapatkan kepastian
kehamilan normal dengan gambaran
Ibu sehat
Tidak ada riwayat obstetri buruk
Ukuran uterus sama / sesuai usia kehamilan
Pemeriksaan fisik dan laboratorium normal

84. Seorang perempuan hamil pertama, usia kehamilan 7


bulan datang ke BPS ingin memeriksakan kehamilan. Hasil pemeriksaan
bidan, perkembangan kehamilan dan janin baik. Bidan mengajarkan ibu
tentang cara menghitung gerakan janin dan memberikan pendidikan
kesehatan tentang tanda bahaya kehamilan.
Apa filosofi asuhan kebidanan pada kasus di atas?

a. Keyakinan kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal


b. Pelayanan melibatkan peran serta keluarga dan masyarakat
c. Memberdayakan perempuan
d. Standar asuhan kebidanan
e. Asuhan berkelanjutan

Filosofi asuhan kebidanan pada kasus adalah Memberdayakan perempuan (Women


Empowering). Itu artinya bidan memastikan bahwa asuhan yang diberikan adalah
Asuhan Kebidanan yang bersifat emansipatoris, bidan menekankan bahwa proses
kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah, sifatnya fisiologis bukan
patologis, Intervensi minimal pada ibu, Pendekatan promotif, Pelaksanaan KIE,
Pemantauan kehamilan dan Penatalaksanaan ketidak nyaman

85. Seorang perempuan usia 35 tahun, hamil ke-3 usia


kehamilan 8 bulan, datang ke BPS ingin meminta rujukan untuk
pemeriksaa dokter di rumah sakit. Hasil pemeriksaan didapatkan TD:
110/80 mmHg, N: 80x/menit, P: 20x/menit, S: 36,7°C, palpasi leopold
menunjukkan bokong janin berada di fundus, puka, bagian terendah
janin kepala dan belum masuk panggul. Bidan memberikan konseling
tentang kehamilan dan persalinan normal.
Apa filosofi asuhan kehamilan pada kasus di atas?

a. Kehamilan merupakan proses yang alamiah.


b. Pelayanan berpusat pada keluarga (family centered)
c. Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered)
d. Menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan
e. Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (continuity of care)

Asuhan Kebidanan merupakan asuhan alami yang menyeluruh didasarkan pada


pemahaman sosial, emosional, pengalaman budaya, spiritual, psikologis, dan fisik
perempuan dan berdasarkan bukti terbaik yang tersedia (Evidence Based).
Keyakinan yang kuat untuk membantu perempuan dengan perbandingan bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan suatu bagian kehidupan yang normal (normal
and natural childbirth)

86. Seorang perempuan hamil anak pertama usia kehamilan 9


bulan datang ke BPS. Hasil pemeriksaan bidan menyatakan kehamilan
dengan posisi sungsang. Bidan memberikan rujukan ke rumah sakit
tetapi ibu menginginkan pemeriksaan ulang oleh bidan yang lain. Bidan
menghargai hak ibu untuk diperiksa kembali oleh bidan lain.
Apa hak ibu yang dihargai bidan pada kasus di atas?

a. Hak untuk second opinion tentang kondisi kehamilannya


b. Hak untuk didampingi selama proses kehamilan dan persalinan
c. Hak untuk mengetahui catatan medik dan mendapatkan salinannya.
d. Hak mendapatkan informasi tentang prognosa tindakan yang dilakukan
e. Hak untuk mengambil keputusan tentang kehamilan dan persalinannya

Asuhan yang diberikan bidan termasuk dalam Pemberdayaan Perempuan, yang berarti
:
Bidan membantu bumil merasa aman dan nyaman serta dukungan emosional
Bidan memberikan informasi, penjelasan serta konseling
Peran aktif klien/keluarga dalam pengambilan keputusan (pada kasus)
Bidan menghindari sikap negatif dan mengkritik

87. Seorang perempuan hamil anak pertama usia kehamilan 7


bulan datang ke BPS. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 110/80 mmHg,
N: 80x/menit, P: 20x/menit, S: 36,7°C. Bidan memberikan konseling
tentang perencanaan persalinan dan tanda bahaya kehamilan.
Apa standar pemeriksaan ANC yang sedang dilakukan bidan pada kasus
di atas?

a. Tingkatkan kesegaran jasmani dengan senam hamil


b. Temukan kelainan pada pemeriksaan fisik
c. Tanya dan sapa ibu dengan ramah
d. Tentukan pemeriksaan Lab
e. Temu wicara dan konseling

Temu wicara (konseling) Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal yang meliputi :

Kesehatan Ibu. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya


secara rutin ketenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang
cukup selama kehamilannya (sekitar 9 -10 jam per hari) dan tidak bekerja keras.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga
kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,
mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan
dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan. Setiap ibu hamil perlu mendapatkan
dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga, atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi
rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas Setiap ibu hamil diperkenalkan
mengenal tanda – tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, maupun nifas
misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada
jalan lahir saat nifas. Mengenal tanda – tanda bahaya ini penting agar ibu hamil
segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. (pada kasus)
Asupan Gizi Seimbang. Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk
proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil
disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah terjadinya
anemia pada kehamilannya.
Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular. Setiap ibu hamil harus tahu mengenai
gejala – gejala penyakit menular dan penyakit tidak menular karena dapat
mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif. Setiap ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena
ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.
Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
KB (Keluarga Berencana) Paska Persalinan. Ibu hamil diberikan pengarah tentang
pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan agar ibu punya
waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga. .

88. Seorang perempuan hamil anak kedua usia kehamilan 8


bulan datang ke BPS ingin memeriksakan kehamilannya. Bidan
melakukan pemeriksaan tinggi fundus uteri berdasarkan evidence based
menggunakan metlin di ukur dari pinggir atas simpisis sampai fundus.
Bagaimana posisi ibu pada pemeriksaan kasus di atas?
a. Posisi ibu setengah duduk
b. Posisi ibu terlentang
c. Posisi ibu jongkok
d. Posisi ibu berdiri
e. Posisi Ibu duduk

Memeriksa leopold I (kaki ditekuk : mengumpulkan uterus, mengukur TFU dengan


jari dan menentukan bagian yang ada di fundus ibu).

89. Seorang perempuan usia 26 tahun datang ke BPS merasa


hamil anak ke-2 usia kehamilan 2 bulan. Ibu mengatakan anak pertama
menderita cacat lahir. Berdasarkan evidence based, bidan melakukan
kolaborasi dengan dokter untuk USG mendeteksi kelainan kongenital.
Kapan waktu yang tepat dilakukan kolaborasi pada kasus di atas ?

a. Usia kehamilam 4-7 minggu


b. Usia kehamilan 8-18 minggu
c. Usia kehamilan 18-23 minggu
d. Usia kehamilan 23-35 minggu
e. Usia kehamilan 36-42 minggu

USG adalah alat utama untuk diagnosis prenatal kelainan kongenital, Bisa
mendeteksi kelainan eksternal maupun internal organ janin, baik kelainan major
ataupun minor.
Pemeriksaan dilakukan pada kehamilan 18-23 minggu (diagnostik window)

90. Seorang perempuan hamil anak pertama usia kehamilan 5


bulan datang ke BPS kunjungan ulang kehamilannya dengan keluhan
pusing dan lemes. Hasil pemeriksaan didapatkan TD: 110/80 mmHg, N:
80x/menit, P: 20x/menit, S: 36,7°C., conjungtiva pucat, HB 10 gr/dl.
Berdasarkan evidence based bidan memberikan obat tablet tambah
darah.
Berapa dosis yang dibutuhkan untuk kasus tersebut di atas?

a. 30 mg/hari selama 3 bulan


b. 40 mg/hari selama 3 bulan
c. 50 mg/hari selama 3 bulan
d. 60 mg/hari selama 3 bulan
e. 70 mg/hari selama 3 bulan

Berdasarkan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR TABLET TAMBAH DARAH BAGI
WANITA USIA SUBUR DAN IBU HAMIL Komposisi Setiap tablet tambah darah
bagi wanita usia subur dan ibu hamilsekurangnya mengandung : a.Zat besi setara
dengan 60 mg besi elemental (dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat, Ferro Fumarat
atau Ferro Gluconat); dan b.Asam Folat 0,400 mg. Bagi wanita usia subur
diberikan sebanyak 1 (satu) kali seminggu dan 1 (satu) kali sehari selama haid
dan untuk ibu hamil diberikan setiap hari selama masa kehamilannya atau
minimal 90 (sembilan puluh) tablet

91. Seorang perempuan hamil anak pertama usia kehamilan 8


bulan datang ke BPS mengatakan sering tidur dengan posisi terlentang.
Bidan mengajurkan sebaiknya ibu menghindari posisi terlentang dan
mengambil posisi miring.
Apa dampak negatif dari kasus di atas?

a. Menyebabkan supine hipotension sindrome


b. Menyebabkan pertumbuhan janin terhambat
c. Menyebabkan terhambat pergerakan janin
d. Menyebabkan peningkatan aliran darah
e. Mempengaruhi sistem pernafasan ibu

Pada uterus dalam keadaan hamil terjadi obstruksi vena kava inferior dan juga vena
femoralis pada 90% wanita, dan efek ini dapat dihilangkan dengan mengubah posisi
ke posisi lateral recumbent. Sebagai tambahan, sirkulasi paravertebral dan kolateral
akan memfasilitasi aliran balik vena dari kaki dan organ-organ pelvis yang dihambat
oleh penekanan vena kava inferior. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa
uterus yang besar mampu menekan sistem arterial. Supine hypotension syndrome
disebabkan
oleh karena penekanan pada aorta dan vena kava inferior oleh uterus yang gravid,
dapat
bermanifestasi yaitu sebagai takikardia, pucat, berkeringat, mual, serta hipotensi dan
pusing. Pada posisi supine terjadi obstruksi vena kava inferior yang hampir lengkap
pada kehamilan aterm. Darah kembali dari ektremitas bawah terjadi melalui vena
vertebra intraoseus, vena paravertebralis, dan vena epidural. Akan tetapi,
kembalinya darah melalui kolateral lebih sedikit daripada yang terjadi melalui vena
kava inferior, menyebabkan penurunan tekanan atrium kanan. Pada posisi supine
juga aorta tertekan oleh uterus yang dalam keadaan hamil dan pada aterm, posisi
left lateral decubitus (posisi miring ke kiri) menyebabkan peningkatan aktivitas sistem
saraf simpatis dan aktivitas vagal daripada posisi supine atau right lateral decubitus
berkurang.

92. Seorang perempuan hamil anak pertama usia kehamilan 4


bulan datang ke BPS ingin memeriksakan kehamilan. Bidan
menanyakan berat badan ibu sebelum hamil dan mengukur berat dan
tinggi badan sekarang untuk mengetahui status gizi ibu.
Apa yang harus diketahui bidan dalam kasus di atas?

a. Index Masa Tubuh


b. Tinggi Fundus Uteri
c. Taksiran Persalinan
d. Lingkar Lengan Atas
e. Taksiran Berat Janin

Selama proses kehamilan, terdapat penumpukan cairan dan


lemak pada tubuh ibu, perkembangan plasenta, cairan amnion, dan juga
perkembangan janin itu sendiri sebagai persiapan kelahiran bayi,
perubahan tersebut mengakibatkan kenaikan berat badan yang bervariasi antara ibu
satu dan lainnya. Kenaikan berat badan ibu pada waktu hamil (gestational weight
gain, GWG) telah banyak diteliti dapat menunjukkan pertumbuhan janin di dalam
kandungan dan merefleksikan berat badan bayi pada waktu lahir.

93. Seorang ibu membawa bayi laki-laki berumur 1 bulan ke PMB untuk mendapatkan
pelayanan imunisasi. Hasil pemeriksaan N 100x/menit, S 36,5˚C, P 36x/menit. Bidan
mengencerkan vaksin BCG dan memberikan imunisasi BCG tersebut dengan dosis
0.05 ml secara intra cutan.
Pengelolaan vaksin bagaimanakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Simpan pada suhu 6-8˚C
b. Hindari sinar matahari langsung
c. Vaksin dapat disimpan didalam frezzer
d. Habiskan vaksin sesuai dengan jumlah pelayanan
e. Vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam waktu 8 jam

Pembahasan :
Vaksin BCG merupakan vaksin hidup, supaya vaksin tidak rusak harus
memperhatikan cara penyimpanannya yaitu : harus terhindar dari sinar matahari,
disimpan pada suhu 2-8°C, jaga vaksin jangan sampai beku, tidak dianjurkan vaksin
ulang dan vaksin baru yang telah dibuka dan diencerkan harus dibuang dalam
waktu 8 jam.
94. Seorang ibu membawa bayi laki-laki berumur 1 bulan ke PMB untuk mendapatkan
imunisasi BCG. Hasil anamnesis ibu menderita TB paru aktif dan baru mendapat
pengobatan 1 bulan. Hasil pemeriksaan bayi N 100x/menit, S 36,5˚C, P 36x/menit.
Penatalaksanaan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Bayi jangan diberi BCG
b. Berikan vaksin BCG sesuai jadwal
c. Berikan pengobatan anti TB sesuai program
d. Rujuk bayi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut
e. Cegah TB pada bayi dengan isoniazid profilaksis (INH) 5 mg/kgBB 1x1 per oral

Pembahasan :
Jika ibu menderita tuberkulosis paru aktif dan diobati selama kurang dari dua
bulan sebelum melahirkan atau terdiagnosis menderita tuberkulosis sesudah
melahirkan :

● Yakinkan ibu bahwa aman untuk memberikan ASI pada bayinya;


● Jangan memberikan vaksin tuberkulosis (BCG) saat bayi baru lahir;
● Berikan isoniazid profilaktik 5 mg/kg oral satu kali sehari;
● Pada umur enam minggu, evaluasi kembali bayi, perhatikan pertambahan berat
badan dan jika mungkin lakukan pemeriksaan foto dada;
● Jika terdapat temuan-temuan ke arah penyakit aktif, mulailah pengobatan anti
tuberkulosis lengkap;
● Jika bayi terlihat baik dan hasil pemeriksaan negatif, lanjutkan isoniazid
profilaktik sampai lengkap enam bulan pengobatan;
● Tunda pemberian vaksin BCG sampai dua minggu sesudah pengobatan selesai.
Jika BCG sudah diberikan, ulangi imunisasi BCG dua minggu sesudah
pengobatan dengan isoniazid selesai.

Pada kasus di atas bayi datang ke Praktik Bidan Mandiri, Bidan tidak ada
kewenangan untuk memberikan terapi sehingga jawaban yang tepat adalah Rujuk
bayi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

95. Seorang ibu membawa bayi perempuan berumur 2 bulan untuk imunisasi ke PMB.
Hasil anamnesa bayi tidak sedang menderita penyakit apapun dan telah
mendapatkan imunisasi sesuai dengan jadwal pada bulan-bulan sebelumnya yaitu
HB0 pada saat lahir dan BCG serta polio 1 pada saat usia bayi 1 bulan. Hasil
pemeriksaan N: 100x/menit, S:36,5˚C, R: 34x/menit.
Jenis imunisasi apakah yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. Polio 2, Pentabio 1
b. Polio 2, Pentabio 2
c. Polio 3, Pentabio 2
d. Polio 3, Pentabio 3
e. Polio 4, Pentabio 3

Pembahasan :
Imunisasi dasar diberikan untuk mendapat kekebalan awal secara aktif. Jadwal
imunisasi yang diwajibkan sesuai program pengembangan imunisasi adalah:

UMUR JENIS IMUNISASI

0 bulan (Dalam waktu HB0


12 jam setelah lahir)

1 bulan BCG, Polio1

2 bulan DPT 1, HB 1, Polio 2

3 bulan DPT 2, HB 2, Polio 3

4 bulan DPT 3, HB 3, Polio 4

9 bulan Campak

96. Seorang ibu membawa bayi laki-laki berumur 4 bulan ke PMB. Ibu mengeluh bayinya
muntah setelah mencoba memakan kertas, hasil anamnesa bayi tidak sedang
menderita penyakit apapun dan telah mendapatkan imunisasi sesuai dengan anjuran
Bidan pada bulan-bulan sebelumnya. Hasil pemeriksaan N 100x/menit, S 36,5˚C, P
34x/menit.
Perkembangan motorik halus apakah yang sesuai dengan kasus tersebut?
a. Memegang benda dan memasukan kedalam mulut
b. Memegang benda dengan telunjuk dan ibu jari
c. Melemparkan benda yang dipegang
d. Mencari dan meraih benda kecil
e. Mengikuti gerakan jari tangan

Pembahasan :

Kemampuan motorik halus pada bayi usia 4 bulan adalah :

- Mulai suka memasukkan jari-jarinya ke mulut


- Menggenggam mainan yang diberikan kepadanya dengan cara membuka telapak
tangan, menekuk kelingking ke arah telapak tangan
- Berusaha memperluas lapangan pandangan
- Suka menarik rambut orangtuanya, pakaian atau selimut.

97. Seorang ibu membawa bayi perempuan berumur 4 bulan ke PMB. Ibu mengeluh
bayinya jatuh dari tempat tidur saat sedang tidur, hasil anamnesis bayi tidak sedang
menderita penyakit apapun. Hasil pemeriksaan N 100x/menit, S 36,5˚C, P 34x/menit.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Perkembangan motorik kasar apakah yang sesuai dengan kasus tersebut?
a. Duduk tanpa pegangan
b. Bangkit dengan kepala tegak
c. Memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan
d. Berguling dari terlentang ke tengkurap
e. Duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat

Pembahasan :
Kemampuan motorik kasar pada bayi usia 4 bulan adalah :
- Dapat memiringkan badannya ke sisi kiri dan kanan
- Mengangkat kepala sampai 90° dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
- Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
- Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
- Berguling dari terlentang ke tengkurap

98. Seorang perempuan membawa bayinya berumur 9 bulan untuk diimunisasi campak
ke PMB. Hasil anamnesa 1 bulan yang lalu bayinya terkena penyakit campak. Hasil
pemeriksaan N 104x/menit, R 34 x/menit, suhu 36,6ᴼC, pemeriksaan fisik dalam
batas normal. Bidan tidak memberikan imunisasi campak.
Jenis kekebalan apakah yang ada pada bayi tersebut?
a. Kekebalan aktif alamiah
b. Kekebalan aktif dan pasif
c. Kekebalan pasif alamiah
d. Kekebalan aktif buatan
e. Kekebalan pasif buatan

Pembahasan :

Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh
tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Contoh di atas, bayi
pernah terserang penyakit campak tidak akan terserang penyakit yang sama untuk
kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing
dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi untuk
melawan antigen tersebut.

99. Seorang ibu membawa bayi laki-laki berumur 2 bulan ke RS. Ibu mengeluh penis
anaknya melengkung ke bawah, air kencing yang keluar menyebar dan mengalir
melalui batang penis. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, meatus uretra
eksterna (lubang kencing) terletak di bagian bawah dari penis dan letaknya lebih
kearah pangkal penis.
Diagnosis apakah yang mungkin pada kasus tersebut?
a. Hidrokel
b. Torsio testis
c. Hipospadia
d. Hernia inguinalis
e. Testis undesenden

Pembahasan :
Hipospadia merupakan kelainan konginetal dimana lubang uretra tidak terletak pada
tempatnya yang disebabkan oleh uretra terlalu pendek sehingga tidak mencapai
gland penis, kelainan terbatas pada uretra anterior dan leher kandung kemih. Gejala
klinisnya penis terlihat agak bengkok, kadang terjadi keluhan miksi yaitu air kencing
yang keluar menyebar dan mengalir melalui batang penis.

100. Seorang ibu membawa anak laki-laki berumur 3 tahun ke RS. Ibu mengeluh
anaknya tidak mau makan, berat badan turun berturut-turut selama 3 bulan, BAB
mencret. Hasil pemeriksaan BB 12 kg, TB 80 cm, N 120x/menit, P 28x/menit, S 37˚C,
badan kurus, tidak terdapat lemak sub cutan, kulit keriput dan longgar.
Diagnosis apakah yang mungkin pada kasus tersebut?
a. Sindroma nefrotik
b. Pellagra infantil
c. Actinic prurigo
d. Sirosis hepatis
e. Marasmus

Pembahasan :
Marasmus adalah bentuk gangguan nutrisi yang disebabkan tubuh kekurangan
protein dan kalori. Kedua nutrisi tersebut sangat dibutuhkan untuk menjalankan
berbagai fungsi tubuh. Saat tubuh kekurangan protein dan kalori, berbagai fungsi
fisik mengalami perlambatan bahkan dapat terhenti. Selain itu, marasmus sering
diawali dengan kelaparan dan beberapa gejala malnutrisi, di antaranya:

● Kelelahan
● Penurunan suhu tubuh
● Gangguan emosi – tidak menunjukan ekspresi emosi
● Mudah marah
● Lesu
● Perlambatan pernapasan
● Tangan bergetar
● Kulit kering dan kasar
● Kebotakan

101. Seorang ibu membawa anaknya berusia 3 tahun ke PMB. Ibu mengeluh anaknya
sering diare karena sering jajan diluar. Hasil pemeriksaan: KU: tampak kurus, BB: 15
kg, keadaan rambutnya pirang dan jarang.
Penatalaksanaan apakah yang paling sesuai dengan kasus tersebut?
a. Mengajarkan ibunya pengolahan menu
b. Melakukan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut
c. Memberikan PMT (Pemberian Makanan tambahan) khusus
d. Memberikan penyuluhan gizi dan kebersihan lingkungan
e. Menganjurkan ibu untuk diberi makanan tambahan dan minum susu
Pembahasan :

Cara terbaik agar terhindar dari marasmus adalah dengan menerapkan pola
makan seimbang dengan cara memenuhi protein dari susu, ikan, telur atau
kacang-kacangan. Selain itu konsumsi sayur dan buah diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral agar terhindar dari kondisi malnutrisi secara umum.

Pencegahan infeksi juga merupakan hal penting karena berbagai penyakit


dapat berpotensi menyebabkan gangguan nutrisi pada seseorang, terutama jika ia
pernah mengalami marasmus. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, serta memastikan bahwa makanan yang
dikonsumsi terbebas dari penyakit.

102. Seorang bayi umur 1 hari, lahir di PMB dengan riwayat BBLR, berat badan
lahir 2300 gr. sebelum pulang bidan menyarankan kepada ibu untuk melakukan
metode kangguru di rumah.
Bagaimanakah cara yang tepat pada kasus tersebut?
a. Dilakukan ketika bayi sedang tidur
b. Kontak kulit dengan posisi horizontal
c. Dilakukan setiap pagi selama 15 menit
d. Letakkan bayi dengan posisi tegak diantara payudara ibu, kontak kulit dada
ke dada.
e. Kepala bayi menghadap ke dada ibu dengan posisi sedikit menunduk supaya jalan
nafas terbuka dan ada kontak mata dengan ibu.

Pembahasan :
Perawatan Metode Kangguru (PMK) adalah perawatan bayi prematur melalui
kontak kulit ke kulit dengan ibu. PMK diketahui efektif untuk pengaturan suhu,
menyusui dan membangun ikatan antara ibu dan bayi, oleh karena itu dapat
dilakukan untuk bayi prematur di Rumah Sakit maupun di rumah.
Caranya adalah sebagai berikut :
● Letakkan bayi dengan posisi tegak diantara payudara ibu, kontak kulit dada
ke dada.
● Kepala bayi menghadap ke samping dengan posisi sedikit menengadah supaya
jalan nafas terbuka dan ada kontak mata dengan ibu.
● Panggul bayi dalam posisi seperti katak.
● Ikat dengan kain di bawah telinga bayi. Ikatan yang kencang di bagian punggung
sedangkan bagian perut dilonggarkan supaya bayi dapat bernafas lega.

103. Seorang perempuan 25 tahun, P1A0, Post Partum 1 bulan datang ke PMB
untuk berKB, hasil anamnesis: bayi hanya diberikan ASI saja, ibu belum
melakukan hubungan seksual, hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, N 88x/menit,
S 36˚C, P 18x/menit, TFU sudah tidak teraba, perdarahan -.
Kapan waktu yang tepat melakukan hubungan suami istri pada kasus tersebut?

a. Setelah berKB, tidak ada perdarahan dan tidak sakit


b. Setelah tidak ada perdarahan dan ibu merasa siap
c. Apabila ibu terus memberikan ASI
d. Setelah luka jahitan kering
e. Setelah 40 hari

Pembahasan :
Setelah melahirkan, vagina mengalami banyak perubahan dan butuh waktu
untuk kembali putih seperti sedia kala. Apalagi jika proses melahirkan ini melalui
proses normal. Saat melahirkan dengan proses normal, tidak menutup kemungkinan
hal ini membuat vagina meregang, tertarik sampai batas maksimal, luka, robek
hingga luka episiotomi. Menurut penelitian yang diterbitkan di Journal of Sexual
Medicine menyebutkan jika rata-rata wanita yang telah melahirkan akan melakukan
hubungan intim kembali setelah 2,1 bulan pasca melahirkan. Selama ibu siap, suami
siap dan vagina siap untuk melakukan hubungan intim kembali, ibu bisa segera
melakukannya. Tapi tetap harus ekstra hati-hati agar tidak menyakiti salah satu pihak
maupun keduanya dan dipastikan sudah ber KB.

104. Seorang perempuan berumur 21 tahun, P1A0 post partum 7 hari datang ke
PMB dengan keluhan puting susu lecet, hasil anamnesis: sakit saat menyusui
sejak 3 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan: TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, S
37,4OC P 24x/menit puting susu lecet, TFU 2 jari diatas simfisis, lochea serosa
dan luka perineum bersih dan sudah kering.
Penatalaksanaan apakah yang tepat diberikan pada kasus tersebut?
a. Breast Care
b. Teknik Hoffman
c. Kompres air hangat
d. Mengajarkan teknik menyusui
e. Menggunakan Bra yang menyangga

Pembahasan :
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Akibat dari teknik menyusui yang
tidak benar dapat menyebabkan puting susu lecet, ASI tidak keluar secara optimal
yang akibatnya mempengaruhi produksi ASI. Puting lecet bisa disebabkan karena
saat menyusui puting dan bagian sekitar payudara tidak masuk dengan benar ke
dalam mulut bayi. Sehingga bayi justru mengisap bagian puting dan bukan payudara.
Meski awalnya hanya menyebabkan sakit atau tidak nyaman saat menyusui, lama
kelamaan kondisi ini bisa membahayakan puting.

105. Seorang perempuan berumur 23 tahun, P1A0 post partum 3 hari datang ke
PMB untuk memeriksakan dirinya. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N
80x/menit, S 36,7OC P 24x/menit,. Payudara terlihat kotor pada daerah aerola,
puting susu tenggelam dan teraba agak keras.
Penatalaksanaan pakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Breast Care
b. Teknik Hoffman
c. Teknik Menyusui
d. Kompres hangat-dingin
e. Menganjurkan penggunaan Bra yang menyangga

Pembahasan :
Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan cenderung
masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar. Pada kasus seperti
ini biasanya bayi kesulitan dan mungkin tidak mau untuk menyusu. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk merangsang puting susu keluar adalah dengan
teknik Hoffman yaitu dengan cara : Letakkan ibu jari di atas puting. Tolak perlahan-
lahan kedalam tisu payudara dan pada masa yang sama tarik ibu jari. Dengan itu,
ibu akan melakukan regangan keatas puting dan melonggarkannya. Jadi puting
mudah bergerak kedalam dan keluar. Lakukan teknik ini sekurng-kurangnya lima kali
sehari.
106. Seorang perempuan berusia 21 tahun, P1A0 post partum 2 minggu datang ke
PMB untuk memeriksakan dirinya. Hasil anamnesis riwayat persalinan bayi lahir
kembar normal dan ibu merasa kebingungan karena tidak jarang kedua bayinya
harus disusui secara bersamaan. Hasil pemeriksaan TD 110/70 mmHg, N
84x/menit, S 36,4˚C, P 20x/menit.
posisi menyusui apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. clutch
b. cradle
c. reclining
d. cross-cradle
e. Baby upright

Pembahasan :

Menyusui bayi dengan posisi menyangga kepala (the clutch or football hold)

Pemberian ASI pada bayi kembar bukanlah hal mudah. Sebagai seorang ibu, harus
memiliki cara tersendiri dalam memberikan ASI untuk kedua bayinya sehingga si
kembar bisa nyaman dan tenang ketika menyusu. Kondisi yang nyaman dalam
pemberian ASI memiliki peran penting dalam kelancaran selama proses menyusui.
Posisi pertama yang bisa dilakukan ketika menyusui bayi kembar yaitu dengan posisi
menyangga kepala bayi dengan cara menyangga kedua kepala bayi dengan
menggunakan telapak tangan. Sementara itu tubuh bayi diselipkan di bawah kedua
tangan ibu. Jika ibu menyusui bayi dengan payudara kanan, Anda bisa
memegangnya dengan menggunakan tangan kanan. Begitu pun sebaliknya. Ibu bisa
meletakkan bayinya di atas penyangga atau bantal, atau di pangkuan. Sangga
bagian leher, bahu dan kepala bayi dengan menggunakan tangan. Arahkan mulut
bayi, biarkan kaki bayi menjulur ke belakang.

107. Seorang perempuan umur 23 tahun, P1A0, post partum 12 jam yang lalu di
PMB. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada bekas luka jahitan. Hasil
anamnesis nyeri dirasakan pada saat duduk. Hasil pemeriksaan TD 100/60
mmHg, N 84x/menit, S 37,80 C, P 26x/menit, darah berwarna merah, perineum
luka jahitan masih basah.
Penatalaksanaan apakah yang tepat sesuai kasus tersebut?
a. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi
b. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
c. Menganjurkan ibu untuk makan makanan berserat
d. Memberitahu ibu mengenai perawatan luka perineum
e. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut sehari minimal 3x

Pembahasan :

Merawat luka merupakan suatu usaha untuk mencegah trauma (injury) pada
kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma,
fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit (Ismail, 2012). Perawatan
luka perineum menurut APN adalah sebagai berikut:

⮚ Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering.


⮚ Menghindari pemberian obat trandisional.
⮚ Menghindari pemakaian air panas untuk berendam.
⮚ Mencuci luka dan perineum dengan air dan sabun 3-4 x sehari.
⮚ Kontrol ulang maksimal seminggu setelah persalinan untuk pemeriksaan
penyembuhan luka.

108. Seorang perempuan umur 25 tahun, P1A0 post partum 10 hari datang ke
PMB. Ibu mengeluh nyeri tungkai. Hasil anamnesis nyeri dirasakan sejak 3 hari
yang lalu. Hasil pemeriksaan TD 140/90 mmHg, N 120x/menit, S 38,5 oC, R :
24x/menit, kedua payudara tidak ada kelainan, ASI+, TFU 3 jari atas simfisis,
lochea normal tidak berbau, ekstremitas edema pergelangan kaki dan tungkai,
tanda Homan positif. Diagnosis apakah yang paling tepat pada kasus tersebut ?
a. Tromboflebitis pelvis
b. Tromboflebitis arteri
c. Tromboflebitis superfisial
d. Tromboflebitis vena dalam
e. Tromboflebitis femoralis

Pembahasan :

Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai


pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode
pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat
peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh
tekanan kepala janin selama kehamilan dan persalinan, dan aktifitas pada periode
tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada
ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).

Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai, misalnya vena


vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar hari ke-10 pasca
partum. (Abdul Bari SAifudin, dkk., 2002)

109. Seorang perempuan berumur 24 tahun, P1A0 PP 1 hari melahirkan normal


ditolong Bidan di RS mengeluh bayinya tidak mau menyusu karena puting susu
ibu besar dan ASI belum keluar, bidan mengajarkan dan membimbing ibu teknik
menyusui yang baik dan benar.
Peran dan tanggung jawab bidan apakah yang paling tepat pada pada kasus
tersebut?
a. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman
b. Mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas
c. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
d. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
e. Memberikan asuhan secara profesional

Pembahasan:

Bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum.
Adapun salah satu peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas pada saat
laktasi adalah mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa
nyaman.

110. Seorang perempuan umur 21 tahun, P1A0 post partum 6 minggu datang ke
PMB. Hasil pemeriksaan TD 120/80mmHg, N 88x/menit, S 36,5˚C, P 20x/menit,
TFU sudah tidak teraba, perineum luka jahitan sudah kering dan ibu tetap
memberikan ASI.
Asuhan kebidanan apakah yang tepat pada kasus tersebut ?
a. Memberikan konseling KB
b. Memastikan pemberian ASI awal
c. Menilai ada tidaknya tanda-tanda infeksi
d. Memastikan involusi uterus berjalan baik
e. Mencegah perdarahan nifas karena atonia uteri
Pembahasan :

Kunjungan/asuhan post partum pada ibu 6 minggu persalinan adalah :

- Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialaminya atau bayinya


- Memberikan konseling KB secara dini

111. Seorang perempuan umur 29 tahun, P1A0 PP 1mg datang kontrol ke PMB,
mengeluh kemaluan tercium bau, hasil pemeriksaan TD 120/80mmHg, N
84x/menit, S 36˚C, P 20x/menit, payudara tak ada kelainan, ASI+ banyak, luka
epis masih basah, tampak perineum sampai anus kotor, berbau.
Anjuran apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?

a. Mencuci tangan memakai sabun dan air sebelum menyentuh daerah genetalia
b. Mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB,BAK setiap 3 jam 1x
c. Tidak sering menyentuh luka episiotomi dan laserasi
d. Menjaga kebersihan seluruh tubuh
e. Merendam dengan air hangat

Pembahasan :
Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan anak mengurangi rasa
ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah infeksi, dan meningkatkan penyembuhan
dengan prosedur pelaksanaan menurut Hamilton (2002) adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangannya
b. Mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB,BAK setiap 3 jam 1x
c. Membuang pembalut yang telah penuh dengan gerakan ke bawah mengarah ke
rectum dan letakkan pembalut tersebut ke dalam kantung plastik
d. Berkemih dan BAB ke toilet
e. Semprotkan ke seluruh perineum dengan air
f. Keringkan perineum dengan menggunakan tissue dari depan ke belakang
g. Pasang pembalut dari depan ke belakang
h. Cuci kembali tangan.

112. Seorang perempuan umur 29 tahun, P2A0 PP 12 jam di RS, mengeluh perut
terasa mulas, hasil pemeriksaan TD 110/70mmHg, N 88x/menit, S 37˚C, P
20x/menit, payudara tak ada kelainan, colostrum +, TFU 3 jari bawah pusat,
kontraksi uterus baik, perdarahan normal, BAK spontan+.
Penatalaksanaan apakah yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Berbaring rileks dan mengangkat pantat perlahan-lahan
b. Mengangkat lurus kedua tangan
c. Melakukan pernafasan perut
d. Menekuk kedua kaki
e. Melakukan sit up

Pembahasan :
Senam nifas yang dilakukan pada tahap hari pertama adalah : posisi tubuh
terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil
nafas melalui hidung, kembungkan perut, dan tahan hingga hitungan ke 5, kemudian
keluarkan nafas pelan-pelan melalui mulut sambil mengkontraksikan otot perut.
Ulangi sebanyak 8 kali.

113. Seorang perempuan umur 23 tahun, P1A0 PP 1 mg datang ke PMB mengeluh


pusing. Hasil anamnesa ibu kurang tidur karena bayinya rewel, sering terbangun,
hasil pemeriksaan TD 130/90mmHg, N 88x/menit, S 36,5˚C, P 18x/menit, muka
terlihat pucat.
Penkes apakah yang tepat pada kasus tersebut?

a. Istirahat yang cukup untuk mengurangi kelelahan


b. Usahakan tidur siang 2 jam dan malam 7-8 jam
c. Mengatur kegiatan rumahnya
d. Istirahat selagi bayi tidur
e. Tidur lebih awal

Pembahasan :
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat berarti suatu keadaan tenang,
relaks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah. Hal ini penting
karena jika ibu kurang istirahat akan mempengaruhi kondisi kesehatan secara
umum. Akibat kelelahan akan berdampak dalam proses pemulihan terutama yang
berkaitan dengan organ reproduksi yaitu memperlambat proses involusi uterus, yang
bisa mengakibatkan perdarahan, mengganggu laktasi dengan penurunan jumlah
ASI, serta ketidaknyamanan dalam merawat bayi serta bisa mengakibatkan depresi
dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan diri sendiri. Usahakan tidur siang 2
jam dan malam 7-8 jam.

114. Seorang perempuan umur 24 tahun, P1A0 PP 8 jam di PMB, mengeluh takut
jahitannya lepas pada saat BAB, hasil anamnesis riwayat persalinan anak besar
dan luka epis yang lebar, hasil pemeriksaan TD 120/80mmHg, N 100x/menit, S
37˚C, P 24x/menit. TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan
normal, luka jahitan masih basah.
Penkes apakah yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Optimalkan mobilisasi dini
b. Kalau belum BAB 2-3 hari PP menandakan normal
c. Bila lebih 3 hari tidak BAB boleh minum obat pencahar
d. Asupan cairan yang adekuat dan makanan tinggi serat
e. Minum air putih setiap bangun pagi dan pergi ke kamar mandi

Pembahasan :
Eliminasi biasanya tertunda selama 2-3 hari, karena edema persalinan, diit cairan,
obat-obatan, analgetik, dan perineum yang sakit. Bila lebih dari 3 hari belum BAB
bisa diberikan pencahar. Ambulasi secara dini dan teratur akan membantu dalam
regulasi BAB. Asupan cairan yang adekuat dan diit tinggi serat sangat dianjurkan.

115. Seorang perempuan umur 25 tahun, P1A0 PP 2 minggu datang ke PMB. Hasil
anamnesa riwayat persalinan normal, saat ini ibu merawat bayi dan
menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Pemeriksaan TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, S 36˚C, P 20x/menit. Payudara
tidak ada kelainan, produksi ASI banyak, TFU 3 jari atas simfisis, lochea alba.
Asuhan kebidanan apakah yang tepat pada periode nifas tersebut?
a. Mengajarkan senam nifas
b. Mengajarkan cara perawatan luka
c. Mengajarkan cara perawatan bayi
d. Mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar
e. Menyampaikan kepada keluarga untuk memberi dukungan yang penuh
untuk membantu merawat bayi

Pembahasan :
Asuhan kebidanan pada ibu 2 minggu postpartum salah satunya adalah memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayinya tetap
hangat, dan merawat bayi sehari-hari. Karena ibu mengerjakan pekerjaan semua ini
sendiri maka keluarga perlu memberi dukungan yang penuh untuk membantu
merawat bayinya.

116. Seorang perempuan umur 23 tahun, P1A0 2 jam post partum di RS, hasil
anamnesis riwayat Preeklampsi Berat. Hasil pemeriksaan KU: lemah TD 150/100
mmHg, N 90x/menit, S 38° C, P 16x/menit, , TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
baik, darah yang keluar lebih dari 600 ml. Ibu mendapatkan pemantauan ketat
dari bidan jaga dengan infus MgSO4 terpasang.
Standar asuhan kebidanan apakah pada kasus tersebut?
a. Standar 25 (retensio plasenta)
b. Standar 20 (vakum ekstraktor)
c. Standar 24 (sepsis purperium)
d. Standar 23 (perdarahan pasca partum sekunder)
e. Standar 21 (perdarahan pasca partum primer)

Pembahasan :

Standar 21 penanganan perdarahan post partum primer. Tujuannya


adalah mengenali dan mengambil tindakan pertolongan kegawatdaruratan yang
tepat pada ibu yang mengalami perdarahan postpartum primer / atoni uteri.
Pernyataan standarnya adalah : Bidan mampu mengenali perdarahan yang
berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan (perdarahan postpartum primer)
dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan perdarahan.

117. Seorang perempuan umur 23 tahun, P1A0 post partum 3 hari datang ke
Puskesmas mengeluh payudaranya bengkak sebelah. Hasil pemeriksaan fisik
dan TTV dalam batas normal, payudara terlihat lebih tegang disebelah kanan.
Bidan melakukan konseling mengenai teknik menyusui yang baik.
Kode pemeriksaan apakah yang tepat ditulis dalam kohort pada kasus tersebut?
a. PK
b. KN
c. KF 1
d. KF 2
e. KF 3

Pembahasan :
Nifas adalah periode mulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai
standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan,
yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari ke empat
sampai dengan hari ke-28 pasca persalinan, dan pada hari ke-29 sampai dengan
hari ke-42 pasca persalinan. Keberhasilan upaya kesehatan ibu nifas diukur melalui
indikator cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (Cakupan KF3). Indikator ini
menilai kemampuan negara dalam menyediakan pelayanan kesehatan ibu nifas
yang berkualitas sesuai standar.

118. Seorang perempuan umur 23 tahun, P2A0 datang ke PMB ingin


menggunakan kontrasepsi karena ingin menunda kehamilan. Hasil pemeriksaan TD
120/90 mmHg, N 80x/menit, S 36,50C P 20x/menit. Tidak ada kelainan pada
abdomen dan genitalia. Bidan memberikan informasi mengenai kontrasepsi dan
mempersilahkan ibu untuk memilih jenis kontrasepsi yang diinginkan sesuai dengan
kesehatan ibu.
Tindakan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Penapisan awal
b. Informed choise
c. Informed consent
d. Konseling pra tindakan
e. Konseling post tindakan

Pembahasan :
Informed choice adalah membuat pilihan setelah mendapatkan penjelasan tentang
alternatif asuhan yang akan dialaminya, pilihan (choice) harus dibedakan dengan
persetujuan (concent). Persetujuan penting dari sudut pandang bidan, karena itu
berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur
yang dilakukan oleh bidan. Sedangkan pilihan (choice) lebih penting dari sudut
pandang wanita (pasien) sebagai konsumen penerima jasa asuhan kebidanan.
119. Seorang perempuan umur 21 tahun, G1P0A0 hamil 8 bulan datang ke PMB
untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N
80x/menit, S 36,5oC P 24x/menit. TFU 30 cm letak sungsang, TBBJ 3500 gram, DJJ
132x/menit. Bidan memberikan penjelasan mengenai resiko persalinan sungsang
dan melakukan rujukan namun pasien dan keluarganya menolak ingin menunggu
sampai dengan cukup bulan.
Kondisi apakah yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Issue etik
b. Konflik etik
c. Dilema etik
d. Dilema moral
e. Konflik moral

Pembahasan :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada perubahan
pola pikir manusia. Masyarakat semakin kritis sehingga terjadi penguatan tuntutan
terhadap mutu pelayanan kebidanan yang baik perlu dilandasan komitmen yang kuat
dengan basis etik dan moral yang baik. Dalam praktik kebidanan seringkali bidan
dihadapkan pada beberapa permasalahan yang dilematis, artinya pengambilan
keputusan yang sulit yang berkaitan dengan etik. Dilema etik muncul karena
terbentur konflik moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang
diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Beberapa permasalahan pembahasan
etik dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:
a. Memilih dan mengambil keputusan dalam persalinan.
b. Pelaksanaan (Ultrasonogarfi) USG dalam kehamilan.
c. Konsep normal pelayanan kebidanan.
d. Persetujuan dalam proses melahirkan.
e. Kegagalan dalam proses persalinan.
f. Bidan dan pendidikan seks

120. Seorang perempuan umur 35 tahun, P4A0 datang ke PMB untuk berKB. Hasil
konseling KB didapatkan ibu ingin menggunakan kontrasepsi IUD. Hasil
pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, S 36,7 0C P 24x/menit. Payudara,
abdomen dan v/v tidak ada kelainan. Bidan meminta ibu menandatangani lembar
persetujuan.
Tindakan apakah yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Penapisan awal
b. Informed choise
c. Informed consent
d. Konseling pra tindakan
e. Konseling post tindakan

Pembahasan :
Informed consent adalah suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya medis
yang akan dilakukan oleh petugas kesehatan terhadap dirinya, setelah pasien
mendapatkan informasi dari petugas kesehatan mengenai upaya medis yang dapat
dilakukan untuk menolong dirinya, disertai informasi mengenai segala resiko yang
mungkin terjadi.

121. Seorang perempuan umur 24 tahun, G1P0A0 hamil 8 bulan datang ke RS


dengan keluhan keputihan. Hasil anamnesis kemaluan terasa gatal dan berbau
sejak 2 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N 80x/menit, S
36,6oC P 24x/menit. TFU 28 cm, puki, letak kepala, DJJ + 128x/menit. Vulva vagina
terdapat kutil-kutil kecil menyebar. Setelah dokter Sp.OG menjelaskan penyakit
kelamin tersebut pasien dan suami meminta dokter dan bidan untuk merahasiakan
penyakitnya kepada keluarga.
Pernyataan apakah yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Hak bidan
b. Hak Pasien
c. Kewajiban bidan
d. Kewajiban pasien
e. Hak dan kewajiban pasien

Pembahasan :
Menurut UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 4-8 disebutkan setiap orang
berhak atas kesehatan, akses atas sumber daya, pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau, menentukan pelayan kesehatan sendiri yang dibutuhkan,
lingkungan yang sehat, info dan edukasi kesehatan yang seimbang dan bertanggung
jawab, dan informasi tentang data kesehatannya sendiri, hak atas rahasia pribadi.

122. Seorang Bidan di PMB sedang menyiapkan pergi berlibur dengan


keluarganya, tiba-tiba datang pasien G2P1A0 parturient aterm kala I fase aktif
sehingga bidan memutuskan untuk menunda pergi bersama keluarga dan melayani
pasien yang akan melahirkan tersebut.
Pernyataan apakah yang sesuai dengan kasus tersebut?
a. Kewajiban bidan terhadap masyarakat
b. Kewajiban bidan terhadap pemerintah
c. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
e. Kewajiban bidan terhadap negara

Pembahasan:

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah :

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat


a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
b. Setiap bidan dalam menjalankan tugas proofesinya menjunjung tinggi harkat
dan martabat kemanusiaan yang yang utuh dan memelihara citra bidan
c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada
peran tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga
dan masyarakat
d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien, dan menghormati nilai – nilai yang berlaku
dimasyarakat
e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan indentitas yang sama
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
123. Seorang bidan desa rutin memberikan pelayanan kebidanan kepada
masyarakat mulai dari pelayanan kehamilan, persalinan, imunisasi dan KB di PMB,
pada saat bidan koordinator PKM menata ulang kelengkapan administrasi
didapatkan salah satu bidan desa yang surat ijin praktik bidannya kadaluwarsa 2
tahun.
Termasuk penyimpangan apakah pada kasus tersebut?
a. Malpraktik etik
b. Malpraktik yuridis
c. Malpraktik perdata
d. Malpraktik pidanan
e. Malpraktik administratif

Pembahasan:

Malpraktik administratif adalah apabila tenaga kesehatan melakukan pelanggaran


terhadap hukum administrasi negara yang berlaku. Misalnya menjalankan praktik
bidan tanpa adanya izin praktik, menjalankan praktik bidan dengan izin praktk yang
kadaluwarsa.

124. Seorang perempuan umur 23 tahun, P1A0 PP 8 jam lahir spontan normal di
PMB, ibu dalam kondisi normal, ASI cukup, kebutuhan eliminasi dan mobilisasi
terpenuhi, bayi perempuan normal, menyusu kuat. Ibu dan bayi sudah diijinkan
pulang dan mendapatkan surat keterangan lahir yang tertulis bayi laki-laki.
Lingkup masalah apakah yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Kelalaian
b. Malpraktik
c. Malpraktek
d. Pemalsuan
e. Etika pelayanan

Pembahasan :

Kelalaian adalah sebagai terjemahan dari 'Negligence" (Belanda


: Nalatigheid) dalam arti umum bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan.
Seseorang dikatakan lalai apabila ia bertindak acuh dan tak peduli. Juga tidak
memperhatikan kepentingan orang lain sebagaimana lazimnya didalam tata
pergaulan hidup masyarakat. Selama akibat dari kelalaian itu tidak sampai membawa
kerugian atau cedera dan menyangkut hal yang sepele, maka kelalaian itu tidak
berakibat hukum. Prinsip ini berdasarkan "De minimis not curat lex, The law does
not concern itself with trifles". Yaitu hukum tidak mencampuri hal-hal yang
dianggap sepele.
Apabila kelalaian yang dilakukan sudah mencapai tingkat tidak
memperdulikan keselamatan orang lain, maka kelalaian yang dilakukan akan
berubah menjadi tindakan kriminal. Jika akibat dari kelalaian yang dilakukan
menyebabkan celaka, cedera, bahkan sampai merenggut nyawa maka kelalaian
tersebut termasuk tindak pidana dan pelanggaran hukum.
Kasus diatas termasuk kedalam lingkup masalah kelalaian dimana
contoh kasusnya adalah kesalahan penulisan jenis kelamin.

125. Seorang bidan hadir pada pertemuan rutin IBI cabang dan mendapat teguran
dari kepala IBI cabang karena menggunakan seragam IBI namun warna
kerudungnya tidak sesuai dengan yang telah ditentukan oleh organisasi.
Bentuk pelanggaran apakah yang dilakukan pada kasus tersebut?
a. Pelanggaran etika
b. Pelanggaran moral
c. Pelanggaran etiket
d. Pelanggaran kode etik
e. Pelanggaran hukum kebidanan

Pembahasan :

Etika sangat berbeda dengan etiket. Etika berarti ’’moral’’ sementara etiket
berarti ’’sopan santun’’. Bentuk kata keduanya dalam bahasa Inggris ethics dan
etiquette. Keduanya menyangkut perilaku manusia. Istilah etiket dipakai sehari-hari,
dan mempunyai arti lebih terbatas ada aturan yang mengatur perbuatan yang
dilakukan seseorang berkaitan dengan sopan santun.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain hadir atau
saksi, maka etiket tidak berlaku. Meletakkan kaki di atas meja di hadapan orang lain
dianggap melanggar etiket, namun jika sendirian atau tidak ada saksi mata, tidak
dianggap melanggar etiket, sementara etika tidak bergantung pada hadir tidaknya
orang lain. Misalnya, larangan untuk mencuri selalu berlaku, entah ada orang lain
atau tidak, dan barang pinjaman selalu harus dikembalikan meski pemiliknya sudah
lupa.
126. Seorang perempuan umur 16 tahun G1P0A0 hamil 4 bulan, diantar oleh
ibunya ke PMB. Hasil anamnesa kehamilan tidak diinginkan dan tidak ada suami
yang bertanggung jawab. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal,
TFU setengah pusat simfisis teraba ballotemen, DJJ + 152x/menit. Bidan dan kedua
temannya berdiskusi untuk melakukan pendampingan asuhan pada pasien tersebut.
Bentuk penerapan etika dan moral apakah pada kasus tersebut?
a. Akuntabilitas
b. Advokasi
c. Loyalitas
d. Moralitas
e. Caring

Pembahasan :

Yang dimaksud loyalitas adalah meliputi simpati, peduli terhadap suatu


hubungan yang timbal-balik antara profesi-profesi. Loyalitas dapat mengancam
asuhan kebidanan apabila hubungan anggota profesi atau pertemanan atau sejawat
lebih dipentingkan (diutamakan) dibandingkan dengan kepentingan akan kualitas
dalam melaksanakan asuhan tersebut (antar profesi bidan, sifat tidak berani
mengingatkan jika ada bidan tidak baik yang dilakukan oleh sejawat adalah
perbuatan tidak loyal).

Peran Nyata bidan dalam Loyalitas Agar dicapai kualitas yang tinggi, maka
loyalitas kepada pasien, teman sejawat, dan rumah sakit harus seimbang dan
dipertahankan dengan mempertimbangkan berbagai hal, antara lain:

- Bahwa masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan teman lain, kecuali
secara profesional
- Harus dihindari pembicaraan tidak bermanfaat yang berkaitan dengan pasien
(terutama tentang penyakitnya).
- Saling menghargai dan memberikan bantuan diantara sejawat.
- Bidan harus menunjukkan loyalitas kepada profesi dan berperilaku secara tepat
saat bertugas.

127. Seorang perempuan umur 17 tahun datang ke PMB, mengeluh telat haid 2
bulan. Hasil anamnesa belum menikah dan sudah melakukan hubungan suami istri,
meminta obat agar bisa menstruasi. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N
88x/menit, S 36,4˚C, P 20x/menit, Palpasi abdomen belum teraba ballotement,
pemeriksaan penunjang βhCG positif (+).
Tindakan apakah yang harus dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Melakukan rujukan pemeriksaan USG untuk memastikan kehamilan
b. Menuruti permintaan dengan memberikan obat misoprostol
c. Memberi tahukan hasil pemeriksaan kepada orang tuanya
d. Menganjurkan ke rumah sakit untuk dilakukan kuret
e. Memberikan asuhan kehamilan trimester satu

Pembahasan :
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh bidan adalah memastikan dulu
kehamilan ini pati atau tidak, karena tanda pasti kehamilan pada usia kehamilan 2
bulan hanya dapat dipastikan dengan USG maka tugas bidan adalah melakukan
kolaborasi dengan Sp.OG. Jika remaja tersebut memutuskan untuk tidak
meneruskan kehamilannya maka perlu dipertimbangkan risiko yang akan dihadapi,
kemungkinan timbulnya penyesalan dan
perasaan bersalah kemungkinan terjadinya infeksi yang mengakibatkan peradanga
n dan resiko kemungkinan timbulnya kemandulan. Maka dari itulah carilah informasi,
agar remaja tau kemana dapat mencari pertolongan yang tepat dan aman.

128. Seorang perempuan umur 37 tahun, P2A0 datang ke PMB untuk ber KB, hasil
anamnesis 1 tahun tidak memakai KB, KB terakhir suntik, saat ini ibu sedang haid
hari ke 3, siklus haid normal sejak 5 bulan yang lalu, memiliki riwayat hipertensi. Hasil
pemeriksaan TD 165 / 100 mmHg, N 78x/menit, S 36˚C, P 18x/menit, Palpasi
abdomen tidak ada kelainan, darah haid merah kecoklatan.
Jenis kontrasepsi apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Implan
b. Minipill
c. Pil kombinasi
d. Suntik DMPA
e. AKDR non-hormonal

Pembahasan :
AKDR adalah Suatu alat untuk mencegah kehamilan yang efektif, aman dan
reversibel yang terbuat dari plaslik atau logam kecil yang dimasukan dalam uterus
melalui kanalis servikalis (WHO, 2007).
Indikasi pemasangan AKDR:
● Usia reproduktif (dalam kasus diatas usia ibu 37 tahun)
● Pernah melahirkan dan mempunyai anak, serta ukuran rahim tidak kurang dari
5 cm.
● Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
● Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
● Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
● Resiko rendah dari IMS.
● Tidak menghendaki metode hormonal (karena salah satu kontra indikasi
penggunaan KB hormonal adalah hipertensi, pada kasus di atas tidak boleh
menggunakan KB hormonal)
● Tidak ada kontraindikasi (Saifuddin, 2006).

129. Seorang perempuan umur 26 tahun, akseptor KB pil kombinasi, datang ke PMB
untuk berkonsultasi KB. Hasil anamnesis terlewat meminum 2 pil pengingat (pil yang
berjumlah 7 butir), namun tidak membawa kemasan pil KB-nya. Hasil pemeriksaan
TD 120/80mmHg, N 84x/menit, S 36˚C, P 18x/menit.
Penatalaksanaan pakah yang tepat pada kasus tersebut ?
a. Buang pil yang lupa diminum, minum pil sisanya seperti biasa.
b. Buang sisa pil pada kemasan tersebut, mulai minum pil dari kemasan baru
c. Minum 1 pil sesegera mungkin, minum pil sisanya seperti biasa, dan tidak perlu
menggunakan metode kontrasepsi lainnya.
d. Minum 1 pil sesegera mungkin, minum pil sisanya seperti biasa, dan gunakan
kondom atau abstinensia selama 7 hari.
e. Minum 1 pil sesegera mungkin, minum sisa pil pada baris tersebut 1 pil per hari,
buang pil sisanya, mulai kemasan pil baru pada hari berikutnya, dan gunakan
kondom atau abstinensia selama 7 hari.

Pembahasan :
Jika jeda waktu lupa konsumsi pil KB lebih dari 24 jam dari aturan minum biasanya,
bisa diteruskan konsumsi dobel tapi biasanya ada risiko mual. Atau, bisa juga drop
out yang berarti konsumsi pil KB harus diulang lagi dari awal. "Kalau di-drop out
berarti ulang. Tunggu saja sampai haid berikutnya kemudian mulai kemasan yang
baru lagi. Biasanya setelah di-drop out akan terjadi perdarahan kemudian selesai
perdarahan, lanjut dengan kemasan yang baru.

130. Seorang perempuan umur 23 tahun, P1A0, datang ke PMB untuk ber KB suntik 3
bulan, hasil anamnesa riwayat persalinan normal ditolong oleh Bidan 3 bulan yang
lalu dan saat ini sedang memberi ASI eksklusif kepada bayinya, belum mendapatkan
menstruasi kembali dan belum pernah berhubungan suami istri. Hasil pemeriksaan
TD 120/80mmHg, N 84x/menit, S 36,5˚C, P 18x/menit, palpasi abdomen tidak ada
kelainan.
Kapankah waktu pemberian suntik DMPA yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pada 6 bulan postpartum.
b. Segera pada saat itu juga.
c. Segera setelah dipastikan tidak hamil.
d. Setelah mendapatkan menstruasi kembali.
e. Pada 6 bulan postpartum atau setelah mendapatkan menstruasi kembali,
kejadian mana yang berlangsung terlebih dahulu.

Pembahasan :
Waktu mulai menggunakan KB suntik DMPA apabila post partum ≤ 6 bulan, sedang
menyusui, belum mendapatkan haid, apalagi pada kasus diatas belum pernah
melakukan hubungan suami istri pasca salin maka pastikan tidak ada kehamilan dan
KB suntik dapat langsung diberikan.

131. Seorang perempuan umur 32 tahun, P2A0, akseptor KB suntik 3 bulan,


datang ke puskesmas dengan keluhan tidak haid sejak suntik pertama. Hasil
anamnesa saat ini suntik ke 4. Hasil pemeriksaan TD 120/80mmHg, N 80x/menit, S
36,4°C P 18x/menit,. Palpasi tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan obat pelancar haid
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium
c. Menyampaikan komplikasi alat kontrasepsi
d. Menyampaikan efek samping alat kontrasepsi
e. Menyarankan mengganti cara alat kontrasepsi lain
Pembahasan :

Suntikan untuk KB suntik berisi hormon progesteron. Hormon ini bersifat


mengentalkan lendir di mulut rahim sehingga menghalangi sel sperma masuk ke
rahim. Hormon progesteron yang disuntikkan ini sama dengan progesteron yang
diproduksi tubuh ketika wanita sedang masa haid. Ketika menggunakan KB suntik,
tidak mengalami haid karena sifat hormon progesteron ini menghentikan produksi
dan pelepasan sel telur (ovulasi). Kondisi lapisan rahim juga menjadi lebih tipis
sehingga jika ada sel telur yang berhasil dibuahi, maka rahim tidak mampu
mendukung dan kehamilan bisa dicegah.

132. Seorang perempuan umur 38 tahun P4A1 PP normal 1 mg datang ke RS ingin


konsultasi KB, hasil anamnesa anak ke 4 ini karena kegagalan KB AKDR, hasil
pemeriksaan TD 120/80mmHg, N 84x/menit, S 36,3°C, P 20x/menit.

Alkon apakah yang sesuai pada kasus tersebut?


a. AKBK
b. AKDR
c. MOW/MOP
d. Pil progestin
e. Suntik progestin

Pembahasan :

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dapat


bersifat sementara maupun permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara, alat atau obat - obatan (Atikah dkk, 2010). Tujuan KB fase
menghentikan atau mengakhiri kehamilan ditujukan bagi keluarga setelah
mempunyai 2 anak dan umur istri lebih 30 tahun tidak hamil lagi. Dapat
menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektivitas tinggi, kerena jika terjadi
kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi
ibu dan anak. Kontrasepsi yang cocok adalah metode kontap yaitu MOW/MOP
(Suratun dkk, 2008).

133. Seorang perempuan umur 39 tahun, P4A0 PP 40 hari datang ke RS ingin


menggunakan alat kontrasepsi MOW, hasil pemeriksaan TD 120/80mmHg, N
88x/menit, S 36,4 °C, P 20x/menit. TFU sudah tidak teraba.
Termasuk fase/kategori apakah tujuan KB pada kasus tersebut?
a. Fase memilih alat kontrasepsi
b. Fase menjarangkan kehamilan
c. Fase Memilih alat kontrasepsi mantap
d. Fase menunda perkawinan/kesuburan
e. Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan

Pembahasan :

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan dapat


bersifat sementara maupun permanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan
menggunakan cara, alat atau obat - obatan (Atikah dkk, 2010). Tujuan KB fase
menghentikan atau mengakhiri kehamilan ditujukan bagi keluarga setelah
mempunyai 2 anak dan umur istri lebih 30 tahun tidak hamil lagi. Dapat
menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektivitas tinggi, kerena jika terjadi
kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi
ibu dan anak. Kontrasepsi yang cocok adalah metode kontap yaitu MOW/MOP
(Suratun dkk, 2008).

134. Seorang perempuan umur 28 tahun, P1A0 datang ke PMB untuk ber KB. Hasil
anamnesis sedang haid hari pertama dan menginginkan KB Pil yang berisi 21 tablet,
hasil pemeriksaan TD 110/70mmHg, N 80x/menit, S 36,3°C, P 18x/menit, palpasi
payudara tidak ada kelainan, palpasi abdomen tidak ada kelainan.
Penkes apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Anjurkan mulai minum pil hari ke 5 haid
b. Anjurkan minum pil sesuai petunjuk panah
c. Anjurkan mulai minum pil sejak pertama hari haid
d. Anjurkan mulai minum pil hari ke 5 haid, bila telah habis lanjutkan pada kemasan
yang baru
e. Anjurkan mulai minum pil hari ke 5 haid, bila telah habis istirahat dan
tunggu haid baru lanjutkan pada kemasan yang baru

Pembahasan :

Cara minum pil KB pada kemasan 21 tablet, diminum setiap hari dari awal hingga
hari ke 21, setelah itu libur atau tidak minum pil KB selama 7 hari sebelum mengambil
blister yang baru. Waktu terbaik untuk memulai menggunakan pil KB kombinasi
adalah saat terjadinya menstruasi, yaitu pada rentang hari pertama haid sampai hari
kelima. Dengan cara seperti ini, maka ketika sudah selesai menstruasi akan
terlindung dari kehamilan.

135. Pasangan usia subur baru menikah 1mg datang ke PMB ingin berkonsultasi.
Hasil anamnesis ibu sedang haid hari ke 2, rencana menunda kehamilannya 1 tahun
karena alasan pekerjaan, siklus haid 28 hari teratur, hasil pemeriksaan TD 100/60
mmHg, N 88x/menit, S 36,1°C, P 18x/menit. Palpasi payudara dan abdomen tidak
ada kelainan.
Alat kontrasepsi apakah yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Pil
b. IUD
c. MOW
d. AKBK
e. Suntik

Pembahasan :

Pil kombinasi adalah alat kontrasepsi oral yang diminum setiap hari dan mengandung
estrogen dan progesteron. Kontrasepsi ini 99 persen lebih efektif bila digunakan
sesuai instruksi.
⮚ Membuat menstruasi lebih ringan dan lebih teratur
⮚ Tidak sulit memulai dan berhenti mengkonsumsinya
⮚ Kesuburan dapat segera kembali setelah berhenti menggunakan pil KB

Kekurangan pil kombinasi:

⮚ Lupa meminum pil, muntah, atau diare berat bisa membuat kerja pil kurang
efektif
⮚ Tidak cocok untuk wanita yang kelebihan berat badan atau perokok berusia
lebih dari 35 tahun
⮚ Ada risiko rendah efek samping serius seperti pembekuan darah, kanker
payudara, dan kanker serviks
⮚ Bisa menyebabkan efek samping sementara seperti sakit kepala, mual,
perubahan mood, dan payudara lembek.
136. Seorang perempuan umur 23 tahun akseptor KB IUD sudah 1 tahun datang
ke klinik untuk konsultasi KB. Hasil anamnesa sudah 2 bulan mengalami haid lebih
banyak dari biasanya sampai 10 – 14 hari, ganti pembalut 3x/hari. Hasil pemeriksaan
TD 120/70mmHg, N 84x/menit, S 36°C, P 20x/menit.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Lakukan inspekulo melihat perdarahan
b. Sebaiknya IUD ganti dengan KB Norplan
c. Sebaiknya IUD diangkat ganti dengan KB yang lain
d. Lakukan inspekulo melihat apakah benang IUD masih ada
e. Memberikan konseling bahwa hal itu masih dalam batas normal

Pembahasan :
Sebagai alat kontrasepsi IUD memiliki efek samping. Efek samping tersebut yang
terkadang membuat akseptor KB merasa tidak cocok. Namun efek samping tersebut
memang umum terjadi dan tidak berbahaya serta dapat ditangani.
⮚ Perubahan siklus haid
⮚ Haid lebih lama dan banyak
⮚ Perdarahan (spotting) antar menstruasi
⮚ Saat haid lebih sakit bahkan dapat mengalami dismenorrhoe
⮚ Keputihan

137. Seorang perempuan umur 25 tahun, P1A0 PP 45 hari datang ke klinik untuk
KB IUD, hasil anamnesa ibu belum melakukan hubungan suami istri pasca salin, TD
120/80 mmHg, N 88x/menit, S 36,4°C, P 16x/menit, palpasi abdomen tidak ada
kelainan, pemeriksaan bimanual untuk menentukan besar dan posisi uterus
pemeriksa tidak dapat meraba corpu uteri.
Posisi uterus apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Retroversiofleksi
b. Anteversiofleksi
c. Retrofleksi
d. Anteflesi
e. Defleksi

Pembahasan :
Rahim retrofleksi atau sering juga disebut rahim terbalik. Rahim retrofleksi
adalah kondisi rahim berada pada posisi yang lurus ke belakang, menghadap ke arah
anus atau tulang belakang. Kebanyakan wanita memiliki rahim menghadap ke depan
(antefleksi) atau ke arah perut dan letaknya berada di atas kandung kemih.

Banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka mengalami rahim retrofleksi


karena kondisi ini umumnya tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, rahim
retrofleksi diketahui dapat berkaitan dengan beberapa kondisi lain yang bisa saja
menimbulkan keluhan atau gejala mengganggu.

138. Seorang perempuan umur 28 tahun, P2A0 post partum 40 hari datang
bersama suaminya ke PMB untuk mendapatkan pelayanan KB IUD yang ke
dua setelah riwayat KB IUD anak pertama. Hasil anamnesa ibu sudah tahu
mengenai efek samping dan merasa yakin atas pilihannya. Hasil pemeriksaan
TD 120/80mmHg, N 84x/menit, S 36,6°C, P 18x/menit. Palpasi abdomen tidak
ada kelainan, pemeriksaan bimanual normal.
Jenis konseling apakah yang tapat pada kasus tersebut?
a. Konseling pemilihan cara
b. Konseling pemantapan
c. Konseling pengayoman
d. Konseling perawatan
e. Konseling awal

Pembahasan :
Konseling pemantapan dilakukan kepada mereka yang telah memahami dan akan
menggunakan alat kontrasepsi. Tujuannya adalah agar klien yakin bahwa alat
kontrasepsi yang dipakai sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya, tahu
kemungkinan efek samping, dan cara mengatasinya. Pada konseling ini sudah
dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan, dan keterangan biodata yang diperlukan
untuk mengetahui cocok tidaknya memakai alat kontrasepsi yang dipilih.

139. Seorang perempuan umur 24 tahun, P1A0 PP 40 hari datang ke PMB untuk
ber KB, Bidan menanyakan bio data lengkap, menanyakan riwayat KB sebelumnya
dan menanyakan KB apa yang ingin digunakan.
Langkah konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Sapa dan salam
b. Kunjungan ulang
c. Uraikan
d. Tanya
e. Bantu

Pembahasan :
Langkah konseling SATU TUJU yang sesuai kasus diatas adalah “Tanya” :
⮚ Tanyakan informasi tentang dirinya
⮚ Bantu klien pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
⮚ Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan.

140. Seorang perempuan umur 25 tahun, G1P0A0 parturient aterm kala II di PMB,
Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N 88x/menit, S 36,5°C, P 24x/menit, his +
5x10’50”, PD v/v taa, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban -, kepala di
station +2, Bd meminta pendampingan persalinan.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menghargai privasi ibu
b. Menjelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya
c. Menjelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum persalinan
d. Memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya
e. Menganjurkan ibu untuk ditemani suami/keluarga selama persalinan dan
kelahiran bayinya

Pembahasan :

Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan suami
dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa para ibu yang diperhatikan dan diberi dukungan selama
persalinan dan kelahiran bayi, serta mengetahui dengan baik proses persalinan dan
asuhan yang akan mereka terima, mendapatkan rasa aman dan penampilan yang
lebih baik (Enkin, et al, 2000). Disebutkan juga bahwa asuhan tersebut dapat
mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum, cunam,
dan seksio cesarea/Caesar. Selain itu, asuhan ini juga dapat membuat persalinan
berlangsung lebih cepat. (Enkin, et al, 2000).
141. Seorang perempuan umur 24 tahun, G1P0A0 parturient aterm datang ke PMB
mengeluh mules-mules sejak tadi malam melingkar sampai pinggang. Hasil
anamnesa dari kemaluan keluar lendir bercampur darah, ibu belum BAB sudah 2
hari, TTV dalam batas normal, TFU 32 cm, puki, letak kepala, DJJ + 144x/mt, his+
3x10’40”, PD pembukaan 4 cm, portio tebal lunak, kk+, kepala station 0.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan makan dan minum
b. Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan
c. Menganjurkan istirahat jika tidak ada his
d. Menolong persalinan sesuai dengan standar
e. Menganjurkan ibu untuk BAB dan BAK terlebih dahulu

Pembahasan :

Pemenuhan kebutuhan eliminai selama persalinan perlu difasilitasi agar membantu


kemajuan persalinan dan pasien merasa nyaman. Oleh karena itu, anjurkan ibu untuk
BAK/BAB secara spontan minimal 2 jam sekali selama persalinan, apabila tidak
mungkin dapat dilakukan kateterisasi. Pengaruh kandung kemih penuh selama
persalinan, sebagai berikut:

⮚ Menghambat penurunan bagian terendah janin, terutama bila berada di atas


spina isciadika;
⮚ Menurunkan efisiensi kontraksi uterus;
⮚ Menimbulkan nyeri yang tidak perlu;
⮚ Meneteskan urin selama kontraksi yang kuat pada kala II;
⮚ Memperlambat kelahiran plasenta; dan
⮚ Mencetuskan perdarahan pasca persalinan dengan menghambat kontraksi
uterus.

Rectum yang penuh akan mengganggu penurunan bagian terbawah janin,


namun bila ibu mengatakan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan
adanya tanda dan gejala masuk pada kala II.

142. Seorang perempuan umur 24 tahun, G2P1A0 parturient aterm kala II di PMB
sedang dipimpin bersalin. Ibu berteriak-teriak tidak mau di episiotomi karena trauma
dengan persalinan sebelumnya. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, TFU
34 cm, puki, letak kepala, DJJ + 144x/mt, his+ 5x10’45”, PD pembukaan 10 cm, kk-,
kepala didasar panggul.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
● Memantau persalinan
● Melakukan tindakan sesuai kebutuhan
● Memberikan pilihan posisi pada persalinan
● Memberikan pilihan tempat dan penolong persalinan
a. Memantau persalinan
b. Melakukan tindakan sesuai kebutuhan
c. Memberikan pilihan posisi pada persalinan
d. Memberikan pilihan tempat dan penolong persalinan
e. Memberikan informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan
dilakukan

Pembahasan :

Perubahan psikologis keseluruhan seorang wanita yang sedang mengalami


persalinan sangat bervariasi, tergantung pada persiapan dan bimbingan antisipasi
yang ia terima selama persiapan menghadapi persalinan, dukungan yang di terima
wanita dari pasangannya, orang terdekat lain, keluarga dan pemberi perawatan,
lingkungan tempat wanita tersebut berada dan apakah bayi yang di kandungnya
merupakan bayi yang di inginkan atau tidak.
Dukungan yang di terima atau tidak di terima oleh seorang wanita di
lingkungan tempatnya melahirkan, termasuk dari mereka yang mendampinginya,
sangat mempengaruhi aspek psikologinya pada saat kondisinya sangat rentan setiap
kali kontraksi timbul juga pada saat nyerinya timbul secara berkelanjutan. Begitupun
dengan pengalaman persalinan sebelumnya membuat kekhawatiran ibu lebih besar
sehingga bidan hanya melakukan tindakan berdasarkan kebutuhan saja.

143. Seorang perempuan umur 24 tahun, G1P0A0 parturient aterm kala II di PMB,
hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal, kondisi his dan bayi baik, pembukaan
sudah lengkap tapi belum ada dorongan untuk meneran.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Bantu ibu mencari posisi yang nyaman
b. Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan disekitar ruang bersalin
c. Beri semangat dan ajarkan cara bernapas cepat selama kontraksi
berlangsung
d. Anjurkan ibu untuk merubah-rubah posisi dan mengambil posisi
berdiri untuk membantu penurunan bayi
e. Bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar dan mengikuti
dorongan alamiah yg terjadi

Pembahasan :
Penatalaksanaan kala II :
⮚ Setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran apabila timbul dorongan
spontan untuk melakukan hal itu.
⮚ Beristirahat diantara kontraksi
⮚ Berikan posisi yang nyaman bagi ibu
⮚ Pantau kondisi janin
⮚ Bila ingin meneran, tapi pembukaan belum lengkap, anjurkan bernafas biasa.
Atur posisi agar nyaman, upayakan tidak meneran hingga pembukaan
lenngkap.
⮚ Bila pembukaan sudah lengkap tetapi ibu tidak ingin meneran, anjurkan untuk
mobilisasi atau merubah-ubah posisi hingga timbul dorongan untuk meneran
atau anjurkan berdiri untuk membantu penurunan bagian terendah bayi.
⮚ Bila kontraksi kuat tetapi ibu tidak ingin meneran setelah 60 menit dari
pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran saat kontaksi puncak (beri
asupan yang cukup)
⮚ Bila 60 menit setelah itu kelahiran bayi masih belum terjadi, rujuk ibu ke
fasilitas rujukan.

144. Seorang perempuan umur 26 tahun, P1A0 anak hidup laki-laki usia 3 tahun
datang ke PMB untuk konsultasi rencana kehamilan. Hasil anamnesis ibu memakai
alat kontrasepsi kondom sudah 2 tahun dan memiliki riwayat penyakit DM sejak
kehamilan anak pertama. Hasil pemeriksaan BB 70 kg, TB 155 cm TD 120/80 mmHg,
N 88x/menit, S 36,4˚C, P 20x/menit, saat ini kadar gula darah tidak terkontrol namun
ibu tidak ada keluhan luar biasa.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli endokrinologi
b. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli kardiologi
c. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli genetik
d. Kolaborasi dengan Sp.OG dan ahli gizi
e. Kolaborasi dengan Sp.OG dan Sp.PD

Pembahasan :
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan, hal utama yang perlu dilakukan
dalam mempersiapkan kehamilan bagi perempuan dengan diabetes tentu saja
dengan melakukan konsultasi dengan dokter kandungan dan dokter ahli
endokrinologi. Dengan begitu, dokter bisa membantu merencanakan kehamilan
dengan baik dan sehat. Serta menentukan pengobatan yang paling tepat dan
dibutuhkan.
“Pemeriksaan tentu saja harus dilakukan sejak awal merencanakan
kehamilan. Jika memang sejak awal gula darah tidak terkontrol, dokter tentu akan
menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dua minggu sekali. Kalau perlu dokter
nanti akan memberikan catatan, dosis insulin atau pengobatan yang memang
diperlukan.”Pemeriksaan yang perlu dilakukan tentu saja yang berhubungan dengan
diabetes seperti komplikasi mata, darah tinggi, obesitas, dan penyakit ginjal.

145. Sepasang suami istri dengan perempuan umur 24 tahun, P1A0 datang ke RS
untuk konsultasi kehamilan. Hasil anamnesis anak pertama meninggal 1 tahun yang
lalu karena down syndrom dan sakit jantung. Hasil pemeriksaan BB 40 kg, TB 160
cm, TD 110/70 mmHg, N 84x/menit, S 36˚C, P 20x/menit.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Identifikasi masalah kesehatan
b. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi
c. Anjurkan untuk melakukan diet sebelum konsepsi
d. Pemeriksaan laboratorium rutin sebelum konsepsi
e. Anjurkan melakukan skrining dan tes diagnostik sebelum terjadi konsepsi

Pembahasan :

Down syndrome merupakan sebuah kondisi genetik yang menyebabkan


ketidakmampuan dalam mempelajari sesuatu. Kondisi ini juga memperlihatkan
adanya fitur yang berbeda secara fisik. Berikut adalah sejumlah cara mencegah
down syndrome yang dapat dilakukan oleh para ibu hamil di awal kehamilan.
⮚ Hamil diusia yang seharusnya
⮚ Melakukan pemeriksaan kromosom
⮚ Melakukan Skrining dan Tes Diagnostik
Pencegahan down syndrome dapat juga dilakukan dengan cara melakukan
tes skrining semasa hamil dan juga tes diagnostik. Diketahui bahwa pada saat
proses pembuahanlah down syndrome terjadi karena adanya kegagalan
pembelahan kromosom sehingga bukannya terbelah menjadi 2 tapi malah
menjadi 3. Dengan menempuh pemeriksaan dengan tes diagnostik dan
skrining akan sangat membantu di mana secara lebih awal Anda akan dapat
mengetahui terjadi kelebihan kromosom dan mengakibatkan down syndrome.
⮚ Melakukan tes antenatal
⮚ Melakukan Pemeriksaan Kehamilan secara Rutin
⮚ Olahraga Teratur
⮚ Mengonsumsi Makanan Bergizi
⮚ Memiliki Pikiran dan Hati yang Tenang
⮚ Mendapatkan Istirahat Cukup
⮚ Menghindari Keadaan yang Berisiko Memperburuk Kandungan

146. Sepasang calon suami istri dengan perempuan umur 24 tahun datang ke RS
untuk konsultasi rencana kehamilan. Hasil anamnesis calon pengantin perempuan
mempunyai 10 hewan peliharaan kucing dirumah. Hasil pemeriksaa BB 48 kg, TB
160 cm, TD 110/70 mmHg, N 84x/menit, S 36˚C, P 20x/menit.
Konseling apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Darah lengkap
b. Glukosa darah
c. Hepatitis B
d. TORCH
e. Rubella

Pembahasan :
Hewan peliharaan memiliki parasit dalam tubuhnya. Parasit ini dapat masuk
ke dalam tubuh manusia apabila sering melakukan kontak dengan hewan
peliharaannya. Bagi ibu yang suka membelai atau menggendong hewan
peliharaannya sebaiknya melakukan pemeriksaan TORCH. Hampir 90% wanita
yang melakukan kontak dengan hewan terinfeksi oleh toxoplasma dan hal ini bisa
membuat mereka mengalami pembesaran getah bening dan juga flek pada saat
hamil. Untuk menjaga kehamilan sehat sebaiknya tidak berinteraksi dulu dengan
hewan peliharaan. Karena jika sudah terinfeksi toksoplasma, akan memicu bahaya
yang besar sampai bisa mengancam janin yang ada di kandungan nantinya.

147. Sepasang calon suami istri dengan perempuan umur 22 tahun datang ke PMB
untuk konsultasi rencana kehamilan. Hasil anamnesis calon pengantin perempuan
menstruasi tidak lancar, tidak suka olah raga dan pola makan besar 2 x lipat orang
lain yang normal dan mudah merasa lelah saat beraktifitas. Hasil pemeriksaan BB
85 kg, TB 154 cm, TD 110/70 mmHg, N 84x/menit, S 36˚C, P 20x/menit.
Konseling apakah yang sesuai dengan kasus tersebut?
a. Konseling gizi dan makanan seimbang
b. Identifikasi masalah kesehatan keluarga
c. Konseling gaya hidup yang sehat
d. Identifikasi masalah kesehatan
e. Lakukan medical chek up

Pembahasan :
Berat badan yang terlalu berlebihan dapat berdampak pada kesehatan
kehamilan dan juga bayi dalam kandungan. Berbagai risiko komplikasi bisa
meningkat jika kelebihan berat badan saat hamil, seperti diabetes
gestasional, tekanan darah tinggi, dan preeklampsia.

Oleh karena itu, jika overweight saat hamil, perlu memerhatikan makanan
yang makan, aktivitas yang dilakukan, dan berapa banyak kenaikan berat badan
yang didapatkan selama kehamilan. Ketiga hal ini membantu dalam mendapatkan
kehamilan yang sehat dan untuk mencegah dari komplikasi kehamilan:

⮚ Kontrol berat badan saat hamil


⮚ Konsumsi makanan sehat
⮚ Lakukan olahraga teratur
148. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS 15
menit yang lalu, namun plasenta belum lahir, sudah dilakukan PTT. Hasil
pemeriksaan: TD110/80 mmhg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P 18x/menit,TFU setinggi
pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong. Prosedur apakah selanjutnya yang
tepat pada kasus tersebut?
A. Eksplorasi
B. Manual plasenta
C. Pemasangan infuse
D. Kompresi bimanual internal
E. Suntik oksitosin 10 ui di paha IM

Pembahasan :
Penanganan manajemen aktif kala III yaitu
- Memeriksa fundus uteri apakah fundus uteri ganda atau tunggal
- Jika tunggal maka beritahu ibu untuk disuntik
- Suntik oksitosin 10 unit di 1/3 paha atas bagian luar
- Jika ada kontraksi lakukan peregangan tali pusat terkendali.
- Dalam waktu 15 menit pertama setelah penyuntikan dan PTT plasenta tidak lahir
maka dilakukan penyuntikan kembali 0ksitosin 10 unit IMdi 1/3 paha atas bagian
luar. Dan dilakukan PTT kembali jika uterus berkontraksi (APN, 2016)

149. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS 30


menit yang lalu, namun plasenta belum lahir, sudah dilakukan Suntik oksitosin 10 ui
di paha IM yg kedua dan PTT. Hasil pemeriksaan: TD110/80 mmhg, N 80x/menit, S
36,5 °C, P 18x/menit,TFU 1jari atas pusat, kandung kemih kosong, banyak darah
keluar dari jalanlahir. Prosedur apakah selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
A. Eksplorasi
B. Manual plasenta
C. Pemasangan infuse
D. Kompresi bimanual internal
E. Kuret
Pembahasan :
Setelah uterus berkontraksi, regangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangankiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial.
Jika plasenta t idak lahir setelah30-40 detik, hentikan peregangan tali pusat dan
menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur, selanjutnya
melakukan manual pasenta.(APN, 2016)
150. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS 30
menit yang lalu, namun plasenta belum lahir, sudah dilakukan manual plasenta tidak
berhasil. Hasil pemeriksaan: TD110/80 mmhg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P
18x/menit,TFU 1jari atas pusat, kandung kemih kosong. Prosedur apakah
selanjutnya yang tepat pada kasus tersebut?
A. PTT
B. Kuret
C. Di rujuk
D. Eksplorasi
E. Kompresi bimanual internal
Pembahasan :
Bila semua metode (penyuntikan oksitosin kedua, PTT, manual plasenta), tidak
berhasil mengeluarkan plasenta dari rahim, dokter akan menjalankan prosedur
bedah. Langkah ini merupakan pilihan terakhir. Yaitu dilakukan kuretage (APN
2016)

151. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS 30


menit yang lalu, namun plasenta belum lahir, sudah dilakukan manual plasenta tidak
berhasil. Hasil pemeriksaan: TD110/80 mmhg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P
18x/menit,TFU 1jari atas pusat, kandung kemih kosong. Faktor apakah yang tepat
penyebab terjadi kasus tersebut?
a. Infeksi
b. Makrosomia
c. Atonia uteri
d. Tetania uterus
e. Kekurangan nutrisi
Pembahasan :
Jenis retensio plasenta yang paling umum terjadi adalah ketika rahim tidak
berkontraksi atau berhenti berkontraksi menyebabkan plasenta tidak keluar dari
rahim. (APN,2016)

152. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS 30


menit yang lalu, namun plasenta belum lahir, sudah dilakukan manual plasenta tidak
berhasil. Hasil pemeriksaan: TD110/80 mmhg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P
18x/menit,TFU 1jari atas pusat, kandung kemih kosong. Komplikasi apakah yang
dapat terjadi pada kasus tersebut?
a. Perdarahan
b. Kekurangan nutrisi
c. Kerusakan jaringan
d. Kesadaran menurun
e. Oksigen terhambat ke tubuh
Pembahasan:
Retensi plasenta menyebabkan pembuluh darah yang melekat pada plasenta terus
mengalirkan darah. Selain itu, rahim tidak dapat menutup sempurna, sehingga tidak
bisa menghentikan perdarahan. Bila plasenta tidak keluar hingga 30 menit setelah
persalinan, akan terjadi perdarahan yang signifikan dan dapat mengancam nyawa
pasien. (APN,2016)

153. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS, 15


menit yang lalu, terjadi nyeri perut hebat bagian bawah dan perdarahan. Hasil
pemeriksaan: TD110/70 mmhg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P 18x/menit,TFU tidak
teraba, plasenta lahir lengkap, terdapat massa dalam vaginam. Diagnose apakah yg
tepat pada kasus tersebut?
a. Atonia uteri
b. Inversio uteri
c. Rest plasenta
d. Retensio plasenta
e. Gangguan pembakuan darah
Pembahasan :
Inversio uteri adalah bagian atas uterus memasuki cavum uteri, sehingga fundus
uteri sebelah dalam menonjol ke dalam cavum uteri dan tidak teraba diperut.
Gejalanya : terlihat uterus dilumen vagina,plasenta bisa masih menempel atau
lepas, nyeri perut bagian bawah yg hebat hingga syok.pucat dan limbung.
(Prawirohardjo S, 2009)
154. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS, 15
menit yang lalu, terjadi nyeri perut hebat bagian bawah dan perdarahan. Hasil
pemeriksaan: pucat dan KU menurun. TD110/70 mmhg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P
18x/menit,TFU tidak teraba, plasenta lahir lengkap, terdapat massa dalam vaginam.
Di diagnose sebagai inversion uteri. Tindakan apakah yg tepat pada kasus tersebut?
A. Operasi
B. Reposisi
C. Suntik oksitosin
D. Pemasangan tampon
E. Infuse dan transfusi darah
Pembahasan :
Apabila terdapat inversio uteri dengan gejala-gejala syok, maka harus diatasi lebih
dulu dengan infuse i.v cairan elektrolit dan transfusi darah. (Prawirohardjo S, 2009)

155. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS, 15


menit yang lalu, terjadi nyeri perut hebat bagian bawah dan perdarahan. Hasil
pemeriksaan: pucat dan KU menurun. TD100/60 mmhg, N 70x/menit, S 36,5 °C, P
18x/menit,TFU tidak teraba, plasenta lahir lengkap, terdapat massa dalam vaginam.
Di diagnose sebagai inversion uteri. Telah dilakukan transfuse dan infuse. Prosedur
apakah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Operasi
B. Reposisi
C. Laparatomi
D. Suntik oksitosin
E. Pemasangan tampon
Pembahasan:
Setelah infus intravena cairan elektrolit dan tranfusi darah maka untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya renjatan vasovagal dan perdarahan maka
harus segera dilakukan tindakan reposisi secepat mungkin. (Prawirohardjo, S.209)

156. Seorang perempuan, umur 26 tahun, G1P0A0, hamil 40 minggu, datang ke


PMB, Keluhan nyeriperut melingkar diperut. Hasil anamnesis: ibu ada keinginan
meneran. Hasil pemeriksaan: TD 110/80 mmhg, N80x/menit, S36,8 °C, P25x/menit,
TFU 35 cm, presentasi kepala, DJJ 145 kali/menit, 5x/10’/45”, pengeluaran lender
dan darah. VT pembukaan 10 cm, ketuban utuh, kepala hodge IV. Nampak 6 cm
kepala janin di vulva. Prosedur apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menyokong perineum
b. Siap-siap sangga susur
c. Memakai sarung tangan
d. Meletakkan handuk dibawah bokong ibu
e. Memberikan makan dan minum pada ibu
Pembahasan: langkah berikutnya setelah kepala terlihat 5-6 cm didepan vulwa
adalah seletakkan handuk dibawa bokong ibu untuk membantu tangan dalam
menyokong perineum karena persalinan akan segera dimula. (APN, 2016)
157. Seorang perempuan, umur 38 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang
ke bidan, rujukan dari dukun.kenceng-kenceng sejak dua hari yang lalu. Hasil
anamnesa: dipimpin meneran oleh dukun sudah 3 jam. Hasil pemeriksaan: KU
Lemah, TD 90/60 mmhg, N100x/menit, S39°C, P28x/menit, TFU 37 cm, presentasi
kepala, DJJ 180 kali/menit, 4x/10’/42”, pengeluaran lender dan darah. VT
pembukaan 8 cm, kepala turun di hodge III. Persalinan berlangsung 18 jam.
Diagnosa apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Partus lama
b. Partus kasep
c. Partus macet
d. Partus lambat
e. Partus tak maju
Pembahasan : Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam
pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi (Rustam mochtar, 1998)
Menurut winkjosastro (2002). Persalinan (partus) lama ditandai dengan fase laten
lebih dari 8 jam, persalinan telah berlangsung 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi,
dan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf.

158. Seorang perempuan, umur 34 tahun, G2P1A0, hamil 42 minggu, datang


ke bidan. kenceng-kenceng sejak dua hari yang lalu. Hasil anamnesa: rujukan dari
dukun, dipimpin meneran oleh dukun sudah 3 jam. Hasil pemeriksaan: KU Lemah,
TD 90/60 mmhg, N100x/menit, S39°C, P28x/menit, TFU 37 cm, presentasi
kepala, DJJ 180 kali/menit, 4x/10’/42”, pengeluaran lender dan darah. VT
pembukaan 10 cm, kepala turun di hodge III. Tindakan apakah yang seharusnya
dilakukan pada kasus tersebut?
a. Anjurkan makan dan minum
b. Rujuk dengan infus
c. Suntik vitamin B12
d. Induksi persalinan
e. Pasang infuse RL
Pembahasan : pada persalinan yang lama dengan riwayat dipimpin meneran oleh
dukun maka bidan harus melakukan rujukan dengan memperbaiki keadaan umum
dari ibu. (APN, 2016)

159. Seorang perempuan, umur 38 tahun, G2P1A0, hamil 40 minggu, datang


ke bidan. kenceng-kenceng sejak dua hari yang lalu. Hasil anamnesa: rujukan dari
dukun, dipimpin meneran oleh dukun sudah 3 jam. Hasil pemeriksaan: KU Lemah,
TD 90/60 mmhg, N100x/menit, S39°C, P28x/menit, TFU 37 cm, presentasi
kepala, DJJ 180 kali/menit, 4x/10’/42”, pengeluaran lender dan darah. VT
pembukaan 10 cm, kepala turun di hodge III., kepala turun di hodge III. Komplikasi
apakah yang dapat terjadi pada kasus tersebut?.
a. Sepsis
b. Febris
c. foetal distress
d. Infeksi intra partum
e. Ruptur Uteri Incompletus
Pembahasan: Partus lama menimbulkan efek berbahaya baik terhadap ibu
maupun anak. Beratnya cedera meningkat dengan semakin lamanya proses
persalinan, resiko tersebut naik dengan cepat setelah waktu 24 jam. Terdapat
kenaikan pada insidensi atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu
dan shock. (Prawiroharjo, S, 2009)

160. Seorang perempuan, umur 36 tahun, P3A0, baru selesai melahirkan bayinya
di RB, mengeluh mengeluarkan banyak darah keluar dari jalan lahir. Hasil
anamnesis: kondisi terasa lemas. Hasil pemeriksaan: KU lemah, komposmentis,
TD100/60mmhg, N80x/menit, S36,5°C, P18x/menit, Uterus lembek dan tidak teraba,
perdarahan (+). Diagnosa apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Atonia uteri
b. Rest plasenta
c. Inversio uteri
d. Retensio plasenta
e. Robekan jalan lahir
Pembahasan :
Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan
rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri. (Manuaba & APN 2016). Atonia Uteri
adalah gagalnya uterus untuk mempertahankan kontraksi dan retraksi normalnya
(Ben dan taber, 2002) dengan tanda perut lembek , tidak ada kontraksisertaterjadi
perdarahan yang banyak darijalan lahir. (APN, 2016)
161. Seorang perempuan, umur 36 tahun, P3A0, postpartum 8 jam, di RB,
mengeluh mengeluarkan banyak darah. Hasil anamnesis: kondisi terasa lemas. Hasil
pemeriksaan: KU lemah, komposmentis, TD100/60mmhg, N80x/menit, S36,5°C,
P18x/menit, Uterus lembek dan tidak teraba, perdarahan (+). Tindakan awal apa
yang harus dilakukan bidan untuk menangani kasus diatas?
A. KBI
B. KBE
C. Massase Uterus
D. Evakuasi pekuan darah
E. Kosongkan kandung kemih
Pembahasan:
Langkah-langkah rinci penatalaksanaan Atonia uteri pasca persalinan : Lakukan
massage pundus uteri segera setelah plasenta dilahirkan : massage merangsang
kontraksi uterus. Sambil melakukan massage sekaligus dapat dilakukan penilaian
kontraksi uterus. (APN,2016)

162. Seorang bayi perempuan, lahir 1 jam, di BPM. Hasil pemeriksaan: sudah
dilakukan inisiasi menyusu dini selama 1 jam dan belum berhasil. Pemeriksaan fisik:
KU baik, BB 2500 gr, PB 50 cm, denyut jantung 125 x/menit, S 37ºc, P 45 x/menit.
Prosedur apakah selanjutnya yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Observasi tanda-tanda vital
B. Melakukan injeksi vitamin K
C. Memberikan Imunisasi BCG
D. Penyuluhan pemberian ASI Eksklusif
E. Mengulang Inisiasi 1 jam berikutnya
Pembahasan :
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menjadi salah satu kunci keberhasilan menyusui. Proses
ini biasanya dilakukan sesegera mungkin setelah bayi dilahirkan. Jika satu jam
pertama tidak berhasil maka dilakukan IMD kembali 1 jam berikutnya. (APN,2016)
163. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G3 P2 A0, hamil 40 minggu, di
Puskesmas. Sementara proses persalinan. Kepala telah lahir, tidak ada lilitan
talipusat. Prosedur apakah selanjutnya yang tepat dilakukan pada kasus tersebut?
a. Melakukan sangga susur
b. Menyiapkan pakaian bayi
c. Melakukan penilaian bayi
d. Menunggu putaran paksi luar
e. Melahirkan seluruh badan bayi
Pembahasan :
Pada asuhan persalinan normal saat kepala sudah lahir maka bersihkan mata,
hidung dan mulut bayi, setelah itu cek lilitan tali pusat. Prosedur selanjutnya setelah
itu adalah menuggu putaran paksi luar. (APN,2016)

164. Seorang bayi perempuan lahir 1 jam yang lalu di PMB. Hasil pemeriksaan: BB
2600gr, PB 48 cm, denyut jantung 140x/menit,S 36, 5 °C, P42x/menit, sudah inisiasi
menyusu dini selama 1 jam. Prosedur apakah selanjutnya yang paling tepat pada
kasus tersebut?
A. Membersihkan vulva
B. Memberikan ASI eksklusif
C. Memberikan Imunisasi BCG
D. Memberikan Vitamin K injeksi
E. Melakukan observasi anda vital
Pembahasan :
Pada asuhan persalinan normal setelah IMD berhasil maka prosedur selanjutnya
adalah asuhan pada bayi baru lahir dengan memberikan suntikan oksitosin. (APN,
2016)
165. Seorang perempuan, umur 23 tahun, G0P0A0, usia kehamilan 39 minggu,
datang ke PMB dengan keluhan Mules. Hasil pemeriksaan: KU baik,TD 120/70
mmhg, N 85x/menit, P24x/menit, tampak vulva membuka dan perineum menonjol.
Tindakan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Memantau DJJ
B. Mengatur posisi ibu
C. Mempersiapkan Alat
D. Menganjurkan meneran
E. Menghadirkan pendamping
Pembahasan :
Langkah –langkah APN yang pertama adalah melihat adanya tanda dan gejala kala
dua yaitu doran, teknus, perjol, vulka. Setelah itu ada maka selanjutnya siapkan
Alat.(APN,2016)

166. Seorang perempuan, umur 45 tahun, P5A0, baru saja melahirkan bayi
perempuan di RS, hasil pemeriksaan: uterus tidak berkontraksi, fundus uteri tidak
teraba, dan terdapat perdarahan jalan lahir, kandung kemih kosong, teraba massa
dalam vagina. Didiagnosa sebagai inversion uteri. Faktor apakah yang
mempermudah terjadi kasus tersebut?
A. Tonus otot rahim yang lemah
B. Mengedan belum waktunya
C. Kala II yang lebih dari 2 jam
D. Pemberian uterotonika
E. Nullipara
Pembahasan :
Beberapa factor penyebab yang mempermudah inversion uteri:
1. Tunus otot rahim yang lemah
2. Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan intraabdominal, tekanan dengan
tangan, tarikan pada tali pusat)
3. Canalis servikalis yang longgar.
4. Patulous kanalis servikalis.Frekuensi inversio uteri : angka kejadian 1:
20.000 persalinan. (Prawirohardjo, S,2009)
167. Seorang perempuan, umur 23 tahun, P1A0, dalam proses persalinan di RS.
Hasil pemeriksaan: kontraksi baik, kepala Nampak di vulva, perineum tinggi dan
Nampak retak-retak. Tindakan apakah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Episiotomi
B. Koreksi DJJ
C. Cek perineum
D. Pantau kontraksi
E. Sangga perineum
Pembahasan :
Indikasi episiotomy:
Untuk persalinan dengan tindakan atau instrument (persalinan dengan cunam,
ekstraksi dan vakum); untuk mencegah robekan perineum yang kaku atau
diperkirakan tidak mampu beradaptasi terhadap regangan yang berlebihan, dan
untuk mencegah kerusakan jaringan pada ibu dan bayi pada kasus letak / presentasi
abnormal (bokong, muka, ubun-ubun kecil di belakang) dengan menyediakan tempat
yang luas untuk persalinan yang aman (Prawirohardjo, S, 2009).

168. Seorang perempuan, umur 23 tahun, P1A0, dalam proses persalinan di RS.
Hasil pemeriksaan: kontraksi baik, kepala Nampak di vulva, perineum tinggi dan
kaku. Akan dilakukan episiotomi. Kapan saat yang tepat dilakukan tindakan pada
kasus tersebut?
A. Perineum menonjol
B. Pembukaan lengkap
C. Vulva dan anus membuka
D. Saat perineum telah menipis
E. Kontraksi uterus mulai menurun
Pembahasan:
Waktu Pelaksanaan Episiotomi
Saat yang dianggap tepat melakukan episiotomi menurut Manuaba (2007) adalah :
1) Saat kepala crowning sekitar 4-5 cm
2) Saat his dan mengejan sehingga rasa sakit tertutupi
3) Saat perineum telah menipis, sehingga mengurangi perdarahan

Bila episiotomi dilakukan terlalu cepat, maka perdarahan yang timbul dari luka
episiotomi bisa terlalu banyak, sedangkan bila episiotomi dilakukan terlalu lambat
maka laserasi tidak dapat dicegah. sehingga salah satu tujuan episiotomi itu sendiri
tidak akan tercapai. Episiotomi biasanya dilakukan pada saat kepala janin sudah
terlihat dengan diameter 3 - 4 cm pada waktu his. Jika dilakukan bersama dengan
penggunaan ekstraksi forsep, sebagian besar dokter melakukan episiotomi setelah
pemasangan sendok atau bilah forsep (Williams, 2009, hal. 161).

169. Seorang perempuan, umur 23 tahun, P1A0, dalam proses persalinan di RS.
Hasil pemeriksaan: kontraksi baik, kepala Nampak di vulva, perineum tinggi dan
kaku. Akan dilakukan episiotomy dan anastesi. Bagaimana posisi jarum yang tepat
pada kasus tersebut?
A. Bagian sudut bawah vulva/fourchette
B. Diantara kepala dan perineum
C. Ujung bawah perineum
D. Menyokong perineum
E. Di atas symphisis
Pembahasan:
Posisi jarum saat akan melakukan anastesi yaitu tusukkan jarum tepat dibawah kulit
perineum pada daerah komisura posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah
vulva.
(Prawirohardjo S, 2009)

170. Seorang perempuan, umur 23 tahun, P1A0, dalam proses persalinan di RS.
Hasil pemeriksaan: kontraksi baik, kepala Nampak di vulva, perineum tinggi dan
kaku. Akan dilakukan episiotomy. Posisi apakah yang tepat untuk dilakukan tindakan
pada kasus tersebut?
A. Trandelenburg
B. Semifowler
C. Kneechest
D. Fowler
E. Litotomi
Pembahasan :
Posisi ibu saat akan dilakukan episiotomy yang tepa tadalah dalam posisi litotomi
agar mudah agar memudakan dalam menggunting danmenjahit perineum. (APN,
2016)

171. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P2A0, baru saja melahirkan bayi
perempuan di PMB, hasil pemeriksaan: uterus tidak berkontraksi, fundus uteri tidak
teraba, dan terdapat perdarahan jalan lahir, kandung kemih kosong. Tindakan segera
apakah yang tepat pada kasus tersebut?
A. Eksplorasi
B. Manual plasenta
C. Pemasangan infuse
D. Kompresi bimanual internal
E. Pemasangan tampon vagina
Pembahasan : Kompresi bimanual interna merupakan salah satu upaya pertolongan
pertama pada perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri.
Tindakan ini bertujuan menjepit pembuluh darah dalam dinding uterus serta
merangsang miometrium untuk berkontraksi.

172. Seorang perempuan, umur 32 tahun, P1A0, melahirkan spontan di RS 15


menit yang lalu, namun plasenta belum keluar, sudah dilakukan PTT. Hasil
pemeriksaan: TD110/80 mmhg, N 80x/menit, S 36,5 °C, P 18x/menit,TFU 1jari atas
pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong. Prosedur selanjutnya apakah yang
tepat pada kasus tersebut?
A. Menegangkan talipusat
B. Melakukan masage uterus
C. Melakukan palpasi abdomen
D. Memberikan oksitosin 10 unit
E. Melakukan manual plasenta
Pembahasan: 15 menit kedua plasenta blmlahir maka dilakukan suntikan oksitosin
dengan dosis yg sama pada suntikan awal. Kemudian jika ada kontraksi maka
dilakuka PTT.

173. Seorang bayi perempuan lahir 1 jam yang lalu di PMB. Hasil pemeriksaan: BB
2600gr, PB 48 cm, denyut jantung 140x/menit,S 36, 5 °C, P42x/menit, sudah inisiasi
menyusu dini selama 1 jam. Asuhan apakah selanjutnya yang paling tepat pada
kasus tersebut?
A. Memandikan bayi
B. Memberikan ASI eksklusif
C. Memberikan Imunisasi BCG
D. Memberikan Vitamin K injeksi
E. Melakukan observasi anda vital

Pembahasan : Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri
tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri
anterolateral.

174. Seorang bayi perempuan cukup bulan, umur 1 jam, di PMB dengan riwayat
persalinan spontan tanpa komplikasi. Hasil pemeriksaan: BB 3000gr, PB 50 cm, FJ
140x/menit, S 36, 5 °C, P42x/menit,setelah diberikan injeksi vitamin K pada paha
kiri,1jam berikutnya bayi diberikan Hbo pada paha kanan. Tindakan apakah yang
dilakukan pada kasus tersebut?
A. Rehabilitatif
B. Preventif
C. Promotif
D. Edukatif
E. Kuratif
Pembahasan : mencegah perdarahan dikepala bayi

175. Seorang perempuan, umur 25 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 37 minggu,


datang ke PMB dengan keluhan Mules. Hasil pemeriksaan: KU baik,TD 120/70
mmhg, N 85x/menit, P24x/menit, tampak vulva membuka dan perineum menonjol,
pembukaan 10 cm, penurunan kepala H IV, UUK depan. Asuhan berikutnya apakah
yang paling tepat pada kasus tersebut?
A. Memantau DJJ
B. Mengatur posisi ibu
C. Mempersiapkan Alat
D. Menganjurkan meneran
E. Menghadirkan pendamping.
Pembahasan :
Setelah Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala dua. Selanjutnya
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan

176. Seorang perempuan, umur 27 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 37 minggu,


berada di RS dengan keluhan Mules. Sudah dilakukan pemeriksaan dalam. Hasil
pemeriksaan: KU baik,TD 110/70 mmhg, N 80x/menit, P20x/menit, pembukaan 10
cm, penurunan kepala H IV, UUK kiri depan. Prosedur selanjutnya apakah yang tepat
pada kasus tersebut?
A. Periksa DJJ
B. Bantu menyiapkan posisi ibu
C. Siap-siap untuk menolong persalinan
D. Menyampaikan pada ibu pembukaan sudah lengkap
E. Celup sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
Pembahsan:
Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah maka prosedur selanjutnya Mencelupkan tangan kanan yang
bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

177. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 40 minggu,


datang ke RS dengan keluhan nyeri perut tembus kebelakang. Hasil pemeriksaan:
KU baik,TD 110/70 mmhg, N 80x/menit, P20x/menit, Nampak kepala bayi 5-6 cm di
depan vulva . Prosedur selanjutnya apakah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membuka partus set
b. Memakai sarung tangan DTT
c. Menganjurkan ibu meneran
d. Meletakkan handuk diatas perut ibu
e. Meletakkan kain 1/3 bagian di bawah bokong ibu
Pembahasan :
Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.(APN 2016)

178. Seorang perempuan, umur 30 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 40 minggu,


berada di PMB, dengan keluhan mules. Telah meletakkan handuk 1/3 di bawah
bokong ibu. Hasil pemeriksaan: KU baik,TD 100/70 mmhg, N 88x/menit, P24x/menit,
Nampak kepala bayi 5-6 cm di depan vulva. Prosedur apakah selanjutnya yang tepat
pada kasus tersebut?
A. Membuka tutup partus set
B. Memakai sarung tangan DTT
C. Menganjurkan ibu meneran
D. Meletakkan handuk diatas perut ibu
E. Mendengarkan Denyut jantung janin

PEMBAHASAN:
Setelah Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu, prosedur
selanjutnya Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan

179. Seorang perempuan, umur 23 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 38 minggu,


berada di PMB, dengan keluhan mules. Telah membuka tutup partus set. Hasil
pemeriksaan: KU baik,TD 100/70 mmhg, N 88x/menit, P24x/menit, Nampak kepala
bayi 5-6 cm di depan vulva. Prosedur apakah selanjutnya yang tepat pada kasus
tersebut?
A. Menganjurkan ibu meneran
B. Meletakkan handuk diatas perut ibu
C. Mendengarkan Denyut jantung janin
D. Meletakkan kain 1/3 bagian di bawah bokong ibu
E. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Pembahasan:
Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

180. Seorang perempuan, umur 29 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 40 minggu, ke


PMB telah mengedan, tampak kepala didepan perineum. Hasil pemeriksaan: KU
lemah, kontraksi baik, belum terjadi putaran paksi luar. Prosedur apakah selanjutnya
yang tepat pada kasus tersebut?
A. Penilaian sepintas
B. Lakukan sangga susur
C. Periksa lilitan tali pusat
D. Letakkan tangan biparietal
E. Membersihkan mulut,hidung, mata dari lender dan darah
Pembahasan :
Begitu kepala lahir langsung bersihkan mulut,hidung,mata dari lender dan darah
dengan menggunakan kassa steril

Anda mungkin juga menyukai