Anda di halaman 1dari 7

Fajarwati, N.dkk.

Hubungan antara Berat Badan…

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN


ASFIKSIA NEONATORUM

Tinjauan di RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni 2014-Juni 2015

Novia Fajarwati1 , Pudji Andayani2 , Lena Rosida3


1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2
SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Ulin Banjarmasin
3
Bagian Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Email korespondensi: Noviafajarwati11@gmail.com

Abstract: Neonatal asphyxia is a condition where the baby can not breathe spontaneously and
regularly soon after birth or shortly after birth. Birth weight is a part of the factors that can
cause neonatal asphyxia. Research conducted retrospective observational analytic approach to
determine the relationship between birth weight and neonatal asphyxia which uses secondary
data from medical records of patients. The study was conducted in August-October 2015 in the
NICU and medical record room of RSUD Ulin Banjarmasin. The sampling technique used
purposive sampling and obtained a sample of 334 cases. The statistical test used is chi-square
test with 95% confidence level. The results showed that of 334 cases of birth weight data
showed 17.4% risk birth weight and no-risk birth weight by 82,6%. Neonatal asphyxia 26.3%
and 73.7% of no-neonatal asphyxia. Based on the statistical test showed p = 0.674 so that it can
be concluded that there is no significant correlation between birth weight and neonatal
asphyxia in RSUD Ulin Banjarmasin period June 2014-June 2015.

Keywords: neonatal asphyxia, birth weight, risk factor

Abstrak: Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernapas
secara spontan dan teratur segera setelah lahir atau beberapa saat setelah lahir. Berat
badan lahir merupakan bagian dari faktor neonatus yang dapat menyebabkan asfiksia
neonatorum. Penelitian dilakukan secara observasional analitik dengan pendekatan retrospektif
untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir dan kejadian asfiksia neonatorum yang
menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-
Oktober 2015 di ruang NICU dan ruang rekam medis RSUD Ulin Banjarmasin. Teknik
pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan sampel
sebanyak 334 kasus. Uji statistik yang digunakan yaitu uji chi-square dengan tingkat
kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 334 kasus diperoleh data berat
badan lahir berisiko sebesar 17,4% dan berat badan lahir tidak berisiko sebesar 82,6%. Kejadian
asfiksia neonatorum sebesar 26,3% dan tidak asfiksia neonatorum sebesar 73,7%. Berdasarkan
hasil uji statistik didapatkan hasil p = 0,674 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dan kejadian asfiksia neonatorum di RSUD
Ulin Banjarmasin periode Juni 2014-Juni 2015.

Kata-kata kunci: asfiksia neonatorum, berat badan lahir, faktor risiko

33
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 33-39

PENDAHULUAN tidak teratur dan tidak adekuat segera


Jumlah kematian neonatus setelah lahir atau beberapa saat setelah
menurut perkiraan World Health lahir. Keadaan ini disertai hipoksia,
Organization (WHO) per tahunnya hiperkapnia dan berakhir dengan
yaitu sebanyak 5 juta kematian dan 98% asidosis.6 Asfiksia terjadi karena
kematian tersebut berasal dari negara terdapat gangguan pertukaran gas atau
berkembang.1 Laporan WHO yang pengangkutan oksigen dari ibu ke janin.
dikutip dalam State of the world’s Gangguan ini dapat timbul pada masa
mother 2007 dari data tahun 2000-2003 kehamilan, persalinan atau segera
dikemukakan bahwa 36% dari kematian setelah lahir. Asfiksia dapat
neonatus disebabkan oleh penyakit mempengaruhi organ vital lainnya dan
infeksi, 23% kasus disebabkan oleh dapat mendorong terjadinya infeksi,
asfiksia, 7% kasus disebabkan oleh kerusakan otak atau kematian.7
kelainan bawaan, 27% kasus Faktor-faktor yang menyebabkan
disebabkan oleh bayi kurang bulan dan asfiksia diantaranya adalah faktor ibu,
berat badan lahir rendah, serta 7% kasus faktor plasenta, faktor persalinan dan
oleh sebab lain.2 faktor neonatus. Faktor risiko ibu terdiri
Angka kematian neonatus di Asia dari usia <20 tahun atau >35 tahun,
Tenggara adalah 39 per 1000 kelahiran paritas, riwayat obstetri jelek, penyakit
hidup. Berdasarkan data kematian ibu seperti hipertensi, preeklamsi,
perinatal yang ada di Indonesia, 29,9% anemia, ketuban pecah dini, panggul
dilaporkan terjadi pada hari pertama, sempit, dan infeksi intrauterin. Faktor
dan 75,6% pada satu minggu setelah risiko plasenta yaitu plasenta previa dan
lahir. Angka kematian bayi (AKB) di solusio plasenta. Faktor risiko
Kalimantan Selatan tahun 2005 persalinan yaitu persalinan
menempati urutan ke 5 tertinggi di buatan/anjuran dan partus lama. Faktor
Indonesia yaitu 41 per 1000 kelahiran risiko neonatus yaitu masa gestasi, berat
hidup. Menurut Survei Demografi dan badan lahir, kehamilan ganda,
Kesehatan Indonesia yang dilakukan di malpresentasi, serta gawat janin.8
Kalimantan Selatan, angka kematian Berat badan lahir merupakan
bayi baru lahir pada tahun 2007 salah satu indikator kesehatan bayi baru
mencapai 39 per 1000 kelahiran hidup lahir. Bayi berat lahir rendah dan bayi
yang menunjukkan angka masih di atas berat lahir lebih dimasukkan dalam
rata-rata nasional, sedangkan pada kelompok risiko tinggi, karena
tahun 2012 berdasarkan Sensus menunjukan angka kematian yang lebih
Penduduk yang dilaksanakan, mencapai tinggi daripada berat bayi lahir cukup.
44 per 1000 kelahiran hidup. Sasaran Bayi berat lahir rendah dan bayi berat
yang harus dicapai pada tahun 2015 lahir lebih merupakan masalah penting
adalah 23 per 1000 kelahiran hidup dalam pengelolaannya karena
untuk AKB.3 Penyebab kematian mempunyai kecenderungan ke arah
perinatal kelompok 0-7 hari tertinggi peningkatan terjadinya infeksi, asfiksia,
adalah prematur dan BBLR sebesar 35 ikterus dan hipoglikemi.9
%, kemudian asfiksia lahir sebesar Berat badan lahir merupakan
33,6%. Penyakit penyebab kematian salah satu faktor risiko yang menjadi
kelompok umur 8-28 hari tertinggi penyebab utama untuk terjadinya
adalah infeksi sebesar 57,1%.4,5 asfiksia neonatorum. Hal ini terlihat dari
Asfiksia neonatorum merupakan penelitian yang dilakukan oleh Evi
kegagalan bernafas secara spontan, Desfauza8 dari Universitas Sumatera

34
Fajarwati, N.dkk. Hubungan antara Berat Badan…

Utara pada tahun 2007, menyatakan penelitian ini adalah anggota populasi
bahwa berat badan lahir merupakan yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu:
salah satu faktor risiko yang Ibu berusia 20-35 tahun pada saat
berhubungan secara signifikan dan melahirkan subjek penelitian, yang
sangat dominan pada kejadian asfiksia tercantum dalam rekam medis; ibu tidak
neonatorum di RSU DR. Pirngadi mengalami preeklamsi dan eklamsi,
Medan. Bayi yang lahir dengan berat berdasarkan diagnosis oleh dokter yang
badan kurang memiliki risiko terjadi tercatat di rekam medis; tidak
asfiksia sebesar 79,5%, sedangkan bayi mengalami kelainan kongenital mayor,
dengan berat badan normal berisiko seperti anensefalus, hidrosefalus,
sebesar 20,5%. Penelitian yang hipoplasia paru, penyakit jantung
dilakukan Fahrudin7 di Kabupaten bawaan yang berat, yang tercatat di
Purworejo pada tahun 2003 menyatakan rekam medis; kehamilan tunggal; ibu
bahwa dari 14 variabel yang diteliti, tidak mengalami perdarahan dan
salah satu faktor risiko yang kelainan plasenta, seperti solusio
berpengaruh terhadap kejadian asfiksia plasenta, plasenta previa, prolapsus tali
neonatorum di 4 rumah sakit yang pusat, berdasarkan diagnosis oleh
diteliti di Purworejo adalah berat badan dokter dan tercatat di rekam medis.
lahir. Teknik pengambilan sampel
Menurut hasil Riset Kesehatan menggunakan metode purposive
Dasar di RSUD Ulin Banjarmasin, sampling. Besar sampel ditentukan
kasus asfiksia pada tahun 2013 menggunakan rumus Frankel dan
sebanyak 247 kasus, 131 diantaranya Wallen yang menyarankan besar sampel
adalah kasus asfiksia berat.3 Kejadian minimum untuk penelitian korelasional
asfiksia neonatorum di RSUD Ulin sebanyak 50 sampel.
Banjarmasin masih tinggi, namun Instrumen penelitian yang
belum ditemukan adanya penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah
tentang hubungan faktor risiko berat buku registrasi bayi, buku status dan
badan lahir dengan kejadian asfiksia nomor rekam medis di ruang NICU, dan
neonatorum. rekam medis. Rekam medik digunakan
Penelitian ini bertujuan untuk untuk mencari data berat lahir,
untuk menganalisis hubungan antara diagnosis, dan data mengenai kriteria
berat badan lahir dan kejadian asfiksia inklusi yang sudah disebutkan di atas.
neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin
periode Juni 2014-Juni 2015 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai hubungan
METODE PENELITIAN antara berat badan lahir dan kejadian
Penelitian ini adalah asfiksia neonatorum di bagian Ilmu
observasional-analitik, dengan Kesehatan Anak Subdivisi Neonatologi
rancangan cross-sectional dan RSUD Ulin Banjarmasin periode Juni
pendekatan retrospektif. Variabel bebas 2104-Juni 2015 telah dilaksanakan pada
dalam penelitian ini adalah berat lahir bulan Agustus-Oktober 2015. Setelah
bayi dan variabel terikat dalam dilakukan pemilihan sampel kasus
penelitian ini adalah asfiksia berdasarkan kriteria inklusi maka
neonatorum. didapatkan jumlah sampel penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah sebesar 334 kasus dari 1900 kasus.
pasien yang dirawat di ruang NICU Asfiksia neonatorum adalah suatu
RSUD Ulin Banjarmasin. Sampel keadaan dimana bayi tidak dapat

35
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 33-39

bernapas secara spontan dan teratur Setelah dilakukan


segera setelah lahir atau beberapa saat pengelompokkan sampel berdasarkan
setelah lahir. Asfiksia terjadi karena nilai skor Apgar dari 334 kasus terdapat
terdapat gangguan pertukaran gas atau 246 kasus tidak asfiksia (skor Apgar ≥
pengangkutan oksigen dari ibu ke janin. 7-10 pada menit pertama), 74 kasus
Gangguan ini dapat timbul pada masa asfiksia ringan –sedang (skor Apgar 4-
kehamilan, persalinan atau segera 6 pada menit pertama) dan 14 kasus
setelah lahir. Asfiksia dapat asfiksia berat (skor Apgar 0-3 pada
mempengaruhi organ vital lainnya dan menit pertama).
dapat mendorong terjadinya infeksi, Faktor-faktor yang menyebabkan
kerusakan otak atau kematian.7 Data asfiksia diantaranya adalah faktor ibu,
kejadian asfiksia neonatorum di RSUD faktor plasenta, faktor persalinan dan
Ulin Banjarmasin Tahun 2014-2015 faktor neonatus. Berat badan lahir
menunjukkan bahwa sebagian besar merupakan bagian dari faktor neonatus
sampel penelitian tidak mengalami yang dapat menyebabkan asfiksia
asfiksia, yaitu sebanyak 246 (73,7%) neonatorum.6 Berat badan lahir dalam
kasus. Hal ini serupa dengan penelitian penelitian ini dikategorikan menjadi
yang dilakukan oleh Selvia Wijayanti di berat badan berisiko jika berat lahir <
RSUD Ulin Banjarmasin pada tahun 2500 gram atau > 4000 gram dan berat
2012-2013, dimana sebagian besar badan tidak berisiko untuk berat lahir ≥
sampel penelitian tidak mengalami 2500 gram - 4000 gram. Data berat
kejadian asfiksia neonatorum yaitu badan lahir yang termasuk dalam
sebanyak 166 (71,86%) kasus.11 kategori berisiko dan tidak berisiko
dapat dilihat pada tabel 1:

Tabel 2. Distribusi Berat Badan Berisiko dan Tidak Berisiko di RSUD Ulin
Banjarmasin Periode Juni 2014-Juni 2015
Berat Badan Frekuensi Persentase (%)
Berisiko 58 17,4
Tidak berisiko 276 82,6
Total 334 100

Tabel 1. menunjukkan bahwa Karena berat badan lahir


sebagian besar sampel penelitian merupakan salah satu faktor risiko yang
termasuk ke dalam kategori berat badan dapat menyebabkan asfiksia
tidak berisiko yaitu sebanyak 276 neonatorum, maka untuk mengetahui
(82,6%) kasus. Hal ini sejalan dengan hubungan antara berat badan lahir dan
penelitian oleh Evi Desfauza di RSU kejadian asfiksia neonatorum di RSUD
Dr. Pirngadi Medan, dimana sebagian Ulin Banjarmasin, dilakukan uji statistik
besar sampel penelitian termasuk ke dengan uji chi-square. Hasil analisis
dalam kategori berat badan normal yaitu data dari uji statistik dapat dilihat pada
sebanyak 165 kasus.9 tabel 2:

36
Fajarwati, N.dkk. Hubungan antara Berat Badan…

Tabel 2. Analisis Data Hubungan antara Berat Badan Lahir dan Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni 2014-Juni 2015
Berat Badan Tidak Asfiksia Total Pvalue OR
Asfiksia
BB tidak berisiko 202 (73,2%) 74 (26,8%) 276
0,674 -
BB berisiko 44 (75,9%) 14 (24,1%) 58
Total 246 88 334

Tabel 2. menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor risiko yang


sebagian besar sampel dengan berat tidak diamati oleh peneliti dan memiliki
badan tidak berisiko tidak mengalami kemungkinan menjadi variabel
kejadian asfiksia yaitu sebesar 73,2%. pengganggu seperti paritas, masa
Sebagian besar sampel dengan berat gestasi, penyakit ibu seperti anemia,
badan berisiko juga tidak mengalami riwayat obstetri jelek, proses persalinan
kejadian asfiksia yaitu sebesar 75,9%. dan kelainan letak. Kebanyakan
Hal ini berbeda dengan penelitian yang kejadian asfiksia merupakan proses
dilakukan oleh Evi Desfauza, yang multifaktorial sehingga jarang sekali
menyatakan bahwa di RSU Dr. Pirngadi asfiksia terjadi akibat salah satu faktor
Medan sebagian besar sampel dengan saja. Menurut Manuaba, asfiksia
berat badan berisiko mengalami neonatorum merupakan kelanjutan dari
kejadian asfiksia neonatorum yaitu kegawatan janin atau fetal distress
sebesar 79,5%.9 Berdasarkan hasil intrauteri. Fetal distress adalah keadaan
perhitungan uji chi-square dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan O2
tingkat kepercayaan 95% didapatkan dan nutrisi janin sehingga menimbulkan
nilai p sebesar 0,674. Oleh karena nilai perubahan metabolisme janin menuju
p > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak metabolisme anaerob yang disebabkan
terdapat hubungan antara berat badan oleh banyak hal terutama oleh faktor
lahir dengan kejadian asfiksia risiko ibu seperti anemia.6
neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin Asfiksia neonatorum adalah suatu
periode Juni 2014-Juni 2015. keadaan dimana bayi tidak dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan bernapas secara spontan dan teratur
bahwa tidak terdapat hubungan yang segera setelah lahir atau beberapa saat
bermakna antara berat badan lahir setelah lahir. Keadaan ini disertai
berisiko dan berat badan lahir tidak dengan hipoksia, hiperkapnia dan
berisiko dengan kejadian asfiksia berakhir dengan asidosis.8 Asfiksia
neonatorum di RSUD Ulin terjadi karena terdapat gangguan
Banjarmasin. Hal tersebut terjadi pertukaran gas atau pengangkutan
dikarenakan ada kemungkinan bahwa oksigen dari ibu ke janin. Hampir
berat badan lahir pada sampel penelitian sebagian besar asfiksia bayi baru lahir
bukanlah satu-satunya faktor risiko ini merupakan kelanjutan asfiksia janin.
yang memengaruhi terjadinya asfiksia. Pengembangan paru baru lahir terjadi
Mungkin saja pada sampel penelitian pada menit-menit pertama kelahiran dan
terdapat gangguan intrauteri yang dapat kemudian disusul pernapasan teratur.
menyebabkan terjadinya asfiksia, akan Bila terdapat gangguan pertukaran gas
tetap tidak dapat diketahui oleh peneliti. atau pengangkutan oksigen dari ibu ke
Selain hal tersebut, pada penelitian ini janin akan terjadi asfiksia janin atau
neonatus.10

37
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 33-39

Berat badan lahir merupakan DAFTAR PUSTAKA


bagian dari faktor neonatus yang dapat 1. Titaley CR, Dibley MJ, Agho K,
menyebabkan asfiksia neonatorum dan Roberts CL, Hall J. Determinants
merupakan salah satu indikator of mortality in indonesia. BMC
kesehatan bayi baru lahir. Bayi berat Public Health. 2008;8:232:1-15.
lahir rendah dan bayi berat lahir lebih 2. Badan Perencanaan Pembangunan
dimasukkan dalam kelompok risiko Nasional (Bapenas). Laporan
tinggi, karena pada bayi berat lahir Perkembangan Pencapaian
rendah dan bayi berat lahir lebih Millennium Development Goals
menunjukan angka kematian dan Indonesia. Jakarta; 2007.
kesehatan yang lebih tinggi daripada 3. Dinas Kesehatan Kalimantan
berat bayi lahir cukup. Bayi berat lahir Selatan. Profil Kesehatan Provinsi
rendah dan bayi berat lahir lebih Kalimantan Selatan. Banjarmasin:
merupakan masalah penting dalam DINKES RI; 2012.
pengelolaannya karena mempunyai 4. Departemen Kesehatan. HTA
kecenderungan ke arah peningkatan (Health Technology Assesment).
terjadinya infeksi, asfiksia, ikterus dan Penatalaksanaan Sepsis
hipoglikemi. Akan tetapi, berat badan Neonatorum. Departemen
lahir saja tidak dapat memberi efek Kesehatan Republik Indonesia;
secara langsung terhadap terjadinya 2007.
asfiksia neonatorum, dikarenakan 5. Kosim MS, Rini AE, Suromo LB.
asfiksia adalah kejadian dengan Faktor risiko air ketuban keruh
multifaktorial seperti yang telah terhadap kejadian sepsis awitan
dikemukakan oleh Manuaba.6 Hasil dini pada bayi baru lahir.
penelitian ini juga dipengaruhi oleh Semarang: Bagian Ilmu Kesehatan
faktor luar lain yaitu keterampilan para Anak FK Universitas Diponegoro.
perawat di ruang NICU serta para bidan 6. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,
yang telah memiliki kompetensi cukup Sarosa GI, Usman A. Buku Ajar
baik dalam penanganan resusitasi bayi Neonatologi Edisi Pertama
baru lahir. (Cetakan Keempat). Jakarta:
IDAI:11-12; 2014.
PENUTUP 7. Fahrudin. Analisis Beberapa faktor
Berdasarkan penelitian yang telah risiko kejadian asfiksia neonatorum
dilakukan, dapat diambil kesimpulan di pabupaten Purworejo. Semarang:
bahwa tidak terdapat hubungan yang Pustaka UNDIP; 2003.
bermakna antara berat badan lahir dan 8. Desfauza E. Faktor-faktor yang
kejadian asfiksia neonatorum di RSUD mempengaruhi asphyxia
Ulin Banjarmasin periode Juni 2014- neonatorum pada bayi baru lahir di
Juni 2015. RSU Pirngadi Medan. USU
Penelitian ini memiliki Repository 2008.
keterbatasan, yaitu data yang digunakan 9. Manuaba IBG. Pengantar Kuliah
adalah data sekunder (data rekam medis Obstetri. Jakarta: EGC; 2007.
pasien bayi), sehingga peneliti hanya 10. Poesponegoro H. Standar
dapat mengambil informasi terbatas Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
pada data yang tertulis dalam rekam Jakarta: IDAI:91-102; 2005.
medis tersebut. 11. Wijayanti S. Hubungan antara lama
waktu ketuban pecah dini dan
kejadian asfiksia neonatorum.

38
Fajarwati, N.dkk. Hubungan antara Berat Badan…

Universitas Lambung Mangkurat


2014.

39

Anda mungkin juga menyukai

  • Leaflet 1
    Leaflet 1
    Dokumen3 halaman
    Leaflet 1
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Leaflet 1
    Leaflet 1
    Dokumen3 halaman
    Leaflet 1
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Suhu Tubuh Ibu Kala I
    Suhu Tubuh Ibu Kala I
    Dokumen1 halaman
    Suhu Tubuh Ibu Kala I
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Asuhan
    Asuhan
    Dokumen4 halaman
    Asuhan
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Kerja
    Lamaran Kerja
    Dokumen1 halaman
    Lamaran Kerja
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Kasus Bank Century Korupsi Berjemaah
    Kasus Bank Century Korupsi Berjemaah
    Dokumen1 halaman
    Kasus Bank Century Korupsi Berjemaah
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Suhu Tubuh Ibu Kala I
    Suhu Tubuh Ibu Kala I
    Dokumen1 halaman
    Suhu Tubuh Ibu Kala I
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • 1320015011-3-Bab II
    1320015011-3-Bab II
    Dokumen11 halaman
    1320015011-3-Bab II
    Astin Setiachasanah
    Belum ada peringkat
  • Pengertian WUS
    Pengertian WUS
    Dokumen3 halaman
    Pengertian WUS
    manal
    100% (1)
  • Pedoman Praktis IMT (DEPKES)
    Pedoman Praktis IMT (DEPKES)
    Dokumen7 halaman
    Pedoman Praktis IMT (DEPKES)
    Ridho Fatchur
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka PDF
    Daftar Pustaka PDF
    Dokumen7 halaman
    Daftar Pustaka PDF
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • EBP Ibu Nifas
    EBP Ibu Nifas
    Dokumen13 halaman
    EBP Ibu Nifas
    Mutiara chairunisa
    100% (2)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tilik Kala III
    Daftar Tilik Kala III
    Dokumen2 halaman
    Daftar Tilik Kala III
    mia
    100% (3)
  • DARI SERABUTAN
    DARI SERABUTAN
    Dokumen3 halaman
    DARI SERABUTAN
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • MEDIA PROMOSI
    MEDIA PROMOSI
    Dokumen11 halaman
    MEDIA PROMOSI
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Makalah Ginekologi
    Makalah Ginekologi
    Dokumen13 halaman
    Makalah Ginekologi
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • Bank Soal PDF
    Bank Soal PDF
    Dokumen12 halaman
    Bank Soal PDF
    Suadi Subran
    Belum ada peringkat
  • 43
    43
    Dokumen1 halaman
    43
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • KTSP-SILABUS
    KTSP-SILABUS
    Dokumen81 halaman
    KTSP-SILABUS
    Anang Safi'uddin
    Belum ada peringkat
  • Trip of Aminah
    Trip of Aminah
    Dokumen3 halaman
    Trip of Aminah
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat
  • TTG
    TTG
    Dokumen1 halaman
    TTG
    Mutiara chairunisa
    Belum ada peringkat