TINJAUAN PUSTAKA
Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau
masalah kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi
yang penting bagi ibu, kleuarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan
anak termasuk rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi dan
Salah satu tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan
kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam keluarga, ibu
dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan
seperti kesakitan dan gangguan gizi yang sering kali berakhir dengan kecacatan atau
kematian. Depkes RI dan JICA, (2003) Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam
memelihara kesehatan ibu dan anak maka salah satu upaya program adalah
Manfaat Buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai catatan
kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anaknya berumur lima tahun sedangkan
manfaat buku KIA khususnya ialah (1) Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu
dan anak. (2) Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi denganinformasi penting
bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan palet (standar) KIA. (3)
8
9
Alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan
anak. (4) Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya
2.2 Sasaran dan Pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Semua ibu hamil perlu memakai buku KIA dan selanjutnya buku ini akan
digunakan oleh anak sejak anak lahir hingga berusia 5 tahun. Setiap kali anak datang ke
fasilitas kesehatan, baik itu bidan, puskesmas, dokter praktek, klinik atau rumah sakit,
untuk penimbangan, berobat, control atau imunisasi. Buku KIA harus dibawa agar
semua keterangan tentang kesehatan ibu atau anak yang tercatat pada buku KIA
diketahui tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan dapat memberikan catatan tambahan
penting lainnya pada buku KIA, mengisi KMS, dan lain sebagainya.
Jumlah kebutuhan buku KIA harus disesuaikan dengan jumlah sasaran ibu hamil.
Pengadaan buku KIA oleh provinsi hanya mendukung kabupaten atau kota yang belum
mampu secara mandiri mengadakan buku KIA. Artinya buku KIA boleh diadakan oleh
pihak manapun termasuk organisasi swasta pemerhati kesehatan ibu dan anak
(Rismayanti, 2014).
Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu
dan bayi, antara lain dengan Gerakan Sayang Ibu (GSI), strategi making pregnancy
10
safer dan pengadaan buku KIA. buku KIA telah diperkenalkan sejak 1994 dengan
bantuan Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Buku KIA diarahkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak.
Buku KIA selain sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan dan alat
Buku KIA dapat diperoleh secara gratis melalui puskesmas, rumah sakit umum,
puskesmas pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku KIA berisi
informasi dan materi penyuluhan tantang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu
hamil, KMS bayi dan balita dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Buku KIA
Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan ibu dengan lengkap di buku
KIA, agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak
(Hasanbasri, 2006)
Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA. Bagi kader sebagai alat
mengguankan fasilitas kesehatan. Bagi petugas kesehatan, buku KIA dapat dipakai
kepada ibu dan anak dapat diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
Pemanfaatan buku KIA oleh petugas dalam melaksanakan pemeriksaan ibu dan anak
dapat mencegah ibu hamil anemia, BBLR, angka kematian ibu dan bayi serta mencegah
Buku KIA sebagai materi penyuluhan dalam pelayanan antenatal berisikan materi
yaitu (1) Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil (2) Bagaimana menjaga kesehatan ibu
hamil (3) Bagaimana makan yang baik selama hamil (4) apa saja tanda tanda bahaya
pada ibu hamil (5) Apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan (6) Apa saja
tanda tanda persalinan (7) Apa saja yang dilakukan ibu bersalin (8) Apa saja yang
dilakukan ibu nifas (9) Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas (10) Apa saja tanda
tanda bahaya pada ibu nifas (11) Apa saja alat kontrasepsi (KB) (Depkes, 2005).
Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan
kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam keluarga, ibu
dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan
seperti kesakitan dan gangguan gizi yang sering kali berakhir dengan kecacatan atau
dan anak maka salah satu upaya program adalah meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan keluarga melalui penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes
RI, 1997).
Analisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan manusia pernah dianalis oleh
Lawrence Green (1980). L Green menganalisa tingkat prilaku manusia baik dari sisi
individu maupun masyarakat sangat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor
12
prilaku (behavior cause) dan faktor di luar prilaku (non behavior cause). Selanjutnya
prilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk dari 3 faktor yaitu (Notoadmodjo, 2012b) :
keyakinan, kepercayaan, nilai nilai dan sebagainya oleh individu maupun masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat
a. Pengetahuan
sebuah pikiran dengan kenyataan atau pikiran orang lain, berdasarkan pengalaman yang
berulang ulang tanpa pemahaman mengenai kualitas ( sebab akibat ) yang universal.
Dari penelitian sebelumnya mengenai kesehatan ibu dan anak sangat besar pengaruh
pengetahuan ini. Terbukti bahwa sebagian besar masyarakat yang memiliki pengetahuan
baik akan menerapkan pola hidup sehat yang lebih baik dan sangat mudah untuk
hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau
masyarakat untuk menyerap informasi dan mengimplementasi dalam perilaku dan gaya
hidup sehari hari, khusunya dalam hal kesehatan. Dari salah satu artikel jurnal
kwalitas hidup keluarga sangat ditentukan oleh factor pendidikan, semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula pola pemikiran yang dapat dia
kembangkan dalam meneriama penyuluhan atau informasi baru yang mereka rasa lbih
bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahlah proses perkembangan
mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun. Daya ingat seseorang itu salah
tetapi umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan mengingat yang
diperolehnya, akan tetapi umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
memberikan pengaruh bagi seseorang, diamana seseorang dapat mempelajari hal hal
yang baik dan juga hal hal yang buruk tergantung sifat kelompoknya. Dalam
informasi yang baik dari berbagai media misalnya Televisi, radio atau surat kabar maka
b. Sikap
perilaku seseorang berlangsung karena adanya sikap orang terhadap objek tertentu.
Sikap favourabel adalah sikap yang berisi hal-hal positif mengenai objek sikap yang
bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan unfavourabel adalah
pernyataan sikap yang berisi hal-hal yang negatif mengenai objek, sikap yang bersifat
tidak mendukung, maupun kontra terhadap objek sikap. Sikap itu tidak dapat langsung
Berikut ini merupakan proses terjadinya sikap dan reaksi tingkah laku manusia
melalui suatu rangkaian proses tertentu, seperti terlihat pada skema berikut
(Notoadmodjo, 2011) :
Rangsang Proses Reaksi tingkah
stimulus stimulasi laku (terbuka)
Sikap
(tertutup)
Gambar 2.1 Gambaran Terjadinya Sikap dan Reaksi Tingkah Laku Manusia Melaui
Rangkaian Proses
Dari skema diatas dapat dijelaskan bahwa dalam diri individu sebenarnya terdapat
suatu dorongan yang didasarkan pada kebutuhan, perhatian dan kemampuan untuk
mengambil suatu keputusan pada suatu perubahan atau stimulus. Proses dalam tahapan
ini sesungguhnya masih bersifat tertutup, tetapi sudah merupakan yang disebut sikap.
Bila terus menerus diarahkan, maka pada suatu saat akan meningkatkan menjadi lebih
Health Belief Model adalah model perubahan prilaku kesehatan dan model
psikologis dikembangkan oleh M. Rosenstock pada tahun 1966 untuk mempelajari dan
Becker dan rekan pada 1970-an dan 1980-an. Teori Health Belief Model didasarkan
pada pemahaman bahwa seseorang akan mengambil tindakan yang akan berhubungan
dengan kesehatan. Teori ini dituangkan dalam lima segi pemikiran dalam diri individu,
yang mempengaruhi upaya yang ada dalam diri individu untuk menentukan apa yang
baik bagi dirinya, yaitu perceived susceptibility (kerentanan yang dirasakan/ diketahui),
(manfaat yang dirasakan dari tindakan yang diambil), perceived barrier to action
(hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil), cues to action (isyarat untuk
Keyakinan sangat erat sekali hubungannya dengan tradisi yang dianut dari masa
berperan penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang dalam menganalis
suatu informasi. Masyarakat yang menjunjung tinggi nilai nilai budaya leluhur akan
lebih meyakini apa yang menjadi kepercayaan mereka dari pada informasi ilmiah
walaupun hal tersebut dirasa lebih masuk akal (Yunita, 2012). Salah satu jurnal
kesehatan yang disusun oleh Sofian Haryanto pernah mengulas tentang penanganan
persalinan para wanita suku Toraja, mereka mengasingkan si wanita karna proses
persalinan merupakan peristiwa yang dianggap lotor, pada kenyataan ketika wanita
16
sedang dalam proses persalinan secara fisik maupun mental wanita tersebut sangat butuh
Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
bagi masyarakat. Sarana dalam hal ini adalah ketersediaan buku KIA di puskesmas.
disamping untuk memenuhi kebutuhan jabatan seseorang, azas keseraian juga tetap
dengan alat kerja sehingga turut menjamin adanya suasana kerja yang menggairahkan.
Peralatan dan perlengkapan harus guna yang diadakan sesuai dengan tingkat kebutuhan
(Laurenta, 2001).
Distribusi buku KIA menjadi tolak ukur tersedianya buku KIA di berbagai wilayah.
Daerah dengan sarana transportasi yang baik, letak yang strategis dan keadaan wilayah
yang sangat mendukung menjadi distribusi semakin mudah, sehingga buku KIA akan
mudah sampai ke puskesmas. Tidak hanya itu saja, puskesmas sebagai pemegang
tangan masyarakat menjadi tanggung jawab pihak puskesmas. Secara garis besar
Gambar 2.2 Alur distribusi buku KIA ( modifikasi dari distribusi Buku KIA )
Bilamana jumlah buku KIA melebihi jumlah kebutuhan di puskesmas dan jaringannya
mempunyai persediaan buku KIA. Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ini
mencakup pula pengadaan dan distribusi yang dilaksanakan oleh lembaga swadaya
Faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh
agama (toga), sikap dan perilaku petugas kesehatan. Termasuk juga undang - undang,
peraturan peraturan, baik dari pusat maupun pemerintahan daerah yang terkait dengan
evaluasi, pelaksanaan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan. Evaluasi yang digunakan
berdasarkan pada efektifitas dan efisiensi. Adanya dua kategori evaluasi yaitu
18
prioritas pilihan serta nilai yang tersedia, dan kecukupan yang telah diprogramkam. Dari
pemanfaatan Buku KIA oleh masyarakat khususnya para ibu hamil factor penguat yang
paling menonjol adalah factor kader dan petugas kesehatan sebagai ujung tombak
pemanfaatan tersebut. Dimana buku KIA dapat dijadikan sebagai alat atau media untuk
memberikan penyuluhan pada ibu hamil. Kader memiliki peranan yang sangat penting
(Wahyu,2010).