Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nenty Maurina Melia Gessy

NIM : 201810050311148

Dalam Pandangan Islam, pernikahan merupakan aturan Allah dan sunah Rasul. Yang dimaksud dalam
aturan Allah yakni menurut qudrah dan iradah Allah dalam penciptaan alam ini, sedangkan sunah
Rasul yaitu suatu tradisi yang telah ditetapkan oleh Rasul untuk dirinya sendiri dan umatnya. Oleh
karena itu, dalam hal ini pernikahan merupakan hal yang sangat sakral, suci, luhur, dan dijunjung
tinggi oleh masyarakat mana pun.Pernikahan merupakan ketentuan dan peraturan Ilahi untuk
melestarikan kehidupan umat manusia di bumi. Selain itu, pernikahan juga merupakan salah satu
upaya untuk menyalurkan naluri seksual suami-istri dalam sebuah rumah tangga sekaligus sarana
untuk menghasilkan keturunan yang dapat menjamin kelangsungan eksistensi manusia sebagai
khalifah di bumi.

Pernikahan adalah akad atau perjanjian. Perjanjian inilah yang menghalalkan hubungan kelamin dari
dua jenis makhluk yang berbeda, yaitu laki-laki dan perempuan. Perjanjian ini dijelaskan dalam Al-
Qur'an sebagai perjanjian yang kuat , memberikan isyarat bahwa perjanjian itu mempunyai nilai
Ilahi, spritual, dan kerohanian, serta tidak terlepas dari implikasi yang sifatnya kontrak sosial, karena
dilakukan oleh dua orang yang berinteraksi melalui perjanjian nikah.Pernikahan merupakan
perjanjian suci yang diucapkan oleh dua jenis manusia, yaitu laki-laki dan perempuan untuk
membangun rumah tangga. Perjanjian tersebut tidak saja sakral, suci, dan luhur namun mengandung
komitmen Ilahi. Kembali ke masalah perkawinan sebagai perjanjian yang kokoh atau mīs\āqan
galīz}an. Serah terima perkawinan dilakukan dengan kalimat Allah ketika mengucapkan akad nikah,
agar calon suami dan istri menyadari betapa suci peristiwa yang sedang mereka alami.

pernikahan adalah suatu perjanjian kokoh yang dibuat oleh orang atau pihak yang terlibat dalam
pernikahan. Perkawinan dibuat dalam bentuk akad karena ia merupakan peristiwa hukum, bukan
peristiwa biologis semata antara laki-laki dan perempuan. Konsekuensi ini merupakan komitmen
Ilahiah sebagai tanda kemahabesaran Allah, dan bernilai ibadah. Selain itu, komitmen pernikahan
tersebut merupakan kontrak sosial yang mempunyai nilai dan manfaat sosiologis antropologis, yaitu
perkawinan sebagai sarana menyalurkan naluri seksual yang membedakan antara kehidupan hewani
dan insani; sarana yang benar dan sah untuk mendapatkan keturunan; sarana untuk menjadikan
anak-anak yang saleh, bermanfaat bagi diri, bangsa, dan agamanya, sarana untuk membina
hubungan dengan keluarga dan lingkungannya, sarana untuk membagi tugas dan tanggung jawab di
antara suami-istri, sarana untuk memperkuat barisan umat dengan bertambahnya rumah tangga
dan keluarga yang baru dan sarana untuk hidup lebih sehat dan memperpanjang usia, karena
perkawinan akan merawat dengan baik jasmani dan rohani seluruh anggota keluarga dalam
kehidupan berumah tangga..

Anda mungkin juga menyukai