Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN TURUNAN

Terdapat lima jenis penerapan turunan pada subbab ini, yaitu persamaan garis singgung
dan garis normal, kecepatan sesaat, maksimum-minimum masalah praktis, menggambar
grafik dengan uji turunan, dan laju yang berkaitan. Dalam pembahasannya digunakan
contoh-contoh.

Persamaan Garis Singgung dan Persamaan Garis Normal


Penerapan turunan dengan topik persamaan garis singgung dan garis normal telah
dipelajari sejak di sekolah menengah tingkat atas, sehingga topik ini dikembangkan
pada jenis kurva dengan persamaan implisit ataupun persamaan parametrik. Adapun
teknik untuk memperoleh persamaan garisnya tidak berbeda dari yang dipelajari
sebelumnya.

Contoh 15: Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada
kurva dengan persamaan 𝑥2 + 𝑦2 + 3𝑥𝑦 − 11 = 0 di titik 𝑥 = 1, 𝑦 = 2 !

Penyelesaian:

Kurva ini memiliki persamaan implisit. Dengan cara 1, diperoleh

𝑑 2 𝑑(0)
(𝑥 + 𝑦2 + 3𝑥𝑦 − 11) =
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑦
2𝑥 + 2𝑦 + 3𝑦 + 3𝑥 —0=0
𝑑𝑥 𝑑𝑥
𝑑𝑦
(2𝑦 + 3𝑥) = −2𝑥 − 3𝑦 = −(2𝑥 + 3𝑦)
𝑑𝑥
𝑑𝑦 𝑑𝑥
Kalkulus untuk Teknik Mesin 1
−2𝑥 3𝑦
− = .
2𝑦 + 3𝑥

Gradien atau kemiringan garis singgung, misalnya 𝑚1 𝒅𝒚


= | –2.1–3.2 8
𝒅𝒙 x=1,y=2 = 2.2+3.1 = − 7.

Ingat rumus persamaan garis yang melalui titik (𝑥1, 𝑦1) yaitu

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚1(𝑥 − 𝑥1)

Jadi, persamaan garis singgung yang melalui (1, 2) adalah


8
𝑦−2=−
7 (𝑥 − 1)
- 7𝑦 − 14 = −8(𝑥 −
1)

- 7𝑦 + 8𝑥 = 22

Kemiringan garis normal, misalnya 𝑚2 = − 1 7


= .
m1 8

Jadi, persamaan garis normal yang melalui (1, 2) adalah


7
𝑦 − 2 = (𝑥 − 1)
8
- 8𝑦 − 16 = 7(𝑥 − 1)

8𝑦 − 7𝑥 = 9.

Contoh 16: Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva
3t t
dengan persamaan 𝑥 = ; 𝑦 = 2 pada 𝑡 = 2 !
1+t 1+t

Penyelesaian:

Kurva ini memiliki persamaan parametrik seperti pada contoh 13, sehingga diperoleh

𝑑𝑦 𝑡2 + 2𝑡
𝑑𝑥 = 3
.

Kemiringan garis singgung, misalnya 𝑚1 𝒅𝒚


| = .
8
= 𝒅𝒙 t=2 3

Garis singgung melalui (𝑥 , 𝑦 ), dengan


𝑥 = 𝑥(𝑡 = 2) = 𝑥| 3.2 = 2 dan
1 1 = 1

Kalkulus untuk Teknik Mesin 2


t=2
1+2

Kalkulus untuk Teknik Mesin 3


22 4
𝑦1 = 𝑦(𝑡 = 2) = 𝑦|t=2 = =3 .
1+2
Jadi, persamaan garis singgung yang melalui (2, ) adalah4
3

4 8
𝑦− (𝑥 − 2)
3
=3
3𝑦 − 4 = 8(𝑥 − 2)

3𝑦 − 8𝑥 = −12

Kemiringan garis normal, misalnya 𝑚2 = − 1


=− .
3

m1 8

Jadi, persamaan garis normal yang melalui (2, 4) adalah


3

24𝑦 + 9𝑥 = 50.

Latihan 5.
1. Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva dengan
persamaan 𝑥3 + 𝑥2𝑦 + 𝑦3 − 7 = 0 di titik 𝑥 = 2, 𝑦 = 3 !

2. Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva dengan
10
persamaan 𝑦2 = 11 − di titik 𝑥 = 6, 𝑦 = 4 !
4–x

3. Tentukan persamaan garis singgung dan persamaan garis normal pada kurva dengan
π
persamaan 𝑦 = cos 2𝑡 , 𝑥 = sin 𝑡 di t = !
6

4. Tentukan persamaan garis normal pada kurva dengan persamaan


π
𝑦 = 2 sin3 θ ; 𝑥 = 2 cos3θ di titik 𝜃 = !
4

5. Tentukan persamaan garis normal pada kurva dengan persamaan


π
𝑦 = 1 + cos θ + cos 2θ , 𝑥 = 1 + sin 2θ di titik 𝜃 = !
3
Kecepatan Sesaat
Kajian kecepatan sesaat dapat dilakukan pada berbagai sistem yang mengalami gerakan.
Dalam bidang teknik mesin, kajian ini difokuskan pada sistem alat roda piston.

Contoh 17: Sebuah roda berpusat di titik asal dan berjari-jari 10 cm berputar
berlawanan arah perputaran jarum jam, dengan laju 4 put/detik. Sebuah titik P pada
pelek berada pada koordinat (10, 0) saat t = 0. Tentukan: a. Koordinat P saat t = 2 detik!
b. Laju P naik (atau turun) saat t = 1 detik?

P(Px , Py)
rrx

Gambar 1.1

Penyelesaian:

Diketahui: r = jari-jari roda = 10 cm

 = laju sudut = 4 putaran/detik = 4. 2 rad/det = 8 radian/detik

 = besar sudut antara jari-jari roda dan sumbu x positif = 𝜔𝑡 = 8 t radian

r Py

x
Px

Gambar 1.2

Ditanyakan: a. (𝑃 x, 𝑃y)|
t=2
dPy
b. |
dt t=1

a. Dari Gambar 1.2 diperoleh 𝑃x = 𝑟 cos 𝜃 dan 𝑃y = 𝑟 sin 𝜃, sehingga

(𝑃x , 𝑃y) = (10 cos 8𝜋𝑡 , 10 sin 8𝜋𝑡)


Koordinat P pada saat t = 2 detik adalah

(𝑃x , 𝑃y)| = (10 cos 16𝜋 , 10 sin 16𝜋) = (10, 0)


t=2

b. Laju P naik (turun) pada saat t detik yaitu

𝑑𝑃y 𝑑(10 sin


𝑑𝑡 = 8𝜋𝑡) = 80𝜋 cos 8𝜋𝑡
𝑑𝑡
Maka laju P naik (turun) pada saat t = 1 detik adalah
𝑑𝑃y
𝑑𝑡 | = 80𝜋 cos 8𝜋 = 80𝜋 cm/detik.
t=1

Contoh 18: Alat roda piston berikut ini memiliki jari-jari 1 kaki dan berputar
berlawanan arah perputaran jarum jam pada 2 radian/detik. Batang penghubung
panjangnya 5 kaki.
Titik P berada di (1, 0) pada t = 0. Tentukan: a. Koordinat P pada saat 𝑡 = 5𝜋 detik

b. Koordinat Q pada saat 𝑡 = 𝜋 (koordinat x selalu nol) detik


π
c. Kecepatan Q pada saat 𝑡 =
2 detik

5 kaki

P(Px , Py)
rrx
x
Gambar 1.3
Penyelesaian:

Diketahui: r = jari-jari roda = 1 kaki

 = kecepatan sudut = 2 radian/detik

 = 2t radian

Sistem pada Gambar 1.3 digambarkan secara horisontal, diperoleh

5
 Px

y
s Py
Gambar 1.4

Ditanyakan: a. (𝑃x , 𝑃y )| =?
t=5π

b. (𝑄x , 𝑄y )| =? (Ket: gerakan Q ke atas/bawah saja, sehingga Qx = 0).


t=π
dQy
c. | =?
dt t=π
2

a. Seperti contoh sebelumnya diperoleh 𝑃x = 𝑟 cos 𝜃 dan 𝑃y = 𝑟 sin 𝜃, sehingga


koordinat P pada saat t adalah

(𝑃x , 𝑃y) = (cos 2𝑡 , sin 2𝑡)

Koordinat P pada saat 𝑡 = 5𝜋 adalah

(𝑃x , 𝑃y)| = (cos 10𝜋 , sin 10𝜋) = (1, 0)


t=5π

b. Karena gerakan hanya naik turun, maka 𝑄x = 0, sehingga yang dihitung hanya 𝑄y

saja. Dari Gambar 1.4 diperoleh

𝑄y = 𝑠 + 𝑃y = √25 − 𝑃x2 + 𝑃y = √25 − cos2 2𝑡 + sin 2𝑡

Jadi koordinat Q pada saat t adalah

(𝑄x , 𝑄y) = (0 , sin 2𝑡 + √25 − cos2 2𝑡)


Koordinat Q pada saat 𝑡 = 𝜋 detik adalah

(𝑄x , 𝑄y )| = (0 , sin 2𝜋 + √25 − cos2 2𝜋) = (0, 2√6)


t=π

c. Laju Q pada saat t detik yaitu

𝑑𝑄 1
. (− 2 cos 2𝑡). (− sin 2𝑡). 2
y
= 2 cos 2𝑡 + 2
𝑑𝑡 √25 − cos2 2𝑡
2 cos 2𝑡 . sin 2𝑡
= 2 cos 2𝑡 +
√25 − cos2 2𝑡)
sin 4𝑡
= 2 cos 2𝑡 +
√25 − cos2 2𝑡)

Jadi, laju Q pada saat t = π detik yaitu


2

𝑑𝑄y sin 2𝜋 sin 360°


| π = 2 cos 𝜋 + = 2 cos 180° +
𝑑𝑡 t= √25 − cos2 𝜋) √25 − cos2 180°)
2

0
= −2 + = −2 kaki/det
√24
π
Jadi, pada saat 𝑡 = detik titik 𝑄 sedang bergerak ke bawah dengan laju 2 kaki/detik.
2

[Perhatikan bahwa satuan dari angka di depan fungsi cosinus dan sinus harus dikonversi
dulu ke derajat dalam perhitungan dengan kalkulator (𝜋 radian = 180°)].

Latihan 6.
1. Jawablah pertanyaan pada Contoh 17.
a. Koordinat P saat t = 2𝜋 detik
b. Laju P naik (atau turun) saat t = 𝜋 detik,
jika diketahui jari-jari roda 15 cm dan kecepatan sudutnya 5 radian/detik!
2. Jawablah pertanyaan pada Contoh 18.
a. Koordinat P pada saat 𝑡 = 5 detik
b. Koordinat Q pada saat 𝑡 = 1 (koordinat x selalu nol) detik
1
c. Kecepatan Q pada saat 𝑡 =
2 detik,
jika jari-jari roda 1,5 kaki dan kecepatan sudutnya 5 putaran/detik!
Maksimum Minimum Masalah Praktis
Permasalahan praktis yang ditemui sehari-hari sering menuntut kita untuk mengetahui
kapan atau bagaimana kondisi yang dapat memaksimalkan atau meminimalkan sesuatu
yang dipengaruhi beberapa peubah. Misalnya, kekuatan balok kayu dipengaruhi oleh
ukuran penampangnya, yaitu dua peubah (lebar dan tebal). Bagaimana menentukan
ukuran balok jika diinginkan kekuatan balok yang maksimal?

Contoh 19: Sebuah balok dipotong dari sebuah kayu gelondongan berpenampang
lingkaran dengan diameter 20√3 cm. Jika kekuatan balok sebanding dengan hasil kali
lebar dan kuadrat tebalnya, tentukan ukuran penampang balok agar kekuatan balok
maksimum!

A C

Gambar 1.5

Penyelesaian:

Diketahui: l = lebar balok


t = tebal balok

S = kekuatan balok ~𝑙𝑡2 ⟺ 𝑆 = 𝑘𝑙𝑡2, dengan k konstanta kesebandingan

Ditanyakan: ukuran l dan t agar S maksimum

Dari Gambar 1.5 diperoleh bahwa diameter lingkaran adalah sisi miring pada segitiga
siku-siku ABC, sehingga 𝑡2 + 𝑙2 = 1200.

Maka fungsi S dapat ditulis sebagai

𝑆 = 𝑘𝑙𝑡2 = 𝑘𝑙(1200 − 𝑙2)

atau 𝑆(𝑙) = 1200𝑘𝑙 − 𝑘𝑙3.

Nilai maksimum S ditentukan oleh nilai l dari persamaan S’( l ) = 0, yaitu

𝑆'(𝑙) = 1200𝑘 − 3𝑘𝑙2 = 0

𝑙2 = 400 ⇒ 𝑙 = 20 𝑐𝑚 dan 𝑡 = 20√2 𝑐𝑚.


Jadi, agar kekuatan balok maksimum ukuran penampang baloknya 𝑙 = 20 𝑐𝑚 dan 𝑡 =
20√2 𝑐𝑚.

Contoh 20: Perhatikan sebuah talang air seperti pada Gambar 1.6 di bawah ini!Jika sisi-
sisi penampangnya 3 inci,tentukan 𝜃 agar kapasitas talang tersebut maksimum! Catatan:
π
0<𝜃< .
2

Gambar 1.6

Penyelesaian:

Diketahui penampang talang sebagai berikut:

x x

3 t

Gambar 1.7

Ditanyakan: Besar sudut 𝜃 =? agar kapasitas talang maksimum.


t x
Dari gambar 1.7 diperoleh bahwa 𝑡 = √9 − 𝑥2, sin 𝜃 = dan cos 𝜃 = .
3 3

Kapasitas talang maksimum, jika luas penampangnya maksimum.


3+3+2x
Misalnya L = luas penampang. Maka 𝐿 = . 𝑡 = (3 + 𝑥)√9 − 𝑥2 .
2

Jika ditulis dalam 𝜃, maka

𝐿(𝜃) = (3 + 3 cos 𝜃)3 sin 𝜃

Nilai maksimum L ditentukan oleh nilai 𝜃 dari persamaan L’(𝜃) = 0, yaitu

𝐿'(𝜃) = 9 cos 𝜃 + 9 cos 2𝜃 = 0,

yang ekivalen dengan persamaan kuadrat 2 cos2 𝜃 + cos 𝜃 − 1 = 0,


1
sehingga diperoleh cos 𝜃 =
2 ⇒ 𝜃 = 60° ataucos 𝜃 = −1 ⇒ 𝜃 = 180° .
π
Karena 0 < 𝜃 < maka dipilih 𝜃 = 60°.
2

Jadi, agar kapasitas talang maksimum, dipilih 𝜃 = 60°.

Latihan 7.
1. Jawablah pertanyaan pada Contoh 19, jika kayu gelondongan
berpenampang ellips dengan persamaan 9𝑥2 + 8𝑦2 = 72!
[Catatan: diameter pada Contoh 19 tidak digunakan].

2. Jawablah pertanyaan pada Contoh 20, jika sisi miring


penampang talang masing- masing 10 cm dan alasnya 6 cm!

Menggambar Grafik dengan Uji Turunan


Teknik yang paling sederhana untuk menggambar grafik atau
kurva dari sebuah persamaan 𝑦 = 𝑦(𝑥) adalah dengan cara
menghubungkan beberapa titik (𝑥, 𝑦) yang memenuhi persamaan
tersebut. Jika persamaannya linier atau kurvanya berbentuk garis
lurus, maka hanya dibutuhkan dua titik saja. Namun untuk
persamaan non linier atau kurva berupa garis melengkung, maka
titik-titik yang dibutuhkan lebih banyak. Semakin banyak,
semakin mulus kurva yang dihasilkan. Dengan teknik uji turunan,
kemulusan kurva dari persamaan non linier akan lebih mudah
diperoleh.

Contoh 21: Sketsa kurva persamaan 𝑦 = −3𝑥4 + 4𝑥3 dengan


menggunakan uji turunan pertama dan turunan kedua!

Turunan pertama: 𝑦'(𝑥) = −12𝑥3 + 12𝑥2.

Untuk memperoleh titik-titik kritis digunakan persamaan 𝑦'(𝑥) =


0, sehingga diperoleh

−12𝑥3 + 12𝑥2 = 𝑥2(−𝑥 + 1) = 0.

Jadi, titik-titik kritisnya adalah (0, 0) dan(1, 1).

Uji turunan pertama:

++++++ ++++++ --------

Kalkulus untuk Teknik Mesin 10


0

Kalkulus untuk Teknik Mesin 10


Ambil titik sampel di sebelah kiri nol, antara nol dan satu, dan di sebelah kanan satu!
Misalnya a < 0. Jika 𝑦'(𝑎) < 0 maka di sebelah kiri nol, kurva turun (dari kiri ke
kanan). Tetapi jika 𝑦 ' (𝑎) > 0 maka di sebelah kiri nol, kurva naik. Karena
𝑦 ' (−1) > 0dan
1
𝑦' ( ) > 0 maka di sebelah kiri satu, kurva naik. Karena 𝑦'(2) < 0 maka di sebelah
2
kanan satu, kurva turun. Visualisasi naik turunnya kurva dapat dilihat dari gambar uji
turunan pertama di atas.

Turunan kedua: 𝑦′′(𝑥) = −36𝑥2 + 24𝑥

Untuk memperoleh calon titik-titik balik digunakan persamaan 𝑦′′(𝑥) = 0, sehingga


diperoleh −36𝑥2 + 24𝑥 = 12𝑥(−3𝑥 + 2) = 0

Jadi, calon titik-titik baliknya adalah 2 16


0, dan ( , ).
( 3 27
0)

Dikatakan calon titik-titik balik, karena belum tentu titik-titik yang dihasilkan pada
proses ini merupakan titik-titik balik. Setelah melalui proses uji turunan kedua maka
dapat disimpulkan apakah titik-titik ini merupakan titik-titik balik ataukah bukan.

Uji turunan kedua:

------ ++++++ --------------

0 2/3 1 x

Gambar 1.9

Ambil titik sampel di sebelah kiri nol! Misalnya b. Jika 𝑦''(𝑏) < 0, maka di sebelah kiri
nol kurva cekung ke bawah. Tetapi jika 𝑦''(𝑏) > 0, maka di sebelah kiri nol kurva
cekung ke atas. Karena 𝑦 '' (−1) < 0, maka di sebelah kiri nol kurva cekung ke bawah.
Lakukan hal yang sama untuk range antara nol dan 2/3, antara 2/3 dan 1, dan terakhir di
sebelah kanan 1! Visualisasi kecekungan dapat dilihat pada gambar uji turunan kedua
di
2
atas. Karena pada 𝑥 = 0 dan 𝑥 = terjadi perubahan kecekungan maka titik
3
2 16
(0, dan ( , ) merupakan titik-titik balik.
3 27
0)

Dari uji turunan pertama dan uji turunan kedua diperoleh informasi bahwa di sebelah
kiri nol, kurva naik dan cekung ke bawah, antara 0 dan 2/3 kurva naik dan cekung ke
atas, antara 2/3 dan 1 naik dan cekung ke bawah, di sebelah kanan 1 kurva turun dan
cekung ke bawah. Maka sketsa kurvanya adalah:
Kalkulus untuk Teknik Mesin 11
y

x
1 1 2

1

Gambar 1.10

Titik ( 2 16
0, dan ( , ) merupakan titik-titik balik, sedangkan titik (1, 1) merupakan titik
3 27
0)
maksimum global. Titik maksimum global diperoleh jika untuk nilai x berapapun tidak
ditemukan nilai y yang lebih besar dari titik ini. Sebaliknya, titik minimum global
diperoleh jika untuk nilai x berapapun tidak ditemukan nilai y yang lebih kecil dari titik
ini.Titik maksimum lokal diperoleh jika untuk nilai x di sekitar titik ini tidak
ditemukan nilai y yang lebih besar. Sebaliknya, titik minimum lokal diperoleh jika
untuk nilai x di sekitar titik ini tidak ditemukan nilai y yang lebih kecil. Pada contoh ini,
tidak ditemukan titik maksimum maupun minimum lokal. Pada sebuah kurva tidak
mungkin terdapat titik maksimum global sekaligus titik minimum global.

Contoh 22: Sketsa kurva persamaan 𝑦 = 𝑥4 − 2𝑥3 dengan menggunakan uji turunan
pertama dan turunan kedua!

Penyelesaian:

Turunan pertama: 𝑦'(𝑥) = 4𝑥3 − 6𝑥2.

Titik-titik kritis diperoleh dari persamaan 𝑦'(𝑥) = 0, sehingga diperoleh

4𝑥3 − 6𝑥2 = 2𝑥2(2𝑥 − 3) = 0.

Jadi, titik-titik kritisnya adalah ( 3


dan ( , −
27
).
0,
2 16
0)
Uji turunan pertama:

-------- -------- ++++++++


0 3/2 x

Gambar 1.11

Dari gambar 1.11 diperoleh bahwa di sebelah kiri 3/2 kurva turun karena 𝑦 ' (−1) < 0 dan
𝑦'(1) < 0 . Karena 𝑦'(2) > 0 maka di sebelah kanan 3/2 kurva naik.

Turunan kedua: 𝑦''(x) = 12𝑥2 − 12𝑥

Calon titik-titik balik diperoleh dari persamaan 𝑦′′(𝑥) = 0, sehingga diperoleh

12𝑥2 − 12𝑥 = 12𝑥(𝑥 − 1) = 0

Maka calon titik-titik baliknya adalah (0, 0) dan(1, −1).

Uji turunan kedua:

++++++ ---------- ++++++

0 1 x

Gambar 1.12

Karena 𝑦 '' (−1) > 0 maka di sebelah kiri nol, kurva cekung ke atas. Lakukan hal yang
sama untuk range antara 0 dan 1, dan di sebelah kanan 1! Visualisasi kecekungan dapat
dilihat pada gambar uji turunan kedua di atas.Karena pada 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 1 terjadi
perubahan kecekungan maka titik (0, 0) dan (1, −1) merupakan titik-titik balik.

Dari uji turunan pertama dan uji turunan kedua, diperoleh informasibahwa di sebelah
kiri nol, kurva turun dan cekung ke atas, antara 0 dan 1 kurva turun dan cekung ke
bawah, antara 1 dan 3/2 kurva turun dan cekung ke atas, di sebelah kanan 3/2 kurva naik
dan cekung ke atas. Maka sketsa kurvanya sebagai berikut:
y
4

x
1.0 0.5 0.5 1.0 1.5 2.0

1

2

Gambar 1.13

Titik (0, 0) dan(1, −1) merupakan titik-titik balik, sedangkan titik


(32 , − 27 ) merupakan
16
titik minimum global.

Latihan 8.
Sketsa kurva dari persamaan-persamaan di bawah ini dengan menggunakan uji
turunan pertama dan turunan kedua!

1. 𝑦 = 2𝑥5 − 5𝑥4 + 7 4. 𝑦 = 𝑥4 − 4𝑥5

2. 𝑦 = 2𝑥3 — 3 𝑥4
5. 𝑦 = 𝑥3 — 3𝑥 + 3
2

3. 𝑦 = 𝑥3 — 6 𝑥5
6. 𝑦 = −2𝑥3 + 3𝑥2 + 12𝑥 + 1
5
Laju yang Berkaitan
Sebuah fungsi dengan satuan panjang, luas, volume, dan sebagainya, dapat dipengaruhi
oleh beberapa peubah. Oleh karena itu, laju (kecepatan) perubahan sebuah fungsi
ataupun sebuah peubah dapat terjadi secara berkaitan. antar satu peubah dengan peubah
lainnya.

Contoh 23: Sebuah balon dilepas pada jarak 150 kaki dari seorang pengamat yang
tingginya diabaikan. Jika balon naik secara lurus ke atas dengan laju 8 kaki/detik,
seberapa cepatkah pertambahan jarak antara pengamat dan balon ketika tinggi balon 50
kaki?

Secara geomatris soal cerita di atas dapat divisualisasikan sebagai berikut:

balon

h
s

pengamat t=0
150
kaki

Gambar 1.14

Penyelesaian:

Diketahui: h = tinggi balon pada saat t


dh
= laju balon naik ke atas = 8 kaki/detik
dt

s = jarak antara pengamat dan balon pada saat t

Ditanyakan: ds
|
dt h=50

Dari Gambar 1.14 diperoleh hubungan antara s dan h dengan hukum Phytagoras yaitu:

𝑠2 = ℎ2 + (150)2

Persamaan ini diturunkan terhadap t, diperoleh

𝑑𝑠 𝑑𝑡 2ℎ
2𝑠 =
𝑑ℎ 𝑑𝑡 + 0,
𝑑𝑠 ℎ ℎ
sehingga 𝑑ℎ = 8 .
𝑑𝑡 = 𝑠
𝑠 𝑑𝑡

Pada saat h = 50 , 𝑠 = √2500 + 22500 = 50√10.

Jadi,
𝑑𝑠 50 4
|
𝑑𝑡 h=50 = 8 = √10 𝑘𝑎𝑘𝑖/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
50√10 5
Jadi pertambahan jarak antara pengamat dan balon ketika ketinggian balon 50 kaki

adalah
4
√10 𝑘𝑎𝑘𝑖/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘.
5

Contoh 24: Sebuah cakram baja memuai selama dipanaskan. Jika jari-jarinya
bertambah panjang dengan laju 0,02 cm/det, berapa kecepatan memuainya cakram pada
saat jari- jarinya 8,1 cm?

Gambar 1.15

Penyelesaian:

Diketahui: r = r (t) = jari-jari cakram pada saat t


dr
= laju pertambahan jari-jari = 0,02cm/detik
dt

L = L(t) =luas cakram pada saat t

Ditanyakan: dL
|
dt r=8,1

𝐿 = 𝜋𝑟2

𝑑𝐿 𝑑𝑟
( )
𝑑𝑡 = 2𝜋𝑟 𝑑𝑡 = 2𝜋𝑟 0,02 = 0,04𝜋𝑟
𝑑𝐿 𝑑𝑡
Jadi, |
= 0,04𝜋 (8,1) = 0,324𝜋 = 1,017876 𝑐𝑚2/𝑑𝑒𝑡
r=8,1

Jadi, kecepatan memuainya cakram pada saat 𝑟 = 8,1 𝑐𝑚 adalah 1,017876 𝑐𝑚2/𝑑𝑒𝑡.
Contoh 25: Air dituangkan ke dalam bak berbentuk kerucut tegak, dengan laju 8 liter/menit.
Jika tinggi bak 12 dm dan jari-jari permukaan atas 6 dm, seberapa cepatkah permukaan air naik
ketika tinggi permukaan air 4 dm?

6 dm

12 dm h

Gambar 1.16

Diketahui: h = tinggi air pada saat t


r = jari-jari permukaan air pada saat t
V = volume air
dV
= laju volume air (konstan) = 8 liter/menit
dt

dh
= laju tinggi air
dt

Ditanyakan: dh
|
dt h=4

Penampang vertikal kerucut menggambarkan dua segitiga sebangun sebagai berikut:

A 6 B

12 dm D r E

Gambar 1.16

Segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEC, sehingga diperoleh perbandingan sisi-sisi
yaitu:
𝑟 6 1
= =
ℎ 12 2
Jadi,
1 2
1 2
𝑟= ℎ ⟹ 𝑟 = ℎ
2 4
Volume air yang berbentuk kerucut dengan tinggi h dan jari-jari permukaan r adalah
𝜋 𝜋
𝑉 = 𝑟2ℎ = ℎ3
3 12
Persamaan ini diturunkan terhadap t, diperoleh
𝑑𝑉
𝜋 2
𝑑ℎ
= 3ℎ
𝑑𝑡 12 𝑑𝑡
Karena laju volume air 8 liter/menit, diperoleh
𝑑ℎ 32
=
𝑑𝑡 𝜋ℎ2

Jadi,
𝑑ℎ 2
| = 𝑑𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑑𝑡 h=4
𝜋

Jadi laju tinggi air adalah 2


π 𝑑𝑚/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 pada saat tinggi air 4 dm.

Latihan 9.
Selesaikan soal cerita di bawah ini!

1. Sebuah partikel P bergerak sepanjang kurva 𝑦 = √𝑥2 − 4, 𝑥 ≥ 2, sedemikian


sehingga koordinat x pada titik P tersebut bertambah dengan laju 5 cm/det. Berapa
kecepatan koordinat y pada titik P bertambah pada saat x = 3?
2. Minyak dari kapal tangki yang pecah menyebar dengan pola melingkar. Jika jari-jari
lingkaran bertambah dengan laju 1,5 dm/det. Berapa kecepatan meluasnya minyak
setelah 2 jam? (Petunjuk: jari-jari lingkaran minyak nol sebelum tangki pecah).

3. Rusuk kubus diukur dengan panjang 11,4 cm dengan kesalahan ±0,05 cm. Hitunglah
volume kubus dengan taksiran kesalahannya!

4. Air keluar dari bawah bak berbentuk kerucut tegak seperti pada Gambar 4.12,
dengan laju 30 cm3/detik. Jika tinggi bak 1 m dan garis tengah permukaan bak 60
cm, seberapa cepatkah menurunnya permukaan air ketika tinggi permukaan air 50
cm?

5. Air keluar dari bawah tangki berbentuk setengah bola yang jari-jarinya 8 dm, dengan
laju 2 liter/jam. Seberapa cepatkah menurunnya permukaan air ketika tinggi
permukaan air 3 dm? Catatan: volume segmen bola dengan jari-jari r dan tinggi h
adalah 𝜋ℎ2 (𝑟 − h).
3
DAFTAR PUSTAKA

L., Boas, Marry. 1983. Mathematical Methods in the Physical Sciences: John Wiley &
Sons.

Purcell, E.J. 1994. Kalkulus dan Geometri Analitik Jilid 1. Alih Bahasa Drs. I Nyoman
Susila: Erlangga.

Purcell, E.J. 1994. Kalkulus dan Geometri Analitik Jilid 2. Alih Bahasa Drs. I Nyoman
Susila: Erlangga.
Sachrap, M, dkk. 1995. Matematika I Rekayasa. Bandung : Politeknik ITB.

Schmidt, Philip A. 2002. Schaum’s Easy Outlines Geometry. United States of


America: Mc Graw-Hill.

Spiegel, Murray R. 1983. Matematika Lanjutan untuk Para Insinyur dan Ilmuwan.
Alih Bahasa Drs. Koko Sumartono: Erlangga.

Stroud, K.A. 1995. Matematika untuk Tenik. Alih Bahasa Erwin Sucipto: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai