Anda di halaman 1dari 30

 Penjumlahan Matriks

Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai ukuran
(orde) yang sama. Jika A=(aij) dan B=(bij) adalah matriks-matriks berukuran sama, maka A+B
adalah suatu matriks C=(cij) dimana (cij) = (aij)+(bij) atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran
yang sama dan elemennya (cij) = (aij) + (bij)
Contoh:

A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan matriks B mempunyai
ukuran yang berbeda

 Pengurangan Matriks

Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan pada
matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berbeda maka matriks hasil
tidak terdefinisikan.
Contoh:

 Perkalian Matriks dengan Skalar

Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij) maka matriks kA(kaij) yaitu suatu matriks kA
yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A dengan k. Mengalikan matriks
dengan skalar dapat dituliskan di depan atau dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij
) = (kaij )
Pada perkalian matriks dengan skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB
Contoh:
 Perkalian Matriks dengan Matriks

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif


2. Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama dengan jumlah
banyaknya baris matriks kedua
3. Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B adalah suatu matriks
C=(cij) berukuran mxn dimana 

Contoh

Beberapa Hukum Perkalian Matriks:

1. Hukum Distributif, A*(B+C) = AB + AC


2. Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C
3. Tidak Komutatif A*B ¹ B*A
4. Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan
1. A = 0 dan B = 0
2. A = 0 atau B = 0
3. A  ¹0 dan B  ¹0
5. Bila A*B = A*C, belum tentu B = C
6. Matriks adalah sekumpulan bilangan yang disusun secara baris dan kolom dan
ditempatkan pada kurung biasa atau kurung siku.
7. Penulisan matriks:

8.
9. atau

10.
11. Ordo suatu matriks adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya baris (m) dan
banyaknya kolom (n).

12. Matriks di atas berordo 3×2.


13. Matriks Identitas (I)
14. Matriks identitas (I)adalah matriks yang nilai-nilai elemen pada diagonal utama selalu 1.

15.
16.Matriks Transpose (At)
17. Matriks transpose adalah matriks yang mengalami pertukaran elemen dari baris menjadi
kolom dan sebaliknya. Contoh:

18.

19. maka matriks transposenya (At) adalah


20.Operasi perhitungan pada matriks
21. Kesamaan 2 matriks
22. 2 matriks dikatakan sama jika ordonya sama dan elemen yang seletak sama.

23. Contoh:
24. Tentukan nilai 2x-y+5z!
25. Jawab:

26. maka

27. maka

28. maka
29.

30.
31.
32.Penjumlahan matriks
33. 2 matriks bisa dijumlahkan jika ordonya sama dan penjumlahan dilakukan dengan cara
menjumlahkan elemen yang seletak.
34. Contoh:

Pengurangan matriks
2 matriks bisa dikurangkan jika ordonya sama dan pengurangan dilakukan dengan cara
mengurangkan dari elemen yang seletak.

Contoh:

PENJUMLAHAN MATRIKS

Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang


mempunyai ukuran (orde) yang sama. Jika A=(a ij ) dan B=(bij ) adalah
matriks-matriks berukuran sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(c ij )
dimana (cij ) = (aij ) +(bij ) atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama
dan elemennya (cij ) = (aij ) +(bij )  
A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan B
mempunyai ukuran yang tidak sama.

2. PENGURANGAN MATRIKS

Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya


dapatdilakukan pada matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama.
Jika kurannya berlainan maka matriks hasil tidak terdefinisikan.

3. PERKALIAN MATRIKS DENGAN SKALAR

Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij ) maka matriks kA=(kaij )yaitu
suatu matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks
A dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di epan atau
dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij )

Pada perkalian skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB.


Penjumlahan Matriks
Contoh 1

Misalkan diberikan matriks A berordo 2x2 dan B berordo 2x2 sebagai berikut:

Tentukan penjumlahan dari matriks A dan matriks B

Jawab:

Contoh 2

Misalkan diberikan matriks sebagai berikut:

Tentukan: S+T

Jawab:

Contoh 3

Diberikan matrik berordo 3x3, misalkan matriks P dan matriks Q sebagai berikut:

Tentukan penjumlahan dari matriks P dan matriks Q

Jawab: 
Contoh 4

Misalkan diberikan matriks sebagai berikut:

Tentukan penjumlahan dari matriks A dan matriks B atau ( A + B  )

Jawab: 

Pengurangan Matriks
Contoh 1

Diberikan matrik berordo 2x2, misalkan matriks P dan matriks Q sebagai berikut:

Tentukan: P - Q

Jawab:

Contoh 2:

Misalkan diberikan matriks A berordo 3x3 dan B berordo 3x3 sebagai berikut:
Tentukan: A - B 

Jawab:

       

            

Contoh 3

Misalkan diberikan matriks J dan Matriks K sebagai berikut:

Tentukan: J - K

Jawab:

Contoh 4

Misalkan diberikan matriks sebagai berikut:

Tentukan: S - T

Jawab:
Penjumlahan Matriks
Contoh 1

Misalkan diberikan matriks A berordo 2x2 dan B berordo 2x2 sebagai berikut:

Tentukan penjumlahan dari matriks A dan matriks B

Jawab:

Contoh 2

Misalkan diberikan matriks sebagai berikut:

Tentukan: S+T

Jawab:

Contoh 3

Diberikan matrik berordo 3x3, misalkan matriks P dan matriks Q sebagai berikut:

Tentukan penjumlahan dari matriks P dan matriks Q


Jawab: 

Contoh 4

Misalkan diberikan matriks sebagai berikut:

Tentukan penjumlahan dari matriks A dan matriks B atau ( A + B  )

Jawab: 

Pengurangan Matriks
Contoh 1

Diberikan matrik berordo 2x2, misalkan matriks P dan matriks Q sebagai berikut:

Tentukan: P - Q

Jawab:
Contoh 2:

Misalkan diberikan matriks A berordo 3x3 dan B berordo 3x3 sebagai berikut:

Tentukan: A - B 

Jawab:

       

            

Contoh 3

Misalkan diberikan matriks J dan Matriks K sebagai berikut:

Tentukan: J - K

Jawab:

Contoh 4

Misalkan diberikan matriks sebagai berikut:


Tentukan: S - T

Jawab:

Rumus Penjumlahan Matriks dan Rumus Pengurangan


Matriks Matematika

Cara Menghitung dan Mencari Rumus Matriks ialah menggunakan sistem kolom dan baris
seperti gambar diatas karena Nilai suatu Matriks Matematika merupakan suatu eleman dan
komponen yg sudah disusun atas baris dan kolom sehingga jika anda menghitung dan mencari
Nilai Matriks dlm sebuah Soal Matematika maka anda harus susun nilai – nilai tersebut kedalam
kolom dan baris.

advertisements

Cara Mencari Rumus Penjumlahan Matriks


Pengertian dari Rumus Menghitung Penjumlahan Matriks ialah dua matriks yg dpt dijumlahkan
ketika nilai kedua matriks matematika tersebut memiliki ordo yg sama dg nilai Matriks yg
dijumlahkan. Komponen atau Eleman Matriks hasil dari penjumlahkan diperoleh dg cara
menjumlahkan komponen atau eleman disetiap matriks yg seletak, sebagai contohnya bisa anda
lihat dua Matriks dg Ordo 2×2 dibawah ini.

Mungkin untuk dapat mempermudahkan anda dlm memahami Rumus Mencari Penjumlahan
Matriks Matematika diatas bisa anda lihat Contoh Soal Matematika Penjumlahan Matriks yg
sudah kami sertakan jawabanya sekalian.
Cara Menghitung Rumus Pengurangan Matriks

Sedangkan untuk Rumus Menghitung Pengurangan Matriks dan Rumus Mencari Pengurangan
Matriks sama saja seperti Pengurangan Matriks Matematika A oleh nilai Matriks B maka ditulis
A – B adlh penjumlahan Matriks A dg lawan dari Matriks B yaitu -B. Jika dilihat seperti itu
maka diperoleh konsep Rumus Pengurangan matriks yg sama dg Rumus Penjumlahan Matriks
dan Syarat yg terdapat didlm penjumlahan matriks berlaku jg untuk pengurangan matriks. Untuk
lebih membantu anda dlm memahami Rumus Menghitung Pengurangan Matriks Matematika
diatas maka bisa anda lihat Contoh Soal Matematika Pengurangan Matriks dibawah ini.
Contoh Soal Pengurangan dan Penjumlahan Matriks

Walaupun diatas sudah kami berikan Contoh Soal – Soal Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Matematika, tetapi dibawah ini kami akan memberikan Contoh Soal Matriks Matematika lainnya
sehingga anda bisa lebih memahami dan mengerti akan Rumus Penjumlahan dan Pengurangan
Matriks yg sudah kami berikan penjelasanya diatas.

Rumus Penjumlahan Matriks dan Rumus Pengurangan


Matriks Matematika
Cara Menghitung dan Mencari Rumus Matriks ialah menggunakan sistem kolom dan baris
seperti gambar diatas karena Nilai suatu Matriks Matematika merupakan suatu eleman dan
komponen yg sudah disusun atas baris dan kolom sehingga jika anda menghitung dan mencari
Nilai Matriks dlm sebuah Soal Matematika maka anda harus susun nilai – nilai tersebut kedalam
kolom dan baris.

advertisements

Cara Mencari Rumus Penjumlahan Matriks

Pengertian dari Rumus Menghitung Penjumlahan Matriks ialah dua matriks yg dpt dijumlahkan
ketika nilai kedua matriks matematika tersebut memiliki ordo yg sama dg nilai Matriks yg
dijumlahkan. Komponen atau Eleman Matriks hasil dari penjumlahkan diperoleh dg cara
menjumlahkan komponen atau eleman disetiap matriks yg seletak, sebagai contohnya bisa anda
lihat dua Matriks dg Ordo 2×2 dibawah ini.

Mungkin untuk dapat mempermudahkan anda dlm memahami Rumus Mencari Penjumlahan
Matriks Matematika diatas bisa anda lihat Contoh Soal Matematika Penjumlahan Matriks yg
sudah kami sertakan jawabanya sekalian.
Cara Menghitung Rumus Pengurangan Matriks

Sedangkan untuk Rumus Menghitung Pengurangan Matriks dan Rumus Mencari Pengurangan
Matriks sama saja seperti Pengurangan Matriks Matematika A oleh nilai Matriks B maka ditulis
A – B adlh penjumlahan Matriks A dg lawan dari Matriks B yaitu -B. Jika dilihat seperti itu
maka diperoleh konsep Rumus Pengurangan matriks yg sama dg Rumus Penjumlahan Matriks
dan Syarat yg terdapat didlm penjumlahan matriks berlaku jg untuk pengurangan matriks. Untuk
lebih membantu anda dlm memahami Rumus Menghitung Pengurangan Matriks Matematika
diatas maka bisa anda lihat Contoh Soal Matematika Pengurangan Matriks dibawah ini.
Contoh Soal Pengurangan dan Penjumlahan Matriks

Walaupun diatas sudah kami berikan Contoh Soal – Soal Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Matematika, tetapi dibawah ini kami akan memberikan Contoh Soal Matriks Matematika lainnya
sehingga anda bisa lebih memahami dan mengerti akan Rumus Penjumlahan dan Pengurangan
Matriks yg sudah kami berikan penjelasanya diatas.

Penjumlahan Matrik

Bagaimana cara menjumlahkan dua atau lebih matriks? Untuk memahami penjumlahan matriks,
maka perhatikan tabel di bawah ini.

Tabel di atas menunjukkan daftar pendapatan dari tiket masuk kebun binatang pada bulan
pertama dan bulan kedua yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu dewasa dan anak-anak, pada hari
biasa dan hari libur. Jika data di atas disajikan dalam bentuk matriks, maka diperoleh:
Jadi kalian dapat menyelesaikan persoalan ini jauh lebih mudah dibandingkan cara biasa. Untuk
lebih jelasnya lihat animasi berikut:

Secara umum operasi penjumlahan dua matriks adalah :

atau secara umum penjumlahan matriks dapat dinyatakan dengan

Untuk lebih jelasnya coba kalian perhatikan contoh berikut ini!


Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat penjumlahan matriks adalah:

Perhatikanlah contoh berikut ini!


Dari contoh di atas elemen-elemen matriks hasil penjumlahan semuanya bernilai nol. Matriks
yang semua elemennya bernilai nol disebut matriks nol, sedangkan kedua matriks yang
dijumlahkan disebut matriks yang saling berlawanan. Matriks nol umumnya dinotasikan dengan
O.

Jika matriks A + B = O maka B berlawanan dengan A, sehingga B = -A dan A = -B


Jika matriks B adalah lawan dari matriks A maka semua elemen matriks B yang seletak berlawanan dengan
elemen matriks A.

B. Pengurangan Matriks

Operasi lainnya dalam operasi matriks yaitu pengurangan matriks. Bagaimana cara melakukan
pengurangan matriks? Untuk operasi pengurangan dilakukan dengan cara yang sama, bedanya
operasi yang digunakan adalah pengurangan. Coba kalian perhatikan animasi berikut ini!
 Secara umum operasi pengurangan dua matriks adalah:

atau secara umum pengurangan matriks dapat dinyatakan dengan

Operasi pengurangan juga dapat dilakukan dengan menjumlahkan matriks pertama dengan lawan
matriks kedua.

A - B = A + (-B)

-B disebut invers jumlah atau lawan matriks B. Matriks O, matriks yang semua elemen bernilai 0
adalah matriks Identitas operasi penjumlahan.
Sehingga berlaku persamaan

Selanjutnya perhatikanlah contoh berikut ini!

Berdasarkan contoh-contoh yang diberikan di atas, apakah sudah jelas cara melakukan operasi
pengurangan matriks? Kalian dapat mencari contoh-contoh pengurangan matriks lainnya sebagai
bahan latihan!

Dua matriks atau lebih dapat dijumlahkan maupun dikurangkan jika dan hanya jika matriks-
matriks tersebut mempunyai dimensi (ukuran) yang sama. Selanjutnya, jika penjumlahan atau
pengurangan matriks dilakukan dengan menjumlahkan atau mengurangkan setiap elemen yang
berkorespondensi.
[abcdef]+[ghijkl]=[a+gb+hc+id+je+kf+l] Jika dua buah matriks tidak
mempunyai dimensi yang sama, maka dua matriks tersebut tidak dapat dijumlahkan maupun
dikurangkan.

Contoh

Jika memungkinkan, jumlahkan kedua matriks di bawah ini, namun jika tidak memungkinkan,
jelaskan alasannya!
(a)⎡⎣⎢2−31   404⎤⎦⎥+⎡⎣⎢132     0−1−5⎤⎦⎥  (b) ⎡⎣⎢2−31   404⎤⎦⎥+[2−104−24]
Untuk contoh (a), kedua matriks mempunyai dimensi 3x2, sehingga operasi penjumlahan dapat
dilakukan. Selanjutnya, dengan menjumlahkan setiap elemen yang berkorespondensi, diperoleh
hasil sebagai berikut :
⎡⎣⎢2+1−3+31+2           4+00+(−1)4+(−5)⎤⎦⎥=⎡⎣⎢303       4−1−1⎤⎦⎥ Untuk contoh
(b), dimensi dari matriks pertama adalah 3x2 dan dimensi dari matriks kedua adalah 2x3. Karena
kedua matriks mempunyai dimensi yang berbeda, maka kedua matriks tersebut tidak dapat
dijumlahkan.

Contoh

Operasi pengurangan sama dengan operasi penjumlahan, hanya saja tandanya berbeda. Dalam
operasi pengurangan, kita harus berhati-hati dengan tanda negatif, karena disinilah biasanya
kesalahan terjadi.
Hitunglah hasil dari :  ⎡⎣⎢2−31   −404⎤⎦⎥−⎡⎣⎢122     −5−1−5⎤⎦⎥Dengan
mengurangkan elemen-elemen yang saling berkorespondensi, diperoleh
hasil sebagai berikut :⎡⎣⎢2−1−3−21−2   −4−(−5)0−(−1)4−
(−5)⎤⎦⎥=⎡⎣⎢1−5−1      119⎤⎦⎥ Sifat Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Matriks
Misalkan matriks A, B, dan C mempunyai dimensi yang sama.

Sifat Komutatif : Seperti halnya operasi penjumlahan pada bilangan real, operasi penjumlahan
matriks bersifat komutatif. Akan tetapi, operasi pengurangan matriks tidak bersifat komutatif.
Dengan kata lain, A + B = B + A namun A – B ≠ B – A.

Sifat Asosiatif : Seperti halnya operasi penjumlahan pada bilangan real, operasi penjumlahan
matriks juga bersifat asosiatif. Akan tetapi, operasi pengurangan matriks tidak bersifat asosiatif. 
Dengan kata lain, A + (B + C) = (A + B) + C namun A – (B – C) ≠ (A – B) – C

Contoh 2
Misalkan A =[25−4  2], B = [−1−230] dan C = [1221] Hitunglah :
(a)  2A + 3B
(b)  -A – 3B + 2C

Untuk contoh (a), kita perlu mengalikan matriks A dengan skalar 2, mengalikan matriks B
dengan skalar 3, kemudian menjumlahkannya.
2[25−42]+3[−1−230]=[410−84]+[−3−690]=[1414] Untuk contoh (b), kita
lakukan perhitungan seperti di bawah. Jangan lupa untuk mengalikan matriks dengan skalar
terlebih dahulu, sebelum melakukan penjumlahan maupun pengurangan.
−1[25−4  2]−3[−1−230]+2[1221]=[−2−54−2]−

[−3−690]+[2442]=[−2−(−3)+2−5−(−6)+44−9+4    

−2−0+2]=[35−10] Contoh 3

Carilah nilai a, b, c, dan d sedemikian hingga persamaan berikut ini berlaku!


[35−2−1]−[acbd]=[1111] Selanjutnya, kelompokkan elemen yang sama dan
selesaikanlah setiap persamaan yang terbentuk.

3 – a = 1, sehingga a = 2
-2 – b = 1, sehingga b = -3
5 – c = 1, sehingga c = 4
-1 – d = 1, so d = -2.

Contoh 4

Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah skateboards yang diproduksi oleh sebuah tim pekerja
selama 1 minggu. Tim A mempunyai 8 orang pekerja dan Tim Bmempunyai 12 orang pekerja.

                                standard skateboard      premium skateboard


Tim A                                  50                                           40
Tim B                                  45                                           30

Secara keseluruhan berapakah selisih antara jumlah standard skateboards dan premium
skateboards dari masing-masing tim?

Buatlah dua buah matriks dari setiap tim.


Tim A: [50     40]
Tim B: [45     30]

Data di atas menyatakan jumlah skateboards yang diproduksi oleh masing-masing tim dalam satu
minggu. Dari pernyataan pada contoh di atas, diketahui bahwa tim A mempunyai 8 orang pekerja
dan tim B mempunyai 12 orang perkerja. Selanjutnya, dengan mengalikan setiap matriks dengan
skalar (jumlah pekerja), diperoleh jumlah skateboards yang dihasilkan oleh setiap tim dalam satu
minggu.

Tim A: 8[50     40] = [400    320]


Tim B: 12[45    30] = [540    360]

Untuk mencari jumlah total dari setiap tipe skateboard, kita dapat menjumlahkan matriks-matriks
tersebut.

[400   320] + [540   360] = [940   980]

Jadi, kedua tim memproduksi 940 standard skateboards dan 980 premium skateboards. Dengan
kata lain, jumlah premium skateboards lebih banyak daripada jumlah standard skateboards,
dengan selisih 40 buah

OPERASI MATRIKS

OPERASI MATRIKS 

      1.  Penjumlahan Matriks

            Dua matriks dapat dijumlahkan jika ordonya sama. Yang dijumlahkan yaitu elemen-

elemen yang seletak. 

Sifat-sifat penjumlahan matriks:

1.      A + B = B + A  (bersifat komutatif)


2.      A + (B + C) = (A + B) + C (bersifat asosiatif)

3.      A + O = O + A = A (O matriks identitas dari penjumlahan)

4.      A + (-A) = (-A) + A = O (-A matriks invers penjumlahan)

                          

2. Pengurangan Matriks

 Dua matriks dapat dikurangkan jika ordonya sama. Yang dikurangkan elemen-elemen yang

seletak.
Sifat-sifat Pengurangan matriks:

1.      A – B # B – A (tidak komutatif)

2.      A – (B – C) = (A – B) – C (asosiatif)
   

  
  

 3.   Perkalian Matriks

   Perkalian matriks dengan bilangan real (skalar)

      Hasil perkalian skalar k dengan sebuah matriks A yang berordo m x n adalah sebuah matriks

yang berordo m x n dengan elemen-elemennya adalah hasil kali skalar k dengan setiap elemen

matriks A. 

 Perkalian Matriks Dengan Matriks 

      Dua matriks A dan B dapat dikalikan jika jumlah kolom matriks A (matriks kiri) sama

dengan jumlah baris matriks B (matriks kanan).

Ordo hasil perkalian matriks Amxn dengan Bnxp , misalnya matriks C yang akan berordo mxp

(seperti permainan domino)

Cara mengalikan matriks A dan B yaitu dengan menjumlahkan setiap perkalian elemen pada

baris matriks A dengan elemen kolom matriks B dan hasilnya diletakkan sesuai dengan baris dan

kolom pada matriks C (matriks hasil perkalian).


Sifat-sifat perkalian matriks: /

 1.      Tidak komutatif (AB # BA) 

2.      Asosiatif : (AB)C = A(BC) 

3.      Distributif kiri : A(B + C) = AB + AC 

          Distributif kanan : (B + C)A = BA + CA 

 4.      Identitas : IA = AI = A   

5.     k(AB) = (kA)B  

Operasi pada Matriks


Jika matriks A dan B berukuran sama, maka

 Penjumlahan
Jumlah matriks A dan B ditulis A + B adalah suatu matriks yang diperoleh dari menjumah setiap
unsur seetak dari A dan B

 Perkalian dengan skalar

Hasil kali matriks A dengan skalar k, ditulis kA adalah suatu matriks yang diperoleh dari
perkalian konstanta k dengan setia unsur dari A

 Pengurangan

Selisih dari matriks A dan B ditulis A - B adalah suatu matriks yang diperoleh dari pengurang
setiap unsur seletak dari A dan B.
Contoh :
Jika 

maka (a) A + B                 (b) 2A - 3B                  (c) 2At + Bt


Jawab :

         

          

Anda mungkin juga menyukai