Anda di halaman 1dari 34

PENJUMLAHAN & PENGURANGAN VEKTOR

Cara Melukiskan Resultan Vektor dengan Metode


Segitiga
#1 Penjumlahan Vektor dengan Metode Segitiga
Jika diketahui vektor a, b, c dan d seperti pada Gambar Acuan Vektor di atas,
gambarkan hasil penjumlahan a + c! untuk menggambarkan hasil
penjumlahan a + c, ikuti langkah-langkah berikut: 
1. Gambarlah vektor a

2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau titik pangkalnya berada di


ujung vektor a

3.Gambarlah sebuah vektor dimulai dari titik tangkap vektor a menuju ujung


vektor c. Vektor ini merupakan vektor hasil penjumlahan a + c atau disebut
resultan vektor yang dilambangkan R.
#2 Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Segitiga
Jika diketahui vektor a, b, c dan d seperti pada Gambar Acuan Vektor di atas,
gambarkan hasil pengurangan atau selisih  a − c! untuk menggambarkan hasil
pengurangan a − c, ikuti langkah-langkah berikut: 
1. Gambarlah vektor a

2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau titik pangkalnya berada di


ujung vektor a. Kemudian putar 180  (searah jarum jam) vektor c tersebut dari
o

arah semula. Hal ini dilakukan karena pada dasarnya a − c = a + (−c), karena


vektor −c sama dengan vektor c tetapi dengan arah yang berlawanan.

3.Gambarlah sebuah vektor dimulai dari titik tangkap vektor a menuju ujung


vektor −c. Vektor ini merupakan resultan  dari pengurangan a – c.
Itu tadi cara cepat melukiskan resultan vektor menggunakan metode segitiga.
Pada metode segitiga ini, kita hanya bisa menentukan resultan dari 2 vektor
saja, sehingga jika lebih dari 2 vektor, kita tidak dapat menentukan resultannya
dengan metode segitiga. Metode yang bisa digunakan adalah metode
jajargenjang dan poligon.

Cara Melukiskan Resultan Vektor dengan Metode


Jajargenjang
#1 Penjumlahan Vektor dengan Metode Jajargenjang
Sekarang kita akan mencoba untuk menggambarkan penjumlahan vektor a +
c dengan metode jajarangenjang. Coba kalian lihat kembali Gambar Vektor
Acuan di atas. Untuk menggambarkan resultan a + c dengan metode
jajargenjang, ikuti langkah-langkah berikut ini: 
1. Gambarlah vektor a

2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap tepat berada pada titik tangkap


vektor a
3.Buatlah garis yang sejajar dengan vektor a yang dimulai dari ujung vektor c.
kemudian buat lagi garis yang sejajar dengan vektor c yang dimulai dari ujung
vektor a sehingga 2 vektor dan 2 garis sejajar tersebut membentuk bangun
jajargenjang.

4.Buatlah sebuah garis vektor yang dimulai dari titik tangkap kedua vektor
(a dan c) dan berakhir diperpotongan 2 garis yang sejajar tadi seperti pada
langkah 3. Vektor ini merupakan resultan dari penjumlahan a + c.

#2 Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Jajargenjang


Cara mengurangkan vektor dengan metode jajar genjang sebenarnya sama
saja dengan cara mengurangkan vektor dengan metode segitiga. Yang
membedakan hanya letak resultan vektornya saja. Untuk menggambarkan
resultan a − c dengan metode jajargenjang, ikuti langkah-langkah berikut ini: 
1. Gambarlah vektor a

2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap tepat berada pada titik tangkap


vektor a. Kemudian putar −180  (berlawanan arah jarum jam)
o

vektor c tersebut dari arah semula. Sehingga menghasilkan vektor –c.

3.Buatlah garis yang sejajar dengan vektor a yang dimulai dari ujung vektor –c.
kemudian garis yang sejajar dengan vektor –c yang dimulai dari ujung
vektor a sehingga membentuk jajargenjang.

4.Buatlah sebuah vektor yang dimulai dari titik tangkap kedua vektor (a dan –c)
dan berakhir diperpotongan 2 garis yang sejajar tadi seperti pada langkah 3.
Vektor ini merupakan resultan dari selisih a – c.
Itu tadi cara menentukan resultan vektor dengan menggunakan metode
jajargenjang. Pada artikel ini hanya membahas cara melukiskan resultan dari 2
vektor saja menggunakan metode ini. Untuk melukiskan resultan lebih dari 2
vektor silahkan baca artikel tentang cara melukiskan resultan 5 vektor dengan
metode jajargenjang.

Cara Melukiskan Resultan Vektor dengan Metode


Poligon
#1 Penjumlahan Vektor dengan Metode Poligon
Pada dasarnya, menggambarkan penjumlahan vektor dengan metode poligon
sama dengan metode segitiga. Metode segitiga hanya bisa digunakan untuk
menjumlahkan 2 vektor saja, sedangkan metode poligon digunakan untuk
menjumlahkan lebih dari 2 vektor.
Perhatikan kembali Gambar Vektor Acuan di atas. Sekarang kita akan mencoba
menggambarkan resultan penjumlahan dari a + c + b + d dengan metode
poligon. Untuk itu, perhatikan langkah-langkah berikut. 
1. Gambarlah vektor a.

2.Gambarlah vektor c dengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung


vektor a.
3.Gambarlah vektor b dengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung
vektor c.

4.Gambarlah vektor d dengan titik tangkap atau pangkalnya berada di ujung


vektor b.

5.Gambarlah sebuah vektor yang dimulai dari titik tangkap atau pangkal
vektor a dan berakhir di ujung vektor d. Vektor ini merupakan resultan dari
penjumlahan vektor a + c + b + d.
#2 Pengurangan/Selisih Vektor dengan Metode Poligon
Untuk pengurangan vektor menggunakan metode poligon caranya sama persis
dengan pengurangan vektor menggunakan metode segitiga. Kita hanya perlu
membalik arah salah satu atau lebih vektor 180  (searah jarum jam)
o

atau −180  (berlawanan arah jarum jam), sehingga tidak perlu dijelaskan


o

tahapan demi tahapannya.

Gambar berikut ini adalah contoh pengurangan/selisih vektor menggunakan


metode poligon yang menghasilkan resultan a + c – b – d.

Coba kalian cermati hasil akhir dari penjumlahan dan pengurangan resultan
dengan metode poligon tersebut. Kenapa resultan a + c + b + d lebih kecil dari
resultan a + c – b – d? karena pada dasarnya selisih vektor adalah penjumlahan
vektor dengan arah yang berlawanan. Jadi tanda minus (−) pada vektor bukan
menunjukkan nilai tetapi menunjukkan arahnya sehingga tidak mempengaruhi
besar kecilnya resultan vektor.

Demikianlah artikel tentang cara cepat melukiskan resultan vektor dengan


metode segitiga, jajargenjang dan poligon. Semoga dapat bermanfaat untuk
Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
Dalam artikel cara melukis vektor resultan dengan metode grafis, telah
disinggung sedikit mengenai metode untuk menentukan vektor resultan salah
satunya adalah metode analisis. Menentukan resultan vektor
menggunakan metode analisis adalah cara menentukan resultan vektor
melalui proses penguraian vektor menjadi vektor-vektor komponennya.

Sebelum Anda memulai materi ini, Anda harus tahu bagaimana teknik dasar
dalam menguraikan vektor menjadi komponen-komponennya. Oleh karena itu,
sebaiknya Anda pelajari dahulu cara mudah menguraikan vektor menjadi
vektor komponennya. Atau jika Anda sudah paham, langsung saja mulai dari
sini.

Apa itu Vektor Komponen?


Untuk mengetahui jawabannya, perhatikan gambar penguraian vektor berikut
Pada gambar penguraian vektor V tersebut, terdapat dua vektor proyeksi yang
saling tegak lurus yaitu vektor V  yang terletak pada sumbu X bidang kartesius
X

dan vektor V  yang terletak pada sumbu Y bidang kartesius. Kedua vektor


Y

tersebut merupakan vektor komponen dari vektor V. jadi dapat disimpulkan


bahwa:

Vektor Komponen adalah hasil proyeksi suatu vektor terhadap sumbu X dan
sumbu Y bidang Cartesius yang saling tegak lurus.

 
Bagaimana Cara Menjumlahkan atau Mengurangkan
Vektor dengan Metode Analisis?
Di dalam menentukan besar dan juga arah vektor resultan, vektor komponen
menjadi sangat penting untuk dipahami agar dalam menggambarkan vektor
komponen tersebut tidak terjadi kesalahan. Karena salah menggambarkan
arah saja bisa berbeda hasil resultannya.

Lalu bagaimana cara menentukan resultan hasil penjumlahan maupun


pengurangan vektor dengan metode analitis? Untuk bisa menjawabnya
perhatikan contoh gambar tiga buah vektor berikut.

Gambar Vektor Acuan

#1 Penjumlahan Vektor dengan Metode Analisis


Untuk menggambarkan penjumlahan vektor dengan metode analisis, vektor
harus diuraikan ke dalam komponen-komponennya, baik komponen pada
sumbu X maupun Y.

Perhatikan Gambar Vektor Acuan di atas. Kita akan mencoba menggambarkan


penjumlahan vektor a + b + c dengan metode analitis. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:

A.Gambarlah bidang koordinat kartesius. Kemudian, gambar vektor a, b dan c pada


bidang koordinat tersebut dengan pangkal masing-masing vektor berada di
pusat koordinat.

B.Uraikan/proyeksikan vektor a, b dan c ke dalam sumbu Xdan Y (a , a , b , b , c ,


X Y X Y X

dan c ).
Y
C.Karena vektor c berhimpit pada sumbu Y maka vektor c tidak memiliki
vektor komponen pada sumbu X dan komponen vektor pada
sumbu Y yaitu c  = c. Kemudian setelah vektor komponen terbentuk, jumlahkan
y

semua komponen vektor pada sumbu X dan semua komponen vektor pada


sumbu Y. rumusnya adalah sebagai berikut:

ΣR = a  - b
X  X X

ΣR = a  + b  + c
Y  Y Y

Dari kedua persamaan tersebut, besar resultan vektor dapat dicari dengan
rumus:

Sedangkan arah resultan dapat dicari dengan persamaan:


#2 Pengurangan atau Selisih Vektor dengan Metode Analisis
Pengurangan atau selisih vektor menggunakan metode analisis pada
prinsipnya sama dengan penjumlahan. Kalau pada pengurangan, vektor yang
menjadi pengurang (tanda negatif) hanya dibalik arahnya sehingga berlawanan
arah dengan vektor semula.

Perhatikan Gambar Vektor Acuan di atas. Kita akan mencoba menggambarkan


pengurangan vektor a + b - c atau bisa juga ditulis dengan a + b +(- c) dengan
metode analitis. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

A.Gambarlah bidang koordinat kartesius. Kemudian, gambar vektor a, b dan c pada


bidang koordinat tersebut dengan pangkal masing-masing vektor berada di
pusat koordinat. Jangan lupa, putar vektor c 180  sehingga menghasilkan
o

vektor baru –c yang besarnya sama dengan vektor c tetapi dengan arah yang


berlawanan.

B.Uraikan/proyeksikan vektor a dan b ke dalam sumbu Xdan Y (a , a , b , dan b ).


X Y X Y

vektor -c tidak perlu diuraikan karena tidak memiliki vektor komponen pada


sumbu Xsedangkan vektor komponen pada sumbu Y yaitu c  = -c.Y
C.Kemudian setelah vektor komponen terbentuk, jumlahkan semua komponen
vektor pada sumbu X dan semua komponen vektor pada sumbu Y. rumusnya
adalah sebagai berikut:

ΣR = a  - b
X  X X

ΣR = a  + b  – c
Y  Y Y

Untuk menentukan besar dan arah resultan hasil pengurangan dapat


menggunakan rumus atau persamaan sebelumnya.

Dalam Penjumlahan dan pengurangan vektor menggunakan metode analitis di


atas, untuk menentukan nilai resultan vektor secara kuantitaif (dinyatakan
dengan angka) hanya bisa dilakukan melalui proses pengukuran, sama halnya
dengan metode segitiga dan metode poligon.
Namun keuntungan menggunakan metode analisis dalam menentukan
resultan vektor adalah kita dapat mencari nilai resultan secara kuantitaif
menggunakan perhitungan berupa rumus. Dengan syarat besar vektor dan
sudut yang dibentuk terhadap sumbu X atau Y sudah diketahui.
Bagaimanakah Rumus untuk Menentukan Nilai dan
Arah Vektor Resultan dalam Metode Analisis?
Untuk menentukan persamaan resultan vektor dalam metode analisis,
perhatikan gambar 3 buah vektor F dibawah ini.

Vektor F , F dan F  masing-masing membentuk sudut α1, α2 dan α3 terhadap


1 2  3

sumbu X, maka vektor-vektor komponen pada sumbu X dan Y adalah sebagai


berikut:

Vektor komponen pada sumbu X Vektor komponen pada sumbu Y

F  = F  cos α
1X 1 1 F  = F  sin α
1Y 1 1

F  = F  cos α
2X 2 2 F  = F  sin α
2Y 2 2

F  = F  cos α
3X 3 2 F  = F  sin α
3Y 3 2

ΣF = F  cos α + F  cos α  + F  cos α   


X  1 1  2 2 3 3 ΣF = F  sin α + F  sin α  + F  sin α   
Y  1 1  2 2 3 3

Secara umum, jika sebanyak n buah vektor bekerja pada satu bidang datar
membentuk sudut sebanyak n  buah αterhadap sumbu X, maka rumus
resultan vektor komponen pada sumbu X  dan Y adalah sebagai berikut:

ΣF = F  cos α + F  cos α  + F  cos α  +……...+F  cos α


X  1 1  2 2 3 3 n n
ΣF = F  sin α + F  sin α  + F  sin α +……...+F  sin α
Y  1 1  2 2 3 3  n n

Jika nilai komponen vektor pada sumbu X dan sumbu Ysudah diketahui maka


nilai vektor Resultan dapat dicari dengan rumus:

Sedangkan arah resultan terhadap X positif (β) dapat dicari dengan rumus:

Demikianlah artikel tentang cara menentukan vektor resultan dengan metode


analisis atau penguraian. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih
atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
Resultan vektor adalah hasil penjumlahan dua buah vektor atau lebih. Ada
banyak metode yang bisa digunakan untuk menentukan resultan vektor, salah
satunya adalah metode segitiga. Namun metode segitiga hanya dapat
digunakan untuk menggambarkan resultan dari dua buah vektor saja
sedangkan jika vektornya banyak (lebih dari dua) maka metode segitiga tidak
dapat digunakan.

Lalu bagaimana caranya menentukan resultan dari vektor-vektor yang


jumlahnya lebih dari dua? Salah satu metode yang tepat untuk menentukan
resultan vektor yang jumlahnya lebih dari dua adalah metode poligon.
Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan metode poligon? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.

Apa itu metode poligon?


Metode poligon adalah cara menggambarkan penjumlahan tiga buah vektor
atau lebih dengan saling menghubungkan pangkal vektor ke ujung vektor yang
lain sedemikian rupa hingga vektor terakhir. Setelah itu ditarik garis lurus dari
pangkal vektor pertama menuju ujung vektor terakhir sehingga terbentuklah
bangun segi banyak atau poligon. Untuk lebih jelas mengenai metode ini,
perhatikan gambar tahapan menggambarkan resultan vektor dengan metode
poligon berikut.

Perlu kalian ingat bahwa dalam memindahkan pangkal vektor ke ujung yang
lain jangan mengubah besar dan arah vektornya, yang artinya panjang dan
arah anak panah harus tetap. Dari gambar di atas, kita dapat menuliskan
persamaa resultan hasil penjumlahan vektor A, B, C dan D adalah sebagai
berikut:
E = A + B + C + D …….….. pers. (1)
A = E − B − C − D ….…….. pers. (2)
A + B = E − C − D ….…….. pers. (3)
A + B + C = E − D ….…….. pers. (4)
E adalah vektor resultan dari penjumlahan vektor A, B, C dan D. Sama seperti
pada metode segitiga, untuk menentukan vektor mana yang termasuk resultan
dari penjumlahan beberapa vektor pada metode poligon, kita dapat
menggunakan trik berikut ini.
Vektor Resultan = ujung bertemu ujung dan pangkal bertemu
pangkal

Jadi pada metode poligon, untuk menentukan vektor mana yang termasuk
resultan adalah dengan melihat ujung dan pangkal vektor-vektor. jika ada
sebuah vektor yang ujungnya bertemu dengan ujung vektor yang lain dan
pangkal vektor tersebut bertemu dengan pangkal vektor yang lain maka vektor
itu adalah vektor resultan.

Kemudian untuk menuliskan rumus atau persamaan resultan vektornya, tulis


penjumlahan vektor dimulai dari vektor yang pangkalnya bertemu dengan
pangkal vektor yang menjadi resultannya. Untuk lebih memahami trik ini, coba
kalian perhatikan gambar berikut ini.

Pada penjumlahan vektor p, q, r, dan s, vektor yang pangkal dan ujungnya


bertemu dengan pangkal dan ujung vektor yang lainnya adalah vektor r.
sehingga dapat disimpulkan bahwa vektor r adalah vektor resultan. Untuk
menuliskan persamaan resultan vektornya, vektor pertama yang ditulis adalah
vektor r kemudian vektor yang kedua adalah vektor yang pangkalnya bertemu
dengan pangkal vektor resultan yaitu vektor s dan demikian seterusnya
sehingga persamaan resultannya dapat kita tulis sebagai berikut
r=s+p+q
Lalu jika kalian perhatikan lagi persamaan 3 dan 4 di atas. Vektor Resultan pada
persamaan tersebut bukan merupakan vektor tunggal seperti pada persamaan
1 dan 2, melainkan gabungan dari beberapa vektor.  Dengan menggunakan trik
yang sama kita masih bisa menentukan resultan vektor dan juga menuliskan
persamaannya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut ini.
Perhatikan gambar di atas, ujung vektor c bertemu dengan ujung vektor b dan
pangkal vektor d bertemu degan pangkal vektor e. Karena ujung bertemu
ujung dan pangkal bertemu pangkal maka bisa dikatakan vektor d dan c adalah
vektor resultannya. Dengan demikian, jumlah vektor d dan c sama dengan
jumlah vektor e, a dan b sehingga persamaan resultan vektornya dapat kita
tulis sebagai berikut.
d+c=e+a+b
untuk lebih paham mengenai cara menentukan resultan vektor dengan
menggunakan metode poligon perhatikan beberapa contoh soal beserta
pembahasannya berikut ini.

PERKALIAN VEKTOR
Perkalian vektor sebenarnya ada tiga jenis yaitu perkalian vektor dengan
skalar, perkalian titik, dan perkalian silang. Nah, pada kesempatan kali ini kita
akan mempelajari beberapa contoh soal tentang perkalian vektor silang (cross
product). Namun sebelum itu, kita ulas sedikit mengenai konsep perkalian
silang vektor berikut ini.

Perkalian Titik Vektor (Dot Product)


Perkalian titik antara dua vektor A dan vektor B merupakan besaran skalar
yang besarnya sama dengan hasil kali kedua vektor itu terhadap cosinus sudut
apitnya. Perhatikan gambar di bawah ini.
θ adalah sudut apit antara dua vektor. Perkalian titik antara vektor A dan B
dituliskan sebagai berikut.
A . B = |A||B| cos θ
Keterangan:
θ = sudut yang dibentuk oleh dua vektor A dan B dengan 0  ≤ θ ≤ 180 o o

|A| = besar vektor A


|B| = besar vektor B
AB cos θ = BA cos θ maka A . B = B . A. Perkalian titik dua vektor disebut juga
sebagai perkalian skalar.

Untuk memudahkan perhitungan perkalian titik dua vektor, perlu dipahami


sifat-sifat perkalian titik sesama vektor. Perkalian titik antara dua vektor satuan
akan bernilai satu jika kedua vektor tersebut sejenis dan bernilai nol jika kedua
vektor tersebut tidak sejenis.
i . i = j . j = k . k = (1) (1) cos 0  = 1 o

i . j = i . k = j . k = (1) (1) cos 90  = 0 o

Sudut antara vektor satuan i dan i adalah 0  maka (i) (i) cos 0  = 1, sedangkan
o o

sudut antara vektor satuan i dan j adalah 90  maka (i) (j) cos 90  = 0. Ketentuan
o o

ini memenuhi sifat perkalian titik sesama vektor. Secara matematis, perkalian
titik vektor A dan B dapat diperoleh sebagai berikut.
A . B = (A i + A j + A k) . (B i + B j + B k)
x y z x y z

A . B = A B  + A B  + A B
x x y y z z
Contoh Soal:
Vektor gaya dan perpindahan mempunya persamaan F = (i + j + k) N dan s = (3i
+ 4j + 6k) m. tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya!
Penyelesaian:
Diketahui:
F = (i + j + k)
s = (3i + 4j + 6k)
ditanya: usaha (W)
Jawab:
Usaha merupakan hasil perkalian titik antara gaya dengan perpindahan, jadi
W=F.s
W = (i + j + k) . (3i + 4j + 6k)
W = (1)(3) + (1)(4) + (1)(6)
W=3+4+6
W = 13
Jadi usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut adalah 13 joule.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Tentukan hasil perkalian titik antara dua vektor satuan A = 2i + 3j + 5k dan B
= 4i + 2j – k
Jawab:
A . B = A B  + A B  + A B
x x y y z z

A . B = (2)(4) + (3)(2) + (5)(-1)


A . B = 8 + 6 – 5
A.B=9

2. Balok yang berada pada bidang datar licin ditarik oleh gaya 200 N dengan
arah membentuk sudut 60  terhadap arah horizontal seperti pada gambar di
o

bawah ini.
Pada saat balok berpindah 8 m maka tentukan usaha yang dilakukan oleh gaya
F.
Penyelesaian:
Usaha dapat didefinisikan sebagai perkalian titik gaya yang bekerja selama
perpindahannya dengan perpindahannya tersebut. Berarti dapat diperoleh
hubungan sebagai berikut.
W=F.s
W = |F||s| cos 60 o

W = (200)(8)( / ) 1
2

W = 800 joule
Usaha merupakan besaran skalar.

3. Tentukanlah hasil perkalian titik antara dua vektor satuan A = i + 2j + 3k dan


B = 3i + 2j – k
Jawab:
A . B = A B  + A B  + A B
x x y y z z

A . B = (1)(3) + (2)(2) + (3)(-1)


A . B = 3 + 4 – 3
A.B=4

4. Diketahui 2 buah vektor yaitu sebagai berikut


a = 4i + 3j – k
b = -i – 2j + 3k
Hitunglah sudut antara vektor a dan vektor b.
Penyelesaian:
Besar vektor a adalah sebagai berikut.
|a| = √[(4)  + (3)  + (-1) ]
2 2 2

|a| = √(16 + 9 + 1)
|a| = √26

Besar vektor b adalah sebagai berikut


|b| = √[(-1)  + (-2)  + (3) ]
2 2 2

|b| = √(1 + 4 + 9)
|b| = √14

Besar perkalian titik vektor a . b adalah sebagai berikut.


a . b = A B  + A B  + A B
x x y y z z

a . b = (4)(-1) + (3)(-2) + (-1)(3)


a . b = -4 – 6 – 3
a . b = -13
Karena perkalian titik menghasilkan besaran skalar, maka nilai perkalian titik
harus selalu positif, sehingga
a . b = 13
Dengan menggunakan perkalian titik, maka sudut antara vektor a dan b adalah
sebagai berikut.
a . b = |a||b| cos θ
13 = (√26)(√14) cos θ
13 = √364 cos θ
13 = 19 cos θ
cos θ = 13/19
cos θ = 0,68
θ = arc cos 0,68
θ = 47 o
5. Diketahui vektor a, b, dan c seperti pada gambar di bawah ini. Besar vektor-
vektor tersebut masing-masing 3, 4, dan 5 satuan. Tentukanlah:
a) a . b
b) a . c
c) b . c

Jawab:
a) a . b = |a||b| cos γ
⇒ a . b = (3)(4) cos 90 o

⇒ a . b = (12)(0)
⇒ a . b = 0

b) a . c = |a||c| cos (180  – β) o

⇒ a . c = |a||c| (-cos β)


⇒ a . c = (3)(5)(- / )
3
5

⇒ a . c = (15)(- / )
3
5

⇒ a . c = -9

c) b . c = |b||c| cos (180  – α) o

⇒ b . c = |b||c| (-cos α)


⇒ b . c = (4)(5)(- / )
4
5

⇒ b . c = (20)(- / )
4
5

⇒ b . c = -16
6. Diketahui tiga vektor berikut.
x = 2i + 3j
y = 3i + 2j
z=i+j+k
Hitunglah:
a) x . x
b) (x + y) . z
Jawab:
a) x . x = (2i + 3j) . (3i + 2j)
⇒ x . x = (2)(3) + (3)(2)
⇒ x . x = 6 + 6
⇒ x . x = 12

b) Pertama kita tentukan dahulu operasi penjumlahan yang berada di dalam


tanda kurung, yaitu sebagai berikut.
⇒ x + y = (2i + 3j) + (3i + 2j)
⇒ x + y = 5i + 5j
Lalu hasilnya kita kalikan dengan vektor z, yaitu sebagai berikut.
(x + y) . z = (5i + 5j) . (i + j + k)
(x + y) . z = (5)(1) + (5)(1) + (0)(1)
(x + y) . z = 5 + 5 + 0
(x + y) . z = 10

Perkalian Silang Vektor (Cross Product)


Untuk mendefinisikan perkalian silang, perhatikan gambar di bawah ini.
Perkalian silang vektor A dan B atau dituliskan A × B didefinisikan sebagai
perkalian vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus vektor A.
Berdasarkan gambar di atas, komponen vektor yang tegak lurus dengan vektor
A adalah B sin α. Dari definisi ini, hasil perkalian silang A dan B dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.
A×B=C
|A × B| = |A||B| sin α

Hasil dari perkalian titik adalah sebuah skalar, sedangkan hasil dari perkalian
silang adalah sebuah vektor lain (misal C) yang mempunyai arah tegak lurus
pada bidang yang dibentuk oleh A dan B. Arah vektor C adalah sesuai dengan
aturan atau kaidah tangan kanan di mana ujung vektor A menuju ujung vektor
B searah dengan lipatan keempat jari ketika arah jempol menunjukkan arah
A × B. Perhatikan gambar di bawah ini.
Pada perkalian silang vektor, tidak berlaku sifat komutatif sehingga
A × B ≠ B × A. Akan tetapi, berlaku sifat anti-komutatif, yaitu A × B = −B × A.
Untuk menentukan nilai resultan vektor dan persamaan perkalian vektor,
dapat digunakan sifat-sifat perkalian silang sesama satuan, antara lain:
■ Perkalian silang antara dua vektor satuan yang sama besar dan searah
bernilai nol.
■ Perkalian antara dua vektor satuan yang berbeda akan bernilai positif jika
searah jarum jam, sebaliknya akan bernilai negatif jika arahnya berlawanan
dengan arah jarum jam.
Agar lebih mudah memahami sifat tersebut, perhatikan siklus perkalian silang
berikut ini.

Kalian dapat menggunakan sifat perkalian silang untuk menentukan besar


perkalian silang sesama vektor satuan melalui sudut 0 ≤ θ ≤ 180 . o

1. Jika kedua vektor saling tegak lurus maka θ = 90 , i × j = k o

2. Jika kedua vektor sama dan segaris maka θ = 0, i × i = 0

Dari sifat-sifat perkalian silang vektor satuan di atas, kita dapat menentukan
besar dan arah vektor dari hasil perkalian silang A dan B. Jika vektor A
dinyatakan dengan persamaan A = A i + A j + A k dan vektor B yang dinyatakan x y z

dengan persamaan B = B i + B j + B k, maka hasil A × B dapat dicari sebagai


x y z

berikut.
A × B = (A i + A j + A k) × (B i + B j + B k)
x y z x y z

A × B = Ai ×Bi +Ai × Bj + Ai × Bk +Aj × Bi +Aj × Bj + Aj × Bk


x x x y x z y x y y y z

+ Ak × Bi + Ak × Bj + Ak × Bk
z x z y z z

karena i × i = j × j = j × k = 1 × 1 sin 0  = 0 maka o

A × B = 0 +Ai × Bj + Ai × Bk +Aj × Bi +0 +Aj × Bk +Ak × Bi +


x y x z y x y z z x

Ak ×Bj+0
z y
A × B = Ai ×Bj +Ai ×Bk +Aj × Bi +Aj × Bk +Ak × Bi +Ak ×Bj
x y x z y x y z z x z y

dengan menggunakan siklus perkalian silang maka


A × B = A B k – A B j – A B k + A B i + A B j – A B i
x y x z y x y z z x z y

A × B = (A B - A B )i + (A B - A B )j + (A B  - A B )k
y z  z y z x  x z x y y x

Cara lain yang lebih sederhana untuk mengingat rumus perkalian silang dua
vektor satuan A dan B, yaitu dengan menggunakan metode determinan. Untuk
determinan matriks 3 × 3, dapat digunakan metode berikut ini.

A × = i A B  + j A B  + k A B  – k A B  – i A B  – j A B


y z z x x y y x z y x z

B
A × = (A B – A B )i + (A B – A B )j + (A B  – A B )k
y z  z y z x  x z x y y x

Definisi dan Rumus Perkalian Silang Dua Vektor


Pada dasarnya, perkalian vektor itu dibedakan menjadi dua, yaitu perkalian
antara vektor dengan skalar dan perkalian antara vektor dengan vektor. Lalu
perkalian antara vektor dengan vektor dibedakan menjadi dua jenis yaitu
perkalian titik (dot product) atau sering disebut dengan perkalian skalar dan
perkalian silang (cross product). Perkalian silang inilah yang sejatinya disebut
sebagai perkalian vektor. Mengapa demikian? Untuk mengetahui jawabannya
simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Perkalian silang atau cross product  dua buah vektor, misalkan antara
vektor A dan vektor B yang dituliskan sebagai A × B didefinisikan sebagai
perkalian antara vektor A dengan komponen vektor B yang tegak lurus
vektor A. Pada gambar di atas, komponen vektor B yang tegak lurus
vektor A adalah B sin α. Dari definisi tersebut, secara matematis perkalian
silang  antara vektor A dan B dapat dituliskan dengan rumus atau persamaan
sebagai berikut:

A × B = C
|A × B| = AB sin α

Keterangan:
α = sudut yang dibentuk oleh vektor A dan B dengan 0o ≤ 𝛼 ≤ 180o
C = vektor lain hasil perkalian silang antara vektor A dan B
|A x B| = besar vektor hasil perkalian silang antara vektor A dan B

Dari persamaan perkalian silang di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil


perkalian silang dua buah vektor adalah sebuah vektor baru yang arahnya
tegak lurus pada bidang yang dibentuk oleh dua vektor tersebut. Simbol dari
perkalian silang adalah “×” (baca: cross). Karena hasil perkalian silang adalah
vektor maka perkalian silang atau cross product  disebut juga dengan perkalian
vektor atau vector product. Untuk menentukan arah vektor hasil perkalian
silang dapat digunakan aturan tangan kanan sebagai berikut.

Dengan menggunakan kaidah tangan kanan, arah vektor C hasil perkalian A


terhadap B atau dapat kita tulis C = A × B adalah tegak lurus ke atas tidak
menembus bidang yang dibentuk vektor A dan B. Perkalian vektor A × B
ditunjukkan pada arah lipatan empat jari yaitu dari A ke B. Sedangkan ibu jari
menunjukkan arah vektor C hasil perkalian antara vektor A terhadap vektor B.
Konsep yang sama juga berlaku pada perkalian vektor B terhadap A.

Arah vektor C hasil perkalian B terhadap A atau kita tulis sebagai C = B× A
adalah tegak lurus ke bawah menembus bidang yang dibentuk vektor A dan B.
Perkalian vektor B × A ditunjukkan pada arah lipatan empat jari dari gengaman
tangan kanan yang dibalik ke bawah yang menunjukkan arah dari B ke A. Dan
ibu jari menunjukkan arah vektor C hasil perkalian antara vektor B terhadap A.

Di dalam perkalian silang (cross product) antara dua vektor ada beberapa point
penting yang perlu kalian ingat. Point-point penting tersebut adalah sebagai
berikut.
1 Pada perkalian silang tidak berlaku sifat komutatif sehingga
A x B ≠ B x A
2 Pada perkalian silang berlaku sifat anti komutatif yaitu
A x B = - B  x A
3 Jika kedua vektor A dan B saling tegak lurus (𝛼 = 90 ) maka o

|A x B| = AB → sin  90  = 1 o

4 Jika kedua vektor A dan B searah (𝛼 = 0 ) maka o

|A x B| = 0 → sin  0  = 0
o

5 Jika kedua vektor A dan B berlawanan arah (𝛼 = 180 ) maka o

|A x B| = 0 → sin  180  = 0o

Perkalian Silang Pada Vektor Satuan


Terdapat dua konsep perkalian silang pada vektor satuan yang perlu kalian
pahami. Konsep pertama adalah perkalian silang antara vektor satuan yang
sejenis (ex. i × i), dimana hasil perkalian silang untuk vektor-vektor yang
sejenis, hasilnya adalah nol. Perhatikan perhitungannya berikut ini.
i × i = 1.1 sin 0  = 0
o

j × j = 1.1 sin 0  = 0


o

k ×  k = 1.1 sin 0   = 0


o

Dan konsep yang kedua adalah perkalian silang antara vektor satuan yang tidak
sejenis (ex. i × j), dimana hasil dapat ditentukan dengan menggunakan siklus
perkalian silang vektor satuan seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut
ini.

Dengan menggunakan konsep perkalian silang antara vektor satuan sejenis dan
juga siklus perkalian silang di atas, kita dapat menentukan hasil perkalian silang
dua vektor satuan dengan sangat mudah. Misalkan terdapat dua vektor berikut
ini.
A = A i + A j + A k
x y z

B = B i + B j + B k


x y z

Hasil perkalian silang antara vektor A dan B adalah sebagai berikut


A × B = (A i + A j + A k) x (B i + B j + B k)
x y z x y z

A × B = A i  x B i + A i x B j + A i  x  B k + A j  x  B i + A j x B j + A j  x B k + A kx B
x x x y x z y x y y y z z

+ A k x  B j + A k  x B k


z y z z

→  karena i x  i = j x  j = j  x k = 1x1 sin 0  = 0 maka o

A × B = 0  + A i  x  B j + A i  x B k + A j  x B i + 0 + A j  x  B k + A k x B i + A k xB j +
x y x z y x y z z x z y

A × B = A i  x B j + A i  x  B k +  A j x  B i + A j  x B k + A k x  B i + A k x B j
x y x z y x y z z x z y

→  dengan menggunakan siklus perkalian silang maka

A × B = A B k  – A B j – A B k + A B i + A B j  – A B i


x y x z y x y z z x z y

A × B = (A B - A B )i + (A B - A B )j  + (A B  - A B )k


y z  z y z x  x z x y y x

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa hasil perkalian silang antara dua
vektor satuan dalam sistem koordinat tiga dimensi (x,y,z)adalah sebagai
berikut:
A = A i  + A j + A k
x y z

B = B i  + B j + B k
x y z

maka

A × B = (A B - A B )i + (A B - A B )j  + (A B  - A B )k


y z  z y z x  x z x y y x

Jika kalian masih merasa kesulitan dalam menghitung perkalian silang vektor
satuan dengan menggunakan siklus di atas, ada cara lain yang lebih mudah dan
simple dalam mencari hasil perkalian silang dua vektor satuan. Cara tersebut
adalah dengan menggunakan metode determinan. Dengan menggunakan
metode ini, kalian tidak perlu repot-repot menghafal rumus di atas. Perhatikan
bagan berikut ini.

Dengan menggunakan metode determinan tersebut, maka hasil perkalian


silang antara vektor A dan vektor B di atas adalah sebagai berikut.
A × B = i A B  +  j A B  + k A B  – k A B  – i A B  – j A B
y z z x x y y x z y x z

A × B = (A B – A B )i + (A B – A B )j + (A B  – A B )k


y z  z y z x  x z x y y x

Bagaimana? Lebih simple dan mudah dengan metode determinan bukan? Cara
ini merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam menghitung perkalian
silang dua vektor satuan.

Sifat-Sifat Perkalian Silang Vektor


Jika A, B dan C adalah sembarang vektor dan k ∈ R adalah skalar, maka sifat
perkalian silang antara vektor vektor tersebut adalah sebagai berikut.
Perkalian silang memiliki sifat antikomutatif, yaitu

A × B ≠ B × A
Perkalian silang memiliki sifat asosiatif, yaitu

k(A × B) = (kA) × B = A × (kB)
Dan terakhir, perkalian silang memiliki sifat distributif, yaiut
A × (B + C) = (A × B) + (A × C)
(A + B) × C = (A × C) + (B × C)

 
Contoh Soal Perkalian Silang Dua Vektor dan
Pembahasan
Untuk lebih memahami penerapan rumus perkalian silang dua buah vektor,
silahkan kalian pahami beberapa contoh soal perkalian silang dua buah vektor
beserta pembahasannya berikut ini.

Contoh Soal #1

Vektor A = 10 N dan vektor B = 20 cm, satu titik tangkap dan saling

mengapit sudut 30° satu dengan lain. Tentukan hasil perkalian silang

vektor A dan B.

Penyelesaian:

A × B = AB sin α

A × B = 10 N. 20 cm . sin 30°

A × B = 10 N. 20 cm . ½

A × B = 100 Nm

Anda mungkin juga menyukai